• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pengalokasian Pesanan Bahan Baku Yang Optimum Pada Pt. Gold Coin Indonesia Dengan Metode Analytic Network Process (Anp) Dan Goal Programming

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Pengalokasian Pesanan Bahan Baku Yang Optimum Pada Pt. Gold Coin Indonesia Dengan Metode Analytic Network Process (Anp) Dan Goal Programming"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Gold Coin Group dengan merek dagang GOLD COIN merupakan bagian

dari Zuellig Group yang berada di Swiss yang berdiri sejak tahun1953. Sedangkan di Indonesia diberi nama PT. Gold Coin Indonesia, yang memiliki salah satu

cabang yang berada di Medan, Sumatera Utara.

Perusahaan Gold Coin Group bergerak dalam usaha produksi pakan ternak

yaitu udang, ikan, unggas, sapi, kambing, babi dan hewan peliharaan lainnya di

wilayah Asia Pasifik. Pabrik dan kantor pemasaran Gold Coin Group ada di

Malaysia, Singapura, Thailand, Indonesia, Philipina, Vietnam, China, Laos,

Srilanka, dan India.

Peluang pasar yang semakin terbuka mendorong PT. Gold Coin untuk

melakukan usaha produksi pakan ternak di kota Medan, yang pendiriannya

dilakukan secara bertahap sejak Januari 1981. Seiring dengan perkembangan

pembangunan yang dilakukan, PT. Gold Coin Indonesia melakukan uji coba

terhadap operasi produksi dan selanjutnya dilakukan produksi komersil pada

Desember 1981.

Teknologi dan tenaga ahli yang dimiliki oleh Gold Coin sangat

mendukung terhadap pencapaian kualitas pakan ternak yang cukup tinggi. Selain

itu, dengan adanya tenaga-tenaga teknis yang berpengalaman di lapangan dapat

(2)

didukung dengan sarana peralatan laboratorium dan sumber daya manusia yang

berpengalaman sehingga kualitas/mutu pakan ternak yang dihasilkan dapat dijaga

dan dipertahankan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Bidang usaha yang digeluti oleh Gold Coin Group bergerak dalam usaha

produksi pakan ternak di wilayah Asia Pasifik. Produk pakan yang dihasilkan

pada PT. Gold Coin Indonesia - Medan Mill terdiri atas pakan unggas (pakan

ayam,burung, dan bebek), pakan babi, dan pakan lembu.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Gold Coin Indonesia memiliki beberapa tempat yang tersebar di tiga

lokasi, yaitu di kota Bekasi yang berada di Jl. Raya Bekasi KM 28, Desa Medan

Satria. Untuk wilayah Surabaya berada di Jl. Margo Mulya Industri Kav G 1-3

Tandes Surabaya, dan untuk wilayah Sumatera berada di Jl. Pulau Bali No.2 KIM

II, Jl. Medan-Belawan KM 10,5, Sumatera Utara.

2.4. Struktur Organisasi

Stuktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia adalah berbentuk gabungan

lini, fungsional, dan staff. Hubungan fungsional karena pembagian tugas

dilakukan dalam bidang pekerjaan perusahaan berdasarkan fungsi-fungsi

organisasi. Hubungan lini karena perusahaan memiliki tiga pabrik di lokasi yang

(3)

kedudukan yang sama di dalam perusahaan. Struktur Organisasi PT. Gold Coin

Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Terdapat beberapa tujuan pembagian tugas yang dilakukan di PT. Gold

Coin Indonesia yaitu:

1. Memberi kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan

2. Waktu yang digunakan relatif singkat

3. Pelaksanaan tugas tidak tumpang tindih

(4)

Branch Manager Deputy General

Manager

Secretary

Sales Manager Purchasing

Manager Mill Controller Personal Officer

Factory

Executive Staff Acc. Payble

Admin GL & Tax

(5)

V-1

2.5. Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong 2.5.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang ikut dalam proses produksi dan memiliki

persentase terbesar dalam produk akhir. Bahan baku yang digunakan adalah:

1. Jagung Kuning

Jagung kuning mengandung zat karbohidrat yang tinggi, selain itu jagung juga

memiliki zat protein sehingga dapat menjadi sumber makanan yang baik. Jenis

jagung yang digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia dibedakan atas jagung

lokal dan juga jagung impor.

2. Bungkil Kacang Kedelai (Soya Bean Meal/SBM)

Bungkil kacang kedelai mengandung nilai protein yang tinggi, karena di

dalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino yang paling

esensial diantara asam-asam amino yang lainnya.

3. Tepung Ikan (Guar Meal)

Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan menjadi berbentuk tepung.

Kandungan tepung ikan meliputi protein, lemak dan juga kalsium.

4. Tepung Tulang dan Daging (Meat Bone Meal/MBM)

Tepung tulang dan daging merupakan hasil pengolahan dari daging dan tulang

menjadi berbentuk tepung. MBM ini mengandung protein, lemak dan juga

kalsium. Bahan baku ini digunakan pada pembuatan pakan ternak babi dan

(6)

5. Corn Gluten MealMeal/CGM)

Corn Gluten Meal merupakan produk olahan jagung yang telah dilengkapi dengan protein. Bahan baku ini digunakan pada pakan untuk unggas.

6. Kopra (Rapeseed Meal)

Kopra digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ternak karena

mengandung persentase serat yang tinggi.

7. Dedak

Dedak yang digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pakan ternak

adalah dedak padi dan dedak gandum.Penggunaan dedak gandum hanya pada

pembuatan pakan burung, dedak gandum yang digunakan adalah wheat

pollard, yaitu dedak yang berasal dari kulit ari gandum. Dedak padi merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari proses penyosohan beras.

Proporsi penggunaan bahan baku untuk setiap jenis produk pakan yang

dihasilakan berbeda-beda. Berikut ini merupakan persentase penggunaan bahan

baku untuk produk pakan ternak ayam.

Tabel 2.1. Persentase Penggunaan Bahan Baku untuk Pakan Ayam No Bahan Baku Persentase Penggunaan (%)

1. Jagung Kuning 54

2. Soya Bean Meal 30

3. Corn Glutten Meal 4

4. Guar Meal 2

5. Rapeseed Meal 2

6 Dedak Padi 8

(7)

2.5.2. Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi

tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Bahan ini secara tidak langsung

mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan

adalah:

1. Garam dan mineral, seperti sodium, pig minera, dan poultry minera. Zat ini dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang, untuk menjaga keseimbangan asam

basa dalam cairan tubuh ternak, dan juga untuk mekanisme transportasi dalam

tubuh ternak.

2. Vitamin, seperti lysine, luprosi, dan finase merupakan komponen organik yang dibutuhkan untuk melakukan proses-proses dalam tubuh. Vitamin sangat

dibutuhkan untuk reaksi-reaksi metabolisme tubuh dan untuk meningkatkan

kemampuan ternak dalam proses intensifikasi

3. Minyak nabati, seperti canola oil, dan palm oil, minyak nabati berfungsi untuk melengkapi kekurangan sumber energi dalam bahan pakan. Keberadaan

minyak ini juga akan mempermudah adonan pakan melewati lubang alat

penggiling daging dan saringan.

4. Zat aditif, seperti tapioca yang berfungsi untuk memperbaiki pencernaan dan mempercepat pertumbuhan dan juga mendorong pertumbuhan bobot ternak.

5. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl, yang berfungsi untuk

(8)

6. Minyak Sawit (CPO)

CPO memiliki nilai biologis yang tinggi yang diperlukan dalam pembuatan

pakan ternak.

7. Ampas Sawit (Palm Kernel)

Ampas sawit ini mengandung nilai protein dan lemak yang tinggi yang sangat

diperlukan dalam pembuatan pakan ternak.

2.5.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi

dengan komposisi yang kecil yang digunakan untuk meningkatkan mutu poduk

serta tampak pada produk akhir.Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah:

1. Solar yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk dryer.

2. Minyak pelumas yang berfungsi sebagai pelumas peralatan-peralatan produksi

3. Karung plastik yang berfungsi sebagai pembungkus produk jadi.

4. Benang jahit yang digunakan sebagai bahan untuk menjahit karung yang telah

diisi dengan produk jadi.

