• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra merupakan sebuah judul komposisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra merupakan sebuah judul komposisi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra merupakan sebuah judul komposisi musik. Ide garapan komposisi ini berangkat dari kesenian tradisional Tangkurak Koriang yang berkembang di masyarakat Desa Pulau Binjai Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Kesenian Tangkurak Koriang berbentuk nandung yang melodinya dimainkan secara berulang-ulang dan mudah untuk dicerna bagi para penikmat dan pelaku seni. Dari alunan melodi yang mudah dicerna tersebut hadir suasana hikmat yang juga merupakan karakter dari kesenian tradisional ini. Pada zaman sekarang, kesenian tradisional ini sudah kurang diminati masyarakat penikmat dan pemiliknya. Hal tersebut karena pemerintah setempat tidak mengembangkan dan memperlakukan seni pertunjukan ini sebagaimana bentuk kesenian lainnya. Demi mewujudkan dan mempertahankan keaslian dari kesenian tradisional Tangkurak Koriang, pengkarya menggarap sebuah melodi baru yang berakar dari melodi vokal yang sudah ada pada kesenian ini dengan tetap menjaga keaslian dari kesenian tersebut dengan judul Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra.

Kata kunci: Tangkurak Koriang, formasi orkestra.

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra:

Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat

Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi

Oleh: Randi Restu Hadi

(2)

PENDAHULUAN

Asal mula nama Tangkurak Koriang

menurut Abdul Hamid yaitu dilihat berdasarkan isian lirik pantun disetiap awal pertunjukannya, selalu bercerita tentang kisah bertemunya Nabi Isa AS dengan sebuah tengkorak di Padang Pasir. Tengkorak meminta pertolongan kepada Nabi Isa AS agar dapat dihidupkan kembali layaknya seperti manusia biasa. Berkat pertolongan Nabi Isa AS tengkorak tersebut hidup dan dari sinilah awal mula nandung tersebut memulai cerita di seluruh pertunjukannya.

Bagi masyarakat setempat kesenian tradisional Tangkurak Koriang dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi manusia yang sangat berhubungan dengan Tuhan. Hal tersebut dikarenakan kesenian ini selalu dipergelarkan dalam proses menyampaikan rasa syukur dan pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kesenian Tangkurak Koriang biasanya

dipergelarkan pada acara: (1) Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, (2) Pada acara syukuran atau mendo’a, (3) Acara kematian atau memperingati hari ke-100 kematian, isian lirik dendang berisi tentang do’a-doa untuk keluarga atau orang-orang yang sudah meninggal.

Seiring dengan perkembangan zaman pada saat sekarang, Tangkurak Koriang kurang diminati masyarakat sebagai penikmatnya, karena pemerintah setempat tidak mengembangkan dan memperlakukan seni pertunjukan ini sebagaimana bentuk kesenian lainnya. Agar kesenian ini nantinya tidak kehilangan pewaris dan kurang diminati oleh masyarakat, pengkarya mencoba menghadirkan kembali Tangkurak Koriang ke dalam sebuah komposisi baru. Langkah yang pengkarya pilih ini merupakan suatu usaha pelestarian kesenian tradisi.

PEMBAHASAN

Dalam penggarapan karya ini, pengkarya memilih formasi orkestra dalam bentuk sajiannya yang meliputi berbagai karakter instrumen yang terdapat didalamnya. Hal tersebut meliputi perpaduan antara seperti dijelaskan Ltifah Kodijat (1983: 51) yaitu “Orkestra merupakan

sekelompok pemain berbagai alat musik yang bergabung untuk memberikan pagelaran. Jumlah instrumen setiap kelompok tergantung pada komposisi dan komponis’’.

Pada komposisi Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra ini pengkarya menggarap sebuah melodi baru yang akan dijadikan sebagai tema pokok. Melodi tema pokok tersebut berakar dari melodi vokal yang sudah ada pada kesenian tradisional Tangkurak Koriangitu sendiri. Jika ditinjau dari pergerakan melodi vokal, pergerakannya mudah dicerna bagi berbagai kalangan khususnya penikmat dan pelaku seni musik.

