• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKTIVITAS KACANG PINTO (Arachis pintoi) YANG DIPUPUK DENGAN JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG BERBEDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKTIVITAS KACANG PINTO (Arachis pintoi) YANG DIPUPUK DENGAN JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG BERBEDA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PRODUKTIVITAS KACANG PINTO (Arachis pintoi) YANG DIPUPUK DENGAN JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG BERBEDA

Candraasih.K.,N.N., N.M .Witariadi ,N.G.K.Roni dan N.W.Siti Fakultas Peternakan, Universitas Udayana

Email: witarimade @yahoo.com ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahuiproduktivitas kacang pinto (Arachis pintoi) yang dipupuk dengan jenis dan dosis pupuk kandang berbeda. Percobaan telah dilaksanakan di rumah kaca berlangsung selama 3 bulan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap (RAL), pola faktorial . Jenis pupuk kandang sebagai faktor pertama yaitu : kotoran sapi (S) dan kotoran ayam(A). Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang yaitu : tanpa pupuk kandang (D0); pupuk kandang 15 ton/ha (D1); pupuk kandang 20 ton/ha (D2 ); pupuk kandang 25 ton/ha (D3); dan pupuk kandang 30 ton/ha (D4). Variabel yang diamati meliputi :tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, berat kering daun, berat kering batang, berat kering total hijauan, luas daun per pot , dan nisbah berat kering daun dengan berat kering batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara faktor jenis dengan dosis pupuk kandang ,dimana pertumbuhan dan produksi kacang pinto (Arachis pintoi) yang dipupuk dengan jenis pupuk kandang Ayam dosis 25-30 ton/ha, memberikan hasil yang sama. Hasil terbaik apabila kacang pinto (Arachis pintoi) dipupuk dengan jenis pupuk kandang ayam dosis 30 ton/ha. Dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan produktivitas kacang pinto (Arachis pintoi), dipupuk dengan pupuk kandang ayam dosis 30 ton/ha.

Kata kunci : Produktivitas, Arachis pintoi, pupuk kandang dan dosis

PENDAHULUAN

Usaha meningkatan produksi peternakan khususnya ternak ruminansia, perlu disertai dengan peningkatan produksi hijauan pakan baik kualitas maupun kuantitasnya. Keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung dari pengadaan pakan yang merupakan kebutuhan tertinggi yaitu 60-70% dari seluruh biaya produksi (Siregar 1994). Tata (1995), bahwa hijauan makanan ternak merupakan sumber pakan bagi ternak ruminansia, karena hampir 70 % dari jumlah yang diberikan terdiri dari hijauan. Hijauan merupakan makanan utama yang mengandung hampir semua zat makanan yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia baik untuk mempertahankan hidup, pertumbuhan, produksi, maupun reproduksinya (Winarsih, 2002). Leguminosa merupakan alternatif dalam pengadaan hijauan makanan ternak, dimana leguminosa sangat baik untuk pertumbuhan ternak ruminansia. Kuantitas maupun kualitasnya dari tanaman leguminosa dapat menyediakan pakan sepanjang tahun dengan kandungan nutrisi yang cukup tinggi untuk pertumbuhan ternak. Jenis leguminosa yang berpotensi dikembangkan adalah kacang pinto (Arachis pintoi).

(2)

2

Kacang pinto (Arachis pintoi) merupakan salah satu tanaman pakan yang sangat disukai oleh ternak (palatable), memiliki nilai nutrisi yang tinggi dan memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai pakan baik untuk ruminansia maupun non ruminansia, meningkatkan kesuburan tanah, mencegah erosi, serta menjadi tanaman hias (Ferguson, J.E. dan D.S. Loch, 1999). Leguminosa ini termasuk tahan terhadap kondisi kering, dapat ditanam pada naungan dan memiliki fungsi sebagai tanaman penutup tanah, tanaman sela, dan pencegah erosi. Sirait (2005) bahwa kacang pinto juga memiliki produktivitas yang tinggi pada naungan 55% dibandingkan tanpa naungan. Hal ini memiliki arti penting terkait permasalahan penyediaan hijauan yaitu kurangnya lahan khusus untuk hijauan pakan. Panen hijauan pakan berarti pengambilan unsur-unsur hara sehingga jumlahnya di dalam tanah menurun. Keterbatasan lahan dan semakin menurunnya kesuburan tanah, terlebih jika tidak ada pengembalian unsur hara tanah sebagai pengganti hara yang diambil oleh hijauan yang dipanen menyebabkan produktivitas hijauan menurun. Melihat kondisi seperti ini maka perlu dilakukan peningkatan kesuburan tanah baik fisik, kimia, maupun biologi melalui pemupukan.

