• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN LANGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN LANGKAT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

6.1. Kerangka Kelembagaan

Peningkatan kapasitas kelembagaan daerah dalam mendukung Rencana Program Investasi

Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Langkat sangat dibutuhkan

sehingga program investasi ini dapat dilaksanakan secara optimal, efektif dan efesien serta

terjamin keterlanjutannya.

Di dalam pelaksanaan/implementasi RPIJM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Langkat

melibatkan banyak komponen kelembagaan sehingga terjalin koordinasi dan sinkronisasi

program/ kegiatan di bidang keciptakaryaan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing

lembaga.

Semangat desentralisasi penyelenggaraan pemerintah daerah, sebagaimana dituangkan dalam

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta aturan-aturan

pelaksanaannya membutuhkan upaya-upaya terkoordinasi agar tujuan pelaksanaan kebijakan

otonomi di daerah tercapai. Selanjutnya pedoman/ acuan pengembangan kapasitas sebagaimana

dirumuskan dalam Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas (KNP2K)

dalam rangka mendukung desentralisasi, yang dikeluarkan bersama oleh Menteri Dalam Negeri

dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS tanggal 06

Nopember 2002, merujuk pada kebutuhan untuk menyempurnakan peraturan dan perundangan

dengan melakukan reformasi kelembagaan, memperbaiki tata kerja dan mekanisme koordinasi,

peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) - ketrampilan dan kualifikasi, perubahan pada

sistem nilai dan sikap, dan keseluruhan kebutuhan ekonomi daerah bagi pendekatan baru untuk

pelaksanaan good governance, sistem administrasi dan mekanisme partisipasi dalam pembangunan

agar dapat memenuhi tuntutan untuk lebih baik dalam melaksanakan demokrasi.

KERANGKA KELEMBAGAAN DAN

REGULASI KABUPATEN

LANGKAT

(2)

Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building)

adalah:

1. Pengembangan kapasitas bersifat multi dimensional (mencakup beberapa kerangka waktu: jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek);

2. Pengembangan kapasitas menyangkut multiple stakeholders;

3. Pengembangan kapasitas harus bersifat demand driven, dimana kebutuhannya tidak

ditentukan dari atas/luar tetapi datang dari stakeholder-nya sendiri;

4. Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional.

6.1.1. Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Langkat

A. Kondisi Kelembagaan Pemerintah

a) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Langkat

Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Langkat dilaksanakan oleh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kabupaten Langkat sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat (Perda) Nomor 20

Tahun 2000 tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Satuan Polisi Pamong

Praja Kabupaten Langkat dan Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi,

Kedudukan dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten Langkat. PemerintahKabupaten

Langkat dipimpin oleh seorang Bupati, dan Wakil Bupati dengan dibantu oleh 2 Sekretariat,

3 Asisten (11 Bagian), 14 Dinas, 6 Badan dan 3 kantor.

Bappeda Kabupaten Langkat mempunyai visi “Terwujudnya Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan yang Berkualitas, Sinergi dan Akuntabel” dan mempunyai beberapa

misi antara lain:

1. Meningkatkan kualitas dan sinergitas perencanaan pembangunan daerah.

2. Mewujudkan sinergitas penyelenggaraan monitoring dan evaluasi dalam pengendalian

pelaksanaan pembangunan.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian untuk bahan perencanaan pembangunan

daerah.

4. Meningkatkan Pelayanan data dan informasi pembangunan daerah.

5. Peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya perencana.

Susunan Organisasi Bappeda Kabupaten Langkat terdiri dari:

- Kepala Bappeda

- Sekretaris

- Bidang Fisik dan Prasarana

(3)

- Bidang Sosial Budaya

- Bidang Penelitian

Formasi masing-masing Bidang adalah sebagai berikut :