5. Stiker atau cap pabrik yang berfungsi untuk menunjukkan jenis produk,

komposisi, dan zat gizi yang terkandung dalam produk jadi.

2.6. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pakan ternak di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill

(9)

sampai kepada produk jadi. Tahap-tahap proses produksi di lantai produksi dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Penuangan (intake section)

Proses pengolahan pakan ternak dimulai dengan menuangkan bahan baku

yang disebut dengan Intake section. Intake section terbagi dua bagian yaitu intake jagung dan intake bahan baku yang berbentuk tepung. Jagung yang

dituang melalui intake akan dimasukkan ke cylo dengan menggunakan bucket elevator, sedangkan bahan baku yang berbentuk tepung akan dimasukkan ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.

2. Penyaringan

Proses penyaringan dilakukan untuk membersihkan bahan baku dari kotoran.

Sebelum masuk ke dalam bin, bahan baku akan melewati sistem magnet untuk

memisahkan kotoran besi dan logam-logam dari bahan baku. Setelah itu,

bahan baku akan melalui drum pengayak (drum shiever) sehingga bahan baku dibersihkan dari kotoran seperti plastik, kayu dan benda keras lainnya.

3. Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan hanya untuk bahan baku jagung basah yang

memiliki kadar air 18% - 25%, dimana standar kualitas jagung yang

digunakan dalam proses produksi memiliki kadar air 17%. Oleh karena itu,

jagung harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diolah agar tidak busuk dan

dapat bertahan lama. Jagung basah yang masuk melalui intake, dimasukkan ke

(10)

Selanjutnya udara akan dialirkan ke dry cylo dengan menggunakan blower

agar jagung tidak panas akibat bertumpuknya jagung-jagung, dan dari dry

cylo, jagung ini akan dibawa ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.

4. Penimbangan (Dosing)

Bahan baku yang berada di bin raw material kemudian ditimbang terlebih

dahulu sesuai dengan formula yang diinginkan sampai mencapai kuantitas 1

batch (3 ton). Bahan baku ditimbang dengan menggunakan 2 buah timbangan, yaitu timbangan I dengan kapasitas 3000 kg dan timbangan II dengan

kapasitas 1500 kg. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke bin hopper dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.

5. Penggilingan (grinding)

Bahan baku yang berada di bin hopper dibawa ke dalam vibrator shifter

(saringan bergetar) dengan menggunakan chain conveyor melalui slide gate

untuk memisahkan bahan baku yang kasar dengan bahan baku yang halus.

Bahan baku yang halus akan langsung jatuh ke dalam bin tower hammer mill

sedangkan bahan baku yang kasar akan melalui proses penggilingan terlebih

dahulu sebelum masuk ke dalam bin tower hammer mill. Proses penggilingan

dilakukan dengan menggunakan 2 buah mesin hammer mill dengan kapasitas

22 ton/jam , kecepatan putar 3000 rpm, dan daya 132 kW. Putaran yang terjadi

dalam mesin, membuat bahan baku terpukul dan terlempar ke sepanjang sisi

(11)

menghasilkan udara panas, dimana udara panas ini akan dihisap oleh blower

melalui jet filter dan dibuang ke udara. 6. Pencampuran (mixer)

Bahan baku yang berada di bin tower hammer mill masuk ke mixer melalui

slide gate untuk dicampur hingga rata. Pada proses ini, terjadi penambahan obat-obatan seperti Rhodimet, CPO, Choline, garam, dan zat additive sampai

tercampur dengan semua bahan. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 4 ton/jam dengan daya 30 kW. Pisau-pisau pengaduk pada

mesin ini berbentuk solenoide yang berputar pada sumbunya secara

berlawanan. Hasil pencampuran pada mesin ini berbentuk mash yang

kemudian akan dibawa ke bin finish product dengan menggunakan chain

conveyor dan bucket elevator. Akan tetapi, untuk produk berbentuk pellet, maka bahan campuran dari mixer ini akan mengalami proses pelletizing dan

untuk produk yang berbentuk crumble, maka mash (tepung) hasil olahan

mesin ini akan melalui proses pelletizing dan crumbling sebelum masuk ke bin

finish product.

