• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ringkasan Eksekutif Penyusunan Dokumen K"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pembangunan nasional selama ini diakui belum sepenuhnya

mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat

di daerah secar a merata. Telah terjadi ketimpangan pembangunan

antar wilayah terutama terjadi antara Jawa–luar Jawa, antara

Kawasan Barat Indonesia (KBI)–Kawasan Timur Indonesia (KTI),

serta antar kota-kota dan antara kota–desa. Ketimpangan ini

mengakibatkan sebagian daerah masyarakatnya kurang tersentuh

oleh program–program pembangunan secara menyeluruh sehingga

akses terhadap pusat pelayanan sosial, pusat kegiatan sosial

ekonomi dan politik menjadi terbatas. Ketimpangan wilayah yang

terjadi selama ini merupakan ketimpangan yang disebabkan oleh

ketidakmerataan pembangunan antar wilayah administratif

pemerintahan kecamatan, desa, wilayah yang dinilai strategis dilihat

dari aspek sosial, budaya, politik maupun dari aspek ekonomi.

Ketertinggalan pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari

akibat belum berkembangnya pembangunan pada wilayah-wilayah

strategis dan cepat tumbuh. Karena secara konseptual peran wilayah

strategis dan cepat tumbuh diharapkan dapat mendorong atau

menghela perekonomian di wilayah-wilayah sekitarnya. Namun, pada

tataran pelaksanaannya pengembangan wilayah-wilayah strategis

dan cepat tumbuh dalam kerangka percepatan pemerataaan

pembangunan daerah di seluruh Indonesia, banyak ditemukan

berbagai kendala dan permasalahan yang mengakibatkan

wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh belum berperan optimal. Wilayah

strategis dan cepat tumbuh yang merupakan pusat-pusat

pertumbuhan dan didukung rencana pengembangan pelabuhan

termasuk kegiatan bongkar muat barang jasa dan industri dan

kegiatan perikanan mengakibatkan dengan pertumbuhan wilayah ini

sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan

perkembangan kegiatan fisik dan non fisik yang tentunya akan

menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negatif bagi

wilayah. Perkembangan kegiatan ini akan mempengaruhi kebutuhan

terhadap perkembangan wilayah.

Dalam mempercepat proses industrialisasi pada wilayah

strategis dan cepat tumbuh, untuk menjawab tantangan dari dampak

negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia, serta

mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang,

pembangunan industri nasional memerlukan arahan dan kebijakan

yang jelas. Kebijakan yang mampun menjawab pertanyaan, arah dan

bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun jangka

panjang. Berawal dari suatu pendekatan, prinsip pelaksanaan

pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh, hanya

(2)

2

bermuara pada dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan

kewilayahan, yang diterjemahkan ke dalam berbagai bentuk

kebijakan dan program seperti : pengembangan kawasan berikat,

kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas, Kawasan Ekonomi

Khusus Indonesia (KEKI); dan peterjemahan pendekatan

pembangunan wilayah cepat tumbuh seperti : KSP, Kawasan

Andalan atau KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu),

Kawasan Agropolitan, KIMBUN, KUNAK, Sentra Industri skala UKM,

dan masih banyak lagi yang sejenis.

Penetapan kawasan strategis dan cepat tumbuh Provinsi

Kalimantan Tengah sebagai kawasan terpadu yang siap menerima

pembangunan menjadi hal yang layak untuk dikembangkan sebagai

motor penggerak bagi pembangunan wilayah yang lebih luas. Untuk

itu, kebijaksanaan tata ruang yang melandasinya selain dari aspek

normatif, yaitu elaborasi dari materi RTRWN, RTRWP dan RTRWK,

juga didasari oleh profil investasi sebagai aspek pasar (market) yang

menjadi motor penggeraknya secara ekonomi. Kawasan strategis

dan cepat tumbuh ini akan bertindak sebagai pusat pertumbuhan di

dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah sekaligus berinteraksi

dengan pusat-pusat di luar wilayah Provinsi Kalimantan Tengah

secara lebih luas. Pengembangan Kawasan strategis dan cepat

tumbuh tersebut didasarkan pada potensi sumberdaya alam dan

peluang pengembangan kawasan, sebagai salah satu sektor yang

menjadi tumpuan perekonomian.

