BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gerakan penerjemahan secara besar-besaran telah dicanangkan oleh
Kongres Bahasa Indonesia pada 1978. Kongres ini memprogramkan akan
melaksanakan gerakan tersebut payda awal Pelita III. Kongres tersebut bertujuan
untuk menggalakkan penerjemahan dan mewujudkan Bahasa Indonesia sebagai
pendukung pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, (Mufid dan Kaseruan, 2007:4).
Penerjemahan tidak dapat dilakukan tanpa penguasaan yang memadai
terhadap bahasa asing (bahasa sumber yang diterjemahkan). Kemampuan dan
penguasaan terhadap bahasa asing seperti bahasa Arab, harus ditingkatkan dan
dikembangkan. Hal ini disebabkan, setiap bangsa dituntut untuk mampu
berkomunikasi dengan bangsa lain dalam segala aspek kehidupan, terutama untuk
menyerap informasi dan ilmu pengetahuan, serta teknologi, untuk memperluas
cakrawala bangsa sejalan dengan keperluan pembangunan, (Mufid dan Kaseruan,
2007:2)
Penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia bermula sejak
pertengahan abad 17 (1302 H/1884 M), yaitu pada masa Sultan Iskandar Muda
(1607-1636) di Aceh. Kegiatan penerjemahan ini pertama kali dilakukan oleh
Abdur Rauf Al-Fansuri dari Singkel, Aceh. Walaupun belum sempurna,
terjemahan Abdur Rauf ini merupakan pembuka jalan bagi para penerjemah lain,
(Husnan, 2004:9).
Adapun Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan melalui
perantaraan malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW dengan menggunakan bahasa
Arab disertai kebenaran agar dijadikan hujjah (argumentasi) dalam hal
umat manusia, disamping merupakan amal ibadah bagi yang membacanya, (Arief,
2012 :98).
Objekkajian dalam penelitian ini adalah Syaamil Qur’an. Syaamil
Al-Qur’an adalah salah satu terjemahan Al-Al-Qur’an berupa terjemahan kata
perkata.terjemahannya menampilkan arti setiap kata dalam Al-Qur’an serta
bentuk kata bahasa Indonesia dan arti kata tersebut diletakkan tepat di bawah kata
yang berbahasa Arab. Ia fungsinya yaitu Al-Qur’antarbiyah (pendidikan), maka
bagi umat Islam yang belum mengenal ataupun mengetahui bahasa Al-Qur’an,
Syaamil Al-Qur’an akan membimbing dan mempermudah dalam menguasai dan
memahami kandungan Al-Qur’an. Syamil Al-Qur’an adalah hasil buah kerjasama
antara Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI dan CV.
Haekal Media Center dalam penerbitannya, (Baihaqi, 2010:6).
Terjemahan Syaamil Al-Qur’andi dalamnya terdapat kata-kata
lazim.Adapun pengertian kata lazim adalah sudah biasa; sudah menjadi kebiasaan;
sudah umum : sekarang sudah -- wanita berambut pendek; melazimkan v
membuat supaya lazim; membiasakan; kelaziman n kebiasaan (yang sudah
umum): memakan sirih merupakan~bagi orang tua-tua kita dulu, (http://artikata1
.blogspot.com/2012/08/pengertian-lazim.html
Kata-kata lazim adalah kata yang sudah umum dan arti katanya dapat di
pahami oleh masyarakat. Kata-kata lazim dalam kajian ini adalah kata yang
berasal dari bahasa Arab yang sudah umum dalam bahasa Indonesia, sehingga
makna katanya sudah dipahami oleh khalayak ramai/masyarakat umum.
Sedangkan kata lazim dalam bidang ilmu khusus seperti ilmu Agama, ilmu
pengetahuan, dan adat budaya sesuai dengan pengertian yang sudah ditentukan
berdasarkan patokan tertentu. Kata-kata lazim terpilih ini seperti kata hakim, azab,
ayat, salam, dzalim, taqwa, amal, kafir, alim dan sholeh . Adapun contoh
kata-kata lazim yang peneliti pilih antara lain: kata-kata hakim, salam, dan ayat.
