• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 212009077 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 212009077 Full text"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

1

MENJAGA KEPERCAYAAN PEMBELI UNTUK

MEMELIHARA PASAR BRIKET

Oleh :

Ferdianto Kangsotrisno

Universitas Kristen Satya Wacana

"How to maintain the business relationships with buyers in foreign countries of briquettes?" It is a question of discussion of this research. This study aims to explain how to maintain a business relationships with foreign buyers. This study used a qualitative method with resource persons Mr. Erwadi Rahardjo, coconut shell charcoal of briquettes owner business in Tingkir, Salatiga, Central Java. The results of this research is how to maintain business relationships with buyers from abroad of briquettes. From these results obtained, in maintaining business relationships with foreign buyers the required honesty first, the second is the company's business strategy, and the third is total quality management. By knowing how to maintain business relationships with foreign buyers, the level of entrepreneurship in Indonesia in the field of exports can be increased”

PENDAHULUAN

Setelah terjadinya krisis pada tahun 1998 di Indonesia maka pemerintah semakin mengerti betapa pentingnya kewirausahaan (entrepreneurship). Kewirausahaan dapat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sekarang ini wirausaha merupakan suatu hal yang digencarkan oleh pemerintah untuk memperbaiki perekonomian Indonesia. Hal ini tercermin pada pinjaman yang diluncurkan melalui lembaga keuangan untuk usaha kecil menengah. Pinjaman ini diberikan oleh pemerintah dalam rangka mengembangkan usaha kecil yang berpotensi menjadi besar. Beberapa negara berkembang di Asia yang sukses dalam melakukan kewirausahaan antara lain Singapore, China, dan Korea. China merupakan negara yang dapat dikatakan paling sukses dalam mengembangkan negara. Sekarang China merupakan negara yang berada di urutan nomor satu dibandingkan dengan semua negara dalam hal perekonomian. Hal tersebut dikarenakan jumlah pendapatan masyarakat China yang melonjak naik dengan cepat.

(5)

2

tercipta dari jiwa entrepreneur merupakan awal terciptanya usaha baru yang dapat menopang kehidupan masyarakat Indonesia. Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang sangat besar. Sumber daya alam yang kita miliki seharusnya tidak membuat perekonomian di Indonesia terpuruk. Hal tersebut dikarenakan Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia yang bagus untuk mengelola sumber daya alam yang ada. Pada akhirnya banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih bekerja di kantor daripada membuka lapangan pekerjaan baru. Namun di sisi lain, permasalahan yang selanjutnya dihadapi oleh sumber daya manusia adalah tuntutan perusahaan yang mengharuskan pekerjanya memiliki standar yang tinggi sedangkan sumber daya manusia di Indonesia tidak memenuhi syarat perekrutan pekerja di perusahaan. Hal itulah yang membuat masyarakat Indonesia memiliki jumlah pengangguran yang sangat tinggi. Kewirausahaan sangat dibutuhkan di Indonesia untuk mengurangi pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan yang sangat luas.

Salah satu bentuk kewirausahaan yang sedang marak berkembang pada beberapa dekade terakhir ini adalah pembuatan briket dari tempurung/ batok kelapa. Adapun usaha ini berkembang secara luas dan dianggap relatif sesuai dikembangkan di Indonesia, karena bahan bakunya tersedia di hampir seluruh wilayah nusantara. Selanjutnya, usaha pembuatan briket batok kelapa ini secara berkesinambungan mengalami perkembangan yang positif dan hal ini terlihat pada pangsa pasar yang menjangkau negara-negara di dunia. Agar dapat memperluas jangkauan pasar maka salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha adalah menjaga hubungan bisnis. Pada penelitian ini penulis akan meneliti tentang faktor – faktor yang diperhatikan untuk menjaga hubungan bisnis di luar negeri. Penelitian ini menarik penulis karena penulis menganggap usaha ini sangatlah unik. Dalam usaha ini pangsa pasar briket arang batok kelapa sangatlah besar, namun hanya beberapa produsen saja yang dapat bertahan di pasar briket. Penelitian ini menarik karena di Indonesia hanya sedikit pelaku ekonomi yang berkecimpung di dunia ekspor. Wirausaha di Indonesia kebanyakan hanya berkecimpung di dunia perekonomian lokal. Diharapkan dengan adanya penelitian ini menambah wawasan para wirausahawan agar dapat memasuki dunia ekspor dengan menjaga hubungan bisnis antara pembeli di luar negeri dan wirausaha di dalam negeri.

(6)

3

Penelitian ini bertujuan untuk membantu para pelaku bisnis di Indonesia agar mengetahui cara menjaga hubungan bisnis di pasar ekspor. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi sebagai bahan penelitian dan penulisan selanjutnya serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan tambahan di dalam keilmuan pengembangan masyarakat dan kewirausahaan.

