• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN WADUK / BENDUNGAN RAKNAMO DI KABUPATEN KUPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "URAIAN SINGKAT PEMBANGUNAN WADUK / BENDUNGAN RAKNAMO DI KABUPATEN KUPANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

URAIAN SINGKAT

PEMBANGUNAN WADUK / BENDUNGAN RAKNAMO

DI KABUPATEN KUPANG

1. Latar Belakang

Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai keadaan iklim yang tergolong daerah tropis kering (semi arid) dengan curah hujan rata-rata 1,200 mm/tahun.Musim hujan biasanya terjadi pada pertengahan Bulan Desember hingga Bulan Maret dengan intensitas curah hujan yang tinggi dalam durasi waktu yang pendek, sehingga sering menimbulkan banjir. Sedangkan 8 bulan lainnya berlangsung musim kemarau, debit sumber air menurun drastis, daerah pertanian mengalami kekeringan, pasokan air baku tidak memenuhi kebutuhan penduduk perkotaan maupun pedesaan.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut di atas adalah membangun tampungan air hujan dan sampai dengan Tahun 2013 telah tersedia bangunan penampung air hujan berupa: Embung kecil sebanyak 910 buah, Embung irigasi 32 buah, dan

Bendungan/Waduk 1 buah. Berdasarkan hasil identifikasi, potensi pembangunan

bendungan/waduk di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 50 buah yang tersebar di 3 (tiga) pulau besar, yaitu Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Flores.

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan air bersih terus meningkat, tidak seimbang dengan ketersediaan sumber air/mata air alami maupun buatan, sehingga bangunan tampungan air hujan dengan kapasitas tampung yang besar yaitu bendungan sangat dibutuhkan.Untuk itu, Bendungan Raknamo direncanakan mempunyai kapasitas tampung sebanyak 14.091 juta m3 air.

2. Maksud dan Tujuan

Membangun sarana dan prasarana sumber daya air untuk memenuhi ketbutuhan air baku Ibukota kabupaten kupang dan sekitarnya serta untuk memenuhi kebutuhan irigasi. Tujuan dari pembangunan bendungan ini adalah sebagai berikut:

a. Penyediaan air baku untuk Ibukota Kabupaten Kupang dengan debit 100 ltr/dtk; b. Penyediaan air irigasi bagi lahan pertanian seluas 1.250 Ha;

c. Pengendalian banjir daerah hilir yang merupakan kawasan pengembangan Ibukota Kabupaten Kupang.

d. Pengembangan Pariwisata.

3. Kesesuain Rencana Lokasi Pengadaan Tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kupang dan Prioritas Pembangunan

Ditinjau dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kupang, Desa Raknamo, Desa Manusak dan Kelurahan Naibonat merupakan kawasan budidaya, dengan demikian lokasi rencana Bendugan Raknamo yang berada di Desa Raknamo dan daerah layanannya yang mencakup di Desa Manusak, Kelurahan Naibonat dan sebagian Desa Raknamo, maka pemanfaatan ruang diatas tanah untuk maksud pembangunan bendungan tersebut telah sesuai dengan fungsinya.

4. Letak Tanah dan Lokasi Rencana Bendungan Raknamo

Rencana Bendungan Raknamo adalah di Sungai Noel Puames. Secara administrasi, letak tanah untuk Bendungan Raknamo berada di wilayah Dusun IV (Dusun Oepoi), Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

a) Berdasarkan Peta Rupa Bumi Digital Indonesia skala 1 : 25.000, lembar Camplong No. 2305-544, publikasi BAKOSURTANAL, edisi 1988, lokasi Bendungan Raknamo terletak pada

koordinat 10007’08” LS dan 123055’54”. Lokasi Bendungan Raknamo terletak pada koordinat

(2)

