• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGGINYA REALISASI BIAYA OPERASIONAL (SEBUAH KAJIAN DARI PERSFEKTIF MANAJEMEN KEUANGAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGGINYA REALISASI BIAYA OPERASIONAL (SEBUAH KAJIAN DARI PERSFEKTIF MANAJEMEN KEUANGAN)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGGINYA REALISASI BIAYA OPERASIONAL

(SEBUAH KAJIAN DARI PERSFEKTIF MANAJEMEN KEUANGAN)

I Gusti Ngurah Agung Dwipayana, I Wayan Bagia, Ni Nyoman Yulianthini

Jurusan Manajemen

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: gunkmank79@yahoo.com, bagiaundiksha@yahoo.co.id , yulianthininyoman@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan deskriptif mengenai (1) penyebab tingginya biaya operasional, (2) dampak tingginya biaya operasional terhadap kesejahteraan anggota dan kinerja koperasi, dan (3) upaya yang dilakukan untuk menurunkan biaya operasional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi yang selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyebab tingginya biaya operasional adalah: modal luar besar, tidak mencari sumber dana dari luar yang murah, adanya pengeluaran yang kurang riil, beberapa pos-pos biaya meningkat, selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman tipis, pembagian SHU kurang seimbang, bertambahnya tuntutan anggota, dan kurangnya pengembangan produk usaha dagang koperasi (2) tingginya biaya operasional berdampak terhadap kesejahteraan anggota, yaitu penurunan penerimaan SHU yang diperoleh anggota dan berdampak pula pada kinerja koperasi, yaitu kemampuan koperasi memupuk modal sendiri akan kecil, (3) upaya yang dilakukan untuk menurunkan biaya operasional, yaitu meningkatkan modal sendiri, mencari sumber dana murah, biaya-biaya diluar kegiatan operasional dihilangkan, menekan biaya, menaikkan suku bunga pinjaman, menyeimbangkan pembagian SHU, mengurangi tuntutan anggota, dan mengembangkan produk dari usaha dagang yang dimiliki koperasi.

Kata Kunci: biaya operasional, manajemen keuangan

ABSTRACT

This research aimed to obtain descriptive finding about (1) the caused of the high operating cost, (2) the impact of the high operating cost to the welfare of the member and cooperative performance, and (3) efforts have to do to decrease operating cost. This research is a descriptive research with qualitative approach. This data where collected using observation, in-depth interviews, and documentations, and it is analysed using descriptive qualitative technique. The result of this study indicates that (1) causes high operating costs are: outside capital is too large, do not look for cheap external sources fund, the expenditure is less real, some of costs increased, the interest margin is small, SHU sharing less balanced, the increasing demands of its members, and the less of development of products trading business cooperative (2) high operating costs have an impact on the welfare of members, which is decrease in revenues SHU received by members, and impact too the performance of cooperative, which is the ability of cooperatives to cultivate their own capital will be small, (3) the efforts made to reduce costs operations, which increase their own capital, looking for cheap external sources fund, costs outside of operations is eliminated, reducing costs, raising loan interest rates, balancing the sharing of SHU, reducing the demands of members, and developing product from trading businesses owned cooperative .

(2)

PENDAHULUAN

Berbagai program telah diupayakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik oleh pemerintah, maupun oleh organisasi non pemerintah. Dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi yaitu BUMN, Swasta, dan koperasi. Pengelolaan BUMN sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah sehingga dapat dikatakan BUMN tidak hanya berperan sebagai usaha bisnis semata namun juga merupakan bagian dari aparatur negara. Adapun pihak swasta, dalam kegiatannya lebih menekankan pada usaha mencari laba. Berbeda dengan kedua pelaku ekonomi yang lain, koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berlandaskan pada prinsip kekeluargaan. Dalam upaya mencapai tujuannya, koperasi melakukan berbagai bidang usaha seperti usaha simpan pinjam, usaha konsumi, dan usaha produksi. Selain itu koperasi juga digolongkan berdasarkan latar belakang anggotanya, salah satunya adalah Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPN adalah organisasi koperasi sebagai suatu sistem sosial ekonomi yang beranggotakan pegawai negeri sipil. Dalam perjalanannya Koperasi Pegawai Negeri disebut juga Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). KPRI merupakan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri baik pegawai pusat maupun daerah. Koperasi ini didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri.

