• Tidak ada hasil yang ditemukan

KHOTBAH YANG LEBIH PENDEK UNTUK MĀLUKYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KHOTBAH YANG LEBIH PENDEK UNTUK MĀLUKYA"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

K H O T B A H YA N G L E B I H P E N D E K U N T U K M Ā L U K YA

C Ū Ḷ A M ĀL U K YA S U T TA ( M 6 3 )

(2)

122.Saya telah mendengar demikian — Pada satu waktu Begawan

tinggal di Sāvatthī, di wihara

Jetavana yang menyenangkan milik saudagar Anāthapiṇḍika. Kemudian, pemikiran Y.M. Mālukyaputta yang

tinggal dalam kesunyian di tempat yang terpencil muncul demikian ini —

(3)

•“Pandangan-pandangan salah

yang berikut ini tidak dinyatakan,

ditinggalkan, disisihkan oleh

Begawan, yaitu ‘dunia adalah

kekal,’ demikian juga ‘dunia

adalah tidak kekal,’ demikian juga

‘dunia adalah terbatas,’ demikian

juga ‘dunia adalah tanpa-batas,’

(4)

•demikian juga ‘itu adalah jiwa,

yang disebut jiwa tersebut adalah tubuh jasmani,’ demikian juga

‘jiwa adalah satu hal, tubuh

jasmani adalah hal yang lain,’ demikian juga ‘Tathāgata ada

setelah meninggal,’ demikian juga ‘Tathāgata tidak ada setelah

(5)

•demikian juga ‘Tathāgata

ada dan juga tidak ada

setelah meninggal,’

demikian juga ‘Tathāgata

bukan ada dan juga bukan

(6)

•Pandangan-pandangan salah

tersebut tidak dinyatakan oleh

Begawan kepada saya. Begawan

tidak menyatakan

pandangan-pandangan salah yang itu kepada

saya. Saya tidak senang Dia tidak

menjelaskannya kepada saya.

(7)

•Setelah mendekat kepada

Begawan, saya akan menanyakan maksud dan tujuannya.

Seandainya Begawan

menjelaskannya kepada saya

demikian — ‘dunia adalah kekal’ atau ‘‘dunia adalah tidak kekal,’

atau ‘dunia adalah terbatas,’ atau ‘dunia adalah tanpa-batas,’

(8)

•atau ‘itu adalah jiwa, yang disebut jiwa tersebut adalah tubuh

jasmani,’ atau ‘jiwa adalah satu

hal, tubuh jasmani adalah hal yang lain,’ atau ‘Tathāgata ada setelah

meninggal,’ atau ‘Tathāgata tidak ada setelah meninggal,’ atau

‘Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah meninggal,’

(9)

•atau ‘Tathāgata bukan ada dan

juga bukan tidak ada setelah

meninggal’ — apabila demikian

maka saya akan berlatih

kehidupan suci di bawah

bimbingan Begawan.

Seandainya Begawan tidak

(10)

•‘dunia adalah kekal’ atau ‘‘dunia adalah tidak kekal,’ atau ‘dunia

adalah terbatas,’ atau ‘dunia adalah tanpa-batas,’ atau ‘itu adalah jiwa, yang disebut jiwa

tersebut adalah tubuh jasmani,’ atau ‘jiwa adalah satu hal, tubuh

jasmani adalah hal yang lain,’ atau ‘Tathāgata ada setelah meninggal,’

(11)

•atau ‘Tathāgata tidak ada setelah

meninggal,’ atau ‘Tathāgata ada

dan juga tidak ada setelah

meninggal,’ atau ‘Tathāgata

bukan ada dan juga bukan tidak

ada setelah meninggal’ — apabila

demikian maka setelah menolak

latihan

saya akan lepas jubah

.

