• Tidak ada hasil yang ditemukan

Facebook dan Instagram sebagai media publishing karya komikus di Melati Komik Studio Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Facebook dan Instagram sebagai media publishing karya komikus di Melati Komik Studio Surabaya."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh:

Nur Fitriyanti NIM. B06213038

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vii ABSTRAK

Nur Fitriyanti, B06213038, 2017. Facebook dan Instagram sebagai Media

Publishing Karya Komikus di Melati Komik Studio Surabaya. Skripsi

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Media Baru, Karya komik, komunitas komikus

Di era digital seperti saat ini, media sosial dijadikan salah satu media

publishing karya oleh komikus lokal Indonesia. Karena media sosial menjangkau

khalayak secara luas serta banyak digunakan oleh semua kalangan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, (1) Mengapa komikus Melati Studio Surabaya menjadikan Facebook dan Instagram sebagai media publishing?, (2) Bagaimana proses publishing karya yang dilakukan komikus Melati Studio melalui Facebook dan Instagram?, dan (3)Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam proses publishing tersebut?

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan budaya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan observasi partisipan.

Hasil penelitian menyatakan bahwa alasan penggunaan Facebook dan Instagram sebagai media publishing karya didasari oleh efektivitas sosial media tersebut, yang kedua karena penggunaan media sosial sebagai media publishing banyak dilakukan oleh komikus Indonesia (sedang tren). Yang ketiga karena mempublish karya di media sosial dapat menarik minat penerbit. Adapun proses publishing karya komik di Melati komik studio melalui dua tahap yakni tahap cetak secara indie (mandiri) dan memngunggah karya tersebut di akun Facebook dan Instagram komunitas tersebut. Kemudian, Faktor yang Faktor yang harus diperhatikan dalam proses publishing karya adalah kualitas karya komik yang dibuat komikus dari segi cerita yang menarik hingga kemampuan gambar yang dimiliki komikus.

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 6

E. Penelitian Terdahulu ... 6

F. Definisi Konsep Penelitian ... 10

1. Facebook dan Instagram... 10

2. Media Publishing... 11

3. Komikus Melati komik studio... 11

G. Kerangka Pikir Penelitian... 12

H. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 15

2. Subyek, Objek, dan Lokasi Penelitian ... 16

3. Jenis dan Sumber Data ...17

a. Jenis Data 1) Data Primer ... 17

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x

5. Teknik Pengumpulan Data ... 20

6. Teknik Analisis Data ... 21

7. Teknik Pemeriksaan keabsahan data... 23

I. Sistematika Pembahasan... 24

b. Perkembangan Komik di Indonesia... 46

c. Jenis-jenis Komik... 52

d. Komunitas Komikus... 54

B. Kajian Teori ... 56

1. Teori Ekologi Media ... 56

BAB III FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING KARYA KOMIKUS A. Profil Data... 59

1. Deskripsi Melati Komik Studio Surabaya... 59

a. Profil Melati Komik Studio Surabaya... 59

b. Arti logo Melati Komik Studio Surabaya... 60

c. Visi dan Misi Melati Komik Studio Surabaya... 61

(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

a. Komikus Melati Komik Studio... 63

B. Deskripsi Data Penelitian... 66

1. Dasar Penggunaan Facebook dan Instagram sebagai Media publishing karya komikus Melati Komik Studio a. Efektivitas Media Sosial... 68

b. Sosial Media Sebagai Trend... 70

c. Menarik Minat Penerbit... 72

2. Proses Publishing Karya Komikus Melati Komik Studio a. Tahap Cetak Secara Indie... 73

b. Tahap Publishing melalui Sosial Media... 78

3. Faktor Penentu Publishing Karya a. Kualitas Karya... 80

b. Kemenarikan Tema Cerita... 84

c. Memenuhi Kriteria Komunitas... 86

d. .Penyesuaian Jenis Cerita... 87

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING A. Temuan Penelitian ... 90

1. Penggunaan Facebook dan Instagram sebagai Media publishing Karya Komikus... 91

2. Proses Publishing Karya Komikus... 93

3. Faktor yang Perlu diperhatikan dalam Publishing karya... 96

B. Konfirmasi dengan teori ... 97

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 102

B. Rekomendasi ... 103

(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii

No Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Perubahan logo Instagram 40

Gambar 2.2 Instagram Stories 41

Gambar 2.3 Fitur Instagram Live Video 41 Gambar 2.4 Fitur foto album “carousel” 42 Gambar 2.5 Tampilan aplikasi instagram Melalui smartphone 43

Gambar 2.6 Cuplikan komik Put On 47

Gambar 2.7 Komik Amerika 49

Gambar 2.8 Komik Indonesia Pertama 50 Gambar 3.1 Logo Melati studio 60 Gambar 3.2 Komik Melati studio 62 Gambar 3.3 Jadwal Melati studio 77 Gambar 3.4 Tampilan facebook Melati studio 78 Gambar 3.5 Tampilan Instagram Melati studio 78 Gambar 3.6 Kitab Melati studio 79

Gambar 3.7 Komik Hari yang Indah 81

Gambar 3.8 Komik Kidangmas 82

Gambar 3.9 Sudut Pandang 82

(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

No Judul Bagan Halaman

(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat membuat siapa saja dapat memperoleh informasi dengan cepat. Salah satu sumber informasi yang paling banyak digunakan masyarakat saat ini adalah internet. Ketika setiap orang sudah memiliki ponsel pintar yang terhubung dengan internet, maka akses informasi sudah dalam genggaman.

Selain itu, fenomena media sosial atau media sosial yang makin mengglobal pun keberadaannya semakin tidak bisa dipisahkan dari cara manusia berkomunikasi satu sama lain. Sebagai bentuk komunikasi secara virtual, media sosial telah banyak digunakan oleh semua kalangan untuk saling berkomunikasi tanpa terkendala jarak dan waktu.

(13)

keinginan dan membangun kerangka tindakan untuk mencapai kemajuan bersama.1

Secara garis besar media sosial bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih. Internet, medsos dan teknologi multimedia menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan serta mendorong pada hal-hal baru. Saat ini yang paling banyak digunakan dan tumbuh pesat berupa jejaring sosial, blog dan wiki.2

Merebaknya penggunaan media sosial di kalangan masyarakat, membuat siapapun bisa melakukan komunikasi dengan memanfaatkan media sosial tanpa terkendala jarak dan waktu. Selain itu, media sosial juga bisa mempercepat tersebarnya informasi.

Dewasa ini, media sosial juga dimanfaatkan oleh para komikus Surabaya sebagai wadah mempublish karya mereka. Sehingga karya mereka bisa lebih dikenal dan dinikmati oleh peminat komik. Media sosial yang sering digunakan adalah Facebook dan Instagram.

Menurut data The New York Times pada April 2010, negara yang memiliki pengguna Facebook terbanyak adalah Amerika Serikat, Britania Raya dan Indonesia. Facebook memang memiliki arti tersendiri bagi warga Indonesia. Kini sejumlah data telah menempatkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak kedua di

1 Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial

(14)

dunia setelah Amerika Serikat. Pengguna Facebook Indonesia kini telah mencapai setidaknya 24 juta atau 10% dari total penduduk Indonesia.3

Sedangkan instagram yang merupakan media sosial yang memungkinkan users (pengguna) untuk mengambil foto, menerapkan

filter digital (pemberian efek pada foto), dan membagikannya. Pengguna

Instagram lebih diarahkan kepada perangkat berjalan, seperti smartphone.4

Indonesia juga termasuk ke dalam pengguna instagram terbesar. Para penggunanya mayoritas anak muda yang memiliki ponsel pintar.

Komik Indonesia memang sudah lama mati suri karena banyaknya gempuran komik impor seperti manga dari Jepang dan juga komik-komik dari Hong Kong atau Amerika. Namun, Komikus-komikus lokal melakukan banyak cara untuk membangkitkan kembali industri komik Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan membuat komik dan mengenalkannya ke khalayak melalui media sosial.