KPRI Kuwera Undiksha Singaraja merupakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang beranggotakan dosen dan pegawai di lingkungan Undiksha yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam. Setiap kegiatan usaha koperasi, tentunya tak lepas dari biaya operasional sebagai akibat dari usaha yang dilakukan, yang selanjutnya bertujuan untuk memperoleh sisa hasil usaha. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu periode akuntansi setelah dikurangi penyusutan dan biaya-biaya dari periode akuntansi yang bersangkutan (Sudarsono dan Edilius, 2005: 112). SHU

tidak hanya mempunyai peran dan fungsi secara ekonomi, namun juga secara sosial. SHU yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan dalam prosentase tertentu akan dibagikan untuk dana sosial. Oleh karenanya, hal-hal yang mempengaruhi SHU seperti biaya operasional perlu diperhatikan koperasi.

Realita yang terjadi pada KPRI Kuwera Undiksha Singaraja adalah adanya ketidaksesuaian antara rencana dengan realisasi biaya operasional pada periode 2014. Berdasarkan data yang diperoleh dari KPRI Kuwera Undiksha diperoleh data perbandingan antara rencana dengan realisasi anggaran biaya operasional pada tahun 2014, dimana anggaran yang dibuat yaitu sebesar Rp. 603.225.124,00 namun realisasinya sebesar Rp. 4.954.984.197,00. Mengingat tingginya biaya operasional yang dikeluarkan yang tidak sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dipandang perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis atau menemukan jawaban mengenai penyimpangan yang terjadi terhadap rencana biaya operasional selama tahun 2014, serta menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yang dituangkan dalam judul “Analisis Tingginya Realisasi Biaya Operasional pada KPRI Kuwera Undiksha Singaraja Periode 2014 (Sebuah Kajian dari Persfektif Manajemen Keuangan)”

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk mengembangkan ilmu khususnya manajemen keuangan dan menghasilkan teori atau proposisi hipotesis yang dapat diuji pada penelitian selanjutnya. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada pengelola KPRI Kuwera Undiksha untuk menurunkan atau menekan biaya operasional dan meningkatkan sisa hasil usaha.

(3)

expenses) adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Nizar (2000: 256) menambahkan biaya operasional adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan administratif dan penjualan dari suatu perusahaan. Hal tersebut dipertegas oleh Supriyono (2000: 185) yang mengemukakan biaya operasional merupakan suatu pengeluaran yang masa manfaatnya tidak lebih dari satu tahun atau pengeluaran yang dikaitkan secara langsung dengan pendapatan dalam satu periode tertentu atau dengan kata lain merupakan biaya yang dikeluarkan yang pada hakekatnya dianggap terpakai dalam masa satu tahun.

Sujana (2003: 1) menyatakan bahwa, manajemen keuangan merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Hal ini didukung oleh pendapat Nilasari dan Wiludjeng (2006: 146) yang mendefinisikan manajemen keuangan sebagai aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola assets sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Fuad (2005: 222) yang menyatakan manajemen keuangan adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian perolehan serta pendistribusian aset-aset keuangan perusahaan, aktivitas yang dilakukan perusahaan pada umumnya berhubungan dengan penentuan keputusan investasi jangka panjang, perolehan dana serta pelaksanaan kegiatan operasional.

