BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kerja telah menjadi salah satu modal utama dan menduduki
peranan yang sangat penting untuk memajukan pembangunan nasional Indonesia.
Tanpa didukung tenaga kerja yang handal dan berkualitas, pembangunan nasional
Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur
bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera
sebagaimana yang dikandung dalam nilai-nilai Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945. Berbicara tentang pembangunan nasional maka hal itu erat kaitannya
terhadap berbagai bidang kehidupan yang bersinggungan dengan aspek hubungan
sosial, ekonomi dan budaya yang harus taat dengan hukum.
Tatanan hubungan tersebut menciptakan sebuah hak dan kewajiban yang
berlandaskan nilai dan norma yang berkembang pada masyarakat itu sendiri,
tetapi haruslah sesuai dengan roh yang terkandung dalam budaya kehidupan
berlandaskan masyarakat Pancasila. Secara garis besarnya, tujuan utama dari
pembangunan masyarakat ini ialah mewujudkan masyarakat yang adil, makmur
dan sejahtera kepada seluruh rakyat termasuk didalamnya tenaga kerja.
Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2 secara tegas
menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini berarti setiap warga negara berhak
kehidupannya sebagai warga negara yang dilindungi oleh negara. Dalam rangka
mencapai kesejahteraan penghidupan yang layak tersebut maka setiap orang
haruslah memiliki pekerjaan dan bekerja sesuai dengan keinginan dan
kemampuannya, yang kemudian memperoleh upah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Namun upah tersebut belumlah dapat menjadi tolak ukur penghidupan
yang layak tanpa pemberian jaminan sosial oleh negara.
Kehadiran UndangUndangNomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja beserta peraturan pelaksanaannya telah menunjukkan era baru bagi
perlindungan tenaga kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
yang berdampak kepada peningkatan produktivitas kerja secara
nasional.UndangUndang Nomor 3 Tahun 1992 menegaskan bahwa Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) merupakan hak bagi setiap tenaga kerja dan
merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan (Pasal 3 ayat 2 dan Pasal 4 ayat1).
Pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja juga diatur dalam
UndangUndang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa setiap
pekerja/buruh berhak untuk mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja.
Program jaminan sosial memberikan perlindungan dasar, untuk menjaga serta
meningkatkan harkat dan martabat harga diri tenaga kerja dalam mewujudkan
masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata baik materiil maupun spiritual.
Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat
dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan
kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin
terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha
dan tenaga kerja. Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut
terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan
meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya
penghasilan tenaga kerja dan/ atau membutuhkan perawatan medis.1
Dalam arti luas, istilah “jaminan sosial” atau “social security” mencakup
berbagai instrumen publik yang memberikan kemanfaatan tunai (cash benefit)
atau kemanfaatan kebutuhan (in kind benefits) atau kedua-duanya, dalam hal
Hampir secara universal jaminan sosial dapat diterima sebagai program
pengetasan kemiskinan maupun pencegah kemiskinan, sehingga tidak kurang dari
145 negara memiliki sekurang-kurangnya satu dari program jaminan sosial,
bahkan betapa pentingnya program ini hingga kategori jaminan sosial tersebut
juga dicantumkan dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia PBB
(1948).
2
1. Pertama, kemampuan bekerja/berpenghasilan seseorang.
:
a. Terhenti selama-lamanya, karena hari tua, cacat tetap total, atau
meninggal dunia.
b. Terganggu, oleh ketidakmampuan bekerja sementara, cacat tetap
sebagian.
c. Dibebani biaya, seperti perawatan sakit, kehamilam dan persalinan.
2. Kedua, memerlukan pelayanan medis bagi diri dan keluarganya.
1
Agusmidah, Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, USU Press,Medan, 2010, hal. 115.
2
3. Ketiga, memelihara anak-anak.
Saat ini terdapat 4 (empat) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di
Indonesia yakni, PT. Jamsostek (Persero), PT. Taspen (Persero), PT. Askes
(Persero) , dan PT. Asabri (Persero). Kelompok Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
TNI/Polri, wajib disertakan sebagai anggota Taspen dan Asabri yang
perlindungannya meliputi program kesehatan dan pensiun,sedangkan para pekerja
atau pegawai di sektor lainnya seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
perusahaan milik swasta nasional atau asing diwajibkan dalam program
Jamsostek.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan
Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja telah mempercayakan PT.