Pemupukan adalah memberikan tambahan hara ke dalam tanah dengan tujuan untuk meningkatkan kesuburan dari tanah tersebut. Pemupukan menggunakan pupuk kimia (anorganik) secara terus menerus dalam jangka waktu lama menyebabkan tercemarnya kondisi lingkungan, juga dapat mengubah sifat fisik tanah menjadi keras (Sugito, 1999), sehingga perlu diimbangi dengan pemberian pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi). Pupuk organik memiliki fungsi seperti penyediaan hara makro dan mikro meskipun jumlahnya relatif sedikit , dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah serta lingkungan (Suriadikarta et al., 2006). Pupuk kandang sapi dan ayam merupakan salah satu pupuk organik yaitu pupuk yang memiliki kandungan hara yang lengkap (Sumarsono dkk., 2005), dapat memperbaiki struktur tanah dan membantu perkembangan mikroorganisme tanah (Widjayanto dkk., 2001).

Aplikasi pupuk kandang kotoran ayam (Neni dkk.,2015) pada dosis 10 ton-1 memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae L.). Roni dkk. ( 2017 ) mendapatkan bahwa percobaan pada tanaman kacang pinto dengan dosis pupuk kandang sapi sebesar 20 ton/ha memberikan pertumbuhan dan

(3)

3

produksi terbaik. Dosis pupuk organik 20 ton/ha pada tanaman kembang telang menghasilkan pertumbuhan, produksi dan karakteristik yang optimal (Sutrenawan dkk.,2016). Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian tentang penggunan pupuk organik (kotoran sapi dan ayam) pada berbagai dosis untuk meningkatkan produktivitas dari kacang pinto (Arachis pintoi).

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di rumah kaca selama empat bulan untuk melihat produktivitas kacang pinto (Arachis pintoi). Untuk pengamatan di laboratorium yaitu analisa proksimat untuk mengetahui kualitas nutrisi hijauan pakan dilakasanakan di laboratorium nutrisi dan makanan ternak (Fakultas Peternakan) dan di laboratorium ilmu tanah (Fakultas Pertanian) Universitas Udayana untuk analisa kandungan hara tanah dan pupuk.

Persiapan Tanah dan Pupuk Kandang

Tanah yang digunakan untuk penelitian diambil dari lahan disekitar rumah kaca yaitu di Desa Sading, Badung. Tanah yang diambil dikering udarakan, kemudian tanah diayak dengan mengunakan ayakan kawat (2mm x 2mm). Air yang digunakan untuk keperluan menyiram tanaman berasal dari air sumur tempat penelitian.

Pupuk kandang sapi dan ayam yang sudah matang didapat dari kandang kelompok ternak di desa Kerambitan Tabanan. Pupuk kandang tersebut dibersihkan dari sisa-sisa pakan dan benda-benda lain kemudian dihomogenkan dan ditimbang sesuai perlakuan pemupukan. Tanah dan pupuk organik sebelum digunakan dalam percobaan ini akan dianalisa diLaboratorium Ilmu Tanah,Fakultas Pertanian,Universitas Udayana ( Tabel 1) Tabel 1. Hasil Analisa Tanah, kotoran sapi, kotoran ayam, pupuk kandang sapi dan pupuk kandang

Ayam N0 Uraian Tanah S OS A OA 1 pH (1:2,5) H2O 6,8 (N) 7,2 (N) 7,1 (N) 7,1 (N) 7,2 (N) 2 DHL (mmhos/cm) 6,64 (ST) 8,42 (ST) 15,88 (ST) 9,47 (ST) 12,35 (ST) 3 C Organik (%) 0,21 (SR) 17,20 (ST) 16,17 (ST) 20,01 (ST) 41,85 (ST) 4 N Total (%) 0,19 (R) 0,23 (S) 1,23 (ST) 0,50 (S) 0,41 (S) 5 P Tersedia (ppm) 469,85 (ST) 407,24 (ST) 640,04 (ST) 634,15 (ST) 382,90 (ST)