).
UU
: ﻥﺍﺮﻤﻋ ﻝﺍ) 6
/huwal lażī yuṣawwirukum fil arḥāmi kaifa yusyā’u lā ilāha illa huwal ʻazīzul
ḥakīmu/ ‘Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana
dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
/żālika natlūhu ʻalaika minal ayāti ważżikril UhakīmiU/ ‘Demikianlah (kisah 'Isa),
kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al-Quran yang penuh UhikmahU’, (Ali ‘Imran : 58)
/’innad dīna ʻindallahil UislāmuU wa makhtalafal lażīna ūtul kitāba illa min baʻdi
mā jā´ahumul ʻilmu bagyā bainahum wa man yakfur bi´āyātillahi fa´innallahi sarīʻul ḥisābi/ ‘Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah UIslamU.
tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya’, (Ali ‘Imran : 19)
dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah Umenyerahkan diriU segala apa yang di
langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan’, (Ali ‘Imran : 83)
U
U
: ﻥﺍﺮﻤﻋ ﻝﺍ)
58 (
/żālika natlūhu ʻalaika minal ´UayātiU ważżikril ḥakīmi/’Demikianlah (kisah 'Isa),
kami membacakannya kepada kamu sebagian dari Ubukti-buktiU (kerasulannya) dan
(membacakan) Al-Quran yang penuh hikmah’, (Ali ‘Imran : 58)
UU
: ﻥﺍﺮﻤﻋ ﻝﺍ) 97
(
/ fīhi U´āyātumU maqāmu ibrāhīm wa man dakhalahu kāna ´āminan walillahi ʻala
annāsi ḥijjul baiti manistaṭāʻa ilaihi sabīlan wa man kafara fa´innallaha ganiyyun ´anil ʻālamīna/’Padanya terdapat Utanda-tandaU yang nyata, (di
antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam’, (Ali ‘Imran : 97)
Kata hakim dalam surah Ali ‘Imran ayat 6 bermakna Maha bijaksanadan
dalam ayat 58 bermakna hikmah.Kata salampada surah Ali ‘Imran ayat 19
bermakna Islamdan dalam ayat 83 bermakna menyerahkan diri.Kata ayat dalam
surah Ali ‘Imran ayat 58 bermakna bukti-bukti, dan dalam ayat 97 bermakna
tanda-tanda. Contoh yang dipaparkan terdapat perbedaan makna kata yang
menimbulkan kesan terjemahan yang berbeda antara satu dengan yang lain pada
kata yang sama.
Oleh karena itu, perlu satu analisis kesan terjemahan, apakah terjemahan
tersebut mengalami kesan terjemahan makna berlebihan/meluas, kesan terjemahan
makna menyempit/kurang, kesan terjemahan makna kata salah atau kesan
terjemahan taksa/ambigu.
Kesan terjemahan disini maksudnya adalah pembahasan yang berkaitan
dengan hasil terjemahan itu sendiri. Adapun kesan-kesan terjemahan tersebut
antara lain :
a. Kesan Terjemahan Berlebihan
Ialah berlaku apabila terdapat maklumat atau pesan sampingan yang
ditambahatau bertambah dalam teks sasaran dibandingkan dengan maklumat
atau pesan yang terdapat dalam teks bahasa sumber.Perkara ini mungkin
berlaku atau dilakukan oleh penterjemahan untuk menyesuaikannya dengan
’, (Ali ‘Imran : 6)
b. Kesan Terjemahan Kurang
Ialah hasil penterjemahan yang di dalamnya terdapat penghilangan makna teks
sumber. Penghilangan ini kadang-kadang tidak dapat dihindarkan, hal ini
mungkin karena tuntutan dari bahasa sasaran ini sendiri sehingga berlaku
pengurangan terhadap makna teks sumber dalam teks bahasa sasaran.
