• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan Wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) Binaan Kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan Wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) Binaan Kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kerja telah menjadi salah satu modal utama dan menduduki

peranan yang sangat penting untuk memajukan pembangunan nasional Indonesia.

Tanpa didukung tenaga kerja yang handal dan berkualitas, pembangunan nasional

Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera

sebagaimana yang dikandung dalam nilai-nilai Pancasila dan Undang Undang

Dasar 1945. Berbicara tentang pembangunan nasional maka hal itu erat kaitannya

terhadap berbagai bidang kehidupan yang bersinggungan dengan aspek hubungan

sosial, ekonomi dan budaya yang harus taat dengan hukum.

Tatanan hubungan tersebut menciptakan sebuah hak dan kewajiban yang

berlandaskan nilai dan norma yang berkembang pada masyarakat itu sendiri,

tetapi haruslah sesuai dengan roh yang terkandung dalam budaya kehidupan

berlandaskan masyarakat Pancasila. Secara garis besarnya, tujuan utama dari

pembangunan masyarakat ini ialah mewujudkan masyarakat yang adil, makmur

dan sejahtera kepada seluruh rakyat termasuk didalamnya tenaga kerja.

Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2 secara tegas

menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini berarti setiap warga negara berhak

(2)

kehidupannya sebagai warga negara yang dilindungi oleh negara. Dalam rangka

mencapai kesejahteraan penghidupan yang layak tersebut maka setiap orang

haruslah memiliki pekerjaan dan bekerja sesuai dengan keinginan dan

kemampuannya, yang kemudian memperoleh upah untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Namun upah tersebut belumlah dapat menjadi tolak ukur penghidupan

yang layak tanpa pemberian jaminan sosial oleh negara.

Kehadiran UndangUndangNomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja beserta peraturan pelaksanaannya telah menunjukkan era baru bagi

perlindungan tenaga kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

yang berdampak kepada peningkatan produktivitas kerja secara

nasional.UndangUndang Nomor 3 Tahun 1992 menegaskan bahwa Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) merupakan hak bagi setiap tenaga kerja dan

merupakan kewajiban bagi setiap perusahaan (Pasal 3 ayat 2 dan Pasal 4 ayat1).

Pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja juga diatur dalam

UndangUndang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa setiap

pekerja/buruh berhak untuk mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja.

Program jaminan sosial memberikan perlindungan dasar, untuk menjaga serta

meningkatkan harkat dan martabat harga diri tenaga kerja dalam mewujudkan

masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata baik materiil maupun spiritual.

Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat

dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan

kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin

(3)

terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha

dan tenaga kerja. Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut

terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan

meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya

penghasilan tenaga kerja dan/ atau membutuhkan perawatan medis.1

Dalam arti luas, istilah “jaminan sosial” atau “social security” mencakup

berbagai instrumen publik yang memberikan kemanfaatan tunai (cash benefit)

atau kemanfaatan kebutuhan (in kind benefits) atau kedua-duanya, dalam hal

Hampir secara universal jaminan sosial dapat diterima sebagai program

pengetasan kemiskinan maupun pencegah kemiskinan, sehingga tidak kurang dari

145 negara memiliki sekurang-kurangnya satu dari program jaminan sosial,

bahkan betapa pentingnya program ini hingga kategori jaminan sosial tersebut

juga dicantumkan dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia PBB

(1948).

2

1. Pertama, kemampuan bekerja/berpenghasilan seseorang.

:

a. Terhenti selama-lamanya, karena hari tua, cacat tetap total, atau

meninggal dunia.

b. Terganggu, oleh ketidakmampuan bekerja sementara, cacat tetap

sebagian.

c. Dibebani biaya, seperti perawatan sakit, kehamilam dan persalinan.

2. Kedua, memerlukan pelayanan medis bagi diri dan keluarganya.

1

Agusmidah, Dinamika Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, USU Press,Medan, 2010, hal. 115.

