• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU AGRESIF PADA POLISI LALU LINTAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERILAKU AGRESIF PADA POLISI LALU LINTAS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU AGRESIF PADA POLISI LALU LINTAS

DI TERMINAL BLOK M-JAKARTA

Satria Ajie Pribadi Dessy Fitrianti

Nabilla Irfani Quroyzhin Kartika Rini

Anita Zulkaida

Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma fightforhawa@plasa.com, billa_emon@yahoo.com

quroyzhin@yahoo.co.id, zulkaida03@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang bentuk-bentuk, faktor-faktor penyebab serta dampak perilaku agresif Polisi Lalu Lintas terminal Blok M terhadap masyarakat pengguna terminal Blok M. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap supir angkutan, pedagang dan penumpang angkutan umum. Hasil menunjukkan adanya beberapa bentuk perilaku agresif polisi lalu lintas terminal Blok M, baik yang bersifat fisik (memukul body atau kaca mobil angkutan, menendang body mobil), verbal (memaki-maki, membentak, menghardik), serta yang bersifat nonverbal (memasang wajah garang/tidak bersahabat). Diketahui pula bahwa faktor kepadatan/kemacetan, kualitas udara, maupun pengguna terminal yang tidak tertib sering menjadi pemicu perilaku agresif Polisi Lalu Lintas terminal Blok M. Perilaku agresif Polisi Lalu Lintas terminal Blok M juga ini juga berdampak pada image Polisi Lalu Lintas terminal Blok M yang dianggap kurang baik, sebagai konsekuensi mereka ketika bertugas.

Kata Kunci : Perilaku Agresif, Polisi Lalu Lintas, Terminal Blok M

PENDAHULUAN

DKI Jakarta adalah salah satu kota besar di Indonesia. Sebagai kota Metropolitan, Jakarta menjadi sentral dari segala kegiatan masyarakat kota seperti bisnis, pusat pemerintahan, pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain lain. Salah satu aspek yang penting di Jakarta adalah masalah transportasi. Transportasi menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting untuk menjalankan segala kegiatan yang ada di Jakarta. Oleh sebab itu, untuk mengatur transportasi bagi masyarakat salah satunya adalah dengan penyediaan terminal di berbagai daerah di Jakarta. Terminal berguna sebagai tempat pemberhentian angkutan umum baik dalam kota maupun antar kota.

Salah satu terminal yang padat dan sering digunakan oleh masyarakat Jakarta adalah terminal Blok M. Terminal Blok M memiliki letak yang strategis di Jakarta selatan. Terminal Blok M memiliki 2 jalur masuk dan 6 jalur keluar bus dalam kota maupun antar kota ditambah 1 jalur Trans-Jakarta (Busway). Selain itu, terminal Blok M juga dikelilingi oleh pusat perbelanjaan dan perkantoran.

Dengan segala kelengkapan yang ada di terminal Blok M dari mulai pusat perbelanjaan

hingga perkantoran maka membuat terminal Blok M menjadi sangat padat dan kerapkali menimbulkan ketidaklancaran dan ketidaktertiban lalu lintas serta kebisingan. Oleh sebab itu, pengelola terminal Blok M bekerjasama dengan Dinas Lalu Lintas (DLLAJ) dan Polisi Lalu Lintas wilayah setempat. Polisi Lalu Lintas merupakan aparat yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk menciptakan keamanan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas. Namun, dengan segala kondisi yang ada di terminal Blok M, seperti kepadatan, keruwetan, dan kebisingan sangat mungkin menyebabkan Polisi Lalu Lintas menjadi mudah merasa marah, kesal dan frustasi terhadap ketidaktertiban dan ketidaklancaran yang terjadi dimana hal ini merupakan sebab timbulnya perilaku agresif.

(2)

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Agresi

Perilaku agresif adalah perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan maksud untuk menyakiti dan merugikan orang lain. Jenis Agresi digolongkan menjadi dua, yaitu (1) agresi permusuhan (hostile aggression) semata- mata dilakukan dengan maksud menyakiti orang lain atau sebagai ungkapan kemarahan dan ditandai dengan emosi yang tinggi. Perilaku agresif dalam jenis pertama ini adalah tujuan dari agresi itu sendiri dan (2) agresi instrumental (instrumental aggression) pada umumnya tidak disertai emosi. Perilaku agresif hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan lain selain penderitaan korbannya. Agresi instrumental mencakup perkelahian untuk membela diri, penyerangan terhadap seseorang ketika terjadi perampokan, perkelahian untuk membuktikan kekuasaan atau dominasi seseorang (Myers dalam Sarwono, 2002).