REVIEW LITERATUR

Entrepreneurship

Di Indonesia kata entrepreneurship sering diartikan sebagai orang – orang yang tidak bekerja di sektor pemerintah. Entrepreneurship tidak jauh dengan kata entrepreneur atau wirausaha. Di Indonesia entrepreneur juga sering di artikan orang – orang yang dapat berdiri sendiri dalam mendirikan usahanya. Menurut Nurseto (2004) mengemukakan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan – keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan. Faktor – Faktor kesuksesan entrepreneur dalam menjalankan bisnis wirausaha dikatakan bahwa Empat faktor paling penting bagi keberhasilan wirausaha yaitu pengalaman kerja sebelumnya, belajar dari keberhasilan dan kegagalan, tim manajemen, dan keberuntungan.” (Wadhwa et al, 2009). Menurut pandangan Nurseto, seorang wirausaha dalam mendirikan usahanya agar meraih keberhasilan lebih menekankan pada pengetahuan yang diketahui oleh seorang wirausaha tersebut. Dengan pengetahuannya yang luas, maka seorang wirausaha dapat menciptakan sesuatu yang baru dan tidak mudah ditiru oleh semua orang.

Menurut Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10) Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Pada pandangan Hisrich, Peters, dan Sheperd, seorang wirausaha merupakan orang yang dapat membuat sesuatu yang baru dan memiliki nilai guna.

(7)

4

guna serta dapat menghasilkan keuntungan untuk diri sendiri maupun dengan orang lain.

Alasan – alasan yang mendorong seseorang menjadi wirausaha yaitu adanya alasan keuangan, seseorang akan menjadi wirausaha karena membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Mu’minah (2001) pernah meneliti atas 8 orang pengusaha sukses di Pangandaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa 8 pengusaha tersebut memulai usahanya karena keterpaksaan. Keterpaksaan tersebut karena himpitan ekonomi yang harus dipenuhi. Hal kedua yang mendorong seseorang menjadi wirausaha adalah keluarga. Sulasmi (1989) telah melakukan penelitian di Bandung kepada 22 orang pengusaha. Sekitar 55% pengusaha tersebut berasal dari keluarga pengusaha. Alasan ketiga yaitu karena orang yang ingin masuk ke wirausaha memang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Menurut Muhandri (2002), seorang wirausaha yang memiliki pendidikan tinggi memang mempersiapkan diri untuk menjadi seorang pengusaha. Dengan banyak mempelajari hal – hal wirausaha, dapat mendorong seseorang untuk menjadi seorang pengusaha.

Strategi Bisnis

(8)

5

strategi bisnis sebagai diferensiasi produk tentang perbedaan – perbedaan barang yang diproduksi serta kepemimpinan biaya dari sisi eksplorasi dan eksploitasi.

TQM ( Total Quality Management )

TQM biasanya timbul dari kepedulian terhadap kualitas produk, program TQM yang paling sukses akhirnya menjadi inisiatif peningkatan efisiensi yang melibatkan perubahan organisasi dalam otoritas pengambilan keputusan dan ukuran kinerja. Untuk alasan ini, pelaksanaan yang efektif dari TQM membutuhkan perubahan besar. Menurut Karen Hopper (1994), Tiga komponen tersebut yaitu (1) sistem untuk mengalokasikan hak keputusan, (2) sistem pengukuran kinerja , dan (3) reward and punishment sistem. TQM sangat penting diterapkan diperusahaan untuk menjaga kualitas dari barang yang diproduksi. Untuk beberapa perusahaan TQM dilakukan dengan membayar Quality Control (QC) dari masing – masing negara. Dengan adanya QC perusahaan dapat memperkecil dan menekan kesalahan dalam memproduksi barang. Ada beberapa teori tentang TQM yang sudah dikemukakan oleh beberapa orang yaitu, Menurut Atkinson (1990), TQM merupakan sebuah strategi pendekatan untuk dapat menghasilkan produk dan jasa yang terbaik melalui adanya berbagai inovasi. Selanjutnya Departemen Perdagangan dan Industri Inggris (United Kingdom’s Department of Trade and Industry) (1991a) mengartikan TQM sebagai sebuah cara mengelola secara efektif, efisien, fleksibel dan kompetitive dari suatu usaha secara menyeluruh. The Deming Prize Committee (1986) memaknai TQM sebagai sebuah sisitem aktivitas untuk memastikan kualitas barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen secara ekonomis. Pfau (1989) menyatakan bahwa TQM merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan kulaitas barang dan jasa secara berkesinambungan melalui partisipasi dari seluruh fungsi dan tingkat dalam suatu produksi.

(9)

6

perusahaan dapat memaksimalkan sumberdaya yang dimilikinya sehingga dapaat melakukan produksi secara efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan pasar.

Kemampuan Membangun Relasi dan Mempertahankan Pasar

Selain memperhatikan faktor manajemen kualitas, maka ada aspek lain yang perlu mendapatkan perhatian dari pelaku bisnis (termasuk bisnis briket batok kelapa) yaitu cara mengelola hubungan dengan customer. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mempertahankan relasi/ rekan bisnis dan mengembangkannya. Sebagaimana diungkapkan oleh Parvatiyar & Sheth (2000) manajemen hubungan pelanggan (Customer Relatipnship Management / CRM) sebagai bagian dari strategi dan proses untuk menjangkau dan mempertahankan pelanggan mencakup beberapa hal penting yang di antaranya adalah hubungan dengan pelanggan individual, manajemen dan proses pengembangan bisnis pelanggan, pemasaran frekuensi, loyalitas dan bermitra dengan pelanggan.

