TOPENG JUMBO SENI BUDAYA KEKAYAAN BANGSA INDONESIA
YANG DI CAPLOK TETANGGA
Di tulis Oleh :
M. Nur. Kholilulloh (S.1014.071) BMI. D
Indonesia mempunyai berbagai macam suku dan budaya dengan ragam bahasa, budaya, kesenian dan kekayaan alam yang sangat melimpah. Keadaan struktur negara Indonesia yang berbentuk kepulauan menyebabkan negara Indonesia memiliki keberagaman suku dan budaya yang menjadikan bangsa Indonesia terkenal dengan pariwisatanya baik dalam bidang bahasa, budaya kesenian dan kekayaan alam yang berlimpah dan panorama keindahan alam sehingga membuat negara indonesia seakan-akan menjadi sebuah surga yang banyak diincar oleh para wisatawan baik dalam negeri, mancanegara, maupun internasional. Seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman yang bisa terbilang memiliki arus yang sangat deras pada era globalisasi ini , bangsa Indonesia seakan menjadi terlelap dengan perubahan zaman, sebab banyak sekali kekayaan alam dari tanah surga yang dirampas oleh bangsa asing. Bahkan bukan hanya dalam segi perekonomian saja yang di caplok oleh bangsa asing dari tanah surga tercinta ini bangsa Indonesia. Bahkan dari segi kesenian pun Indonesia kecolongan dengan Topeng Jumbo atau kesenian Reog Ponorogo.
Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Reog Ponorogo berawal dari kisah Prabu Kelana Suwandana dari Kerajaan Tampar Angin untuk mendapatkan gadis pujaannya. Konon sang prabu jatuh hati pada putri Kerajaan Kediri Dewi Sangga Langit yang akan menerima cinta sang prabu bila sang prabu menciptakan kesenian baru, maka terciptalah seni Reog Ponorogo.
Dengan terjadinya kasus diatas bahwa sudah jelas bahwa Malaysia telah melanggar Hak Kekayaan Intelektual dengan mengakui Reog Ponorogo sebagai budaya atau salah satu kesenian mereka walaupun memang pada kenyataannya di negeri Jiran tersebut disebut dengan Barongan, tetapi dari jenis tarian, kostum dan tokoh-tokoh yang ada pada tarian tersebut sangat menyerupai bahkan persisi dengan tari reog Ponoroga yang berada di Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia.
Jelas ini sangat mengancam keorisinilan negeri yang merasa paling hebat, tapi kita harus menanggapi permasalahan ini dengan hati dan kedewasaan, tapi pemerintah jangan diam saja dan bisa membuat geram masyarakat kita Perlu ada langkah diplomatik yang konkret oleh pemerintah Republik Indonesia (RI), untuk menindak lanjuti kasus demo massa warok (seniman reog) terhadap Malaysia. Sehingga ada penegasan yuridis terhadap sikap Malaysia yang tidak mengklaim reog sebagai keseniannya.
Di sisi lain, secara internal, masyarakat dan bangsa Indonesia harus lebih mencintai dan 'nguri-uri' (melestarikan) kesenian tradisionalnya. Sebelum kemudian berkembang kasus kesenian bangsa Indonesia mati di negeri sendiri, tapi ironisnya kemudian diklaim oleh manca negara karena seni tradisinya itu dikembang tumbuhkan di luar negeri.
Pemerintah RI harus segera merespon masalah ini, untuk menindaklanjuti melalui jalur diplomatik antarnegara.
''Langkah ini, sekaligus akan menunjukkan betapa pemerintah RI juga ikut melindungi eksistensi potensi kesenian tradisional rakyatnya yang tumbuh di Nusantara,''
Tak ada artinya massa warok demo, manakala pemerintah RI malah menutup mata. Ketua Pagyuban Reog Indonesia (KRI) H Begug Poernomosidi, menyatakan, bersamaan aksi demo massa warok ke Kedubes Malaysia itu, pihaknya telah pula mendesak Menteri Pariwisata dan Menteri Luar Negeri, untuk atas nama pemerintah RI, segera melakukan kontak dan menindaklanjuti kasus klaim reog ini, ke negara Malaysia.
Begug yang menyandang predikat sebagai ketua warok Indonesia bergelar Kanjeng Pangeran (KP)Candra Kusuma Ki Ageng Andana Warih, menyatakan lega ketika Dubes Malaysia untuk Indonesia, Dato Zainal Abidin Zain, menegaskan kalau kerajaan Malaysia tidak mengklaim reog sebagai keseniannya. Meski kesenian asal Ponorogo Jatim itu, sejak 150 tahun lalu dinyatakan telah tumbuh dan eksis di Johor dan Selangor Malaysia.
Sumber:
1. http://rifandi02.wordpress.com
2. http://www.indosiar.com
3. http://news.liputan6.com
4. http://fitriajiranmalaysia.blogspot.com