• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Budaya Pop Lagu Korea di Medan Sumatera Utara (Studi Deskriptif : Pada Komunitas Cassiopeia Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Budaya Pop Lagu Korea di Medan Sumatera Utara (Studi Deskriptif : Pada Komunitas Cassiopeia Medan)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki naluri untuk berinteraksi dan hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan peradaban dan semenjak terciptanya peradaban dan seiring dengan terus berkembangnya peradaban tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dan selalu melekat pada perkembangan manusia, dan juga terus berevolusi mengikuti perkembangan peradaban manusia, baik dari zaman prasejarah hingga era globalisasi. Kebudayaan memiliki tujuh unsur yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia dan ketujuh unsur itu adalah:

1. Bahasa

2. Sistem pengetahuan 3. Organisasi sosial

4. Sistem peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem mata pencaharian hidup 6. Sistem religi

7. Kesenian (Koentjaraningrat, 2002 : 203)

(2)

rakyat, serta semua hal yang disukai oleh rakyat. Namun, istilah budaya pop sebagai budaya rakyat mempunyai kesamaan dengan istilah folk culture. Folk culture sebagai budaya rakyat sebenarnya berawal dari konsep tentang rakyat pada zaman ketika produksi ekonomi masih dalam bentuk feodalisme. Konsep folk culture pada akhirnya memang lebih dekat dengan produk kebudayaan yang berkarakter tradisional, seperti lagu, musik, teater, serta bentuk kesenian lain yang bersifat tradisional. Jadi, secara lebih simplifikatif, budaya pop berarti produk kultural yang berasal dari kalangan kelas bawah, untuk kalangan kelas bawah, serta banyak disukai juga oleh kelas ini.

(3)

Dalam lingkup pengertian ini, budaya pop mempunyai tujuan untuk dijual atau dipasarkan, sehingga dapat meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Tidak pelak lagi, yang dicari adalah profit melalui mekanisme pasar dalam wujud permintaan-penawaran (http://www.suaramerdeka.com/harian/0311/04/kha1.htm) diakses pada tanggal 26 April 2013, pukul 20.13 WIB.

Menurut Adorno, musik pop dihasilkan melalui dua proses dominasi industri budaya, yakni standarisasi dan individualitas semu. Standarisasi menjelaskan mengenai tantangan dan permasalahan yang dihadapi musik pop dalam hal originalitas, autentisitas ataupun rangsangan intelektual. Standarisasi menyatakan bahwa musik pop mempunyai kemiripan dalam hal nada dan rasa antara satu dengan lainnya hingga dapat dipertukarkan (Strinati, 2007: 73). Dengan kata lain ada kemiripan mendasar pada musik pop dalam berbagai hal yang dikandungnya yang mampu dipertukarkan hingga menjadi komoditas tersendiri. Hal tersebut membuat individu maupun masyarakat salah alamat terhadap pemujaan mereka atas musik pop ( http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Musik_Pop_Theodor_Adorno, diakses 11/09/2012, pkl 21.16).

(4)

Gelombang korea (Hallyu Wave) menyapu berbagai negara di dunia, gelombang Korea terdiri dari drama Korea, fashion Korea, dan musik Korea. Fenomena serbuan budaya popular korea meluas di berbagai negara, terutama di Asia, seperti China, Jepang, Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand, dan Indonesia. Serangan ini ditandai dengan populernya grup musik (K-Pop), fashion (K-Fashion), dan drama (K-Drama) yang semuanya khas Korea (Hyo Bin, 2011 :11).