1. Kepala Bappeda Gol. IV/c 1 orang

2. Sekretariat

- Sekretaris Gol. IV/b 1 orang

- Kasubbag Umum Gol. III/b 1 orang

- Kasubbag Keuangan Gol. III/d 1 orang

- Staf Gol. III/b 5 orang

- Staf Gol. III/a 1 orang

- Staf Gol. II/d 1 orang

- Staf Gol. II/c 1 orang

- Staf Gol. II/b 1 orang

- Honorer 1 orang

3. Bidang Fisik dan Prasarana

- Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Gol. IV/b 1 orang

- Kasubbid PU, Perhubngan & Pariwisata Gol. III/b 1 orang

- Kasubbid Tata Ruang & Lingk.Hidup Gol. III/d 1 orang

- Staf Gol. III/b 1 orang

- Staf Gol. III/a 3 orang

- Staf Gol. II/d 1 orang

- Honoror 1 orang

4. Bidang Ekonomi dan Penanaman Modal

- Kabid Ekonomi & Pen.Modal Gol. IV/a 1 orang

- Kasubbid Indagkop & Pen. Modal Gol. III/d 1 orang

- Kasubbid Pertan, Eks.Laut, Pertamb.Energi Gol. III/d 1 orang

- Staf Gol. III/d 1 orang

- Staf Gol. III/c 1 orang

- Staf Gol. III/b 1 orang

- Staf Gol. III/a 3 orang

- Staf Gol. II/b 1 orang

- Honorer 1 orang

(4)

5. Bidang Sosial Budaya

- Kabid Sosial Budaya Gol. IV/b 1 orang

- Kasubbid Pend, Kesra & Kependudukan Gol. III/d 1 orang

- Kasubbid Inforkom, Aparatur & Ten.Kerja Gol. III/c 1 orang

- Staf Gol. III/b 2 orang

- Staf Gol. III/a 5 orang

- Staf Gol. II/b 1 orang

6. Bidang PeneLitian

- Kabid Penelitian Gol. IV/a 1 orang

- Kasubbid Penelitian Ekon. & Sosbud Gol. III/d 1 orang

- Kasubbid Penelitian Fisik & Prasarana Gol. III/d 1 orang

- Staf Gol. III/b 1 orang

- Staf Gol. III/a 1 orang

- Staf Gol. II/b 1 orang

- Honorer 1 orang

1) Potensi dan Masalah Terkait dengan Organisasi

Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan,

pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang

menangani/ mengelola Bidang Cipta Karya di Kabupaten Langkat. Peningkatan

pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat

dalam penanganan sarana dan prasarana keciptakaryaan masih sangat dibutuhkan dalam

pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM

Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat. Selain masih terbatasnya SDM

Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih terbatas seperti:, perangkat

komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam

pelaksanaan kerja.

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Langkat sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu,

informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus

singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu

dalam meningkatkan kapasitasnya.

Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu

(5)

Cipta Karya di Kabupaten Langkat sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan,

kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan

peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari

Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity

building) Bidang Cipta Karya di Kabupaten Langkat masih sangat dibutuhkan.

2) Analisis Kebutuhan SDM Dibandingkan dengan Kondisi Eksisting

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Langkat ditekankan pada pelatihan dan kursus singkat, seperti pengelolaan

persampahan, air minum, bangunan gedung dll yang diharapkan selama 5 (lima) tahun

kedepan ada peningkatan kualitas SDM. Diharapkan dari peningkatan kapasitas SDM

Bidang Cipta Karya ini, dapat diimplementasikan dalam aktivitas kerja dan pelayanan ke

masyarakat.

Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity

building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari

aparatur yang menangani bidang keciptakaryaan tersebut. Peningkatan SDM dapat

melalui pendidikan formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus

teknis yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM yang

profesional sesuai dengan bidangnya. Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu

didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan profesionalisme

aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana

sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

b) Dinas PU Kabupaten Langkat

Penanganan prasarana dan sarana bidang keciptakaryaan di Kabupaten Langkat

dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas PU Bidang Cipta Karya

Kabupaten Langkat. Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, semua

tugas tersebut telah terbagi habis dalam bidang dan seksi serta unit pelaksana teknis.

Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas PU Kabupaten Langkat

terdiri dari:

1) Kepala Dinas;

2) Bagian Tata Usaha, didukung oleh 2 (dua) sub bagian

3) Bidang Cipta Karya, didukung oleh 2 (dua) seksi

4) Bidang Bina Marga, didukung oleh 2 (dua) seksi

5) Bidang Pengairan dukung oleh 2 (dua) seksi

(6)

7) Unit Pelaksana Teknis Dinas yang terdapat disetiap kecamatan Kabupaten Langkat

6.1.2. Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah

Kelembagaan Non Pemerintah yang menangani bidang keciptakaryaan di Kabupaten Langkat

antara lain Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu PDAM, Organisasi Masyarakat Setempat

(OMS), Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) PAMSIMAS, dll,

a) PDAM Tirta Wampu

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu, Kabupaten Langkat merupakan

Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Langkat yang didirikan pada tahun 1985 sesuai

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat No. 10 tahun 1985 tanggal 16 Februari 1985

tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Langkat dan telah disahkan

dengan SK Gubernur Tk. I Sumut dengan Surat Keputusan Nomor 188.342-95/KP/1985

tanggal 4 Nopember 1985 dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Langkat Seri D Nomor 1 tanggal 23 Desember 1985.

Pelayanan air minum di Kabupaten Langkat dilakukan oleh PDAM Tirta Wampu sesuai

Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 10 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah

Air Minum Tirta Wampu Kabupaten Langkat dengan visi yaitu “Terwujudnya Pelayanan

Air Bersih yang Merata dan Berkualitas”. Sedangkan misi dalam mewujudkan visi tersebut

adalah:

1. Mewujudkan Pelayanan air bersih yang berkesinambungan dan berkualitas.

2. Meningkatkan pemanfaatan produksi air bersih secara optimal untuk kebutuhan

masyarakat;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan sumber air yang berwawasan

lingkungan,

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui disiplin, pendidikan dan pelatihan,

5. Meningkatkan pendapatan Perusahaan dan Daerah dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan pegawai.

PDAM Tirta Wampu, Kabupaten Langkat telah menerapkan struktur organisasi terakhir

berdasarkan Surat Keputusan Bupati Langkat No. 29 Tahun 2004 tanggal 15 Oktober 2003,

yang membagi pimpinan menjadi 4, yaitu: Direksi, Kepala Bagian, Kaspi dan Kepala Sub

bagian dan Kepala Unit.

Secara rinci masing-masing pimpinan tersebut adalah sebagai berikut : a. 1 (Satu) orang Direktur

(7)

c. 4 (Empat) orang Kepala Bagian (Bagian Administrasi Umum, Keuangan, Hubungan

e. 13 (tiga belas) Kepala Unit.

Struktur Organisasi PDAM Tirta Wampu, Kabupaten Langkat pada tingkatan tinggi

ditempati oleh satu orang Direktur. Selanjutnya, Direktur dibantu oleh Kepala Bagian, dan

Kaspi yang berjumlah 5 orang, yang terdiri dari Bagian Administrasi dan Umum, Keuangan,

Hubungan Langganan dan Teknik. Selanjutnya pada tingkatan manajemen terbawah

terdapat Kepala Sub Bagian dari masing-masing bagian. Sedangkan untuk unit pelayanan

dikepalai oleh Kepala Unit Pelayanan yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur.

(8)

1) Potensi dan Masalah Terkait dengan Organisasi

a. Masih tingginya Idle Capacity disebabkan masih kurangnya alokasi anggara APBD

untuk pembiayaan jaringan distribusi.

b. Masih banyaknya MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) sehingga permintaan

menjadi pelanggan agak lambat.

c. Perlu penyesuaian tarif untuk mengimbangi tingginya biaya produksi air.

