• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III MEKANISME PENANGANAN ADMINISTRASI PEJABAT NEGARA DAN PEJABAT LAINNYA. A. Mekanisme Penanganan Rancangan Keputusan Presiden

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III MEKANISME PENANGANAN ADMINISTRASI PEJABAT NEGARA DAN PEJABAT LAINNYA. A. Mekanisme Penanganan Rancangan Keputusan Presiden"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MEKANISME PENANGANAN ADMINISTRASI PEJABAT NEGARA DAN PEJABAT LAINNYA

A. Mekanisme Penanganan Rancangan Keputusan Presiden 1. Pengusulan Pengangkatan dan Pemberhentian

a. Instansi/lembaga pengusul menyampaikan surat usul pengangkatan dan pemberhentian pejabat negara/pejabat lainnya kepada Presiden; b. Kelengkapan administrasi usul pengangkatan pejabat negara/pejabat

lainnya adalah sebagaimana tertera pada Tabel 1 di bawah ini.

TABEL 1

KELENGKAPAN ADMINISTRASI USUL PENGANGKATAN PEJABAT NEGARA DAN PEJABAT LAINNYA

No Jenis Pejabat Negara Kelengkapan Administrasi A. Pejabat Negara

1. Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat 1.2. Berita Acara KPU. Surat usulan dari DPP Partai Politik yang bersangkutan.

3. Surat usulan Ketua DPR untuk pergantian antar waktu.

4. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 2. Anggota Dewan Perwakilan

Daerah 1.2. Berita Acara KPU. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 3. Anggota Mahkamah Agung 1. Surat usulan dari Ketua Mahkamah Agung.

2. Surat Persetujuan DPR.

3. Keputusan Presiden tentang Pengangkatan yang Bersangkutan.

4. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 4. Anggota Mahkamah Konstitusi 1. Surat usulan dari DPR.

2. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 5. Anggota Badan Pemeriksa

Keuangan 1. Surat usulan dari DPR atas pertimbangan DPD. 2. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 6. Menteri Negara Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan.

(2)

No Jenis Pejabat Negara Kelengkapan Administrasi 7. Kepala Perwakilan Diplomatik 1. Surat Usulan dari Menteri Luar Negeri.

2. Surat Persetujuan DPR.

3. Agreement dengan negara penerima. 4. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 8. Gubernur dan Wakil Gubernur 1. Surat Usulan dari Menteri Dalam Negeri.

2. Keputusan Komisi Pemilihan Umum. 3. Berita Acara Komisi Pemilihan Umum. 4. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 5. Keputusan Mahkamah Konstitusi.

9. Hakim pada semua Lembaga Peradilan

a. Hakim Peradilan Umum b. Hakim Peradilan Tata Usaha

Negara

c. Hakim Peradilan Agama d. Hakim Mahkamah Syar’iyah

1. Surat Usulan dari Mahkamah Agung. 2. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 3. Fotokopi DP3 Terakhir.

4. Fotokopi SK Pengangkatan Calon Hakim. 5. Sertifikat Diklat Dasar Hakim.

e. Hakim Ad Hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi f. Hakim Ad Hoc Pengadilan

Niaga

g. Hakim Ad Hoc Pengadilan Hak Asasi Manusia h. Hakim Ad Hoc Pengadilan

Hubungan Industrial

1. Surat Usulan dari Mahkamah Agung. 2. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan.

i. Hakim Peradilan Militer 1. Surat Usulan dari Mahkamah Agung. 2. Surat Usulan dari Panglima TNI.

3. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. j. Hakim Peradilan Pajak 1. Surat Usulan dari Menteri Keuangan.

2. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 10. Anggota Komisi Pemberantasan

Korupsi 1.2. Surat Usulan dari DPR. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. B. Pejabat Lainnya

1. Anggota Dewan Pertimbangan

Presiden Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan.

2. Kepala Perwakilan Konsuler 1. Surat Usulan dari Menteri Luar Negeri. 2. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 3. Anggota BP Migas 1. Surat Usulan dari Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral.

2. Surat Persetujuan DPR.

3. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan.

(3)

No Jenis Pejabat Negara Kelengkapan Administrasi

4. Anggota BPH Migas 1. Surat Usulan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

2. Surat Persetujuan DPR.

3. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 5. Anggota Komisi Pengawas

Persaingan Usaha 1. Surat Usulan dari Panitia Seleksi Pemilihan Anggota KPPU tentang pengangkatan calon terpilih dalam keanggotan KPPU.

