• Tidak ada hasil yang ditemukan

E.2 Hari Sutiksno TEKNIK PEMBANGKITAN GELOMBANG SINUS PWM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "E.2 Hari Sutiksno TEKNIK PEMBANGKITAN GELOMBANG SINUS PWM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

175 TEKNIK PEMBANGKITAN GELOMBANG SINUS PWM

UNTUK INVERTER DAYA TIGA FASE

Francisca H.C Hari Sutiksno Setya Ardhi

fhc@quadraluminari.ac.id harisutiksno@gmail.com setyaardhi@yahoo.com Dosen Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS)

Abstrak: Paper ini membahas teknik baru dalam pembangkitan gelombang sinus pada inverter daya tiga fase Pulse Width Modulation (PWM). Teknik ini didasarkan atas bentuk gelombang yang dihasilkan dari respon impuls tak hingga (Infinite Impulse Response) dalam sistem orde dua. Gelombang sinus tiga-fase ini merupakan keluaran dari penyelesaian persamaan beda dengan metode rekursif. Algoritma yang sederhana dan singkat ini memungkinkan untuk meningkatkan frekuensi sampling untuk memperkecil harmonisa.

Kata kunci: inverter daya tiga fase, PWM, infinite impulse response

PENDAHULUAN

(2)

176 INVERTER DAYA TIGA FASE SINUS PWM

[image:2.595.170.494.217.386.2]

Topologi inverter daya tiga-fase (S. Ogasawara, H. Agaki, and A. Nabae, 1989 , J W Kolar, H Ertl, F C Zach, 1991, dan A M Trzynadlowski and S Legowski, Jan 1994) yang dibahas dalam makalah ini adalah inverter dengan tiga lengan seperti terlihat pada gambar 1. Rangkaian ini terdiri atas 6 transistor yang berfungsi sebagai saklar elektronik. Setiap pasang transistor terdiri dari 2 buah, dimana jika salah satu transistor dalam posisi ON, maka pasangannya dalam posisi OFF atau sebaliknya.

Gambar 1. Topologi Inverter Daya Tiga Fase berlengan tiga

[image:2.595.125.475.499.634.2]

Posisi ON dan OFF transistor-transistor tersebut dikontrol oleh pembangkit gelombang sinus PWM melalui rangkaian driver transistor. Keluaran mikrokontroler tidak mampu men-drive transistor-transistor tersebut. Untuk itu diperlukan rangkaian driver agar dihasilkan sinyal yang mampu men-drive transistor.

Gambar 2. Pembangkit Sinyal Sinus PWM

Prinsip pembangkitan gelombang sinus PWM dengan teknik perpotongan gelombang sinus dan segitiga adalah sebagaimana terlihat pada gambar 3, yang terdiri atas pembangkit gelombang sinus dengan frekuensi 50Hz dan gelombang segitiga dengan frekuensi yang jauh lebih besar daripada frekuensi gelombang sinus., dan sebuah komparator. Jika sinyal sesaat S(t) lebuh besar daripada X(t), maka keluarannya adala h

(3)
[image:3.595.126.510.233.475.2]

177 1 (high), dan jika sebaliknya (S(t) lebih kecil X(t)), maka keluaran komparator adalah 0 (low). Pada inverter daya dengan rangkaian kontrol analog, gelombang sinus maupun gelombang segitiga dapat dibangkitkan dari rangkaian opamp yang disebut osilator. Pada inverter daya dengan rangkaian kontrol menggunakan mikrokontroler, gelombang sinus dibangkitkan dengan menggunakan sederetan data yang membentuk pola gelombang sinus yang tersedia di dalam memori. Gelombang segitiga dibangkitkan di dalam mikrokontroler yang berupa sebuah counter yang tersedia didalamnya. Gelombang acuan untuk pembangkitan tegangan sinusoidal PWM 3 fase adalah sebagai berikut: ) 120 sin( ) ( ) 120 sin( ) ( ) sin( ) ( 0 0      t V t v t V t v t V t v m c m b m a   

Gambar 3. Pembangkitan Gelombang Sinus PWM

PEMBANGKITAN GELOMBANG SINUS TIGA FASE

Algoritma metode pembangkitan gelombang sinus yang diusulkan dalam paper ini didasarkan pada hubungan transformasi-z dari fungsi cosinus dan sinus dalam sistem waktu diskrit (K. Ogata, 1995) berikut:

1 cos 2 ) cos ( ] [cos 2     T z z T z z kT Z    (1) 1 cos 2 sin ] [sin 2    T z z T z kT Z    (2)

dimana ω adalah kecepatan sudut (rad/sec), T adalah periode sampling (sec)

Gelombang cos ωkT dapat diperoleh dari persamaan (1) sebagai berikut:

) ) 1 (( cos ) ( ) ) 2 (( ) ) 1 (( cos 2 ) ( ) ( ) cos 1 ( ) cos 2 1 )( ( ) ( ) cos ( ) 1 cos 2 )( ( 1 1 1 1 2 1 1 2 1 T k Tx kT x T k y T k Ty kT y z Y T z z T z z Y z X T z z T z z z Y                        

Jika K1 cosT dan K2 sinT, maka :

) ) 1 (( ) ( ) ) 2 (( ) ) 1 (( 2 )

( 1 1 1 2

1 kT K y k T y k T x kT K x k T

(4)

178 dimana       0 0 0 1 ) ( x untuk k untuk kT x

Dari persamaan (3), gelombang cosinus y1 dapat diwujudkan dengan menggunakan

diagram gambar 4.

[image:4.595.139.441.183.344.2]

Gambar 4. Gelombang y1= cosωkT

Gelombang sin ωkT dapat diperoleh dari persamaan (2) sebagai berikut:

) ) 1 (( sin ) ) 2 (( ) ) 1 (( cos 2 ) ( ) ( sin ) cos 2 1 )( ( ) ( sin ) 1 cos 2 )( ( 2 2 2 1 2 1 2 2 2 T k Tx T k y T k Ty kT y z TX z z T z z Y z TX z T z z z Y                     

Jika K1 cosT dan K2 sinT, maka :

) ) 1 (( ) ) 2 (( ) ) 1 (( 2 )

( 1 2 2 2

2 kT K y k T y k T K x k T

[image:4.595.127.487.511.698.2]

y       (4)

Gambar 5 menunjukkan diagram proses pembentukan gelombang sinus y2.

(5)

179 Algoritma pembangkitan gelombang sin(ωkT-1200) dan cos(ωkT+1200) dapat

diturunkan sebagai berikut:

)] cos( 2

3 ) sin( 2 1 [ ] 120

[sin( kT 0 Z kT kT

Z        (5)

dan

)] cos( 2

3 ) sin( 2 1 [ ] 120

[sin( kT 0 Z kT kT

[image:5.595.77.503.230.582.2]

Z        (6)

Gambar 6 merupakan diagram pembentukan gelombang sinus diskrit.3 fase.

Gambar 6. Pembangkitan Gelombang Sinus 3 Fase

Nilai cos(wT) dan sin(wT) merupakan konstanta yang dihitung melalui deret Maclaurin sebagai berikut:

... 720 4 2 1 ) cos(

6 4 2

x x x

x     (7)

.... 120 6 )

sin(

5 3

x x x

(6)

180 Karena nilai x=ωT adalah nilai yang sangat kecil, maka deret cos(ωT) dan sin(ωT) dapat disederhanakan sebagai:

2 ) ( 1 ) cos(

2 T

T

   (9)

T

T

 )

sin( (10)

Dengan demikian diperoleh bahwa nilai-nilai

2 2 2 1 1 2 f T

K    (11)

fT

K2 2 (12)

Diagram alir pembentukan gelombang sinus dinyatakan sebagaimana terlihat pada gambar 7. Dalam diagramn tersebut, beberapa variabel diturunkan sebagai berikut: X1x(kT) dan X2x((k1)T)

Y1y1(kT) , V1y1((k1)T), dan W1y1((k2)T) )

(

2 2 y kT

Y  , V2y2((k1)T), dan W2y2((k2)T)

[image:6.595.222.416.334.722.2]

Proses ini dalam wujud yang nyata adalah proses yang berupa program yang bekerja dalam mikrokontroler.

