• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Pembelajaran Seni Pada Era Merdeka Belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inovasi Pembelajaran Seni Pada Era Merdeka Belajar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Ahmad Baidhowi Universitas Negeri Surabaya Ahmadbaidhowi108@gmail.com

Abstrak

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat ini, telah membawa perubahan yang sangat pesat pula dalam berbagai aspek kehidupan, pekerjaan, dan cara kita bekerja berubah, terutama dunia pendidikan di Indonesia. Saat ini kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting dalam perkembangan dunia pendidikan. Merdeka belajar menjadi salah satu program inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang ingin menciptakan suasana bahagia dalam belajar. Merdeka belajar merupakan kemerdekaan berpikir terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada pada guru sebelum diimplementasikan kepada peserta didik.kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan utama yang diterapkan di sekolah, dalam pembelajaran guru memiliki inovasi pembelajaran yang digunakan disetiap melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas, dan mematahkan persepsi para siswa tentang pelajaran seni budaya khususnya seni musik bukanlah mata pelajaran yang boleh untuk dinomor duakan dari mata pelajaran umum yang lain. Tujuan penulisan ini memberikan inovasi pembelajaran seni musik pada era merdeka belajar jenjang Sekolah Dasar. Adanya kebijakan Merdeka Belajar guru dapat menciptakan kultur belajar yang inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Begitu pula sebaliknya, peserta didik diberikan kebebasan dalam belajar. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa seni musik dapat menjadi salah satu wadah dalam mengimplementasikan merdeka belajar, karena pada pelaksanaannya peserta didik diberikan kebebasan dan kemerdekaan belajar. Simpulan hasil pembahasan yakni inovasi pembelajaran menciptakan kesan baru untuk para peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran seni musik.

Secara umum apa yang dituliskan dalam abstrak ada 3 hal. Yang pertama adalah permasalahan yang akan diungkapkan untuk dibahas. Yang kedua adalah metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah. Yang ketiga adalah hasil dari penerapan metode pada permasalahan yang dibahas. Kata kunci:Inovasi Pembelajaran; Merdeka Belajar; Seni Musik.

1. Pendahuluan

Pendidikan adalah salah satu pintu dunia untuk bekal hidup yang sangat penting bagi kehidupan. Dalam dunia pendidikan banyak perkembangan yang sudah dilalui dari tahun ke tahun dengan berbagai model dan cara yang berbeda-beda. Dengan perkembangan zaman pendidikan juga perlu adanya evaluasi untuk mengikuti keadaan dan perkembangan digital saat ini. Salah satu hal yang baru dalam oendidikan di Indonesia di era Mendikbud Nadiem Makarim adalah Merdeka Belajar. Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir. Begitu juga dengan esensi kemerdakaan berpikir harus ada di guru tanpa terjadi sebuah perubahan dan tindakan pada guru, tidak mungkin terjadi pada murid. Dalam dunia pendidikan juga perlu

adanya keseimbangan dalam proses

pembelajaran. Guru memberi materi yang diajarkan begitupun juga murid yang aktif dalam proses belajar mengajar. Contoh murid aktif dalam mengerjakan soal, aktif dalam bertanya dan proses memecahkan masalah yang ada di kelas. Dengan begitu membentuk suasana kelas yang dipenuhi dengan motivasi belajar yang baik. Karena dengan lingkungan setiap siswa akan beradaptasi. Jika siswa dalam lingkungan teman yang mayoritas aktif maka siswa tersebut akan menyesuaikan begitu juga sebaliknya.

Dalam perangkat pembelajaran banyak

tugas guru selain menyiapkan materi

pembelajaran dan mengajar. Selama ini banyak tuntutan yang harus dikerjakan selain mengajar, guru harus membuat RPP yang sangat kaku, tersentral, dan banyak keharusan dalam menyusunnya sehingga cenderung terlalu

(2)

administrative dan bertele-tele. Seharusnya guru yang berada dalam Komepetensi guru di level apapun, tanpa ada proses penerjemahan dari

kompeten depan kelas mengendalikan

pembelajaran sesuai dengan kondisi belajar dan kemampuan/ kompetensi guru dalam mengampu sebuah mata pelajaran, termasuk Bahasa dan Sastra Indonesia. Selama ini banyak tuntuan guru yang harus diselesaikan dan tidak pada porsinya, sehingga guru tidak focus dan merasa dibertakan oleh adanya peraturan yang setiap tahunnya berbeda-beda. Banyak kebijakan yang tidak menentu, sering berubah, tidak hanya guru akan tetapi peraturan administrasi sekolah juga berlaku dalam permasalahan pendidikan di Indonnesia ini.

