• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KEJADIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KEJADIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KEJADIAN REUMATIK PADA WANITA USIA 40-64 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

MARGOREJO KABUPATEN PATI

Deni Okta Vianti*) Auly Tarmali**) Puji Pranonowati**)

*) Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo **) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo

ABSTRACT

Rheumatic is a term of disease that is often used to express pain, and stiffness in the muscles, bones, and joints of the fingers, hands, feet, knees or hips. The potentially causes of rheumatism are job, food, immunity disorders, hormonal, environmental, psychological, age, and obesity. The purpose of this study is to find the correlation between obesity and the incidence of rheumatism in women aged 40-64 years old at working area Margorejo Health Center Pati Regency.

This study was an observational design. This study was an analytical study with cross sectional approach. The samples were taken by using simple random sampling in patients women aged 40-64 years old at Margorejo Health Center Pati during 23 June-4 July 2014, the data were collected by measuring the bodyweight and height with the samples were 74 respondents. The data were analyzed by using Chi-square test.

The results of this study indicate that from 74 respondents most of them are suffered from obesity as many as 52 respondents (70.3%) and most of respondents have rheumatism as many as 56 respondents (75.7%). It can be concluded that there is a correlation between obesity and the incident of rheumatism in women aged 40-64 years old at working area Margorejo Health Center Pati Regency, with p-value of 0.0001. Women aged 40 or older are expected to maintain an ideal body weight to avoid having rheumatism by way of physical exercise and keeping a diet.

Keywords : rheumatism, obesity Bibliographies : 21 (2000-2013)

ABSTRAK

Reumatik merupakan istilah penyakit yang sering digunakan untuk mengungkapkan nyeri, ngilu, serta kekakuan pada otot, tulang, dan sendi jari-jari tangan, kaki, lutut atau panggul. Penyebab yang berpotensi memicu terjadinya reumatik adalah pekerjaan, makanan, gangguan imunitas, hormon, lingkungan, psikologi, usia, dan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan kejadian reumatik pada wanita usia 40-64 tahun di wilayah kerja Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati.

Desain penelitian ini adalah observasional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel diambil dengan

Simple Random Sampling pada pasien wanita usia 40-64 tahun di Puskesmas Margorejo

(2)

menggunakan uji Chi-square.

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa dari 74 responden sebagian besar responden mengalami obesitas sebanyak 52 responden (70,3%) dan sebagian besar responden mengalami reumatik yaitu sebanyak 56 reponden (75,7%). Didapatkan hasil penelitian ada hubungan antara obesitas (p-value = 0,0001) dengan kejadian reumatik pada wanita usia 40-64 tahun di wilayah kerja Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati. Diharapkan wanita usia 40 keatas untuk menjaga berat badan ideal agar tidak terkena reumatik dengan cara berolahraga dan menjaga pola makan.

Kata kunci : reumatik, obesitas Kepustakaan : 21 (2000-2013)

PENDAHULUAN

Reumatik merupakan istilah penyakit yang sering digunakan untuk mengungkapkan nyeri, ngilu, serta kekakuan pada otot, tulang, dan sendi jari-jari tangan, kaki, lutut atau panggul. Penyakit yang sering dihubungkan dengan usia lanjut ini dapat menyerang siapa pun tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Reumatik selain mengganggu aktivitas dan produktivitas juga dapat mengakibatkan cacat tubuh tertentu.1 Menurut World Health Organization

(WHO) memperkirakan bahwa sekitar 335 juta orang di dunia mengidap penyakit reumatik. Diperkirakan 25% penderita reumatik akan mengalami kecacatan akibat kerusakan pada tulang dan gangguan pada persendian. Jumlah penderita reumatik di Indonesia hampir 80% pada penduduk usia diatas 40 tahun dan dua hingga tiga kali lebih sering terjadi pada wanita.2

Penyakit reumatik tidak termasuk dalam kelompok penyakit yang dapat menyebabkan kematian bagi para penderita. Namun, reumatik dapat mengakibatkankecacatan,ketidakmampua n, penurunan kualitas hidup, serta dapat meningkatkan beban ekonomi penderita dan keluarganya. Ada lebih dari 100 jenis penyakit reumatik. Penyebab penyakit reumatik sepenuhnya bergantung pada jenis penyakit reumatik itu sendiri.