(4)

4 6 K Tersedia (ppm) 324,91 (T) 987,74 (ST) 1018,48 (ST) 1221,26 (ST) 989,37 (ST) 7 Kadar Air : KU (%) 5,21 10,36 10,71 28,42 13,07 KL (%) 21,40 8 Tekstur (Lempung) Pasir (%) 47,03 Debu (%) 41,28 Liat (%) 11,68 Keterangan :

Singkatan: Metode: Keterangan: Sampel :

DHL :Daya Hantar Listrik C Organik : Metode Walkley & Black R,S : Rendah, Sedang OA : organik ayam KU : Kering Udara N Total : Metode Kjelhall T : Tinggi OS : organik Sapi KL : Kapasitas Lapang KU dan KL: Metode Graviment ST : Sangat Tinggi A : kotoran ayam P ,K : Posfor,Kalium P : Metode bray-1 N : Netral S : kotoran Sapi C,N : Karbon, Nitrogen Tekstur : Metode Pipet

Persiapan Media Tanam dan Bibit

Sebanyak 4 kg tanah kering udara yang lolos ayakan dengan lubang berdiameter 2 mm dimasukkan ke dalam pot plastik berdiameter 20 cm, kemudian tiap-tiap pot diberi pupuk kandang sapi sesuai perlakuan, dan selanjutnya diberi label. Bibit kacang pinto (Arachis pintoi) yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari stasiun penelitian Fakultas Peternakan Sesetan . Dipilih batang kacang pinto dengan diameter batang yang homogen selanjutnya dipotong-potong untuk mendapatkan stek yang masing-masing berisi 5 (lima) ruas.

Penanaman Bibit dan Pemupukan

Setiap pot ditanami dengan 3 stek batang kacang pinto, apabila ada yang mati maka segera dilakukan penyulaman. Pupuk diberikan hanya sekali yaitu sebelum melakukan penanaman sesuai dosis perlakuan

Pemeliharaan dan Pengamatan Pertumbuhan.

Pemeliharaan dilakukan adalah penyiraman setiap hari pada volume 100% kapasitas lapang, serta pengendalian hama dan penyakit bila diperlukan. Pengamatan terhadap peubah pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun trifoliat, dan jumlah tunas dilakukan setiap minggu sekali mulai tanaman berumur dua minggu.

Pemanenan

Panen dilakukan saat tanaman berumur 10 minggu atau tanaman mulai berbunga dengan cara memotong tanaman di atas permukaan tanah kemudian memisahkan antara

(5)

5

batang dan daun. Setiap bagian-bagian tersebut ditimbang untuk mengetahui berat segarnya. Pengamatan terhadap karakteristik yaitu luas daun dilakukan dengan mengambil beberapa sampel daun yang dianggap bisa mewakili luas daun setiap unit

percobaan. Untuk mendapatkan berat kering, tiap-tiap bagian tanaman dioven pada suhu 70oC selama 48 jam atau sampai mencapai berat konstan.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor yaitu :

Faktor pertama adalah jenis pupuk kandang yaitu : S : Pupuk kandang Sapi

A: Pupuk kandang Ayam

Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang yaitu : D0 : tanpa pupuk kandang (kontrol) D1 : pupuk kandang 15 ton/ha

D2 : pupuk kandang 20 ton/ha D3 : pupuk kandang 25 ton/ha D4 : pupuk kandang 30 ton/ha

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 10 kombinasi perlakuan yaitu: SD0,SD1,SD2,SD3,SD4, AD0,AD1,AD2,AD3 dan AD4 dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak empat kali, sehingga terdiri atas 2 x 5 x 4 = 40 unit percobaan.

Peubah yang Diamati

1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman tersebut dari pangkal batang tepat diatas permukaan tanah sampai dengan pangkal daun teratas yang telah berkembang sempurna.

2. Jumlah Cabang (batang)

Pengamatan jumlah cabang dilakukan dengan cara menghitung cabang yang telah berkembang sempurna.

3. Jumlah Daun (helai)

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan menghitung jumlah daun yang telah berkembang sempurna.