Dalam perspektif sempit, manajemen hubungan pelanggan adalah database pemasaran menekankan aspek promosi pemasaran terkait dengan upaya Database (Bickert, 1992). Sementara di sisi lain CRM dianggap hanya sebagai mencari retensi pelanggan dengan menggunakan berbagai taktik pemasaran setelah yang menyebabkan ikatan pelanggan atau tinggal berhubungan dengan pelanggan setelah penjualan adalah dibuat (Vavra, 1992). Agar dapat melaksanakan proses manajemen hubungan ini, maka pelaku usaha mulai dapat melakukan penerapan keterlibatan asli dengan pelanggan (berkomunikasi dan berbagi pengetahuan) sebagaimana diungkapkan oleh McKenna (1991). Selanjutnya, Berry (1995), dalam sedikit pengertian yang lebih luas, juga memiliki pandangan yang tepatberkaitan dengan CRM yang menekankan proses pemasaran dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan lebih dekat sehingga menjadi loyal. Lebih lanjut lagi Parvatiyar & Sheth (2001) juga menyatakan bahwa ada lima kunci yang tercakup pada CRM yaitu mengidentifikasi hubungan dengan pelanggan, membangun hubungan, mempertahankan, memperbaiki hubungan yang pernah mengalami masalah, serta meningkatkan hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan.

METODE

(10)

7

selesai, saya datang kembali ke pabrik briket arang batok kelapa untuk bertanya tentang izin bila usaha dari briket arang batok kelapa milik Pak Irwadi akan digunakan untuk penulisan kertas kerja, dan disanalah Pak Irwadi mengijinkan dan berjanji akan membantu semaksimal mungkin. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Wawancara dan observasi dilakukan di daerah Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah.

Dalam pembuatan kertas kerja ini, saya bertanya kepada Pak Irwadi seputar awal pertama berdiri, proses masuk ke pasar ekspor, proses produksi, yang perlu diperhatikan dalam membangun usaha ekspor, dan rencana kedepan tentang usaha yang dibangun. Pada proses wawancara, saya menggunakan handphone untuk merekam pembicaraan dan membuat transkrip dari hasil wawancara. Pada saat wawancara, Pak Irwadi kurang dapat berkonsentrasi dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan yang saya ajukan. Hal itu dikarenakan beliau sibuk dengan beberapa telepon dari konsumen yang bertanya tentang barang yang mereka pesan. Bukan hanya telepon dari konsumen suara mesin dan para pegawai yang berkonsultasi kepada Pak Irwadi juga agak mengganggu jalannya wawancara. Dengan adanya gangguan itu, saya hanya dapat menunggu hingga keperluan dari pabrik yang membutuhkan tenaga dan pikiran Pak Irwadi selesai terlebih dahulu dan saya baru dapat melanjutkan wawancara saya dengan pak Irwadi. Saya melakukan observasi guna melihat mesin apa saja yang digunakan untuk membuat briket arang batok kelapa dan melihat proses produksi yang berlangsung pada pabrik. Pada saat observasi penulis melihat mesin produksi, pembagian jam kerja, dan penanganan pada mesin – mesin yang mengalami kerusakan. Pada mesin produksi terdapat 4 mesin yang digunakan yaitu mesin giling, mesin aduk, mesin cetak briket, dan oven. Proses observasi juga menggunakan kamera handphone untuk mengambil gambar dari mesin – mesin yang digunakan. Pada saat observasi Pak Irwadi mengijinkan saya untuk melihat – lihat dan mengambil gambar semau saya tanpa batasan. Pada saat observasi, saya berkeliling ditemani oleh asisten kepercayaan di pabrik milik Pak Irwadi. Pada saat mengambil gambar asisten Pak Irwadi menjelaskan cara kerja dari mesin – mesin yang saya foto.

(11)

8

tersebut. Berikutnya saya melakukan penulisan temuan empirik. Kesulitan yang dialami pada saat di lapangan yaitu yang pertama sulitnya menentukan waktu yang sesuai antara nara sumber. Namun hal itu dapat teratasi dengan cara membuat janji ulang untuk pertemuan berikutnya.

BRIKET ARANG BATOK KELAPA

Di daerah Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah, sebuah perusahaan didirikan Pak Irwadi memproduksi briket dari arang batok kelapa. Pada tahun 2007, paman Pak Irwadi berlibur di Indonesia dan memberikan informasi peluang usaha eksport briket arang batok kelapa. Ide ini dipandang sangat baik sehingga Pak Irwadi mulai mencari informasi mengenai besar potensi pasar briket dan kebutuhan arang batok kelapa di Amerika. Setelah pencarian informasi, Pak Irwadi melihat ada dua barang yang memiliki potensi pasar besar, yaitu briket dan batu akrilik.

Kemudian Pak Irwadi mencari informasi mengenai bahan – bahan dan cara pembuatan batu akrilik dan briket. Beliau lebih tertarik membuat briket arang batok kelapa karena cara pembuatannya lebih mudah dibandingkan dengan membuat batu akrilik. Selain itu bahan baku briket lebih mudah diperoleh daripada akrilik. Briket berbahan dasar arang batok kelapa sejauh ini dianggap sebagai sampah dan sangat mudah ditemukan di Indonesia karena sebagian besar daratan Indonesia tumbuh pohon kelapa.