2. Surat Persetujuan DPR.

3. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 6. Anggota Deputi Gubernur Bank

Indonesia 1.2. Surat Usulan dari Gubernur Bank Indonesia. Surat Persetujuan DPR. 3. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 7. Anggota Komisi Penyiaran

Indonesia Pusat 1. Surat Usulan dari Panitia Seleksi Pemilihan Anggota KPIP tentang pengangkatan calon terpilih dalam keanggotan KPIP.

2. Surat Persetujuan DPR.

3. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 8. Penunjukan Wakil Indonesia

dalam Organisasi Internasional 1.2. Surat Usulan dari Menteri Keuangan. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 9. Anggota Komisi Pemilihan

Umum 1. Surat Usulan dari Panitia Seleksi Pemilihan Anggota KPU tentang pengangkatan calon terpilih dalam keanggotan KPU.

2. Surat Persetujuan DPR.

3. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 10. Anggota Komisi Nasional

Perlindungan Anak Indonesia 1. Surat Usulan dari Panitia Seleksi Pemilihan Anggota KPAI tentang pengangkatan calon terpilih dalam keanggotaan KPAI.

2. Surat Persetujuan DPR.

3. Daftar Riwayat Hidup yang Bersangkutan. 11. Anggota Badan Perlindungan

Konsumen Indonesia 1. Surat dari Menteri Perdagangan kepada Presiden tentang usul pengangkatan sebagai Anggota BPKN.

2. Surat Persetujuan dari DPR. 3. Daftar Riwayat Hidup. 12. Anggota Lembaga Perlindungan

Saksi dan Korban 1. Surat dari Panitia Seleksi Calon Anggota LPSK kepada Presiden tentang penyampaian nama-nama Calon Anggota LPSK.

2. Surat Persetujuan dari DPR. 3. Daftar Riwayat Hidup.

(4)

4

5

6

7 2. Penelitian dan Penyiapan Rancangan Keputusan Presiden

a. Menteri Sekretaris Negara secara hierarkis memberikan arahan kepada Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Sumber Daya Manusia untuk melakukan penelitian atas usul pengangkatan atau pemberhentian pejabat negara/pejabat lainnya;

b. Pejabat sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas secara hierarkis menyiapkan Rancangan Keputusan Presiden beserta memorandum Menteri Sekretaris Negara kepada Presiden, yang tahapannya sebagaimana tertera dalam Bagan 1.

BAGAN 1

TAHAPAN PENERBITAN RANCANGAN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEJABAT

NEGARA DAN PEJABAT LAINNYA

Kegiatan Bagian Mutasi Pejabat Negara Biro Kepegawaian Deputi Mensesneg Bidang Sumber Daya Manusia Menteri Sekretaris Negara Presiden 1. Meneliti kelengkapan administrasi 1

2. Mencari referensi (bila perlu) 2

3. Menyiapkan dan mengajukan naskah Rancangan Keppres dan Memorandum Pengantar

3

4. Meneliti Rancangan Keppres dan meneruskan kepada Deputi Mensesneg Bidang Sumber Daya Manusia 5. Meneliti Rancangan Keppres

dan meneruskan kepada Menteri Sekretaris Negara 6. Meneliti Rancangan Keppres

dan meneruskan kepada Presiden

7. Menandatangani Rancangan Keppres (bila disetujui)

1

2 3

(5)

3. Penyelesaian Naskah Keputusan Presiden

Setelah Rancangan Keputusan Presiden ditandatangani oleh Presiden selanjutnya dilakukan:

a. Otentifikasi, dengan tata cara sebagai berikut:

1) penomoran Keputusan Presiden dilakukan oleh Bagian Mutasi Pejabat Negara atas perintah Kepala Biro Kepegawaian;

2) pembuatan Salinan dan Petikan yang ditandatangani oleh Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Sumber Daya Manusia;

3) pembubuhan stempel pada naskah petikan dan fotokopi salinan serta surat pengantar dilakukan oleh Bagian Mutasi Pejabat Negara.

b. Penyampaian Salinan dan Petikan Keputusan Presiden kepada yang bersangkutan dan pihak-pihak yang berkepentingan.

c. Pendokumentasian berkas mutasi pejabat negara, dengan cara:

1) pembuatan Kartu Kendali (kartu personal, kartu instansional, dan daftar aktif pejabat, baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy) dilakukan oleh Bagian Mutasi Pejabat Negara yang dilaksanakan oleh seorang arsiparis;

2) penyimpanan baik berkas asli maupun duplikasinya dilakukan oleh Bagian Mutasi Pejabat Negara.