2

ditempuh dari Kota Kupang menuju ke arah Timur dengan jarak kurang lebih 33 km, di pertigaan Kelurahan Naibonat, belok ke arah kanan ke arah Desa Raknamo. Dari pertigaan Kelurahan Naibonat menuju Desa Raknamo dengan jarak ± 8,7 km (terdiri jalan aspal sejauh 4,5 km dan jalan makadam sejauh 4,2 km) melewati Desa Manusak. Setelah mencapai jarak tempuh ± 8,7 km, sampai di Kantor Desa Raknamo menuju ke arah Desa Kairane sejauh 1 km, kemudian menuju ke arah kiri melalui jalan tanah sejauh 3,40 km. Lokasi Bendungan, Tubuh bendungan dan genangan waduk berada di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

b) Area layanan irigasi

Area layanan irigasi berada di Desa Raknamo, Desa Manusak Kecamatan Amabi Oefeto, dan Kelurahan Naibonat Kecamatan Kupang Timur.

c) Layanan suplai air baku

Air baku direncanakan untuk kebutuhan air di Desa Raknamo, Desa Manusak Kecamatan Amabi Oefeto, dan Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur

Gambar 1. Peta Letak Tanah /Lokasi Pekerjaan Rencana Bendungan Raknamo 5. Luas Tanah yang Dibutuhkan

Berdasarkan hasil detail desain rencana pembanguan Bendungan Raknamo, daerah luas genangan Waduk untuk Spillway akan mencapai elevasi +101,00 meter dari permukaan laut, akan membutuhkan tanah seluas ± 147,30 Ha, dan puncak bendungan akan mencapai elevasi +106,20 meter dari permukaan laut, akan membutuhkan tanah seluas 197,34 Ha.

6. Gambaran Umum Status Tanah

Daerah tersebut merupakan padang penggembalaan/lahan semak-semak yang berstatus

tanah ulayat dengan bentuk penguasaan/kepemilikan komunal oleh 3 (tiga) keluarga besar

(marga) penduduk setempat yaitu Tanah keluarga Sora seluas ± 17 Ha, Tanah keluarga Anin

seluas ± 70 Ha, Tanah Kelurga Tanaen seluas ± 80 Ha, sedangkan sebagian kecil merupakan

Kawasan Hutan Produksi Terbatas/HPT (± 17 – 20 Ha) termasuk dalam Kawasan Hutan

Sisimeni Sanam(RTK 185) yang penetapannya dilakukan ketika akan diusahakan untuk Hutan

Tanaman Industri (HTI) sekitar tahun 1985-an. Untuk kawasan hutan ini, karena berada dalam

wilayah kehutanan, maka harus ijin ke Menteri Kehutanan sesuai Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2011 yang dirubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.38/Menhut-II/2012 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan.

7. Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan Pengadaan Tanah

Jadwal pembebasan tanah dan pemindahan aset milik penduduk pada lokasi rencana pembanungan Bendungan Raknamo sebagai berikut:

Gambar 1.1 PETA LOKASI

Lokasi Rencana Bendungan Raknamo

(3)

3

8. Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan Pembangunan

Pembangunan Bendungan Raknamo dijadwalkan pelaksanaannya selama 3 (tiga) tahun anggaran, termasuk proses tender. Proses dan tahapan pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Tahun Pertama (2014)

Rencana pekerjaan yang dilaksanakan pada tahun pertama meliputi:

1. Pekerjaan persiapan, dan pembuatan jalan masuk

2. Pembuatan terowong pengelak

3. Pekerjaan bendungan pengelak

b. Tahun Kedua (2015)

Rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun kedua meliputi:

1. pekerjaan pelimpah samping

2. Lanjutan pembuatan terowongan pengelak

3. Pekerjaan bendungan utama

4. Pekerjaan hidromekanikal

5. Pekerjaan bangunan pengambil

6. Pekerjaaan Jaringan Irigasi

7. Pekerjaan intake

8. pekerjaan bangunan pengambil

9. Pekerjaan outlet

10. Pekerjaan sadle dam 11. Pekerjaan jaringan irigasi 12. Pekerjaan PLB

c. Tahun Ketiga (2016)

Rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun ketiga meliputi:

1. Lanjutan pekerjaan bangunan utama

2. Lanjutan pekerjaan outlet

3. Lanjutan pekerjaan sadle dam

4. Lanjutan pekerjaan hidromekanikal

5. Pekerjaan elektrikal

6. Pekerjaan bangunan fasilitas

7. Pekerjaan jaringan irigasi

9. Perkiraan Nilai Tanah

Nilai tanah pada lokasi rencana Bendungan Raknamo, sesuai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Tahun 2013 adalah Rp.7.000. Berdasarkan studi pembebasan tanah dan pemukiman kembali pada lokasi rencana pembangunan Bendungan Raknamo telah disepakati bahwa kompensasi untuk ketiga keluarga besar (marga) pemilik tanah yaitu: Marga Taraen, Anin dan Sora disusun sebagai berikut:

No Uraian Pekerjaan Jangka Waktu (bulan)

Okt-2013 Nop-2013 Des-2013 1. Sosialisasi pembebasan tanah

2. Pembebasan tanah dan pemindahan 20 makam 3. Ijin pakai kawasan hutan

(4)

4

10. Rencana Penganggaran

Adapun anggaran untuk rencana pembangunan Bendungan Raknamo secara bertahap sebagai berikut:

11. Kronologis Perencanaan

Wilayah/kawasan dataran Naibonat setiap tahun di musim hujan mengalami banjir dan dimusim kemarau sangat sulit mendapatkan air bagi kebutuhan sehari-hari, dengan adanya pengembangan wilayah tersebut sebagai pusat Kota Kabupaten Kupang, akan meningkatkan kebutuhan air baik air minum maupun air irigasi. Salah satu alternatif penyediaan air adalah pembangunan tampungan air berupa bendungan dengan distribusi air secara grafitasi melalui saluran terbuka maupun tertutup. Potensi Bendungan Raknamo dikaji secara bertahap melalui serangkaian tahapan penelitian sebagai berikut:

a. Studi kelayakan Bendungan Raknamo dilakukan oleh PT. Siar Plan pada Tahun 2003 b. Detail disain Bendungan Raknamo dilakukan oleh PT. Indra Karya pada Tahun 2005 c. Studi Amdal oleh CV. Konindo pada Tahun 2005 (gagal di Tim Teknis)

d. Stdi AMDAL oleh PT. Andal Persada Utama Raya pada Tahun 2011 dan gagal di Tim Teknis.

12. Usia Guna Waduk

Dari hasil analisa sedimen, laju sedimentasi di Waduk Raknamo mencapai 60.790 m3 per tahun.Berdasarkan laju sedimentasi ini, maka pengendapan sedimen sampai elevasi +87 m adalah 50 tahun.

13. Data Teknis

Adapun data teknis Bendungan Raknamo dan bangunan penunjangnya adalah sebagai berikut:

Daerah Aliran Sungai (DAS)

 Luas : 38,34 km2

 Panjang Sungai : 15,71 km

Anggaran Perencanaan : Rp.5.200.000.000,- Anggaran Persiapan/pembebasan lahan : Rp.210.000.000,- Anggaran Pelaksanaan (termasuk biaya administrasi, jasa

supervise, biaya tak terduga dan eskalasi harga)

: Rp.520.000.000.000,-

Anggaran Operasi dan Pemeliharaan : Rp.500.000.000,-/tahun Sumber dana : APBN & Pinjaman Luar Negeri

TABEL METRIK HAK ATAS KOMPENSASI BENDUNGAN RAKNAMO

No. Nama Pemilik lahan Luas Lahan Lokasi Jenis Ganti Untung Lokasi

Resetlement Jenis Kompensasi Keterangan

1 Marga Anin Sahak 1 ( +/- 50 ha ) Pinggir sungai Puames, dibawah lokasi Sahak 2/ sebelah barat

Upacara adat Sirih pinang (5 makam)