Jamsostek (Persero) sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang berplat
merah untuk menjadi badan pelaksana program jaminan sosial di Indonesia yang
harus berusaha dan bermitra bersama dengan berbagai pihak antara lain;
pemerintah pusat dan daerah maupun organisasi pengusaha dan pekerja serta
berbagai pihak lainnya untuk meningkatkan serta memperluas jaringan
perlindungan dan pelayanan terhadap tenaga kerja peserta program Jamsostek
sehingga kehadirannya dapat mendukung visinya menjadi lembaga penyelenggara
jaminan sosial tenaga kerja terpercaya yang unggul dalam pelayanan dan
memberikan manfaat optimal bagi seluruh peserta dan keluarganya.
Pengaturan sistem penyelenggaran jaminan sosial tenaga kerja yang diatur
dalam UndangUndang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
“Untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja diselenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja yang pengelolaannya dapat dilaksanakan dengan mekanisme asuransi.”
Mekanisme asuransi yang dilaksanakan dalam program Jamsostek adalah
Asuransi sosial (social insurance), dengan menggunakan metode risiko hubungan
kerja dimana kemanfaatan atau jaminannya didasarkan atas masa kerja atau
kepesertaan dalam sistem ini. Jaminan tersebut bisa berupa santunan tunai, baik
dalam jumlah uang tertentu atau didasarkan presentase penghasilan, berupa
pelayanan (medis) atau kemanfaatan lain (obat-obatan). Pembiayaannya berasal
dari iuran oleh tenaga kerja, pengusaha atau keduanya yang dikelola oleh badan
publik.3
Sedangkan payung hukum jaminan sosial Tenaga Kerja di Luar Hubungan
Kerja (TK-LHK) diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bahwa perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau
membayar total upah paling sedikit Rp. 1.000.000.- (satu juta rupiah) per bulan,
wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga
kerja. Kategori perusahaan diatas termasuk yayasan, badan, lembaga ilmiah serta
badan usaha lainnya dengan nama apapun yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan tenaga kerja. Dengan demikian berarti pengaturan perlindungan
ini diberlakukan terhadap tenaga kerja yang memiliki hubungan kerja dengan
unsur adanya perintah, upah dan pekerjaan yang akan dilaksanakan bersifat
mengikat.
3
Republik Indonesia Nomor : Per-24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Yang
Melakukan Pekerjaan Diluar Hubungan Kerja. Tenaga kerja di luar hubungan
kerja merupakan setiap tenaga kerja yang melakukan kegiatan ekonomi tanpa
dibantu orang lain, berusaha pada usaha-usaha ekonomi informal berskala mikro
modal kecil, tempat usaha yang tidak tetap, kelangsungan usaha tidak terjamin,
jam kerja tidak teratur tetapi menghasilkan barang atau jasa sebagaimana
lazimnya tenaga kerja lainnya.
Jumlah Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) di Indonesia
seperti pedagang kaki lima, nelayan, tukang becak dan petani serta pekerja lainnya
sangatlah besar, dan mereka juga membutuhkan jaminan sosial terhadap diri dan
keluarga, namun memiliki keterbatasan untuk membayar iuran karena penghasilan
yang tidak teratur dan sangatlah bergantung pada penghasilan harian sehingga
mereka mendapatkan kesulitan dalam hal pembiayaan jaminan sosial.
Di sisi lain, urusan pendaftaran kepesertaan Jamsostek secara umum bagi
tenaga kerja sektor formal telah ditangani langsung oleh personalia perusahaan
atau langsung pengusaha itu sendiri kepada badan penyelenggara, namun bagi
Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) memiliki keterbatasan dalam
urusan pendaftaran maupun pembayaran iuran Jamsostek seperti mendaftar,
mengurus dan membayar iuran sendiri langsung ke PT. Jamsostek (Persero)
sehingga diperlukan penanggung jawab wadah/kelompok yang bekerjasama
dengan PT. Jamsostek (Persero) sesuai lokasi kantor cabang dan tempat tinggal
Dalam penanganan Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja (TK-LHK)
antara wadah dan badan penyelenggara diperlukan adanya suatu Perjanjian
Kerjasama yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam
memberikan perlindungan jaminan sosial itu sendiri yang tentunya harus
memenuhi unsur-unsur perjanjian sebagaimana yang diamanahkan dalam
KUHPerdata.
Tujuan perjanjian kerjasama tersebut untuk memudahkan segala urusan
PT. Jamsostek (Persero) dengan Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja
(TK-LHK) dalam hal administrasi pendaftaran, pembayaran iuran dan pengajuan
jaminan/santunan program jaminan sosial tenaga kerja dan wadah tersebut
mendapatkan imbalan jasa berupa uang.