B. Penyiapan Naskah Pelantikan Pejabat Negara

Penyiapan naskah pelantikan pejabat negara dilakukan secara terkoordinasi oleh Bagian yang terkait di lingkungan Biro Kepegawaian, Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Sumber Daya Manusia.

C. Penetapan Pemberian Pensiun Pejabat Negara Dan Pejabat Lainnya 1. Ketentuan Umum

Tidak semua pejabat di dalam sistem ketatanegaraan Indonesia memperoleh hak pensiun. Beberapa pejabat yang tidak memperoleh hak pensiun adalah sebagai berikut:

a. Hakim Ad Hoc pada semua lembaga peradilan;

b. Pejabat lainnya yang berdasarkan peraturan perundang-undangan tidak diberikan pensiun;

c. Hakim Pengadilan Umum, Pengadilan Agama, Hakim Pengadilan Militer dan Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara. Hakim pada pengadilan-pengadilan ini tidak memperoleh pensiun Pejabat Negara, melainkan mendapatkan Pensiun Pegawai Negeri Sipil/Anggota TNI dengan jabatan terakhir sebagai Hakim.

(6)

2. Pejabat Negara yang Memiliki Hak Pensiun

Pejabat Negara yang memiliki hak pensiun adalah sebagai berikut: a. Presiden dan Wakil Presiden

Presiden yang diberhentikan dengan hormat dari jabatannya berhak memperoleh pensiun Pejabat Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat

Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara, pada Pasal 12 disebutkan bahwa pimpinan MPR yang bukan pimpinan DPR yang berhenti dengan hormat dari jabatannya berhak memperoleh pensiun yang penetapannya dengan Keputusan Presiden.

c. Anggota Dewan Perwakilan Daerah/Majelis Permusyawaratan Rakyat

Hingga saat ini belum ada aturan hukum yang secara khusus mengenai penetapan pemberian pensiun kepada Anggota DPD. Namun demikian dapat dianalogikan bahwa dikarenakan DPD merupakan Lembaga Tinggi Negara, maka aturan yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara dapat diterapkan sebagai dasar penetapan pemberian pensiun kepada mantan Anggota DPD.

d. Anggota Mahkamah Agung

Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara pada Pasal 12 menyebutkan bahwa Pimpinan dan Anggota Lembaga Tinggi Negara yang berhenti dengan hormat dari jabatannya berhak memperoleh pensiun yang penetapannya dengan Keputusan Presiden.

e. Anggota Mahkamah Konstitusi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2006 Pasal 4, disebutkan bahwa mantan Ketua, Wakil Ketua dan mantan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi beserta janda/duda berhak memperoleh pensiun berdasarkan peraturan perundang-undangan. Besaran pensiun ditetapkan berdasarkan masa jabatan sampai mencapai batas persentasi pensiun maksimum dengan mendahulukan dasar pensiun yang tertinggi.

Hak Keuangan/Administratif bagi Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi adalah sama dengan Hak

(7)

Keuangan/Administratif bagi Ketua, Wakil Ketua dan Anggota pada Mahkamah Agung sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administrasi Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara.

f. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan

Sesuai Pasal 12 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara, disebutkan bahwa Pimpinan dan Anggota Lembaga Tinggi Negara yang berhenti dengan hormat dari jabatannya berhak memperoleh pensiun yang penetapannya dengan Keputusan Presiden.

g. Menteri Negara

Sesuai ketentuan Pasal 10 dan Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administratif Menteri Negara dan Bekas Menteri Negara serta Janda/Dudanya, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2000 dan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2000 tentang Penetapan Pensiun Pokok Mantan Pejabat Negara dan Janda/Dudanya, Menteri Negara yang berhenti dengan hormat dari jabatannya dan berhak memperoleh pensiun yang penetapannya diberikan dengan Keputusan Presiden.

h. Kepala Perwakilan Diplomatik (Dubes LBBP RI)