(12)

123.Kemudian, Y.M. Mālukyaputta, di petang hari, ketika telah bangkit dari kesunyian, mendekat ke tempat di

mana Begawan berada. Setelah

mendekat dan menyembah dengan penuh rasa hormat, dia duduk di

tempat yang sepantasnya. Ketika telah duduk di tempat yang

sepantasnya, Y.M. Mālukyaputta berkata ini kepada Begawan —

(13)

124.“Di sini, wahai Bhante, ketika tinggal dalam kesunyian di

tempat yang terpencil, pemikiran yang berikut ini muncul di batin saya — “Pandangan-pandangan salah yang berikut ini tidak

dinyatakan, ditinggalkan,

disisihkan oleh Begawan, yaitu ‘dunia adalah kekal,’

(14)

•demikian juga ‘dunia adalah

tidak kekal,’ … dan seterusnya

… demikian juga ‘Tathāgata

bukan ada dan juga bukan

tidak ada setelah meninggal’

— Pandangan-pandangan

salah tersebut tidak

(15)

•Tathāgata tidak menyatakan

pandangan-pandangan salah yang itu kepada saya. Saya tidak senang Dia

tidak menjelaskannya kepada saya. Saya tidak suka itu! Setelah

mendekat kepada Begawan, saya akan menanyakan maksud dan

tujuannya. Seandainya Begawan menjelaskannya kepada saya

(16)

•‘Dunia adalah kekal’ atau

‘‘dunia adalah tidak kekal,’ …

dan seterusnya…atau ‘Tathāgata

bukan ada dan juga bukan tidak

ada setelah meninggal’ —

apabila demikian maka saya

akan berlatih kehidupan suci di

bawah bimbingan Begawan.

(17)

•Seandainya Begawan tidak

menjelaskannya kepada saya — ‘Dunia adalah kekal’ atau ‘‘dunia adalah tidak kekal,’ … dan

seterusnya … atau ‘Tathāgata

bukan ada dan juga bukan tidak

ada setelah meninggal’ — apabila demikian maka setelah menolak latihan saya akan lepas jubah.

(18)

•Seandainya Begawan mengetahui — ‘Dunia adalah kekal,’ mohon

Begawan menjelaskannya kepada saya bahwa dunia adalah kekal;

seandainya Begawan mengetahui — ‘Dunia adalah tidak kekal,’

mohon Begawan menjelaskannya kepada saya bahwa dunia adalah tidak kekal.

(19)

•Seandainya Begawan tidak

mengetahui — ‘Dunia adalah

kekal,’ atau ‘dunia adalah tidak

kekal,’ tentu bagi seseorang yang

tidak mengetahui, bagi seseorang

yang tidak melihat, langsung saja

katakanlah itu — ‘Saya tidak

(20)

•Seandainya Begawan mengetahui — ‘Dunia adalah terbatas,’ mohon Begawan menjelaskannya kepada saya bahwa dunia adalah terbatas. Seandainya Begawan mengetahui — ‘Dunia adalah tanpa-batas,’

mohon Begawan menjelaskannya kepada saya bahwa dunia adalah tanpa-batas.

(21)

•Seandainya Begawan tidak

mengetahui — ‘Dunia adalah terbatas,’ atau ‘dunia adalah

tanpa-batas,’ tentu bagi seseorang yang tidak mengetahui, bagi

seseorang yang tidak melihat,

langsung saja katakanlah itu —

‘Saya tidak mengetahui, saya tidak melihat.’

(22)

•Seandainya Begawan

mengetahui — ‘Itu adalah jiwa,

yang disebut jiwa tersebut

adalah tubuh jasmani,’ mohon

Begawan menjelaskannya

kepada saya bahwa itu adalah

jiwa, yang disebut jiwa

(23)

•Seandainya Begawan

mengetahui — ‘Jiwa adalah

satu hal, tubuh jasmani

adalah hal yang lain,’ mohon

Begawan menjelaskannya

kepada saya bahwa jiwa

adalah satu hal, tubuh

(24)

•Seandainya Begawan tidak

mengetahui — ‘‘Itu adalah jiwa, yang disebut jiwa tersebut adalah tubuh

jasmani,’ atau ‘jiwa adalah satu hal, tubuh jasmani adalah hal yang lain,’ tentu bagi seseorang yang tidak

mengetahui, bagi seseorang yang tidak melihat, langsung saja

katakanlah itu — ‘Saya tidak

(25)

•Seandainya Begawan mengetahui — ‘Tathāgata ada setelah meninggal,’

mohon Begawan menjelaskannya kepada saya bahwa Tathāgata ada setelah meninggal. Seandainya

Begawan mengetahui — ‘Tathāgata tidak ada setelah meninggal,’ mohon Begawan menjelaskannya kepada

saya bahwa Tathāgata tidak ada setelah meninggal.