1. Ruang Lingkup Penyusunan Standarisasi Input Data Geodatabase

Kabupaten Kutai Kartanegara

Ruang lingkup wilayah dalam kegiatan penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 2 (dua) ruang lingkup, yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup kegiatan.

Ruang lingkup wilayah merupakan gambaran batasan wilayah kegiatan yang menjadi lokasi kegiatan. Lokasi kegiatan yang masuk kedalam wilayah perencanaan yaitu Provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 14 (empat belas) kabupaten, yaitu; (1) Kotawaringin Barat; (2) Kotawaringin Timur; (3) Kabupaten Kapuas; (4) Kabupaten Barito Selatan; (5) Kabupaten Barito Utara; (6) Kabupaten Sukamara, (7) Kabupaten Lamandau, (8) Kabupaten Seruyan, (9) Kabupaten Katingan, (10) Kabupaten Pulang Pisau, (11) Kabupaten Gunung Mas, (12) Kabupaten Barito Timur, (13) Kabupaten Murung Raya, (14) Kabupaten Palangkaraya.

(3)

3

2. Metodologi

Metode dalam kegiatan Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi Kalimantan Tengah ini melalui beberapa tahapan, antara lain; (1) tahap persiapan; (2) tahap survey dan kompilasi data; (3) tahap analisa; (4) tahan rencana.

(4)

4

1. Kondisi Fisik Dasar Provinsi Kalimantan Tengah

Kondisi fisik wilayah Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas daerah pesisir pantai serta rawa yang mendominasi wilayah bagian selatan sepanjang ± 750 km pantai laut Jawa, yang membentang dengan arah timur ke barat dengan ketinggian antara 0 – 50 meter di atas permukaan laut (dpl) dan tingkat kemiringan antara 0% – 8%. Sementara itu, wilayah daratan dan perbukitan berada pada bagian tengah dan kawasan pegunungan yang berada di bagian utara dan barat daya dengan ketinggian 50 – 100 dpl serta tingkat kemiringan rata-rata sebesar 25%.

Tabel 1. Penyebaran dan Luas Wilayah Daratan Provinsi Kalimantan Tengah

KELAS KETINGGIAN (M DPL)

LUAS KELAS KETINGGIAN (M DPL)

(HA) PROPORSI (%)

0 –7 2.109.761 13,71 0 –7

7 – 25 2.269.717 14,75 7 – 25

Tabel 2. Kemiringan Wilayah Daratan Provinsi Kalimantan Tengah

No Kelas Lereng Luas

(%) (Ha) (%)

1 0 – 2 4.955.715 32,21

2 2 – 15 4.449.227 28,92

3 15 – 40 4.422.637 28,75

4 >40 1.556.672 10,12

Total 15.384.251 100,00

a. Fisografi

Provinsi Kalimantan Tengah terdiri atas 6 wilayah yang didominasi oleh daratan perbukitan pedalaman rendah

Tabel 3. Wilayah Fisiografi Provinsi Kalimantan Tengah

No Wilayah Luas (km2)

1. Daratan rendah pesisir 36.870

2. Undak-undak pedalaman 37.310

3. Dataran dan perbukitan pedalaman 57.363

4. Pegunungan Schwaner 9.000

5. Pegunungan Muller 11.000

6. Pegunungan Meratus 2.300

Total 153.843

b. Jenis Tanah

Tabel 4. Jenis Tanah Provinsi Kalimantan Tengah

No Jenis Tanah Luas

(Ha) (%)

1 Podsolik Merah Kuning 6.033.693 39,22

2 Orgnosal 2.534.766 16,48

3 Laterit 2.118.460 13,77

4 Regosol 1.484.845 9,65

5 Alluvial 1.456.343 9,47

6 Podsol 1.072.992 6,97

7 Lithosol dan 413.793 2,69

8 Latosol 269.360 1,75

Total 15.384.251 100,00

(5)

5

c. Iklim

Tabel 5. Kondisi Curah Hujan Tahunan di Provinsi Kalimantan Tengah

T

Berdasar pada hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk yang terdapat di wilayah provinsi ini sebesar 2.212.089 jiwa. Jumlah penduduk ini mengalami peningkatan yang relatif konstan setiap tahunnya