Dubes yang berhenti dengan hormat dari jabatannya berhak memperoleh pensiun yang penetapannya diberikan dengan Keputusan Presiden. Ketentuan mengenai penetapan pemberian pensiun tersebut diatur di dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri Pasal 29 ayat (1).

i. Anggota Komisi Yudisial

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial Pasal 8, antara lain menyatakan bahwa Kedudukan Protokoler dan Hak Keuangan Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Komisi Yudisial diberlakukan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi pejabat negara. Oleh karena itu Hak Keuangan/Administratif bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi Yudisial adalah sama dengan Hak Keuangan/Administratif bagi Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak Keuangan/Administrasi Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara.

(8)

j. Gubernur dan Wakil Gubernur (Kepala Daerah Tingkat I)

Sesuai ketentuan Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 2 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2000 tentang Penetapan Pensiun Pokok Mantan Pejabat Negara dan Janda/Dudanya, Gubernur dan Wakil Gubernur yang diberhentikan dengan hormat dari jabatannya berhak memperoleh pensiun Pejabat Negara.

3. Pengusulan Pensiun Pejabat Negara/Pejabat Lainnya

a. Secara administratif Sekretaris Jenderal Lembaga Tinggi Negara yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Presiden untuk menerbitkan Keputusan Presiden tentang Pemberian Hak Pensiun kepada Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Lembaga Tinggi Negara;

b. Kelengkapan Administrasi untuk penerbitan Rancangan Keputusan Presiden tentang Pemberian Pensiun Pejabat Negara diatur sebagaimana dalam Tabel 2 berikut.

TABEL 2

KELENGKAPAN ADMINISTRASI UNTUK PENERBITAN RANCANGAN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PEMBERIAN PENSIUN PEJABAT

NEGARA

No Nama Pejabat Negara Kelengkapan Administrasi 1 Presiden dan Wakil

Presiden 1. TAP MPR tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (sebelum amandemen keempat); 2. Keputusan Komisi Pemilihan Umum tentang Penetapan Pasangan

Terpilih Presiden dan Wakil Presiden Hasil Pemilihan Umum; 3. Daftar Riwayat Hidup;

4. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 6 lembar; 5. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan. 2. Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat

1. Surat Usulan dari ketua DPR untuk permohonan penerbitan Keputusan Presiden tentang Pemberian Hak Pensiun kepada Anggota DPR;

2. Daftar Riwayat Hidup;

3. Fotokopi SK Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota DPR; 4. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 6 lembar;

5. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan. 3. Anggota Dewan

Perwakilan Daerah 1. Surat Usulan dari ketua DPD untuk permohonan penerbitan Keputusan Presiden tentang Pemberian Hak Pensiun kepada Anggota DPD;

2. Daftar Riwayat Hidup;

3. Fotokopi SK Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota DPD; 4. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 6 lembar;

5. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan. 4. Anggota Mahkamah

Agung 1. Surat Usulan dari Ketua Mahkamah Agung untuk permohonan penerbitan Keputusan Presiden tentang Pemberian Hak Pensiun kepada Hakim Agung;

2. Daftar Riwayat Hidup;

3. Fotokopi SK Pengangkatan Hakim Agung; 4. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 6 lembar; 5. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan.

(9)

No Nama Pejabat Negara Kelengkapan Administrasi

5. Anggota Mahkamah Konstitusi

1. Surat Usulan dari Ketua Mahkamah Konstitusi untuk permohonan penerbitan Keputusan Presiden tentang Pemberian Hak Pensiun kepada Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Mahkamah Konstitusi; 2. Daftar Riwayat Hidup;

3. Fotokopi SK Pengangkatan dan Pemberhentian Ketua, Wakil Ketua dan Hakim Mahkamah Konstitusi;

4. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 6 lembar; 5. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan. 6. Anggota Badan

Pemeriksa Keuangan

1. Surat Usulan dari Ketua BPK untuk permohonan penerbitan Keputusan Presiden tentang Pemberian Hak Pensiun kepada Anggota BPK;

2. Daftar Riwayat Hidup;

3. Fotokopi SK Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota BPK; 4. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 6 lembar;

5. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan.

