• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesalahan Berbahasa Sunda pada Siswa Dwibahasawan di SLTP Taruna Bakti Bandung | Juanda | Humaniora 997 1839 2 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesalahan Berbahasa Sunda pada Siswa Dwibahasawan di SLTP Taruna Bakti Bandung | Juanda | Humaniora 997 1839 2 PB"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUMANIORA

VOLUME 22 No. 2 Juni 2010 Halaman 219224

KESALAHAN BERBAHASA SUNDA PADA SlSWA

DWIBAHASAWAN Dl SLTP TARUNA BAKTl

BANDUNG

Juanda

*

ABSTRACT

The aim of this research is to investigate written Sundanese errors made by pupils of SLTP Taruna MI Bandung. The results show that four types of errors were detected: phonological, mor- phological, syntactic, and lexical. The phonological errors are close related to such phonemes as /a/ and Id. /dl and /y/, Id/ and /r/, 14, and /a/, lo/ and Id. The morphological errors include types of affixes, eg. ber-, se-, ter-, ke-an, di-i. The syntactic errors occur in the use of the passive voice. The lexical errors include the use of loan words or borrowings such as antusias, bkar, cermin, dalam, gorok hilang, jatuh, kupcls, lestari, madu, pecah, runcing, serius, tinggi, untuk and wajah.

Key Words: errors, mistakes, bilingualism

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara empiris mengenai analisis kesalahan berbahasa Sunda dalam kwangan siswa SLTP Taruna Bakti Bandung. Hasil penelitian menun- ada empat tipe kesalahan yang mencakup fonologi, morfdogi, sintaksii, dan lebikai. M a h a n fond* mencakup fonem, seperti la1 dan lul, /dl dan &I, /dl dan /r/, 14 dan /a/, serrt9 lo/ dan 14. i b a l z b n pada t a m morfologi mencakup bentuk afiks, sepertj ber-, se-, tar-, ke-an, dan di-i. Kesakthan seam

sintaksis terjadi pada bentuk pasif. Kesalahan leksikal mencakup peminjaman kata, sepwti dalam kata antusias, hkar, cermin, dalam, gorok, hilang, jatuh, kups, lestari, madu, pecah, runcing, serius, tinggi, untuk dan wajah.

Kata Kunci: kesalahan, kekeliruan, kedwibahasaan

-MOANTAR

! Dalam masyarakat I

%ass

nasional bahaaa

@la bahak-bahasa W m h , MRlrari baM@

#&ing. Hal ini mempertihatkan bahw masyam-

(2)

fwm hypothesis, semua k ~ S @ t l ~ h ~ l t ~ baham kedua dapat

difarnalltari'

defiban

mengidentifikasi pwbedaan antara bahasa pertama dan bahasa ksdua yang sedong dipelajari, sedangkan menurut hipotds h t u k lsmah (weak form hypothesis), analisis kontrast'i hanya bersifat diagnustik (El~,l988:

kedwibahatwm, tipe-tipe

tOpe kduarga dwibahasa, faktor p e n d m g kdwibahasaan, kontak bahasa, atih k d e ,

(3)

Data kesabhan

di

atas twjdi pada keta

palmian, didekeun, dihickrpr#,m, keratcin, menang, kekuataq,

Mqa

&ngsha, gem&, diisian, ania, tshnh M ( l i m ,

zanwn,

dan

rnasyarrkat- Kabkata tersebut

sehanrsnya

fmmjaeli fakean, &yakan, &riup-

keun,

karaton,

mmang, kaku&hns nguliling, pungsbj pt;unain, d k s h n ,

dbnya,

bhkpuW, komps, kostim, jbmna &n rnwakaf, Data lainnya d i i k a n

pub

dabm kab&a&, seperti r'rin, syukur, pm& dan arti

yang

stahrmfisnya

irJhp pmk, sukur;

dan

had.

-

T~nula Bakti. k s u s

data

berikut,

(1 7) pem&

&/a€..

(18) wag8 aaYrab, 8 m d ~ . '

(1 9) Kmnian SY- nu

1.

(20) &mMu-

(4)

- -

. .-

, Vol. 22, No. 2 J a r n i ~ f O : P t ~ 4

(27)

Ku&

hidep s8rem pietiAara. (28) Kesdm kudu hi&p

fes-tah~n.

