• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan untuk dapat menjalankan operasinya, pasti tidak akan terlepas dari masalah. modal kerja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan untuk dapat menjalankan operasinya, pasti tidak akan terlepas dari masalah. modal kerja."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

L A NDASAN TEORI

1. Penge r t i a n Dan Kons e p Modal K e r j a

Setiap perusa h a a n u ntuK dapat m en j a l a n k a n operasinya, pasti tidak akan terlepas dari masalah. modal kerja. Modal k erja merupakan jenis modal yang selalu b e rputar dalam perusaliaan, dan dengan modal k er ja ini 1 ah operasi p e r u s a ­ h a an sehari-hari dibiayai, m i s a l n y a untuK m e mb a y a r upah, membeli balian baku dan u n t u k melunasi p i njaman jangka pendeknya.

Dengan penggu n a a n modal k er j a yang cukup, operasi p erusahaan dapat be r j a l a n d e n g a n lancar, jadi dapat dika- takan bahwa fungsi modal k e rj a adalah untuk m e nj a g a l ik wi ­ ditas dan k on tinuitas perusahaan.

Pengertian modal kerja ialah modal yang b e rp u t a r kembali menjadi uang kas d a l a m suatu siklus operasi. Bia s a n y a modal k erja ini meliputi seluruh aktiva lancar. Periode perputaran ini dimulai dari kas diinve s t a s i k a n d alam unsur modal k e r j a sampai menjadi kas kembali.

Makin pendek periode perputarannya, berarti semakin tinggi tingkat perputarannya.

Ada pula pendapat yang m e n y a t a k a n b ahwa modal kerja tidak hanya jumlah total dari current assets, tetapi sebagai kelebihan current assets di atas current

(2)

12

1 labi 1 ites.

Pendapat m i dikemukakan oleh J. M Samuels and F. M Wilkes sebagai berikut :

"Working capital is the excess of current assets over current liabilities" 1)

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa b e l u m ada kes a m a a n pendapat tetang modal kerja itu.

Oleh sebab itu modal k e r j a dapat dike 1ompokkan k e da la m dua konsep, yaitu :

A. The gross concept of working capital B. The net concept of working capital

Pendapat m i dikemukakan oleh J. Fr e d W e s t o n and Eugene F. Bri g h a m mengenai k o nsep modal k e r j a adalah :

"Gross working capital is defined as the firm's total current assets, net working capital is current assets minus current liabilities" 2)

The gross concept of working capital, m e n g a r t i k a n modal kerja sebagai k e s e l u r uh an dai'i pada jumlah current assets suatu perusahaan. K o ns e p ini b e r dasarkan pada kwan- titas dari pada dana yang d i ta na m dalam unsur aktiva

lancar dimana aktiva ini m er up ak an aktiva yang sekall berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana

l )

J. M. Samuels and F. M. Wilkes, M anagement of Company Finance, Thomas Nelson and Sons Ltd., London, 1971, Hal 233.

2)

J, Fred W e s t o n and Eugene F. Brigham, Managerial Finance, Setenth Edition, 1980, Then Dres d e n Press, Hinsdale, Ohio, Hal 266.

(3)

dana yang t ertanam didalamnya aKan dapat bebas lagi dalam wa k t u yang pendeK.

The net concept of working capital, m en g a r t i k a n w o r ­ king capital sebagai selisih antara current assets dikurangi current liabilities. K on se p ini m e r upakan k o nsep k walitatif dimana pengertian modal k e r j a juga dikaitkan

dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang h arus aegera dibayar. Dengan demikian maka sebagian d a n aktiva lancar m i harus disediakan u n t u k memenuhi kewaji- ban financial yang segera h arus dilakukan, dimana sebagian aktiva lancar ini tidak b o l e h digunakan untuk membiayai operasi perusahaan untuk m en j a g a 1ikwiditasnya.

Kedua konsep ini mempunyai penganut yang berbeda. H enurut konsep ekonomi, yang dianut para ekonom dan usaha- wan, modal kerja lebih d iutamakan pada the gross concept of working capital.

Sedangkan menurut k on s e p akunting, yang dianut oleh para akuntan, modal kerja lebih diteka n k a n pada the net concept of working capital, Hal ini d i k emukakan oleh Charles L. Prather and James E. Wert sbb :

"When the economic concept is emphasized, working capital include all current assets of corporation. But when the accounting concept is stressed, working capital is the difference b et we e n current assets and current liabilities" 3)

3)

Charles L. Prather and James E. Wert, Financing Business Firm, F o u r t h Edition, R ic h a r d D. irwin I n c. , Homewood, Illionis, 1971, hal 116.

(4)

14

Sedangkan k o mp on en -k om po n en modal kerja ialah semua assets yang dalam jangka w a k t u pendek berputar kembali menjadi kas. Pendapat j. Fred W e st on and Eugene F. Brigham mengenai komponen modal kerja adalah sbb:

"Working capital is a firms invesment in short term assets cash, short term securities, account receivable and inventories" 4)

Dari pendapat di atas dapat ditarik k e s i m p u l a n bahwa kom p o n e n modal kerja adalah : kas, surat berharga, piutang dan persediaan.

' Kas

Setiap p erusahaan d a l a m menj a l a n k a n aktivitasnya sehari-hari akan selalu b er hu bu ng an dengan kas. Kas m e r u ­ pakan komponen modal kerja yang mempunyai tingkat l ik wi d i ­ tas yang paling tinggi, dib a n d i n g k a n dengan modal kerja

1 ainnya.

Kas di sini, selain uang tunai yang ada dalam perusahaan juga kas yang ada di Bank, yaitu uang mi 1ik perusahaan yang ada di Bank, biasanya dalam bentuk reke- ning koran atau giro, b il am an a perusa h a a n memerlukan,

sewaktu-waktu dapat. diambil, Kas ini m e r upakan faktor yang penting dalam perusahaan, sebab kas ini bisa digunakan untuk operasi sehari-hari seperti membayar upah, hutang

atau o ng k o s -ongkos 1ainnya.

4) Hal 266

(5)

Pada umumnya ada tiga alasan perusahaan untuk memiliki Kas sseperti yang dikem u k a k a n oleh James C. Van Horne yang d i terjemahKan k e d a l a m bahasa Indonesia oleh Junius Tirok, yaitu :

"Ada tiga alasan mengapa orang memegang uang Kas yaitu (1) alasan transaKsi (2) alasan b e r j a ga-jaga dan (3) alasan speKulasi" 5)

Selain ketiga alasan diatas ada alasan lain bagi perusahaan untuk menuliKi uang kas, yaitu dengan mempunyai uang kas yang cukup, perus a h a a n akan m em p e r o l e h keunt u n g a n d i da l a m melakukan pembelian, k a rena dapat m e mp er ol eh p otongan bila membeli secara tunai.

Kas adalah suatu k om po n en modal Kerja yang paling tinggi tingkat 1lKwiditasnya, m a ki n besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan maka m a k i n tinggi tingkat 1l k w i d i t as ­ nya. Meskipun demikian tidak berarti perusa h a a n harus me- n y e d iakan uang Kas sebanyaK mungkin, sebab apabila hal m i di 1 akuKan maka p e r usahan lianya m e m e n t i ng Ka n 1 iKwiditasnya saja tanpa m e mp er ti m b a n g k a n r e n t a b i 1itasnya.

U ntuk menentukan berapa b e s a r n ya Jumlah uang kas yang harus tersedia dalam p er u s a h a a n adalah hal yang sulit, Karena tidak ada ratio yang u m u m untuk menghitung besar K e c i l n y a uang kas yang harus ada dalam perusahaan.

5)

James C. Van Horne, yang d i terjemahkan k e d a l a m b a h a ­ sa Indonesia oleh Junius Tirok, D a sar-Dasar M a na je m e n Keuangan, Edisl kelima, Hal 193

(6)

16

Pendapat ini dikemukakan oleh J. M. Samuels and F. M. Wilkes sbb:

"Determining the amount of cash a firm needs at point of time is a difficult matter" 6)

Jadi fungsi kas adalah untuk m e m p e r o l e h likwiditas dan laba.

Surat-surat Berharga

Sebagai ko m p o n e n modal kerja, yang dim a k s u d dengan short term securities pada u mu m n y a adalah surat-surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan. Surat-surat b erharga ini cukup penting bagi manajer keuangan, sebab penanaman d al a m surat-surat. b e rh a r g a m e r u pa k a n suatu cara pemecahan masalah k e l ebihan uang kas sementara dan dapat segera diuangkan oleh p e r u s a h a a n bila dirasakan perlu.

Mengenai ke l e b i h a n uang kas ini u n t u k setiap p erusahaan berbeda cara penyimpanannya. U ntuk perusahaan- perusahaan tertentu mungkin lebih baik apabila uang kas yang menganggur disimpan dalam bentuk tabungan, sedangkan untuk perusahaan yang lain k e le bi ha n uang kas disimpan d a l a m bentuk surat-surat berharga.

Alasan perusahaan memiliki surat-surat berharga sebagai penanaman sementara bagi uang kas, menu r u t J, Fred W es t o n and F. B r ig h a m adalah sbb:

6)

(7)

"Why Might marketable securities be held ? The two primary reason as a subtitute for cash and as a temporary investment are consid e r e d in this section" 7)

Jadi ada dua hal yang m en ye ba bk an p erusahaan memiliki surat-surat berharga, yaitu sebagai pengganti uang kas dan investasi sementara.

Piutang

Dalam dunia perdagangan banyak sekali terjadi persai- ngan produk sejenis maupun produk substitusi. Produsen dalam usahanya m e m p ertahankan dan men i n g k a t k a n penjualan-nya tidak lagi m e l a k sanakan pe n j u a l a n secara tunai selu- ruhnya, tetapi sebagian dengan m en g g u n a k a n kredit.

Piutang ini merupakan tagihan terhadap konsuraen dan berhubungan langsung dengan operasi perusahaan, yang timbul sebagai akibat barang yang dijual secara kredit.

Beberapa hal yang m e n d orong perusa h a a n menjual barangya secara kredit adalah sbb:

- Untuk meningkatkan volume p en ju a l a n barang. - Untuk mengikat dan menarik langganan.

- Untuk m emberikan service k e p a d a langganan.

- Untuk mempercepat perputaran barang yang kurang laku. Piutang ini mempunyai tingkat likwiditas yang lebih tinggi dari pada persediaan.

7)

J. Fred W e ston and Eugene F. Brigham, op-cit, hal 311

(8)

1G

Mengenai penentuan besar Re c i l n y a penanaman dalam piutang, menurut J. Fred W es to n and Eugene F. Brig h a m adalah sbb:

"The account r eceivable is deter m i n e d by the volume of credit sales and avarage p e r i o d betw e e n sales c o 11ection" Q )

Menurut pendapat diatas baliwa b e sarnya piutang ditentuKan oleh b e sarnya volume penjualan dan waktu rata- rata antara p e n j u alannya dengan 1angganannya.

Persediaan

Persediaan sebagai salah satu kom p o n e n modal kerja, m e r up a k a n aktiva yang selalu d a la m kead a a n berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Masai all p e n e ntuan besarnya investasi d a l a m p ersediaan m e r u p a k a n m a s al ah yang penting bagi p e r u s ah aa n karena p ersediaan mempunyai akibat langsung t erhadap k e u n t u ng an perusahaan.

Persediaan seperti haln y a piutang, mewakili bagian yang cukup besar dari pada assets perusahaan, oleh sebab itu perusahaan per 1u m engadakan persediaan agar tidak ke h a b i s a n p ersediaan apabila langganan meminta suatu jenis barang tertentu dan juga u n t u k m en ja ga k onti n u i t a s p e r u s a ­ h a a n dan m enjaga k e m u n g k in an h il an g n y a pemasaran.

& )

J. Fred W es t o n and Eugene F. Brigham, i - bid, hal 314

(9)

Untuk m e n e n t u K a n berapa b e s a r n y a investasi di dalam persediaan, menurut J. Fred W e s t o n and Eugene F. Brigham, dipengaruhi oleh b e b e r a p a faktor, y aitu '.

"The major determinants of investment of inventory are following : (1) level of sales, (2) length of t e c h n i ­ cal nature of p r o d u c t i o n pro c e s s and (3) durability versus perishability, or style factor, in the end of product" 9)

Jadi investasi di d a l a m p e r s e d i aa n sebagian besar ditentukan oleh tingkat penjualan, lama dan sifat tehnis dari proses produksi serta tahan lama serta m ud ah r us a k n y a dari pada produk akhir, t e rmasuk mode.

2. Klasifikasi Modal Kerja

Setiap perus a h a a n dalam me nj al an ka n u sa ha n y a selalu memb u t u h k a n modal k erja yang cukup, K a re na modal kerja turut m enentukan k e b e r h a si la n suatu perusa h a a n u nt uk men- dapatkan 1 aba yang diharapkan. B er h u b u n g a n dengan ini, perusa h a a n harus mengetahui k e b u t u h a n modal Kerjanya, baik yang selalu h arus ada pada p er us a ha an m au p u n yang h a n y a dibutuhkan pada saat tertentu saja.

Bila ditinjau dari sudut k eb ut u h a n perusahaan, maka penggunaan modal kerja pada u mu mn ya ada yang digunakan secara Kontiniu atau h a n y a bersifat insidentil saja. B e r d a s a r k a n sifat p e n g g u n a a n ini, m a ka modal k e r j a dapat

9)

J. Fred W e s t o n and E u gene F. Brigham, op-cit, hal 321

(10)

20

diklasifikasikan menjadi dua: i. Permanent working capital 2. Varriable working capital

Mengenai penge r t i a n p e r m a n en t working capital dan variable working capital, Drs Tedjarucianta, Drs Romli M. Kurdi dan Di's A. M ubin m e n g e m u ka ka n sbb:

"Permanent working capital terdiri dari :

- Primary working capital, m e n u n j u k k a n sejumlah current assets m i n i m u m yang harus d i pertahankan p erusahaan agar k o nt i n u i t a s n y a tidak terganggu.

- Normal working capital, m e r u pakan working capital yang permanent dan t etap permanent dalam jumlahnya selama luas usaha itu normal.

Variable working capital terdiri dari :

- Seasonal working capital, menu n j u k k a n modal kerja yang berubah karena p en g a r u h musim.

- cyclical working capital, m e nu n j u k k a n modal kerja b erubah k ar e n a pengaruh konjungtur.

- E m e r g e n c y working capital, menu n j u k k a n modal kerja yang d isediakan untuk m e n g h a d a p i k e ad a a n yang s el a­

lu tidak diketahui. " 10)

Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :

- permanent working capital, m e n u n j u k k a n sejumlah current assest yang diperlukan p e r u s a ha an untuk m e me li h ar a ope- rasinya dalam kea d a a n normal.

- Variable working capital, menun j u k k a n sejumlah modal k e r j a yang d iperlukan p er us a h a a n u ntuk m en ja mi n keperlu- an musiman atau k e p e rluan istimewa. K eb ut u h a n yang dimaksud adalah tambahan da n a di luar k e bu t u h a n dana yang normal.

1 0)

Drs. Tedjai'utjianta, Drs. Romli M. Kurdi dan Drs. A. Mubin, financial Managment, Cet a k a n Kedua, Leinbaga management Fakultas Ekonomi Unpad, Bandung, 1982, Hal 19

(11)

3. Sumber-Sumber Permo d a l a n Modal Kerja

Untuk memenuhi K e b u tuhan modal Kerja dari suatu p e r u ­ sahaan, perlulah ditelaah sumber-sumbernya. D al am m embahas sumber-sumber p e r m o d a l a n dari modal Kerja ini, bia s a n y a berh u b u n g a n dengan tahap-tahap p e rK e m b a n g a n perusaiiaan.

S umber-sumber p ermodalan dari modal Kerja u nt u k p e r u ­ sahaan yang baru berdiri b e lu m l a h menjadi m a s a l a h yang sulit, sebab K e b u t u h a n akan modal Ker j a n y a biasanya dipe nuhi dengan modal sendiri.

Masa l a h akan timbul setelah p e r u s a h a a n menjadi besar, di mana Kebutuhan modal K er ja n y a aKan semaKin besar pula, Dengan adanya K e bu tu h a n modal K e r j a yang s e m a K m besar, di m a n a tidaK dapat lagi di permodali dengan modal sendiri, ma K a perlu dicari jalan K e l u a r n y a yaitu dengan dipermodali pi n j a m a n d a n luar.

Untuk p e n a n k a n modal yang tepat dari luar perus a h a a n h a r u s 1 ah diperhatikan jangka waktunya, u nsur resiko dan kompensasi atas modal yang d i in ve s t a s i k a n dalam perusa h a a n

serta asas k e k u asaan atas modal tersebut.

Atas dasar m i W i l l i a m H. H u sb a n d and James C. Doc k e r a y m en g e m u k a k a n tentang sumber-sumber p ermodalan untuk modal kerja sbb:

(12)

22

"The various sources of work i n g capital have been classified broadly as (1) permanent and (2) seasonal, or current" 11)

Permanent financing pada d as ar n y a d i p e r gunakan untuk m e m p ertahankan atau memodali kebutuhan akan c i r c u l a ­

ting of capital, sehingga tidak terJadi k e m a c e t a n di dalam operasi perusahaan. Jadi u n t u k mempermodali permanent working capital disarankan d e ngan meng g u n a k a n sumber p e r ­ moda l a n permanent seperti obligasi, modal sendiri, 1 aba

yang ditahan atau dengan k e w aj ib an yang b e l u m tiba saat- nya, seperti untuk membayar pajak, hutang dan sebagainya.

Dilihat d a n p e m b e n n y a ialah dari pemilik, kreditur, dari dalam p erusahaan sendiri atau bank komersil dan

lembaga keuangan.

Current Financing

S umber-sumber permodalan yang bersifat current m i dibutuhkan oleh perusahaan secara insidentil atau sewaktu- waktu saja.

Menurut Drs, L.Tedjaru t j i a n t a d al a m bukunya financial management, sumber yang bersifat current untuk

mempermoda-1 i )

W i l l i a m H. Husband and James C. Dockeray, Modern Corporation Finance, Seventh Edition, Ric h a r d D, Irwin, nc. , Homewood, Illionis, Hal 394

(13)

li variable working capital dapat dibagi menjadi : "i. Internal sources

2. External sources" 12)

internal sources, yaitu sumber yang ada dalam perusa h a a n dan terdiri dari :

- P endapatan khayal/penyusutan, dapat dipakai selama b elum dibelikan untuk mengganti m e si n baru.

- K e w ajiban yang b el um tiba saat pembayarannya, antara l a m untuk dana pensiun, pajak.

- C adangan laba.

External sources, yaitu sumber- s u m b e r yang ada di luar perusahaan dan antara l a m terdiri dari kredit perdaga- ngan, pinjaman bank.

Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa dipandang dari sudut jangka waktunya, maka p e r m a n e n t working capital itu dipermodali dengan permanent sources of capital. Sedangkan v a riable working capital dapat dipermodali dengan short

term sources of capital.

4. Faktor Yang Mempengaruhi K e b u t u h a n Dan B esarnya Modal Ker j a

Kebutuhan akan modal k e r j a dari suatu p erusahaan dipengaruhi oleh be b e r a p a faktor, diantaranya ada empat faktor yang utama, s e bagaimana yang dikemukakan oleh John J. Hampton dibawah m i :

1 2)

Drs. Ted j arut j l anta, Drs. Romli M. Kurdi dan Drs. A. Mubin, op-cit, hal 20

(14)

24

"Factors affecting needs for working capital :

A firm's r e q uirement for working capital are p r i m a r i ­ ly affected by four factors :

- volume of sales

- seasonal and cyclical factors - changes in technology

- firm policies" 13)

Jadi menurut k e t e r a ng an di atas, bahwa k e p e r l u a n p e r u s a h a ­ an u ntuk modal k e r j a dipengaruhi oleh :

1. Besarnya penjualan.

Ini adalah faktor paling penting yang mempengaruhi besarnya dari K o m p o n e n- k om po ne n modal kerja. Perusa h a a n memelihara aktiva lancar, k a r e n a perlu m e mp er t a h a n k a n aktivitas operasinya, terutama pada waktu metnuncaknya penjualan tahunan. Dalam k e a d a a n normal per b a n d i n g a n aktiva lancar dengan penjualan berkisar antara 20-40/., dengan kata lain agar p erusahaan mewuj u d k a n penjualan- nya pada tingkat yang tetap dari tingkat kas, piutang dan persediaan yang tetap pula. Berdasarkan pengalarnan perusahaan, meni n g k a t n y a pe r j u a l a n m e m e r l u k a n tambahan modal kerja, sedangkan bila p e n j ualan menu r u n diharap permanent working capital dapat dikurangi.

2. Faktor m usim dan cyclical.

Berdasarkan pengalarnan perusahaan, fluktuasi m u si m mempengaruhi p ermlntaan akan barang dan Jasa.

Varlasi-13)

John J. Hampton, Financial Decision Making, Second Edition, 1980, Prentice Hall of India Private Ltd. , New Delhi, Hal 160

(15)

variasi m i dalam p e n jualan aKan mempengaruhi tingkat d a n variable working capital. Be g i t u p u n juga k eg ia t a n ekonomi akan m e n u r u n ka n capital, K a rena aktivitas eKonomi me r u p a k a n suatu p er p u t a r a n dari r a n g kaian usaha. Tetapi bila Keadaan eKonomi membaik, p e n j u a l a n perusabaan aKan tetap tnenurun dalam sementara waKtu,

sebab K o nsumen m a a i h berhati-hati dalam membeli barang dan jasa, hal m i akan mengurangi Ke p e r l u a n untuK variable w o r K m g capital. Periode Ken a i K a n yang cepat dalam ekonomi akan mempunyai p e n g a ru h sebaliknya.

3. Perubahan dalam tehnologi

Perkembangan tehnologi, terutama berh u b u n g a n erat dengan proses produksi dan akan mempunyai p e ng a r u h yang besar terhadap K e p e r l u a n modal Kerja. Jika perusa h a a n membeli p e r alatan baru, ma k a proses bahan baku dapat dilaKuKan dengan cepat bila dibandingkan dengan sebelumnya, raaKa K e p erluan permanent untuK p ersediaan akan berubah pula. JiKa proses s e m a K m cepat, bahan baKupun bertambah, hal m i untuK e f i s i e n s m y a jalan produksi, maka permanent inventorypun aKan bertambah,

jiKa mesin itu dipergunaKan, ma K a bahan baKu akan lebih murah, sehingga K e p e rluan per s e d i a a n p u n m a K i n dapat diKurangi. B eberapa K e b i j a ks an aa n dari p e r u s a ha an akan mempengaruhi tingkat permanent dan variable working capital. Jika perusa h a a n m er u b a h k r e ditnya dari 30 hari menjadi 60 hari, maka d iperlukan tambahan dana p e r m a ­

(16)

26

nent dalam m e m n g K a t K a n piutang. JiKa terdapat peruba- han pada ke b i j K a s a n a a n produksi, diperlukan p ersediaan yang m u n g k m akan mempengaruhi permanent working capital. Jika p e r u bahan d i la ku k a n pada tingkat kas yang aman, m u n g k m permanent working capital akan bertambah atau berkurang. Jika tingkat kas berh u b u n g a n dengan penjualan, m un g k i n akan mempengaruhi variable working c a p i t a l .

Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan contoh sebagai berikut m i . Contoh m i diambil dari buku Managerial Finance, karangan Fred J. W e st on and Eugene F. B ri g h a m Hal 200-205, seventh edition, 1981, yaitu mengenai tambahan modal kerja yang dibutuhkan bila penjualan d i t i n gkatkan dengan m e n ggunakan percent of sales method.

Variable p e n t m g yang mempengaruhi k e p e rluan p ermodalan suatu p erusahaan a d alah volume penjualannya. The percent sales m e th od adalah paling 1ayak dipakai untuk m er a m a l k a n perubahan modal jangka pendek yang dibutuhkan

akibat adanya p e r u bahan dari penjualan. C o n t oh soal :

Pada tahun pembukuan 1980 "Moore Company" mempunyai data sbb:

(17)

Neraca p e r u s a h a a n 31 Desember 1980

A k t i v a Passiva

Kas $ 10, 000 Hutang jangka pendek $ 50, 000

Piutang 85,000 Hutang pajak dan upah 25,000

Persedi aan 1 00, 000 Hip o t e k 70, 000

A k tiva tetap 1 50, 000 Modal sahara 100, 000 Laba yang ditahan 100, 000

$ 34 5, 000 $ 34 5, 000

Penjualan pertahun $ 500,000 , yaitu pada batas kapasitas, m a r gi n 1 aba sesudah dipotong p ajak atas penjualan adalah 4/.. Selama tahun 1980, p e r u s a h a a n mendapat k e u n t u n ga n $ 20,000 sesudah dipotong pajak dan $ 10,000 d ibayarkan u ntuk devident.

B e r a pakan tambahan modal k e r j a yang dibutuhkan jika p e n ­ jualan diperbesar h i ng ga $ 800,000 selama tahun 1980 ? Jawab :

Prosedur p e r hitungan yang dipakai adalah "The Percent of Sales Methode", yaitu pert a m a - t a m a k omponen modal kerja pada neraca dirubah dalam b e ntuk prosen.

(18)

28

Ak t i va

Neraca p e r u s ah aa n 31 D e sember 1980

Passiva

Kas 2 % Utang jangka pendek 10 %

Piutang 17 % Utang pajak dan upah cn

Persediaan ro O Hipo t e k

Akti v a tetap 30 % Modal saham

L a b a yang ditahan

69 % 15 %

Berarti diperlukan tambahan modal kerja d alam aktiva p e n ­ jualan sebesar 69%-l5% : 54%. Untuk setiap kenaikkan penjualan sebesar 100% maka diperlukan t a mbahan modal k er j a sebesar 54% dari sal ah satu sumber dana, baik extern maup u n intern, tetapi dapat pula dipermodali oleh kombinasi kedua sumber dana tersebut. Jadi soal di atas memer l u k a n tambahan modal k e r j a sebesar $ 146,000 , dengan perhitungan seperti di bawah ini :

Ke naikan penjualan sebesar $ 300,000 ($ 800,000-$ 500,000) tambahan modal kerja yang dibut u h k a n ialah 54% dari kenaikkan, yaitu 54% X $ 300,000 = $ 162,000 , sebagian dari kebutuhan yang diperl u k a n dapat dimodali dari laba yang ditahan.

Laba - 4% X $ 800,000 = $ 32,000 , setengah dari jumlah ini dibayarkan untuk devident, Jadi laba yang ditahan sebesar ^ X $ 32,000 = $ 16,000 , maka tambahan dana dari

(19)

luar yang diperlukan adalah sebesar $ 162,000 - $ 16,000 = $ 140, 000,

Tambahan dana dari luar tersebut dapat pula dihitung dengan m e ng g u n a k a n rumus sbb:

A/TR (ATR) - B/TR (ATR) - bm (TR2 ).

A/TR ^ Assets yang bertambah secara langsung d e ngan k e n a ­ ikkan penjualan

B/TR - Liabilities yang akan be r t a m b a h dengan adanya k e n a ­ ikkan penjualan

ATR - Perubahan dari jumlah penda p a t a n atau penjualan m r Margin laba d a n p a d a p e n j ualan

T R 2 = Jumlah pendapatan yang diharapkan b = Laba yang ditahan

Dengan m e nggunakan rumus di atas maka tambahan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan Moore Company adalah : 0.69 ($ 300,000) - 0.15 ($ 300,000) - (O. 5) (0. 04) ($ 800, 000) - $ 146, 000.

K eb u tuhan dana tersebut dapat dipenuhi dengan jalan m e nambah hutang jangka pendek, sebab untuk k eb ut u h a n modal k e r j a h e n d aknya dibiayai d e ngan kredit hutang jangka pendek, yang u m ur n y a tidak lebih dari pada terikatnya dana d alam modal kerja tersebut yang biasanya jangka waktu kredit hutang jangka pendek tidak lebih dari satu tahun.

5. P e n t m g n y a M an a je m e n Modal K e r j a

(20)

30

u n t u k membiayai operasinya sehari-hari, m i sa l n y a untuk m e m b e r l k a n persekot, p e m be l i a n bahan baku, m e mb ay ar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya, di mana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi m as u k ke dalam p er us a h a a n dalam jangka waktu p e ndek melalui hasil penjualan produknya.

Dengan demikian maka modal k er j a memegang peranan yang penting dalam aktivitas perusahaan, baik pada p e r u s a ­ h a a n kecil, maupun pada p e r u s ah aa n besar. Peranan modal k erja d i s a m p m g untuk men j a m i n k o n tinuitas perusahaan,

juga dapat m e n u n j uk ka n k e ma m pu an p e r u s a h a a n sehubungan dengan pemenuhan k e wa ji ba n- ke wa ji ba n jangka pendeknya.

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas, akan d i k e ­ m u k a k a n pendapat dari J.Fred W e s t o n and Eugene F . Br ig ha m mengenai aktivitas perusahaan, yaitu :

"Working capital m an a g e m e n t includes a number of a s ­ pects that make it an important topic for study, and we will now consider some of them.

- Time devoted to working capital management. - Investment in current assets.

- Important for small firms,

- Relationship between sales gi'owth and current assets" 14)

W a k t u Yang D i g unakan Bagi P en go la ha n Modal Kerja

Menurut hasil penelitian, sebagian besar waktu yang digunakan financial manager dipakai u n t u k m en ge l o l a o p e r a ­ si intern perusahaan sepanjang hari, yaitu yang

berhubu-14) hal 266

J. Fred W e s t o n and E u gene F. Brigham, op-cit,

(21)

ngan dengan ma n a j e m e n modal kerja.