Gambar 2. Rasio Jenis Kelamin Provinsi Kalimantan Tengah

2. Kondisi Fasilitas

a. Fasilitas Pendidikan

Tabel 6. Persebaran Fasilitas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah

KABUPATEN/KOTA TK SD SMP SMU SMK

Tabel 7. Persebaran Fasilitas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah

(6)

6

Tabel 8. Persebaran Fasilitas Peribadatan Provinsi Kalimantan Tengah

(7)

7 Kawasan cepat tumbuh merupakan wilayah yang mengalami

pertumbuhan lebih tinggi dari wilayah lainnya dengan parameter penentu kawasan cepat tumbuh adalah:

1. Perbandingan jumlah penduduk di dalam suatu kawasan pada kurun waktu tertentu dengan tahun terkahir yang sangat dominan.

2. Kondisi strategis kawasan yang ditandai oleh perkembangan ketersediaan fasilitas ekonomi terutama yang mampu berfungsi sebagai pembangkit kegiatan lainnya.

3. Peningkatan ketersediaan sistem sarana dan prasarana. 4. Terjadinya peralihan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi

kawasan permukiman secara dominan.

1. Perkembangan Penduduk

Suatu wilayah mengalami proses cepat tumbuh apabila pertumbuhan penduduknya lebih dari 3.6% per tahunnya (Achmad Nurmandi, 1999;5) sehingga perkembangan penduduk di Propinsi Kalimantan Tengah yang ditunjukkan pada tabel dapat diketahui wilayah yang termasuk dalam wilayah cepat tumbuh adalah sebagai berikut:

a. Kotawaringin Barat yang memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar 4.24% dengan kepadatan penduduk sebesar 44 jiwa/km2.

b. Kotawaringin Timur yang memiliki laju pertumbuhan peduduk sebesar 3.67% dengan kepadatan penduduk sebesar 22.3 jiwa/km2.

c. Kabupaten Gunung Mas yang memiliki laju pertumbuhan peduduk sebesar 6,25% dengan kepadatan penduduk sebesar 1.072 jiwa/km2.

d. Kota Palangkaraya yang memiliki laju pertumbuhan peduduk sebesar 3.8% dengan kepadatan penduduk sebesar 20 jiwa/km2.

e. Wilayah paling cepat tumbuh berdasarkan laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah ialah Kabupaten Gunung Mas.

Tabel 9. Analisa Lokasi Kawasan Cepat Tumbuh Kalimantan Tengah Tahun 2014

No. Kabupaten/

Kota % Pertum-buhan

Pinggiran wilayah

Selatan Kalimantan Barat 88

10 Pulang Pisau 1.96 Timur, Selatan Kalimantan

Selatan 98

11 Gunung Mas 6.25 Timur, Utara - 180

12 Barito Timur 0.29 Timur, Selatan Kalimantan

Selatan 276

13 Murung Raya 1.7 Timur, Utara - 411

14 Palangka Raya 3.8 Tengah - 0

(8)

8 cenderung memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Bukan wilayah perbatasan provinsi atau berada dalam kawasan tengah provinsi

b. Tidak dipengaruhi akses eksternal ke provinsi lain

c. Tidak dipengaruhi akses pada ibukota provinsi, kecuali pada Kabupaten Gunung Mas dengan akses yang cenderung dekat ke Ibukota Provinsi.

Sedangkan , perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di kabupaten/kota Kalimantan Tengah hampir seimbang. Dapat diketahui bahwa proporsi penduduk laki-laki di kabupaten/kota lebih dari 50%. Ini menunjukkan adanya potensi tenaga kerja yang seimbang menunurut jenis kelamin di Kalimantan Tengah.

Dilihat dari Persentase Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha (jiwa) Kalimantan Tengah dapat diketahui kawasan cepat tumbuh tidak dipengaruhi ketersediaan lapangan kerja pada sektor urban. Kawasan cepat tumbuh dipengaruhi oleh perkembangan sektor-sektor unggulan di masing-masing kabupaten/kota baik berupa sektor nonurban (pertanian, perkebunan, perikanan, dan lain-lain) maupun sektor urban (perdagangan, jasa, komunikasi, dan lain-lain).