Menurut Beng Rahadian, komikus sekaligus dosen Institut Kesenian Jakarta, saat ini kesempatan merebut pasar bagi komik Indonesia sangat besar lantaran ada kecenderungan penurunan penetrasi komik luar. Walaupun porsinya masih banyak di rak-rak toko buku. Tapi, komik lokal memiliki keunggulan karena berbicara persoalan sehari-hari.5

Karena perkembangan teknologi itulah, kebangkitan komik Indonesia pun mulai terlihat. Saat ini justru penerbitlah yang mencari

3 Ibid, hlm 72.

4 Michelle Wifalin, Jurnal E-Komunikasi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra

Vol. 4 No. 1: Efektivitas Instagram Common Grounds, (Surabaya: 2016), hlm. 2

5Pasti Liberti Mapapa, “Komik Indonesia tak ada Matinya” dalam

(15)

komikus. Apalagi banyak komik yang dipublish secara online dan sudah memiliki peminatnya sendiri. Media sosial dan portal komik online menjadi media baru bagi komikus untuk mengenalkan karyanya ke publik dan bisa menerima feedback langsung.

Namun, saat ini para komikus lokal mulai memperlihatkan eksistensinya melalui media sosial Facebook dan Instagram. Apalagi semenjak munculnya beberapa portal komik digital. Karya-karya komikus lokal ini mulai disukai oleh kalangaan anak muda dan sudah memiliki pasarnya sendiri. Kemajuan itu tidak terlepas dari pemanfaatan media sosial Facebook dan Instagram. Banyak komikus lokal yang aktif mempublish karyanya di Facebook dan Instagram secara rutin dan memperoleh sambutan positif dari pengguna kedua media sosial tersebut. Hal itu membuat penikmat komik mengetahui bahwa karya komikus lokal juga tidak kalah bagus dengan komik asing.

(16)

B. Fokus Penelitian

1. Mengapa komikus Melati Studio Surabaya menjadikan Facebook dan Instagram sebagai media publishing?

2. Bagaimana proses publishing karya yang dilakukan komikus Melati Studio melalui Facebook dan Instagram?

3. Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam proses publishing tersebut?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan alasan komikus Melati Studio Surabaya menjadikan Facebook dan Instagram sebagai media publishing.

2. Untuk mendeskripsikan proses publishing karya yang dilakukan komikus Melati Studio melalui Facebook dan Instagram.

3. Untuk menjelaskan faktor yang harus diperhatikan dalam proses

publishing tersebut.

D. Manfaat Hasil Penelitian

a. Manfaat Teoretis

(17)

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi komikus lokal dalam mempublish karya melalui media sosial agar memperhatikan konten karya dan target sasaran sehingga pesan bisa tersampaikan sesuai dengan tujuannya.

E. Penelitian Terdahulu

a. Penulis: Dewi Rahmawati, mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga.

Judul Skripsi: Pemilihan dan Pemanfaatan Instagram sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online (Studi Deskriptif Kualitatif Pada akun Instagram @FreezyBrowniez)

Tahun Penelitian: 2016

Fokus dalam penelitian ini adalah Bagaimana pemilihan dan pemanfaatan Instagram seabagai media komunikasi pemasaran online yang dilakukan oleh Freezy Browniezz. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan Instagram dengan beberapa sifat media, sifat konsumen dan komunikasi pemasaran online yang dapat dilihat melalui empat komponen dalam pemasaran yang meliputi: Product (produk), Price (harga), Place (tempat dan distribusi), Promotion (promosi).6

6 Dewi Rahmawati, Pemilihan dan Pemanfaatan Instagram sebagai Media Komunikasi

(18)

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan, terletak pada fokus penelitian. Penelitian diatas berfokus pada pemilihan dan pemanfaatan Instagram sebagai media pemasaran komunikasi online sedangkan penelitian yang akan dilakukan berfokus pada bagaimana proses suatu karya dipublish melalui Facebook dan Instagram Melati Komik Studio dan faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam proses publishing tersebut.

b. Penulis: Lia Herliani, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman

Judul Penelitian: Analisis Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial

Facebook sebagai Media Promosi Anggota BUSAM (Bubuhan

Samarinda)

Tahun Penelitian: 2015

(19)

manusia yang kurang memahami peraturan yang diberikan dan sanksi apabila ada anggota yang telah melanggar peraturan.7

Perbedaannya terletak pada tujuan penelitian dimana penelitian diatas bertujuan untuk menganalisa faktor pendukung dan penghambat dan pemanfaatan situs jejaring sosial Facebook sebagai media promosi. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini memeiliki beberapa tujan diantaranya adalah Untuk menjelaskan alasan komikus Melati Studio Surabaya menjadikan Facebook dan Instagram sebagai media publishing, mendeskripsikan proses publishing karya yang dilakukan komikus Melati Studio melalui Facebook dan Instagram, dan menjelaskan faktor yang harus diperhatikan dalam proses

publishing tersebut.

c. Penulis: Prima Ayu Rizqi Mahanani, Dosen STAIN Kediri Jurusan Ushuluddin dan Ilmu Sosial, Prodi Komunikasi Islam.

Judul Penelitian: Relasi Facebook dengan Budaya Pop dalam Perspektif Cultural Studies (Telaah tentang Fenomena Facebooker

di Kalangan Mahasiswa) Tahun Penelitian: 2013

Penelitian ini bertujuan untuk menyelami fenomena facebooker yang terjadi di kalangan mahasiswa STAIN Kediri, apakah dapat dikatakan sebagai produk budaya pop?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena Facebooker yang terjadi di STAIN Kediri merupakan interpretasi dari budaya pop

7 Lia Herliani, Analisis Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Facebook sebagai Media

(20)

karena Facebook menciptakan sebuah tren dengan fakta bahwa media sosial ini menjadi yang terfavorit dan paling banyak digunakan oleh mahasiswa STAIN Kediri. Kehadiran facebook ternyata juga membawa perubahan besar dalam cara berkomunikasi mahasiswa STAIN Kediri dimana Facebook membuat komunikasi yang dilakukan mahasiswa lebih efektif dan efisien dengan keluarga, kerabat, teman, sahabat dan orang-orang yang baru dikenal. Facebook juga menjadi situs pertemanan yang paling favorit di kalangan mahasiswa STAIN Kediri bahkan ada yang merasa ketergantungan apabila tidak berfesbuk ria. Hal tersebut karena kemudahan mengaksesnya dan hiburan yang paling murah untuk menghilangkan kejenuhan, menghabiskan waktu, menuangkan ide dan gagasan, mengekspresikan hasrat, meluapkan kegembiraan, kesedihan dan kekecewaan, mencurahkan isi hati, mulai dari hal yang serius sampai pada hal yang tidak penting.8

Meskipun sama-sama menggunakan pendekatan budaya, Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Prima Ayu Rizqi Mahanani dengan yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada fokus penelitiannya dimana penelitian ini akan meneliti bagaimana Facebook dan Instagram dijadikan media publishing karya oleh komikus Melati Komik Studio serta faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam mempublish karya di Facebook dan Instagram Melati Komik Studio.

8 Prima Ayu Rizqi Mahanani, Relasi Facebook dengan Budaya Pop dalam Perspektif

(21)

F. Definisi Konsep Penelitian

1. Facebook dan Instagram

Aplikasi Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama beberapa teman kuliahnya di Universitas Harvard, yaitu Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes, pada 4 February 2004. Pada awalnya, Facebook hanya digunakan untuk kalangan terbatas di lingkungan kampus saja. Namun dengan cepat meluas ke wilayah Boston, Amerika Serikat, hingga mendunia, termasuk Indonesia. Facebook merupakan media sosial yang memudahkan penggunanya untuk berbagi tulisan, tautan, foto, hingga video. Salah satu fitur dalam Facebook yang dapat digunakan oleh komunitas atau kelompok untuk menunjukkan eksistensinya melalui media sosial adalah fitur page (halaman). Dengan memanfaatkan fitur tersebut, komunitas Melati komik studio membuat akun Facebook atas nama komunitas untuk kemudian dijadikan sebagai tempat mempublish karya anggotanya.