Selama ini proses belajar hanya bertumpu kepada pendidik sebagai sumber utama, sehingga peserta didik kurang terlibat dalam pembelajaran, karena peserta didik dikatakan belajar apabila mereka mampu mengingat dan menghafal informasi atau pelajaran yang telah disampaikan. Pembelajaran seperti ini tidak akan membuat peserta didik menjadi aktif, mandiri

dan mengembangkan pengetahuannya

berdasarkan pengalaman belajar yang telah mereka lakukan. Sedangkan seiring kemajuan zaman dan teknologi, dibutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan karakteristik yang baik. Karakteristik manusia masa depan yang dikehendaki adalah manusia-manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan, dan mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar untuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri.esia ini.

Sehubungan dengan istilah kemerdekaan sering dimaknai dengan kebebasan dalam arti

yang sesunguhnya. Yang menjadi

permasalahannya adalah masih banyak kita melihat upaya pengekangan dimana-mana, khususnya dalam pendidikan. Guru dan murid belum merasakan otonomi yang cukup untuk menentukan arah kebijaksanaan belajar dan mengajarnya karena masih diatur dengan regulasi yang membuat rencana, proses pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan terkesan dibatasi dan mengikat. Tidak jarang, kita melihat dengan aturan jam pelajaran yang harus penuhi, membuat guru dan siswa tidak bisa

fokus dalam pembelajaran. Sementara,

kesejahteraan belum juga sesuai dengan tuntutan yang begitu tinggi yang dipersyaratkan oleh

pihak pembuat kebijakan, misalnya harus melengkapi semua perangkat pembelajaran, membuat karya ilmiah, kewajiban melaksanakan

tri-dharma PT bagi dosen dengan

mempersyaratkan harus mempublish artikel ke jurnal Scopus. Seolah-olah kita ini betul betul sudah terbelenggu dan dijajah secara akademis. Komponen pendidikan adalah satu kesatuan yang harus saling berkontribusi dan harus saling

mendorong atau membantu, karena

bagaimanapun tugas pendidikan adalah bagian dari pengaplikasian fungsi social.

Selama ini proses belajar hanya bertumpu kepada pendidik sebagai sumber utama, sehingga peserta didik kurang terlibat dalam pembelajaran, karena peserta didik dikatakan belajar apabila mereka mampu mengingat dan menghafal informasi atau pelajaran yang telah disampaikan. Pembelajaran seperti ini tidak akan membuat peserta didik menjadi aktif, mandiri

dan mengembangkan pengetahuannya

berdasarkan pengalaman belajar yang telah mereka lakukan. Sedangkan seiring kemajuan zaman dan teknologi, dibutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) dengan karakteristik yang baik. Karakteristik manusia masa depan yang dikehendaki adalah manusia-manusia yang memiliki kepekaan, kemandirian, tanggung jawab terhadap resiko dalam mengambil keputusan, dan mengembangkan segenap aspek potensi melalui proses belajar untuk menemukan diri sendiri dan menjadi diri sendiri.

Setiap tahun ajaran, guru menjumpai murid dan orang tua murid yang berbeda. Setiap tahun ajaran, guru menemui dinamika kelas yang berbeda. Pada rentang waktu tertentu, guru

menghadapi perubahan peraturan dan

kurikulum. Pada kala tertentu, guru menghadapi perubahan pemimpin sekolah dan rekan guru. Setiap waktu, guru terimbas perubahan situasi kondisi sosial, politik, lingkungan dan teknologi. Guru memang salah satu profesi dengan tuntutan dan tekanan yang tinggi. Begitu juga pembelajaran yang ada di kelas sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa. 2. Metode

Penulisan artikel menggunakan metode

deskriptif analitik artinya dalam

mendiskripsikan memberikan analisis terhadap tema yang dibahas.

(3)

3. Pembahasan 3.1 Merdeka Belajar

Merdeka belajar adalah suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim adalah pencetus program merdeka belajar. Merdeka belajar bertujuan agar para guru, peserta didik, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia saat belajar. Merdeka belajar adalah proses pendidikan yang harus menciptakan suasana-suasana yang membahagiakan. Setiap anak yang dilahirkan pasti memiliki keistimewaan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Di sinilah kita sebagai pendidik harus mampu menjadi teman belajar yang menyenangkan agar proses belajar anak benar-benar atas kesadaraannya sendiri dan merdeka atas pilihannya. Diperlukan waktu yang cukup serta kesabaran dalam memfasilitasi, agar anak mampu untuk mengenali potensinya. Karena bakat anak bisa tumbuh ketika anak sudah memiliki minat dan mau berlatih untuk mengasah keterampilannya. Dalam mengawali proses belajar, pendidik juga perlu memiliki kemampuan mendengar yang baik. Tidak hanya sekedar mentransfer pengetahuan dan mendikte anak-anak atas kehendak pendidik.