(26)

•Seandainya Begawan tidak mengetahui — ‘Tathāgata ada setelah meninggal,’ atau

‘Tathāgata tidak ada setelah meninggal,’

tentu bagi seseorang yang tidak mengetahui, bagi seseorang yang tidak melihat, langsung saja katakanlah itu — ‘Saya tidak

mengetahui, saya tidak melihat.’ Seandainya Begawan mengetahui — ‘Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah meninggal,’ mohon

Begawan menjelaskannya kepada saya bahwa Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah meninggal.

(27)

•Seandainya Begawan

mengetahui — ‘Tathāgata

bukan ada dan juga bukan tidak

ada setelah meninggal,’ mohon

Begawan menjelaskannya

kepada saya bahwa Tathāgata

bukan ada dan juga bukan tidak

ada setelah meninggal.

(28)

•Seandainya Begawan tidak

mengetahui — ‘‘Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah meninggal,’

atau ‘Tathāgata bukan ada dan juga bukan tidak ada setelah meninggal,’ tentu bagi seseorang yang tidak

mengetahui, bagi seseorang yang tidak melihat, langsung saja

katakanlah itu — ‘Saya tidak

(29)

125. “Lalu bagaimana, wahai

Mālukyaputta, apakah saya pernah berkata demikian kepada kamu — ‘Kamu kemarilah, wahai

Mālukyaputta, jalanilah kehidupan suci di bawah bimbingan-Ku, Aku

akan menjelaskannya kepadamu — ‘Dunia adalah kekal,’ atau ‘‘dunia

adalah tidak kekal,’ atau ‘dunia adalah terbatas,’

(30)

•atau ‘dunia adalah tanpa-batas,’ atau ‘itu adalah jiwa, yang disebut jiwa tersebut

adalah tubuh jasmani,’ atau ‘jiwa adalah satu hal, tubuh jasmani adalah hal yang lain,’ atau ‘Tathāgata ada setelah

meninggal,’ atau ‘Tathāgata tidak ada

setelah meninggal,’ atau ‘Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah meninggal,’ atau ‘Tathāgata bukan ada dan juga

(31)

•— “Sungguh tidak begitu, wahai Bhante.” — “Selanjutnya, apakah kamu pernah berkata demikian

kepada-Ku — Saya, wahai Bhante, akan menjalani kehidupan suci di bawah bimbingan Begawan,

Begawan akan menyatakan kepada saya — ‘Dunia adalah kekal,’ atau

(32)

•atau ‘dunia adalah terbatas,’ atau

‘dunia adalah tanpa-batas,’ atau ‘itu adalah jiwa, yang disebut jiwa

tersebut adalah tubuh jasmani,’ atau ‘jiwa adalah satu hal, tubuh jasmani adalah hal yang lain,’ atau ‘Tathāgata ada setelah meninggal,’ atau

‘Tathāgata tidak ada setelah

meninggal,’ atau ‘Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah meninggal,’

(33)

•atau ‘Tathāgata bukan ada dan juga bukan tidak ada setelah

meninggal?’” — “Sungguh tidak

begitu, wahai Bhante.” — “Jadi sudah pasti, wahai Mālukyaputta, Aku tidak pernah mengatakan hal ini kepada

kamu — ‘Kamu kemarilah, wahai

Mālukyaputta, jalanilah kehidupan suci di bawah bimbingan-Ku,

(34)

•Aku akan menjelaskannya

kepadamu — ‘Dunia adalah kekal,’ atau ‘‘dunia adalah tidak kekal,’

atau ‘dunia adalah terbatas,’ atau ‘dunia adalah tanpa-batas,’ atau

‘itu adalah jiwa, yang disebut jiwa tersebut adalah tubuh jasmani,’

atau ‘jiwa adalah satu hal, tubuh jasmani adalah hal yang lain,’

