• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENYELARASKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN IPTE docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENYELARASKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN IPTE docx"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA

: ULIL AMRI

NIM

: 1056 1111 3716

KELAS

: 1 – D

MENYELARASKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

IPTEK

PENDAHULUAN

Kita tentu sudah sering mendengar kata Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang sering

disingkat dengan IPTEK. IPTEK merupakan makanan sehari-hari manusia sekarang ini.

Telepon seluler, komputer, internet, dan lain-lain. Tanpa adanya IPTEK kehidupan sosial

manusia menjadi terhambat. Atas dasar kemampuan kreatifitas berpikir, manusia dapat

mengembangkan IPTEK dari waktu ke waktu. Segala kemudahan mulai dari transportasi,

telekomonikasi sampai pendidikan tak luput dari peran IPTEK. Namun di balik itu semua

manusia menjadi malas melakukan semua aktivitasnya oleh karena semua kemudahan yang

ada. Selain itu juga, sebagian besar manusia diberbagai belahan dunia belum mencicipi

manfaat dari IPTEK tersebut. Sungguh sangat disayangkan sekali dimana sebagian orang

sudah mendapatkan kebutuhannya dengan cepat sementara yang lainnya harus bersusah

payah untuk mendapatkannya. Untuk itu sebagai mahasiswa kita perlu mengetahui lebih

dalam tentang IPTEK agar kita bisa memanfaatkan untuk seluruh umat manusia.

PEMBAHASAN

Pesatnya perkembangan global seakan membuat Indonesia tidak akan pernah terbebas dari

pola “konsumtif”, yaitu ketika Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memiliki posisi

(2)

proses dan paradigma etika, yang secara sadar diperoleh melalui kegiatan ilmiah, sementara

“pengetahuan” di dapat melalui proses pemahaman di luar metode ilmiah. Kemajuan

teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan, karena kemajuan

teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Disinilah peran teknologi

sebagai hasil dari sublimasi teori dan rumus-rumus ilmu pengetahuan dapat menjadi

instrument paling penting dalam era modern saat ini. Maka kita tidak perlu heran jika

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu beriringan menyesuaikan zamannya.

Selanjutnya, apakah perkembangan IPTEK yang semakin “liar” dapat dimanfaatkan untuk

membangun peradaban bangsa yang lebih merata dan sejahtera?

Merespon pertanyaan sederhana namun cukup “menyentil”, maka pembangunan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah kegiatan yang “wajib” diijalankan oleh

pemerintah yang dalam konteks ke-Indonesia-an dimotori oleh Kementerian Riset Teknologi

dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Pada hakikatnya kegiatan pengembangan ini

ditujukan kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun

peradaban bangsa dan penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Seiring

berjalannya teknologi sebagai konskuensi “logis” dari globalisasi serta terbukanya “keran”

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka ukuran sebuah perekonomian Negara tidak lagi

berbasis dengan sumber daya alam (

Resource Based Economy

), melainkan berbasis pada

sumber daya pengetahuan (

Knowladge Based Economy

). Implikasinya adalah, kekuatan

bangsa diukur dari kekuatan iptek sebagai faktor “primer ekomomi” yang menggantikan

“kekuatan modal”. Sejalan dengan implikasi tersebut, sebuah Negara sepantasnya dituntut

memajukan inovasi-inovasi dan temuan anak bangsa yang salah satunya diperoleh dari

(3)

Namun, realitasnya pembangunan IPTEK dihadapkan pada masalah klasik berupa belum

memadai dan tertatanya infrastruktur pengembangan iptek nasional, dalam bentuk (1)

ketersediaan sumberdaya (manusia, modal, sarana dan fasilitas, prasarana dan informasi)

penelitian dan pengembangan (LITBANG) yang menyebabkan tidak tercapainya ambang

kritis aktivitas litbang, (2) pola manajerial kelembagaan litbang yang cenderung struktural,

(3) belum terbangunnya mekansime intermediasi yang berpeluang mempersambungkan

kapasitas iptek dengan kebutuhan (need) industri dan dunia usaha, serta (4) belum tegas dan

operasionalnya bentuk intervensi pemerintah dalam mendorong iklim yang kondusif bagi

berkembangnya industri berbasis litbang maupun penguatan kapasitas iptek nasional. Salah

satunya adalah kurangnya dorongan pemerintah dalam mengimplementasikan sistem inovasi

daerah (SIDa) secara komperhensif dan tepat.