Adapun tema melodi vokal sebaga ide garapan pada komposisi Tangkurak Koriang dalam Orkestra adalah sebagai berikut :

Notasi 1

Melodi vokal Tangkurak Koriang

Bentuk melodi di atas dirajut sebagai tema dalam komposisi Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra. Dalam teknik penggarapannya pengkarya memakai bentuk lagu dua bagian bebas dengan menggunakan beberapa teknik penggarapan musik konvensional. Kemudian dilengkapi dengan beberapa teknik penggarapan motif berdasarkan ilmu musik konvensional. Deskripsi sajian Tangkurak Koriangdalam Bentuk Formasi Orkestra adalah sebagai berikut:

(3)

b. Pengenalan melodi tema komposisi, pada bagian ini menghadirkan melodi tema komposisi secara utuh dan merupakan frase anteseden dengan menambahkan harmoni dengan tempo allegro pada tangga nada C Major dalam sukat 5/4. Tema melodi dimainkan oleh clarinet dan harmoni background dimainkan oleh horn. Pergerakan chord (I/IV-iii/viidim-iiidim/viidim-vi).

d. Transisi, pada transisi ini terjadi perubahan sukat dengan dinamik forte, bermain pada sukat 4/4. Dan menambahkan drumset untuk menaikkan grafik dari komposisi ini. Melodi tema dimainkan oleh piano dan horn. Harmoni background pada bass elektrik, contra bass, violin dan cello, melodi filler dimainkan oleh flute, oboe dan clarinet. Rithmesection dibawakan oleh violin1, violin2, viola. Pergerakan chord (I-Iaug-Isus6-I7).

Notasi 2

Intro, motif tema komposisi pada Drum set

Notasi 3

Pengenalan melodi tema secara utuh

c. Pengembangan melodi tema, pada bagian ini pengembangan melodi tema dengan memakai teknik augmentasi dan teknik kontrapung (kontrapung 1:2). Melodi tema dimainkan oleh violin1, violin2, viola, flute, oboe dan clarinet. Melodi fillerdibawakan oleh trum-pet, trombone dan cello. Harmoni background dimainkan oleh contra bass, horn dan elektrik bass.

Notasi 4

Pengembangan melodi tema menggunakan augmentasi dan kontrapung pada violin1, violin2, viola, flute, oboe dan clarinet

Notasi 5 Bagian Transisi

e. Interlude, interlude ini dibuat sebagai pengahantar menuju pengembangan tema berikutnya. Teknik pembuatan interlude ini berdasarkan pengembangan atas melodi tema yang dimainkan dalam sukat 4/4. Sehingga tema melodi pokok selalu hadir dan melekat di setiap bagian komposisi. Melodi tema dimainkan oleh horn. Harmoni background pada bass elektrik, contra bass, trumpet dan trombone. Melodi filler violin1 dan violin2. Pergerakan chord (vi-IV7-vi-IV7-I-IV7-I-IV7).

Notasi 6

(4)

f. Pengembangan melodi tema, pada bagian ini sukat berubah menjadi 5/4 dan menambahkan drumset untuk menaikkan grafik komposisi. Bagian ini merupakanfrase konsekuen, melodi tema dimainkan oleh flute, oboe dan clarinet. Harmoni background pada cello, piano dan trumpet. Melodi filler pada horn, trombone, violin1, violin2 dan viola. Rithme section pada drumset.Cadence yang dipakai Imperfect Plagal Cadence. Pergerakan chord (I-iii-IV-I).

h. Codetta, codetta ini merupakan penutup untuk bagian satu kemudian dilanjutkan ke bagian 2. Pada bagian ini codetta bermain pada sukat 4/ 4 sebagai penghantar ke bagian 2. Birama 99 hingga birama102, melodi tema dimainkan oleh horn, trumpet. Harmoni background pada con-tra bass, cello dan piano. Melodi filler viola, vio-lin1 dan violin2. Dead spot pada oboe, flute dan clarinet.Cadence yang dipakai Perfect Authen-tic Cadence. Pergerakan chord (ii-V-I).