(7)
[image:7.595.205.477.142.352.2]

181 Selanjutnya gelombang sinus PWM 3 fase, diperoleh dengan menggunakan komparator sebagaimana terlihat pada gambar 8.

Gambar 8. Pembangkitan Sinyal kontrol

HASIL SIMULASI

Berikut ini disimulasikan pembangkitan gelombang sinus untuk inverter 3 fase dengan frekuensi keluaran 50Hz dan frekuensi sampling 100kHz . Gelombang yang dihasilkan pada gambar 9 adalah gelombang:

va(t)Vmsin(t),vb(t)Vmsin(t1200),vc(t)Vmsin(t1200)

yang ditampilkan satu periode (20 msec).

-

[image:7.595.112.512.500.721.2]
(8)

182

(a) Gelombang segitiga

(b) Sinus PWM fase a

(c) Sinus PWM fase b

[image:8.595.115.512.116.587.2]

(d) Sinus PWM fase c

Gambar 10. Bentuk Gelombang Segitiga dengan frekuensi 100kHz dengan simpangan -1 sd 1.

KESIMPULAN

(9)

183 DAFTAR PUSTAKA

A. Schonung and H Stemmler, Sept. 1964. Static frequency changers with subharmonic control in conjunction with reversible speed ac drives,”Brown Boveri Rev., vol no 51, nos. 8/9, pp. 555-557.

G. Pfaff, A. Weschta, and A Wick, 1984, Design and experimental results of a brushless ac servo drive, IEEE Transactions on Industrial Applications, IA-20, pp 814-821.

H. W. Van der Broeck, H. Ch. Skudelny, and G. Stanke, 1988, Analysis and realization of a pulse width modulator based on voltage source space vectors, IEEE Transactions on Industrial Applications, vol 24 , pp 142-150.

S. Ogasawara, H. Agaki, and A. Nabae, 1989 A novel PWM scheme of voltage source inverter based on space vector theory, Conference record European Power Electronics Conf., pp 1197-1202.

J.W. Kolar, H Ertl, F.C Zach, 1991, Influence of modulation method on the conduction and switching losses of a PWM Converter system, IEEE Transactions on Industrial Applications, vol 27 , pp 1063-1075,.

A.M. Trzynadlowski and S Legowski, Jan 1994, Minimum- Loss Vector Strategy for Three Phase Inverters, IEEE Transactions on Power Electronics, vol 9 , pp 26-34. K. Tanniguchi ,Y Ogino and H Irie, July 1988, PWM Technique for Power Mosfet

Gambar

Gambar 1. Topologi Inverter Daya Tiga Fase berlengan tiga
Gambar 3. Pembangkitan Gelombang Sinus PWM
Gambar 4. Gelombang y1= cosωkT
Gambar 6 merupakan diagram pembentukan gelombang  sinus diskrit.3 fase.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 2.4 diketahui bahwa montmorillonit merupakan jenis lempung yang sangat baik digunakan untuk filler anorganik dalam pembuatan membran komposit karena

Hasil detail desain rencana pembangunan Bendungan Raknamo akan menggenangi areal ± 147,30 Ha dan untuk pelayanan Daerah Irigasi seluas ± 1.250 Ha serta penyediaan air baku

Tidak terikat sebagai dosen PNS atau dosen non PNS pada perguruan tinggi lain atau sedang menjalani perjanjian kerja/kontrak kerja/ikatan dinas pada Instansi lain, kecuali

Setelah membaca teks dan melakukan percobaan, siswa mampu menulis laporan tentang cara membuat larutan anti nyamuk sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit menular dengan

Hasil perbandingan menunjukan solusi dari metode BETROC lebih baik daripada tata letak awal dengan nilai GE untuk metode BETROC 0,433 sedangakan tata letak awal

Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan Skripsi, Penulis menyusun sendiri Skripsi ini (tidak dibuatkan oleh siapapun) 2. Penulis tidak melakukan

• CRM Menyediakan informasi untuk mengkoordinasikan semua proses bisnis yang berhubungan dengan pelanggan dalam penjualan, pemasaran dan layanan untuk mengoptimalkan

Setelah nasabah mendapatkan uang pinjaman yang diakui PT Pegadaian (Persero) sebagai piutang maka akan timbul biaya bunga untuk nasabah yang akan diakui