Lahan oleh Masyarakat sendiri

Biaya pemindahan makam dan upacara serah terima lahan

Warga Anin diwaklili oleh Christofel Anin RT 16 RW 08 Dusun IV

2 Marga Taraen Sahak 2 (+/- 70 ha )

Pinggir Sungai Puames, arah hulu sungai / sebelah barat

Upacara adat Sirih pinang (8 makam) dan 30 Pohon Jati

Lahan oleh Masyarakat sendiri

Biaya pemindahan makam dan upacara serah terima lahan

Warga Taraen diwaklili oleh Arnoldus Taraen

3 Marga Sora Keniti (+/- 7,32 ha ) Lokasi Keniti berada di As dam sandaran kiri sebelah barat

Upacara Adat Sirih pinang (7 makam)

Lahan oleh Masyarakat sendiri

Biaya pemindahan makam dan upacara serah terima lahan dan penggantian 30 pohon Jati

Warga Sora diwaklili oleh Sora boys RT 14 RW 08 Dusun IV

4 Kawasan Hutan Produksi Hutan jati (+/- 20 ha) Sebelah Barat dekat As Dam Peraturan Menteri Kehutanan No. P.18 Menhut-II/2011

-Ganti rugi pohon jati dan ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Produktif Terbatas

Syarat Ijin Pinjam Pakai : - AMDAL, Rekomendasi Gubernur dll

(5)

5

 Hujan Tahunan Rata-rata

- Sta. Camplong : 1.323 mm

- Sta. Raknamo : 1.527 mm

 Inflow tahunan Q 80% : 15 juta m3

 Debit rata-rata musim hujan : 1,680 m3/dt (Nopember-April)

 Debit rata-rata musim kemarau : 0,032 m3/dt (Mei-Oktober)

Genangan Waduk

 El. M.A. Banjir PMF : El.104,97 m

 El. M.A. Banjir 1000 th : El.103,25 m

 El. M.A. Maksimum : El.101,00 m

 El. M.A. Minimum : El.88,70 m

 Elevasi Muka Air Rendah (MAR) : + 88,70 m

 Elevasi Tampungan Mati (Dead Storage) : + 87,00 m

 Tampungan total : 14,09 juta m3

 Tampungan Efektif : 12,07 juta m3

 Tampungan Mati (Dead Storage) : 2,02 juta m3

 Luas daerah genangan :

 Spillway (+ 101.00 m ) : 147.30 Ha

 Puncak Bendungan (+106.20 m) : 197.34 Ha

 Debit banjir rancangan Q1000th :

- Inflow : 488,94 m3/dt

- Otuflow : 301,23 m3/dt

 Debit banjir rancangan QPMF :

- Inflow : 1.039,00 m3/dt

- Otuflow : 717,74 m3/dt

Saluran Pengelak

 Tipe Pengelak : Terowongan Tipe modifikasi tapal kuda

 Diameter Terowongan : 4,00 m

 Panjang : 150 m

 Elevasi Dasar inlet : El. 73,00 m

 Elevasi Dasar Outlet : El. 72,25 m

 Kemiringan Terowongan : 1:200

 Debit Banjir Rencana Q10th

- Inflow : 249,84 m3/dt

- Otuflow : 136,19 m3/dt

 Debit Banjir outflow Q20

- Inflow : 286,80 m3/dt

- Otuflow : 143,29 m3/dt

 Elevasi Banjir Q10 th : El.85.23m

(6)

6

Coffer dam

 Tipe Cofferdam : Urugan Zonal Inti Miring

 Elevasi Cofferdam : El. 87,00 m

 Elevasi Dasar sungai : El. 72.34 m

 Tinggi Cofferdam : 17,00 m

 Lebar Puncak : 6,00 m

 Panjang Puncak : 300,00 m

 Kemiringan hulu : 1:2,5

 Kemiringan Hilir : 1:2,0

 Debit banjir Rencana Q 10th : 249,84 m3/dt

 Debit banjir rencana Q 20th : 286,80 m3/dt (control)