Perbedaan kedua jenis agresi ini terletak pada tujuan yang mendasarinya. Jenis pertama semata- mata untuk melampiaskan emosi, sedangkan agresi jenis kedua dilakukan untuk mencapai tujuan lain.

Bentuk-bentuk Agresi

Bentuk atau ekspresi agresi dapat berupa fisik maupun verbal. Agresi yang berbentuk fisik seperti memukul, menendang, melempar, merusak serta bentuk- bentuk lain yang dapat mengakibatkan sakit/ luka pada objek atau sumber frustasi. Sedangkan bentuk agresi yang bersifat verbal seperti mencaci- maki, berteriak- teriak, mengeluarkan kata- kata yang kasar/ kotor dan bentuk- bentuk lain yang sifatnya verbal/ lisan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresi

Faktor- faktor yang dapat menjadi pencetus munculnya agresifitas pada diri seseorang diantaranya: kondisi kemiskinan, kepadatan yang berlebihan, tindakan pemegang otoritas seperti polisi dan nilai kelompok kultural seseorang.

Teori-teori Agresi 1. Teori Frustrasi - Agresi

Teori agresi atau hipotesis frustrasi-agresi (frustration-aggression hypothesis) berasumsi bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami

hambatan, akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau objek yang menyebabkan frustrasi (Dollard dkk dalam Prabowo, 1998). Menurut formulasi ini, agresi bukan dorongan bawaan, tetapi karena frustrasi merupakan kondisi yang cukup universal, agresi tetap merupakan dorongan yang harus disalurkan. 2. Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar. Bandura (dalam Sarwono, 2002) mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari- hari pun perilaku agresif dipelajari dari model yang dilihat dalam keluarga, dalam lingkungan kebudayaan setempat atau melalui media massa.

3. Teori Kognitif

Teori kognitif berintikan pada proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat- sifat (atribusi), penilaian, dan pembuatan keputusan. Dalam hubungan antara dua orang, kesalahan atau penyimpangan dalam pemberian atribusi juga dapat menyebabkan agresi (Johnson & Rule dalam Prabowo, 1998).

4. Teori Beban Stimulus (stimulus load theory) Cohen menyatakan bahwa teori ini memiliki titik sentral yaitu adanya dugaan bahwa manusia memiliki kapasitas yang terbatas dalam memproses informasi. Ketika input / masukan (stimulus) melebihi kapasitas, maka orang cenderung untuk mengabaikan beberapa masukan dan mencurahkan perhatian lebih banyak kepada hal yang lain (Veitch & Arkkelin, dalam Prabowo, 1998). Umumnya stimulus tertentu yang paling penting diperhatikan dengan alokasi waktu yang banyak dan stimulus yang kurang penting umumnya diabaikan (Sarwono, 2002; Veitch & Arkkelin, dalam Prabowo, 1998). 5. Teori Kualitas Lingkungan

(3)

emosi para penghuni. Sedangkan menurut Holahan (dalam Prabowo, 1998) tingginya suhu dan polusi udara paling tidak dapat menimbulkan dua efek yaitu efek kesehatan dan efek perilaku.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (2003) paradigma kualitatif adalah suatu proses untuk memahami masalah-masalah manusia atau sosial dengan menciptakan gambaran

menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci dari para sumber informasi, serta dilakukan dalam latar atau setting yang alamiah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara terstruktur dan observasi atau pengamatan berstruktur. Wawancara dilakukan terhadap pengguna terminal Blok M yaitu supir angkutan, pedagang yang ada di kawasan terminal Blok M dan penumpang angkutan umum. Observasi dilakukan terhadap situasi terminal Blok M dan perilaku polisi di terminal Blok M.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1

Hasil Observasi

Bentuk Perilaku Agresif Deskripsi Fisik

• Memukul dan menendang body bus

• Memukul kaca mobil

• Pada saat bus sengaja memotong jalur sehingga membuat padat jalur sebelah kanan

• Pada saat bus tidak segera jalan Verbal

• Memaki

• Berteriak kepada supir

• Pada saat supir bus tidak mau jalan sehingga menimbulkan kemacetan

• Supir bus sengaja berlama-lama tidak mau jalan untuk menunggu penumpang Non-verbal

• Memasang wajah tak bersahabat / sinis

• Meniup pluit dengan keras

• Berkacak pinggang

• Menghardik

• Ketika mengatur lalu lintas di siang hari • Supir mengangkut penumpang terlalu

lama

• Polisi yang sedang mengatur lalu lintas • Supir bus tidak segera berangkat saat

lampu hijau sudah menyala di pintu keluar

Dari hasil observasi dan wawancara diatas, dapat diketahui bahwa terdapat kesesuaian antara hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dimana terjadi perilaku agresif yang dilakukan oleh Polisi Lalu Lintas di terminal Blok M. Namun demikian, dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa Polisi Lalu Lintas terminal Blok M tidak ditemukan kesesuaian dengan kenyataan di lapangan. Diketahui bawa tidak semua Polisi Lalu Lintas di terminal Blok M melakukan perilaku agresif . Dalam penelitian ini, peneliti mengalami kendala untuk memperoleh informasi dari Polisi Lalu Lintas terminal Blok M yang benar-benar berperilaku agresif.

Secara umum, perilaku agresif yang dilakukan oleh Polisi Lalu Lintas di terminal Blok

(4)

Dalam hal ini, keluarga, lingkungan budaya Polisi Lalu Lintas terminal Blok M serta informasi

dari media massa yang diterimanya

Tabel 2 Hasil Wawancara

Aspek Supir Pedagang Penumpang

Bentuk Perilaku Agresif 1. Fisik

a. Memukul mobil

b. Memecahkan/ mencopot kaca spion

2. Verbal Memaki

Saat mengangkut penumpang sembarangan

Supir bus sembarangan mengambil/ menaikkan penumpang tidak pada tempatnya dan berhenti terlalu lama

Supir bus tidak tertib

karena supir bus tidak tertib

Supir tidak disiplin sehingga

menimbulkan kemacetan

Frekuensi Sering Sering Jarang Waktu 17.00 – 19.00 17.00 – 18.00 07.00 – 20.00

Pelaku 1 orang 1 – 2 orang - Tempat Pintu masuk dan

pintu keluar

Pintu masuk, pintu keluar dan jalur kendaraan

Pintu masuk

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif

Ketidaktertiban, kemacetan, dan kepadatan armada

Sengaja terlambat untuk keluar dari terminal

Cuaca (situasi dan kondisi) dan ketidaktertiban Dampak perilaku agresif

terhadap masyarakat sekitar

Berpandangan negatif dan timbul prasangka terhadap sosial

Kesan yang tidak baik terhadap polisi

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari data yang telah diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa bentuk agresivitas Polisi Lalu Lintas terminal Blok M berupa fisik meliputi memukul dan menendang body bus, memecahkan atau mencopot kaca spion bus, verbal meliputi memaki, berteriak kepada supir, nonverbal meliputi memasang wajah tak bersahabat (sinis), meniup peluit dengan keras ke arah supir, berkacak pinggang dan

(5)

timbulnya pandangan negatif dan prasangka terhadap Polisi Lalu Lintas di terminal Blok M.

Saran

Dari penelitian ini diharapkan aparat atau petugas lalu lintas di terminal Blok M dapat mencari solusi lain dalam menjaga ketertiban dan kelancaran lalu lintas di Terminal Blok M tanpa harus melakukan perilaku agresif terhadap supir angkutan dan para pengguna terminal Blok M. Dalam penelitian ini peneliti juga menemukan bahwa tidak hanya Polisi Lalu Lintas terminal Blok M yang berperilaku agresif namun juga, petugas Lalu Lintas lain seperti petugas DLLAJ. Hal ini terlihat dari hampir semua petugas DLLAJ yang sedang bertugas di terminal Blok M

membawa tongkat kayu untuk menertibkan kelancaran lalu lintas di terminal Blok M.

DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J.W. 2003. “Research Design : Qualitative, Quantitative and Mixed Method Approaches”. California : Sage Publication, Inc.

Prabowo, H. 1998. “Seri Diktat Kuliah : Pengantar Psikologi Lingkungan”. Depok : Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma.

Gambar

Tabel 1  Hasil Observasi
Tabel 2 Hasil Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Sifat minyak atsiri yang mudah menguap memerlukan metode ekstraksi dengan cara penyulingan, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode infusum sehingga minyak

[r]

Segala hormat, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuahn Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pra

Manfaat dari penelitian yang dilakukan antaranya adalah agar dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan bagi bengkel Lima Sekawan khususnya dalam

Pendapat dan pertimbangan Hukum Hakim adalah suatu pendapat Hukum Hakim yang diuraikan dengan menganalisis suatu fakta-fakta yang ada dalam persidangan. Yang mana Hakim

harzianum pada 7 hari sebelum tanam memberikan hasil paling efektif dalam mengatasi serangan penyakit layu Fusarium dengan persentase kelayuan sebesar 0% dan memberikan

plantarum mempunyai nilai pH yang lebih rendah, warna yang lebih cerah, nilai keempukan yang lebih tinggi dan sarkomer yang lebih panjang dibandingkan dengan daging sapi

Rahmi, A Comparative Study On Teaching Grammar Using Direct and Grammar Translation Methods of The Sixth Grade Students At MIS NU of Palangka Raya , Thesis , Palangka Raya: