• Tidak ada hasil yang ditemukan

S TM 1106205 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S TM 1106205 Chapter1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah sebagai salah satu lembaga formal memiliki tugas dan wewenang menyelenggarakan proses pendidikan. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang utama, sebab melalui kegiatan belajar mengajar akan dicapai tujuan pendidikan. Keberhasilan dalam belajar salah satunya dipengaruhi juga oleh kemampuan guru menggunakan strategi dan model atau teknik belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada.

Kualitas hasil belajar siswa, berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran siswa di kelas, maupun laboratorium di sekolah. Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar dan pengajaran dapat dilakukan melalui perbaikan beberapa komponen seperti siswa, dan guru. Penentuan model yang digunakan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan komponen pendidikan seperti pembelajaran dengan diadakannya pengembangan berbagai model pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamais, dan dialogis. Harus mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Memberi teladan dan menjaga sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya seperti yang tersirat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Seorang guru, di dalam melaksanakan kompetesi pedagogik dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodelogis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Penentuan cara belajar yang efektif haruslah dapat diputuskan oleh seorang guru. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 Ayat 1 tentang Guru dan Dosen, memberikan pengertian tentang pendidik, sebagai berikut:

(2)

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

(Peraturan Pemerintah No.74/2008 pasal 19)

Seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang meliputi tugas-tugas sebagai tenaga pendidik, tugas-tugas sebagai manusia secara individu maupun dalam bermasyarakat (sosial). Tugas-tugas tersebut merupakan langkah-langkah dari suatu proses pembelajaran.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 19)

Proses pembelajaran senantiasa menuntut guru untuk menerapkan model-model belajar dalam pelaksanaannya agar pembelajaran berjalan dengan sistematis, nyaman serta dapat mencapai tujuan pembelajaran. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, model, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Penguasaan model pembelajaran akan mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran. Perkembangan dalam kegiatan proses belajar mengajar diharapkan siswa mengalami perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi siswa dalam proses belajar mengajar yaitu model yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Ketika model yang digunakan tidak melibatkan siswa secara aktif besar kemungkinan tujuan yang diharapkan tidak tercapai dan hasil belajar siswa kurang.

(3)

kompetensi kejuruan. Salah satu mata pelajaran pada kelompok kompetensi kejuruan adalah dasar kompetensi kejuruan (Produktif 1). Pada mata pelajaran Produktif 1, ditetapkan sepuluh standar kompetensi kelulusan, salah satunya adalah pengidentifikasian komponen motor Diesel. Kompetensi yang diharapkan pada standar kompetensi ini adalah peserta didik mampu mengembangkan keterampilan pengidentifikasian komponen motor Diesel. Pembelajaran mata pelajaran Produktif 1 Standar kompetensi pengidentifikasian komponen motor Diesel ini merupakan meteri penunjang untuk mata pelajaran Produktif 2, apabila siswa kurang memahami materi dasarnya untuk tahap pembelajaran selanjutnya besar kemungkinan siswa menjadi kebingungan terhadap materi yang akan disampaikan selanjtunya.

Hasil survey awal penulis yang dilakukan di SMKN 6 Bandung menemukan bahwa, pelaksanaan proses pembelajaran standar kompetensi pengidentifikasian komponen motor Diesel yang diberikan pada peserta didik kelas X semester I, ternyata masih terfokus pada guru (teacher centere). Guru mendominasi proses pembelajaran, sehingga peserta didik kurang aktif dan terkesan pasif dalam belajarnya. Pembelajaran dikelas hanya berlangsung satu arah, yaitu dari guru ke peserta didik. Hal ini tidak sejalan dengan karakteristik kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum 2013, dimana hasil belajar harus mencapai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

(4)

pembelajaran yang efektif dan interaktif. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan siswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Hal ini siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar (Heimo H. Adelsberger, 2000).

[image:4.595.256.435.561.695.2]

Berdasarkan dari pengamatan pembelajaran di SMK otomotif, proses belajar mengajar sering kali menggunakan model ceramah (banyak teori) sedangkan untuk praktik sedikit dilakukan. Sedangkan siswa SMK otomotif cenderung lebih senang untuk melakukan praktek. Hal seperti ini dapat mengakibatkan motifasi belajar siswa yang pada awalnya sangat ingin mengetahui secara nyata objek yang dipelajarinya menjadi menurun. Sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 6 Bandung (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 153/2003) bahwa dalam pembelajaran Produktif 1 dengan kompetensi dasar Mengenal Fungsi Komponen Engine Diesel siswa dikatakan telah kompeten atau lulus jika mendapatkan nilai KKM ≥ 76. Kenyataan dalam mata pelajaran Produktif 1 belum mampu mencapai kriteria pembelajaran tuntas tersebut (mencapai nilai KKM).

Tabel 1.1

Nilai hasil belajar Kompetensi Dasar Mengenal Fungsi Komponen Engine Diesel 2013-2014.

Nilai Frekuensi 97-100 17(12.68%)

81-90 17(12.68%) 71-80 21(15.68%) <70 79(58.69%)

Jumlah 100%

(5)

Melihat data di atas jelas hasil belajar pada mata pelajaran Produktif 1 sangat kurang. Berdasarkan dari pengamatan khususnya pembelajaran di SMK, terdapat faktor-faktor yang ditemukan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, identifikasi masalah diantaranya yaitu: (1) Guru hanya menjelaskan materi dengan model ceramah; (2) Model pembelajaran yang disampaikan oleh guru masih bersifat verbalistik (hafalan); (3) Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada peserta diklat untuk berkreasi dan tidak melatih peserta diklat untuk belajar mandiri; (4) Kurangnya pelatihan atau konsentrasi siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

Hal ini merupakan permasalahan yang mengakibatkan hasil belajar peserta didik masih banyak dibawah KKM. Dengan demikian, perlu sebuah pemecahan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun untuk mengatasi permasalahan yang terjadi tersebut, akan dicoba dengan menerapkan model pembelajaran eksploration learning. Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan model pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru yaitu model pembelajaran konvensional. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Djamarah (1996), model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan model ceramah, karena sejak dulu model ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran model konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.

(6)

langkah-langkah eksploratif. Model pembelajaran ini dapat dikembangkan melalui bentuk pertanyaan. Seperti yang dikatakan oleh Socrates bahwa pertanyaan yang baik dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan lebih mendalam.

Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu siswa menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah.

Model pembelajaran eksploration learning pelaksanaan kegiatannya dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya siswa menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui kegiatan eksplorasi siswa dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Siswa juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang pengaruh penerapan model eksploration learning dengan menggunakan media engine stand terhadap hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi Pengidentifikasian Komponen Motor Diesel dengan melakukan studi eksperimen pada peserta didik SMK. Adapun judul penelitian yang penulis lakukan adalah: “Studi Komparasi Hasil Belajar Exploration Learning dengan Model Pembelajaran Konvensional Menggunakan Media

(7)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah perlu diterapkan terlebih dahulu untuk memperjelas kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, berdasarkan hal tersebut dituliskan beberapa identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru hanya menjelaskan materi dengan model ceramah dan masih bersifat verbalistik (hafalan) sehingga guru tidak memberi inspirasi kepada peserta diklat untuk berkreasi dan tidak melatih peserta diklat untuk belajar mandiri. 2. Proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini, masih berpotensi pada guru (teaching centered) dari pada berpusat kepada peserta didik (student centered), sehingga peserta didik tidak terbiasa untuk berinteraksi sosial dengan guru atau teman sekelasnya.

3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada mata pelajaran Produktif 1 kurang bervariasi, sehingga peserta didik kurang aktif dan terkesan pasif dalam belajarnya yang mengakibatkan peserta didik merasa jenuh saat proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup penelitian dan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka penulis membatasi permasalahan di dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil belajar eksploration learning yang di capai peserta didik pada ranah psikomotor aspek mekanisme.

2. Hasil belajar model konvensional yang dicapai peserta didik pada ranah kognitif aspek analis.

3. Materi yang digunakan adalah materi dasar kompetensi mengenal fungsi komponen engine diesel.

(8)

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah pokok pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sebaran hasil belajar eksploration learning dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1.

2. Bagaimana sebaran hasil belajar konvensional dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1

3. Seberapa besar perbedaan hasil belajar eksploration learning dengan pembelajaran konvensional dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1.

4. Seberapa besar perbedaan gain yang terjadi diantara kedua perlakuan. Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang terjadi atas perlakuan eksploration learning dan model konvensional pada kompetensi dasar mengenal fungsi komponen engine diesel. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang yang dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pembelajaran (Nasution 1999). Pengukuran hasil belajar dilakukan pada pembelajaran teoriti (kognitif) siswa dan pembelajaran praktis (psikomotor) melalui instrumen penilaian kognitif berupa pretest dan posttest serta lembar observasi untuk penilaian aspek psikomotor.

E. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai proses model pembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran produktif di SMK Negeri 6 Bandung. Secara terperinci dapat dilihat dalam tujuan khusus penelitian ini, yakni:

1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar exploration learning dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1.

2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar konvensional dengan media engine stand pada mata pelajaran Produktif 1.

(9)

4. Untuk menghitung perbedaan gain yang terjadi diantara kedua perlakuan.

F. Manfaat Penelitian

Melihat dari tujuan yang telah dikemukakan diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pihak-pihak dalam dunia pendidikan kejuruan, diantaranya:

1. Bagi Sekolah Menengah Kejuruan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan informasi yang berarti bagi pengembangan proses belajar mengajar pada mata pelajaran Produktif 1 di SMK Negeri 6 Bandung guna meningkatkan mutu pendidikan.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan dalam menentukan alternatif strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Produktif 1.

3. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan menjadi motifasi untuk meningkatkan prestasi belajar dan memicu keseriusan siswa dalam belajar terutama dalam menerima materi ajar sehingga penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan kemampuan memahami materi ajar pada mata pelajaran Produktif 1.

4. Bagi Peneliti

(10)

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini merupakan urutan penyusunan materi hasil penelitian agar susunannya lebih teratur. Hasil penelitian ini akan diuraikan dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, bab ini berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, bab ini membahas tentang penjelasan konseptual dan teoritik penelitian yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berfikir, asumsi dasar, dan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian, bab ini berisikan, metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan, bab ini berisikan mengenai deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

Gambar

Tabel 1.1

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

tertentu maka pengharapan yang dirasakan terhadap usaha yang dijalankan, prestasi. yang dicapai, penghargaan yang diterima, kepuasan terjadi dan ini akan

Sistem pendidikan di Indonesia diatur dalam UUD NO 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, beserta peratran perundang-undangan yang menyertai (PP dan

Project resources and relevant sides which need cost as an important factors in project cost, should be firstly discussed.. Explain the project

[r]

Jaksa Penuntut Umum dalam menyusun surat dakwaan harus sesuai dengan syarat-syarat materiil surat dakwaan yang tertuang dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP,

Pada hari ini Jum’at Tanggal Lima Belas Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Empat Belas (15-08-2014), kami Pokja Pengadaan Barang/Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci Tahun

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Ikrim

kesalah yang dibuat oleh pesaing anda. dalam arti kata,