Merespon masalah tersebut, dibutuhkan jaring-jaring relevansi antar lembaga pemerintah

maupun stakeholders terkait yang berarti membangun dan memperkuat konektivitas secara

sistematik dalam institusi. Relevansi ini perlu ditingkatkan terutama di ranah penelitian dan

pengembangan IPTEK. Kemudian, dengan memasukkan hasil-hasil IPTEK tersebut ke dalam

pembelajaran iptek, sehingga dihasilkan SDM dengan kompetensi yang relevan. Relevansi

iptek dan perguruan tinggi memiliki konsep yang sederhana, yakni melalui “interaksi yang

lebih erat” antara peneliti/akademisi, pelaku bisnis, pelaku pemerintahan dan pihak-pihak

lainnya.

Pada literatur akademik, kita telah mengenal sejumlah gagasan seperti triple helix,

university-industry linkage (UIL), sistem inovasi ataupun perguruan tinggi entrepreneurial. Semua

gagasan ini mencoba menjawab permasalahan iptek di Indonesia.

Untuk menyempurnakan kebijakan yang telah ada, perlu dilakukan “re-skenario” kebijakan

(4)

tetapi juga selaras dalam pembangunan IPTEK menghadapi tantangan global, lembaga

lembaga riset yaitu: (1) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, (2) Lembaga

Pemerintah Non Kementerian (LPNK) RISTEK, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian

dan Pengembangan (LEMLITBANG) dalam mensejahterakan masyarakat dan bangsa lebih

memberikan prioritas kepada peningkatan mutu universitas,

competitiveness index

,

pemenuhan harapan masyarakat terhadap hasil penelitian, pengelolaan kelembagaan dan

jaringan LITBANG, dan sedaya upaya agar bangkit dan keluar dari middle income economy

trap dengan 4 (empat) langkah ideal, yaitu

innovation driven economy

,

agent of economic

development

,

increasing international publication

dan

boosting innovation

.

Hal penting lainnya, apa Langkah sempurna pengelolaan kelembagaan dan jaringan

LITBANG?

“Jaringan komunikasi harus dibedakan dengan struktur organisasi. Jaringan memusatkan

perhatian pada siapa “aktor” yang memegang peranan kunci dalam suatu organisasi.

Peranan kunci yang dimaksud di sini adalah peranan yang riil (kontak nyata), bukan

peranan atau posisi di atas kertas dalam suatu struktur organisasi. Aktor yang penting dalam

struktur organisasi belum tentu menjadi aktor kunci dalam struktur jaringan atau sosial

secara riil ”.

(Eriyanto)

Menata jaringan penelitian dan pengembangan dimulai ketika program kebijakan riset dapat

dirasakan secara langsung oleh kelompok litbang kelas bawah. Bagaimana suatu ide,

gagasan, produk yang semula kecil, berjaringan dan kemudian menjadi suatu “trend” di

masyarakat. Bagaimana suatu produk yang semula tidak laku, kemudian bisa berubah

(5)

menular dari satu orang ke orang lain, bisa berkembang dan menular dengan cepat lewat

proses jaringan. Inti gagasan Galdwell adalah penyebaran ide, gagasan atau produk tidak

ditentukan oleh berapa banyak upaya yang dilakukan untuk mencapai target, tetapi apakah

ide, gagasan atau produk tersebut sampai ke orang/lembaga yang tepat?. Salah satu pihak

yang disebut Gladwell (2000) adalah “penghubung atau konektor”. Mereka lah yang

menghubungkan satu orang dengan orang lain sehingga membuat jaringan besar.

Langkah sempurna pengelolaan kelembagaan dan jaringan LITBANG dilakukan dengan

cara: (1) Menciptakan ketertutupan jaringan

(network closure)

. Jaringan yang rapat dan

tertutup di mana anggotanya saling berinteraksi satu sama lain, akan mendapat posisi yang

lebih baik, (Coleman 1998: S102-105), karena Jaringan tertutup lebih memungkinkan

anggota jaringan mematuhi norma-norma yang berlaku. Tindakan yang bertentangan,

langsung bisa mendapat

“punishment”

oleh anggota jaringan. (2) menciptakan “modal

sosial” bagi lembaga litbang miskin, maksud dari “modal sosial” di sini adalah kepercayaan