7. Menteri Negara 1. Keputusan Presiden tentang Pemberhentian yang bersangkutan; 2. Daftar Riwayat Hidup;

3. Pas Foto ukuran 4x6 sebanyak 6 lembar; 4. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan. 8. Kepala Perwakilan

Diplomatik 1. Surat dari Menteri Luar Negeri perihal Usulan Pemberian Pensiun kepada Mantan Duta Besar LBBP Republik Indonesia untuk negara-negara sahabat;

2. Daftar Riwayat Hidup;

3. Pertimbangan teknis dari Badan Kepegawaian Negara; 4. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 6 lembar;

5. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan. 9. Anggota Komisi

Yudisial

1. Surat Usulan dari Ketua Komisi Yudisial untuk permohonan penerbitan Keputusan Presiden tentang Pemberian Hak Pensiun kepada Anggota Komisi Yudisial;

2. Daftar Riwayat Hidup;

3. Fotokopi SK Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Komisi Yudisial;

4. Pas foto 4x6 sebanyak 6 lembar;

5. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan. 10. Gubernur dan Wakil

Gubenur Kepala Daerah Tingkat I

1. Surat Usulan dari Menteri Dalam Negeri untuk permohonan penerbitan Keputusan Presiden tentang Penetapan Pemberian Pensiun kepada Mantan Gubernur/Wakil Gubernur;

2. Daftar Riwayat Hidup;

3. Pas foto 4x6 sebanyak 6 lembar;

4. Fotokopi Kartu Keluarga yang bersangkutan.

(10)

4. Penelitian dan Penyiapan Rancangan Keputusan Presiden

a. Menteri Sekretaris Negara secara hierarkis memberikan arahan kepada Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Sumber Daya Manusia untuk melakukan penelitian atas usul pensiun pejabat negara/pejabat lainnya;

b. Pejabat sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas secara hierarkis menyiapkan Rancangan Keputusan Presiden beserta memorandum Menteri Sekretaris Negara kepada Presiden, yang tahapannya sebagaimana tertera dalam Bagan 2.

BAGAN 2

TAHAPAN PENERBITAN RANCANGAN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PEMBERIAN PENSIUN PEJABAT NEGARA

Kegiatan Bagian Mutasi Pejabat Negara Biro Kepegawaian Deputi Mensesneg Bidang Sumber Daya Manusia Menteri Sekretaris Negara Presiden 1. Meneliti kelengkapan administrasi

2. Mencari Referensi (bila perlu) 2

3. Menyiapkan dan mengajukan Rancangan Keppres dan Memorandum Pengantar

3

4. Meneliti Rancangan Keppres dan meneruskan kepada Deputi Mensesneg Bidang Sumber Daya Manusia 5. Meneliti Rancangan Keppres

dan meneruskan kepada Menteri Sekretaris Negara

6. Meneliti Rancangan Keppres dan meneruskan kepada Presiden

7. Menandatangani Rancangan

Keppres (bila disetujui) 7

D. Penyiapan Surat Presiden tentang Permohonan Pertimbangan/Persetujuan DPR Penyiapan naskah surat Presiden dimaksudkan untuk menyampaikan nama calon pejabat yang menurut peraturan perundang-undangan membutuhkan pertimbangan/persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Permohonan pertimbangan/persetujuan tersebut mengenai:

1. nama-nama calon untuk diangkat dalam jabatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk negara-negara sahabat;

1 2 3 4 5 6 2. nama-nama …

(11)

4

5

6

7 2. nama-nama calon untuk diangkat dalam keanggotaan Komisi Pemilihan

Umum;

3. nama-nama calon untuk diangkat dalam keanggotaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia;

4. nama-nama calon untuk diangkat dalam keanggotaan Komisi Penyiaran Indonesia Pusat;

5. nama-nama calon untuk diangkat dalam jabatan Deputi Gubernur Bank Indonesia;

6. nama-nama calon Ketua dan Anggota Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (BPH Migas);

7. nama-nama calon Ketua dan Anggota Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas);

8. hasil seleksi nama-nama calon Anggota Komisi Pemberantasan Korupsi; 9. surat-surat Presiden lainnya yang berkaitan dengan penanganan

administrasi mutasi pejabat negara.

Tahapan penyiapan naskah surat Presiden dapat dilihat pada bagan berikut.