*++7.:+

3,

:is.

(32)s~

d@
(5)

I

-

Kedahan Benbahasa Sundapada Siswa Mbahamwan di SLTP Taruna BaM Eanvkmg

Sunda. Dalam kasus ini yang sangat menonjol adalah dalam

pengunaan

leksikal (Paher, 1976: 35)

!s Kesalahan ini tidak dapat dipungkiri dan Mak dapat dicegah sesuai dengan pemyataan bahwa setiap guru yang berdiri di depan kelas anak mengakui bahwa t i i k ada siswa yang tidak pernah rnembuat kesalahan

selama

belajar di sekdah. Kesalahan merupakan sisi yang rnem- punyai catzit pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Kesalahan brsebut merupakan bagian- bagian komposisi yang menyimpadg dad norma baku. Hal ini diibabkan oleh berbagai taktor, seperti lingkungan berbahasa siswa, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun Ing- I<ungan masyarakat.

; Berdasarkan hasjl angW

dibemukan

bahwa sebetulnya bukan karena meram genl~lsi meng- gunakan bahasa Indonesia, tetapi ada beberapa

dsva

merasa

takut &ah dan belum lancer ciafgm

r n e n g g h bahasa daerat.1, Malahan b&wapa

siswa mengatakan bahwa mereka hams me- nyukai bahasa Sunda karena sebagai pemilik bahasa daerah tersebut

serta

berusaha untuk rnelestarikannya.

* r?7*/!

.- ,,Faktor penyebab kesalahan di antaranya

adalah faktor prestise yang muncul karena pengaruh harga diri. Penutur bahasa akan merasa lebih bwpmtise mnggmakan taahasa

atau bahasa ibu masuk ke dal

pula kurang menguasai bahasa target (James, 1 998: 143)

Kesalahan ejaan berkaitan dengan f m m , seperti yang ditemukan dalam peneitian hi

pewlunaan ad9 w a n aya, h W derrrgan hiwp, celana dengan mlana, kebaya dengan kabaya, negam dengan nagam, menangdengan

meunang, keliling dengan kulilihg, fisik dengan pisik, ilmu dengan elmu, isidengan eusi , dunia

dengan dunya, rampok dengan mmpog, bknik dwgan tehnik# polid dengan pulisi, pompa

dengan kompa,

kostum

dengan kostim, izin dengan idin, aman d q a n jamm, syukur dengj3nWm

Kesatahan morFologi ditmukm dalam

nya diajar, sa/ak~l, wmsmeh, kakoncara, kapinmt, diiluan. Smmtara itu, kesalah;an leksiltal tejadi pada pmggumn kata,

antudasy bakar, m b , dakm,

go&,

jatuhy k~pas, M, nasrhr,

ms

t~w, s ~ ~ ' u s ~

tirrggi, Wuk,

mMf

s#&arusnp

ghk

beuhm, ~ n t r n ~ g , jm, Pun@, kungff, mu-, pesek

lana,

my

peupeus, seukeut grsk hhw# p h u n

b e u ~ u t . Kesalahan sintaksh, wpsrti ~ a k m pola kalimat pasif, ditemukan pula bentuk

daerah krhadap

bhasa

Indonmta, -perti bahasa Jawa brhectap bahasa I n d m atau bahasa G m W terhadap bakasa

I d & ,

tetapi dalam b u s ini justru Interktmi dari bahasa JndorsesisP terhadap bahasa Hal ini karena bahatsa perkma mmka bahasa yang dikuasat sdbetumnya adalah bahasa hxbnda, Kesatahan ini brjad bik bagi penuhrr yang tennix&& compound bilinpal,

yakni sesemog

me-

dm

bahasa swam

bersamaan, maupun

d i m

Mi@ual, yakni seseorang menguasai dua bahasa

tM&

&ecara

bersamaan (Ahruasilah, 1 985; 88).

Klasifikasi kesalahan dapat mencilkup beberapa kategori, di antaranya omissions, addition, d m ordering. Contoh yang termasuk omission adalah harti menjadl artl, contgh addition adalah has menjadi khas. Contoh termhsuk ordering adalah kudu hidep saerem

p&m seharunya klrdlu dipjam hidep sirem.

(6)

i tingkat SLTP

dl

Jawa ndung, merupabn mats wajib. Satah saht krjm- Sunda sebagai pemr- sanah atau budaya Indonesia tidak

hasa Sunda sebenamya tidak hanya di sekoleh sebagaisahh s&u mata 5:264), tetapi, kenyata- i sekolah-sekolah tertentu di S d a semata-rn- sebagai k r u s ditempuh sebwai naik kelas berikutnya a h lulus

. Berdasarkan hasil pendtian yang dilaku-

d m ,

k8sakhan berbahasa yang m u W datam gan siswa SLTP Tama Bakti Bandung uk i M e m i . Dari data ,kesakhmleksikallebih~ {ng dengan kesalahan fonologi, mr#fdcyli, m u n sintaksis. Bebe- penye- ;.#g& kmalahan fonologi, di antaranya adalah

I

("1

banyak kemiripan antara fonem bahasa

.$gmh dan bahasa Indonesia, sfperti ddam -kata pak%i-pakej celska-cilaka, remaja- hnsin-bengsin dan banyak k@ bunyi- bahasa lainnya yang mirip dan (2) faktor &&ti pelajaran yang digunakan kurang me-

$pmtl unsur-unsur kemiripan antara bahasa

bckmesia dan bahasa kedua.

I.

,?, ,% - Penyebab kesalahan para tatawn morfo-

:>#a@,

di antaranya adalah (1 ) adanya kemiripan alam bahasa Sunda dan Indonesia, pasangan awalan ke- dan ka- sehingga pembentukan kata kekuafan sehanrnya tan dan (2) belum dapat membedakan h a i m a n a proses pembentukan kata bahasa unda sehingga menyamarata antara satuan

"$

-7 .-

tikal yang s a t ~ dengan yang Iainnya, menerjemahkan kata ssdikitjadi &'kit.

' &a&, dianalogikan bahwa te rjemahan dari

. ?-a *bhasa Indonesia cvkup dengan mengganti

@nyi

/el menjadi /a/ seperti kata sekdah jadi

(Keraf, 1996: 1 07).

ab kesalahan sintaksiis di mtaranya ya anggapan

bahwa

strukhrr kaiimat

Ab&ii&, A. Chaedar. 1985.

~~

BahcrPcr.

-.

Asha. 2000. Gifted And Minority ~ a n ~ u & p . IitqxJI w w w . ~ . c o m / ~ ~ . h a n l .

Ddjowidjejo, Ssenjono. 1979. L'nguktik di kJbqai

Budayo. Jakarta Gaxo, 1979.

Dulay, Heidi e.al. I-, Language Two. U A : Owkwrl

Univwsity h.

Ellis. 1988. Chraroom Second Languege D e v e @ m t O x h m l : ~ P r e s s .

Giasd, Denis. 1972. Linguittiw and Foreign

M i n p . M o i x Logman G a p Ltd.

Jams, Cwl. 1998. Errors In Langu~&s LsornJng dnd Use:Eqhng EmK Andph, tondm and New ?Wk Keraf, Gefy. 1986. 1-ia. b b a I*

f lcms.

P a l m , ER 1976. Semantics: a new outline.

UnivleroityeFess:NewYkk.

RiWdwdmq Heika 1998.W Cka c$lngsin Firrnish h,

Estonia ~ J / w w w . ~ b ~ 1 8 . ~ a i m o . ~ e l m J helW*i.htd.

Sudaryat, Yaw I %I. ZWcrr~ll BBsa Su&. Bandun&

Geser-•

Referensi

Dokumen terkait

dengan benar, serta dia dapat mengubah hasil jawaban menjadi. Dari analisis hasil jawaban dan cuplikan wawancara disimpulkan bahwa kemampuan berpikir abstraksi

Pendidikan Anak Usia Dini kini tidak hanya sebagai tempat “penitipan anak” saja tetapi dengan perkembangan zaman dan tuntutan pendidikan, kini PAUD menjadi salah satu wadah atau

Terkait posisi masyarakat Kelurahan Kandri dalam implementasi Program Pokdarwis telah sesuai dengan fungsi posisi masyarakat yang diharapkan oleh Dinas Kebudayaan

[r]

Peranan Perjanjian Kerja Antara Pengusaha dan Pekerja Pada Perusahaan Waralaba (Franchise) di Kotamadya Medan, Tesis program Studi Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana,

[r]

[r]

[r]