Bendungan Utama (Main Dam)

 Tipe : Timbunan Zonal inti miring

 Elevasi puncak bendungan : El. 106,20m

5 0 0 ,0 M 2 5 0 ,0 ( 1 : 5 0 0 0 ) 0 ,0 S K A L A : C P 2 X 6 0 2 .3 0 8 ,2 6 1 Y 8 .8 8 2 .0 8 7 ,0 2 Z 1 4 3 ,8 9 2 B M 2 X 6 0 2 .2 8 8 ,5 3 9 Y 8 .8 8 2 .0 7 4 ,7 6 Z 1 4 9 ,5 2 1 B M 1 /R K M. 1 X 6 0 3 .1 4 9 ,8 2 5 Y 8 .8 8 1 .4 2 1 ,6 9 5 Z 1 1 7 ,6 4 0 C P 1 /R K M. 1 X 6 0 3 .1 2 4 ,4 7 6 Y 8 .8 8 1 .4 0 6 ,0 5 3 Z 1 1 7 ,3 8 5 C P 0 .K i 7 0 7 5 8 0 8 59 0 9 5 1 0 0 1 0 5 1 1 0 0 4 8 1 21 6 2 0V o lu m e ( Ju ta m 3) E le v a s i (m )

0 4 0 8 0 1 2 0 1 6 0 2 0 0L u a s W a d u k (h a )E lv d a sa r + 7 2 .5 0 m D ea d sto ra g e + 8 7 m E l.sp illw a y + 1 0 1 m D a m C rest + 1 0 6 .2 0 m

G A M B A R 2 P E T A D A E R A H G E N A N G A N B M O .K I X 6 0 2 .1 5 3 .7 9 7 Y 8 .8 8 1 .0 0 2 .6 1 3 Z + 1 1 3 .7 9 7 C P O .K A X 6 0 2 .0 6 1 .5 3 5 Y 8 .8 8 1 .5 0 9 .5 8 7 Z 1 1 0 .2 4 B M O .K A X 6 0 2 .0 7 0 .2 9 6 Y 8 8 8 1 .4 8 1 .4 0 4 Z 1 0 6 .9 2 7 X 6 0 2 .1 4 7 .9 0 1 Y 8 .8 8 1 .0 3 2 .0 9 7 Z + 1 1 2 .6 2 5

(7)

7

 Tinggi bendungan : 36,20 m

 Lebar puncak bendungan : 10,00 m

 Panjang puncak bendungan : 438,00 m

 Kemiringan hulu : 1:2,9

 Kemiringan hilir : 1:2,3

Bangunan Pelimpah (Spillway)

 Tipe : Pelimpah samping (side Channel)

 Elevasi Ambang : + 101 m

 Elevasi Aproach Slab : +97,00m

 Lebar mercu : 40,00 m  Saluran Pengarah - Lebar : 15,00 m - Kemiringan : 1:20  Saluran Transisi - Lebar : 15,00 m - Panjang : 60,00 m - Kemiringan : 1:1000  Saluran Peluncur - Lebar : 15.00 m - Panjang : 187,5 m  Peredam Energi - Elevasi : + 65,00 m - Lebar : 15 m - Panjang : 33,00 m Bangunan Pengambilan

 Tipe : Menara Tegak

 Dimensi : 9 m (B) x 12 m (L) x 35,45 m (T)

 Debit Pengambilan

- Debit Irigasi : 1.600 l/dt

- Debit air minum : 100 l/dt

 Saluran Pengambilan irigasi

- Traschrack : Permanen control

o Samping : 2,0 m (l) x 1,0 m (T)

o Depan : 4,0 m (L) x 1,0 m (T)

- Pintu darurat : Pintu roda tetap dan alat

angkat wire drum hoist, 2,0 m (L), x 2,0 m 9T), 1set)