(trust) yang didapat dari relasi dengan aktor lain. Modal sosial menjadi penting karena lewat

modal sosial tersebut aktor bisa diterima dalam lingkungan sosial, dan penerimaan tersebut

akan membuat aktor bisa memaksimalkan keuntungan dalam relasi dengan orang lain.

jaringan sosial merupakan aspek penting dalam membentuk modal sosial. Semakin terlibat

seseorang dengan jaringan, semakin banyak relasi dan interaksi antara satu orang dengan

orang lain, sehingga akan makin menumbuhkan kepercayaan. (3) Menciptakan konektor

(penghubung), merupakan alternatif lain yang bisa dilakukan. Keterbatasan lembaga litbang

ada pada akses informasi bisa diatasi dengan menciptakan konektor-konektor yang

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Staff Ahli bidang Relevansi dan Produktivitas, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi, Republik Indonesia.

TRANSLATE :

HARMONIZING DEVELOPMENT POLICY SCIENCE AND TECHNOLOGY

PRELIMINARY

We have often heard the word of Science and Technology or often abbreviated to

science and technology. Science and technology is the daily diet of people today.

Mobile phones, computers, internet, and others. Without the science and

technology of human social life becomes inhibited. On the basis of the ability of

creative thinking, humans can develop science and technology from time to

time. All the conveniences ranging from transportation, to education

telekomonikasi not escape the role of science and technology. But behind it all

humans become lazy to do all the activities because of all the conveniences

available. In addition, most people in various parts of the world have not tasted

the benefits of science and technology. It is very unfortunate that some people

already get their needs quickly, while others have struggled to get it. For that as

students we need to know more about science and technology so that we can

use for all of humanity.

DISCUSSION

The rapid global developments seemed to make Indonesia will never be free

(7)

(Science and Technology) has a very strategic bargaining position in the

globalization era. "Science" is always seen as products, processes and paradigms

of ethics, consciously acquired through scientific activities, while the

"knowledge" in the can through the process of understanding beyond the

scientific method. Advances in technology is something that is inevitable in life,

because of technological advances will be run in accordance with the progress of

science. Here, the role of technology as a result of sublimation theory and

formulas of science may be the most important instrument in the modern era. So

we should not be surprised if the development of science and technology is

always hand in hand to adjust his time.

Furthermore, whether the development of science and technology that is getting

"wild" can be used to build a civilization that is more equitable and prosperous?

Responding to the question is simple but adequate "poked", the development of

science and technology (Science and Technology) is an activity that is

"mandatory" diijalankan by the government in the context of Indonesia's all

driven by the Ministry of Research Technology and Higher Education

(Kemenristekdikti). In essence, these development activities aimed at improving

the welfare of the community in order to build the civilization and the

strengthening of the Unitary Republic of Indonesia (NKRI). Over the technology

as the consequence "logically" from globalization and the opening of "taps"

ASEAN Economic Community (AEC), the size of a state's economy is no longer

based natural resources (Resource Based Economy), but based on knowledge

resources (Knowladge Based Economy ). The implication is, the strength of a

nation is measured from the power of science and technology as a factor "both

economic primer" which replaces "capital strength". In line with the implications

of such a country where appropriate prosecuted promote innovations and

(8)

However, the reality of development of science and technology are faced with

the classic problems of inadequate and well-organized infrastructure

development of national science and technology, in the form of (1) the

availability of resources (human, capital, infrastructure and facilities,

infrastructure and information) research and development (R & D) that led to

failure to achieve the threshold critical R & D activities, (2) institutional

managerial pattern of R & D tend to be structural, (3) the establishment of

mechanisms of intermediation is not likely to interlink science and technology

capacity needs (need) industry and businesses, and (4) have not been expressly

and operational forms of government intervention in fostering a climate

conducive to the development of industry-based research and development as

well as strengthening the capacity of national science and technology. One of

them is the lack of the government's drive to implement the regional innovation

system (SIDA) comprehensively and accurately.

Responding to these problems, it takes nets relevance among government

agencies as well as relevant stakeholders, which means building and

strengthening connectivity systematically institutionalized. The relevance of this

needs to be improved, especially in the realm of science and technology

research and development. Then, enter the results of science and technology

into the teaching of science and technology, so that the resulting HR with

relevant competence. The relevance of science and universities have a simple

concept, namely through "closer interaction" between researchers / academics,

businessmen, officials and other parties.