Aplikasi instagram merupakan jaringan sosial berbagi foto dan video seperti program-program lainnya. Hanya saja, yang paling membedakan adalah, tampilan foto Instagram memiliki ciri khas

dengan “bingkai” persegi. Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom

dan Mike Krieger dan diluncurkan pada Oktober 2010. Nama

Instagram, merupakan gabungan dari “instant camera” dan “telegram”.

(22)

Phone Store. Hanya beberapa bulan setelah diluncurkan, Instagram mampu meraih 1 juta pengguna pada Desember 2010. Jumlah ini meningkat terus hingga mencapai 5 juta user pada Juni, kemudian mencapai 10 juta pada September 2011.9

Pada penelitian ini media sosial yang digunakan oleh komunitas komikus untuk mengunggah karya mereka adalah Facebook dan Instagram. Kelebihan fitur yang dimiliki Facebook dan Instagram tersebut yang membuat komunitas Melati komik studio untuk menjadikan Facebook dan Instagram sebagai tempat meng-upload karya mereka, baik berupa komik maupun ilustrasi.

2. Media Publishing

Media publishing merupakan media bagi seseorang atau kelompok untuk menerbitkan suatu karya. Media publishing juga dapat diartikan sebagai alat untuk mengkomunikasikan suatu karya. Pada konteks penelitian ini, yang digunakan sebagai media publishing adalah Facebook dan Instagram. Media sosial tersebut digunakan oleh komunitas Melati komik studio untuk menerbitkan secara online karya mereka yang berupa komik dan ilustrasi agar dikenal oleh khalayak secara meluas.

3. Komikus Melati Komik Studio Surabaya

Melati Komik Studio merupakan komunitas komikus yang dibentuk pada tahun 2015 oleh komikus Surabaya. Terdapat lima komikus dalam Melati komik studio. Bermula pada kecintaan yang

(23)

sama pada kartun dan animasi, akhirnya mereka memutuskan untuk membentuk komunitas Melati Komik Studio. Sebenarnya tidak semua anggota berasal dari Surabaya. Namun, karena mereka bertemu di Surabaya akhirnya mereka memutuskan untuk membuat basecamp di kota Pahlawan ini. Komunitas Melati Komik Studio memiliki visi untuk membuat komik dengan unsur budaya Indonesia dan mengenalkan kepada khalayak khususnya anak muda tentang beberapa budaya Indonesia yang kurang diketahui oleh kalangan muda saat ini melalui komik. Setiap anggota wajib membuat komiknya sendiri untuk kemudian dicetak dengan mengusung nama Melati Komik Studio dan dijual di event-event yang berhubungan dengan komik. Selain itu, mereka juga menggunakan Facebook dan Instagram sebagai media

publishing karya komikus Melati Komik Studio.

G. Kerangka Pikir Penelitian

(24)

menjadi ciri khas komunitas ini. Tujuan mereka adalah membuat komik dengan mengangkat budaya Indonesia.

Individu yang tergabung dalam Melati Komik Studio ini memiliki minat dan kecintaan yang sama akan komik. Oleh karena itu, mereka produktif membuat komik dan menggunakan Facebook dan Instagram sebagai media publishing. Media sosial lebih mudah menjangkau khalayak secara luas dan dapat memperoleh feedback langsung dari pembacanya. Sehingga komikusnya bisa lebih dikenal luas khalayak sasarnya.

Teori yang mendukung dalam tema penelitian ini adalah teori Ekologi Media. Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Ide utama dibalik ekologi media adalah adanya pengaruh media teknologi yang semakin berkembang. Teori ini memiliki 3 asumsi yaitu10:

1) Media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat.

Dalam perspektif McLuhan, media tidak dilihat dalam konsep yang sempit, seperti surat kabar atau majalah, radio, televisi, film, atau internet. Dalam konsep yang luas, McLuhan melihat medium sebagai apa saja yang digunakan oleh manusia.

2) Media memperbaiki persepsi masyarakat dan mengorganisasikan pengalaman mereka

Dalam asumsi kedua teori Ekologi Media melihat media sebagai sesuatu yang langsung mempengaruhi manusia. Cara manusia memberi penilaian, merasa, dan bereaksi cenderung dipengaruhi oleh

(25)

media. Dalam asumsi ini McLuhan menilai media cukup kuat dalam membentuk pandangan masyarakat atas dunia.

3) Media menyentuh seluruh dunia.

Dalam asumsi ketiga teori ekologi media menyatakan bahwa setiap pertistiwa atau hal yang dilakukan di belahan dunia lain, dapat diketahui atau menjalar ke belahan dunia lain. Akibat dari hal tersebut, McLuhan menyebut, manusia kemudian hidup di sebuah desa global

(global village). Media seolah mengikat dunia menjadi sebuah

(26)

Bagan 1.1 Kerangka pikir penelitian H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan budaya atau pendekatan kultural. Pendekatan ini menganggap organisasi sebagai entitas budaya. Organisasi adalah produk dari interaksi budaya dengan lingkungannya, serta merupakan sistem sharing makna yang dipengaruhi latar belakang budaya anggotanya.11

b. Jenis Penelitian

11 Rachmat Kriyantono, Public Relations, Issues, & Crisis Management Pendekatan

Critical Public Relations, Etnografi Kritis & Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 42 Karya Komikus

Publishing

Facebook Instagram

Artikulasi Identitas Komikus

(27)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tataran analisis deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat objek atau subjek tertentu.12 Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif dalam penelitian ini karena peneliti berusaha mendeskripsikan bagaimana sebuah fenomena dimana suatu kelompok membuat karya (komik atau gambar) dan menggunakan media sosial Facebook dan Instagram sebagai media publishing karya mereka.

2. Subjek, Objek, dan Lokasi Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.13

Dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan subjek penelitian yaitu komikus Surabaya yang tergabung dalam Melati Komik Studio.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah aspek keilmuan komunikasi yang menjadi kajian penelitian.14 Dengan demikian objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah Komunikasi Massa.

12 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh praktis riset media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: KENCANA, 2009), hlm. 67.

13 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: PT GELORA AKSARA

PRATAMA, 2009), hlm. 91.

(28)

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Surabaya tepatnya di basecamp studio komik Melati. Sebab, Surabaya sebagai Ibukota Jawa Timur memiliki perkembangan yang tinggi dan banyak memiliki komunitas komikus sejenis. Namun, peneliti memilih Melati Komik Studio karena berdasarkan informasi yang diperoleh, komikus dalam komunitas ini membuat karya dan mempublishnya di Facebook dan Instagram Melati Komik Studio bukan akun media sosial milik komikus perseorangan.

3. Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana dikutip oleh Lexy, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.15 Maka, jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Maksudnya adalah data tentang Facebook dan Instagram sebagi media publishing karya. Datanya diperoleh dari akun media sosial komikus studio Melati.

b. Data Sekunder adalah data yang digunakan sebagai pendukung data primer. Dengan demikian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen, gambar, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Melati Komik Studio.