2. Kebijakan Pemanfaatan Ruang

Pengertian kawasan cepat tumbuh adalah kawasan strategis dan potensial untuk tumbuh secara cepat, dan disebut dengan istilah kawasan andalan. Berdasarkan lampiran dari Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Nasional bahwa pusat kegiatan nasional Propinsi Kalimantan Tengah berada di Kota Palangkaraya, dengan pusat kegiatan wilayah melaui pengembangan atau peningkatan fungsi di Kuala Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muara Teweh dan Sampit. Hal ini dapat diketahui wilayah yang termasuk kedalam kawasan andalan di Propinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:

a. Kawasan Sampit – Pangkalan Bun yang berada di antara Kota Waringin Barat dan Kota Waringin Timur dengan sektor pengembangan kawasan unggulan pada sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, industri, dan pariwisata.

b. Kawasan Buntok yang berada di Kabupaten Barito Selatan dengan sektor pengembangan kawasan unggulan pada sektor pertanian, kehutanan, perkebunan dan pariwisata.

c. Kawasan Muara Teweh yang berada di Kabupaten Barito Utara dengan sektor unggulan pengembangan kawasan pada sektor pertanian, perkebunan, pertambangan, dan kehutanan. d. Kawasan Kuala Kapuas yang berada di Kabupaten Kapuas

dengan sektor pengembangan kawasan unggulan pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan kehutanan.

e. Kawasan andalan laut Kuala Pembuang yang berada di Kabupaten Surayan dengan sektor pengembangan kawasan unggulan pada sektor perikanan, pertambangan, dan pariwisata.

Faktor yang mendorong seseorang tinggal di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kabupaten Gunung Mas, dan Kota Palangkaraya ialah arahan kebijakan pada wilayah tersebut. Pada dasarnya pemanfaatan ruang suatu kawasan dipengaruhi oleh pelaku pembangunan, yaitu pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta. Adanya kebijakan kawasan andalan, kawasan starategis, dan rute kereta api berpotensi mendorong Kabupaten Katingan dan Kabupaten Seruyan menjadi kawasan cepat tumbuh.

3. ANALISA KETERSEDIAAN FASILITAS EKONOMI DAN SOSIAL

A. Ketersediaan Fasilitas Ekonomi

1) Kota Waringin Barat:

• Pelabuhan sungai yang mendukung aktivitas ekonomi di pasar yang ada di Kota Waringin Barat.

a) Pelabuhan sungai pasar indrasari Pangkalan Bun (1.078 m2/2 unit);

b) Pelabuhan sungai pasar saik di Pangkalan Bun (sungai arut/288m2);

c) Pelabuhan sungai Kumai (sungai kumai/251m2);

(9)

9 • Sistem Transportasi Laut:

a) Pelabuhan yang ditetapkan sebagai pelabuhan pengumpul terdiri atas: pelabuhan Kumai di kecamatan Kumai, dengan alur pelayaran meliputi Kumai-Semarang, Kumai-Surabaya; pelabuhan Pangkalan Bun di kec. Arut Selatan dengan alur pelayaran meliputi Pangkalan Pontianak, Pangkalan Semarang, Pangkalan Bun-Surabaya, Pangkalan Bun-Banjarmasin.

b) Pelabuhan yang ditetapkan sebagai pelabuhan khusus/ multi purpose terdiri atas pelabuhan tanjung kalap berada di bumiharjo kecamatan Kumai dengan alur pelayaran meliputi: Kumai-Semarang, Kumai-Jakarta, Kumai-Surabaya, Kumai-luar negeri, Kumai-Belawan;

c) Pelabuhan yang ditetapkan sebagai pelabuhan tempat pendaratan ikan (TPI) adalah pelabuhan Kumai;

2) Kota Waringin Timur

• Terdapat pelabuhan yaitu Pelabuhan Sampit yang ditetapkan sebagai pelabuhan utama.

• Pelabuhan khusus. Pelabuhan khusus yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan pelabuhan khusus yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pertambangan untuk kepentingan produksinya.