(6)

6

4. Luas Daun Per Pot (cm2)

Luas daun per pot didapat dengan mengambil beberapa sampel daun yang dianggap bisa mewakili setiap unit percobaan, luasnya diukur dengan alat pengukur luas daun (Leaf Area Meter), dan hasil pengukuran dikonversikan berdasarkan data jumlah daun unit percobaan bersangkutan.

5. Berat Kering Daun (g)

Berat kering daun di dapat dengan menimbng daun tanaman per pot plastik yang telah dikeringkan dalam oven dengan suhu 70ºC hingga mencapai berat konstan.

6. Berat Kering Batang (g)

Berat kering batang di dapat dengan menimbang batang tanaman per pot yang telah dikeringkan dalam oven dengansuhu 700C hingga mencapai berat konstan.

7. Nisbah Berat Kering Daun/Batang

Nisbah berat kering daun dengan berat kering batang didapat dengan membagi berat kering daun dengan berat kering batang.

8. Berat Kering Total Hijauan (g)

Berat kering total hijauan di dapat dengan menjumlahkan berat kering batang dengan berat kering daun.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Apabila diantara nilai rata-rata perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata, maka analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Program SPSS).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan jenis dan dosis pupuk terhadap semua variabel yang diamati. Tidak terjadi interaksi mengindikasikan bahwa antara faktor jenis dan dosis pupuk kandang yang berbeda dapat secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dalam mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kacang pinto (Arachis pintoi). Diduga pula karena kemampuan kedua jenis pupuk kandang ( sapi dan ayam) dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman tidak jauh berbeda atau pengaruhnya hampir sama. Pupuk kandang (organik) memiliki bahan

(7)

7

organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, sehingga dapat membantu tanaman dalam proses produktivitasnya. Sutedjo (1999), bahwa pupuk kandang juga mengandung unsur-unsur makro (Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan Belerang) juga mengandung unsur-unsur mikro (Besi, Mangan, Boron, Tembaga, Seng, Klor dan Molibdinum) yang seluruhnya berfungsi menyediakan zat-zat makanan bagi kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suridikarta dan Simanungkalit (2006) yang mengutip Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006 bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pemberian jenis pupuk kandang ayam secara nyata (P<0,05) dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun kacang pinto (Arachis pintoi). Hasil pada (Tabel 2) memperlihatkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan rataan tinggi tanaman dan jumlah daun tertinggi daripada pemberian pupuk kandang sapi. Adil et al. (2006) menyatakan pupuk yang berasal dari kotoran ayam lebih baik dari kotoran sapi karena lebih mudah terurai didalam tanah (kotoran panas), sehingga unsur hara yang tersedia akan lebih mudah diserap oleh tanaman. Sebaliknya penguraian pupuk kandang sapi lebih lama karena tergolong pupuk dingin, sehingga ketersedian unsur hara ditanah menjadi lambat diserap oleh tanaman. Lambatnya unsur hara yang tersedia ditanah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi rendah. Terlihat pada hasil penelitian kacang pinto (Arachis pintoi) yang dipupuk dengan kotoran sapi memperlihatkan hasil nyata (P<0,05) lebih rendah dibandingkan dengan kotoran ayam.

Penambahan pupuk kandang ayam ke dalam tanah ternyata mengakibatkan peningkatan kadar C-organik tanah (Tabel 1). Perbedaan kandungan C-organik tanah adalah sebagai akibat dari perbedaan takaran bahan organik yang diberikan Umar (2002). Tingginya kandungan C-organik tanah menyebabkan kadar uap air tanah menjadi tinggi yang berdampak pada tanah menjadi lembab. Kondisi tanah yang lembab memungkinkan populasi mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah dapat berkembang dengan baik dan mampu menguraikan bahan organik lebih cepat, sehingga unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tersedia lebih cepat. Kelembaban tanah

(8)

8

memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap suplay oksigen (Purwowidodo,1983).