Berdasarkan pengamatan lapangan bahwa pada saat ini sudah berlangsung
beberapa perjanjian kerjasama antara wadah Tenaga Kerja di Luar Hubungan
Kerja (TK-LHK) dengan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan selaku badan
penyelenggara, dimana penulis merasa tertarik untuk mendalaminya dengan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, hal yang ditinjau pada penulisan ini
adalah berupa tinjauan yuridis dari perjanjian kerjasama, yaitu perjanjian
kerjasama antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga
Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) yang menjadi binaan kantor PT.
Jamsostek (Persero) Cabang Medan, oleh karena itu penulis merumuskan masalah
antara lain yaitu:
1. Bagaimana bentuk hak dan kewajiban PT. Jamsostek (Persero) Cabang
Medan dan wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK)
binaan kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan ?
2. Sejauh mana pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT. Jamsostek
(Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan
Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang
Medan saat ini ?
3. Apakah pernah terjadi penyimpangan perjanjian kerjasama
(Wanprestasi) antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan
wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor
PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dan seperti apa bentuk serta
bagaimana kasus penyelesaiannya ?
4. Bagaimana bentuk pengakhiran perjanjian kerjasama antara PT.
Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar
Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero)
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini
ialah:
1. Mengetahui bentuk hak dan kewajiban dalam perjanjian
kerjasamaantara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dan wadah
Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT.
Jamsostek (Persero) Cabang Medan.
2. Memaparkan sejauh mana pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT.
Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar
Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero)
Cabang Medan.
3. Menganalisa bentuk potensi penyimpangan kerjasama antara PT.
Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar
Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero)
Cabang Medan dan seperti apa penyelesaiannya.
4. Mempelajari proses pengakhiran suatu perjanjian kerjasama antara PT.
Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar
Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero)
Cabang Medan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi atas 2 (dua) yaitu manfaat secara teoritis dan
1. Secara Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pembendaharaan ilmu
pengetahuan di bidang hukum perjanjian yaitu perjanjian kerjasama dan
memperkaya khasanah kepustakaan serta menjadi bahan pertimbangan bagi para
akademisi untuk membuat penelitian lanjutan.
2. Secara Praktis
Memberikan masukan kepada PT. Jamsostek (Persero) maupun wadah
Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) mengenai hasil penelitian
perjanjian kerjasama yang dilakukan agar terjadinya keselasaran dan keefektifan
pada perjanjian kerjasama tersebut.
E. Metode Penelitian
Metode yang diterapkan di dalam suatu penelitian adalah kunci utama
untuk menilai baik buruknya suatu penelitan. Metode ilmiah itulah yang
menetapkan alur kegiatannya, mulai dari pemburuan data sampai ke penyimpulan
suatu kebenaran yang diperoleh dalam penelitian itu.4
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada
metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari
satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali
itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum
tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas
permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan. Didalam
4
melakukan penelitan hukum, seorang peneliti seyogianya selalu mengkaitkannya,
dengan arti-arti yang mungkin dapat diberikan pada hukum. Arti- arti tersebut,
merupakan pemahaman-pemahaman yang diberikan oleh masyarakat, terhadap
gejala yang dinamakan hukum, yang kemudian dijadikan suatu pegangan.5
1. Jenis penelitian
Didalam melakukan penelitian hukum ini haruslah menyajikan dan
mengumpulkan suatu data yaitu dengan menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
Sesuai dengan permasalahan penelitian ini maka penulis melakukan jenis
penelitian hukum normatif empiris, yaitu melakukan pendekatan dengan
mempelajari serta menganalisis data sekunder berupa peraturan-peraturan hukum
atau bahan-bahan hukum tertulis yang bisa diperoleh dari dokumen-dokumen
resmi, buku-buku, hasil penelitian, laporan, buku harian, surat kabar, makalah,
dan lain sebagainya yang mengenai permasalahan penelitian ini, serta
menggunakan pendekatan penelitan terhadap hukum tidak tertulis atau data
primer yaitu dapat dilakukan dengan cara wawancara langsung dari sumbernya.
Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu merupakan suatu
penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu
peraturan hukum baik dalam bentuk teori maupun praktek pelaksanaan dari hasil
penelitian dilapangan.6
2. Sumber Bahan Hukum
5
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitan Hukum, UI-Press,Jakarta,1984, hal. 43. 6
Sumber bahan hukum ini menggunakan bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder, bahan tersier, yaitu :
2.1. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang menjadi acuan
masyarakat untuk mentaati hukum itu yang bersifat mengikat,
bahan-bahan hukum yang mengikat didalam penelitian ini yaitu :
a) Undang Undang Dasar Tahun 1945.
b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
c) UndangUndangNomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
d) UndangUndang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
e) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan
Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
kepada PT. Jamsostek (Persero) selaku perusahaan Badan Usaha
Milik Negara.
f) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
g) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor : Per-24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi
Tenaga Kerja Yang Melakukan Pekerjaan Diluar Hubungan
h) Ikatan Kerja Sama (IKS) Antara PT. Jamsostek (Persero)
dengan Wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK)
tentang Pelaksanaan Kepesertaan Jamsostek Tenaga Kerja Luar
Hubungan Kerja.