BAGAN 3

TAHAPAN PENYIAPAN NASKAH SURAT PRESIDEN

Kegiatan Bagian Mutasi Pejabat Negara Biro Kepegawaian Deputi Mensesneg Bidang Sumber Daya Manusia Menteri Sekretaris Negara Presiden 1. Meneliti kelengkapan administrasi 1

2. Mencari Referensi (bila perlu) 2

3. Menyiapkan dan mengajukan konsep surat Presiden beserta Memorandum pengantar

3

4. Meneliti konsep surat Presiden beserta Memorandum

pengantar dan

meneruskannya kepada Deputi Mensesneg Bidang Sumber Daya Manusia

5. Meneliti konsep surat Presiden beserta Memorandum

pengantar dan

meneruskannya kepada Menteri Sekretaris Negara 6. Meneliti konsep surat Presiden

dan menandatangani

Memorandum pengantar serta meneruskannya kepada Presiden 7. Menandatangani surat Presiden 1 2 3 Setelah …

(12)

Setelah surat ditandatangani oleh Presiden, tahapan kegiatan berikutnya adalah:

1) penomoran surat oleh Bagian Persuratan dan Reproduksi, Biro Tata Usaha atas permintaan Bagian Mutasi Pejabat Negara, Biro Kepegawaian;

2) pengiriman surat Presiden ke instansi yang bersangkutan dilakukan dalam keadaan tertutup/tersegel, disertai dengan tanda terima;

3) penyimpanan surat asli yang dibubuhi paraf beserta dokumen

pendukungnya dilakukan oleh Bagian Mutasi Pejabat Negara. E. Koordinasi Penanganan Administrasi Pejabat Negara dan Pejabat

Lainnya serta Penerusan Berkas

Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penanganan administrasi Pejabat Negara dan Pejabat Lainnya adalah sebagai berikut.

1. Koordinasi dalam rangka pemenuhan kelengkapan data

Koordinasi yang dilakukan terkait dengan kelengkapan data administrasi yang diperlukan dalam rangka penerbitan Keputusan Presiden tentang mutasi pejabat negara.

2. Koordinasi dalam rangka penyelesaian kasus yang dihadapi

Koordinasi dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka penanganan dan penyiapan telaah staf yang akan dilaporkan secara hierarkis kepada Menteri Sekretaris Negara/Presiden.

Koordinasi yang dilakukan dapat berupa:

a. koordinasi antar pegawai/pejabat dalam rangka pengumpulan data dan informasi guna mendukung penyelesaian permasalahan administrasi; b. melakukan persiapan dalam rangka koordinasi antara Presiden/Menteri

Sekretaris Negara dengan pimpinan lembaga/instansi terkait. Persiapan dapat berupa menyiapkan surat konfirmasi terhadap suatu permasalahan, menyiapkan bahan-bahan, menyiapkan surat undangan untuk rapat koordinasi, dan menyiapkan surat Presiden/Menteri Sekretaris Negara dalam rangka klarifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi.

3. Koordinasi dalam rangka penyampaian Salinan dan Petikan

Koordinasi dilakukan dalam rangka distribusi Keputusan Presiden yang telah diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 33 Tahun 2001 tentang Organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja sudah tidak sesuai dengan jiwa dan semangat Peraturan

Kupang tentang Daya Tampung serta sesuai SK Direktur Politeknik Negeri Kupang Nomor: 209a tentang Uang Kuliah Tunggal Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Kupang Tahun

 Konveksi adalah perpindahan panas melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat tersebut..  Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan

Downloaded From http://ikiguru.com The solo river or the Begawan Solo River is the longest river in the Java island.. This river has its source at mount Lawu, a quite active volcano

(UNESCO) Regional office, Jakarta, UNESCO Regional office, Abuja, Federation of Engineering Institutions of Asia and the.. Pacific (FEIAP) and the International Science

Perdarahan postpartum / Postpartum Hemorrhage ( PPH ) terjadi karena adanya perdarahan yang banyak yang pada umumnya berasal dari tempat implantasi plasenta atau adanya laserasi

Hal ini merupakan cara tersendiri dari pemilik J oger dalam pemikiran pemilik J oger untuk selalu berinovasi dengan kata-kata baru yang dirangkainya yang melengkapi

Apakah usulan Sejalan dengan Rancangan Awal RKPD; Target Kinerja ada atau tidak; PP 58 / 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;. Apakah Sesuai Dengan Arah Kebijakan Daerah;