4. Tahap-tahap Penelitian

15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(29)

Berikut ini tahapan penelitian yang akan dilakukan: 1) Tahap Pra-lapangan

a. Peneliti menyusun proposal sebagai usulan penelitian. Selama proses penyusunan proposal ini peneliti melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing. b. Memilih lapangan penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih Surabaya sebagai lapangan penelitiannya.

b. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Pada tahapan ini, peneliti mencari tahu informasi tentang Melati Komik Studio melalui akun media sosial facebook dan instagram.

c. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Peneliti memilih seorang informan yang mengetahui tentang Melati Komik Studio. Kemudian berkomunikasi langsung dengan salah satu komikus Melati Komik Studio agar memperoleh gambaran lebih tentang komunitas tersebut. Lalu memanfaatkannya untuk penelitian.

d. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

(30)

2) Tahap Lapangan

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Dalam tahap ini, peneliti berusaha memahami latar penelitian dan mencoba mengakrabkan diri dengan informan guna memudahkan peneliti untuk melakukan wawancara mendalam dan observasi lapangan.

b. Memasuki Lapangan

Ketika nanti memasuki lapangan, peneliti akan menjalin hubungan yang baik dan akrab dengan subyek penelitian. Bergaul dengan tetap menjaga etika pergaulan dan norma yang berlaku di lapangan penelitian. Peneliti akan ikut serta dalam kegiatan yang diadakan oleh Melati Komik Studio sambil mengamati interaksi komikus selama kegiatan.

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data

Di tahap ini, peneliti mencatat setiap data yang diperoleh selama ikut serta dalam kegiatan. Untuk data wawancara, peneliti akan menggunakan recorder. Sedangkan hasil observasi akan peneliti catat.

d. Tahap Penulisan Laporan

(31)

dalam bentuk laporan penelitian sesuai dengan prosedur penulisan skripsi yang baik dan benar.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Partisipan

Observasi partisipan adalah metode tradisional yang digunakan dalam antropologi dan merupakan sarana untuk peneliti masuk ke dalam masyarakat yang akan ditelitinya. 16

Observasi dilakukan dengan mengamati bagaimana perilaku dan kegiatan komikus tersebut dalam menyalurkan ide terkait dengan komik karya mereka dan cara mereka mengenalkan karya mereka melalui media sosial facebook dan instagram. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi saat wawancara dengan informan bersangkutan sambil mengamati gesture yang dilakukan informan

b. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi secara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Wawancara dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif . Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dengan

16 Engkus Kuswarno, Etnografi Komunikasi Pengantar dan contoh penelitiannya,

(32)

informan (orang yang ingin periset ketahui atau pahami dan akan diwawancarai beberapa kali).17

Wawancara mendalam yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara sebagai berikut:

1. Peneliti akan menjelaskan sebelumnya kepada informan mengenai maksud dan tujuan dari wawancara ini serta peneliti akan menjelaskan bahwa apa yang informan sampaikan akan terjamin kerahasiaannya.

2. Peneliti akan menyusun daftar pertanyaan sebelum wawancara dilakukan sesuai dengan ciri-ciri dan perannya dalam Melati Komik Studio.

3. Pada saat proses wawancara berlangsung peneliti akan menggunakan recorder untuk merekam jawaban-jawaban dari informan. Apabila informan tidak bersedia, maka peneliti akan mencatat jawaban dari informan.

4. Peneliti juga akan memerhatikan respon-respon nonverbal dari informan pada saat diwawancarai dan mencatatnya.

5. Peneliti akan melakukan wawancara beberapa kali sampai peneliti memperoleh data yang cukup untuk dikaji.

c. Teknik Analisis Data

Analisis Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

(33)

mensitesiskannya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.18

Di pihak lain, analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut19:

a) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya,

c) Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Analisis data dalam penelitian kualitatif deskriptif ini didahului dengan mengklasifikasikan data yang telah diperoleh ke dalam kategori tertentu karena data-data tersebut masih bersifat bertebaran. Peneliti akan memilah-milah mana data yang valid dan kurang valid. Setelah itu, peneliti melakukan pemaknaan terhadap data yang berarti peneliti akan memaknai, menjelaskan dan berargumentasi. Peneliti juga akan menghubungkan temuan data dengan konteks sosial dan budaya.

18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

(34)

d. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah: a. Ketekunan atau keajegan pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara yang berkaitan dengan proses analisis secara konstan atau tentatif. Mencari apa yang dapat dierhitungkan dan apa yang tidak dapat diperhitungkan. Sebelum mengambil pembahasan penelitian, peneliti telah melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun dalam upaya menggali data informasi untuk dijadikan obyek penelitian, yang pada akhirnya peneliti menemukan permasalahan menarik untuk diteliti, yaitu tentang Facebook dan instagram sebagai media publishing karya.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data melalui analisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Dalam hal ini, jawaban subjek di cross-check dengan dokumen yang ada.20

Pada penelitian ini, upaya yang dilakukan peneliti dalam pengecekan data adalah dengan menggunakan sumber data dalam penggaliannya baik sumber data primer maupun sumber data

(35)

sekunder. Analisis kualitatif dilakukan dengan memanfaatkan data kualitatif dari hasil observasi dan wawancara mendalam, dengan tujuan memberikan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas atas hasil data yang dikumpulkan. Kemudian, peneliti melakukan perbandingan atau mengkorelasikan hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

I. Sistematika Pembahasan

Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai sistematika pembahasan dalam penelitian ini:

Bab I PENDAHULUAN terdiri atas beberapa sub bahasan yaitu, Latar belakang masalah, Fokus penelitian, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Penelitian terdahulu, Definisi konsep penelitian, Metode penelitian yang terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, subyek, obyek dan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pemeriksaan keabsahan data. Selanjutnya adalah Sistematika Pembahasan

(36)

Bab IV ANALISIS DATA yang menjelaskan tentang analisis terkait dengan penelitian yang dilakukan. Bagian ini terdiri dari Temuan penelitian dan Konfirmasi temuan dengan teori.

Bab V PENUTUP yang terdiri dari simpulan dan rekomendasi.

DAFTAR PUSTAKA, merupakan daftar bahan literatur menjadi sumber dalam melakukan penulisan skripsi

(37)

26 BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Kajian Pustaka 1. Media Baru

a. Pengertian Media Baru

Denis McQuail mendefinisikan new media atau media baru sebagai perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda pula. Media elektronik baru ini mencakup beberapa sistem teknologi seperti: sistem transmisi (melalui kabel atau satelit), sistem miniaturisasi, sistem penyimpanan dan pencarian informasi, sistem penyajian gambar (dengan menggunakan kombinasi teks dan grafik secara lentur), dan sistem pengendalian (oleh komputer).1

Ciri utama yang membedakan media baru dengan media lama adalah desentralisasi (pengadaan dan pemilihan berita tidak lagi sepenuhnya berada di tangan komunikator), kemampuan tinggi (pengantaran melalui kabel atau satelit mengatasi hambatan komunikasi yang disebabkan oleh pemancar siaran lainnya), komunikasi timbal balik (komunikan dapat memilih, menjawab kembali, menukar informasi dan dihubungkan dengan penerima

1Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa suatu pengantar, diterjemahkan oleh Agus

(38)

lainnya secara langsung), kelenturan (fleksibelitas bentuk, isi dan penggunaan.2

Rogers dalam Anis Hamidati menguraikan tiga sifat utama yang menandai kehadiran teknologi komunikasi baru, yaitu

interactivity, de-massification, dan asynchronous. Interactivity

merupakan kemampuan sistem komunikais baru (biasanya berisi sebuah komputer sebagai komponennya) untuk berbicara balik (talk

back) kepada penggunanya. Hampir seperti seorang individu yang

berpartisipasi dalam sebuah percakapan. Dalam ungkapan lain, media baru memiliki sifat interaktif yang tingkatannya mendekati sifat interaktif pada komunikasi anatarpribadi secara tatap muka.3

Sifat kedua dari teknologi komunikasi baru adalah

de-massification atau yang bersifat massal. Maksudnya, kontrol atau

pengendalian sistem komunikasi massa biasanya berpindah dari produsen kepada konsumen media. Sifat yang ketiga adalah

asynchronous, artinya teknologi komunikasi baru mempunyai

kemampuan untuk mengirimkan dan menerima pesan pada waktu-waktu yang dikehendaki oleh setiap individu peserta.4

b. Fungsi Media Baru

Media baru memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Berfungsi menyajikan arus informasi yang dapat dengan mudah dan cepat diakses dimana saja dan kapan saja.

