KONSEP DASAR MANAJEMEN DAN MANAJEMEN
BK
PAPER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen & Penyusunan Program
Dosen pengampu: Muslikah, S.Pd.,M.Pd
Oleh
M. Saiful Adib 1301412055
Susilowati 1301412079
Yenni Rakhmi K 1301412081
Dani Susanta 1301412095
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
A. Pengertian Manajemen
Dalam Sugiyo (2011:27), Kata manajemen berasal dari bahasa inggris “to manage” yang berarti mengelola. Kata mengelola mempunyai makna yang luas seperti mengatur, mengarahkan, mengendalikan, melaksanakan serta memimpin. Kata manajemen itu sendiri akan berkaitan dengan bidangnya, contohnya manajemen di sekolah dinamakan manajemen sekolah, manajemen dalam pemerintah dinamakan manajemen pemerintaha, dan sebagainya. Dalam bimbingan dan konseling dinamakan manajemen bimbingan dan konseling.
Menurut Hersey dan Blanchard dalam Sugiy (2011), mengemukakan manajemen sebagai “management is working with and trought individuals and growth to accomplish rganizational goals”. Sedangkan menurut Stoner dalan Sugiyo (2011), mengemukakan bahwa manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Konsep manajemen dapat dipandang dari beberapa segi yaitu sebagai berikut:
3. Manajemen sebagai proses: dalam manajemen terdapat kegiatan atau proses yang bersifat manajerial dan operatif yang dilakukan secara sistematis dan terpadu untuk mencapai tujuan.
Konsep dari manajemen bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan pengelolaan, yaitu suatu kegiatan yang diawali dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakkan sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
B. Tujuan Manajemen
Manajamen dilaksanakan sistematis agar dapat mencapai produktivitas, berkualitas, efektif, dan efisien. Aktivitas manajemen dikatakan baik apabila menghasilkan output atau keluaran baik bersifat kualitas maupun kuantitas.
Dalam dunia pendidikan kuantitas dapat diamati melalui jumlah tamatan yang dihasilkan. Sedangkan produktivitas dalam kualitas sukar diukur dengan kasad mata namun demikian dapat berupa pujian dari oranglain atas kinerjanya.
C. Fungsi Manajemen
Para pakar manajemen seprti Fayol, Taylor, Terry mengemukakan bahwa fungsi manajemen sekurang-kurangnya mencakup empat hal yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Menurut Kauffman (1972:38) dalam Sugiyo (2011), Perencanaan adalah suatu proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicpai dan menetapkan jalan serta sumber yang untuk mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien mungkin. Sedangkan menurut Fattah (1996) dalam Sutomo dkk. (2007), mengemukakan bahwa Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan. Kegiatan dimaksud meliputi: (a) perumusan tujuan yang ingin dicapai; (b) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu; (c) identifikasi dan pengarahan sumber sumber yang selalu terbatas.
Dalam Sugiyo (2011:30) perencanaan merupakan aktvitas atau keputusan apapun yang diputuskan dalam suatu organisasi dalam jangkan waktu tertentu agar roda organisasi berjalan secara efektif dan efisien.
Untuk mencapai kegiatan perencanaan dengan baik, maka Suherman (2010) dalam Sugiyo (2011:31) mengemukakan bahwa dalam proses perencanaan hendaknya menyuguhkan informasi yang lengkap dan menyeluruh bagi semua personel yang terlibat, terutama tentang:
a. Tujuan-tujuan dan cara-cara atau strategi mencapai tujuan
b. Pedoman bagi semua personil yang terlibat dalam menjalankan tugas organisasi
c. Alat pengawasan terhadap pelaksanaan program
e. Batas-batas kewenangan dan tanggungjawab setiap personil
f. Kinerja atau tolok ukur prestasi organisasi
Berdasarkan pendapat Suherman diatas, maka perencanaan yang handal meliputi:
Memberikan rujukan bagi setiap anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan organisasi secara konsisten berdasarkan prosedur untuk mencapai tujuan organisasi.
Memungkinkan adanya penyesuaian antara kondisi internal dan eksternal organisasi
Memberikan manfaat dalam sumber daya keuangan yaitu menghindari pemborosan
Tahap-tahap perencanaan sebagai berikut:
1) Menetapkan serangkaian tujuan
Suatu kegiatan dalam organisasi memutuskan tujuan-tujuan yang spesifik sehingga mempunyai pedoman mengenai apa yang akan dilaksanajan agar terfokus pada tujuan yang telah ditetapkan.
2) Menentukan situasi sekarang
Suatu kegiatan untuk mengidentifikasi kondisi dan fakta saat inin dan kondisi tersebut akan dikembangkan. 3) Menentukan bantuan dan rintangan
Melalui perencanaan yang matang dan pasti memberikan arah kegiatan-legiatan apa saja yang hendaknya diprogramkan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian (organizing)
Dalam Sutomo dkk. (2007), Dalam kajian managemen,istilah pengorganisasian di gunakan untuk menunjukan hal-hal sebagai berikut:
Cara manager merancang struktur formal untuk penggunaan sumber daya-sumber daya keuangan,phisik,bahan baku,dan tenaga kerja organisasi yang paling efektif.
Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan kegiatanya,di mana setiap pengelompokan di ikuti dengan penugasan seorang manajer di beri wewenang untuk mengawasi anggota anggota kelompok.