3) Kabupaten Barito Selatan

• Jalan strategis nasional yang berstatus jalan nasional merupakan ruas Jalan yang menghubungkan Ampah – Buntok – Timpah sepanjang 66,84 kilometer.

• Kabupaten Barito Selatan sudah memiliki Bandara Udara yakni Bandara Sanggu yang terletak di Ibukota Kabupaten di Buntok. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 11 Tahun 2010, berdasarkan Penggunaan dan hierarki bandar udara tatanan kebandarudaraan Nasional bahwa Bandar udara sanggu Buntok, penggunaannya Domestik dan secara Hierarki berfungsi sebagai bandara pengumpan.

4) Kabupaten Barito Utara

• Transportasi sungai di Kabupaten Barito Utara masih memegang peranan cukup penting dalam peningkatan ekonomi di wilayah ini mengingat sebagian wilayahnya masih ada yang belum dapat dilalui lewat transportasi darat seperti sebagian wilayah Kecamatan Lahei dan Montallat. Jaringan sungai yang dimanfaatkan untuk transportasi meliputi Sungai Barito, Sungai Montallat, Sungai Teweh dan Sungai Lahei. • Terdapat satu Bandar Udara Beringin yang bedara di Kota

Muara Teweh.

5) Kabupaten Kapuas

• Terdapat pelabuhan pengumpul yaitu pela-buhan Danau Mare di Kecamatan Selat.

• Pelabuhan Nasional Batanjung Kecamatan Kapuas Kuala

6) Kabupaten Seruyan

Terdapat pelabuhan Teluk Segintung di Kecamatan Seruyan Hilir untuk bongkar muat barang.

B. Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Kota

Keberadaan sarana dan prasarana di Propinsi Kalimantan Tengah selama ini tidak jauh berbeda dengan kondisi sebelumnya. Sarana dan prasarana kota di Propinsi Kalimantan Tengah selama ini mampu difungsikan secara optimal, sedangkan fasilitas yang belum tersedia secara bertahap diwujudkan sesuai dengan kemampuan sumberdaya yang dimiliki oleh setiap daerah. Prasarana dan sarana kota di Propinsi Kalimantan Tengah yang termasuk dalam analisa berikut ini antara lain prasarana transportasi, penyediaan jaringan seperti air bersih, penyediaan linstrik, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah dan penyaluran air hujan.

1. Analisa Sarana Kawasan Cepat Tumbuh

(10)

10 dimiliki maka hirarki wilayah tersebut akan tinggi. Metode skalogram yang

digunakan yaitu dengan menuliskan ada/tidaknya sarana prasarana tersebut di kluster tanpa memperhatikan jumlahnya.

kawasan cepat tumbuh berdasarkan ketersediaan sarana ialah Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas, Barito Utara, Sukamara, Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, dan Palangkaraya.

Dapat diketahui bahwa kawasan cepat tumbuh berdasarkan ketersediaan sarana ialah Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas, Barito Utara, Sukamara, Pulang Pisau, Barito Timur, Murung Raya, dan Palangkaraya

2. Analisa LQ, Growth, dan Share

Metode analisis LQ digunakan untuk menentukan komoditas unggulan yang ada di pengembangankluster Provinsi Kalimantan Tengah dengan melakukan perbandingan antara jumlah produksi relatif komoditi basis pertanian tertentu pada tingkat kluster dengan total jumlah produksi relatif komoditi tertentu pada tingkat kabupaten.

3. Analisis Growth & Share

Analisis growth share digunakan untuk mengetahui nilai produksi pada komoditas di kluster pengembangan. Analisis Growth untuk melihat tingkat pertumbuhan produktivitas dari tahun ke tahun. Analisis Share membantu mengkarakteristikan struktur ekonomi di kawasan pengembangan.

a. Sektor unggulan

Komoditas yang masuk dalam klasifikasi sektor unggulan menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi (+) dan kontribusi yang diberikan cukup besar (+). Sektor unggulan nantinya akan menjadi sektor basis suatu wilayah. tidak ada komoditas yang masuk dalam sektor unggulan b. Sektor potensial

Komoditas yang masuk dalam sektor potensial menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah (-) tetapi kontribusi yang diberikan cukup besar (+). Sektor

potensial ini nantinya mampu dijadikan sebagai sektor basis dalam jangka panjang.

c. Sektor dominan

Komoditas yang masuk dalam sektor dominan menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi (+) akan tetapi memiliki kontribusi yang kecil (-). Sektor dominan dapat dikembangkan menjadi sektor basis dengan adanya perlakuan-perlakuan khusus.

d. Sektor statis

Komoditas yang masuk dalam sektor statis menunjukkan bahwa komoditas tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah (-) dan memiliki kontribusi yang kecil(-).