Tabel 2. Pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan kacang pinto (Arachis pintoi) selama 10 minggu penelitian

Variabel JENIS

PUPUK2)

DOSIS PUPUK KANDANG1)

Rataan SEM4) D0 D1 D2 D3 D4 Tinggi Tanaman (cm) S 22,00 24,70 24,50 25,75 27,75 24,90Y 0,97 A 23,50 24,75 26,75 31,75 33,25 28,00X 0,97 Rataan 22,75C3) 24,75BC 25,50BC 28,75AB 30,50A 1,55 Jumlah Daun(helai) S 9,75 11,75 12,50 12,75 18,75 13,10Y 1,14 A 10,00 13,75 14,75 25,00 21,25 16,95X 1,14 Rataan 9,88B 12,75B 13,63B 18,88A 20,00A 1,80 Jumlah Cabang (batang) S 1,25 1,50 1,75 2,00 2,75 1,85X 0,15 A 1,50 1,75 2,00 2,50 3,00 2,15X 0,15 Rataan 1,38C 1,62BC 1,88BC 2,25AB 2,88A 0,24 Keterangan: 1) D

0 : tanpa pupuk kandang (kontrol) , D1 : pupuk kandang 15 ton/ha,D2 : pupuk kandang 20 ton/ha, D3 : kandang 25 ton/ha, dan D4 : pupuk kandang 30 ton/ha

2) S :Pupuk kandang Sapi, A: Pupuk kandang Ayam

3) Nilai dengan huruf kapital berbeda pada kolom atau baris yang sama berbeda nyata (P<0,05) 4) SEM : Standard Error of the Treatment Means

Pemberian dosis pupuk kandang sebesar 30 ton/ha nyata (P<0,05) meningkatkan produktivitas kacang pinto (Arachis pintoi) pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, berat kering daun, berat kering total hijauan dan nisbah berat kering daun dengan berat kering batang. Ini karena tanaman dapat memanfaatkan unsur hara untuk pertumbuhan secara maksimal. Kerley et al.,1996 dan Widjajanto at al., 2001, bahwa semakin meningkat dosis pupuk kandang diberikan pada tanaman, maka semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman akibat meningkatnya ketersediaan unsur hara ditanah. Unsur hara yang tersedia akan dimanfaatkan oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pertumbuhan vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun yang tinggi dengan meningkatnya pemberian dosis pupuk kandang. Pertumbuhan tanaman yang baik identik dengan tanaman itu tumbuh subur, dimana pertumbuhan tinggi tanaman yang cepat, cabang terbentuk juga cepat dan daun berkembang dengan pesat. Pertumbuhan tanaman yang maksimal akan terlihat pada hasil produksi berat kering yang tinggi (Tabel 3).

(9)

9

Tabel 3. Pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap produksi kacang pinto (Arachis pintoi) selama 10 minggu penelitian

Variabel JENIS

PUPUK2)

DOSIS PUPUK KANDANG1)

Rataan SEM4) D0 D1 D2 D3 D4 Berat kering Daun(g) S 0,33 0,63 0,70 0,75 0,98 0,68X 0,38 A 0,33 0,50 0,63 0,78 0,95 0,64X 0,38 Rataan 0,33D3) 0,56C 0,66BC 0,76B 0,96A 0,61 Berat Kering Batang(g) S 0,65 0,58 0,58 0,48 0,65 0,59X 0,37 A 0,45 0,50 0,53 0,70 0,75 0,59X 0,37 Rataan 0,55A 0,54A 0,55A 0,59A 0,70A 0,59 Berat Kering Total Hijauan(g) S 1,23 1,20 1,28 1,23 1,63 1,31X 0,66 A 0,78 1,00 1,15 1,48 1,70 1,22X 0,66 Rataan 1,00C 1,10BC 1,21BC 1,35B 1,66A 0,15 Keterangan: 1) D

0 : tanpa pupuk kandang (kontrol) , D1 : pupuk kandang 15 ton/ha,D2 : pupuk kandang 20 ton/ha, D3 : kandang 25 ton/ha, dan D4 : pupuk kandang 30 ton/ha

2)

S :Pupuk kandang Sapi, A: Pupuk kandang Ayam

3) Nilai dengan huruf kapital berbeda pada kolom atau baris yang sama berbeda nyata (P<0,05) 4) SEM : Standard Error of the Treatment Means

Jumlah daun yang tinggi dapat membantu proses fotosintesis berjalan dengan maksimal serta karbohidrat dan protein yang dihasilkan akan lebih banyak. Karbohidrat dan protein merupakan komponen penyusun berat kering tanaman, dimana semakin meningkat kandungan karbohidrat dan protein dalam tanaman, maka berat kering tanaman semakin tinggi (Budiana 1993). Tingginya berat kering tanaman akan berpengaruh terhadap nisbah berat kering daun dengan batang (Tabel 4).