Penyebab yang berpotensi memicu terjadinya reumatik adalah pekerjaan, makanan, gangguan imunitas, hormon, lingkungan, psikologi, usia, dan obesitas.2 Obesitas atau kegemukan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya penumpukan lemak tubuh yang melebihi batas normal. Penumpukan lemak tubuh umumnya terjadi pada area perut bawah, tungkai atas, dan lengan atas. Obesitas merupakan akibat ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan. Ketidakseimbangan ini dipengaruhi oleh pola konsumsi, umur, jenis kelamin, dan aktivitas fisik.3

(3)

Berdasarkan data studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan kejadian reumatik pada wanita usia 45-64 tahun di wilayah kerja Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati.

METODE

Desain penelitian ini adalah observasional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik pendekatan cross

sectional yaitu suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). 4

Pengambilan data pada tanggal 23 Juni - 4 Juli 2014 pada pasien di 14 desa wilayah Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita berusia 40-64 tahun yang berkunjung di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati sebanyak 292 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengguunakan teknik

Simple Random Sampling. Sampel dalam

penelitian ini adalah wanita usia 40-64 tahun yang berobat di Puskesmas Margorejo pada bulan Mei 2014. Setelah dilakukan skrining pada pemilihan sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi di dapatkan sampel sebanyak 74 orang.

HASIL PENELITIAN Karakteristik umur

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati 2014.

Umur

(Tahun) Frekuensi Persentase (%)

40-50 32 43,2

51-60 34 45,9

>61 8 10,9

Total 74 100,0

Berdasarkan Tabel 1 dari 74 responden di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati sebagian besar berumur 51-60 tahun, yaitu sejumlah 34 orang (45,9%).

Kejadian obesitas

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kejadian obesitas di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati 2014

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Obesitas 52 70,3

Tidak

obesitas 22 29,3

Total 74 100,0

Berdasarkan Tabel 2 dari 74 responden yang mengalami obesitas 52 responden (70,3%), dan yang tidak mengalami obesitas 22 responden (29,7%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati mengalami obesitas.

Kejadian reumatik

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kejadian reumatik di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati 2014

Berdasarkan Tabel 3 dari 74 responden yang mengalami reumatik 56 responden (75,7%) dan tidak reumatik 18 responden (24,3%). Hal tersebut menyatakan bahwa sebagian besar responden di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati mengalami reumatik.

Kategori Frekuensi Persentase(%)

Reumatik 56 75,7

Tidak

reumatik 18 2,3

(4)

Obesitas

diketahui bahwa presentase responden yang reumatik yang mengalami obesitas (96,2%) lebih tinggi daripada responden yang reumatik dan tidak mengalami obesitas (27,3%).

Berdasarkan uji Chi Square didapat nilai dengan p-value 0,0001. Oleh karena

p-value = 0,0001 < α ( 0,05), maka Ho ditolak, dan disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kejadian reumatik pada responden di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati. Nilai Odds Ratio sebesar 3,526 yang menunjukkan bahwa responden yang mengalami obesitas berisiko 3,526 kali lebih besar mengalami reumatik dibandingkan responden yang tidak mengalami obesitas.

PEMBAHASAN A. Analisis Univariat

1. Gambaran Obesitas Pada Wanita Usia 40-64 tahun di Wilayah

Kerja Puskesmas Margorejo Kabupateen Pati 2014

Berdasarkan 74 responden yang termasuk kategori obesitas 52 responden (70,3%), dan tidak obesitas 22 responden (29,7%). Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar responden di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati yaitu obesitas.