Suwendra, dkk. (2012: 63) menyatakan bahwa, manajemen keuangan koperasi adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan dana atau mengalokasikan dana tersebut dalam koperasi. Hal itu juga dipertegas oleh Budiwati (2010) yang mengatakan bahwa manajemen keuangan koperasi adalah

aktivitas pencarian dana dengan cara yang paling menguntungkan dan aktivitas penggunaan dana dengan cara efektif dan efisien dengan memperhatikan prinsip ekonomi dan prinsip koperasi. Senada dengan pendapat tersebut Sukamdiyo (1996: 75) menyatakan bahwa manajemen keuangan koperasi merupakan semua aktivitas koperasi untuk mencari atau memperoleh dana yang dibutuhkan dan menggunakannya secara efisien.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, sampel sumber data dipilih secara purposive sampling dan

snowball sampling. Teknik pengumpulan

data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti menjadi instrumen penelitian dalam mengumpulkan data, kemudian data dianalisis secara deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

(4)

kesejahteraan anggota dan kinerja, serta upaya untuk menurunkan biaya operasional

koperasi. Hal tersebut secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Penyebab, Dampak, dan Upaya Menurunkan Biaya Operasional

Penyebab Tingginya berasal dari simpanan sukarela.

Tingginya biaya operasional berdampak terhadap kesejahteraan anggota yaitu penurunan sisa hasil usaha yang dihasilkan koperasi secara otomatis menyebabkan penurunan sisa hasil usaha yang didapat oleh anggota, selain itu tingginya biaya operasional koperasi juga berdampak terhadap kinerja dari koperasi, dikarenakan berkurangnya pendapatan atau sisa hasil usaha dari koperasi maka secara otomatis berdampak pada pemupukan modal sendiri yang sedikit.

Meningkatkan modal sendiri.

Tidak mencari sumber dana eksternal yang lebih murah.

Mencari sumber dana eksternal yang lebih murah.

Adanya pengeluaran koperasi yang kurang riil.

Biaya-biaya diluar kegiatan operasionalisasi dihilangkan. Beberapa pos-pos biaya

mengalami peningkatan.

Menekan biaya seperti biaya bunga dan biaya RAT.

Selisih bunga simpanan dengan pinjaman tipis.

Menaikkan suku bunga pinjaman.

Pembagian sisa hasil usaha yang kurang seimbang.

Mengembangkan produk usaha dagang yang dimiliki koperasi.

(Sumber: Hasil olah peneliti)

Pembahasan

(1) Faktor Penyebab Tingginya Biaya Operasional

Pertama tingginya biaya operasional disebabkan karena modal luar yang terlalu besar. Modal luar yang dimaksud adalah yang berasal dari simpanan sukarela anggota. Simpanan sukarela dari anggota yang besar jelas menimbulkan pembebanan biaya bunga yang besar. Hal ini sejalan dengan teori dari Faisal (2005) yang menyatakan faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dana yaitu struktur sumber dana. Struktur sumber dana dimaksudkan komposisi dana berdasarkan dari mana dana tersebut diperoleh baik dari sumber modal sendiri, pinjaman, maupun sumber dana dari masyarakat. Apabila komposisi dana menunjukan bagian terbesar merupakan dana yang bersumber dari dana yang memiliki labilitas rendah (lebih lama tersimpan pada bank), maka semakin tinggi biaya dana. Demikian sebaliknya, semakin

labil dana maka semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana.

(5)

dana dari luar, jika koperasi bisa mendapatkan sumber dana murah dari luar maka biaya operasionalpun bisa ditekan terutama biaya bunga. Penelitian ini sejalan dengan teori Prawironegoro (2007) yang menyatakan bahwa manajemen keuangan merupakan aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah-murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.

Ketiga, yang dapat menyebabkan tingginya biaya operasional karena adanya pengeluaran yang kurang riil. Adapun biaya kurang riil yang dikeluarkan koperasi seperti biaya untuk voucher belanja dan door prise Hp Samsung yang dikeluarkan koperasi pada saat RAT, ini dimaksudkan agar para anggota lebih bersemangat datang pada saat RAT, namun hal tersebut dirasa berlebihan karena jumlah uang hadir para anggota sudah ditambah. Penelitian ini sejalan dengan teori dari Riyanto (2001: 4) yang menyatakan bahwa fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien, bahwa halnya setiap rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat keutungan investasi atau rentabilitas yang maksimal.