(35)

• atau ‘Tathāgata ada setelah

meninggal,’ atau ‘Tathāgata tidak ada setelah meninggal,’ atau

‘Tathāgata ada dan juga tidak ada

setelah meninggal,’ atau ‘Tathāgata bukan ada dan juga bukan tidak

ada setelah meninggal,’ sudah pasti juga kamu tidak pernah

(36)

•Saya, wahai Bhante, akan menjalani kehidupan suci di bawah bimbingan Begawan, Begawan akan menyatakan kepada saya — ‘Dunia adalah kekal,’ atau ‘‘dunia adalah tidak kekal,’ atau ‘dunia adalah terbatas,’ atau ‘dunia adalah tanpa-batas,’ atau ‘itu adalah jiwa, yang disebut jiwa tersebut

(37)

•atau ‘jiwa adalah satu hal, tubuh jasmani adalah hal yang lain,’ atau

‘Tathāgata ada setelah meninggal,’ atau ‘Tathāgata tidak ada setelah meninggal,’ atau ‘Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah meninggal,’ atau ‘Tathāgata

bukan ada dan juga bukan tidak ada

setelah meninggal.” Dalam keadaan yang demikian itu, wahai laki-laki yang

sia-sia, siapa kamu dan kamu menolak siapa?”

(38)

126. “Wahai Mālukyaputta, siapa pun yang berkata demikian — ‘Saya tidak akan menjalani kehidupan suci di

bawah bimbingan Begawan selama Begawan tidak menyatakannya

kepada saya — ‘Dunia adalah kekal’ atau ‘‘dunia adalah tidak kekal,’ …

dan seterusnya…atau ‘Tathāgata

bukan ada dan juga bukan tidak ada setelah meninggal,’

(39)

•pandangan-salah tersebut

tetap tidak dinyatakan oleh

Tathāgata, wahai

Mālukyaputta, kemudian

dalam keadaan yang seperti

itu laki-laki tersebut pun

(40)

•Misalkan, wahai Mālukyaputta, seorang laki-laki tertembak oleh

sebatang anak panah yang dilumuri dengan bisa yang sangat kuat; teman-teman dan kenalan-kenalan, kerabat-kerabat dan saudara-saudara

kandung menghadirkan seorang dokter bedah untuk dia. Laki-laki

tersebut kemudian berkata demikian —

(41)

•Saya tidak akan mencabut anak panah ini selama saya tidak

mengetahui laki-laki tersebut, yang olehnya saya tertembak, apakah dia adalah seorang

kesatria atau brahmana atau waisya atau sudra;’ laki-laki tersebut kemudian berkata demikian —

(42)

•v‘Saya tidak akan mencabut anak panah ini selama saya tidak mengetahui laki-laki tersebut, yang olehnya saya tertembak:

‘Demikianlah nama dia, demikianlah klan dia’;’ laki-laki tersebut kemudian berkata demikian — ‘Saya tidak akan mencabut

anak panah ini selama saya tidak

mengetahui laki-laki tersebut, yang olehnya saya tertembak, apakah dia

(43)

•laki-laki tersebut kemudian

berkata demikian — ‘Saya tidak akan mencabut anak panah ini selama saya tidak mengetahui laki-laki tersebut, yang olehnya saya tertembak. Demikianlah

nama dia, demikianlah klan dia’;’ laki-laki tersebut kemudian

(44)

•‘Saya tidak akan mencabut anak panah ini selama saya tidak

mengetahui laki-laki tersebut, yang olehnya saya tertembak, apakah dia berkulit hitam atau berkulit sawo matang atau

berkulit kuning langsat’;’ laki-laki tersebut kemudian berkata

(45)

• ‘Saya tidak akan mencabut anak panah ini selama saya tidak

mengetahui laki-laki tersebut, yang olehnya saya tertembak, apakah dia tinggal di desa yang bernama X

atau di kota kecil (kota pasar) yang bernama Y atau di kota besar yang bernama Z’;’ laki-laki tersebut