Notasi 7 Perpindahan sukat ke 5/4

g. Bridge, bridge disini berefungsi sebagai penghantar menuju codettadan bermain pada sukat 4/4. Tema melodi dimainkan oleh timpani dengan mengambil pola ritme dari tema melodi. Woodwind danstring memainkan tangga nada berjarak terst dankwint pada tangga nada C Major.

Notasi 8

Bridge pada tangga nada C Major

2. Komposisi musik bagian kedua

a. Intro, pada bagian ini bersifat dependent intro, karena dibuat berdasarkan pengolahan tema melodi. Dimainkan pada tangga nada C Major kemudian modulasi ke tangga nada F Major, melodi tema dimainkan pada horn dengan harmoni background pada bass elektrik, piano elektik dan cello. Rithme sec-tion pada drumset, pergerakan chord (Isus4-I-Iaug-I).

Notasi 9

Codetta, melodi tema pada Horn dan Trumpet

Notasi 10

(5)

b. Pengembangan melodi tema, melodi tema dimainkan oleh violin1 dan violin2. Harmoni background pada contra bass, cello, viola, bass elektrik, gitar elektrik dan piano elektrik. Melodi filler pada flute, oboe, trumpet, terombone dan horn.Cadence yang dipakai Imperfect Authen-tic Cadence dengan Ritme section pada drumset. Pergerakan chord (I-I-I-I7-I7-VI?-V-V).

Notasi 11

Melodi tema pada Violin1 dan Violin2

c. Interlude, bagian interlude ini dimainkan dalam tangga nada D minor harmonis dan dibuat berdasarkan pengembangan dari tema komposisi. Digarap dengan menggunakan teknik pengembangan motif augmentasi, diminusi dan repetisi. Birama 35 hingga birama 45, pada bagian ini penggarapan melodi memakai tekhnik kanon pada flute, oboe, clarinet, horn dan piano elektrik dengan memakai teknik pengembangan motif Augmentasi, Diminusi dan Repetisi. Tema melodi pada horn, flute, oboe, clarinet dan piano elektrik. Harmoni background pada contra bass, cello, viola, violin1 dan violin2. Rithme section pada drumset. Pergerakan chord (I-Iaug).

Notasi 12

Interlude, melodi tema pada Horn, Flute, Oboe, Clarinet dan Piano elektrik

d. Transisi, pada bagian ini hanya berbentuk block chord pada piano dan broken chord pada Marimba sebagai penghantar menuju ke pengembangan tema selanjutnya. Harmoni back-ground pada Piano, Bass elektrik dan ritme sec-tion pada Drum set. Pergerakan chord (I-iii7/ IV-I-iii7-IV-vi-IV/iv-iii-V).

e. Pengembangan melodi tema, melodi tema dimainkan oleh violin1 dan violin2 dengan dinamik mezzo forte. Harmoni background pada bass elektrik, contra bass. Melodi filler dimainkan oleh viola, cello, horn, trombone, trum-pet dan rithme section pada drum.

Notasi 13 Transisi

Notasi 14

Melodi tema pada Violin1 dan Violin2

(6)

repetisi. Birama 35 hingga birama 45, disini penggarapan melodi memakai teknik kanon dengan memakai teknik pengembangan motif augmentasi, diminusi dan repetisi. Melodi tema pada horn, flute, oboe, clarinet dan piano. Harmoni background pada contra bass, cello, viola, vio-lin1 dan violin2. Rithme section pada drumset. Pergerakan chord (I-Iaug).

Notasi 15

Interlude, tema melodi pada Horn, Flute, Oboe, Clarinet dan Piano elektrik

g. Pengembangan melodi tema. Pada bagian A’ (a) dimainkan pada tangga nada G mi-nor Asli. Melodi tema pada violin1 dan violin2. Harmoni background pada contra bass, cello, viola, piano elektrik, bass elektrik dan gitar elektrik. Harmoni filler pada flute, oboe, trum-pet, horn dan trombone. Rithme section pada drumset. Cedence yang digunakan Imperfect Authentic Cadence dengan pergerakan chord (I-I-I-viidim-VII-V-V).