Karena adanya penanaman yang besar di d a l a m modal kerja, biasanya melebihi setengah dari jumlah assets k e s eluruhan p erusahaan dan investasi ini cenderung untuk cepat berubah. Oleh karena itu seorang financial manajer harus seksama dalam m e l ak sa na ka n p e n g o l a ha n aktiva

lancarnya. Pengolahan modal k e r j a terutama sangat penting bagi perusahaan kecll. P e r u s a h a a n kecil dapat m e m i n i m a 11sasi penanaman dalam aktiva tetapnya, dengan jalan menyewa pabrik dan per 1engkapannya, tetapi tidak bisa m e n g h m d a r k a n diri dari p en an a m a n uang kas, piutang- piutang dan persediaan. Disamping itu p e r u s a h a a n k e e n relatif terbatas kem a m p u a n n y a untuk memasuki pasar modal,

sehingga perlu bertumpu pada kredit p er d a g a n g a n dan pinjaman jangka pendek dari bank.

Adanya h ubungan yang erat antara m e n i ngkatnya penjualan dengan aktiva lancar, yaitu adanya p e n m g k a t a n dalam penjualan akan m e n y e ba bk an k e b u tuhan yang mendesak untuk m e nambah persediaan, piutang dan uang kas. Untuk semua m i maka perlu dipermodali, Adanya p en i n g k a t a n yang cepat mendorong manajer k eu an ga n sadar terhadap pei'kembangan modal kerja dalam perusahaan.

Jadi jelasnya bahwa m a na je m e n modal k er ja memegang peranan penting d alam aktivitas perusahaan, terutama yang berhubungan dengan penjualan, kare n a apabila penjualan meningkat, maka manajemen modal k e rjapun akan mengingkat

(22)

32

pul a.

Sebelum penulis m e m b e n ta ng ka n hub u n g a n antara kredit modal kerja dengan likwiditas perusahaan, maka penulis akan menerangkan ter lebih dahulu apa yang d i a rtikan dengan likwiditas. Arti likwiditas yang sebenarnya adalah cair. D al a m ekonomi perusahaan, arti likwiditas dari suatu

aktiva ialah bahwa daya beli potensiil yang ada dalam aktiva itu dapat diubah menjadi daya bell yang efektif tanpa menderita rugl.

Pengertian likwiditas di atas d i p e r u ntukkan bukan untuk perusahaan industri. P e ng er ti an likwiditas pada perusahaan industri haruslah d i k aitkan dengan k e s e i mbangan antara k e k a yaaan dari k e lo m p o k aktiva yang ada dalam perusahaan dengan jumlah yang disedlakan oleh pemberi uang.

Oleh karena itu p e n g e r t i a n dari badan usaha ialah keseimbangan antara perlua s a n - p e r l u a s a n dan pengurangan- pengurangan dari kekayaan yang ditanam d alam proses produksi dan perubahan tertentu dari kek a y a a n yang disediakan dengan k e m u n g k m a n pengambi 1 annya dan ke w a j i b a n - k e w a J i b a n d alam p e n g a m b i 1annya. Jadi faktor yang menentukan di s m i tidak h a n y a likwiditas dari masing- masing aktiva, tetapi juga likwiditas yang dihubungkan dengan k e m u n g k m a n p er mi nt aa n - p e r m i n t a a n dari kekayaan yang ada dalam p erusahaan oleh pemberi-pemberi uang, akan tetapi juga dihubungkan d e ngan ke h a r u s a n pemakaian

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Dari penegrtian diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil pengeolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian

Tujuan dari statistik deskriptif adalah memberikan gambaran tentang keadaan yang berkaitan dengan penyakit atau masalah kesehatan berdasarkan data yang telah

Pengadilan merupakan ketentuan dari Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, ketentuan ini tidak boleh diabaikan oleh

Peneliti memilih menggunakan analisis semiotika Roland Barthes dengan tujuan dapat mengupas dan membedah makna-makna yang terkandung dalam film “Joker”, yang dilihat dari segi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik ditandai dengan klien tidak selera

Dari hasil penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus diperoleh data nilai rata-rata peningkatan kemampuan kognitif anak melalui kegiatan pencampuran warna menggunakan media cat

Sebelum membahas lebih jauh mengenai eksistensi Piagam Madinah dan Undang- Undang Dasar 1945 dilihat dari segi kedudukannya sebagai konstitusi Negara Republik

Keenam, adalah tahap uji coba terbatas, diawali dengan kegiatan penyebaran instrumen , selanjutnya instrumen evaluasi program Prakerin di uji coba secara terbatas pada