Tabel 4. Pengaruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap karakteristik tumbuh kacang pinto (Arachis pintoi) selama 10 minggu penelitian

Variabel JENIS

PUPUK2)

DOSIS PUPUK KANDANG1)

Rataan SEM4) D0 D1 D2 D3 D4 Luas Daun Per Pot (cm2) S 555,64 601,25 621,75 645,12 741,24 632,99X 0,38 A 533,25 441,62 569,45 762,89 782,80 618,00X 0,38 Rataan 544,45A 521,43A 595,60A 704,01A 762,02A 0,61 Nisbah Daun/Batang S 0,51 1,13 1,33 1,71 1,52 1,24X 0,37 A 0,71 1,09 1,18 1,22 1,25 1,09X 0,37 Rataan 0,61B3) 1,11A 1,25A 1,46A 1,38A 0,59 Keterangan: 1)

D0 : tanpa pupuk kandang (kontrol) , D1 : pupuk kandang 15 ton/ha,D2 : pupuk kandang 20 ton/ha, D3 : kandang 25 ton/ha, dan D4 : pupuk kandang 30 ton/ha

2) S :Pupuk kandang Sapi, A: Pupuk kandang Ayam

3) Nilai dengan huruf kapital berbeda pada kolom atau baris yang sama berbeda nyata (P<0,05) 4)

(10)

10

Nilai nisbah daun dengan batang semakin tinggi menunjukkan tanaman tersebut memiliki kualitas lebih baik, karena kandungan karbohidrat dan protein akan lebih banyak seiring dengan meningkatnya pertumbuhan daun.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi interaksi antara faktor jenis dan dosis pupuk kandang yang diberikan terhadap pertumbuhan dan produksi kacang pinto (Arachis pintoi). Jenis pupuk kandang ayam memberikan pertumbuhan dan produksi paling baik, sedangkan dosis pupuk kandang antara 25-30 ton/ha memberikan hasil yang sama, namun hasil terbaik didapatkan bila dosis pemupukan yang diberikan pada kacang pinto (Arachis pintoi) sebesar 30 ton/ha.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Rektor dan Ketua LPPM atas dana yang diberikan melalui DIPA PNBP Universitas Udayana, sehingga penelitian dan penulisan artikel ilmiah dapat terlaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, S. dan Indah, N. 2005. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Buckman, H.O. dan M.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Dwyer, G.T. , P.J. O’Hare and B.G. Cook (1990). Pinto’s peanut: a ground cover for orchards. Queensland Agricultural Journal 115: 153-154 .

Fanindi A, S. Yuhaeni, E. Sutedi Dan Oyo. 2009. Produksi Hijauan Dan Biji Leguminosa Arachis pintoi Pada Berbagai Jenis Pemupukan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner .

Ferguson, J.E and D.S. Loch. 1999. Arachis pintoi in Australia and Latin America. In Loch DS and JE Ferguson, editor. Forage seed Production. Tropical and Subtropical Species Volume 2. Oxon.UK.CABI Publishing. hlm 427- 434.

Gardener,F.P, R.B.Pearce, R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya .Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

(11)

11

Hartatik W. dan L.R.Widowati. 2006. Pupuk Kandang. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Unsri.

Marsono dan Paulus, S. 2001. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Neni Marlina,Raden Iin Siti Aminah, Rosmiah, Lusdi Ramlan Setel. 2015. Aplikasi Pupuk Kandang Kotoran Ayam Pada Tanaman Kacang Tanah ( Arachis Hypogeae.L.).Journal Of Biology & Biology Education, Vol 7; No. 2.

Rachmansyah A Sumarsono dan Sutarno. 2012. Kualitas Hijauan Kacang Pinto (Arachis Pintoi) Pada Berbagai Panjang Stek Dan Dosis Pupuk Organik Cair. Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 231 – 240

Roni,N.G.K., N.N.Candraasih K.,N.M. Witariadi, dan N.W.Siti.2017.Pertumbuhan kacang pinto (Arachis pintoi) yang diberi pupuk kandang sapi dan mikoriza. Journal Majalah Peternakan,Vol.20; No.1

Sirait, J., S.P. Ginting dan A. Tarigan. 2005. Karakterisasi morfologi dan produksi legume pada tiga taraf naungan di dua agroekosistem. Pros. Lokakarya Nasional tanaman Pakan Ternak Bogor, 16 September 2005.