2Ibid, hlm. 16-17.

3Anis Hamidati, Komunikasi 2.0 Teoritisasi dan Implikasi (Yogyakarta: Mata Padi

(39)

Sehingga memudahkan seseorang memperoleh sesuatu yang dicari atau dibutuhkan yang biasanya harus mencari langsung dari tempat sumber informasinya.

2) Sebagai media transaksi jual beli. Kemudahan memesan produk melalui fasilitas internet ataupun menghubungi customer service.

3) Sebagai media hiburan. Contohnya: game online, jejaring sosial, streaming video, dan lain sebagainya

4) Sebagai media komunikasi yang efisien. Penggunanya dapat berkomunikasi dengan siapapun tanpa terkendala jarak dan waktu, bahkan dapat melakukan video conference.

5) Sebagai sarana pendidikan dengan adanya e-book yang mudah dan praktis. Bagi mahasiswa dan pelajar penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi jelas dan menarik, lebih interaktif, efisiensi waktu dan tenaga, memungkinkan proses belajar bisa dilakukan dimana saja dan mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.5

c. Jenis Media Baru

Perkembangan teknologi yang sebelumnya berupa media tradisional menjadi media baru telah dilengkapi dengan teknologi digital. Tumbuhnya pemusatan telekomunikasi modern ini terdiri dari komputer

5 Lia Herliani, “Analisis Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Facebook sebagai Media

Promosi Anggota BUSAM (Bubuhan Samarinda)”, eJournal Ilmu Komunikasi, vol. 3, No. 4,

(40)

dan jaringan penyiaran. Masyarakat mulai dihadapkan pada gaya baru pemrosesan dan penyebaran digital informasi, internet, WWW (world

wide web), dan fitur multimedia.6

Media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan

YouTube merupakan jenis-jenis media baru yang termasuk dalam kategori

online media. Jenis-jenis media baru ini memungkinkan orang biasa

berbicara, berpartisipasi, berbagi dan menciptakan jejaring secara online.7 Selain itu, masih ada jenis new media lainnya seperti: komputer atau notebook, DVD, VCD, Portable media player, Smartphone, video game

dan virtual reality.

d. Dampak Media Baru

Media baru merupakan perkembangan baru dari media-media yang sudah ada. Karakternya yang berupa digital memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam bertukar informasi atau kegiatan lainnya. Namun, bukan berarti tidak ada dampak negatifnya sama sekali. Berikut ini adalah dampak negatif kehadiran new media:

1) Transaksi data dan informasi pada dunia maya menimbulkan kemungkinan pencurian data pribadi. Hal ini bisa dilakukan oleh para hacker yang tidak bertanggung jawab denga ntujuan-tujuan tertentu. Penyebaran virus. Terbukanya arus informasi dan komunikasi juga membawa virus yang berkedok aplikasi dengan mudah menyebar.

6

Rahma Sugihartati, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial Kontemporer,

(Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 87. 7

Anis Hamidati, Komunikasi 2.0 Teoritisasi dan Implikasi (Yogyakarta: Mata Padi

(41)

2) Perasaan ketagihan yang berlebihan, contohnya pada saat bermain game online atau jejaring sosial.

3) Mengesampingkan etika berkomunikasi.

4) Membuat sebagian orang apatis terhadap lingkungan sosialnya.8

2. Media sosial

Media sosial yang bisa juga disebut dengan jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, status hubungan, pandangan politik, bakat dan minat.9

Dalam analisis jaringan sosial aktor individu dipandang sebagai simpul dalam jaringan hubungan sosial, sedangkan hubungan antar individu disebut sebagai ikatan. Jadi terdapat kesinambungan antara simpul dan ikatan jaringan sosial. Jejaring sosial sendiri mencakup berbagai macam tingkatan mulai dari keluarga hingga negara. Sejak berkembangnya teknologi komputer yang dapat memudahkan komunikasi melalui internet, banyak upaya yang dilakukan agar jejaring sosial dapat mendukung komunikasi antar komputer.

Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein sebagaimana dikutip oleh Hariqo dan Lukman,10 membuat klasifikasi untuk berbagai jenis

8Lia Herliani, “Analisis Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial...”, hlm. 218

9 M. Leo Agung, Berinternet dengan Facebook dan Twitter untuk Pemula, (Yogyakarta:

Penerbit ANDI & Madcoms, 2011), hlm. 2

10 Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial

(42)

media sosial yang ada berdasarkan ciri-ciri penggunaannya sebagai berikut:

1) Proyek kolaborasi website, di mana user-nya diizinkan untuk dapat mengubah, menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat di website tersebut, seperti Wikipedia. 2) Blog dan microblog, di mana user mendapat kebebasan dalam

mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman, pernyataan, sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter.

3) Konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan konten-konten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-lain seperti Youtube.

4) Situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk terkoneksi dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau sosial sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti misalnya Facebook.

5) Virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D

dapat muncul dalam wujud avatar-avatar sesuaikeinginan dan kemudian berinteraksi dengan orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di dunia nyata, seperti online game.

6) Virtual social world, merupakan aplikasiberwujud dunia

virtual yang memberi kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual untuk berinteraksi dengan yang lain.

(43)

world, namun lebih bebas terkait dengan berbagai aspek

kehidupan, seperti Second Life.

Situs jejaring sosial diawali oleh classmates.com pada tahun 1995 disusul kemudian ada SixDegrees.com pada tahun 1997. Kedua situs jejaring sosial tersebut menghubungkan antara mantan teman sekolah melalui ikatan tidak langsung. Setelah itu, situs jejaring sosial terus berkembang dan banyak digunakan oleh penggunanya. Hingga jejaring sosial menjadi bagian dari strategi bisnis pada tahun 2005. Sampai saat ini, diperkirakan terdapat 200 lebih situs jejaring sosial. Beberapa diantaranya adalah Facebook, Twitter, Instagram, Plurk, Tumblr, Path, dan lain sebagainya.11 Jejaring sosial atau media sosial yang menjadi topik utama dalam penelitian ini adalah Facebook dan Instagram.

a) Facebook

Facebook merupakan layanan jejaring sosial dengan fungsi terlengkap. Penggunanya bisa berbagi macam-macam hal misalnya tulisan, foto, tautan artikel, dan bahkan video.12

Facebook juga dapat didefinisikan sebagai salah satu Online social

networking atau situs jejaring sosial yang diciptakan untuk

memberikan fasilitas teknologi dengan maksud pengguna dapat bersosialisasi atau berinteraksi melalui dunia maya (internet).13

Pada awalnya Facebook disebut dengan The Facebook dan dimulai sebagai sebuah website hasil hobi karya Mark Zukerberg. Karena

11M. Leo Agung, Berinternet dengan Facebook dan Twitter,..., hlm.3.

12 Anandita Puspitasari, Blog dan Media Sosial Panduan untuk Guru era Baru, (Jakarta: Acer Indonesia, 2010), hlm. 15

(44)

website itu disukai dan penggunanya banyak yang menyarankan teman-teman mereka untuk ikut bergabung, The Facebook menyebar ke universitas lain di penjuru negeri.

Facebook didirikan pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg bersama rekan mahasiswa Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Awal mulanya keanggotaan hanya terbatas pada mahasiswa Harvard saja, namun kemudian keanggotaan diperluas hingga ke perguruan lain seperti Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Seiring dengan kepopulerannya di berbagai perguruan tinggi, kemudian menerima keanggotaan dari mahasiswa di universitas lain.14

Saat ini, basis pengguna Facebook terbesar ada di Amerika, Kanada, dan Inggris. Facebook juga terus berkembang dan mulai mendapatkan hati para pengguna di Asia seperti Hongkong dan Indonesia.

