• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI DEMOKRASI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA SEKECAMATAN DEPOK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN NILAI-NILAI DEMOKRASI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA SEKECAMATAN DEPOK."

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN NILAI-NILAI DEMOKRASI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA

SE-KECAMATAN DEPOK Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Memenuhi Sebagai Prasyarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh : Adisti Sulistyorini NIM. 09401241040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan,

tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

(Amsal 1: 7)

(6)

vi

D engan mengucap syukur kepada T uhan Yesus Krist us

K arya yang sederhana ini kupersembahkan kepada :

A yahku (C at ur Joko Waluyo) dan I buku (I st ut i D wi Rahayu) yang t elah

membesarkan aku dengan kasih sayang, selalu mengiringi langkahku dengan do’a,

dan selalu berjuang unt uk masa depan t erbaikku. K alian akan selalu ada di

hat iku.

Keluarga besarku Keluarga Sast romihardjo dan Keluarga Sut risno t erima kasih

at as do’anya. A ku sayang kalian.

Saudara-saudaraku t ercint a (M as A dit ya, A riska dan D ek A rdika) at as mot ivasi,

canda dan t awa. Saat yang sangat ist imewa berkumpul dengan kalian, aku sayang

kalian.

Ku bingkiskan pula unt uk :

Sahabat -sahabat ku (Echa, Endah, Fit ri dan M ba Erni), senang dapat bert emu dan

bersama dengan kalian, t ak ingin rasanya berpisah dari kalian.

Keluargaku di A part emen E31 (A rif f at onah, D eby, Yoshi, A rini, M ba Widhi, M ba

Put ri, M ba Yant i, Widhi dan semua penghuni A part emen E31) t erima kasih at as

canda t awa, kebersamaan selama ini.

Keluarga cemaraku ( PKnh’09 Reguler), yang t elah memberikan unt aian kisah

(7)

vii Oleh Adisti Sulistyorini NIM.09401241040

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tujuan pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, materi pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, strategi pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, media pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, dan proses penilaian pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila di SMA se-Kecamatan Depok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari lima guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA se-Kecamatan Depok, khususnya guru senior yang mengampu di masing-masing sekolah. Obyek penelitian ini berupa proses pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila dengan melihat tujuan pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, materi pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, strategi pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, media pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, dan proses penilaian pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila.

Tempat penelitian mengambil tempat di Sekolah Menengah Atas se-Kecamatan Depok, yaitu SMA N 1 Depok, SMA Angkasa Adisutjipto, SMA Gama, SMA Kolose De Britto, SMA Kolombo Sleman dan SMA Mandala Bhakti yang kemudian tidak dapat dilanjutkan karena keterbatasan siswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ialah metode wawacara dilakukan pada setiap guru PKn di SMA, metode dokumentasi menggunakan RPP dari setiap guru, metode observasi ikut dalam observasi saat guru mengajar atau masuk kelas. Teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi data, kategorisasi data, display data dan pengambilan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila sangat penting dengan melihat beberapa komponen, yaitu(1)tujuan pengembangan agar siswa dapat mengetahui dan melakukan nilai-nilai Demokrasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,(2)materi pengembangan secara konseptual dan dilanjutkan secara fakta dalam metode pembelajaran,(3)strategi pengembangan lebih mengarah kepada ceramah dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila,(4)guru lebih banyak menggunakan audio daripada membuat media dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila,(5)proses penilaian menggunakan nilai akademik dan nilai perilaku. Nilai akademik diambil dari nilai ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan semester sedangkan nilai perilaku diambil dari sikap dan tingkah laku anak saat proses pembelajaran.

Kata Kunci : Pengembangan Nilai-nilai, Demokrasi Pancasila, Pendidikan

(8)

viii

Puji Tuhan, tiada hentinya penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Nilai-nilai Demokrasi Pancasila Melalui Pembelajaran Pendidikan di SMA se-Kecamatan Depok” ini dilaksanakan guna melengkapi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan di fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini bukanlah keberhasilan individu semata, namun berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis bermaksud menghaturkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA Rektor Universitas Negeri Yogyakarta

2. Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Dr. Samsuri, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum

4. Cholisin, M.Si pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Setiati Widihastuti, M.Hum Pembimbing Akademik, terima kasih atas perhatian, kasih sayang, dan motivasi kepada penulis.

6. Bapak/Ibu dosen Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama perkuliahan sebagai bekal di masa sekarang dan masa yang akan datang.

(9)

ix data yang dibutuhkan.

9. Saudara-saudaraku di Prodi Pendidikan Kewarganegaraan angkatan 2009 terima kasih untuk dukungan dan kebersamaannya.

10.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis sadar sepenuhnya tidak mampu menutupi kekurangan dalam skripsi ini, maka penulis mohon saran dan kritik untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Amin.

Yogyakarta,4 Februari 2014

Penulis,

(10)

x

Halaman Judul ……….. Halaman Persetujuan……… Surat Pernyataan……… Halaman Pengesahan………. Motto……… Persembahan……… Abstrak………. Kata Pengantar……… Daftar Isi ……….… Daftar Gambar……… Daftar Tabel... Daftar Lampiran………. BAB I PENDAHULUAN……….………...

A. Latar Belakang ………..……… B. Identifikasi Masalah ……… C. Batasan Masalah ……….

D. Rumusan Masalah ………

E. Tujuan Penelitian ……… F. Manfaat Penelitian ……… G. Batasan Istilah ……… BAB II KAJIAN TEORI ……… A. Demokrasi Pancasila ………

1. Pengertian Demokrasi Pancasila ……… 2. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila ………. 3. Nilai-nilai Demokrasi Pancasila ……… B. Pendidikan Kewarganegaraan ………

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ……… 2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ………

(11)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ………. A. Waktu dan Tempat Penelitian ……… B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ……… C. Sumber Data/Subjek Penelitian ………. D. Teknik Pengumpulan Data………. 1. Wawancara Terstruktur.……….

2. Dokumentasi ………..

3. Observasi ………

E. Instrumen Penelitian ……….. F. Teknik Pengujian Keabsahan Data ……… G. Teknik Analisa Data ………

1. Reduksi Data ……….. 2. Kategorisasi Data ……… 3. Display Data ……… 4. Pengambilan Kesimpulan ……… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………..

A. Hasil Penelitian ……… Gambaran Umum dan Subyek Penelitian……… a. SMA Negeri 1 Depok……… b. SMA Angkasa Adisutjipto……… c. SMA Gama Yogyakarta……… d. SMA Kolose De Britto……… e. SMA Kolombo Sleman……….. f. SMA Mandala Bhakti………..

B. Pembahasan………

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………..

A. Kesimpulan……….

B. Saran……….. Daftar pustaka ………

(12)

xii

(13)

xiii

Halaman

Tabel 1. Perbandingan Demokrasi Sosial Pancasila dan

Demokrasi Sosial (Rakyat oleh Karl Marx)………. 33

(14)

xiv

2. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian 3. Daftar SMA dari Dinas Pendidikan

4. Transkrip Wawancara

(15)

Oleh Adisti Sulistyorini NIM.09401241040

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tujuan pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, materi pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, strategi pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, media pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, dan proses penilaian pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila di SMA se-Kecamatan Depok. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari lima guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMA se-Kecamatan Depok, khususnya guru senior yang mengampu di masing-masing sekolah. Obyek penelitian ini berupa proses pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila dengan melihat tujuan pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, materi pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, strategi pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, media pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila, dan proses penilaian pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila.