Berdasarkan komparasi hasil analisis LQ dan growth share, akan didapatkan komoditas unggulan. Penentuan komoditas unggulan juga mempertimbangkan komoditas potensial pada hasil analisis growth share dengan asumsi bahwa komoditas potensial mampu dijadikan komoditas unggulan dalam waktu yang panjang. Adapun kriterianya yaitu :

a. Dukungan pemerintah

Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang pengembangan komoditas b. Harga jual

Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika harga jual hasil produksi komoditas tinggi

c. Ketahanan produk

Komoditas potensial dijadikan komoditas unggulan jika dapat bersaing dengan produk/komoditas sejenis dari wilayah lain dan bertahan di pasar

d. Keterhubungan sektor lain

(11)

11

1. Konsep Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi

Kalimantan Tengah

A. Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan

Konsep pengembangan Kawasan agropolitan Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut :

1. Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis didalamnya termasuk peningkatan kualitas pengusaha (petani dan aparatur), sehingga mampu memanfaatkan potensi atau peluang ekonomi yang ada di perdesaan.

2. meningkatkan agribisnis komoditi unggulan lokalita, yang saling mendukung dan menguatkan termasuk usaha industri kecil, pengolahan hasil, jasa pemasaran dan agrowisata dengan mengoptimalkan manfaat sumer daya alam secara efisien dan ekonomis.

3. menjalin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian dengan enam tepat yaitu jumlah, kualitas, jenis, waktu, harga dan lokasi.

4. Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra pembelajaran dan pengembangan agribisnis.

5. Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis (penyedian agroinput, pengolahan hasil, pemasaran dan penyedia jasa).

6. Pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian menjadi balai penyuluhan pengembangan terpadu.

7. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan industri secara lokalita. 8. Peningkatan perdagangan / pemasaran termasuk pengembangan terminal /

subterminal agribisnis dan pusat lelang hasil pertanian.

9. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang bersifat strategis.

10. Pengembangan pendidikan pertanian untuk generasi muda.

11. Pengembangan percobaan / pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai lokalita.

Gambar 3. Kosep Pengembangan Kawasan Agropolitan

B. Konsep Pengembangan Kawasan Perikanan

Kawasan Perikanan adalah kawasan yang membentuk kota perikanan, yang memudahkan masyarakat untuk bisa membudidayakan ikan darat, dengan kemudahan memperoleh benih melalui unit perbenihan rakyat, pengolahan ikan, pasar ikan dan mudah mendapatkan pakan ikan, yang dikelola oleh salah satu kelompok yang dipercaya oleh pemerintah.

Provinsi Kalimantan Tengah ini memiliki potensi yang besar dalam sector perikanan seperti 26.68 ha kolam, 0,86 ha karamba dengan dan 1.351 ha perairan umum. dan terdiri jenis ikan seperti lele, tawes, nila, mujahir, gurami, jambal patin, gabus dan belut.

Kawasan Perikanan di Provinsi Kalimantan Tengah akan terkonsentrasi di wilayah Waduk Pondok yaitu di Kecamatan Beringin dengan rencana penyediaan infrastruktur yang memadai baik lembaga penyuluhan, lembaga pengkajian, seperti LIPPI, infrastruktur yang mendukung seperti jalan dan kelembagaan kelompok pembudidaya perikanan, lembaga perbankan dan koperasi perikanan serta pasar ikan.