(12)

9

maksimal 3%, kadar air maksimal 7%, karbon aktif minimal 75%, kalori minimal 7200kcal/kg, dan abu berwarna silver.

Setelah briket yang diproduksi, memenuhi standard dari Eropa, Pak Irwadi mulai melakukan pemasaran briket melalui iklan Internet. Dari Internet itulah Pak Irwadi menemukan pembeli, mempertanyakan kualifikasi produk dan kalau setuju baru dibuat perjanjian mengenai pembelian produk. Jika sudah cocok, pembeli akan datang ke tempat produksi melihat dan melakukan kontrak, biasanya selama satu bulan. Selama kontrak berlangsung Pak Irwadi memproduksi briket sesuai dengan kontrak yang ada. Isi kontrak meliputi jumlah kontainer yang bisa dikirim dalam sebulan oleh Pak Irwadi. Untuk saat ini Pak Irwadi dapat memenuhi permintaan pelanggan hingga 8 kontainer setiap bulannya. Satu kontainer berisikan 20 ton briket dari arang batok kelapa. Harga setiap kilogram briket adalah Rp 8500,00 per kilogram. Bentuk briket dapat disesuaikan dengan permintaan dan sesuai dengan kegunaannya. Pak Irwadi dapat memproduksi dua bentuk briket yaitu briket yang digunakan untuk barbecue dan shiza.

Setelah adanya kontrak, Pak Irwadi memulai produksi dan menyiapkan apa saja yang dibutuhkan. Bahan baku briket yang dipakai Pak Irwadi adalah arang batok kelapa, tepung terigu, dan air. Semua bahan baku ini dicampurkan dan giling serta dibentuk berupa kubus. Untuk bahan baku pak Irwadi mendapatkan dari luar pulau Jawa dan sudah dalam bentuk arang batok kelapa sesuai dengan standard yang diberikan. Sebagian besar arang batok kelapa berasal dari Sulawesi. Dalam seminggu Pak Irwadi mendapatkan kurang lebih 10 ton arang batok kelapa. Untuk bahan baku sendiri Pak Irwadi tidak mengalami kesulitan mendapatkannya. Beliau memberikan info bahwa hampir diseluruh Indonesia memiliki areal yang ditumbuhi dengan kelapa. Langkah awal pembuatan briket dari arang batok kelapa adalah penyortiran batok arang kelapa. Penyortiran arang batok kelapa dilakukan tiga sampai empat orang. Penyortiran bertujuan untuk membersihkan debu yang menempel pada arang batok kelapa. Proses penyortiran ini juga dilakukan untuk menentukan berat dari bahan baku yang dijual pada Pak Irwadi. Setelah bersih barulah arang batok kelapa itu ditimbang beratnya, setelah itu baru Pak Irwadi membayar bahan baku tersebut.

(13)

10

penggilingan selesai, akan menuju ke proses pencampuran bahan baku. Dalam bentuk serbuk, arang tersebut nantinya akan dicampur dengan tepung dan air. Tahap pencampuran dilakukan menggunakan mesin yang mencapurkan arang batok kelapa yang sudah halus, air, dan tepung rose brand. Pada proses ini bahan baku yang dicampur akan agak lunak dan basah. Proses ini bertujuan memudahkan mesin pencetak briket mengolah bahan baku setengah jadi.

Proses selanjutnya adalah proses pencetakan. Proses pencetakan merupakan proses dimana adonan yang sudah jadi dimasukkan ke dalam alat pencetak briket. Pada mesin ini, briket akan dipanaskan dan dihaluskan kembali dengan mesin giling. Proses pemanasan di sini bertujuan mematangkan adonan agar dapat dibentuk menjadi briket yang diminta. Proses pematangan hingga pencetakan menggunakan tenaga mesin. Namun untuk proses selanjutnya membutuhkan tenaga manusia secara manual. Pada proses memasak serbuk arang menggunakan tenaga manusia pada saat adonan dimasukkan dan pada saat adonan keluar dalam bentuk briket. Pada penerimaan adonan yang sudah jadi, pekerja meletakkan adonan briket yang sudah terbentuk pada sebuah papan yang nantinya akan menuju proses pemotongan. Setelah pencetakan briket selesai, briket yang masih basah tersebut dipotong dengan mesin pemotong yang sudah disediakan. Proses pemotongan dilakukan dengan mesin yang sudah didesign sedemikian rupa agar mempermudah pemotongan briket yang masih basah. Pada saat proses pemotongan bagian tepi dari adonan dipisahkan dari adonan yang lain dan diolah kembali, karena pada tepi adonan ini tidak terbentuk dengan sempurna. Briket yang sudah selesai dipotong dengan mesin, akan di masukkan ke dalam mesin oven untuk pengeringan.

(14)

11

Quality control dari setiap negara. Ada yang dari Eropa, Belanda, Inggris, Amerika, dan Jerman.