Tempat penelitian mengambil tempat di Sekolah Menengah Atas se-Kecamatan Depok, yaitu SMA N 1 Depok, SMA Angkasa Adisutjipto, SMA Gama, SMA Kolose De Britto, SMA Kolombo Sleman dan SMA Mandala Bhakti yang kemudian tidak dapat dilanjutkan karena keterbatasan siswa. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ialah metode wawacara dilakukan pada setiap guru PKn di SMA, metode dokumentasi menggunakan RPP dari setiap guru, metode observasi ikut dalam observasi saat guru mengajar atau masuk kelas. Teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi data, kategorisasi data, display data dan pengambilan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila sangat penting dengan melihat beberapa komponen, yaitu(1)tujuan pengembangan agar siswa dapat mengetahui dan melakukan nilai-nilai Demokrasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,(2)materi pengembangan secara konseptual dan dilanjutkan secara fakta dalam metode pembelajaran,(3)strategi pengembangan lebih mengarah kepada ceramah dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila,(4)guru lebih banyak menggunakan audio daripada membuat media dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila,(5)proses penilaian menggunakan nilai akademik dan nilai perilaku. Nilai akademik diambil dari nilai ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan semester sedangkan nilai perilaku diambil dari sikap dan tingkah laku anak saat proses pembelajaran.

Kata Kunci : Pengembangan Nilai-nilai, Demokrasi Pancasila, Pendidikan

(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak munculnya reformasi pada tahun 1998 gebrakan dan gerakan demokrasi mulai menjadi wacana di Indonesia. Demokrasi dianggap menjadi suatu solusi yang mampu membebaskan mereka dari tekanan yang ada. Hampir semua negara di dunia meyakini demokrasi sebagai tolok ukur tak terbantah dari keabsahan politik. Keyakinan bahwa kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintah menjadi basis bagi tegak kokohnya sistem politik demokrasi(Winarno,2007:89). Pada saat reformasi yang membanggakan demokrasi, muncul juga pertanyaan yang merisaukan sekaligus menyalahkan yaitu “Kenapa di era PKn ini kajian Pancasila seolah lenyap ditelan gelombang reformasi?” Padahal pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern(Latar Belakang BSNP).

(17)

pun, maka lazimnya sebagai mata pelajaran yang bertanggung jawab membentuk karakter warga negara yang baik, maka mustahil PKn bertolak belakang dengan maksud dan tujuan nasional yang berdasarkan Pancasila itu sendiri(Samsuri,2012:1). Bukan hanya hal itu saja namun PKn yang juga sebagai bagian dari sistem politik yaitu berfungsi dalam pendidikan politik dan sistem mentenen atau pemelihara Pancasila. Hal inilah yang menyebabkan semakin terpojoknya PKn dalam tugasnya mengemban Pancasila.

Pancasila pada negara Indonesia tidak hanya merupakan dasar negara Indonesia melainkan juga berkedudukan sebagai ideologi nasional negara Indonesia. Dalam ideologi yang digunakan oleh suatu bangsa terkandung banyak nilai-nilai yang baik, luhur dan dianggap menguntungkan bagi negara tersebut baik untuk masa kini dan masa sekarang. Sesuai rumusan pertama yang disampaikan Ir.Soekarno Pancasila menjadi ideologi yang komprehensif integral, ideologi Pancasila menjadi ideologi yang khas yang berbeda dengan ideologi lain(Winarno,2007:24).

Nilai-nilai Pancasila yang ideal ialah nilai-nilai Pancasila menurut pandangan dari pendiri-pendiri negara. Buku Negara Paripurna karangan Yudi Latif(2011:5) telah membahas nilai-nilai ideal Pancasila mulai dari lahirnya hingga aktualisasi atau penerapannya. Nilai-nilai tersebut ialah :

(18)

2. Kemanusiaan universal 3. Persatuan dalam kebhinekaan 4. Demokrasi permusyawaratan 5. Keadilan sosial

Dari kelima nilai tersebut merupakan gabungan dari nilai-nilai Pancasila menurut pendiri-pendiri bangsa ini.

Dari kelima nilai-nilai Pancasila tersebut, nilai demokrasi telah menjiwai pada sila keempat. Hal ini membuktikan lebih luasnya Pancasila daripada demokrasi itu sendiri. Sila keempat ini merupakan cita-cita kedaulatan rakyat dalam semangat kekeluargaan yang memberi ruang bagi multikulturalisme ini bergema kuat dalam sanubari bangsa Indonesia sebagai pantulan dari pengalaman pahit penindasan kolonial dan gotong royong dalam masyarakat Indonesia (Yudi Latif,2011:384).

(19)

tuntutan pendidikan karakter dalam pembelajaran PKn menambah keinginan untuk melahirkan PKn yang baru.

Pendidikan karakter di Indonesia diterapkan untuk menjaga nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila. Dari pendidikan karakter yang masuk ke dalam pembelajaran PKn diharapkan agar nilai tersebut tidak hanya ada untuk sementara, melainkan dapat mampu menjadi karakter bagi semua anak Indonesia. Karakter yang diinginkan tentunya karakter Pancasila yang sesuai kepribadian bangsa.

Konsep mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menurut standar isi 2006 merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

(20)

digunakan sebagai tonggak berdirinya negara yang menerapkan demokrasi Pancasila.

Adapun landasan pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia yaitu Pembukaan UUD 1945 dan sila keempat pada Pancasila. Dengan adanya landasan hukum tersebut maka pelaksanaan Demokrasi Pancasila memiliki kepastian hukum di Indonesia.

Dengan berkembanganya pula demokrasi pada masa ini, maka Indonesia diharapkan dapat menegakkan demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil dan sejahtera pada dasarnya adalah upaya menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai cita-cita bersama.

Nilai- nilai demokrasi lebih mudah dipahami ketika dibandingkan dengan nilai-nilai otoriter. Misalnya saja nilai egalitarian atau lebih dikenal dengan hak-hak kesetaraan akan sangat

(21)

yang memberikan kesempatan bagi murid tersebut untuk menyampaikan pendapat dan guru dapat menerima pendapat tersebut walaupun ada perbedaan.

Sebagai tempat dimana tunas bangsa menerima pendidikan baik pendidikan formal dan informal, sekolah diharapkan mampu membentuk calon-calon pemimpin yang membawa negaranya kearah demokrasi Pancasila yang sebenar-benarnya. Agar nantinya demokrasi tidak dianggap hanya sebagai kebebasan semata namun juga sebagai kebebasan yang bertanggung jawab berdasarkan Pancasila. Hal ini juga di sesuaikan dengan tujuan dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri yakni agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

(22)

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan BSNP)

Pentingnya demokrasi dalam negara yang memegang pemerintahan di tangan rakyat, maka dari itu peneliti mengambil judul pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila dalam penelitiannya. Penelitian ini, yang berlokasi di SMA Se-kecamatan Depok diharapkan peneliti dapat mendapatkan dan belajar dari pengalaman masing-masing guru di masing-masing sekolah agar kelak saat peneliti menjadi guru maka ia mampu menjadi sarana perkembangan demokrasi yang baik. Bukan hanya dapat digunakan untuk peneliti saja namun semua mahasiswa yang mengambil jurusan Pendidikan Kewarganegaraan maupun mahasiswa yang lain.

(23)

lenyap dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu alasan pemilihan pada siswa SMA, karena usia pada masa SMA merupakan usia dimana seseorang beralih dari usia remaja menuju usia dewasa. Usia tersebut sangat rentan dan selektif dalam menerima ilmu maupun pendapat dari orang lain, maka akan bermacam-macam hambatan yang akan dialami oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan nilai-nilai demokrasi Pancasila bagi siswa SMA.