Seiring dengan bertambahnya usia semua organ tubuh mulai

menunjukkan adanya

perubahan-perubahan signifikan

yang juga menyebabkan metabolisme tubuh melambat dan reaksi kimiawi tubuh mengalami ketidakseimbangan menyebabkan kurangnya pembakaran kalori dan akumulasi kelebihan lemak sehingga lemak di dalam tubuh meningkat perlahan-lahan mengakibatkan kenaikan berat badan.5

Keadaan obesitas juga dapat terjadi ketika energi yang dikonsumsi melebihi energi yang dikeluarkan sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Makanan merupakan sumber dari asupan energi. Di dalam makanan yang akan diubah menjadi energi adalah zat gizi penghasil energi yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Apabila asupan karbohidrat, protein dan lemak berlebih maka karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah yang terbatas dan sisanya lemak, protein akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak, sedangkan lemak akan disimpan sebagai lemak. Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak yang tidak terbatas.6

(5)

kurang berolahraga. Wanita yang setiap harinya selalu aktif berolahraga akan membakar lebih banyak kalori dan bahkan akan menggunakan lemak tubuh sebagai energi jika kalori dalam tubuhnya tidak mencukupi. Sedangkan wanita yang kurang aktif berolahraga mengakibatkan lemak akan menumpuk pada daerah tertentu, biasanya lebih terlihat di bagian tengah tubuh seperti perut atau pinggang.

2. Gambaran kejadian reumatik pada wanita usia 40-64 tahun di wilayah kerja Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati 2014.

Berdasarkan 74 responden yang termasuk kategori reumatik 56 responden (75,7%) dan yang tidak reumatik 18 responden (24,3%). Hal tersebut menyatakan bahwa sebagian besar responden di Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati mengalami reumatik.

Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Penyakit reumatik merupakan penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat khususnya pada orang yang berumur 40 tahun ke atas. Lebih dari 40% dari golongan umur tersebut menderita keluhan nyeri sendi dan otot. Sebagian besar masyarakat masih awam tentang penyebab dan gejala rematik. Perilaku masyarakat terhadap kebiasaan pola makan dan perubahan pola hidup menyebabkan penyakit reumatik sering kambuh.7

B.Analisis Bivariat

1. Hubungan Obesitas dengan Kejadian Reumatik

Hasil penelitian terhadap 74 responden menunjukkan bahwa responden yang obesitas yang mengalami reumatik sejumlah 50 responden (96,2%) lebih tinggi daripada responden yang tidak obesitas yang mengalami reumatik sejumlah 6 responden (27,3%). Dilihat dari jumlah proporsi responden yang obesitas mengalami reumatik 96,2% lebih tinggi dari responden yang tidak obesitas mengalami reumatik 27,3%. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukan ketidakseimbangan antara tinggi badan dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal.

(6)

maka bila proporsi berat badan lebih dari tinggi badan kerja sendi semakin berat. Oleh karena beban yang berlebih itu akan menyebabkan penipisan tulang rawan dan selanjutnya akan terjadi robekan pada permukaan. Hal ini dapat menyebabkan ausnya tulang rawan dan menipisnya minyak sendi atau cairan sinoval karena bergesernya titik tumpu badan. Jika cairan sinoval berkurang, maka lapisan tulang rawan yang menutupi ujung tulang akan bergesekan satu sama lain sehingga membuatnya semakin menipis dan menimbulkan rasa nyeri pada sendi yang disebut reumatik.

Dengan bertambahnya berat badan, risiko munculnya reumatik semakin besar. Orang dengan berat badan lebih mempunyai risiko reumatik lebih tinggi dibanding dengan orang dengan berat badan normal. Wanita obesitas memiliki faktor risiko 4 sampai 5 kali untuk terserang reumatik dibanding wanita yang kurus.8

Penyakit sendi atau reumatik bisa bermula dari tubuh yang gemuk. Berat badan yang berlebih memberikan beban yang besar pada tulang sehingga mempengaruhi kesehatan sendi. Reumatik pada panggul, lutut, dan tangan sering dihubungkan dengan peningkatan berat badan. Pembebanan lutut atau panggul dapat menyebabkan kerusakan kartilago, kegagalan ligamen dan dukungan struktural yang lain. Setiap penambahan berat 1/2 kg, tekanan total pada satu lutut meningkat sebesar 1-11/2 kg. Penambahan 1 kg meningkatkan

risiko terjadi reumatik sebesar 9-13% . Bagi orang obesitas setiap penurunan berat badan walau hanya 5 kg akan mengurangi risiko sebesar 50%.9

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan obesitas dengan kejadian reumatik pada wanita usia 40-64 tahun di wilayah kerja Puskesmas Margorejo 2014, maka didapatkan kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden wanita usia 40-64 tahun di wilayah kerja Puskesmas Margorejo Pati 2014 mengalami obesitas sebanyak 52 responden (70,3%).

