• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 51/09/16/Th.XIX, 4 September 2017

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

D

AN

I

NFLASI

/ D

EFLASI

P

EDESAAN

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2017 SEBESAR 94,38 ATAU NAIK 1,47 PERSEN

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP, yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) terhadap Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 83 kecamatan yang tersebar di 11 kabupaten di Sumatera Selatan pada Agustus 2017, NTP Sumatera Selatan naik 1,47 persen dibandingkan NTP Juli 2017, yaitu dari 93,01 menjadi 94,38. Kenaikan NTP pada Agustus 2017 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan sementara itu indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan.

Kenaikan NTP Agustus 2017 dipengaruhi oleh naiknya NTP pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,42 persen, Hortikultura 0,41 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 2,59 persen, Peternakan 1,31 persen, Perikanan 0,21 persen, dan Perikanan Budidaya 1,16 persen. Subsektor yang mengalami

NTP Provinsi Sumatera Selatan Agustus 2017 sebesar 94,38 atau naik 1,47 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 1,26 persen, dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) turun sebesar 0,20 persen.

Pada Agustus 2017, kenaikan NTP terjadi pada Subsektor Tanaman Pangan (0,42 persen), Hortikultura (0,41 persen), Perkebunan Rakyat (2,59 persen), Peternakan (1,31 persen), Perikanan (0,21 persen), dan Perikanan Budidaya (1,16 persen) dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pada Agustus 2017, Penurunan NTP hanya terjadi pada Subsektor Perikanan Tangkap (0,73 persen) dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pada Agustus 2017 terjadi deflasi perdesaan di Sumatera Selatan sebesar 0,39 persen disebabkan turunnya indeks harga konsumen bahan makanan sebesar 1,10 persen.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Sumatera Selatan Agustus 2017 sebesar 101,81 atau naik 1,01 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

(2)

Juli 2017 Agustus 2017 PersentasePerubahan

(2) (3) (4)

Gabungan/Provinsi

a. Nilai Tukar Petani 93,01 94,38 1,47 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 117,23 118,71 1,26 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 126,03 125,78 -0,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,73 130,23 -0,39

- Indeks BPPBM 116,30 116,59 0,25

Gabungan/Provinsi tanpa Perikanan

a. Nilai Tukar Petani 92,85 94,27 1,52 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 117,11 118,65 1,32 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 126,12 125,86 -0,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,74 130,23 -0,39

- Indeks BPPBM 116,52 116,81 0,25

1. Tanaman Pangan

a. Nilai Tukar Petani (NTPP) 97,69 98,10 0,42 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 125,19 125,30 0,08

- Padi 124,77 124,88 0,09

- Palawija 128,20 128,30 0,07

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 128,15 127,72 -0,34 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131,21 130,65 -0,42 - Indeks BPPBM 119,71 119,63 -0,07 2. Hortikultura

a. Nilai Tukar Petani (NTPH) 106,22 106,65 0,41 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 133,92 134,28 0,26 - Sayur-sayuran 141,18 145,34 2,95

- Buah-buahan 127,62 125,26 -1,85

- Tanaman Obat 149,83 149,97 0,10

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 126,08 125,90 -0,14 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,46 130,02 -0,34

- Indeks BPPBM 114,08 114,61 0,46

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Nilai Tukar Petani (NTPR) 84,28 86,46 2,59 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 106,88 109,44 2,39 - Tanaman Perkebunan Rakyat 106,88 109,44 2,39 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 126,82 126,57 -0,19 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,53 130,04 -0,38

- Indeks BPPBM 116,72 117,15 0,37

4. Peternakan

a. Nilai Tukar Petani (NTPT) 104,78 106,15 1,31 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 125,29 126,91 1,29

- Ternak Besar 120,24 122,43 1,82

- Ternak Kecil 112,96 114,74 1,58

- Unggas 124,72 124,61 -0,09

- Hasil Ternak 142,86 145,28 1,69

c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 119,57 119,56 -0,01 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,79 130,29 -0,38

- Indeks BPPBM 111,33 111,67 0,30

(1)

Subsektor

Tabel 1

(3)