Hambatan dalam pengembangan nilai-nilai demokrasi Pancasila akan dapat memunculkan ide-ide dan metode dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Metode tersebut dapat berupa diskusi, game atau juga dengan belajar di luar kelas. Penggunaan metode pembelajaran yang menarik dapat membuat siswa tersebut paham akan materi yang disampaikan dan juga menghilangkan rasa bosan dan kantuk dalam menerima pembelajaran. Kreativitas dari guru sangat dituntut demi dapat menanamkan materi namun juga secara tidak langsung merupakan pembelajaran yang bersifat demokratis.

(24)

hambatan yang ada, maka dari itu judul yang tepat untuk mewakili semuanya ialah Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA se-Kecamatan Depok. Judul tersebut telah mewakili semua alasan dari keingin tahuan peneliti.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan yang dapat diteliti yaitu :

1. Peran Pendidikan Kewarganegaraan kurang dalam Pancasila.

2. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang ideal bagi Indonesia, namun belum dapat dilaksanakan sesuai keinginan dari pendiri negara

3. Pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila dalam lingkungan siswa Sekolah Menengah Atas masih sangat terbatas

(25)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan oleh peneliti di atas maka peneliti memberikan batasan penelitian ini pada beberapa permasalahan yaitu :

1. Masalah yang dihadapi Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengembangan Pancasila.

2. Dapat terwujudnya nilai-nilai Demokrasi Pancasila yang ideal sesuai dengan tujuan pembelajaran dari masing-masing guru

3. Cara masing-masing guru dalam mengembangkan nilai-nilai Demokrasi Pancasila pada siswa Sekolah Menengah Atas.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana pengembangan nilai-nilai demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA se-kecamatan Depok. Peneliti membagi menjadi empat rumusan masalah tersebut yakni :

1. Apa tujuan yang ingin dicapai guru dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok?

(26)

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok?

3. Strategi apa saja yang dapat digunakan dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok?

4. Media apa saja yang dapat digunakan dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok?

5. Bagaimana proses penilaian dalam mengembangkan nilai-nilai Demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui :

1. Tujuan guru dalam mengembangkan nilai-nilai demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok.

(27)

3. Strategi dalam pengembangan nilai-nilai demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok.

4. Media dalam pengembangan nilai-nilai demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok.

5. Proses penilaian dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA se-Kecamatan Depok” ialah :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai nilai-nilai demokrasi Pancasila dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

penelitian selanjutnya 2. Manfaat Praktis

(28)

a. Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sarana berfikir ilmiah dan merupakan bentuk penerapan pengembangan demokrasi Pancasila dalam kapasitas peneliti sebagai calon tenaga pengajar Pendidikan Kewarganegaraan.

b. Guru/Tenaga Pengajar

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru atau tenaga pengajar khusunya pengampu Pendidikan Kewarganegaraan sebagai acuan dalam proses pengembangan demokrasi Pancasila dalam pembelajan Pendidikan Kewarganegaraan.

c. Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber pengetahuan khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan maupun mahasiswa jurusan lainnya.

G. Batasan Istilah

Guna memberikan gambaran yang jelas dan menghindari kesalahpahaman maupun perbedaan tafsir antar pembaca dan peneliti, maka peneliti memberikan penjelasan tentang definisi secara etimologis dan terminologis yaitu :

(29)

Pengembangan ialah proses, cara, perbuatan mengembangkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1993:414). Proses yang dilakukan merupakan proses agar menjadikan lebih besar maupun sempurna. 2. Nilai-nilai

Nilai-nilai merupakan sifat-sifat atau hal-hal yang berguna atau penting bagi kemanusiaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:615).

3. Demokrasi Pancasila

Soekarno mengungkapkan bahwa “Demokrasi yang harus kita jalankan adalah Demokrasi Indonesia, membawa kepribadian Indonesia sendiri (Soekarno,1958 dalam Yudi Latif,2011:475). Dalam buku lain penulis yang lain menyatakan bahwa “Negeri dan masyarakat Indonesia bisa dijadikan tempat mengembangkan demokrasi. Sebutlah ‘Demokrasi Indonesia’ atau ‘Demokrasi Pancasila” (Riza Noer,1996:XI)

4. Pendidikan Kewarganegaraan

(30)
(31)

16 A. Demokrasi Pancasila

1. Pengertian Demokrasi Pancasila

Demokrasi secara etimologis, berasal dari bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat dan “kratos/cratein” yang berarti pemerintahan. Khususnya di Athena, kata “demos” biasanya merujuk pada seluruh rakyat tetapi kadangkala juga berarti orang-orang pada umumnya atau hanya rakyat miskin, kata demokrasi pada mulanya kadangkala digunakan oleh kalangan aristokrat sebagai sindiran untuk merendahkan orang-orang kebanyakan(Dahl,1998:11-12 dalam Yudi Latif,2011:395).

Dari pengertian mengenai demokrasi tersebut dapat ditarik bahwa substansi demokrasi itu sendiri merupakan kekuasaan Yudikatif,Eksekutif dan Legislatif berasal dari rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan. Substansi tersebut membentuk struktur dalam demokrasi, yakni adanya infrastruktur dan suprastruktur yang menhghasilkan keputusan dan kapabilitas.

(32)

peraturan Tuhan. Inilah perbedaan mendasar dari demokrasi yang khas di Indonesia dibandingkan dengan demokrasi di negara lainnya. Prinsip Teo-demokratis merupakan hasil demokrasi yang mendasarkan Pancasila terutama sila pertama yakni Ketuhanan yang maha Esa.

Demokrasi bukan hanya suatu sistem yang ada dalam suatu pemerintahan, namun juga suatu proses yang dilakukan untuk menuju kepada kesejahteraan rakyat dalam negara tersebut. Demokrasi Pancasila yang merupakan demokrasi yang khas dari bangsa Indonesia sendiri merupakan hasil dari pendiri negara ini yang memiliki keinginan mulia untuk melepaskan segala kesulitan masyarakat Indonesia. Proses menuju kesejahteraan tersebutlah yang kadang dalam perjalanannya ada beberapa negara yang mampu melaksanakannya dengan baik namun tidak jarang juga banyak negara yang tidak mampu untuk melakukannya.

(33)

Menurut Georg Sorensen (2003:xiii) menyatakan ada beberapa ciri pemerintahan yang kuat yakni:

a. Memiliki birokrasi yang effisien dan tidak korup

b. Memiliki birokrasi yang berkemauan dan mampu memberikan prioritas pada pembangunan ekonomi

c. Memiliki kebijakan yang dirancang dengan baik untuk mencapai tujuan pembangunan.

Menurut ketiga ciri yang diutarakan Sorensen, Indonesia belum terlihat memiliki ketiganya. Padahal negara kita merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem demokrasi dalam pemerintahannya. Demokrasi sendiri bukanlah sesuatu yang baru bagi Indonesia, demokrasi sudah tumbuh sejak abad ke 14 sampai 16 pada kekuasaan raja Minangkabau(Yudi Latif,2011:387). Dimana saat itu demokrasi lebih dikenal dengan kedaulatan rakyat.

Demokrasi muncul bukan secara tiba-tiba, melainkan dengan suatu proses yang panjang. Dalam proses tersebut terdapat faktor pendukung yang mendukung tumbuhnya demokrasi. Faktor yang mendukung pelaksanaan demokrasi di negara Indonesia antara lain:

a. Pendidikan politik/pendidikan kewarganegaraan untuk membentuk sikap demokratis di kalangan warga negara, sebagai basis sumber daya politik.