Keempat, yang menyebabkan tingginya biaya operasional karena beberapa pos-pos biaya mengalami peningkatan yang tinggi diantaranya meningkatnya biaya RAT karena adanya kenaikan jumlah uang hadir anggota, dan juga kenaikan pengeluaran pajak disebabkan karena tahun 2014 koperasi dikenakan pajak pasal 25 secara penuh. Berbeda pada tahun sebelumnya, koperasi masih dikenakan PPh Final 1%. Semakin tinggi biaya-biaya yang dikeluarkan koperasi maka akan mengurangi jumlah SHU yang didapat, dengan berkurangnya SHU yang didapat tentunya pemupukan modal sendiri semakin sedikit, untuk itu koperasi perlu menurunkan biaya.

Kelima, hal yang mengakibatkan tingginya biaya operasional koperasi adalah

selisih antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman tipis hanya 0,1%. Hal ini mengakibatkan pendapatan koperasi menjadi sedikit, belum lagi ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran yang ditanggung koperasi tinggi, tentunya hal tersebut berpengaruh terhadap pemupukan modal sendiri yang akan sedikit. Jika modal sendiri dari koperasi sedikit, maka otomatis koperasi membutuhkan dana dari luar yang besar untuk kegiatan operasionalisasi koperasi sehingga sudah pasti akan menimbulkan beban bunga yang besar.

Keenam, yang menyebabkan tingginya biaya operasional adalah pembagian SHU yang kurang seimbang. Dana SHU yang dibagikan dengan dana SHU yang disimpan untuk penambahan modal kurang seimbang. Pembagian hasil untuk dibagi lebih tinggi jika dibandingkan untuk dana cadangan. Setidaknya jika pembagian hasil diseimbangkan, maka pembagian untuk dana cadangan akan bertambah, sehingga koperasi bisa mempuk modal sendiri lebih banyak lagi, dan harapannya ketergantungan terhadap modal luar bisa dikurangi, karena modal dari luar menimbulkan pembebanan biaya bunga. Hal ini sejalan dengan teori Sukamdiyo (1996) yang menyatakan suatu bagian yang besar dari modal internal koperasi, yaitu yang berasal dari bagian SHU yang tidak dibagikan kepada anggota dan dimasukkan sebagai cadangan.

(6)

koperasi terhadap modal luar dan dapat menekan biaya bunga.

Kedelapan, yang menjadi salah satu faktor tingginya biaya operasional adalah barang-barang yang disediakan dari usaha dagang yang dimiliki koperasi masih sangat minim, serta tidak ada usaha lain di dalamnya yang menunjang sehingga keuntungan usaha dagang pun tidak terlalu besar. Kurangnya produk atau jasa yang ditawarkan merupakan faktor yang menyebabkan anggota memilih untuk berbelanja di luar daripada di koperasi, sehingga pendapatan dari usaha dagang tidak terlalu besar. Saat ini koperasi harus melakukan pengembangan terhadap usaha dagang yang dimiliki, agar koperasi memiliki penghasilan tambahan selain dari usaha simpan pinjam yang dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri sehingga ketergantungan terhadap modal luar bisa ditekan. Hal ini sejalan dengan teori dari Fuad, dkk (2005) yang menyatakan jika dilihat dari tugasnya, pemasaran berfungsi menemukan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen serta menjual barang dan jasa tersebut dengan harga yang terjangkau tetapi tetap menguntungkan bagi perusahaan yang memasarkan.