Juli 2017 Agustus 2017 PersentasePerubahan

(2) (3) (4)

5. Perikanan

a. Nilai Tukar Petani Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP) 96,93 97,14 0,21 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 120,18 120,14 -0,03 c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 123,98 123,67 -0,25 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,66 130,09 -0,44

- Indeks BPPBM 111,13 111,33 0,18

5.1.Perikanan Tangkap

a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 97,79 97,07 -0,73 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 120,77 119,53 -1,02 - Penangkapan Perairan Umum 137,95 136,32 -1,18 - Penangkapan Laut 109,00 108,04 -0,88 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 123,50 123,14 -0,29 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,62 130,08 -0,42

- Indeks BPPBM 109,12 109,15 0,02

5.2.Perikanan Budidaya

a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 96,09 97,21 1,16 b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 119,59 120,74 0,95 - Budidaya Air Tawar 119,59 120,74 0,96 - Budidaya Air Payau 120,04 120,04 0,00 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,46 124,20 -0,20 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130,69 130,10 -0,45

- Indeks BPPBM 113,11 113,48 0,33

Subsektor

(1)

BPPBM : Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Pada Agustus 2017, It naik sebesar 1,26 persen dibanding It Juli 2017, yaitu dari 117,23 menjadi 118,71. Kenaikan It pada Agustus 2017 disebabkan naiknya It di lima subsektor, yaitu: Subsektor Tanaman Pangan 0,08 persen, Subsektor Hortikultura 0,26 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat 2,39 persen, Subsektor Peternakan 1,29 persen, dan Subsektor Perikanan Budidaya 0,95 persen. Sedangkan It yang mengalami penurunan yaitu: Subsektor Perikanan 0,03 persen, dan Subsektor Perikanan Tangkap 1,02 persen.

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Ib dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

(4)

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan

Pada Agustus 2017 terjadi kenaikan NTPP sebesar 0,42 persen. Hal ini disebabkan kenaikan It sebesar 0,08 persen, sementara itu Ib mengalami penurunan sebesar 0,34 persen.

Kenaikan It pada Agustus 2017 disebabkan kenaikan indeks pada kelompok padi sebesar 0,09 persen, yaitu dari 124,77 menjadi 124,88 dan kelompok palawija (khususnya komoditi ubi jalar, jagung, dan ubi kayu) naik sebesar 0,07 persen, yaitu dari 128,20 menjadi 128,30. Penurunan yang terjadi pada Ib sebesar 0,34 persen disebabkan indeks kelompok Konsumsi Rumah Tangga mengalami penurunan sebesar 0,42 persen dan indeks kelompok BPPBM turun sebesar 0,07 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada Agustus 2017, NTPH naik sebesar 0,41 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 0,26 persen, sementara itu Ib turun sebesar 0,14 persen.

Kenaikan It Agustus 2017 disebabkan naiknya harga berbagai komoditi di sayur-sayuran (khususnya komoditi kentang, kol/kubis dan kacang panjang) yang secara rata-rata naik sebesar 2,95 persen dan kelompok tanaman obat (khususnya kunyit) secara rata-rata mengalami kenaikan 0,10 persen. Sedangkan kelompok buah-buahan (nangka, pepaya dan pisang) mengalami penurunan sebesar 1,85 persen.

Penurunan Ib sebesar 0,14 persen, yaitu dari 126,08 menjadi 125,90 disebabkan penurunan indeks kelompok KRT sebesar 0,34 persen dan kenaikan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,46 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Agustus 2017, NTPR naik sebesar 2,59 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan It sebesar 2,39 persen, sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar 0,19 persen.

Kenaikan It Agustus 2017 disebabkan naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya tembakau dan lada/merica).

Penurunan yang terjadi pada Ib sebesar 0,19 persen dikarenakan turunnya indeks kelompok KRT naik sebesar 0,38 persen, sedangkan indeks kelompok BPPBM naik sebesar 0,37 persen.

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada Agustus 2017, NTPT naik sebesar 1,31 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 1,29 persen. Sementara itu Ib turun sebesar 0,01 persen.