Sugito, Y., 1999, Ekologi Tanaman:Pengaruh Factor Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Tanaman dan Beberapa aspeknya, UB Press. Malang.

Sumarsono, S. Anwar dan S. Budiyanto. 2005. Peranan Pupuk Organik untuk Keberhasilan Pertumbuhan Tanaman Pakan Rumput Poliploid pada Tanah Masam dan Salin. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

Suriadikarta dan R.D.M. Simanungkalit. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Sutedjo, M M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sutresnawan,I.W.,N.N.C.Kusumawati dan A.A.A.S. Trisnadewi.2016. Pertumbuhan dan Produksi Kembang Telang ( Clitoria ternatea)Yang Diberi Berbagai Jenis dan Dosis Pupuk Organik.Journal Of Tropical Animal Science.

Tata, T. 1995. Pengaruh Jenis dan Dosis Kotoran Ternak Terhadap Produktifitas Arachis pintoi. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Denpasar.

(12)

12

Trisnadewi, S.A., dan Wijana, W. 2007. Pengaruh Jenis dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan

Umar. 2002. Pengaruh Takaran Pupuk Tembaga dan Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai di Tropudult. Tesis. PS. Agronomi Ilmu-ilmu Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Winarsih, S. 2002. Pengaruh Nisbah Pupuk Kandang dengan Pupuk Buatan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Pennisetum purpureum cv. Mott pada Pemotongan Kedua. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Denpasar. Widjajanto, D.W., Honmura, T., Matsushita, K., and Miyauchi, N. 2001. Studies on the

release N from water hyacinth incorporated into soil-crop systems using 15N- labeling techniques. Pak. J. Biol. Sci., 4 (9): 1075-1077.

Winaya, D. 1983. Pengantar Ilmu Kesuburan Tanah dan Pupuk. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.

(13)

j

5

t

=

?E

>g

!!

E

2

'6

,-UJ! 9

H

SEdY

6*

g

6

5X.!L

ii

6,9@

-

5'=

h

b9sE

E:FZ

E.!e;

c

-*

3

;

E!E

E

:PEeE

.!6-_6S

J

E

o

-J

Y

=

IrJ

.L

o

=

G

=

o

5

o

Y

o

G

E

t

G

o

(E

o

z

z

L'

s

i,

r.

-g

3o

o

F

M

Irr

F

rI]

a

s

"l

Gambar

Tabel 2. Pengaruh jenis  dan dosis  pupuk kandang terhadap pertumbuhan   kacang pinto  (Arachis pintoi) selama 10 minggu penelitian
Tabel  3.  Pengaruh  jenis  dan  dosis  pupuk  kandang  terhadap  produksi    kacang  pinto  (Arachis pintoi) selama 10 minggu penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kembali seperti siklus I, bahwa tahapan pertama dalam penelitian tindakan kelasa adalah perencanaan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan dengan menjelaskan materi pelajaran sebelum

Nilai reduksi yang paling besar terjadi pada pilar segiempat ujung bulat, dengan proteksi susunan tirai tipe zig-zag 2 yaitu sebesar 31,5561 %, Sedangkan nilai reduksi yang

sedangkan menurut Balkis (2008) pertumbuhan jati di Provinsi Kalimantan Timur dengan sistem agroforestri lebih besar daripada di Pulau Jawa yang hanya memiliki basal

Berkat karunia Allah SWT, penulis dapat menempuh pendidikan di sini, pada Program Studi Timur Tengah dan Islam, Kekhususan Ekonomi dan Keuangan Islam, hingga dapat menyelesaikan

Perlakuan penambahan sumber nitrogen dalam proses hidrolisis tongkol jagung dengan kapang selulolitik adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui apakah sumber

Apabila memperhatikan ayat-ayat tersebut di atas, maka Allah menyebutkan dua pandangan yaitu: al-kitab (al- Qur’an) dan al -Hikmah. Imam Syafi’i telah mendengar pendapat

Lama bekerja tidak berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan auditor, disebabkan karenan kurangnya pelatihan/bimtek yang di laksanakan untuk menunjang pengetahuan auditor dalam