2. Rencana Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh Provinsi

Kalimatan Tengah

A. Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan

Rencana pengembangan kawasan Agropolitan ini dilakukan dengan beberapa proses yaitu mencari kawasan yang berpotensi sebagai pertanian, perkebunan dan peternakan selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi dalam hal sektor industri seperti kerajinan, jasa, wisata dan transportasi. Dari potensi yang ada dibuat linkage sistemnya. Sehingga akan muncul perkembangan agroindustri dan agrowisata basis ekologi. Untuk itu telah ditetapkan di Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kabupaten

(12)

12 Pulau Pisau, Kabupaten Sukmara. sebagai kawasan agropolitan, dengan pusat pengembangan

di Kabupaten Kota Waringin Timur. Pengembangan ekonomi tinggi di kawasan Provinsi Kalimantan Tengah telah memicu tingginya aktivitas baik di dalam maupun di sekitar kawasan pengembangan, sehingga perlu adanya dukungan dari aspek lainnya misalnya dari transportasi.

B. Rencana Pengembangan Kawasan Perikanan

Rencana pengembangan kawasan perikanan ini dilakukan dengan beberapa proses yaitu mencari kawasan yang berpotensi sebagai budidaya ikan air tawar, perkebunan dan peternakan selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi dalam hal sektor industri seperti kerajinan, jasa, wisata dan transportasi. Dari potensi yang ada dibuat linkage sistemnya. Sehingga akan muncul perkembangan minapolitan basis ekologi. Untuk itu telah ditetapkan Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulau Pisau.. Pengembangan ekonomi tinggi di kawasan Kabupaten Barito Selatan tengah memicu tingginya aktivitas baik di dalam maupun di sekitar kawasan pengembangan, sehingga perlu adanya dukungan dari aspek lainnya misalnya dari transportasi.

Pengembangan Kawasan

• Bernilai ekonomis tinggi • Bias diolah

• Ada jaringan pemasaran

• Ada lembaga keuangan yang mendukung • Mengembangkan sistem pertanian yang

progresif dan terpadu

Gambar 4. Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan Povinsi Kalimantan Tengah

sortir Cold Storage

Fillet

Menghasilkan limbah padat yang merupakan bahan untuk membuat

terasi dan tepung ikan

Menghasilkan limbah cair yang merupakan bahan untuk

membuat petis dan kecap.

Pasar

c. Industri Pembuatan Kaleng

d. Industri Botol

e. Industri Keranjang Bambu

Bahan Baku Penunjang Dalam industry pengolahan ikan, akan sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku penunjang seperti bumbu-bumbu, saos dan tepung.

Fasilitas penunjang untuk tenaga kerja

a. Perumahan

b. Peribadatan

c. Fasilitas UMUM

d. Fasilitas perdagangan

Gambar

Gambar 3. Pendekatan Metodologi Penyusunan Dokumen Kawasan Cepat
Tabel 1. Penyebaran dan Luas Wilayah Daratan Provinsi Kalimantan
Tabel 8.Fasilitas Peribadatan
Tabel 9.Gunung Mas.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur atau mekanisme pelayanan surat izin usaha perdagangan, pertama-tama masyarakat datang ke Badan Pelayanan Perizinan Terpadu, pemohon langsung keloket

Merancang alat pres penekuk pelat dengan mengunakan sistem hidrolik, menentukan komponen - komponen yang dibutuhkan, memperhitungkan kekuatan rangka pada mesin pres yang

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagai bukti pemenuhan persyaratan bakal calon Anggota DPRD Kabupaten sebagaimana

Bentuk kebutuhan pengembangan pela- tihan kompetensi profesional melalui penulisan jurnal PTK yang dibutuhkan kelompok kerja gu- ru guru Sekolah Dasar di Kabupaten

Gambut di areal penelitian merupakan gambut sangat dalam dengan ketebalan bervariasi mulai dari 7,2 meter sampai lebih dari 10 meter sehingga merupakan

Dahulu pembelajaran yang hanya dapat dilakukan secara langsung, kini dapat dilakukan tanpa adanya proses tatap muka antara guru dan siswa, dan saat ini pembelajaran

Solusi yang diberikan untuk menolong pihak Masjid dalam menerima donasi masyarakat Masjid Jami Al-Ikhwan saat pandemi covid-19 adalah memberi pelatihan dan

Dr.dr.Amira Permatasari Tarigan,MKed(Paru),Sp.P(K) sebagai Ketua Program Studi Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FK USU/ SMF Paru RSUP H Adam Malik Medan,