Program merdeka belajar dilahirkan dari banyaknya keluhan terhadap sistem pendidikan. Salah satunya keluhan soal banyaknya peserta didik yang dipatok oleh nilai-nilai tertentu. “Merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir, terutama esensi kemerdekaan berpikir harus diterapkan oleh guru terlebih dahulu. Jika guru tidak menerapkan, tidak mungkin bisa terjadi pada peserta didik.” Saat kita percaya kemerdekaan guru dan kemerdekaan belajar, maka akan bersinggungan dengan banyak hal. Salah satunya kemerdekaan dalam proses belajar. Proses belajar butuh kemerdekaan, sudah tentu. Sebab, kemerdekaan harus melekat pada subyek yang melakukan proses belajar, guru ataupun peserta didik. Perspektif kemerdekaan itu sendiri, bukan sekedar kepatuhan atau perlawanan. Kemerdekaan adalah sesuatu yang diperjuangkan, bukan diberikan. Kemerdekaan adalah bagian penting dari pengembangan guru. Sama seperti burung yang tidak berani keluar dari kandang, kompetensi guru tidak akan bisa optimal jika tidak diberikan kemerdekaan atau kebebasan berpikir. Sebab, hanya guru yang merdeka yang

bisa membebaskan anak, hanya guru yang antusias yang menularkan rasa ingin tahu pada anak dan hanya guru belajar secara terus menerus yang pantas mengajar. Apa yang dipercayai guru adalah bagian penting dari apakah dia mampu mencapai kemerdekaan dan memerdekakan belajar.

3.2 Inovasi Pembelajaran di Era Merdeka Belajar

Inovasi pembelajaran sangat perlu

dilakukan agar menghasilkan output yang produktif dan berkualitas. Kesuksesan suatu pembelajaran, perlu disesuaikan antara Kondisi Peserta didik, materi pelajaran, dan strategi pembelajaran (Model, Pendekatan, dan metode pembelajaran), dan sarana pendukung. Indonesia pada tahun 2045 diperkirakan memiliki penduduk usia produktif 70%, ini merupakan peluang bagi bangsa untuk lebih maju. Hal ini juga merupakan tantangan, karena apakah sumber daya manusia atau penduduk usia produktif itu, betul-betul produktif dalam kehidupannya. Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana mendidik mahasiswa atau peserta didik pada masa Merdeka Belajar menjadi manusia yang produktif dan berkualitas di abad ke 21.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim

menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”.Program tersebut meliputi perubahan pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran ke depan yang fokus pada arahan

presiden dan wakil presiden dalam

meningkatkan kualitas sumber daya

manusia.Untuk penyelenggaraan USBN pada 2020 akan diterapkan dengan ujian yang diselenggarakan hanya oleh sekolah. Ujian tersebut dilakukan untuk menilai kompetensi siswa yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau bentuk penilaian lainnya yang lebih komprehensif, seperti portofolio dan penugasan (tugas kelompok, karya tulis, dan sebagainya)

Inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan dalam merdeka belajar sekaligus mencapai target pemerintah adalah sebagai berikut:

(4)

a. USBN 2020. Berdasarkan Permendikbud

Nomor 43 Tahun 2019, tentang

Penyelenggaraan Ujian yang Diselengarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional, khususnya pada Pasal 2, ayat 1; menyatakan bahwa ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan merupakan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan yang bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Selanjutnya dijelaskan pada Pasal 5, ayat 1, bahwa; bentuk ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan berupa portofolio, penugasan, tes tertulis, atau bentuk kegiatan lain yang ditetapkan Satuan Pendidikan sesuai dengan kompetensi yang diukur berdasarkan Standar Nasional

Pendidikan. Ditambahkan pula pada

penjelasan Pasal 6, ayat 2, bahwa; untuk kelulusan peserta didik ditetapkan oleh satuan pendidikan/program pendidikan yang bersangkungan. Dengan demikian jika

melihat isi Permendikbud tersebut

menunjukkan, bahwa Guru dan sekolah lebih merdeka untuk menilai hasil belajar siswa.

b. UN adalah kegiatan pengukuran capaian

kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan. Merupakan penilaian hasil belajar oleh pemerintah pusat yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu (Permendikbud No. 43 Tahun 2019). Terkait untuk pelaksanaan UN tahun 2020, sebagaimana disampaikan Mendikbud merupakan kegiatan UN yang terakhir kalinya, selanjutnya ditahun 2021 mendatang UN akan digantikan dengan istilah lain yaitu Asesmen Kompetensi Minimun dan Survey Karakter. Asesmen dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik untuk bernalar menggunakan bahasa dan literasi, kemampuan bernalar menggunakan matematika atau numerasi, dan penguatan pendidikan karakter. Adapun untuk teknis pelaksanaan ujian tersebut akan

dilakukan ditengah jenjang sekolah.