Dari hasil wawancara, Pak Irwadi mendapatkan laba setiap kontainer dari briket tersebut sebesar Rp 55.000.000,00. Laba yang diterima merupakan laba bersih. Pajak dalam bisnis ini adalah 0% karena kebijakan pemerintah Indonesia menarik minat para wirausahawan untuk berbisnis dan melakukan eksport.

Sistem pembayaran dalam bisnis briket tidak rumit. Jika kontrak disetujui, pihak konsumen akan memberikan tanda jadi sebesar 60% dari harga kesepakatan. Pada saat briket siap dimasukkan ke dalam dus, konsumen akan membayar 20% dari kekurangan pembayaran. Ketika barang sudah akan dimasukkan ke dalam kontainer 20% sisa pembayaran bayarkan sekaligus dilunasi semua. Setelah pelunasan selesai barulah barang – barang tersebut dimasukkan ke kontainer untuk dikirim. Di tempat pak Irwadi minimal seminggu sebelum jadwal pengiriman, pembayaran sudah dalam status lunas. Apabila pembayaran tidak dilakukan, maka pak Irwadi akan menunda pengiriman hingga pelunasan dilakukan.

(15)

12

menjadi berkurang. Bila satu bulan menggunakan bahan bakar solar sebanyak 60 juta rupiah, dengan menggunakan tenaga listrik akan menghabiskan listrik sekitar 40 juta rupiah saja. Maka pada pabrik yang kedua sudah menggunakan tenaga listrik industri. Kelemahan dari listrik industri yaitu pengeluaran yang membengkak pada awal pemasangan. Karena pemasangan listrik akan menghabiskan dana sekitar 120 juta rupiah.

Pak Irwadi sedang berkonsentrasi mendirikan pabrik yang kedua. Direncanakan pabrik tersebut dapat memproduksi 8 kontainer setiap bulannya. Hal tersebut dilakukan karena banyaknya permintaan briket di Eropa. Namun dengan adanya pabrik kedua yang dibangun, permintaan briket arang batok kelapa masih sangat banyak sekali dan cakupan pasar briket arang batok kelapa sangat luas. Pasar briket arang batok kelapa sangatlah luas dikarenakan barang ini merupakan energi dan akan selalu dikonsumsi. Dengan adanya bahan baku yang tidak merusak alam, usaha dalam bidang briket arang batok kelapa dapat dikatakan tidak akan pernah mati dan untuk setiap tahunnya akan selalu bertambah jumlah kebutuhan akan briket ini.

Untuk rencana ke depannya Pak Irwadi akan membuat satu pabrik untuk mengolah satu buah kelapa utuh. Untuk serabut kelapa akan di eksport ke Jepang. Nantinya di Jepang serabut kelapa akan digunakan untuk bahan baku pembuatan fiber. Untuk daging kelapa akan di eksport juga ke Eropa. Di sana daging kelapa akan dikeringkan dan digunakan sebagai bumbu dapur. Untuk air kelapanya akan digunakan sebagai nata de coco, dan batok kelapa akan tetap digunakan untuk bahan baku briket. Dalam waktu dekat ini, beliau membuka kesempatan untuk para wirausaha yang ingin berkecimpung di dalam bisnis ini. Dengan menggunakan modal tiga ratus juta rupiah, para wirausaha baru akan mendapatkan satu set mesin yang digunakan untuk memproduksi briket. Tentu saja wirausaha yang ingin bergabung tidak berjalan sendirian, Pak Irwadi akan membantu dalam produksi dan hasil produksi itu akan dibeli oleh Pak Irwadi untuk memenuhi permintaan pasar.

HASIL DAN DISKUSI

Dalam rangka menjelaskan dinamika usaha Pak Irwadi, Saya mencoba membahasnya dari perspektif Enterpreneurship, strategi usaha, dan Total Quality Management.

Entrepreneurship Yang Dimiliki Pak Irwadi

(16)

13

meningkatkan pendapatan dan mengurangi angka pengangguran. Di Salatiga terdapat sebuah pabrik briket arang batok kelapa. Nama Pemilik dari usaha ini adalah Bpk Erwadi Rahandjo, SE. Pada awalnya Pak Irwadi memiliki usaha kuningan yang berada di Salatiga. Pabrik kuningan ini tidak berjalan dengan baik. Dan pada akhirnya usaha kuningan ini mengalami kebangkrutan dan tutup. Setelah gagal dalam membangun usaha kuningan, Pak Irwadi bekerja di perusahaan pengiriman briket arang batok kelapa yang berada di Bawen. Dari tempat itulah Pak Irwadi memiliki pengetahuan tentang briket. Pada saat di CocoBrasa posisi terakhir Pak Irwadi sebagai direktur perusahaan pada saat itulah Pak Irwadi mendapatkan ilmu tentang briket arang batok kelapa. Setelah beberapa tahun di perusahaan CocoBrasa, Pak Irwadi memutuskan untuk keluar dan membuat usaha briket sendiri. Pada awal usaha, Pak Irwadi mencari info cara membuat briket arang batok kelapa. Pak Irwadi memilih arang batok kelapa sebagai bahan baku utama karena ketersediaan arang batok kelapa di Indonesia sangat banyak. Setelah mendapatkan info tentang cara pembuatan, Pak Irwadi uji coba untuk pembelian mesin pencetak briket. Setelah mesin jadi, Pak Irwadi mengajak teman – teman yang ingin bekerja sama dengan beliau dalam membangun usaha briket arang batok kelapa. Setelah ada tiga teman yang menginginkan usaha tersebut bersama – sama, usaha briket arang batok kelapa mulai dibuat dan dijalankan. Tujuan mencari teman dalam membangun usaha ini adalah untuk mencari dana dalam pembuatan mesin pabrik dan modal awal pembangunan usaha.