Fenomena gelombang Korea atau biasa disebut Hallyu Wave dimulai dari China Daratan yang sejak tahun 2000 tergila-gila dengan apa pun yang berbau Korea. Dipicu dengan diputarnya sinetron dan lagu-lagu grup musik Korea di China, terjadilah suatu perubahan yang dimotori oleh para remaja yang mulai meniru apa yang mereka lihat, dari pakaian sampai gaya rambut para penyanyi dan model Korea. Jepang juga tak mampu mengelak dari besarnya pengaruh gelombang Korea terhadap anak muda di sana. Bila pada awal milenium budaya Jepang masih kental terasa di Korea, sekarang keadaan justru terbalik. Korea berhasil menciptakan suatu budaya yang sanggup menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan membuat negara-negara tetangganya terpengaruh oleh budaya pop Korea, tak terkecuali Jepang. Jepang sebagai negara yang selama beberapa waktu memberi pengaruh pada Korea kini mengakui kehebatan Korea. Anak-anak muda di Jepang sangat menggandrungi lagu-lagu dan film-film Korea. Bahkan Jepang tak luput dari kedahsyatan film-film box office Korea(Hyo Bin, 2011 :13).

(5)

besarnya pengaruh Bollywood di berbagai negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.

Meningkatnya popularitas budaya populer Korea di dunia internasional banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia, tidak terkecuali masyarakat Indonesia. Fenomena hallyu yang saat ini sedang melanda Indonesia banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat khususnya kawula muda. Banyak generasi muda yang saat ini menggandrungi tayangan entertainer Korea mulai dari drama, film, maupun musik. Fenomena hallyu kemudian diikuti dengan banyaknya perhatian terhadap produk Korea seperti, makanan, bahasa, dan produk-produk teknologi Korea.

Film dan drama Korea semakin marak diputar di stasiun televisi Indonesia. Film-film itu sudah mendapat lisensi penjualan melalui distributor resminya. Ini menandakan bahwa film Korea sejajar dengan film-film orisinal dari Hollywood yang dipasarkan di Indonesia. Begitu juga dengan perkembangan grup musik Korea yang akhir-akhir ini sering mengadakan konser di Indonesia. Antusias masyarakat terutama penggemar grup musik Korea tersebut atau biasa disebut dengan boygroup atau girlgroup sangat besar, dilihat dari ramainya yang menghadiri konser hanya untuk melihat lebih dekat idola mereka dan melihat penampilan idola mereka. Dengan kata lain, sebagian masyarakat sudah terpengaruh dengan gelombang Korea.

(6)

Bang, SS501,Girls 'Generation. Mereka saat ini sibuk menghibur para penggemar dengan konser, penampilan TV, konfrensi pers, dan festival baik di luar maupun dalamnegeri. Sedangkan di Indonesia sendiri, K-Pop sudah menjadi pilihan musik bagi kalangan remaja. Meluasnya gelombang Korea terutama dalam bidang musik atau K-pop tidak bisa dilepaskan dari peran media massa yang telah membantu terjadinya aliran budaya ini. Bisa dikatakan bahwa karena media massa gelombang Korea dapat memasuki semua sudut negara-negara Asia tak terkecuali Amerika dan Eropa (Hyo Bin, 2011 :15).

Budaya K-pop telah banyak mempengaruhi pemikiran kelompok-kelompok penggemar dan mempengaruhi bagaimana mereka memahami budaya pop Korea itu sendiri. Melalui budaya K-pop tersebut kelompok penggemar memahami dinamika budaya Korea. Pemahaman terhadap budaya Korea kemudian melahirkan budaya baru dalam kelompok penggemar yang biasanya berwujud fanatisme sebagai hasil interaksi dengan budaya pop Korea.

Melalui K-Pop dapat ditegaskan adanya identitas pribadi dan kelompok, hal ini menciptakan dampak sosial dan ekonomi. Ini terlihat dengan munculnya komunitas penggemar musik K-Pop. Komunitas penggemar musik K-Pop muncul karena kesamaan selera dalam dunia musik populer Korea. Tampilan berbeda dari satu kelompok dengan kelompok lainnya bisa merupakan penanda identitas. Seseorang ingin masuk ke sebuah kelompok pecinta musik biasanya akan meniru cara berpakaian dan mode rambut idolanya. Jika sebuah ciri khas lain muncul, maka atribut itu dikenakan sebagai ciri kebersamaan.