Sejak diluncurkan pada 2004 lalu acebook kini telah memiliki pengguna hingga mencapai 600 juta pengguna aktif. Pengguna dapat membuat profil pribadi, meminta dan menambahkan pengguna lain seperti teman, melakukan pertukaran pesan lewat chat atau mailbox, membuat status terbaru dan penerimaan pemberitahuan. selain itu juga dapat membuat dan bergabung dalam grup dengan karakterisitik tertentu. Pada April 2010, menurut The New York Times, merilis laporan berita bahwa beberapa negara yang memiliki pengguna

14 Apriadi Tamburaka, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa, (Jakarta:

(45)

Facebook terbanyak seperti Amerika Serikat, Inggris dan Indonesia. Indonesia telah menjadi negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat dengan populasi sekitar 24 juta pengguna atau 10 persen dari total penduduk Indonesia.15

Leo Agung menjelaskan tingkat pertumbuhan pengguna Facebook di Indonesia sebagai berikut:

a. Pertumbuhan pengguna Facebook di Indonesia tahun 2008 adalah 645% menjadi 831.000 pengguna di akhir tahun. Indonesia menjadi negara dengan tingkat pertumbuhan pengguna tertinggi di Asia.

b. September 2009 pengguna Facebook di Indonesia telah mencapai 8.520.160 dengan pengguna baru 8.23 juta orang bergabung dalam 12 bulan terakhir.

c. Oktober 2009 pengguna Facebook di Indonesia mencapai 9.713.580 pengguna, negara ketiga tercepat tumbuhnya di Asia setelah Filipina dan Taiwan dalam sebulan terakhir.

d. November 2009 pengguna Facebook di Indonesia tumbuh

pesat kembali dalam 1 bulan terakhir menjadi 12.189.100 pengguna dan tumbuh paling pesat se-Asia dalam satu bulan terakhir.

15 Sartika Kurniali, Step By Step Facebook, ( Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009),

(46)

e. Desember 2009 pengguna Facebook di Indonesia masih paling tinggi mencapai 13. 870.120 pengguna, tertinggi di Asia baik dalam jumlah maupun tingkat pertumbuhan.

f. Maret 2010 pengguna Facebook di Indonesia mencapai 19.094.640 pengguna, tetap tumbuh tinggi di dunia.

g. April 2010 pengguna Facebook di Indonesia mencapai 21.195.80016

Berikut ini adalah fitur-fitur yang ada dalam Facebook:

1. Clean Layout: layout yang sangat baik meskipun terdapat beberapa

menu yang posisinya tidak mudah ditemukan.

2. No Advertising: Tidak adanya banner atau iklan gambar yang

mencolok. Facebook memiliki blok atau fitur flayer untuk mengiklankan sesuatu namun pengguna tidka menyangka itu adlaah iklan.

3. Network: pada awal pembuatan akun, User (pengguna) diminta

untuk memilih jaringan utama berdasarkan negara. Dengan fitur ini user dapat dengan mudah menemukan teman yang ada di Indonesia atau negaranya.

4. Grup: dengan fitur Grup, user dapat membentuk komunitas online

dan bisa membuat diskusi , membagi foto, wall atau testimonial dan fitur lainnya.

16

M. Leo Agung, Berinternet dengan Facebook dan Twitter untuk Pemula, ( Yogyakarta:

(47)

5. Photo Album: User bisa membuat foto album sehingga foto-foto

tersebut bisa dikelompokkan menjadi kategori dan jumlah foto tidak dibatasi (unlimited)

6. Selling: Facebook memiliki fitur yang memungkinkan

penggunanya menawarkan barang atau jasa ke pengguna lain.

7. Event: Pengguna bisa mengisi event atau kegiatan yang ingin

pengguna lain ketahui. Misalnya, event launching produk

8. Status Update: Pengguna dapat menulis status apa saja yang

diinginkan.

9. Mobile Access: Fitur yang sangat mobile. User bisa update status,

add friends, atau kegiatan di Facebook lainnya dengan mengirim SMS. Hampir sama dengan SMS Banking

10.Mobile Browsing: Bisa mengakses website Facebook langsung dari

ponsel dengan tampilan yang disesuaikan kondisi ponsel, akses lebih mudah dan cepat dibanding mengakses website tampilan desktop dari ponsel.

11.Anti Fake Akun dan Spam: Facebook memiliki fitur yang mantap

(48)

12.Develop your Facebook Widget: User bisa membangun aplikasi

kemudian dipasang di profil menggunakan API dari Facebook platform. Bis amembuat game, feed reader, dan aplikasi lainnya.

13.Bandwidth yang digunakan tidak terlalu besar sehingga surfing di

Facebook lebih cepat dari pad ayang lain.

14.Tag Photo: Dengan fitur ini, maka saat foto bersama, sesama

pengguna Facebook bisa menandai orang lain yang ada dalam foto tersebut, dan akan terkirim ke Facebook orang yang ditandai.

15.Banyak game menarik yang bisa langsung dimainkan di Facebook.17

Menurut Sartika Kurniali,18 Facebook memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sebagai berikut:

Kelebihan

a. Facebook memiliki jumlah pengguna yang besar dan beragam dengan segmentasi yang luas.

b. Facebook memiliki aplikasi yang unik dan beragam seperti, permainan, simulasi saham, hewan peliharaan virtual dan masih banyak lagi.

c. Pengguna dapat mengetahui siapa saja teman-teman mereka yang sedang online disana dan bisa melakukan chat langsung.

17

Ibid, hlm 7-8 18

(49)

d. Pengguna bisa beriklan di Facebook dengan segmen target yang bisa ditentukan sendiri.

e. Pengguna bisa membangun komunitas apapun dengan memanfaatkan fitur page secara gratis.

Kekurangan

a. Facebook adalah situs jejaring sosial dengan waktu loading

terlama. Ini adalah hasil studi terhadap 104 situs petemanan. Studi dilakukan oleh WatchMouse yang meranking setiap situs berdasarkan Site Performance Index (SPI), ukuran yang digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan dalam me-load halaman situs. Waktu loading dan frekuensi error Facebook adalah yang tertinggi dan enam kali lebih lambat dari saingannya, MySpace. b. Facebook terus meminta pengguna untuk memverifikasi akun

penggunanya saat akan menambahkan teman baru.

c. Pengguna Facebook tidak dapat mengetahui sejak kapan seseorang bergabung di Facebook. Padahal ini bisa membantu untuk mempertimbangkan kredibilitas informasi profil tersebut.

d. Seringkali muncul postingan berisi pornografi berasal dari akun yang tidak dikenal. Hal tersebut dirasa sangat mengganggu pengguna Facebook.

b) Instagram

(50)

diinstal pada beragam sistem operasi ponsel pintar mulai dari Apple App Store, Google Play dan Windows Phone Store. Hanya beberapa bulan setela hdiluncurkan, Instagram mampu meraih 1 juta pengguna pada Desember 2010. Jumlah ini terus meningkat hingga mencapai 5 juta pengguna pada Juni, lalu pada September 2011 mencapai 10 juta pengguna. Pada April 2012 Instagram mengklaim anggotanya telah mencapai 30 juta pengguna. Karena perkembangannya yang sangat pesat, Facebook kemudian mengakuisisi perusahaan ini dengan nilai US$1 miliar pada April 2012. Setelah itu, pertmbuhan Instagram terus melejit hingga 23% pada tahun 2013.19

1) Perkembangan Instagram

Semenjak diakuisisi oleh Facebook pada tahun 2012, Instagram mengalami berbagai macam perubahan dalam fitur maupun branding-nya.