7. Pembutiran (pelletizing)

Pelletizing atau pembutiran merupakan pengolahan lebih lanjut terkhusus untuk produk yang berbentuk pellet. Campuran yang berbentuk mash (tepung)

dibawa ke pellet mill melalui bin pellet. Sebelum mengalami pemanasan,

tepung yang masuk ke bin pellet disaring terlebih dahulu, kemudian

dipanaskan pada suhu 850 pada tekanan 8-9 bar. Panas yang digunakan berasal

(12)

kemudian dibentuk menjadi pellet dengan menggunakan mesin press yang

terdiri dari ring die press yang mempunyai lubang-lubang dengan ukuran

tertentu yang disesuaikan dengan produk yang akan dihasilkan. Die ring

berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15ton/jam dengan daya

200 kW, pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol yang berputar searah

dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang sama dan saling

menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar dan

ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada ring die press. Selanjutnya, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong hasil pellet, sehingga ukuran panjang sesuai dengan yang diinginkan. Hasil

pemotongan dari pellet mill dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai pada batas temperatur yang telah ditentukan oleh alat sensor. Hasil dari mesin

cooler akan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan pellet, selanjutnya produk ini

dibawa ke bin finish product. 8. Proses Crumble (crumbling)

Crumbling merupakan pengolahan lebih lanjut terkhusus jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble. Pellet yang dihasilkan melalui pellet mill

akan dibawa ke mesin crumble. Pada mesin ini, terjadi proses pemotongan

pellet menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan. Mesin

crumble ini berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 kW. Crumble

yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan vibrator. Hasil penyaringan

(13)

menghaluskan permukaan crumble dan selanjutnya dibawa ke bin finish product. Sementara abu yang dihasilkan dari vibrator dibawa kembali ke

mixer dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator untuk diolah kembali.

9. Pengepakan (sacking)

Produk jadi dari proses pengolahan pakan ternak ini terdiri atas 3 bentuk yaitu

mash, pellet, dan crumble, dimana semuanya akan masuk ke bin finish product

yang telah ditentukan sesuai dengan jenisnya. Produk jadi ini akan dicurahkan

ke karung plastik melalui slide gate sebanyak 50 kg/karung. Proses ini

berlangsung secara otomatis melalui sebuah mesin yang telah di program

terlebih dahulu. Karung yang telah diisi kemudian dijahit dengan

menggunakan sewing machine dan kemudian dibawa ke gudang produk jadi

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia
Tabel 2.1. Persentase Penggunaan Bahan Baku untuk Pakan Ayam

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan pedagang yang membeli hasil pertanian dari pedagang pengepul dan atau dari produsen, serta menjual kembali kepada pengecer dan pedagang lain atau kepada

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu : Mengetahui nilai HPS menggunakan UCP untuk studi kasus pengembangan

Pengambilan data menggunakan lembar observasi baku yang digunakan untuk mengobservasi kondisi luka di Klinik Perawatan Luka FIKES UMM berdasarkan pedoman dari Certified

Therefore this testing equipment of ultra low head hydraulic turbine model can be used to support implementation the laboratory work of machine performance in Mechanical

Selama ini belum tersedia data tentang level tekanan darah pada kelompok senam lansia yang sangat diperlukan dalam mengetahui profil tekanan darah pada kelompok lansia yang

Sedangkan pelaksanaan tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam bentuk pemahaman dan penalaran matematik siswa mengenai trigonometri setelah

Nilai timeless dalam sub konsep tersebut berhubungan dengan desain menggunakan material dasar bambu yang harus bisa bertahan tanpa terikat oleh tren

Koneksi Matematika Siswa (Study Eksperimen di Kelas VII MTs DU PUI Ranji Kab. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, seorang guru sangat berperan dalam