- Pipa kontrol baja : 2 x 1,0 m

- Katup pengaman : butterfly valve Ø 1,0 m

- Katup ontrol debit : hallow jet valve Ø 0,9 m

(8)

8

(9)

9

TAMPAK 3 DIMENSI DENAH UMUM BENDUNGAN RAKNAMO

TAMPAK 3 DIMENSI PENAMPANG SPILLWAY

(10)

10

14. Rencana Distribusi Air

Rencana pendistribusian air dari Bendungan Raknamo terbagai dalam dua bagian yaitu pengembangan jaringan air baku bagi Ibukota Kabupaten Kupang dan penduduk disekitarnya, sedangkan untuk air irigasi terdapat dua alternatif pengembangan.

a) Pengembangan Jaringan Air Baku

Sistem Pengembangan Jaringan Air Baku dari Bendungan Raknamo adalah melayani kebutuhan air baku untuk penduduk dan peternakan. Pemukiman penduduk yang dapat dilayani adalah pemukiman penduduk di Desa Raknamo, Desa Manusak dan Kelurahan Naibonat.

Disamping itu, dengan direncanakannya ibukota Kabupaten Kupang di Oelmasi, maka perhitungan kebutuhan air baku juga mempertimbangkan kawasan pemerintahan dan pertumbuhan industri di Kelurahan Naibonat.

Total kebutuhan air baku yang harus dipenuhi berdasarkan hasil analisis adalah 100 l/dt. Dari intake di Bendungan Raknamo, air di alirkan dengan kondisi tekan dan dialirkan sampai dengan Bangunan Out Let II (Valve House II) yang berada di Nunsono dengan menggunakan pipa GSP dengan garis tengah 1,00 m.

Dari Bangunan Out Let II (Valve House II) air di alirkan dengan menggunakan pipa GSP bergaris tengah 0,50 m ke Bangunan out let III (Valve House 3) yang ditempatkan di Dusun Keniti Desa Raknamo. Dari Bangunan Out Let III (Valve house 3) di Dusun Keniti ini jaringan pipa transmisi dibagi 2, yaitu: ke Desa Raknamo dengan sistem pompa air di alirkan ke Reservoir Raknamo dan ke Desa Manusak, Kelurahan Naibonat dengan sistem gravitasi.

b) Pengembangan Jaringan Irigasi

Memperhatikan sistem sungai dan hasil analisis water balance pada sistem sungai serta jaringan irigasi di hilir bendungan, maka Alternatif pengembangan adalah sebagai berikut:

1. Alternatif I

Sistem Jaringan DI. Kuledoki dan DI. Potensial ( Desa Raknamo, Desa Manusak dan Desa Naibonat) terpisah:

a) Bendungan Raknamo akan mengairi areal irigasi potensial yang terletak di

sebelah kiri Sungai Noel Airkom ( Desa Raknamo, Desa Manusak dan Desa Naibonat) seluas 1.250 ha. Luas tersebut di atas termasuk DI. Existing Nunsono seluas 60 ha.

b) Tanpa suplai dari Bendungan Raknamo, Total Luas areal DI. Kuledoki I dan II

yang bisa diairi dengan memperhitungkan debit tersedia dari Sungai Noel Jabe, Sungai Noel Fatutuap, Sub DAS Noel Puames di hilir Bendungan Raknamo, spill out Bendungan Raknamo adalah 1.121 ha.

Luasan ini di asumsikan Bendungan Suplesi Kuledoki II disamping untuk suplai Bendung Kuledoki I, juga untuk mengairi dataran tinggi di atas lahan DI. Kuledoki I. Elevasi Bendung Suplesi Kuledoki II adalah + 50 m, sedangkan Elevasi Bendung Kuledoki I adalah + 37.5 m. Luas potensial areal DI. Kuledoki I adalah 870 ha dan Luas potensial areal DI. Kuledoki II adalah 251 ha

2. Alternatif II

Sistem Jaringan DI. Kuledoki dan DI. Potensial (Desa Raknamo, Desa Manusak dan Desa Naibonat) menjadi satu.

(11)

11

Debit Air untuk DI. Kuledoki II, diperoleh dari intake Bendungan Raknamo, spill out Bendungan Raknamo dan Debit dari Sub DAS Noel Puames di hilir bendungan serta Debit air dari Sungai Noel Fatutuap. Kebutuhan air untuk Areal Potensial dan Suplesi DI. Kuledoki dilakukan dengan cara:

a) Dari Bendungan Raknamo debit dialirkan ke Sungai Noel Puames (Airkom)

sampai dengan Bendung Suplesi Kuledoki II. Bendung Suplesi Kuledoki II ini juga menerima sejumlah debit dari dari Sub DAS Noel Puames di hilir Bendungan Raknamo dan Debit air dari Sungai Noel Fatutuap.

Bendung Suplesi Kuledoki II berfungsi untuk :

 mengairi areal irigasi potensial di sebelah kiri Sungai Noel Airkom (DI.

Raknamo) dengan elevasi di bawah + 37.5 m. Luas areal yang bisa diairi adalah 660 ha, yang terletak di Desa Manusak dan Kelurahan Naibonat.

 Mengairi Areal Potensial DI. Kuledoki II seluas 251 ha dan suplesi DI.

Kuledoki I seluas 870 ha.

b) Dari Bendungan Raknamo, debit dialirkan melalui pipa dengan sistem pipa tekan

sampai dengan out let pipa di daerah Nunsono. Areal yang diari adalah areal potensial dengan elevasi di atas + 37,5 sampai elevasi + 80 m. Luas areal yang bisa diairi adalah 590 ha, yang terletak di Desa Manusak dan Desa Raknamo. Areal ini sudah termasuk DI. Nunsono existing di Desa Raknamo seluas 60 ha.

Gambar 3. Sistem Operasi Waduk Raknamo, Alternatif I BENDUNGAN RAKNAMO N. Airkom Bendung Kuledoki 1 Bendung Kuledoki 2 N . P a tu tu a p DI. KULEDOKI I 870 HA AREAL POTENSIAL 1.190 HA N. PUAMES N. Jabe DI. KULEDOKI II 251 HA Saluran Suplesi DI. NUNSONO 60 HA AIR BAKU DESA RAKNAMO 13 l/dt AIR BAKU DESA MANUSAK, NAIBONAT

87 l/dt sis tem p o mp a sistem gravitasi sistem gravitasi

(12)

12

Gambar 4. Sistem Operasi Waduk Raknamo, Alternatif II 15. Kelayakan Ekonomi

Asumsi untuk mengevaluasi ekonomi pembangunan Bendungan Raknamo ini, sebagai berikut :

1. Umur ekonomi bendungan dan umur fasilitas irigasi diperkirakan 50 tahun.

2. Sesuai dengan ekonomi internasional, pajak dan subsidi pembayaran transfer serta bunga

bank tidak termasuk dalam analisa ekonomi.

3. Manfaat proyek diperkirakan diperoleh secara berangsur-angsur yaitu tahun pertama

setelah proyek selesai sebesar 60%, tahun kedua sebesar 80%, tahun keempat sebesar 90% dan tahun kelima danseterusnya sebesar 100%.

Dari analisa ini, kelayakan ekonomi didapatkan :

1. E – IRR sebesar 14,54% untuk kondisi normal

2. E – BCR pada suku bunga I = 12% sebesar 2,27

16. Permasalahan

Rencana pembangunan Waduk Raknamo mengalami permasalahan yang perlu diselesaikan antara lain:

1. Di daerah genangan waduk terdapat kuburan lama penduduk setempat sebanyak 20 buah,

berlokasi di Kaniti sebanyak 7 buah kuburan dari keluarga Sora (AS Dam), di Saha I terdapat 5 Buah kuburan dari keluarga Anin dan di Saha II terdapat 8 buah kuburan dari keluarga Taraen.

2. Berdasarkan hasil studi LARAP, yang masih diperlukan klarifikasi kembali pada pihak terkait

bahwa di dalam daerah genangan waduk seluas 147,30 Ha terdapat kawasan hutan, yang diantaranya merupakan hutan produksi terbatas seluas kurang ± 17-20 Ha.

3. Pembahasan KA-ANDAL di tingkat Tim Teknis belum mendapat persetujuan maka studi

AMDAL tidak dapat dilanjutkan.

Memperhatikan Rencana Strategis 2010-2014 Direktorat Jendaral Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II yang berkedudukan di Kupang, salah satunya adalah kegiatan Pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang sebagai respon terhadap permintaan dari Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Kupang sejak Tahun 2004 sampai dengan 2009.

BENDUNGAN RAKNAMO N. Airkom Bendung Kuledoki 1 Bendung Kuledoki 2 N . Patut uap DI. KULEDOKI I 870 HA AREAL POTENSIAL 530 HA N. PUAMES N. Jabe DI. KULEDOKI II 251 HA Saluran Suplesi DI. NUNSONO 60 HA AIR BAKU DESA RAKNAMO 13 l/dt AIR BAKU DESA MANUSAK, NAIBONAT

87 l/dt sis tem p o mp a sistem gravitasi sistem gravitasi AREAL POTENSIAL 660 HA

(13)

13

Hasil detail desain rencana pembangunan Bendungan Raknamo akan menggenangi areal ± 147,30 Ha dan untuk pelayanan Daerah Irigasi seluas ± 1.250 Ha serta penyediaan air baku 100 liter/detik, berdasarkan pengukuran yang dilakukan Dinas Kehutanan Provinsi NTT pada Tahun 2007, lokasi tersebut berada pada kawasan hutan SISIMENI SANAM Register Tanah Kehutanan (RTK) 185, hal ini diperlukan inisiatif dari Pemerintah Kabupaten Kupang dalam mengajukan Pinjam Pakai Kawasan Hutan tersebut kepada Menteri Kehutanan RI dengan berpedoman pada pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang dirubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.38/Menhut-II/2012 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk digunakan pada pelaksanaan konstruksi.

Selanjutnya dapat kami sampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan dokumen Amdal yang harus diterbitkan oleh Gubernur NTT melalui pembahasan pada Tim Teknis dan Komisi Amdal yang difasilitasi oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi NTT, proses sertifikasi Amdal mengalami hambatan terkait dengan inisiasi penyediaan Lahan dari Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten Kupang sebagai pemberi jaminan

Lahan kepada Menteri Pekerjaan Umum melalui surat Gubernur NTT Nomor:

Adm.Pemb.696/I/17/2009 tanggal 15 Juni 2009 perihal Dukungan Pembangunan Bendungan di Provinsi NTT dan Surat Bapak Nomor: 620/889/2009 tanggal 16 Juni 2009 perihal Permohonan Pembangunan Bendungan Raknamo di KabupatenKupang.

17. Penutup

Demikian informasi sehubungan dengan Rencana Pembangunan Bendungan Raknamo, kiranya dapat digunakan sebagai referensi dalam upaya penyediaan tanah untuk pembangunan bendungan dimaksud.

Gambar

Gambar 1. Peta Letak Tanah /Lokasi Pekerjaan Rencana Bendungan Raknamo
TABEL METRIK HAK ATAS KOMPENSASI BENDUNGAN RAKNAMO
GAMBAR 2 PETA DAERAH GENANGAN
Gambar 3. Sistem Operasi Waduk Raknamo, Alternatif I

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari segi penyerapan tenaga kerja adanya Irigasi Bendungan Pandan Duri tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja petani pada

Kabupaten Ponorogo merupakan daerah kekurangan air terutama pada musim kemarau, baik untuk keperluan air irigasi maupun air baku untuk domestik dan industri. Salah satu