(17)

14

tentang briket, batok kelapa yang tadinya hanya dibuang dan dibuat kerjainan, dapat diolah menjadi barang komoditi eksport yaitu menjadi briket arang batok kelapa.

Strategi Mempertahankan Pembeli Luar Negeri

Strategi bisnis sangat dibutuhkan oleh perusahaan pada saat awal berdiri. Namun pada perusahaan briket arang batok kelapa milik Pak Irwadi, strategi bisnis pada saat awal berdiri hanya dilakukan satu kali saja. Pak Irwadi pada tahap strategi usaha hanya melakukan promosi melalui internet pada saat awal pembuatan usaha saja. Hingga saat ini Pak Irwadi tidak melakukan promosi kembali, karena hingga saat ini pelanggan yang ingin membeli produk briket dari Pak Irwadi sangat banyak sekali. Strategi perusahaan pada pabrik briket milik Pak Irwadi yaitu beliau membuatkan briket dalam satu pabrik terdiri dari 3 pembeli. Hal itu dilakukan supaya harga jual briket tidak dipermainkan oleh satu pembeli saja. Dengan adanya 3 pembeli dalam 1 pabrik, harga jual briket akan bersaing dengan sendirinya antara pembeli pertama dengan pembeli kedua begitu juga dengan pembeli ketiga. Pada usaha briket arang batok kelapa ini sasaran pasar yang dituju adalah para pembeli untuk daerah Eropa dan Amerika. Pada usaha briket arang batok kelapa ini sudah banyak para wirausahawan yang membuat. Namun menurut pengakuan dari Pak Irwadi, belum banyak para wirausahawan yang membuat untuk menembus pasar Eropa. Hal itu dikarenakan standart dari spesifikasi di daerah Eropa jauh lebih tinggi dan lebih sulit dibandingkan dengan menembus pasar Timur Tengah. Hal tersebut juga dikarenakan harga briket dengan standart Eropa lebih tinggi dibandingkan dengan harga briket dengan standart Timur Tengah. Pada usaha ini pun bahan baku yang dibutuhkan sangat banyak dijumpai di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini bahan baku arang batok kelapa paling banyak berasal dari wilayah Sulawesi. Permintaan untuk briket saat ini sangat besar. Pabrik briket milik Pak Irwadi hingga saat ini sudah menolak 3 pembeli yang memesan sangat banyak. Untuk saat ini Pak Irwadi telah membuat satu pabrik baru untuk mengolah satu buah kepala utuh. Kulit kelapa akan di ekspor lagi ke Jepang untuk digunakan sebagai coco fiber, daging kelapa akan digunakan untuk bumbu yang akan di ekspor ke Amerika dan Eropa, batok kelapa akan digunakan untuk bahan baku briket, dan air kelapa akan dijual untuk nata de coco.

(18)

15

membedakan antara briket yang diproduksi kebanyakan orang dan briket yang diproduksi di pabrik milik Pak Irwadi. Kebanyakan pengusaha briket hanya membuat briket yang tembus hingga pasar Timur Tengah saja. Yang dapat dikatakan memiliki kualitas rendah. Pada sisi kepemimpinan biaya, Pak Irwadi telah melakukan strategi untuk menghemat pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan dengan menarik listrik industri ke dalam pabrik yang sekarang. Dalam segi eksplorasi dan eksploitasi. Eksplorasi yang dilakukan Pak Irwadi yaitu dengan mencari bahan baku yang mudah ditemui dan tidak merusak lingkungan. Bahan baku yang digunakan ramah lingkungan, tidak berlimbah, dan berkualitas tinggi. Pada sisi eksploitasi, Pak Irwadi menggunakan batok kelapa yang biasanya hanya dibakar menjadi arang dan dibuang menjadi suatu barang komoditi yang bernilai jual tinggi dibandingkan dengan arang – arang yang ada di Indonesia.

(19)

16

strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Pada tahap keempat ini Pak Irwadi memilih untuk membuat pabrik baru yang akan mengolah satu buah kelapa utuh. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi apabila bahan baku yang dipasok kurang mencukupi permintaan briket arang batok kelapa. Pabrik baru ini juga akan dapat meningkatkan pendapatan Pak Irwadi sendiri.