2.2. Bahan Hukum Sekunder
Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang menjelaskan
bahan hukum primer seperti hasil-hasil penelitian dan tulisan-tulisan oleh
ahli hukum, dalam penelitian ini tulisan-tulisan karya ilmiah yang dipakai
yaitu diantaranya buku-buku karya ilmiah tentang perjanjian, tenaga kerja,
Jamsostek, dan sebagainya.
2.3. Bahan Hukum Tersier
Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang dapat memberikan
petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder seperti kamus hukum.
3. Teknik Pengumpulan Data
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dan
penelitian hukum empiris yang teknik pengumpulan datanya menggunakan 2
(dua) cara, yaitu :
3.1. Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian ini menggunakan data-data kepustakaan yaitu berupa
bacaan-bacaan hukum atau bahan hukum tertulis yang berupa data
laporan, buku harian, surat kabar, makalah, dan lain sebagainya yang
mengenai permasalahan penelitian ini.
3.2. Penelitian Lapangan (field research)
Pada penelitian ini sang peneliti langsung terjun kelapangan tempat
dimana penelitian ini berlangsung yaitu PT. Jamsostek (Persero) Cabang
Medan. Penelitian lapangan ini merupakan bahan yang berupa tidak
tertulis (data primer) yaitu seperti wawancara. Jadi peneliti melakukan
wawancara kepada pegawai PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan untuk
mendapatkan informasi tentang penelitan ini langsung dari sumbernya
secara akurat.
4. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatifyaitu tidak berdasarkan pada
angka-angka (pengukuran) tetapi pengumpulan data menggunakan pedoman
wawancara dan pengamatan yang diuraikan melalui kalimat, jadi disini
memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari
perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia, atau
pola-pola yang dianalisis gejala-gejala sosial budaya dengan menggunakan kebudayaan
dari masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai
pola-pola yang berlaku.7
7
F. Keaslian Penulisan
Penulis menulis judul tentang “TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN
KERJASAMA ANTARA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG MEDAN
DENGAN WADAH TENAGA KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA (TK-LHK)
BINAAN KANTOR PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG MEDAN”.
Penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir serta syarat agar dapat memperoleh gelar
kesarjanaan di FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
Penulis telah melakukan proses pemeriksaaan pada bagian administrasi
kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan setelah hasil
pemeriksaan tersebut belum ada satu pun penulis yang melakukan penulisan
penelitan mengenai judul diatas. Penulis melakukan penulisan ini dengan asli
berdasarkan diri sendiri dengan tidak melakukan plagiat atau menjimplak dari
hasil penelitian orang lain, apabila terbukti maka penulis siap untuk
mempertanggungjawabkannya kedepan nanti.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini yaitu menjelaskan tentang runtutan mengenai
pembahasan yang dilakukan setiap babnya, penulisan penelitian ini terdiri dari 5
(lima) bab yang ditelaah lebih mendalam menjadi lebih kecil lagi (sub bab), yaitu
BAB I : PENDAHULUAN
Bab I tentang pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, keaslian penulisan dan sistematikan penulisan.
BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN
Bab II terdiri dari pengertian perjanjian pada umumnya, hak dan
kewajiban para pihak yang melakukan perjanjian, bagaimana
sahnya suatu perjanjian dan berakhirnya suatu perjanjian.
BAB III : PROGRAM TENAGA KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA
(TK-LHK) JAMSOSTEK SEBAGAI OBJEK PERJANJIAN
Bab III terdiri dari definisi program Tenaga Kerja Luar Hubungan
Kerja (TK-LHK), latar belakang perjanjian kerjasama, prosedur
pembuatan perjanjian kerjasama, pembinaan serta pengendalian
wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK).
BAB IV : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA
PT. JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN WADAH TENAGA
KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA (TK-LHK) BINAAN
KANTOR PT JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG MEDAN
Bab IV terdiri dari hak dan kewajiban para pihak yang melakukan
perjanjian kerjasama, pelaksanaan perjanjian kerjasama, bentuk
penyimpangan perjanjian kerjasama serta penyelesaiannya,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V terdiri dari kesimpulan dan saran dari penulis tentang