(46)

•‘Saya tidak akan mencabut

anak panah ini selama saya

tidak mengetahui busur panah

tersebut, yang melaluinya saya

tertembak, adalah busur biasa

atau busur-silang’,’ laki-laki

tersebut kemudian berkata

demikian —

(47)

•‘Saya tidak akan mencabut anak panah ini selama saya tidak

mengetahui tali busur panah

tersebut, yang melaluinya saya

tertembak, terbuat dari serat atau bilah bambu yang tipis atau urat

atau tali rami atau kulit pohon’;’ laki-laki tersebut kemudian

(48)

• ‘Saya tidak akan mencabut

anak panah ini selama saya

tidak mengetahui batang anak

panah tersebut, yang melaluinya

saya tertembak, adalah dari

belukar atau dari tanaman yang

ditanam’;’ laki-laki tersebut

(49)

•‘Saya tidak akan mencabut anak panah ini selama saya tidak

mengetahui batang anak panah tersebut, yang melaluinya saya tertembak, memiliki bulu yang berasal dari burung yang mana,

apakah bulu burung bangkai atau

bulu burung kuntul atau bulu burung rajawali atau bulu burung merak

(50)

• laki-laki tersebut kemudian berkata demikian — ‘Saya tidak akan

mencabut anak panah ini selama

saya tidak mengetahui batang anak

panah tersebut, yang melaluinya saya tertembak, dibungkus dengan

menggunakan urat binatang yang

mana, apakah urat lembu atau urat kerbau atau urat binatang yang

(51)

• laki-laki tersebut kemudian berkata

demikian — ‘Saya tidak akan mencabut anak panah ini selama saya tidak

mengetahui anak panah tersebut, yang melaluinya saya tertembak, apakah

dibuat seperti tombak atau dibuat

seperti silet atau dibuat seperti daun telinga atau dibuat dari besi atau

dibuat dari gading gajah muda atau berbentuk seperti kepiting’;’ —

(52)

•wahai mālukyaputta, anak panah

tersebut tetap saja tidak akan dikenali oleh laki-laki itu; kemudian dalam

keadaan yang seperti itu laki-laki

tersebut pun harus mati. Demikian juga, wahai Mālukyaputta, siapa pun yang

berkata demikian — ‘Saya tidak akan menjalani kehidupan suci di bawah

bimbingan Begawan selama Begawan tidak menyatakannya kepada saya —

(53)

•‘Dunia adalah kekal’ atau ‘‘dunia adalah tidak kekal,’ … dan

seterusnya…atau ‘Tathāgata bukan

ada dan juga bukan tidak ada setelah meninggal,’ pandangan-salah

tersebut tetap tidak dinyatakan oleh Tathāgata, wahai Mālukyaputta,

kemudian dalam keadaan yang

seperti itu, laki-laki tersebut pun harus mati.’”

(54)

127. “‘Dunia adalah kekal,’ bukan

karena adanya pandangan-salah yang seperti itu, wahai Mālukyaputta,

penghidupan di dalam kehidupan suci akan pernah ada; juga yang

demikian ‘dunia adalah tidak kekal,’ bukan karena adanya

pandangan-salah yang seperti itu, wahai

Mālukyaputta, penghidupan di dalam kehidupan suci akan pernah ada.

(55)

• Demikian juga, wahai Mālukyaputta, dengan ada atau tidak adanya

pandangan-salah yang demikian: ‘Dunia adalah kekal,’ atau ‘dunia adalah tidak

kekal,’ yang pasti ada kelahiran, ada

penuaan, ada kematian, ada kesedihan, ratap-tangis, kesakitan, dukacita dan

kepedihan yang mendalam yang kepada siapa pun Aku nyatakan kehancurannya di dalam kehidupan yang di sini dan saat ini juga.