(34)

c. Pemilu yang luber dan jurdil, merupakan hasil untuk rakyat dari demokrasi yang juga merupakan awal lahirnya keputusan ideal bagi seluruh rakyat.

d. Perwakilan politik/DPR, MPR, secara tidak langsung merupakan ujung tombak yang dilakukan oleh rakyat guna mengaspirasikan pendapat mereka.

e. Pemerintah yang bertanggung jawab f. Sistem peradilan yang independen

g. Pers dan media massa yang independen (Cholisin,2013:29) Pendidikan politik sangat mendukung terciptanya demokrasi karena dari pendidikan politik seseorang mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan demokrasi dan dapat melakukannya. Pendidikan politik bisa juga disebut dengan sarana sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat tentang demokrasi.

(35)

penguasa apabila mereka membuat kebijakan yang merugikan kepentingan masyarakat. Kebebasan dalam penyampaian pendapat inilah yang sering dilakukan dalam negara yang menganut demokrasi. Hal ini perlu dilakukan, seringnya oleh ormas atau parpol agar tercipta demokrasi sesuai yang diharapkan bersama. Pembatasan kebijakan inilah tugas dari parpol atau ormas dalam hal pengawasan demokrasi. Tugas lainnya dari ormas atau parpol dalam demokrasi ialah menyosialisasikan hasil kebijakan yang dibuat oleh pemerintah kepada masyarakat luas.

Adanya pemilu yang LUBER dan JURDIL merupakan indikasi atau hasil dari terciptanya demokrasi dalam suatu negara. Hasil pemilu seperti inilah yang diharapkan oleh masyarakat banyak, karena pemilu ini memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam memilih. Kebebasan dalam memilih menjauhkan masyarakat dari tekanan baik secara fisik (uang maupun kekerasan) maupun tekanan secara emosional (hati nurani) dalam memilih pemimpin.

(36)

Pemerintah yang bertanggung jawab dalam negara demokrasi ialah dalam hal mengambil keputusan atau kebijakan untuk bersama, pemerintah harus menimbang untung maupun ruginya. Apakah keputusan tersebut lebih banyak merugikan bagi masyarakat atau lebih banyak menguntungkan bagi masyarakat. Kerugian yang dihasilkan dari suatu keputusan atau kebijakan harus dapat ditanggung oleh masyarakat dan dapat dipertanggung jawabkan di depan masyarakat secara luas.

Sistem peradilan merupakan salah satu hasil yang dapat dilihat dalam pemerintahan yang demokrasi. Dalam pelaksanaannya sistem peradilan harus dapat tajam tanpa memandang bulu bagi siapapun yang salah. Selama ini di Indonesia sistem peradilan sangat tajam bagi masyarakat di bawah dan tumpul bagi masyarakat atas. Sistem peradilan yang seperti ini merupakan sistem peradilan yang kurang adil dan dapat merugikan masyarakat. Padahal negara demokrasi salah satu tujuannya harus dapat menyejahterakan masyarakatnya. Sistem peradilan yang diharapkan ialah sistem peradilalan independen dimana sistem ini bebas dari segala bentuk tekanan dan dapat bersifat adil bagi semua masyarakat Indonesia.

(37)

tugas yang diemban oleh pers atau media massa ini, maka diharapkan mereka mampu membuat berita secara nyata apa adanya tanpa dibuat-buat maupun dilebih-lebihkan.

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional, sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Cholisin,2013:101). Nilai-nilai yang terkandung dalam Demokrasi Pancasila merupakan nilai-nilai adat dan kebudayaan dari masyarakat Indonesia secara umum.

2. Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila

a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia

Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia dimaksudkan bahwa hak dan kewajiban yang dimiliki oleh rakyat Indonesia sama dan sejajar. Persamaan hak dan kewajiban tersebut tidak hanya dalam bidang politik saja melainkan bidang hukum, ekonomi dan sosial. Maka dari itu Demokrasi Pancasila tidak hanya mencakup Demokrasi Politik saja, melainkan Demokrasi Sosial dan Demokrasi Ekonomi juga. Persamaan ini diharapkan mampu memberikan keadilan bagi seliruh rakyat Indonesia.

b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

(38)

c. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain

Demokrasi Pancasila memberikan kebebasan kepada setiap individu namun dengan batasan yang bertanggung jawab. Yang dimaksud dengan kebebasan ini ialah kebebasan yang harus memperhatikan hak dan kewajiban dari orang lain dan diri sendiri bahkan, harus dapat dipertanggung jawabkan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

d. Mewujudkan rasa keadilan sosial

Demokrasi memiliki tujuan dalam mewujudkan rasa keadilan sosial untuk semua warga negaranya. Keadilan sosial melingkupi sila dalam Pancasila terutama sila kelima. Maka dari itu prinsip dalam demokrasi Pancasila ingin mewujudkan rasa keadilan sosial dalam setiap masyarakat.

e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah

Landasan gotong royong dan kebersamaan merupakan dasar dari pengambilan keputusan dengan musyawarah. Dalam pengambilan keputusan ini mengilhami rasa keadilan bagi semua. Dimana tidak hanya mementingkan kaum mayoritas saja, namun juga dapat memperhatikan kaum minoritas.

f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan

(39)

memunculkan persatuan nasional dalam setiap masyarakat. Persatuan nasional juga sangat penting dalam pertahanan negara agar negara dapat kuat saat ada gangguan baik dari dalam maupun dari luar.

g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Tujuan dan cita-cita nasional Negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Diungkapkan bahwa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan kemudian membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dari tujuan dan cita-cita Negara Indonesia tersebut terlihat Indonesia tidak hanya menciptakan kebaikan bagi masyarakat Indonesia namun juga ingin mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia (Cholisin,2012:11).

Selain prinsip dasar tersebut, ada juga beberapa keunikan yang dimiliki Demokrasi Pancasila dibandingkan dengan demokrasi yang lainnya. Beberapa keunikan tersebut ialah :

(40)

b. Pada spirit yang dikandungnya yakni religius, humanis,kolektivisme/kekeluargaan (Sutrisno,2006:12).

Dalam pelaksanaan Demokrasi Pancasila nilai-nilai religius dalam sila pertama, humanis dalam sila dua, tiga dan lima dan kolektivisme/kekeluargaan dalam sila keempat Pancasila, dapat menjadi dasar dalam masyarakat hidup sehari-hari. sila-sila dalam Pancasila inilah yang tidak dapat ditemukan dalam negara yang menganut demokrasi di manapun.

Meskipun kelembagaan demokrasi modern yang digunakan tetapi dalam pengambilan keputusan menggunakan mekanisme budaya asli yakni permusyawatan(Yudi Latif,2011:387). Pengambilan keputusan secara permusyawaratan menghasilkan hasil yang mufakat untuk bersama. Hasil keputusan tersebut diharapkan dapat menjadi keputusan yang adil untuk semua masyarakat dan tidak hanya menguntungkan salah satu pihak saja.

3. Nilai-Nilai Demokrasi Pancasila

Ada beberapa nilai demokrasi yang menjadi kriteria dan standar ideal yang merupakan tolok ukur dalam demokrasi(Riza Noer,1996:3-15) yaitu:

(41)

dalam hal itu. Itulah alasan mengapa rakyat Indonesia harus terdidik dan tercerahkan secara memadai agar mereka dapat menentukan apa yang mereka inginkan atau pandang baik. b. Partisipasi efektif, partisipasi warga negara ini sangat

krusial dalam kaitannya dengan upaya untuk memenuhi kepentingan semua warga negara yang berkaitan dengan keputusan yang akan dibuat.

c. Kontrol terhadap agenda, agenda dalam proses pengambilan keputusan bisa saja sempit dan terbatas dengan skala proritas yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan tertentu dalam masyarakat.

d. Persamaan nilai suara dalam penentuan keputusan, hak pilih dalam demokrasi bersifat universal, dalam suatu proses pembuatan keputusan setiap warga negara yang telah memenuhi kualifikasi tertentu mempunyai hak yang sama untuk memilih.

(42)

Nilai-nilai demokrasi diatas merupakan bentuk nilai demokrasi secara umum. Secara khusus nilai demokrasi merupakan kebalikan dari nilai-nilai otoriter yang ada. Nilai demokrasi tersebut melahirkan suatu bentuk budaya politik yang disebut budaya demokrasi, nilai-nilai tersebut ialah:

a. Egalitarian yang dibandingkan dengan Feodal b. Pluralisme yang dibandingkan dengan Homogin c. Terbuka yang dibandingkan dengan Tertutup d. Dialogis yang dibandingkan dengan Dogmatis e. Persuasif yang dibandingkan dengan Represif

f. Distribusi Kekuasaan yang dibandingkan dengan Akumulasi Kekuasaan

g. Sensor kuratif yang dibandingkan dengan Sensor Preventif h. Pemilihan yang dibandingkan dengan Penunjukkan

(Cholisin,2012:2)

Nilai-nilai Pancasila yang ideal ialah nilai Pancasila yang dirumuskan oleh founding father atau pendiri bangsa ini. nilai-nilai tersebut yaitu :

(43)

nilai-nilai Ketuhanan, Pancasila bisa memberikan landasan moral dan filosofis bagi sistem demokrasi yang hendak kita kembangkan(Yudi Latif,2011:116). Dengan adanya pernyataan tersebut maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan nilai Ketuhanan yang ada dalam Pancasila maka dapat menjadi dasar dan landasan dalam mengembangkan demokrasi bangsa Indonesia, yakni Demokrasi Pancasila.

b. Kemanusiaan universal/Kemanusiaan yang adil dan beradab Sila perikemanusiaan yang adil dan beradab, apabila digali merupakan visi Bangsa Indonesia yang mengandung begitu banyak nilai manusiawi yang bisa dijadikan pegangan dalam mengantisipasi tantangan globalisasi (Yudi Latif,2011:244). Dalam sila ini diharapkan Bangsa Indonesia dapat berkomitmen untuk menegakkan nilai kemanusiaan, khususnya Hak Asasi Manusia yang merupakan salah satu prinsip Demokrasi Pancasila.

c. Persatuan dalam kebhinekaan/Persatuan Indonesia

(44)

etnis, budaya, dan agama juga tidak boleh dibayar oleh ongkos yang mahal berupa fragmentasi masyarakat. Oleh karena itu setiap kelompok dituntut untuk memiliki komitmen kebangsaan dengan menjunjung tinggi consensus nasional seperti yang tertuang dalam Pancasila dan konstitusi negara, serta unsur-unsur pemersatu bangsa lainnya, seperti Bahasa Indonesia. d. Demokrasi permusyawaratan/Kerakyatan yang dipimpin oleh

(45)

ada tiga sumber yang menghidupkan cita-cita demokrasi dalam kalbu bangsa Indonesia yakni : stimulus demokrasi desa, stimulus Islam dalam demokrasi, stimulus barat atas demokrasi. Pandangan Hatta ini selaras dengan apa yang telah dikemukakan oleh Soekarno tentang hal gotong royong, keluarga dan perjuangan bersama. Maka dari itu masyarakat Indonesia diharapkan mampu menerapkan sila ini dalam kehidupan sehari-hari agar tercipta kerukunan antara setiap warga negara.

(46)

(Cholisin,2013:30). Sedangkan arti sekundernya ialah demokrasi ekonomi dan sosial.

Demokrasi ekonomi sendiri merupakan suatu demokrasi yang tujuan kebijaksanaan primernya ialah pembagian kembali kekayaan dan pemerataan kesempatan ekonomi(Cholisin,2013:31). Pemerataan kesempatan ekonomi tersebut dilihat dari kesempatan setiap rakyat untuk meningkatkan ekonomi mereka. Berbeda jauh dengan konsep Marxis yang menyatakan bahwa demokrasi ekonomi sebagai pengganti demokrasi politik(Cholisin,2013:31).

Demokrasi sosial merupakan keadaan dimana masyarakat mendapat perlakuan yang sama dan hormat terhadap setiap orang. Pandangan ini berbeda dengan konsep demokrasi sosial(demokrasi rakyat) dari Karl Marx(Cholisin,2013:30). Pada demokrasi sosial ala Marx, memang tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin namun memunculkan kelas baru yaitu penguasa dan rakyat.

(47)

bertanggung jawab secara bersama dalam mengerjakan tugas kelompok maupun tugas yang lain tanpa melihat tingkat sosial yang ada. Nilai di atas merupakan beberapa nilai khusus yang dapat dilihat dan diterapkan di dalam kelas. Dilihat dari rincian tersebut maka dapat dapat disimpulkan beberapa nilai-nilai Demokrasi Pancasila yakni :

a. Religius,tidak sekuler apalagi ateis b. Memiliki toleransi

c. Adil dalam arti tidak diskriminatif/humaninistis d. Anti imperialism dan kolonialisme

e. Memiliki komitmen untuk mewujudkan kemakmuran bersama

f. Memiliki solidaritas dan kesetiakawanan yang tinggi bagi sesama anak bangsa

g. Menghargai pluralitas

h. Menyerasikan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum

i. Menolak liberalisme, kapitalisme, dan neoliberalisme j. Mengedepankan musyawarah untuk mufakat

k. Komitmen terhadap konstitusi (Cholisin, 2013:120)

(48)

Berbeda dengan demokrasi sosial (demokrasi rakyat) yang dicetuskan oleh Karl Marx.

[image:48.612.162.512.286.654.2]

Perbedaan yang ada antara Demokrasi Sosial (Demokrasi Pancasila) dan Demokrasi Sosial (Demokrasi Rakyat) milik Marx dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu :

Tabel 1

Perbandingan Demokrasi Sosial Pancasila dan Demokrasi Sosial (Rakyat oleh Marx)

Demokrasi Sudut Pandang

Sosial (Pancasila) Sosial (Rakyat oleh Marx)

Hukum

Warga negara menganut aturan sesuai UUD 1945

Hukum kurang ketat sehingga warga negara kurang ada batasan-batasan

Agama

Masalah agama adalah hak pribadi(berhak memilih kepercayaan masing-masing)

Tidak percaya akan Tuhan,kehidupan manusia berdasarkan suatu evolusi

Ekonomi

Perekonomian bersama oleh pemerintah, swasta, dan seluruh golongan rakyat

Perekonomian

(49)

Praktek

Ketatanegaraan

Praktek dilaksanakan berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila

Politik berdasarkan kekuasaan pemerintah

Penguasa

Kekuasan tertinggi dipegang oleh pemerintah

Kekuasaan tertinggi oleh partai

(rani,2012).

Keunikan Demokrasi Pancasila dapat dilihat pada cakupannya tidak terbatas dalam arti demokrasi politik tetapi juga mencakup demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial (Cholisin,2013:113). Dari ketiga cakupan demokrasi tersebut menurut Kuntowijoyo (dalam Cholisin 2013:113) menyatakan bahwa:

“Demokrasi politik terwujud bila dalam distribusi kekuasaan masyarakat berada di atas negara, demokrasi sosial terjadi jika jaminan kesejahteraan rakyat mendapat lokasi memadai, demokrasi ekonomi terwujud bila kekuasaan produktif berada di tangan bagian terbesar masyarakat”

(50)

mencerminkan nilai Demokrasi Pancasila itu sendiri. Misalnya saja pengakuan hak dan kewajiban yang ada. Demokrasi Pancasila mengakui dan menghormati hak dan kewajiban dari masing-masing individu khususnya dalam penentuan nasib individu itu sendiri.

(51)

B. Pendidikan Kewarganegaraan

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan Pendidikan HAM karena mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal seperti pemerintahan, konstitusi, rule of law, hak dan kewajiban warganegara, proses demokrasi, dsb(Azyumardi Azra,2008:7). Konsep mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menurut standar isi 2006 merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan pendidikan Kewarganegaraan yakni agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

(52)

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan BSNP)

3. Teori Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Mengajar merupakan suatu kata kunci dalam mempengaruhi materi yang ingin disampaikan. Mengajar dalam suatu proses pendidikannya sering disebut dengan pembelajaran. Ada beberapa teori pembelajaran yang sering kita lihat dan kita jumpai. Model-model pembelajaran tersebut yakni :

a. Model pembelajaran pasif yakni guru menerangkan sedangkan murid mendengarkan, guru mendiktekan sedangkan murid mencatat, guru bertanya sedangkan murid menjawab, dan seterusnya.

(53)

Kedua model diatas merupakan model pembelajaran yang sangat menindas siswa karena dapat menghambat kreativitas dan pengembangan potensi mereka.

Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran yang lebih dapat memanusiakan manusia. Apabila seorang guru PKn mengajar menggunakan dua contoh model pembelajaran di atas maka dapat dipastikan pembelajaran yang dilakukan tidak akan tepat guna.

Pada masa sekarang ini guru PKn diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan mampu membangun semangat siswanya. Model pembelajaran yang kreatif juga akan menunjang munculnya potensi anak dan membangun kreativitasnya. Selain sebagai sarana pembangun kreativitas pembelajaran yang kreatif juga akan membuat siswa tidak jenuh dengan kegiatan belajarnya.

Siswa amatlah berperan penting dalam menemukan ilmu baru mereka. Kauchak (dalam Dede, 2007: 94) mengatakan terdapat aliran yang disebut Contructivisme yaitu suatu aliran yang mengembangkan pandangan tentang belajar yang menekankan pada empat komponen kunci yaitu:

a. Siswa membangun pemahamannya sendiri dari hasil mereka belajar bukan karena disampaikan pada mereka.

(54)

c. Belajar dapat ditingkatkan dengan interaksi sosial.

d. Penugasan-penugasan dalam belajar dapat meningkatkan kebermaknaan proses pembelajaran.

Pembelajaran yang dianjurkan demi memenuhi empat komponen tersebut, misalnya: permainan (game), diskusi, maupun belajar di luar kelas. Proses pembelajaran yang baru akan mampu menyegarkan pikiran siswa agar dapat lebih mengerti dalam menerima materi. C. Demokrasi Pancasila dalam Pendidikan Kewarganegaraan

Salah satu cara untuk mengembangkan kultur demokratis berkeadaban adalah melalui program Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) yang dilakukan melalui cara-cara demokratis oleh

(55)

dan prinsip-prinsip budaya demokrasi, ciri-ciri masyarakat madani, menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia dan baru menampilkan perilaku demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam materi sebelumnya siswa telah diajarkan terlebih dahulu tentang budaya politik agar mereka dapat memahami arti dari budaya dan dapat membedakan budaya demokrasi dan budaya otoriter yang ada.

Dalam perkembangannya karena hubungan yang sangat dekat antara demokrasi dan Pancasila maka munculah istilah Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila ialah demokrasi yang khas dari bangsa Indonesia. Karena kekhasan yang dimiliki, maka Pendidikan Kewarganegaraan menjadi jembatan untuk menjadi tempat sosialisasi dalam memperkenalkan Demokrasi Pancasila ini. Demokrasi Pancasila secara garis besar menawarkan tiga komponen demokrasi, yaitu :

a) Demokrasi dalam bidang politik pada hakikatnya menegakkan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum

b) Demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah kehidupan yang layak bagi semua warganegara

c) Demokrasi dalam bidang hukum pada hakikatnya bahwa pengakuan dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas dan tidak memihak(Azyumardi Azra,2008:45).

(56)

1. Toleransi

2. Menghormati perbedaan pendapat

3. Memahami dan menyadari keanekaragaman masyarakat 4. Terbuka dalam komunikasi

5. Menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat manusia 6. Mampu mengekang diri

7. Saling menghargai (Zamroni,2003:81)

Nilai-nilai demokrasi tersebut merupakan implementasi yang terkandung di dalam Pancasila terutama sila yang keempat. Dalam sila tersebut menekankan keinginan bangsa Indonesia mewujudkan kebijaksanaan melalui jalan musyawarah.

Dalam Demokrasi Pancasila, yang merupakan demokrasi paling ideal di Indonesia segala nilai baik spiritual sampai material telah terangkum di dalamnya. Penegakkan Demokrasi Pancasila dalam dunia pendidikan khususnya PKn, akan mampu mendorong warga negara yang seperti tercantum dalam tujuan Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri. Warga negara akan lebih aktif baik dalam penyampaian pendapat maupun dalam penentuan kebijakkan.

(57)
(58)

43 A.Waktu dan Tempat Penelitian

[image:58.612.185.512.427.681.2]

Penelitian tentang “pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA se-Kecamatan Depok” ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai November 2013. Tempat penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas baik swasta maupun negeri di Kecamatan Depok, Yogyakarta. Adapun rinciannya sesuai dari daftar Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman sebagai berikut :

Tabel 2

Daftar Nama Sekolah Mengah Atas di Kecamatan Depok

No NAMA SEKOLAH ALAMAT

SEKOLAH

Keterangan 1 SMA NEGERI 1

DEPOK

Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman

NEGERI

2 SMA ANGKASA

ADISUTJIPTO

Janti, Maguwoharjo, Depok, Sleman

SWASTA

3 SMA GAMA

YOGYAKARTA

Jalan Affandi Mrican no. 5 Catur Tunggal, Depok, Sleman

SWASTA

4 SMA KOLESE DE BRITO

Laksda Adisutjipto 161 Catur Tunggal, Depok, Sleman

SWASTA

5 SMA KOLOMBO

SLEMAN

Jln Rajawali no.10 Komplek Kolombo, Catur Tunggal,

(59)

Depok, Sleman

6 SMA MANDALA

BHAKTI

Jln. Anggajaya I/3 Condongcatur, Depok, Sleman

SWASTA

Penelitian di SMA Mandala Bhakti tidak dapat diteruskan karena ketiadaan murid yang ada disana.

B. Jenis dan Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap gambaran objektif mengenai keadaan yang terdapat pada objek yang diteliti. Adapun penelitian kualitatif ini merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi dan pengujian hipotesis(Andi Prastowo, 2012:24).

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya memaparkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus(Lexy J Moleong,2006:5).

Dilihat dari jenis dan metode penelitian tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan proses pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok.

C. Sumber Data/Subyek Penelitian

(60)

lain-lain(Lexy J Moleong,2006:157). Dalam penelitian ini kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data dapat dicatat melalui catatan tertulis atau perekam video maupun pengambilan foto. Pencatatan sumber data merupakan penggabungan dari mendengar, melihat dan bertanya yang dilakukan oleh peneliti. Orang yang diamati atau diwawancarai oleh peneliti ialah lima guru Pendidikan Kewarganegaraan dari masing-masing sekolah di SMA Se-kecamatan Depok.