Pada Mei 2016, instagram memperbarui logo. Kepala bagian desain Instagram, Ian Spalter menuturkan bahwa logo baru tersebut dimaksudkan agar aplikasinya tampil lebih moden dan relevan di era seperti sekarang ketika kebanyakan orang menjepret foto dengan

smartphone. Proses pembuatannya sendiri memakan waktu 9 bulan.20

19 Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media...,

hlm. 84-85

20Oik Yusuf dan Deliusno, “Cerita dibalik Logo Baru Instagram” dalam

(51)

Gambar 2.1 Perubahan logo Instagram

Kemudian pada Juni 2016, Instagram menambahkan fitur baru yang berfungsi untuk menerjemahkan bahasa dari berbagai negara di dunia. Instagram mengatakan jika fitur terjemahan ini memungkinkan pengguna untuk menerjemahkan sebuah kiriman dan profil pengguna lain yang menggunakan huruf atau bahasa asing.21 Dengan adanya fitur terjemahan instagram ini, pengguna diharapkan akan semakin senang menggunakan aplikasi berbagi foto ini dan juga semakin memudahkan pengguna, terutama jika profil mereka diikuti oleh pengguna lain yang berbeda negara.

Pada Agustus 2016, Instagram kembali meluncurkan fitur barunya yaitu: Instagram Stories. Fitur instagram stories ini mirip dengan fitur yang terdapat pada aplikasi Snapchat dimana penggunanya dapat merekam momen baik berupa foto maupun video dalam waktu yang telah ditentukan.

(52)

Gambar 2.2 Instagram Stories

Pada Jaunuari 2017 Instagram mengeluarkan fitur Live Video yang membuat penggunanya dapat melakukan live streaming video. Pengguna akan memperoleh notifikasi apabila ada teman yang sedang melakukan live streaming melalui Instagram. Dan yang menyaksikan live streaming video tersebut dapat memberikan komentar dan love secara langsung. Setelah melakukan aksi live streaming, video tersebut tidak akan tersimpan di linimasa Instagram stories.22

Gambar 2.3 fitur instagram Live Video

22 Agustin Setyo Wardani, “Fitur Instagram Live Video kini bisa Dipakai di Indonesia”

dalam

(53)

Kemudian baru-baru ini, tepatnya pada akhir Februari 2017 pengguna Instagram kembali dimudahkan oleh fitur terbaru. Fitur foto

album yang disebut “Carousel” tersebut memperkenankan pengguna untuk

mengunggah hingga sepuluh foto atau video dalam satu posting. Apabila gambar atau video telah diunggah, maka fitur ini akan menampilkan posting dalam bentuk slideshow. Followers dapat melihat foto atau video yang telah diunggah dengan cara menggeser ke kanan dan kiri.23

Gambar 2.4 fitur Foto Album “Carousel”

(54)

2) Komponen dalam Instagram

Gambar 2.5 tampilan aplikasi instagram melalui smartphone Berikut ini adalah komponen yang terdapat pada aplikasi instagram:

a. Link Instastories (instagram stories) digunakan untuk mengunggah momen berupa foto maupun video dengan batasan waktu tertentu.

b. Link message (pesan) digunakan untuk mengirim dan menerima pesan kepada pengguna yang diikuti (follow).

(55)

d. Link search digunakan untuk mencari pengguna yang sesuai dengan minat atau yang banyak diikuti.

e. Link upload digunakan untuk mengunggah foto atau video.

f. Link notification memungkinkan pengguna untuk mengetahui siapa saja yang menyukai dan mengomentari kirimannya.

g. Link profil berisi informasi serta kiriman-kiriman pengguna sendiri.

3) Data pengguna Instagram

Pada tahun 2015, aplikasi Instagram memiliki 400 juta pengguna dari seluruh dunia.24 Kemudian pada tahun 2016 terjadi peningkatan pengguna Instagram menjadi 500 juta orang, 80% dari jumlah tersebut merupakan pengguna dari luar Amerika Serikat.

Di Indonesia, jumlah pengguna Instagram pada tahun 2016 mencapai 22 juta pengguna aktif dan masih akan terus bertambah setiap bulannya.25 Indonesia sendiri merupakan negara pengguna Instagram terbanyak setelah Jepang dan Brazil. Data tersebut berasal dari TNS, sebuah perusahaan riset dari Inggris. TNS mengungkapkan sejumlah fakta menarik tentang pengguna Instagram dari Indonesia26:

24Ketut Krisna Wijaya, “Jumlah Pengguna Instagram Indonesia” dalam http://id.techinasia.com/jumlah-pengguna-instagram-indonesia

25 Hani Nur Fajrina, “Ada 22 Juta Pengguna Aktif Instagram dari Instagram” dalam http://cnnindonesia.com/teknologi/ada-22-juta-pengguna-aktif-instagram-dari-indonesia

26Ketut Krisna Wijaya, “Jumlah Pengguna Instagram Indonesia” dalam

(56)

a.) 97% pengguna selalu menuliskan komentar dan menandai teman-teman mereka di dalam komentar.

b.) 97% pengguna menggunakan mesin pencari untuk mencari informasi yang lebih detail.

c.) 89% pengguna Instagram di Indonesia berada dalam rentang umur 18-34 tahun dan 63% diantaranya adalah perempuan. d.) 85% pengguna Instagram di Indonesia juga membagikan

posting mereka ke media sosial lainnya.

e.) 45% pengguna di Indonesia mengaku kerap membeli barang yang mereka temui di Instagram

3. Komik di Indonesia a. Komik

Menurut Kamus Baru Kontemporer, Komik adalah cerita bergambar.27 Namun, pengertian komik tidak sesempit itu.

Komik, menurut Scott McCloud sebagaimana dikutip oleh Tito Imanda ialah gambar-gambar dan bentukan-bentukan lain yang berderetan dalam urutan yang disengaja, dimaksudkan untuk memberi informasi atau menghasilkan respon estetis bagi pembacanya.28 Secara umum, pengertian komik adalah gambar-gambar yang bercerita dengan narasi tulisan. Karenanya, pengkajian komik sebagai karya seni bukan semata-mata memperhatikan aspek seni rupa: gaya gambar, grafis, atau komposisi; melainkan juga aspek sastra, seperti genre

27 H.S. Kartoredjo, Kamus Baru Kontemporer, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2014),

hlm. 188

28 Tito Imanda, ‘Komik Indonesia itu Maju’: Tantangan Komikus Underground Indonesia,

(57)

cerita, gaya penulisan, dan tema. Perpaduan rupa dan cerita itu menjadi

‘isi’, tempat penyampaian ide-ide pembuatnya.29 Dalam buku How to

Make Comic dijelaskan bahwa Komik adalah medium bercerita atau

berekspresi dengan bahasa gambar yang tersusun.30 Sedangkan orang yang secara produktif membuat komik disebut Komikus.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa komik adalah sebuah karya seni yang berbentuk sekumpulan atau deretan gambar dengan gaya tertentu yang berurutan dan membentuk suatu cerita utuh. Komik tidak hanya ditujukan untuk anak-anak. Tetapi komik memiliki segmentasinya masing-masing berdasarkan genre cerita. Sehingga tidak semua komik bisa dibaca anak-anak.

b. Perkembangan Komik di Indonesia

Sejarah komik Indonesia dapat ditelusuri sampai ke masa prasejarah. Bukti pertama terdapat pada monumen-monumen keagamaan yang terbuat dari batu seperti, candi. kemudian, lebih dekat dengan masa kini, ada Wayang Beber dan Wayang Kulit yang menampilkan tipe penceritaan dengan sarana gambar yang dapat dianggap sebagai cikal bakal komik.

Komik di Indonesia pertama kali muncul dalam surat kabar Sin Po, sebuah media komunikasi Cina yang berbahasa Melayu. Di koran tersebutlah komik humor dibuat. Pada tahun 1930, surat kabar itu setiap minggunya memuat komik strip yang menceritakan berbagai petualangan tokoh jenaka, karya komikus muda Kho Wang Gie.