(56)

•vWahai Mālukyaputta, dengan

ada atau tidak adanya pandangan-salah yang demikian: ‘Dunia

adalah terbatas,’ bukan karena adanya pandangan-salah yang

seperti itu, wahai Mālukyaputta,

penghidupan di dalam kehidupan suci akan pernah ada;

(57)

• juga yang demikian ‘dunia adalah tanpa-batas,’ bukan karena

adanya pandangan-salah yang

seperti itu, wahai Mālukyaputta,

penghidupan di dalam kehidupan suci akan pernah ada. Demikian

juga, wahai Mālukyaputta, dengan ada atau tidak adanya pandangan-salah yang demikian:

(58)

•‘Dunia adalah terbatas,’ atau ‘dunia adalah tanpa batas,’ yang pasti ada kelahiran, ada penuaan, ada

kematian, ada kesedihan, ratap-tangis, kesakitan, dukacita dan

kepedihan yang mendalam yang kepada siapa pun Aku nyatakan

kehancurannya di dalam kehidupan yang di sini dan saat ini juga.

(59)

•Wahai Mālukyaputta, dengan ada

atau tidak adanya pandangan-salah yang demikian: ‘Itu adalah jiwa,

yang disebut jiwa tersebut adalah tubuh jasmani,’ bukan karena

adanya pandangan-salah yang

seperti itu, wahai Mālukyaputta,

penghidupan di dalam kehidupan suci akan pernah ada;

(60)

•juga yang demikian ‘Jiwa

adalah satu hal, tubuh jasmani

adalah hal yang lain,’ bukan

karena adanya

pandangan-salah yang seperti itu, wahai

Mālukyaputta, penghidupan di

dalam kehidupan suci akan

(61)

•Demikian juga, wahai

Mālukyaputta, dengan ada atau tidak adanya pandangan-salah yang demikian: ‘Itu adalah jiwa,

yang disebut jiwa tersebut adalah tubuh jasmani,’ atau ‘Jiwa adalah

satu hal, tubuh jasmani adalah hal yang lain,’ ‘yang pasti ada

(62)

•ada penuaan, ada kematian,

ada kesedihan, ratap-tangis,

kesakitan, dukacita dan

kepedihan yang mendalam

yang kepada siapa pun Aku

nyatakan kehancurannya di

dalam kehidupan yang di sini

dan saat ini juga.

(63)

•Wahai Mālukyaputta, dengan ada atau tidak adanya pandangan-salah yang demikian:

‘Tathāgata ada setelah meninggal,’ bukan karena adanya pandangan-salah yang

seperti itu, wahai Mālukyaputta,

penghidupan di dalam kehidupan suci akan pernah ada; juga yang demikian ‘Tathāgata tidak ada setelah meninggal,’ bukan karena adanya pandangan-salah yang seperti itu,

wahai Mālukyaputta, penghidupan di dalam kehidupan suci akan pernah ada.

(64)

•Demikian juga, wahai Mālukyaputta, dengan ada atau tidak adanya

pandangan-salah yang demikian:

‘Tathāgata ada setelah meninggal,’ atau ‘‘Tathāgata tidak ada setelah meninggal,’ yang pasti ada kelahiran, ada penuaan, ada kematian, ada kesedihan,

ratap-tangis, kesakitan, dukacita dan kepedihan yang mendalam yang kepada siapa pun

Aku nyatakan kehancurannya di dalam kehidupan yang di sini dan saat ini juga.

(65)

•Wahai Mālukyaputta, dengan ada atau tidak adanya

pandangan-salah yang demikian: ‘Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah

meninggal,’ bukan karena adanya pandangan-salah yang seperti itu, wahai Mālukyaputta,

penghidupan di dalam kehidupan suci akan pernah ada;

(66)

•juga yang demikian ‘Tathāgata bukan ada dan juga bukan tidak ada setelah meninggal,’ bukan karena adanya

pandangan-salah yang seperti itu,

wahai Mālukyaputta, penghidupan di dalam kehidupan suci akan pernah

ada. Demikian juga, wahai

Mālukyaputta, dengan ada atau tidak adanya pandangan-salah yang

(67)

•‘Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah meninggal,’ atau ‘Tathāgata bukan ada dan juga bukan tidak ada setelah meninggal,’ yang pasti ada

kelahiran, ada penuaan, ada kematian, ada kesedihan, ratap-tangis, kesakitan,

dukacita dan kepedihan yang mendalam yang kepada siapa pun Aku nyatakan

kehancurannya di dalam kehidupan yang di sini dan saat ini juga.”