TQM (Total Quality Management) Dalam Usaha Arang Batok

Kelapa

Total Quality Management pada perusahaan produksi sangatlah penting. Karena hal ini digunakan untuk menjaga kualitas dan menjaga kepercayaan pelanggan terhadap suatu perusahaan. Pada perusahaan Pak Irwadi Total Quality Control dilakukan sejak awal bahan baku datang ke pabrik. Di pabrik tersebut arang batok kelapa yang datang akan disortir secara manual untuk menghilangkan debu dan untuk membedakan mana kualitas yang biasa – biasa saja dengan kualitas yang bagus. Arang batok kelapa pun yang akan dibayar tidak semuanya, hanya yang sesuai dengan standart untuk pembuatan briket arang batok kelapa. Penyortiran arang batok kelapa yang datang dilakukan kurang lebih tiga orang. Setelah penyortiran selesai, arang batok kelapa akan dihaluskan dan dicampur dengan bahan baku. Setelah tercampur, adonan akan dicetak menjadi briket dalam bentuk kubus. Proses selanjutnya adalah pengeringan. Proses pengeringan dilakukan menggunakan oven. Setelah kering, briket akan diuji coba sebelum dimasukkan ke dalam kardus yang sudah disediakan oleh para konsumen. Uji coba dilakukan oleh Quality Control kepercayaan dari setiap negara. Hal yang dilihat pada saat uji coba briket yaitu kadar panas pada saat setelah dipanaskan, warna abu, warna asap yang dikeluarkan dari briket. Briket akan menjadi berwana sangat merah setelah dipanaskan, briket yang berwarna merah ini menandakan bahwa panas yang terkandung di dalam briket sangatlah tinggi. Bukan hanya kadar panas yang di uji, namun pengujian juga dilakukan pada asap dan abu. Bila aku tidak berwana putih, maka barang tersebut tidak memenuhi standart. Pada uji coba ini abu dapat berwarna putih dan dapat berwarna cream. Apabila abu berwarna orange, maka briket tidak dapat di masukkan kedalam dus dan tidak dapat dikirim. Demikian pula dengan asap. Apabila asap yang ditimbulkan terlalu banyak dan tidak berwarna putih, maka briket tersebut tidak sesuai dengan standart yang ada.

(20)

17

sejak bahan baku masuk dari pabrik hingga proses terakhir. Pak Irwadi melakukan hal ini karena tidak mau mengecewakan para pembeli yang sudah mempercayakan pembelian briket di tempat Pak Irwadi. Pak Irwadi juga memberikan kisi – kisi tentang keberhasilan dalam berbisnis ekspor yaitu tentang kejujuran. Pada tahap akhir dari pembuatan briket juga melibatkan banyak ahli. Pak Irwadi menggunakan jasa para QC ( Quality Control ) dari masing – masing negara untuk mengontrol pembuatan briket dari awal hingga dikirim ke Eropa. Menurut Atkinson (1990), TQM merupakan sebuah strategi pendekatan untuk dapat menghasilkan produk dan jasa yang terbaik melalui adanya berbagai inovasi. Dalam perusahaan briket arang batok kelapa ini, Pak Irwadi menghasilkan briket arang batok kelapa dengan kualitas terbaik. Hal itu terbukti dari standart yang digunakan untuk membuat briket menembus pasar briket standart Eropa. Dari hasil wawancara, diketahui bahwa standart Eropa merupakan standart tertinggi. Departemen Perdagangan dan Industri Inggris (United

Kingdom’s Department of Trade and Industry) (1991a) mengartikan TQM sebagai sebuah cara mengelola usaha dengan efektif, efisien, fleksibel dan kompetitive secara menyeluruh. Pak Irwadi mengambil keputusan untuk mengganti mesin penggerak yang menggunakan diesel dengan listrik industri. Hal ini dikarenakan pengeluaran pabrik briket akan jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan mesin penggerak diesel.

(21)

18

suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan pemanfaatan dan pengembangan usaha briket batok kelapa yang dikembangkan di wilayah Tingkir Salatiga Jawa Tengah, di mana pengusaha briket berupaya memaksimalkan potensi sumber daya yang ada di sekitarnya. Mulai dari sumber daya alam hingga sumber daya manusia. Dari segi sumber daya alam, Pak Irwadi telah menggunakan batok kelapa yang di Indonesia sangat berlimpah keberadaannya. Dari segi sumber daya manusia, pekerja – pekerja yang ada di pabrik briket merupakan warga sekitar. Dengan adanya pembagian jam kerja yang teratur, maka usaha ini dapat berjalan 24 jam dengan masing – masing pekerjaannya.

(22)

19

mempertahankan kualitas Pak Irwadi melakukan kontrol menyeluruh pada proses produksi.

KESIMPULAN

Penulis menemukan beberapa hal penting yang terdapat pada kertas kerja ini. Penemuan ini berkaitan dengan cara menjaga hubungan bisnis dengan pembeli di luar negeri. Hal pertama yang dibutuhkan pada bisnis ekspor yaitu kejujuran (Honesty). Dengan kejujuran banyak orang akan percaya (Trush) dengan barang produksi kita dan banyak orang yang akan berminat dengan barang yang diproduksi oleh perusahaan kita. Yang kedua untuk membuat sebuah usaha yang maju, tidak dibutuhkan modal yang banyak untuk membuat usaha. Dengan adanya banyak sumber daya alam yang di Indonesia, kita dapat menggunakannya untuk menolong perekonomian diri sendiri dan perekonomian negara. Yang ketiga, dalam membangun sebuah usaha perlu adanya strategi bisnis. Strategi bisnis yang dibutuhkan dalam membangun sebuah usaha bukan hanya memperhitungkan pendapatan dan pengeluaran namun juga harus melihat visi dan misi yang akan dicapai. Yang keempat, apabila seseorang ditempatkan di posisi yang mendesak maka seseorang tersebut akan menggunakan segala akal untuk mendapatkan sesuatu. Termasuk Pak Irwadi, beliau terdesak dengan adanya tuntutan ekonomi, beliau menggunakan pengetahuan yang ada untuk membuat sesuatu yang tadinya limbah menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi.