(7)

Fandom. Fandom ialah wadah berkumpulnya para penggemar Boygroup Korea dengan idola yang sama. Mereka rutin saling bertemu dan saling tukar menukar informasi tentang idola mereka. Mereka juga mengadakan kegiatan rutin yang disebut Gathering yang fungsinya untuk merayakan ulang tahun idola mereka.

Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia juga terkena dampak Hallyu Wave. Banyaknya penggemar grup musik Korea di Medan telah membentuk beberapa fandom dengan idola yang berbeda dan mempunyai identitas berbeda juga. Identitas yang berbeda itu bisa dilihat dari atribut yang berbeda serta warna resmi yang berbeda pada setiap fandom. Ada beberapa fandom di kota medan dan salah satunya ialah Cassiopeia Medan. Cassiopeia Medan adalah wadah untuk fans yang menyukai boygroup Korea yang bernama DBSK ( Dong Bang Shin Ki). Cassiopeia Medan terbentuk pada 18 febuari 2009 dan telah memiliki anggota sebanyak 95 orang. Adapun aktifitas Cassiopeia Medan antara lain mengadakan gathering, dan mengadakan seminar. Berdasarkan latar belakang inilah peneliti tertarik melihat pengaruh gelombang korea terhadap gaya hidup Cassiopeia Medan.

1.2 Perumusan Masalah

(8)

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana pengaruh gelombang Korea pada gaya hidup komunitas Cassiopeia Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh gelombang Korea pada gaya hidup Cassiopeia Medan

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya mahasiswa sosiologi serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial, masyarakat, pemerintah, khususnya bidang studi sosiologi.

1.4.2 Manfaat Praktis

(9)

1.5. Definisi Konsep

1. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya.

2. Gelombang Korea

Gelombang korea (Hallyu Wave) adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop korea secara global di berbagai negara di dunia.

3. Komunitas

Komunitas merupakan sebuah kelompok sosial dari beberapa orang dari berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, resiko dan sejumlah kondisi lain yang sama.

4. Budaya Pop

Budaya pop merupakan budaya massa (mass culture) yang artinya adalah pengertian mengenai apa yang disebut populer sebagai the people atau rakyat.

5. Boygroup

(10)

6. K-pop

K-pop (Korean pop) adalah jenis musik popular yang berasal dari Korea Selatan.

7. Fandom

Referensi

Dokumen terkait

Basil uji regresi logistik pada analisis ini menunjukkan bahwa anak yang dirawat di TFC < 30 hari memiliki peluang atau risiko 2,78 kali untuk tetap mengalami gizi buruk

Kota Blitar Prosentase rata-rata peningkatan pendapatan kelompok penerima pelatihan ketrampilan kerja bidang ketahanan pangan 5% 200.000.000 3.1.1.7 Penguatan Ekonomi

Penyiangan gulma yang dilakukan umur 2 mst dan 4 mst berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot kering, jumlah polong dan jumlah biji kacang tanah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pemberian masase effleurage terhadap tingkat dismenore pada mahasiswi di Asrama STIKes ’Aisyiyah Yogyakarta..

The population of Sumatran rhino has declined from year to year and based on the Sumatran Rhino Crisis Summit in Singapore in 2013, the Asian Rhino Range State Meeting in Lampung

Salah satu bentuk konsumsi oleh masyarakat modern adalah sebuah tren, tren yang dikonsumsi yaitu tren adventure yang telah menjadi sebuah fenomena unik yang sedang

Penulis menemukan permasalahan bahwa PT Asuransi Adira Dinamika Outlet Jambi melakukan kesalahan perhitungan PPh Pasal 21 yang disebabkan kesalahan dalam perkalian tarif

Bila ditinjau dari sudut solvabilitas, yang diukur dengan menggunakan primary ratio menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan pada tahun