(68)

128.“Oleh sebab itu, wahai

Mālukyaputta, ingat-ingatlah apa yang tidak dinyatakan oleh-Ku

sebagai tidak dinyatakan; dan ingat-ingatlah apa yang

dinyatakan oleh-Ku sebagai

dinyatakan. Dan apakah, wahai Mālukyaputta, yang tidak

(69)

•‘Dunia adalah kekal,’ wahai Mālukyaputta, adalah tidak

dinyatakan oleh-Ku; ‘Dunia adalah tidak kekal,’ wahai Mālukyaputta, adalah tidak dinyatakan oleh-Ku; ‘Dunia adalah terbatas,’ wahai

Mālukyaputta, adalah tidak dinyatakan oleh-Ku;

(70)

• ‘Dunia adalah tanpa-batas,’ wahai

Mālukyaputta, adalah tidak dinyatakan oleh-Ku; ‘Itu adalah jiwa, yang disebut jiwa tersebut adalah tubuh jasmani,’

wahai Mālukyaputta, adalah tidak

dinyatakan oleh-Ku; ‘Jiwa adalah satu hal, tubuh jasmani adalah hal yang lain,’

wahai Mālukyaputta, adalah tidak dinyatakan oleh-Ku; ‘Tathāgata ada

setelah meninggal,’ wahai Mālukyaputta, adalah tidak dinyatakan oleh-Ku;

(71)

• ‘Tathāgata tidak ada setelah

meninggal,’ wahai Mālukyaputta, adalah tidak dinyatakan oleh-Ku; ‘Tathāgata ada dan juga tidak ada setelah meninggal,’ wahai

Mālukyaputta, adalah tidak

dinyatakan oleh-Ku; ‘Tathāgata bukan ada dan juga bukan tidak ada setelah meninggal,’ wahai Mālukyaputta,

(72)

•Dan kenapa, wahai Mālukyaputta, hal itu tidak dinyatakan oleh-Ku? Oleh karena hal itu sungguh,

wahai Mālukyaputta, tidak

berhubungan dengan tujuan,

bukan merupakan bagian yang

fundamental dari kehidupan suci, tidak mengarah pada kejijikan,

(73)

•tidak mengarah pada pemudaran, tidak mengarah pada penghentian, tidak mengarah pada kedamaian,

tidak mengarah pada pencerahan yang sepenuhnya, tidak mengarah pada Nibbāna. Itulah mengapa hal tersebut tidak dinyatakan oleh-Ku. Dan apakah, wahai Mālukyaputta, yang dinyatakan oleh-Ku?

(74)

• ‘Ini adalah penderitaan,’ wahai

Mālukyaputta, adalah dinyatakan oleh-Ku; ‘Ini adalah asal-mula dari

penderitaan,’ wahai Mālukyaputta,

adalah dinyatakan oleh-Ku; ‘Ini adalah akhir dari penderitaan,’ wahai

Mālukyaputta, adalah dinyatakan oleh-Ku; ‘Ini adalah jalan menuju ke akhir

dari penderitaan,’ wahai Mālukyaputta, adalah dinyatakan oleh-Ku.

(75)

•Dan kenapa, wahai Mālukyaputta, hal itu dinyatakan oleh-Ku? Oleh

karena hal itu sungguh, wahai

Mālukyaputta, berhubungan dengan tujuan, itu adalah merupakan bagian yang fundamental dari kehidupan

suci, mengarah pada kejijikan, mengarah pada pemudaran,

mengarah pada penghentian, mengarah pada kedamaian,

(76)

•mengarah pada pencerahan yang sepenuhnya, mengarah pada

Nibbāna. Itulah mengapa hal itu dinytaka oleh-Ku. Oleh sebab itu,

wahai Mālukyaputta, ingat-ingatlah apa yang tidak dinyatakan oleh-Ku sebagai tidak dinyatakan; dan

ingat-ingatlah apa yang dinyatakan oleh-Ku sebagai dinyatakan.”