Hubungan-hubungan antara fungsi,jabatan,dan tugas para karyawan.
Cara manajer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam organisasi-nya dan mendelegasikan wewenang yang di perlukan untuk mengerjakan tugas.
Dalam Sutomo (2007:13), Handoko (1992:168) menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisai dapat dicapai dengan efisien.
Pengarahan juga sering disebut sebagai penggerakan yaitu merupakan upaya manajer untuk memotivasi para personil atau anggota organisasi berusaha dnegan sepenuh hati utnuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi. Pengarahan atau penggerakan merupakan suatu aktivitas manajemen yang sangat mendasar karena dengan pengarahan dapat memberikan kontribusi pada setiap anggota organisasi.
Seorang manajer atau pemimpin dalam melaksanakan tugasnya hendaknya mempunyai sifat yang humanis. Mengacu pada sifat humanistik tersebut maka seorang manajre atau pemimin dalam aktivitas sebagai penggerak organisasi sekurang-kurangnya memiliki kompetensi:
Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif
Mensinkronkan antara tujuan anggota organisasi dnegan tujuang masing-masing anggota organisasi
Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara pimpinan dan bawahan dimana hubungan tersebut bersifat hubungan yang saling menghargai dan membutuhkan
Tidak kaku atau menganggap bawahan sebagai mesin
Mengoptimalkan potensi bawahan
Menghargai prestasi bawahan
Memberikan imbalan atau bonus sesuai dnegan jasa yang diberikan
4. Pengawasan (Controlling)
Dalam Sutomo (2007:17) mengemukakan bahwa pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Proses dasar pengawasan terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1) Penentuan standar hasil kerja
Standar hasil pekerjaan merupakan hal yang amat penting ditentukan karena terhadap standar itulah hasil pekerjaan dihadapkan dan diuji. Tanpa standar yang ditetapkan secara rasional dan obyektif manajer dan para pelaksana riak akan mempunyai kriteria terhadap mana hasil pekerjaan dibandingkan sehingga dapat mengatakan bahwa hasil uang dicapai memenuhi tuntutan rencana atau tidak.
Standar hasil itu dapat bersifat fisik, misalnya dalam arti kuantitas barang yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, jumlah jam kerja yang digunakan, kecepatan penyelesaian tugas, jumlah atau tingkat penolakan terhadap barang yang dihasilkan dan sebagainya.Dalam melakukan pengawasan, hal-hal yang bersifat keperilakuan pun harus diukur seperti kesetiaan, semangat kerja, disiplin dan sebagainya.
Pengukuran prestasi kerja terdiri dari dua jenis, yaitu yang relatif mudah dan yang sukar.Ada berbagai prestasi kerja yang relatif mudah diukur karena standar yang harus dipenuhi pun bersifat konkret.Pengukuran yang relatif mudah itu biasanya berlaku bagi prestasi kerja yang hasilnya konkret dan pekerjaan yang dilakukan pun biasanya bersifat teknis.Yang kedua adalah pengukuran yang relatif sukar dilakukan karena standar yang harus dipenuhi pun tidak selalu dapat dinyatakan secara konkret.
3) Koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi.
Meskipun bersifat sementara, tindakan korektif terhadap gejala penyimpangan, penyelewengan, dan pemborosan harus bisa diambil. Misalnya, apabila menurut pengamatan selesainya proses produksi tertentu akan lebih lama dibandingkan dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam rencana, manajer penanggung jawab kegiatan tersebut harus dapat mengambil tindakan segera, umpamanya dengan menambah orang, memperbaiki mekanisme kerja dan tindakan lain yang sejenis.
D. Prinsip Manajemen
pengelolaan, mengutamakan tugas pengelolaan, kerjasama, dan kepemimpinan yang efektif. Secara singkat dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Prinsip efisiensi adalah kegiatan yang dilakukan dengan modal yang minimal dapat memberikan hasil yang optimal.
2. Prinsip efektivitas adalah apabila terdapat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan.
3. Prinsip pengelolaan maksudnya adalah bahwa dalam aktivitas manajemen seorang manajer harus dapat mengelola sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun non manusia.
4. Prinsip mengutamakan tugas pengelolaan, artinya apabila seorang manajer dihadapkan pada dua tugas yang satu bersifat manajerial dan satu bersifat operatif maka harus diutamakan kegiatan yang bersifat manajerial, sedangkan yang bersifat operatif diserahkan orang lain sesuai dengan bidangnya.
5. Prinsip kerjasama, artinya bahwa seorang manajer harus mampu menciptakan suasana kerjasama dengan berbagai pihak baik kerjasama yang bersifat vertical maupun kerjasama yang bersifat horizontal.
F.W. Taylor mengemukakan asas-asas manajemen, yakni sebagai berikut : 1. Pengembangan metode-metode kerja yang baik
2. Pemilihan serta pengembangan para pekerja.
3. Usaha untuk menghubungkan serta mempersatukan metode kerja yang terbaik dan para pekerja yang terpilih dan terlatih.
4. Kerjasama yang harmonis antara manajer dan non-manajer, meliputi pembagian kerja dan tanggung jawab manajer untuk merencanakan pekerjaan.
F. Ruang Lingkup Manajemen
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyo. 2011. Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Semarang: Widya Karya.