(2) Dampak Tingginya Biaya Operasional Terhadap Kesejahteraan Anggota dan Kinerja Koperasi

Tingginya biaya operasional jika dilihat dari kinerja koperasi dampak tersebut terlihat pada komponen-komponen laporan keuangan yang kurang bagus, karena biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan sangat tinggi, hal tersebut juga berpengaruh terhadap berkurangnya sisa hasil usaha yang dihasilkan oleh koperasi dan berakibat pada pemupukan modal sendiri yang sedikit. Menurunnya sisa hasil usaha yang dihasilkan koperasi, otomatis berdampak pada sisa hasil usaha yang diterima anggota menurun, hal ini sejalan dengan teori dari Razi (2008) yang menyatakan bahwa meningkatnya biaya ternyata makin mengurangi kemungkinan untuk memperoleh laba.

(3)Upaya Menurunkan Tingginya Biaya Operasional

Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya operasional adalah dengan meningkatkan modal sendiri, dapat dilakukan dengan menyeimbangkan pembagian SHU untuk memupuk modal sendiri, sehingga ketergantungan terhadap modal luar bisa ditekan. Berikutnya koperasi bisa mencari sumber dana murah dari luar, kemudian menekan biaya-biaya yang dianggap tidak perlu, sehingga dapat mempengaruhi pengeluaran koperasi selama satu tahun, seperti misalnya menghilangkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk hadiah-hadiah kepada anggota seperti voucher belanja dan juga

door prise. Selain itu biaya yang dirasa

(7)

hal-hal yang kurang penting atau di luar operasionalisasi kegiatan koperasi maka manajemen koperasi belum melakukan pengendalian terhadap biaya, sehingga berakibat pada tingginya biaya operasional. Selain itu modal luar yang besar, tidak mencari sumber dana murah, selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman sangat tipis hanya 0,1%, pembagian SHU yang kurang seimbang, bertambahnya tuntutan para anggota, kurangnya produk atau jasa yang ditawarkan pada usaha dagang yang dimiliki koperasi juga akan mempengaruhi tingginya biaya operasional, maka penting bagi koperasi untuk mengendalikan biaya dengan mencari alternatif lain sebagai solusi untuk menurunkan tingginya biaya operasional.

Adapun proposisi hipótesis yang dihasilkan dari penelitian ini yang nantinya dapat diuji pada penelitian berikutnya, yaitu sebagai berikut.

(1) Jika modal luar besar, maka biaya operasional tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat modal sendiri lebih besar dari pada modal luar. (2) Jika tidak mencari sumber dana

eksternal yang lebih murah, maka biaya operasional tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat sumber dana internal lebih murah.

(3) Jika terjadi pengeluaran yang kurang riil atau diluar rencana anggaran biaya operasionalisasi kegiatan koperasi, maka biaya operasional akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat pengeluaran koperasi sesuai dengan anggaran biaya koperasi.

(4) Jika beberapa pos-pos biaya operasional meningkat maka biaya operasional akan tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat penggunaan biaya sudah sesuai dengan stándar koperasi.

(5) Jika selisih dari bunga simpanan dengan bunga pinjaman sangat tipis hanya 0,1%, maka biaya operasional tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat selisih dari

bunga simpanan dengan bunga pinjaman besar.

(6) Jika pembagian SHU tidak seimbang, maka biaya operasional tinggi. Asumsi ini berlaku pada saat pembagian SHU sama rata antara untuk dibagi dan untuk disimpan untuk memupuk modal sendiri.

PENUTUP

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

(1) Penyebab tingginya biaya operasional adalah (a) modal luar yang besar yang berasal dari simpanan sukarela anggota. (b) koperasi tidak mencari sumber dana murah. (c) adanya pengeluaran yang kurang riil. (d) beberapa pos-pos biaya mengalami peningkatan yang tinggi. (e) selisih dari bunga simpanan dengan bunga pinjaman sangat tipis (f) bertambahnya tuntutan para anggota. (g) kurangnya produk atau jasa yang ditawarkan dari usaha dagang yang dimiliki koperasi.