Notasi 16

Melodi tema pada Violin1 dan Violin2

h. Coda, pada bagian coda atau penutup untuk mengakhiri komposisi ini pengkarya memakai jenis poslude ataublock chord yang bersifat independent motif. Cadence yang digunakan perfect authentic cadence, dengan pergerakan chord (V9-I).

Notasi 17 Coda

Gambar 3

Gambar atau photo proses pertunjukan akhir Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra

Gambar 2

(7)

PENUTUP

Sebuah karya musik yang telah dibakukan tidak selamanya akan hadir dalam kebutuhan, momen, bentuk dan format yang sama. Sebagai seorang pelaku seni dibidang musik yang berlatar belakang akademis, pengkarya hanya ingin menuangkan segala ide-ide yang muncul serta mewujudkannya ke dalam komposisi yang berangkat dari kesenian tradisional Tangkurak Koriang dan membuat suatu perubahan yang sesuai dengan semangat tradisi pada saat sekarang.

Komposisi ini digarap dalam bentuk orkestra. Selanjutnya beberapa penggunaan teknik dalam pola permainannya yang diadapatasikan dengan menggunakan beberapa teknik ilmu musik konvensional. Dengan berbagai perubahan yang telah dilakukan berdasarkan ilmu musik konvensional tersebut nantinya diharapkan bisa menjadi suatu apresiasi bagi para seniman tradisional khususnya seniman Riau.

DAFTAR PUSTAKA

Stein, Leon. 1962. Anthology of Musical Forms. Summy-Birchard Company Sumeo, U.S.A.

W. Ottman, Robert. 1962. Elementary Har-mony Theory and Practice. Prentice-Hall. Inc, America.

Whller, Kent. The Techique Of Orchestration.

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Kanisius, Yogyakarta.

Edmund Prier SJ, Karl. 1962. Ilmu Bentuk Musik. Pusat Musik Liturgi,Yogyakarta.

Lester, Joel. 1983. Harmony in Tonal Music. Alfred A. Knopf, Inc, New York.

Mack, Dieter. 1996. Ilmu melodi.Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta.

Prier, Karl Edmund. 1991. Sejarah Musik Jilid 1. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta.

Prier, Karl Edmund.1993. Sejarah Musik Jilid 2. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta.

Prier, Karl Edmund.1996. Ilmu Bentuk Musik. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 3Notasi 16Gambar atau photo proses pertunjukan akhir

Referensi

Dokumen terkait

Penguatan masyarakat melalui pemberdayaan kelompok atau unit kegiatan masyarakat yang berbasis rumah ibadah, dalam hal ini di dusun Peron berbasis Masjid Hidayatullah, bisa

Universitas Sriwijaya keselamatan kerja, merumuskan sebuah kuesioner yang bernama “ The Nordic Safety Climate Questionnaire ” setiap bagiannya terdiri dari tujuh dimensi

Supervisor adalah petugas lapangan yang bertanggungjawab pada proses listing dan pemilihan secara random 1 SLS terbesar, 1 SLS tingkat dua, 1 SLS tingkat tiga, dan pemilihan

Masih terkait dengan aspek teknis pembuatan benda-benda perunggu, hasil penelitian Haryono terhadap artefak-artefak perunggu dari Pulau Jawa menunjukkan bahwa logam

Untuk itu, kehadiran buku ajar Mekanika Tanah Untuk Pendidikan Vokasi, bisa membantu peserta didik untuk memperoleh referensi yang sesuai dengan jalur pendidikan yang

pertimbangan-pertimbangan. Majelis Hakim menimbang dan menguraikan bahwa jual beli yang dilakukan oleh Joko Subiantoro dan Tahar secara dibawah tangan dengan dibuatnya

ke perguruan tinggi yang lain, atau dari satu bagian ke bagian yang lain dalam suatu perguruan tinggi

Walaupun data tersebut masih bersifat "persepsi" namun dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat mempunyai perhatian dan pemahaman yang mengesankan dan setuju