Dari keempat hal yang sudah disebutkan, kejujuran dalam melakukan bisnis merupakan hal yang paling dibutuhkan. Dengan adanya kejujuran, para konsumen yang membeli barang dan jasa dari kita tidak akan mengalami rasa kecewa. Dengan adanya kejujuran tersebut dapat menjadikan usaha kita dipercaya oleh konsumen dam dari kepercayaan itu juga yang akan membuat konsumen membeli kembali barang dari kita.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Alfi; Hidayat, Wahyu & Budiatmo, Agung. 2010. “Analisis Strategi

Pengembangan Usaha pada UKM Batik Semarangan Di Kota Semarang”.

Alma, Buchari. 2001. Kewirausahaan. C.V. Alpabeta, Bandung.

Atkinson, P.E. 1990. Creating culture change: The key to successful Total Quality Management. IFS Publications.

Bentley, Omer, Sharp. 2013. Business Strategy, Financial Reporting Irregularities, and Audit Effort.CAR Vol. 30 No. 2.

(23)

20 Emerging Perspectives.” Journal of the Academy of Marketing Science, pp.

236-245.

Bickert, J. 1992, May. “The Database Revolution.” Target Marketing, pp.14-18.

Deming Prize Committee. 1986. The Deming prize guide. Tokyo: Japanese Union of Scientists and Engineers.

Department of Trade and Industry. 1991a. Total Quality Management – a practical approach. London: DTI Publications.

Drucker, Peter F. 1985. Inovasi dan Kewirausahaan, Praktek dan Dasar-dasar. (Terjemahan Rusjdi Naib). Surabaya: Erlangga.

Ekroman, Sri Soejatminah. 2010. Quality Assurance Dalam Sistem Pendidikan Tinggi. Balitbang Diknasmen DIKTI, PLSP Kebudayaan SETJEN ITJEN. Editorial jurnal pendidikan dan kebudayaan edisi 34.

Edward P.Lazear; 2003. “Entrepreneurship”.

Greech, B. 1996. Lima Pilar TQM (penerjemah:Sindoro, A)Jakarta: Binarupa Aksara.

Karen Hopper Wruck, Michael C. Jensen; 1994. “Science, Specific Knowledge

and Total Quality Management”.

McKenna, R. 1991. Relationship Marketing: Successful Strategies for the Age of the Customers. Addison-Wesley.

Muhandri, T. 2002. “Karakteristik Produk Pangan yang Sesuai untuk UKM”. Tesis. Magister Program Studi Teknik dan Manajemen Industri. Institut Teknologi Bandung.

Muhandri, T. 2002. Strategi Penciptaan Wirausaha (Pengusaha) Kecil Menengah Yang Tangguh. Bogor : Falsafah Sain IPB.

Nurseto, Tejo. 2004. Strategi Menumbuhkan Wirausaha Kecil Menengah yang Tangguh. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol 1, No 1.

Pfau, L.D. 1989. Total Quality Management gives companies a way to enhance position in global market. Industrial Engineering, April.

Parvatiyar, A. & Sheth, J. N. 2000. “The Domain and Conceptual Foundations of

(24)

21 Robert Hisrich, Michael Peters, Dean Sheperd. 2008. “ Entrepreneurship”.

Sulasmi. 1989. ”Karakteristik 22 Pengusaha Wanita di Bandung”. Tesis. Magister Program Studi Teknik dan Manajemen Industri. Institut Teknologi Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Baik Kompas maupun Republika sama-sama memiliki kepentingan politis didalam tajuk rencana tentang konflik Israel-Palestina pasca serangan di Jalur Gaza Desember 2008 oleh

Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi ( ܴ ଶ ) sebesar 0,011 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (persepsi kepemimpinan kepala sekolah)

Sampel plasma yang mengan- dung cilostazol pada konsentrasi LLOQ dengan 50,0 µ l baku dalam (20,0 µ g/mL) disiapkan, setelah itu diekstraksi seperti pada penyiapan sampel.

[r]

c) Menyusun lembar observasi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Lembar observasi ada 2 macam yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas

Berdasarkan urain di atas, penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas berbentuk perbaikan pembelajaran WHQWDQJ ³3HQ ggunaan Pendekatan Kontekstual

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menarik pengertian bahwa yang dimaksud judul skripsi ini adalah kafā‟ah pekerjaan dan pendidikan calon menantu perspektif hukum

Kini, dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi mengenai kewenangan absolut yang diberikan kepada Pengadilan Agama sebagai satu- satunya lembaga peradilan yang