2. Sebagian besar responden wanita usia 40-64 tahun di wilayah kerja Puskesmas Margorejo Pati 2014 mengalami reumatik sebanyak 56 responden (75,7%).

3. Ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kejadian reumatik pada wanita usia usia 40-64 tahun di wilayah kerja Puskesmas Margorejo Pati 2014 (p-value

= 0,0001) dan nilai Odds Ratio

(OR) sebesar 3,526 yang berarti responden yang mengalami obesitas berisiko 3,526 kali lebih besar terkena

penyakit reumatik

dibandingkan dengan responden yang tidak obesitas.

SARAN

1. Bagi petugas kesehatan di Puskesmas Margorejo Pati

(7)

meningkatkan pelayanan kesehatan kepada penderita reumatik sehingga dapat mengurangi angka kesakitan yang disebabkan penyakit reumatik.

2. Bagi masyarakat

Penderita reumatik sebaiknyamelaksanakan

pemeriksaan secara rutin terhadap nyeri yang dirasakan untuk mengantisipasi kejadian komplikasi lanjut akibat reumatik.

3. Bagi peneliti lain

Kepada peneliti lain diharapkan melakukan penelitian yang lebih

mendalam tentang

faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian reumatik, karena reumatik merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh banyak faktor.

DAFTAR PUSTAKA

1. Wijayakusuma, H. (2008).

Atasi Asam Urat dan Rematik.

Jakarta Puspa Swara.

2. Junaidi. I. (2012). Rematik &

Asam Urat. Jakarta: PT.

Bhuana Ilmu Populer.

3. Suiraoka. (2012). Penyakit

Degeneratif. Yogyakarta:

Haikhi.

4. Notoatmodjo, S. (2010).

Metodologi penelitian

kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

5. Mulyani. N. (2013).

Menopause Akhir Siklus

Menstruasi pada Wanita di

Usia Pertengahan. Yogyakarta:

ISBN.

6. Kunkun. K. (2009). Obesitas :

Permasalahn dan Terapi

Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

7. Adelia. S. (2011). Libas Reumatik dan Nyeri Otot dari

Hidup Anda. Yogyakarta:

Briliant Book.

8. Bambang. S. (2003).

Osteoartritis Selayang

Pandang. Temu Ilmiah

Rheumatologi 2003.

9. Smeltzer & Bare. (2001).

Keperawatan Medikal Betah

Edisi ke 8. Jakarta: EGC.

(8)

Gambar

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Puskesmas Margorejo Kabupaten Pati

Referensi

Dokumen terkait

Kementerian Agama Kabupaten Semarang dari tahun ketahun selalu merencanakan segala sesuatunya dengan baik, selalu merencanakan kegiatan kegiatan yang terdiri dari

In the intrinsic elements of the short story reveal the reflection of love in theme, plot, and characters. Theme of “The Parish Clerk” is about love is blind. Love in the world is

mengimplementasikan nilai-nilai wirausaha pada dasarnya dipengaruhi gejala eksternal dan internal mahasiswa, mereka akan mempunyai intensitas arah, ketekunan

Diasumsikan terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari jumlah kunjungan wisatawan, didukung sepenuhnya oleh seluruh sektor dalam melaksanakan seluruh arah

• Mempelajari sekilas aspek- aspek komunikasi visual yang diperlukan dalam pembuatan form, agar diperoleh form yang komunikatif • Dengan cermat memanfaatkan fitur-fitur

Nilai impedansi akustik tertinggi terdapat pada sampel dengan desain permukaan berlubang yaitu 1,27 kg/m 2 s pada frekuensi 1000 Hz yang artinya saat gelombang bunyi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sari biji nangka dengan sari buah naga merah memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap total padatan, kadar protein,

Hasil penelitian Sularso et al (2013) menyatakan bahwa terdapat perbedaan return yang terjadi pada hari senin sampai dengan hari jumat, tidak terjadi Monday