29 Ibid.

(58)

Kemudian pada awal 1931, Kho Wang Gie membuat komik dengan judul Put On dan diterbitkan setiap hari Jum’at atau Sabtu di surat kabar Sin Po.31

Gambar 2.6 Cuplikan komik Put On

Penerbitan komik Put On ini berlangsung lama hingga surat kabar Sin Po dilarang terbit (1931-1960). Kemudian kelompok media

“Melayu Tiong Hoa”, Keng Po mencoba mengorbitkan seorang tokoh

yang serupa dalam majalah mingguan Star Magazine (1939-1942). Setelah perang, majalah mingguan baru, Star Weekly juga memunculkan seorang tokoh lain bernama Oh Koen. Namun, tokoh-tokoh tersebut tidak pernah berhasil melebihi kepopuleran Put On.32

Di Solo, mingguan Ratu Timur memuat legenda kuno, Mentjari

Puteri Hidjau yang digambar oleh Nasrun A.S. Dalam harian Sinar

Matahari di Yogyakarta, selain memuat Pak Leloer (1942), juga

memuat legenda yang terkenal pada masanya itu, Roro Mendoet.

Selama tahun-tahun pertama setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, berbagai macam ancaman hambatan yang membebani Indonesia telah menghambat media massa untuk menata

31 Marcell Boneff, Komik Indonesia, dalam Rahayu S. Hidayat (ed), (Jakarta: KPG

(59)

diri. Salah satu ancamannya adalah kesulitan memperoleh kertas. Keadaan tersebut sangat tidak menguntungkan bagi penerbitan komik.

Meskipun begitu, pada awal tahun ’50-an, salah seorang yang

dianggap sebagai pelopor komik Indonesia. Abdul Salam terus memasok komiknya setiap minggu ke harian Kedaulatan Rakjat yang terbit di Yogyakarta. Komiknya berkisah tentang kepahlawanan orang-orang yang telah membebaskan kota itu dari Belanda (Kisah

Pendudukan Jogja) dan Pemberontakan Pangeran Diponegoro.

Kemudian harian Pikiran Rakjat di Bandung menerbitkan kembali seri itu dan menjadi satu-satunya media yang memuat kisah kepahlawanan.33

Pada tahun 1952, masyarakat Indonesia mulai mengenal tokoh-tokoh yang pernah memukau masyarakat Amerika seperti, Rip Kirby karya Alex Raymond, Phantom karya Wilson Mc Coy, Johny Hazard karya Frank Robbins, dan lain sebagainya. Komik strip yang muncul setiap minggunya segera diterbitkan kembali dalam bentuk album. Itulah komik buku yang pertama dan banyak diterbitkan oleh Gapura dan Keng Po di Jakarta serta oleh Perfectas di Malang.

(60)

Gambar 2.7 komik Amerika yang dimuat di media massa Indonesia tahun 50-an

Di tahun 1954, komikus Indonesia segera berkarya setelah melihat keberhasilan komik Amerika. Mereka mencoba mentransposisi cerita dengan meng-Indonesiakan tokoh-tokoh populer untuk disesuaikan dengan lingkungan. Namun, di sisi lain karena komikus mau dibayar rendah, banyak pula yang membuat cerita lepas mencapai tiga puluh halaman. Sejak itulah komik dikenal luas dan menjadi produksi utama di Indonesia dan perkembangan komik strip dalam media massa dapat dikatakan berhenti.34

Masih di tahun yang sama, tokoh-tokoh imitasi dari hero Amerika mulai bermunculan, misalnya Sri Asih. Sri Asih merupakan tokoh rekaan komikus Bapak Komik Indonesia Raden Ahmad Kosasih. Sri Asih, yang bisa terbang dan punya kekuatan sangat dahsyat, pertama kali dicetak oleh Penerbit Melodie, Jakarta, pada 1954. Tokoh superhero pertama Indonesia ini terinspirasi karakter

34Marcell Boneff, Komik Indonesia, dalam Rahayu S. Hidayat (ed), (Jakarta: KPG

(61)

komik DC Comics dari Amerika Serikat, Wonder Woman. Sri Asih

alias Nani Wijaya “lebih muda” 13 tahun dari Wonder Woman.

Sementara itu, Godam, tokoh yang diciptakan komikus Wid N.S., hadir pertama kali pada 1969. Sedangkan Gundala dan Merpati diperkenalkan komikus Harya Suraminata alias Hasmi dalam komik

Gundala Putra Petir.35

Komik tersebut menjadi patokan bagi awal pertumbuhan komik Indonesia dan komikusnya, Kosasih dianggap sebagai Bapak Komik Indonesia. Selain Kosasih ada juga komikus Johnlo. Dia melahirkan komik Puteri Bintang dan Garuda Putih yang kepopulerannya sama dengan Superman.

Gambar 2.7 Komik Indonesia Pertama yang dibukukan

Kemudian, ada kisah kepahlawan Kapten Komet karya Kong Ong. Komik ini bercerita tentang Indonesia yang diceritakan sama kuatnya dengan negara-negara lain dalam usaha

(62)

menaklukkan ruang angkasa. Tokoh yang terkenal dalam komik tersebut adalah Kapten Komet, Astronot Indonesia yang terpilih untuk memimpin ekspedisi ke Saturnus.36

Selain komik-komik yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi komik-komik Indonesia yang pada saat itu terpengaruh oleh komik Eropa dan Amerika dengan genre cerita yang beragam.

Pada tahun 1954 dan 1955 muncul komik Lahirnya

Gatotkatja terbitan Keng Po, Raden Palasara karya Johnlo, seri

panjang Mahabharata karya Kosasih (terbitan Melodi), dan komik lainnya yang diangkat dari cerita wayang Indonesia.37

Keberhasilan komik wayang membuat komik Amerika mulai diabaikan orang. Pada tahun 1956, Bandung menjadi pusat produksi komik. Penerbit Melodi berhasil menduduki peringkat pertama berkat pasokan berlimpah dari kelompok kerjanya dan Kosasih sebagai komikus utamanya. Hingga tahun 60-an banyak komikus yang mendapat ilham dari penceritaan klasik wayang

purwa. Setelah tahun 1960, minat orang pada komik wayang

menurun sehingga pada tahun 1968 penerbit terakhir terpaksa menunda selama tiga bulan produksinya yang hampir seluruhnya merupakan cetak ulang.38

36Marcell Boneff, Komik Indonesia, dalam Rahayu S. Hidayat (ed), (Jakarta: KPG

(Kepustakaan Populer Gramedia, 2008), hlm. 25 37 Ibid., hlm. 27-28

Gambar

Gambar 2.1 Perubahan logo Instagram
Gambar 2.2 Instagram Stories
gambar atau video telah diunggah, maka fitur ini akan menampilkan
Gambar 2.5 tampilan aplikasi instagram melalui smartphone
+7

Referensi

Dokumen terkait

Owned media adalah tipe media promosi yang dikelola oleh perusahaan atau brand itu sendiri. Contohnya, akun Instagram, Facebook, Twitter, Website, dan lainnya. 538), pemasaran

Target. Kegiatan ini di harapkan memberikan pemahaman yang mendalam tentang pemanfaatan media Instagram dan facebook melalui teknik IG ads, facebook ads, hashtag research,

Akun ini awalnya hanya ada di sosial media facebook, namun seiring berkembangnya zaman banyak masyarakat yang beralih menggunakan akun media sosial instagram yang

Media sosial yang dimiliki layanan telkomsel adalah twitter, facebook dan instagram (Ad, n.d.). Telkomsel Semarang dalam mengembangkan layanan E-Care memiliki akun twitter dan

Belum ada sinkronisasi antara isi website dengan akun sosial media yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Lebak (Facebook, Instagram dan Twitter). Selain dengan

Kegiatan Social Media Marketing yang telah dilakukan penulis selama periode magang adalah membuat dan menempatkan konten posting di social media (Facebook, Instagram,

Hasil kegiatan berupa adanya media sosial instagram wisata edukasi Desa Sumber, akun instagram dan facebook UMKM cobek, serta pemahaman pengelola wisata dalam

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa (self disclosure) anggota Jember Vario Club di media sosial Facebook dan Instagram