Secara umum permasalahan-permasalahan yang ada pada bidang teknik dan operasional

tiap-tiap unit dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.1.Permasalahan SPAM Bidang Teknik dan Operasional

No Unit Pelayanan Permasalahan

1. Unit Pangkalan Brandan  intake yang sering terendam karena banjir.

 Tekanan air yang kecil pada sistem pendistribusian.

 Sistem pendosisan kurang baik.

 Tidak ada meter induk.

2. Unit Stabat  Tidak ada sistem drainase yang mengakibatkan banjir.

 Tidak ada meter induk.

 Sistem pendosisan bahan kimia tidak akurat. 3. Unit Pangkalan Susu  Kehilangan air mencapai 50 %.

 60 % meter air dalam keadaan rusak dan 300 unit meter air berumur diatas 10 tahun.

 Tidak ada meter induk.

 Hanya 2 dari 6 sumur bor yang memenuhi kualitas air baku.

4. Unit Tanjung Pura  Waktu pelayanan hanya 12 jam perhari.

 Rumah pompa sering terendam banjir dan tidak adanya pompa cadangan.

 Unit IPA sudah keropos dan unit pendosisan bahan kimia tidak akurat.

 Banyak meter air yang sudah rusak dan berumur lebih dari 10 tahun.

5. Unit Gebang  Tidak ada meter induk.

 Tidak ada unit reservoir di lokasi IPA.

 Meter air banyak yang rusak dan tua.

 Tingkat kehilangan air 27%. 6. Unit Tanjung Beringin  Tidak ada meter induk.

 Tidak ada unit reservoir.

7. Unit Tanjung Selamat  Pipa Casing sumur bor sudah berkarat.

 Ada unit reservoir tetapi tidak berfungsi.

 Tidak ada meter induk.

 Pasokan daya listrik sering mati.

(9)

8. Unit Bahorok  Pada unit SPL tidak ada pendosisan bahan kimia dan analisis laboratorium apapun.

 Beberapa bagian instalasi perpipaan unit SPL rusak.

 Tidak ada meter induk.

 Tingkat kehilangan air 38%.

9. Unit Tanjung Langkat  Unit filtrasi dan sedimentasi tidak berfungsi dengan baik.

 Tidak ada meter induk.

 Meter air banyak yang rusak dan berumur lebih dari 10 tahun.

10. Unit Besitang  Tidak ada meter induk.

 Air keluaran sumur bor mengandung kadar besi tinggi.

 Tidak ada unit reservoir.

 Tingkat kehilangan air 29%.

11. Unit Kuala  Unit IPA 1 tidak berfungsi, Unit IPA 2 hanya 5 ltr/dtk.

 Tidak ada meter induk.

 Tingkat kehilangan air 26%. 12. Unit Rumah Galuh  Broncap perlu direhabilitasi.

 Jaringan perpipaan banyak yang bocor dan berkarat.

 Tidak ada meter induk.

 Tingkat kehilangan air 28%.

13. Unit Secanggang  Dari 4 unit sumur bor hanya 1 yang berfungsi dengan 2,5 ltr/dtk.

 Tidak ada meter induk.

 Tidak ada unit reservoir. Sumber : Dok. RISPAM Kab. Langkat 2014

2) Analisis Kebutuhan SDM Dibandingkan dengan Kondisi Eksisting

Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan SPAM

(PDAM, Dinas PU, UPT, kelompok masyarakat) di Kabupaten Langkat dilakukan

dengan cara meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui: pelatihan;

peningkatan kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas-dinas terkait, memperkuat

PDAM, membentuk UPT/ BLU, memberdayakan kelompok masyarakat seperti

Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) pada kegiatan PAMSIMAS.

Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan (PDAM) di

Kabupaten Langkat dilakukan melalui penyehatan PDAM, regionalisasi PDAM,

(10)

Upaya penyusunan peraturan perundang-undangan (Perda, dll) yang berkaitan dengan

penyelenggaraan SPAM di Kabupaten Langkat dilakukan dengan cara penyusunan

PERDA/mengimplementasikan Peraturan Menteri (Permen) yang ada menjadi

PERDA dan mengimplementasikan NSPM

b) Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM)

Untuk mendukung program/ kegiatan PAMSIMAS di Kabupaten Langkat, pada setiap desa

yang mendapat program/ kegiatan ini membentuk lembaga keswadayaan masyarakat yang

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyediaan air minum dan sanitasi yang berbasis

masyarakat. Salah satu contoh struktur organisasi LKM yang menangani program/ kegiatan

PAMSIMAS di Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut:

Gambar 6.3. Struktur Organisasi LKM PAMSIMAS

Sumber: Kegiatan PAMSIMAS Kab. Langkat, 2008

Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) untuk kegiatan PAMSIMAS di Kabupaten

Langkat ini dibentuk oleh masyarakat sendiri melalui musyawarah/ rembug desa dan

kemudian ditetapkan dengan Akta Notaris. Keterlibatan masyarakat dalam mendukung

kegiatan PAMSIMAS direspon sangat baik sejak awal dalam perencanaan maupun

pelaksanaannya serta dukungan dalam dana in-cash maupun in-kind.

KETUA

WAKIL KETUA

UNIT PENGELOLA KEUANGAN (UPK)

SEKRETARIS

PENASIHAT (KEPALA DESA)

UNIT KERJA TEKNIS AIR BERSIH DAN SANITASI

(UKT)

UNIT KERJA KESEHATAN MASYARAKAT DAN

(11)

1) Potensi dan Masalah Terkait dengan Organisasi

Permasalahan yang sering dihadapi antara lain masih terbatasnya tingkat pendidikan,

pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang

menangani/ mengelola Bidang Cipta Karya di Kabupaten Langkat. Peningkatan pendidikan

formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam

penanganan sarana dan prasarana keciptakaryaan masih sangat dibutuhkan dalam

pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM Bidang

Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.

Selain masih terbatasnya SDM Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja juga masih

terbatas seperti:, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dll

sehingga belum optimal dalam pelaksanaan kerja.

2) Analisis Kebutuhan SDM Dibandingkan dengan Kondisi Eksisting

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Langkat sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu,

informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus

singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu

dalam meningkatkan kapasitasnya.

Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Cipta Karya sangat cepat dan ini perlu

kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang

Cipta Karya di Kabupaten Langkat sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan,

kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan

peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari

Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity

Gambar

Gambar  6.1. Struktur Organisasi PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat
Tabel 6.1.Permasalahan SPAM Bidang Teknik dan Operasional
Gambar 6.3. Struktur Organisasi LKM PAMSIMAS

Referensi

Dokumen terkait

hal hal ini ini ikarenakan ikarenakan mistar sorong (Vernier Caliper) memiliki "ungsi yang banyak alam pengukuran mistar sorong (Vernier Caliper) memiliki "ungsi

!alah satu bentuk peman)aatan singkong sebagai bahan pangan yaitu diolah menjadi opak singkong. Opak singkong merupakan $emilan khas &ndonesia yang sangat tradisional yang

Saran yang disampaikan dalam penelitian ini adalah, hendaknya bagi SPG lebih memperhatikan profesionalitas profesi (menghargai jam kerja, pulang tepat waktu, melayani konsumen

Variabel yang paling berperan dari setiap faktor marketing mix yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli kentang di supermarket Kota Bekasi untuk faktor tempat adalah

mengembangkan media pembelajaran matematika berbasis Macromedia Flash. Untuk menghasilkan produk media yang dikembangkan maka peneliti menggunakan.. prosedur penelitian dan

Variabel peran guru sekolah merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku kesehatan gigi pada murid kelas VI MDIM Muhammadiyah Sei Kidaung Kota

Selanjutnya dengan memperhatikan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 01/DPRD-LS/2005 tanggal 7 Januari

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada seluruh kelompok barang dan jasa antara lain: kelompok bahan makanan 3,54 persen;