(5)

Penurunan Ib sebesar 0,01 persen, yaitu dari 119,57 menjadi 119,56 dikarenakan penurunan indeks kelompok KRT sebesar 0,38 yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks kelompok BPPBM yang hanya sebesar 0,30 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada Agustus 2017, NTNP naik sebesar 0,21 persen. Hal ini terjadi karena penurun It sebesar 0,03 persen lebih kecil dibanding penurunan Ib yang sebesar 0,25 persen. Penurunan It pada Agustus 2017 disebabkan indeks kelompok penangkapan ikan (khususnya ikan lais dan ikan toman) secara rata-rata turun 1,02 persen, dan kelompok budidaya ikan (khususnya ikan gurame dan ikan lele) secara rata-rata hanya naik sebesar 0,95 persen.

e.1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

Pada Agustus 2017, NTN turun sebesar 0,73 persen. Hal ini terjadi karena It dan Ib turun masing-masing sebesar 1,02 persen dan 0,29 persen. Penurunan It sebesar 1,02 persen disebabkan oleh turunnya harga sebagian jenis ikan khususnya ikan gabus dan ikan toman. Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh penurunan indeks kelompok KRT sebesar 0,42 persen dan indeks kelompok BPPBM hanya mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen.

e.2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Pada Agustus 2017, NTPi naik sebesar 1,16 persen. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 0,95 persen, sementara itu Ib turun sebesar 0,20 persen. Kenaikan It sebesar 0,95 persen disebabkan oleh naiknya harga sebagian jenis ikan, khususnya ikan gurame dan ikan lele. Sedangkan penurunan Ib disebabkan oleh penurunan indeks kelompok KRT sebesar 0,45 persen dan indeks kelompok BPPBM yang hanya naik sebesar 0,33 persen.

5. Inflasi Perdesaan

(6)

Juli 2017 Agustus 2017

(2) (3) (4) (5)

UMUM 130,73 130,23 0,06 -0,39

138,41 136,90 -0,27 -1,10

Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Perdesaan (2012=100)

Sumatera Selatan, Juli - Agustus 2017

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Kelompok Pengeluaran IHK Pedesaan JuliInflasi 2017

Juli 2017 Agustus 2017 %Perubahan

(2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan 104,58 104,74 0,15

2. Hortikultura 117,39 117,16 -0,20

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 91,57 93,41 2,01

4 Peternakan 112,53 113,65 0,99

5. Perikanan 108,14 107,91 -0,21

a. Tangkap 110,67 109,52 -1,04

b. Budidaya 105,74 106,39 0,62

100,79 101,81 1,01

Subsektor (1)

Sumatera Selatan

Tabel 3

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya

(2012=100) 6. NTUP Subsektor

Gambar

Tabel 1
Tabel 2Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Perdesaan

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, aku bekerja di rumah sakit untuk orang yang sudah tua selama pengalaman kerja saya.. Ruman sakit itu terletak dua puluh kilometer

Jumlah tenaga kesehatan Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 sebanyak 69 orang dimana pembagian; perawat yang di bangsal atau diperawatan

Yang melatarbelakangi penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMK yang masih tergolong rendah untuk meningkatkan kemampuan ini diperlukan

Masyarakat Desa Meduri memilih pekerjaan sebagai pencari bonggol jati selain ada tawaran mereka juga pengrajin bonggol jati memiliki tingkat pendidikan yang

Kegiatan “Ekskursi Geologi” dilaksanakan oleh Mahasiswa Universitas Nusa Cendana Fakultas Sains dan Teknik, Jurusan Teknik Pertambangan Angkatan 2013 dengan

(1) Tingkat Kesehatan ditetapkan berdasarkan penilaian kinerja untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa perolehan minyak tertinggi dari pirolisis sampah plastik PP diperoleh pada suhu 400 o C sebesar 50,08% berat sedangkan sampah plastik jenis

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STANDAR MUTU STAIN SAR ... Latar Belakang ... Komponen Standar Mutu STAIN SAR ... Pelaksanaan Standar Mutu ... Strategi Pemenuhan Standar STAIN