2

(4)

3. Ketiga, memelihara anak-anak.

Saat ini terdapat 4 (empat) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di

Indonesia yakni, PT. Jamsostek (Persero), PT. Taspen (Persero), PT. Askes

(Persero) , dan PT. Asabri (Persero). Kelompok Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan

TNI/Polri, wajib disertakan sebagai anggota Taspen dan Asabri yang

perlindungannya meliputi program kesehatan dan pensiun,sedangkan para pekerja

atau pegawai di sektor lainnya seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

perusahaan milik swasta nasional atau asing diwajibkan dalam program

Jamsostek.

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan

Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja telah mempercayakan PT.

Jamsostek (Persero) sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang berplat

merah untuk menjadi badan pelaksana program jaminan sosial di Indonesia yang

harus berusaha dan bermitra bersama dengan berbagai pihak antara lain;

pemerintah pusat dan daerah maupun organisasi pengusaha dan pekerja serta

berbagai pihak lainnya untuk meningkatkan serta memperluas jaringan

perlindungan dan pelayanan terhadap tenaga kerja peserta program Jamsostek

sehingga kehadirannya dapat mendukung visinya menjadi lembaga penyelenggara

jaminan sosial tenaga kerja terpercaya yang unggul dalam pelayanan dan

memberikan manfaat optimal bagi seluruh peserta dan keluarganya.

Pengaturan sistem penyelenggaran jaminan sosial tenaga kerja yang diatur

dalam UndangUndang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(5)

“Untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja diselenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja yang pengelolaannya dapat dilaksanakan dengan mekanisme asuransi.”

Mekanisme asuransi yang dilaksanakan dalam program Jamsostek adalah

Asuransi sosial (social insurance), dengan menggunakan metode risiko hubungan

kerja dimana kemanfaatan atau jaminannya didasarkan atas masa kerja atau

kepesertaan dalam sistem ini. Jaminan tersebut bisa berupa santunan tunai, baik

dalam jumlah uang tertentu atau didasarkan presentase penghasilan, berupa

pelayanan (medis) atau kemanfaatan lain (obat-obatan). Pembiayaannya berasal

dari iuran oleh tenaga kerja, pengusaha atau keduanya yang dikelola oleh badan

publik.3

Sedangkan payung hukum jaminan sosial Tenaga Kerja di Luar Hubungan

Kerja (TK-LHK) diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bahwa perusahaan yang

mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau

membayar total upah paling sedikit Rp. 1.000.000.- (satu juta rupiah) per bulan,

wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga

kerja. Kategori perusahaan diatas termasuk yayasan, badan, lembaga ilmiah serta

badan usaha lainnya dengan nama apapun yang mempunyai pengurus dan

mempekerjakan tenaga kerja. Dengan demikian berarti pengaturan perlindungan

ini diberlakukan terhadap tenaga kerja yang memiliki hubungan kerja dengan

unsur adanya perintah, upah dan pekerjaan yang akan dilaksanakan bersifat

mengikat.

3

(6)

Republik Indonesia Nomor : Per-24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Yang

Melakukan Pekerjaan Diluar Hubungan Kerja. Tenaga kerja di luar hubungan

kerja merupakan setiap tenaga kerja yang melakukan kegiatan ekonomi tanpa

dibantu orang lain, berusaha pada usaha-usaha ekonomi informal berskala mikro

modal kecil, tempat usaha yang tidak tetap, kelangsungan usaha tidak terjamin,

jam kerja tidak teratur tetapi menghasilkan barang atau jasa sebagaimana

lazimnya tenaga kerja lainnya.

Jumlah Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) di Indonesia

seperti pedagang kaki lima, nelayan, tukang becak dan petani serta pekerja lainnya

sangatlah besar, dan mereka juga membutuhkan jaminan sosial terhadap diri dan

keluarga, namun memiliki keterbatasan untuk membayar iuran karena penghasilan

yang tidak teratur dan sangatlah bergantung pada penghasilan harian sehingga

mereka mendapatkan kesulitan dalam hal pembiayaan jaminan sosial.