(77)

•Itulah yang Begawan katakan.

Y.M. Mālukyaputta bersukacita

dan menjadi sangat senang

dengan apa yang telah

disampaikan oleh Begawan.

• Khotbah yang ketiga, khotbah yang lebih

pendek untuk M

ā

lukya, selesai.

(78)

A

Ṭ Ṭ

H A K AT H Ā

&

(79)

Khotbah yang diawali dengan

saya telah mendengar

demikian

’ adalah khotbah

yang lebih pendek untuk

Mālukya. (

eva

me suta

nti

mālukyasuttaṃ

).

(80)

• Di khotbah tersebut Mālukyaputta

adalah seorang thera yang bernama

demikian.

Ditinggalkan, disisihkan artinya

nama pandangan-pandangan salah tersebut adalah tidak diterangkan, dengan demikian mereka

(81)

Saya tidak suka itu

artinya

saya tidak suka dengan tidak

diterangkankannya hal

tersebut.

Setelah menolak latihan

artinya setelah menolak

latihan.

(82)

(125)

Siapa kamu dan kamu

menolak siapa

artinya adalah,

sungguh, seseorang yang

meminta bisa saja menolak siapa

yang dia minta, atau seseorang

yang diminta bisa saja menolak

seseorang yang meminta.

(83)

(126)

Tertembak … untuk dia

artinya dia tertembak karena

berdiri di antara balatentara

orang lain.

(84)

(127)Bukan karena adanya

pandangan-salah yang seperti itu artinya adalah

tidak ada pandangan-salah yang seperti itu.

Yang pasti ada kelahiran artinya apabila

pandangan-salah tersebut ada maka tidak akan ada penghidupan suci di atas Jalan; sungguh kelahiran pasti ada karena

(85)

(128)

Oleh sebab itu

artinya

adalah oleh karena

pandangan-pandangan salah yang seperti itu

tidak dinyatakan, hanya Empat

Kebenaran Mulia yang

dinyatakan oleh-Ku, maka;

demikianlah artinya.

(86)

Oleh karena hal itu sungguh,

wahai Mālukyaputta, tidak

berhubungan dengan tujuan

artinya pandangan-salah ini

atau pernyataannya bukan

merupakan sebab yang

kepadanya kehidupan suci

bergantung.

(87)

Hal itu sungguh

artinya

pernyataan tentang Empat

Kebenaran Mulia tersebut.

Merupakan bagian yang

fundamental dari kehidupan

suci

artinya sebab yang

terdekat yang menjadi awal

bagi kehidupan suci.

(88)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar dari plastik merupakan bahan sitentik, dalam perdagangan tersedia dalam berbagai bentuk dan macam yang disesuaikan dengan kebutuhan.. Pada setiap masa

Kami menegaskan bahwa masyarakat kurang mampu di negara berkembang akan mengirim anak mereka ke sekolah jika mereka mendapat insentif, kami menghimbau kepada

Sikap tidak suka menjadi karyawan yang dimiliki oleh masyarakat etnis Tionghoa mempunyai hubungan sangat erat dengan budaya kerja etnis Tionghoa dalam

 Distro adalah bundel dari kernel Linux, beserta sistem dasar linux, program instalasi, tools basic, dan.. beberapa

Analisis semiotika Tutur Ardhasmara yaitu reinkarnasi yang merupakan suatu kepercayaan tentang kelahiran yang berulang-ulang dan sanggah kamulan yang berfungsi sebagai

Jadi arti keseluruhan mengenai Kantor Sewa, adalah “Ruang untuk mengadakan kegiatan bisnis, profesi yang dialihkan hak miliknya selama jangka waktu tertentu disertai dengan

Berdasarkan temuan data yang telah diperoleh, maka peneliti mencoba memberikan saran mengenai pelayanan yang diberikan petugas kepada lansia, Dari informasi yang

Data lulusan mahasiswa kelompok atau segmen ke-3 yaitu kelulusan mahasiswa dari jurusan Matematika dan Fisika dengan IPK kurang dari atau sama dengan 3,00 memiliki