(61)

D. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang akan digunakan, maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data sekunder apabila peneliti telah melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal kecil dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2012: 188). Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari narasumber (guru mapel PKn) tentang usaha yang dilakukan agar nilai-nilai demokrasi dapat berkembang melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganeraan dari masing-msing sekolah

2. Dokumentasi

(62)

3. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati terlalu besar (Sugiyono, 2012: 196). Penulis melakukan observasi terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas XI masing-masing sekolah dalam proses pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila di SMA se-kecamatan Depok.

E. Instumen Penelitian

(63)

F. Teknik Pengujian Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data pada dasarnya digunakan untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah. Peneliti yang mengggunakan pengujian keabsahan data secara cermat sesuai dengan teknik maka jelas penelitiannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi(Lexy J Moleong,2006:320).

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J Moleong,2006:330). Penelitian ini membandingkan antara dokumen dari masing-masing guru yang berupa RPP atau Rancangan Program Pembelajaran dengan cara saat guru tersebut melakukan kegiatan belajar mengajar serta tujuan yang ingin di capai.

G. Teknik Analisis Data

(64)

1. Reduksi data

Reduksi data ialah identifikasi satuan(unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Reduksi berfungsi untuk menajamkan, menggolongkan, dan mengarahkan.

Dalam penelitian ini pemilihan, menggolongkan dan mengarahkan data agar mendapatkan data yang relevan dan mendukung peneliti dalam permasalahan pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok.

2. Kategorisasi data

(65)

3. Display Data

Display data merupakan penyajian data ke dalam sejumlah matriks yang sesuai. Tahap ini mempunyai tujuan untuk memberi kemudahan dalam mengkonstruksikan, menginterprestasikan dan menyimpulkan data yang telah dipilih. Bentuk penyajian laporannya adalah deskriptif analitik dan logis karena penyajian laporan ini berusaha mengarah kepada suatu kesimpulan.

Data yang dihasilkan berbentuk narasi berupa informasi tentang pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-kecamatan Depok.

4. Pengambilan kesimpulan

Data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan selanjutnya dibuat kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dapat berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian kemudian diperiksa keabsahannya.

(66)

51 A. Hasil Penelitian

Gambaran Umum dan Subyek Penelitian a. SMA Negeri 1 Depok

SMA Negeri 1 Depok merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Atas negeri di Kecamatan Depok. Sekolah ini terletak di Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta. Pemberian nama SMA Negeri 1 Depok sendiri,menurut Bapak Bawa selaku Kepala Bagian Humas Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman merupakan nama nomeklatur dimana diharapkan kelak akan muncul SMA selanjutnya dan nama sekolah yang sudah ada tidak perlu mengalami perubahan. Dalam pelaksanaannya SMA Negeri 1 Depok mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

Visi : SMA N 1 Depok adalah berpartisipasi tinggi, berkeperibadian dan kreatif. Misi :

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif, sehingga konsep materi kurikulum terkuasai 100%. 2) Mengoptimalkan penerapan program sekolah efektif

(67)

3) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara optimal.

4) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut siswa sehingga menjadi sumber terbentuknya kepribadian yang mantap, arif, dan bijaksana dalam berperilaku.

Pengambilan data berupa wawancara dilakukan dengan narasumber Ibu Laksmi Widihati sebagai pengampu pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Ibu Laksmi telah menjadi guru di SMA Negeri 1 Depok selama 24 tahun.

b. SMA Angkasa Adisutjipto

SMA Angkasa merupakan SMA di bawah yayasan Ardya Garini bekerjasama dengan TNI AU dengan pelindung Komandan Lanud Adisutjipto. SMA ini beralamatkan di Jalan Raya Janti, kompleks Lanud Adisutjipto, Yogyakarta. Dalam proses pelaksanaan pembelajarannya SMA Angkasa memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi : Disiplin, Bermutu, dan Berbudaya berdasarkan Iman dan Taqwa.

Misi :

(68)

2) Menumbuhkembangkan iklim kekeluargaan yang sinergis antara sekolah dengan orang tua siswa

3) Memberikan pelayanan yang prima kepada peserta didik dalam pengembangan diri

4) Menumbuhkan semangat keunggulan

5) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan keimanan dan ketaqwaan.

Wawancara dilakukan dengan narasumber Ibu Siti Rahayu yang merupakan guru pengampu Pendidikan Kewarganegaraan. Ibu Siti Rahayu merupakan satu-satunya guru PKn di SMA Angkasa. Beliau sudah berprofesi sebagai guru di SMA tersebut selama 34 tahun.

c. SMA Gama Yogyakarta

SMA Tiga Maret atau yang sering disebut dengan SMA Gama, terletak di Jalan Affandi nomor 5 Mrican, Sleman, Yogyakarta. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya SMA Gama memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi : Berdisiplin tinggi, berprestasi, terampil, kreatif dan berakhlak mulia dan berwawasan global.

Misi :

(69)

2) Melaksanakan pembimbingan, pembelajaran, dan pengembangangan potensi akademik maupun non akademik secara optimal sehingga menghasilkan peserta didik yang berprestasi

3) Pembekalan keterampilan supaya mandiri

4) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien 5) Melaksanakan KTSP yang efektif dan sesuai dengan

kondisi sekolah

6) Pembekalan kepribadian yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

7) Pembekalan pembelajaran dalam upaya meningkatkan penguasaan terhadap internet dan bahasa asing yang bisa digunakan pada jenjang pendidikan lainnya.

Guru pengampu Pendidikan Kewarganegaraan yang menjadi narasumber dalam pengambilan data melalui wawancara di SMA Gama yaitu Ibu Wijiyati. Ibu Wijiyati merupakan guru pengampu mata pelajaran yang baru karena sebelumnya diisi oleh Bapak Untung. Ibu Wiji baru enam bulan menjadi guru pengampu di SMA Gama, selain di SMA Gama beliau juga salah satu guru pengampu PKn di SMA Negeri 1 Depok.

d. SMA Kolese De Britto

(70)

Marwata, S.J sebagai rektor kolese. Sekolah ini terletak di Jalan Laksda Adisutjipto 161, Yogyakarta. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya SMA Kolose De Britto memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi : Kolese De Britto sebagai komunitas pendidikan berjuang untuk membantu proses pembentukan pribadi siswa menjadi pemimpin-pemimpin pelayanan yang kompeten, berhati nurani benar, dan berkepedulian pada sesama demi kemuliaan Allah yang lebih besar.

Misi :

1) Membentuk siswa menjadi pemimpin yang humanis, melayani, dan berani berjuang bagi sesama dan berwawasan kebangsaan serta menghayati nilai-nilai luhur bangsa Indonesia

2) Membantu siswa menjadi pribadi yang berkembang secara utuh, optimal, dan seimbang

3) Mengembangkan siswa menjadi pribadi yang jujur, disiplin, mandiri, kreatif, dan mau bekerja keras.

Narasumber wawancara yang juga merupakan guru pengampu Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Kolose De Britto ialah Bapak Samino. Beliau telah menjadi guru PKN di SMA tersebut selama 30 tahun lamanya.

(71)

e. SMA Kolombo Sleman

SMA Kolombo Sleman merupakan SMA swasta di bawah yayasan YASMA cabang kompleks Kolombo. SMA Kolombo beralamatkan di Jalan Rajawali nomor 10, komplek Kolombo, Catur Tunggal, Sleman. Dalam pelaksanaan pembelajarannya SMA Kolombo memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi : Bernuansa Islami Unggul dalam Ilmu Indikator Visi :

1) Membiasakan salam, senyum dan sapa dalam setiap pertemuan

2) Giat mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan

3) Membudayakan gemar membaca

4) Membiasakan berpakaian rapi dan menutup aurat sesuai dengan ajaran Agama Islam

5) Membiasakan budaya lingkungan sekolah bersih, rapi dan indah.

Misi :

1) Mendidik generasi muda yang bertaqwa, cerdas, dan islami

2) Membudayakan cinta ilmu dan teknologi

(72)

Guru pengampu mata pelajaran PKn di SMA kolombo ialah Ibu Sumartinah. Ibu Sumartinah merupakan narasumber wawancara yang dilakukan. Ibu Sumartinah sudah menjadi guru PKn di SMA Kolombo selama 21 tahun.

f. SMA Mandala Bhakti

SMA Mandala Bhakti merupakan sekolah yang terletak di Jalan Anggajaya I/3, Condongcatur, Depok, Sleman. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya, SMA ini memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi : Ikut serta membangun bangsa dan negaraIndonesia melalui bidang pendidikan dan membentuk Indonesia menjadi takwa, terampil, berbudi pekerti luhur dan mandiri.

Misi :

1) Memberi semangat dan membimbing siswa untuk mengenal kemampuan dirinya sehingga dapat berpikir secara optimal

2) Membina siswa agar dapat hidup mandiri

3) Sebagai insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan berbudi luhur, dapat menggunakan ilmu untuk kepentingan dirinya, masyarakat, maupun kepentingan bangsa dan negara.

(73)

telah lama pensiun dan diperbantukan di SMA ini. Karena keterbatasan siswa yang ada di SMA ini maka penelitian terhadap SMA ini tidak dapat dilanjutkan.

B. Pembahasan

a. SMA Negeri 1 Depok

SMA Negeri 1 Depok merupakan satu-satunya SMA negeri di Kecamatan Depok. Guru yang mengampu di sekolah tersebut memberikan pengertian tentang Demokrasi Pancasila ialah Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945. Dalam pengertian yang digambarkan tersebut ada beberapa tujuan yang ingin dicapai yakni Membentuk warganegara yang aktif berpartisipasi serta memiliki tanggung jawab dalam membangun kehidupan bernegara, dengan cara :

a) memahamkan siswa tentang zoon politicon

b) memberi kesempatan kepada siswa memahami kebebasan dan kewajibannya

(74)

d) menegakkan keadilan

e) memajukan ilmu pengetahuan

Tujuan dalam pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila tersebut dapat tercapai dengan adanya materi, strategi dan media yang mendukungnya. Materi yang mendukung pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila ialah semua materi yang ada. Strategi yang digunakan tergantung dengan hambatan yang dialami. Misalnya pada SMA Negeri 1 Depok hambatan yang ada ialah hasil dari diskusi siswa yang sulit diperkirakan, maka dari itu guru harus mampu menengahi hasil dari pendapat para siswa.

Metode yang sering digunakan guru ialah metode pembelajaran diskusi, bermain peran. Media yang digunakan seringkali hanya berupa ucapan namun tidak jarang menggunakan kertas diskusi yang ada. Pada SMA Negeri 1 Depok sudah terdapat LCD di setiap kelasnya maka media dapat berupa audio maupun visual.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tidak dapat terlepas dari rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru tersebut. Pada contoh RPP yang ada, pada SK menganalisis budaya politik Indonesia, KD mendeskripsikan pengertian budaya politik Ibu Laksmi memberikan empat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Empat tujuan tersebut yakni :

(75)

2) Melalui diskusi kelompok peserta didik dapat mendeskripsikan komponen budaya politik secara demokratis

3) Melalui diskusi secara demokratis peserta didik mampu menyebutkan faktor penyebab berkembangnya budaya politik di daerahnya dengan percaya diri

4) Melalui tanya jawab secara demokratis peserta didik mampu menyimpulkan budaya politik yang berkembang di masyarakat secara mandiri

Terlihat dari tujuan tersebut ingin agar peserta didik mampu mengetahui dan melakukan kegiatan pembelajaran secara demokratis. Metode pembelajaran yang digunakan sangat bervariatif yaitu tanya jawab, cooperative learning, diskusi, latihan dan penugasan.

Pada kegiatan diskusi sendiri masih dapat terlihat beberapa kelemahan dari metode diskusi yakni hanya beberapa siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi. Karena itu perlu diadakan kegiatan tanya jawab kepada guru agar siswa mampu menerima materi dari kegiatan pembelajaran tersebut secara optimal.

b. SMA Angkasa Adisutjipto

(76)

Dalam proses pembelajarannya guru mengatakan bahwa terdapat kesulitan dalam penyampaian materi. Hal ini dikarenakan kurangnya keinginan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari hambatan tersebut guru memiliki strategi untuk lebih bervariatif dalam setiap pertemuan.

Guru menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk memandu dalam proses pembelajaran. Contoh RPP yang diberikan ialah RPP dengan SK menganalisis budaya politik di Indonesia dan KD menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia. Dalam RPP yang dibuat Ibu Rahayu, memiliki tiga tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran yaitu :

1) Siswa mampu mendeskripsikan tipe-tipe budaya politik dengan benar dan percaya diri

2) Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan tipe budaya politik sebelum terbentuknya negara Indonesia dengan benar dan percaya diri

3) Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan tipe budaya politi sesudah Indonesia merdeka, sebelum reformasi, dan era reformasi.

(77)

menyelipkan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari agar siswa mampu melakukannya.

Selain contoh positif dalam kehidupan sehari-hari, guru juga sering menyelipkan nilai-nilai religius dalam kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran yang digunakan ialah diskusi kecil dan ceramah interaktif. Metode ini dipilih dengan mempertimbangkan hambatan yang ada yaitu kemampuan siswa yang terbatas. Guru memberikan kegiatan diskusi kecil diimbangi dengan adanya ceramah interaktif. Perpaduan dua metode tersebut diharapkan mampu untu

Gambar

Tabel 1  Perbandingan Demokrasi Sosial Pancasila dan Demokrasi Sosial
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4 Metode Pembelajaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

The aims of this research are to find out the data from the students such as the students’ response on the application of Grammar Translation Method when used

Hasil pengolahan dapat disimpulkan bahwa (1) komitmen organisasi, motivasi kerja, dan kompetensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; a) Seberapa besar keterampilan berpikir kritis mahasiswa matematika, b) Seberapa besar kemampuan menjawab soal pembuktian mahasiswa

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi subkategori attitude yang paling banyak muncul dalam slogan kampanye politik pada kain rentang kampanye politik

Dari tabel tersebut didapatkan data bahwa sebelum dilakukan perawatan ulkus dengan menggunakan hidrokoloid kunyit 1% skor BWAT dari ketujuh responden antara 33- 39, sedangkan

Salah satu dari faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kualitas layanan. Jika kualitas layanan dari sebuah restoran tidak dapat memenuhi ekspektasi

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING TUGAS AKHIR ……... Studi Pemeliharaan Bangunan Gedung ………... Pemeliharaan Bangunan Gedung Perpustakaan ………... Studi Pemeliharaan Bangunan

Grosir Baju Distro Bandung ini sengaja didirikan untuk menjawab kebutuhan sobat pecinta baju baju yang sibuk, jauh, dan gak sempet belanja ke outlet. Di grosir baju distro bandung