In the academic literature, we have known a number of ideas such as the triple

helix, university-industry linkage (UIL), system innovation or entrepreneurial

universities. All of these ideas to try to answer the problems of science and

(9)

To enhance existing policies, need to be "re-scenarios" of science policy and

technology that can create a climate that is not only synergistic, but also aligned

in the development of science and technology to face global challenges,

organizations research institutions, namely: (1) the Ministry of Research and

Technology Higher Education, (2) Non-Government Organization (LPNK) Research

and Technology, Higher Education and Research and Development Institute

(LEMLITBANG) in the welfare of society and the nation over to give priority to

improving the quality of universities, competitiveness index, fulfilling the

expectations of society to research, institutional management and network R &

D, and Sedaya efforts in order to rise up and out of the middle income economy

trap with 4 (four) the ideal step, namely innovation driven economy, the agent of

economic development, increasing international publication and boosting

innovation.

Another important thing, what a perfect step institutional management and

network R & D?

"The communications network must be distinguished from the organizational

structure. Network focus on who "actor" who played a key role in an

organization. The key role is meant here is the role of real (real contact) and not

the role or position on the paper in the organization structure. Important actors

in the organizational structure may not necessarily be a key actor in the

structure or social network in real terms ". (Eriyanto)

Organizing a network of research and development began when the research

policy program can be felt directly by the lower-class R & D group. How is an

idea, a product which was originally a small, networked and later became a

"trend" in society. How a product that initially did not sell well, then can turn into

the "boom" and become a popular product. How is a disease that initially affects

(10)

Idea, the product does not is like a disease that can be transmitted from one

person to another, can grow and spread quickly through the network. Galdwell

core idea is the spread of ideas, ideas or products are not determined by how

many efforts were made to reach the target, but if the idea, the idea or the

product is up to the person / institution that right ?. One of the parties called

Gladwell (2000) is a "liaison or connector". Those who connect one person with

another person so that makes a big network.

Perfect Step institutional management and network R & D conducted by: (1)

Creating the closure of the network (network closure). Network meetings and

closed where members interact with each other, will have a better position,

(Coleman 1998: S102-105), because the more closed networks enable network

members abide by the norms in force. Actions contrary, can directly receive

"punishment" by members of the network. (2) creating "social capital" for the

poor R & D institutions, the purpose of "social capital" here is the confidence

(trust) is obtained from a relationship with another actor. Social capital is

important because it is through social capital of the actors to be accepted into

the social environment, and the reception will make the actor can maximize

profits in relationships with others. Social networking is an important aspect in

shaping social capital. The more involved a person with the network, the more

the relationship and interaction between one person to another, so that will

increasingly foster trust. (3) Creating a connector (connecting), is an alternative

that can be done. Limitations D institutions exist on access to information can be

Referensi

Dokumen terkait

wilayah Kota Serang pada Kawasan Perumahan yang dikembangkan oleh.. developer dan Kawasan Permukiman penduduk 5000 Ha

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Karanganyar tentang Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Karanganyar Nomor 24/Kpts/KPU-Kab-012.329506/2013 tentang

Gambaran itu adalah (1) perpustakaan merupakam pusat informasi, (2) perpustakaan sebagai pusat belajar, (3) tempat rekreasi, (4) sebagai lembaga pelestari

Gambar 3.11 Return Loss Optimasi terhadap Jarak Konektor dengan Slot Terdekat 19 Gambar 3.12 VSWR Optimasi terhadap Jarak Konektor dengan Slot Terdekat

Penambahan fitur masukan suara (voice recognition) bertujuan untuk lebih memudahkan masyarakat menggunakan sistem ini. Sistem akan menarik kesimpulan dengan metode decision

Untuk Proses pembuatan Elastomeric Bearing Pads Tipe Laminasi Ukuran Plat tidak kurang dari 1,88 mm (0,074 inci) .Plat yang memisahkan lapisan Karet akan sepenuhnya terikat ke

Praktik Pengalaman Lapangan yang selanjutnya di sebut PPL adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa, sebagai pelatihan untuk menerapkan

 Etika yang berarti Mengenai filsafat etika Al-Ghazali secara sekaligus dapat kita lihat pada teori tasawufnya, Maksudnya adalah agar manusia sejauh kesanggupannya meniru