(8)

(3) Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan biaya operasional adalah dengan meningkatkan modal sendiri, yaitu dapat dilakukan dengan cara menyeimbangkan pembagian SHU untuk memupuk modal sendiri, sehingga ketergantungan terhadap modal luar bisa ditekan. Berikutnya koperasi bisa mencari sumber dana murah dari luar, kemudian menekan biaya-biaya yang dirasa tidak perlu, seperti misalnya menghilangkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk hadiah-hadiah kepada anggota seperti voucher belanja dan juga door prise. Selain itu biaya yang dirasa terlalu tinggi seperti biaya RAT juga sebaiknya perlu ditekan guna menurunkan biaya operasional koperasi. Berikutnya menaikkan suku bunga pinjaman menjadi 1,2% atau 1,3%, agar pendapatan semakin besar, kemudian anggota mengurangi tuntutannya terhadap koperasi, dan terakhir koperasi mengembangkan produk atau jasa pada usaha dagang yang dimiliki.

DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, M. Faisal. 2005. Dasar-Dasar

Manajemen Keuangan, Edisi Kedua,

Cetakan Kelima. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah.

Afdi, Nizar. 2000. Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta: Balai Pustaka.

Budiwati, Neti. 2010. Harmoni Ekonomi. Bandung: Sinergi Pustaka

Darsono, Prawironegoro. 2007. Akuntansi

Manajemen, Edisi Kedua. Jakarta:

Mira Wacana Media.

Ernawati, Zuni Dwi. 2000. Pengendalian Biaya Operasional Dalam Upaya Meningkatkan Laba Operasi Pada PT. BPR Pulau Intan Sejahtera Kecamatan Kesamben Kabupaten

Blitar. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah, Malang.

Fathor, Razi. 2008. Pengendalian Biaya Operasional Guna Meningkatkan Laba Usaha Pada Koperasi Agro

Niaga (KAN) Jabung Malang

Periode 2005-2007. Skripsi.

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Fuad, Christine, Nurlela, Sugiarto, dan Paulus. 2005. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Irma Nilasari dan Sri Wiludjeng. 2006.

Pengantar Bisnis, Edisi Pertama.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jopie, Jusuf. 2008. Analisis Kredit Untuk

Account Officer. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar

Pembelanjaan Perusahaan, Edisi

Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.

Sujana. 2003. Manajemen Keuangan. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Sukamdiyo. 1996. Manajemen Koperasi. Jakarta: Erlangga.

Supriyono, R.A. 2000. Akuntansi Biaya :

Perencanaan dan Pengendalian

Biaya serta Pembuatan Keputusan,

Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Suwendra, Kirya, Suwarna, dan Agus Jana. 2012. Buku Ajar Manajemen

Gambar

Tabel 1. Penyebab, Dampak, dan Upaya Menurunkan Biaya Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Pemberitaan yang dihasilkan jurnalis dan telah dimuat dalam sebuah media pada dasarnya juga dilindungi oleh hak kekayaan intelektual sebagai hasil karya cipta dan

Recently, most of them use internet to find destination.However they can5t reflect the image to tiie result in general retneval system oi destination.. In this paper we propose the

Pengolahan data, Dalam perancangan interior ini data yang didapat berupa data hasil survey, observasi lokasi, observasi tipologi, wawancara dan literatur dikumpulkan dan

Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik Teh Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan.. Teh

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pengembangan keterampilan proses sains baik dalam proses pembelajaran maupun evaluasi hasil belajar sangat jarang

Lebih dari separoh responden yang tidak ingin memiliki CAR tersebut memang tidak memiliki niat dan minat untuk membeli polis asuransi (70,97%), sedangkan 3,23% mengatakan

Hasil penelitian terbaik ditunjukkan pada variasi tiga macam fitur (interval RR, interval QRS, gradien gelombang R ) dengan kinerja berupa sensitivitas, spesifisitas, serta