Misalnya di kelas 4, 8, 11, dengan maksud dapat mendorong guru dan sekolah untuk memetakan kondisi pembelajaran, serta mengevaluasi sehingga dapat memperbiki mutu pembelajaran. Dengan kata lain, agar

bisa diperbaiki kalau ada hal yang belum tercapai. Sebagai catatan hasil ujian ini tidak digunakan sebagai tolok ukur seleksi siswa kejenjang berikutnya.

c. Dalam hal RPP, berdasarkan Surat Edaran

Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019, tentang Penyederhanaan RPP, isinya meliputi: (1) penyusunan RPP dilakukan dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada siswa; (2) Dari 13 komponen RPP yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, yang menjadi komponen inti adalah tujuan

pembelajaran, langkah-langkah

pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assesment) yang wajib dilaksanakan oleh guru, sedangkan sisanya hanya sebagai pelengkap; dan (3) Sekolah, Kelompok Guru Mata Pelajaran dalam sekolah, Kelompok

Kerja Guru/Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (KKG/MGMP) dan individu guru secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan mengembangkan format RPP secara mandiri untuk sebesar-besarnya keberhasilan belajar siswa.

d. Untuk PPDB, berdasarkan Permendikbud

baru Nomor 44 Tahun 2019 tentang PPDB 2020, sebagaimana dinyatakan pada Pasal 11, dalam persentase pembagiannya meliputi: (1) untuk jalur zonasi paling sedikit 50 persen; (2) jalur afirmasi paling sedikit 15 persen; (3) jalur perpindahan tugas orang tua/wali lima persen; dan (4) jalur prestasi (sisa kuota dari pelaksanaan jalur zonasi, afirmasi dan perpindahan orang tua /wali (0-30 persen). Jelas ini berbeda dengan kebijakan PPDB pada tahun-tahun sebelumnya, setidaknya terdapat dua hal penting: (1) kuota penerimaan siswa baru lewat jalur berprestasi, semula 15 persen, sekarang menjadi 30 persen; dan (2) adanya satu penambahan baru jalur PPDB, yaitu melalui jalur afirmasi, yang ditujukan terutama bagi mereka yang memegang Kartu Indonesia Pintar (KIP). Dengan demikian untuk PPDB 2020 masih tetap menggunakan sistem zonasi, akan tetapi dalam pelaksanaannya lebih bersifat fleksibel, dengan maksud agar dapat mengakomodir ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Terpenting dalam prorporsi finalisasinya, daerah berwenang untuk menentukan dan menetapkan wilayah zonasinya. Secara umum sistem zonasi dalam PPDB itu sudah baik, karena dapat

(5)

mendorong hilangnya diskriminasi bagi anggota masyarakat untuk bersekolah di sekolah-sekolah terbaik.

Melalui hal di atas, guru dan sekolah lebih merdeka dalam penilaian hasil belajar siswa. Untuk anggaran USBN sendiri dapat dialihkan untuk mengembangkan kapasitas guru dan

sekolah, guna meningkatkan kualitas

pembelajaran.Untuk UN, Nadiem menegaskan bahwa tahun 2020 merupakan pelaksanaan UN

untuk terakhir kalinya. Jelas

Mendikbud.Pelaksanaan ujian tersebut akan dilakukan oleh siswa yang berada di tengah jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11), sehingga dapat mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Hasil ujian ini tidak digunakan untuk basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya."Arah kebijakan ini juga mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti PISA dan TIMSS," kata dia.Sedangkan untuk penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Dalam

kebijakan baru tersebut, guru secara bebas dapat

memilih, membuat, menggunakan, dan

mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen."Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga guru memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri. Satu halaman saja cukup," tambahnya.Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), Kemendikbud tetap menggunakan sistem zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah.Komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Sedangkan untuk jalur prestasi ditingkatkan menjadi 30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi

daerah.“Daerah berwenang menentukan

proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi,”

ujar Mendikbud.Mendikbud berharap

pemerintah daerah dan pusat dapat bergerak bersama dalam memeratakan akses dan kualitas pendidikan.