Di sisi lain, urusan pendaftaran kepesertaan Jamsostek secara umum bagi

tenaga kerja sektor formal telah ditangani langsung oleh personalia perusahaan

atau langsung pengusaha itu sendiri kepada badan penyelenggara, namun bagi

Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) memiliki keterbatasan dalam

urusan pendaftaran maupun pembayaran iuran Jamsostek seperti mendaftar,

mengurus dan membayar iuran sendiri langsung ke PT. Jamsostek (Persero)

sehingga diperlukan penanggung jawab wadah/kelompok yang bekerjasama

dengan PT. Jamsostek (Persero) sesuai lokasi kantor cabang dan tempat tinggal

(7)

Dalam penanganan Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja (TK-LHK)

antara wadah dan badan penyelenggara diperlukan adanya suatu Perjanjian

Kerjasama yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam

memberikan perlindungan jaminan sosial itu sendiri yang tentunya harus

memenuhi unsur-unsur perjanjian sebagaimana yang diamanahkan dalam

KUHPerdata.

Tujuan perjanjian kerjasama tersebut untuk memudahkan segala urusan

PT. Jamsostek (Persero) dengan Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja

(TK-LHK) dalam hal administrasi pendaftaran, pembayaran iuran dan pengajuan

jaminan/santunan program jaminan sosial tenaga kerja dan wadah tersebut

mendapatkan imbalan jasa berupa uang.

Berdasarkan pengamatan lapangan bahwa pada saat ini sudah berlangsung

beberapa perjanjian kerjasama antara wadah Tenaga Kerja di Luar Hubungan

Kerja (TK-LHK) dengan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan selaku badan

penyelenggara, dimana penulis merasa tertarik untuk mendalaminya dengan

(8)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, hal yang ditinjau pada penulisan ini

adalah berupa tinjauan yuridis dari perjanjian kerjasama, yaitu perjanjian

kerjasama antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga

Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) yang menjadi binaan kantor PT.

Jamsostek (Persero) Cabang Medan, oleh karena itu penulis merumuskan masalah

antara lain yaitu:

1. Bagaimana bentuk hak dan kewajiban PT. Jamsostek (Persero) Cabang

Medan dan wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK)

binaan kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan ?

2. Sejauh mana pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT. Jamsostek

(Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan

Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang

Medan saat ini ?

3. Apakah pernah terjadi penyimpangan perjanjian kerjasama

(Wanprestasi) antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan

wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor

PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dan seperti apa bentuk serta

bagaimana kasus penyelesaiannya ?

4. Bagaimana bentuk pengakhiran perjanjian kerjasama antara PT.

Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar

Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero)

(9)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini

ialah:

1. Mengetahui bentuk hak dan kewajiban dalam perjanjian

kerjasamaantara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dan wadah

Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT.

Jamsostek (Persero) Cabang Medan.

2. Memaparkan sejauh mana pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT.

Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar

Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero)

Cabang Medan.

3. Menganalisa bentuk potensi penyimpangan kerjasama antara PT.

Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar

Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero)

Cabang Medan dan seperti apa penyelesaiannya.

4. Mempelajari proses pengakhiran suatu perjanjian kerjasama antara PT.

Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan wadah Tenaga Kerja Luar

Hubungan Kerja (TK-LHK) binaan kantor PT. Jamsostek (Persero)

Cabang Medan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi atas 2 (dua) yaitu manfaat secara teoritis dan

(10)

1. Secara Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pembendaharaan ilmu

pengetahuan di bidang hukum perjanjian yaitu perjanjian kerjasama dan

memperkaya khasanah kepustakaan serta menjadi bahan pertimbangan bagi para

akademisi untuk membuat penelitian lanjutan.

2. Secara Praktis

Memberikan masukan kepada PT. Jamsostek (Persero) maupun wadah

Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) mengenai hasil penelitian

perjanjian kerjasama yang dilakukan agar terjadinya keselasaran dan keefektifan

pada perjanjian kerjasama tersebut.

E. Metode Penelitian

Metode yang diterapkan di dalam suatu penelitian adalah kunci utama

untuk menilai baik buruknya suatu penelitan. Metode ilmiah itulah yang

menetapkan alur kegiatannya, mulai dari pemburuan data sampai ke penyimpulan

suatu kebenaran yang diperoleh dalam penelitian itu.4

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali

itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum

tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas

permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan. Didalam

4

(11)

melakukan penelitan hukum, seorang peneliti seyogianya selalu mengkaitkannya,

dengan arti-arti yang mungkin dapat diberikan pada hukum. Arti- arti tersebut,

merupakan pemahaman-pemahaman yang diberikan oleh masyarakat, terhadap

gejala yang dinamakan hukum, yang kemudian dijadikan suatu pegangan.5

1. Jenis penelitian

Didalam melakukan penelitian hukum ini haruslah menyajikan dan

mengumpulkan suatu data yaitu dengan menggunakan metode pengumpulan data

sebagai berikut :

Sesuai dengan permasalahan penelitian ini maka penulis melakukan jenis

penelitian hukum normatif empiris, yaitu melakukan pendekatan dengan

mempelajari serta menganalisis data sekunder berupa peraturan-peraturan hukum

atau bahan-bahan hukum tertulis yang bisa diperoleh dari dokumen-dokumen

resmi, buku-buku, hasil penelitian, laporan, buku harian, surat kabar, makalah,

dan lain sebagainya yang mengenai permasalahan penelitian ini, serta

menggunakan pendekatan penelitan terhadap hukum tidak tertulis atau data

primer yaitu dapat dilakukan dengan cara wawancara langsung dari sumbernya.

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu merupakan suatu

penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu

peraturan hukum baik dalam bentuk teori maupun praktek pelaksanaan dari hasil

penelitian dilapangan.6

2. Sumber Bahan Hukum

5

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitan Hukum, UI-Press,Jakarta,1984, hal. 43. 6

(12)

Sumber bahan hukum ini menggunakan bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder, bahan tersier, yaitu :

2.1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang menjadi acuan

masyarakat untuk mentaati hukum itu yang bersifat mengikat,

bahan-bahan hukum yang mengikat didalam penelitian ini yaitu :

a) Undang Undang Dasar Tahun 1945.

b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

c) UndangUndangNomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja.

d) UndangUndang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

e) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan

Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

kepada PT. Jamsostek (Persero) selaku perusahaan Badan Usaha

Milik Negara.

f) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

g) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor : Per-24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi

Tenaga Kerja Yang Melakukan Pekerjaan Diluar Hubungan

(13)

h) Ikatan Kerja Sama (IKS) Antara PT. Jamsostek (Persero)

dengan Wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK)

tentang Pelaksanaan Kepesertaan Jamsostek Tenaga Kerja Luar

Hubungan Kerja.

2.2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang menjelaskan

bahan hukum primer seperti hasil-hasil penelitian dan tulisan-tulisan oleh

ahli hukum, dalam penelitian ini tulisan-tulisan karya ilmiah yang dipakai

yaitu diantaranya buku-buku karya ilmiah tentang perjanjian, tenaga kerja,

Jamsostek, dan sebagainya.

2.3. Bahan Hukum Tersier

Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang dapat memberikan

petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder seperti kamus hukum.

3. Teknik Pengumpulan Data

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dan

penelitian hukum empiris yang teknik pengumpulan datanya menggunakan 2

(dua) cara, yaitu :

3.1. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian ini menggunakan data-data kepustakaan yaitu berupa

bacaan-bacaan hukum atau bahan hukum tertulis yang berupa data

(14)

laporan, buku harian, surat kabar, makalah, dan lain sebagainya yang

mengenai permasalahan penelitian ini.

3.2. Penelitian Lapangan (field research)

Pada penelitian ini sang peneliti langsung terjun kelapangan tempat

dimana penelitian ini berlangsung yaitu PT. Jamsostek (Persero) Cabang

Medan. Penelitian lapangan ini merupakan bahan yang berupa tidak

tertulis (data primer) yaitu seperti wawancara. Jadi peneliti melakukan

wawancara kepada pegawai PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan untuk

mendapatkan informasi tentang penelitan ini langsung dari sumbernya

secara akurat.

4. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatifyaitu tidak berdasarkan pada

angka-angka (pengukuran) tetapi pengumpulan data menggunakan pedoman

wawancara dan pengamatan yang diuraikan melalui kalimat, jadi disini

memusatkan perhatiannya pada prinsip-prinsip umum yang mendasari

perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia, atau

pola-pola yang dianalisis gejala-gejala sosial budaya dengan menggunakan kebudayaan

dari masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai

pola-pola yang berlaku.7

7

(15)

F. Keaslian Penulisan

Penulis menulis judul tentang “TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN

KERJASAMA ANTARA PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG MEDAN

DENGAN WADAH TENAGA KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA (TK-LHK)

BINAAN KANTOR PT. JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG MEDAN”.

Penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir serta syarat agar dapat memperoleh gelar

kesarjanaan di FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Penulis telah melakukan proses pemeriksaaan pada bagian administrasi

kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan setelah hasil

pemeriksaan tersebut belum ada satu pun penulis yang melakukan penulisan

penelitan mengenai judul diatas. Penulis melakukan penulisan ini dengan asli

berdasarkan diri sendiri dengan tidak melakukan plagiat atau menjimplak dari

hasil penelitian orang lain, apabila terbukti maka penulis siap untuk

mempertanggungjawabkannya kedepan nanti.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini yaitu menjelaskan tentang runtutan mengenai

pembahasan yang dilakukan setiap babnya, penulisan penelitian ini terdiri dari 5

(lima) bab yang ditelaah lebih mendalam menjadi lebih kecil lagi (sub bab), yaitu

(16)

BAB I : PENDAHULUAN

Bab I tentang pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, keaslian penulisan dan sistematikan penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN

Bab II terdiri dari pengertian perjanjian pada umumnya, hak dan

kewajiban para pihak yang melakukan perjanjian, bagaimana

sahnya suatu perjanjian dan berakhirnya suatu perjanjian.

BAB III : PROGRAM TENAGA KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA

(TK-LHK) JAMSOSTEK SEBAGAI OBJEK PERJANJIAN

Bab III terdiri dari definisi program Tenaga Kerja Luar Hubungan

Kerja (TK-LHK), latar belakang perjanjian kerjasama, prosedur

pembuatan perjanjian kerjasama, pembinaan serta pengendalian

wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK).

BAB IV : TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA

PT. JAMSOSTEK (PERSERO) DENGAN WADAH TENAGA

KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA (TK-LHK) BINAAN

KANTOR PT JAMSOSTEK (PERSERO) CABANG MEDAN

Bab IV terdiri dari hak dan kewajiban para pihak yang melakukan

perjanjian kerjasama, pelaksanaan perjanjian kerjasama, bentuk

penyimpangan perjanjian kerjasama serta penyelesaiannya,

(17)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V terdiri dari kesimpulan dan saran dari penulis tentang

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis atas dasar penilaian tingkat kepentingan dari 100 responden diperoleh 47 persen responden menyatakan bahwa aroma khas buah produk fruit

Tabdi’ adalah isim mas}dar dari kata badda’a-yubaddi’u yang artinya adalah menyandarkan seseorang atau sesuatu kepada bid’ah. Atau dengan kata lain menghukumi seseorang

Perwakilan Konsuler adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan non politik dengan negara lain. Tugas pokok konsul kehormatan

Hasil: Hasil uji hipotesis 1 menggunakan paired samples t-test di peroleh nilai flexi p=0,000, ektensi 0,001 dan abduksi 0,000 maka p <0,05 yang artinyapemberian perlakuan

Analisis Penilaian Kredit dan Laporan Keuangan Calon Debitur Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada PT Mandala Finance Tbk Cabang Bangka (Studi Kasus Pada Usaha

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Satu bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas (21-06-2012), panitia pengadaan barang dan jasa pada Bagian Administrasi

Begitupun juga dengan Hanan Attaki yang berfokus kepada kegiatan dakwah yang dilakukan Ustadz Hits seperti Hanan Attaki dan Evie Effendi, dan melihat fenomena gerakan

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis berasumsi bahwa kualitas hidup dari pasien gagal ginjal kronik dengan comorbid hipertensi lebih baik dibandingkan dengan