c. Kesan Terjemahan Taksa
Ialah kesan apabila susunan ayat sesuatu teks sasaran atau kata yang
memberikan tafsiran lebih dari satu pemahaman. Ia juga boleh berlaku pada
peringkat kata dan sintaksis
d. Kesan Terjemahan Salah
Ialah hasil terjemahan yang gagal mengeluarkan dan melahirkan makna atau
pesan yang sebenarnya daripada teks bahasa sumber ke dalam teks bahasa
sasaran. Terjemahan salah merupakan hasil terjemahan yang sama
meninggalkan kesan terjemahan karena ia memberikan tafsiran pesan yang
menyeleweng dari maklumat asal yang terdapat dalam teks bahasa sumber.
Berdasarkan masalah-masalah di atas, penulis merasa sangat perlu untuk
meneliti dan menganalisis Kesan Terjemahan dalam Terjemahan Al-Qur’an ke
dalam bahasa Indonesia Mushaf Syaamil Al-Qur’an pada kata-kata Lazim terpilih
dalam surah Ali ‘Imran.
1.2 Masalah Kajian
1. Kata-kata lazim terpilih pada terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa
Indonesia Mushaf Syaamil Al-Qur’an surah Ali ‘Imran, masih belum
diketahui jumlah kata-katanya?
2. Kesan pada terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia Mushaf
Syaamil Al-Qur’an pada kata-kata Lazim terpilih Surah Ali ‘Imran, masih
belum diketahui berapa jumlahnya?
3. Penterjemahan satu kata yang sama tidak konsisten dalam
menterjemahkannya?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mendata kata-kata lazim terpilih yang mana-mana saja pada
terjemahan Qur’an ke dalam bahasa Indonesia Mushaf Syaamil
Al-Qur’an surah Ali ‘Imran.
2. Untuk mengetahui kesan-kesan terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa
Indonesia Mushaf Syaamil Al-Qur’an pada kata-kata Lazim Terpilih
dalam Surah Ali ‘Imran.
3. Untuk mengetahui alasan kenapa tidak konsisten dalam menterjemahkan
satu kata yang sama.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diraih dari penelitian ini adalah :
1. Diketahui kata-kata lazim terpilih pada terjemahan Al-Qur’an ke dalam
bahasa Indonesia pada Mushaf Syaamil Al-Qur’an dalam surah Ali
‘Imran.
2. Diketahui kesan yang ada pada terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa
Indonesia Mushaf Syaamil Al-Qur’an pada kata-kata Lazim Terpilih
dalam Surah Ali ‘Imran, sehingga tidak lagi muncul keraguan terkait
3. Diketahui alasan ketidakkonsistenan penterjemahan satu kata yang sama
yaitu adanya konteks situasi pada kata yang diterjemahkan.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan
membaca buku-buku yang ada relevansinya dengan masalah terjemahan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
yaitu prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara menjelaskan dan
menggambarkan tentang hal-hal yang teliti.Adapun tahap-tahap yang akan
dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendata kata-kata lazim terpilih dalam surah Ali ‘Imran.
2. Mencari makna kata-kata lazim terpilih.
3. Klasifikasi data
4. Menentukan data kata-kata lazim yang layak di kaji.
5. Kata-kata lazim terpilih seperti dalam 1.3 yaitu:
- Mendatakata-kata lazim terpilih yang mana-mana saja pada
terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia Mushaf Syaamil
Al-Qur’an surah Ali ‘Imran.
- Mendata kesan-kesan pada terjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa
Indonesia Mushaf Syaamil Al-Qur’an pada kata-kata Lazim
Terpilih dalam Surah Ali ‘Imran
6. Dan menyusunnya dalam bentuk laporan karya ilmiah (Skripsi).