3.3 Inovasi Pembelajaran Seni Musik Era Merdeka Belajar

Pada konsep merdeka belajar, pembelajaran

memberikan kebebasan berpikir dan

kemerdekaan belajar kepada peserta didik. Adapun teori yang dianggap sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran pada jaman sekarang adalah humanistik. Pada teori humanistik peserta didik mampu mengembangkan kreativitas dan mengoptimalkan potensi yang ada pada diri masing-masing. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Nath, Kumar & Behura (2017:56). Pada pengajaran pendidikan seni, lebih memperkuat bimbingan dengan cara memperhatikan peran utama mengajar peserta didik. Hal tersbeut menjadikan peseerta didik lebih aktif dan memiliki kemampuan berpikir mandiri dalam proses pengajaran. Pada pembelajaran seni musik di sekolah, guru membebaskan siswa untuk berpikir kreatif dalam pembelajaran tersebut. Misalkan pada pembelajaran seni musik praktek memainkan alat musik. Siswa dibebaskan untuk memilih alat musik apa yang diminatinya. Sehingga siswa merasa bebas berkreativitas dengan apa yang diingiknkannya. Akan tetapi guru juga wajib mengawasi dan melihat perkembangan setiap siswa.

Pembelajaran seni adalah salah satu mata peajaran yang sangat diminati oleh kebanyakan siswa. Meskipun juga banyak dari sebagian besar siswa yang tidak suka karena tidak memiliki jiwa seni sedikitpun sehingga merasa malu dengan teman-temannya ketika ada pelajaran praktek. Pada era merdeka belajar ini memang siswa dituntut untuk mengembangkan kreativitas dan potensi yang dimiliki dengan kegiatan apresiasi, eskpresi, dan kreasi. Pendidikan seni mampu menjadi wadah bagi peserta didik dalam menuangkan imajinasinya melalui pembelajaran seni. Sehingga siswa lebih merasakan kebebasan belajar dan merasa suasana dalam pembelajaran seni tersebut menyenangkan.

4. Kesimpulan

Pada konsep merdeka belajar,

pembelajaran memberikan kebebesan berpikir dan kemerdekaan belajar kepada peserta didik. Inovasi pembelajaran seni pada era merdeka belajar berperan dengan baik karena siswa akan berpikir kritis, kreatif, dan eskpresif. Penerapan konsep merdeka belajar melalui pendidikan

(6)

seni akan memberikan kesempatan bagi peserta didik dalam mengembangkan kreativitas dan potensi yang dimilki dengan kegiatan apresiasi, ekspresim dan kreasi, sehingga menghasilkan manusia yang dihasilkan setiap proses yang dilakukan dalam pendidikan seni. Dengan begitu siswa akan apresiasi dan membuat proses pembelajaran menyenangkan.

5. Pustaka

Martin, A., Arrambide, M., & Holt, C. 2016. The Impact of Flipped Instruction on MiddleSchool Mathematics Achievement. Journal of Education and Human Development,5(3).

https://doi.org/10.15640/jehd.v5n3a10.

Mintargo, Wisnu. 2018. Budaya Musik

Indonesia. Yogyakarta: PT Kanisius

Sajidan dan Mohandas. R. 2018. Buku

Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi. Ditjend. GTK Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan

Universitas Negeri Makassar. 2020. Buku

Panduan Merdeka Belajar Kampus

Merdeka.Website: http//unm.ac.id.

Zubaidah, S. 2020. Self Regulated Learning: Pembelajaran dan Tantangan pada Era Revolusi Industri 4.0. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek ke-5. (tidak diterbitkan).

Referensi

Dokumen terkait

b.  Alternatif  kegiatan  belajar  yang  akan  dialami  peserta didik.  Guru  menyampaikan  kepada  peserta  didik kegiatan  belajar  yang  harus  ditempuh  peserta 

Material Handling adalah salah satu jenis transportasi (pengangkutan) yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku,

Pengembangan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka pada program studi pendidikan guru pendidikan anak usia dini dilakukan sejak awal tahun 2021 melalui kegiatan

kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi menjadi badan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah suatu pendekatan sistematis untuk manajemen keamanan pangan berdasarkan prinsip-prinsip baku yang bertujuan

Penjelasan di atas menjelaskan kondisi pembelajaran daring menjadi kesempatan bagi praktisi pendidikan untuk mengajak peserta didik pada era merdeka belajar

4.1 Kegiatan Project Based Learning (PjBL) pada mata kuliah Praktek Lapangan Kependidikan (PLK) merupakan implementasi dari Satuan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka dalam

Terdapat permasalahan utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia didalam pembangunan karakter bangsa, yakni: 1 disorientasi nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi