• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 1 TEBO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 1 TEBO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN LATIHAN KNEE TUCK JUMP DAN BARRIER

HOPS TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH

PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 1 TEBO

RINGKASAN

Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Atletik” yang memiliki makna bertanding atau berlomba. Istilah atletik yang digunakan di Indonesia saat ini diambil dari bahasa inggris yaitu atletik yang berarti cabang olahraga yang meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Lompat jauh merupakan salah satu nomor yang dipertandingkan pada cabang olahraga atletik. Di sekolah-sekolah olahraga ini telah menjadi bagian materi dari kurikulum pendidikan jasmani yang harus dipelajari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada Perbedaan latihan

knee tuck jump dan barrier hops terhadap kemampuan Lompat Jauh pada siswa putra

SMA Negeri 1 Tebo.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekperimen. Rancangan Penelitian yang digunakan adalah dengan pola “Ordineari Meacing peiring”. Instrumen penelitian atau alat ukur yang digunakan diambil dengan teknik tes. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan pengukuran hasil lompat jauh terhadap subyek penelitian yang dilakukan melalui tes awal dan tes akhir latihan knee tuck jump dan barrier hops.

Hasil Penelitian Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan terhadap tes akhir dalam oteknik analisis data yang mengunakan uji normalitas, homogenitas dan uji hipotesis. Dari Hasil uji nornalitas Knee Tuck jump didapat L hitung < L tabel yaitu pada pre test sebesar -0.0055< 0,227 dan pada hasil post test sebesar -0.0061< 0,227, Barierr hop

didapat L hitung < L tabel yaitu pada pre test sebesar -0.0171< 0,220dan pada hasil post test

sebesar -0.0278< 0,220, hasil dari uji homogenitas varians Knee tuck Jump menunjukkan bahwa F hitung < F tabel yaitu 1,66< 3,81, Barierr Hop menunjukkan bahwa F hitung < F tabel

yaitu 1,23 < 3,81sedangkan hasil uji hipotesis Decline hop diperoleh nilai t = 1.020. Sedangkan nilai ttabel = 1,7613. Ha diterima. Dengan demikian bahwa terdapat Perbedaan

latihan knee tuck jump dan barrier hops terhadap kemampuan Lompat Jauh pada siswa putra SMA Negeri 1 Tebo.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat di simpulan bahwa Latihan latihan knee tuck jump dapat meningkatkan kemampuan Lompat Jauh pada siswa putra SMA Negeri 1 Tebo.

▸ Baca selengkapnya: gerakan lompat memutar badan termasuk jenis latihan

(2)

I. PENDAHULUAN

Manusia dalam melaksanakan olahraga mempunyai tujuan yang berbeda-beda ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan olahraga. Pertama, mereka melakukan kegiatan olahraga hanya untuk rekreasi. Kedua, mereka melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan pendidikan. Ketiga, mereka yang melakukan kegiatan olahraga untuk penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan. Keempat, mereka melakukan olahraga untuk sasaran prestasi tertentu, di dalam hal ini ilmu-ilmu pengetahuan yang terkait mengenai manusia sebagai objek yang akan diolah prestasi nya agar lebih baik, di tinjau lebih mendalam dan terperinci, (Sajoto, 1995: 5).

Perkembangan olahraga di Indonesia dewasa ini terasa semakin maju, hal ini tidak terlepas dari peran serta masyarakat yang semakin sadar dan mengerti arti penting serta fungsi olahraga itu sendiri. Di samping itu perhatian serta dukungan Pemerintah juga menunjang perkembangan olahraga di Indonesia. Pada hakekatnya olahraga terdiri dari banyak cabang, salah satu cabang olahraga yang wajib di ajarkan untuk kurikulum pendidikan jasmani SMA adalah atletik.

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua yang telah ada dan dilakukan oleh manusia sejak jaman purba sampai sekarang ini. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia di muka bumi ini, atletik sudah ada dan dilakukan oleh manusia. Hal tersebut dikarenakan setiap gerakan dalam atletik seperti jalan, lari, lompat dan lempar merupakan perwujudan dari gerakan dasar dalam kehidupan manusia sehari-hari. Pada jaman purba, gerakan-gerakan yang dilakukan oleh manusia sangat penting artinya karena hal tersebut berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya yaitu berburu dan meramu makanan.

(3)

Untuk itu manusia primitif dituntut untuk memiliki kekuatan, kecepatan, daya tahan dan ketangkasan terutama dalam menggunakan peralatan purbanya seperti lembing, panah, bumerang, batu dan lain sebagainya yang dapat diperolehnya dari melakukan berbagai gerakan atletik meskipun tidak disadarinya. (Syafrudin,1992:1).

Untuk kurikulum pendidikan jasmani SMA lompat jauh adalah salah satu materi yang di ajarkan kepada siswa di sekolah. Untuk mandapatkan hasil yang maksimal pada lompat jauh teknik dan gerak lompat jauh harus dipelajari dan di tingkatkan disamping itu kondisi fisik juga harus diperhatikan karena pada olahraga perlombaan individu komponen inilah yang terpenting. Pada lompat jauh ada beberapa faktor kodisi fisik yang menentukan jauh tidaknya lompatan, diantaranya adalah kecepatan, kekuatan, dan daya ledak otot tungkai. Daya ledak otot tungkai merupakan bagian yang teramat penting dalam lompat jauh terutama saat melakukan tolakan semakin besar daya ledak otot tungkai yang dihasilkan pelompat maka hasil lompatannya pun semakin jauh ( Syarifudin 1992:2 ).

Menurut Sajoto (2005:8) mengatakan bahwa ”kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisah-pisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya dalam usaha pengembangan kondisi fisik maka seluruhnya komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk apa keperluan atau status yang dibutuhkan. Kondisi fisik tersebut antara lain: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, kelentukan, klincahan, keseimbangan, ketepatan, reaksi.

(4)

Berdasarkan hal tersebut, untuk mendapatkan hasil Lompat Jauh dalam olahraga sepakbola yang baik pada Siswa/atlet maka perlu ditingkatkan daya ledak otot tungkainya. Dan bentuk latihan yang dapat meningkatkan daya ledak atau power adalah latihan plyometrik.

Mmenurut Nala (1998: 59) Latihan plyometrik adalah metode latihan untuk meningkatkan daya ledak otot dengan bentuk kombinasi latihan isometrik dan isotonik (eksentrik-kosentrik) yang mempergunakan pembebanan dinamik. Dan dapat diartikan juga latihan-latihan yng betujuan menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang eksplosif. Regangan yang terjadi secara mendadak sebelum otot berkontraksi kembali atau suatu latihan yang memungkinkan otot-otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Konsep latihan plyometrik menggunakan regangan awal pada otot secara cepat sebelum kontraksi eksentrik pada otot yang sama. Johansyah Lubis membagi tiga kelompok latihan plyometrik, yaitu: (1) latihan untuk anggota gerakan bawah (pinggul dan tungkai), (2) latihan untuk batang tubuh, dan (3) latihan untuk anggota gerak atas. Adapun latihan Plyometrik yang digunakan adalah Knee Tuck Jump dan Barrier Hops. Apakah latihan tersebut ada pengaruhnya terhadap kemampuan Lompat Jauh? Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengadakan latihan jauhnya Lompatan pada Olahraga Lompat Jauh yang berjudul: ” Perbedaan latihan knee tuck jump dan barrier hops terhadap kemampuan Lompat Jauh pada siswa putra SMA Negeri 1 Tebo”.

Untuk menghindari salah penafsiran dan sekaligus membuat sasaran pembahasan menjadi lebih fokus maka perlu di buat pembatasan masalah yaitu

(5)

untuk melihat seberapa besar Perbedaan latihan knee tuck jump dan barrier hops

terhadap kemampuan Lompat Jauh pada siswa putra SMA Negeri 1 Tebo. II. TINJAUAN PUSTAKA

Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Atletik” yang memiliki makna bertanding atau berlomba. Istilah atletik yang digunakan di Indonesia saat ini diambil dari bahasa inggris yaitu atletik yang berarti cabang olahraga yang meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Sementara di Amerika Serikat, istilah atletik berarti olahraga pertandingan, dan istilah menyebut atletik adalah track and field.

Menurut Yudha, (2001:2) bahwa atletik merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain dan berolahraga yang diperlombakan dalam bentuk jalan, lari, lompat dan lempar.

Menurut Carr, (2000, 1) atletik adalah sekumpulan olahraga yang meliputi lari, jalan, lempar, dan lompat, yang telah menjadi aktivitas olahraga tertua dalam peradapan manusia.

Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu nomor yang di pertandingkan pada cabang olahraga atletik. Di sekolah-sekolah olahraga ini telah menjadi bagian materi dari kurikulum pendidikan jasmani yang harus di pelajari.

Adapun pengertian lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas ke depan dalam upaya menahan titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang di lakukan dengan cepat dan dengan jelas melakukan

(6)

tolakan pada salah satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauh nya. Syarifudin (1992 : 91).

Fisiologi Metode Plyometrik

Tinjauan fisiologi metode Plyometrik menurut J.C. Radclife dan R.C. Farentinous terjemahan M. Furqon dan Muchsin Doewes(2002: 54), menjelaskan bahwa Pliometrik gerakannya berdasarkan pada kontraksi refleks serabut-serabut otot sebagai akibat pembebanan cepat (dan dengan demikian peregang) serabut-serabut otot yang sama. Reseptor sensori yang utama yang bertanggung jawab atas deteksi pemanjangan serabut-serabut otot yang cepat ini adalah Muscle

Spinalis, yang mampu memberi respon kepada besaran dan kecepatan perubahan

panjang serabut-serabut otot. Jenis reseptor peregangan lainnya, yakni organ

tendongolgi, terletak dalam tendon-tendon dan memberi respon terhadap tegangan

yang berlebihan sebagai akibat kontraksi yang kuat dan atau peregangan otot. Kedua reseptor sensori yang terkait dengannya, berfungsi pada tingkat refleks. Meskipun tidak ada persepsi sensori yang terkait dengannya, tetapi keduanya menghantar sejumlah besar informasi ke otak (Cerebellum dan Cerebral cortex)

melalui sumsum tulang belakang.

Secara anatomi gerakan barrier hops melibatkan otot tungkai bagian atas dan otot tungkai bagian bawah sehingga semua otot yang ada dibagian tersebut bekerja menerima beban latihan. Latihan ini sama-sama melatih kekuatan dan kecepatan otot tungkai atau disering disebut power otot tungkai. Gerakan fleksi paha (gerakan menekuk paha), otot-otot yang berperan adalah otot sartorius,

illiacus dan gracialis. Gerakan ekstensi paha (gerakan meluruskan paha), otot-otot

(7)

gluteus maksimus danminimus. Gerakan fleksi lutut dan kaki (gerakan menekuk lutut dan kaki), otot-otot yang berperan yaitu Gastronemius. Gerakan ekstensi lutut yaitu suatu gerakan latihan kaki untuk meluruskan kedua lutut bersamaan, otot-otot yang berperan yaitu otot rectus femoris, vastus lateralis, vastusmedialis

dan intermedialis (kelompok quadriceps).

III. METODE PENELITIAN Waktu dan tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tebo. Pelaksanaanya lebih kurang 6 minggu dengan frekuensi 3 kali tiap mingguya pada jam 15.30 sampai jam 17.30 WIB.

Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Putra SMA Negeri 1 Tebo yang terdaftar pada tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 322 orang. , sampel yang digunakan dalam peneitian ini adalah jumlah populasi siswa Putra SMA N 1 Tebo sebanyak 28 siswa dari Random sampling sehingga penelitian ini disebut penelitian secara acak sebanyak 10% dari populai maka, berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan biaya serta pendapat yang telah disebutkan maka besarnya sampel ditetapkan yaitu 28 siswa.

(8)

Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan lompat jauh di lakukan pada lapangan lompat jauh dimana testee di beri kesempatan melompat sebanyak 3 (tiga) kali. Skor yang di ambil adalah skor dari hasil lompatan terbaik. Tehnik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Untuk melakukan uji-t populasi harus berdistribusi normal dan bervariansi homogen.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Dari data hasil pre test kelompok Knee Tuck Jump diperoleh rata-rata 2,98 dan simpangan baku 0,417, dan data hasil post test di peroleh rata-rata 3,28 dan simpangan baku 0,323, serta gain 4,2. Sedangkan kelompok Barierr Hop dari data hasil pre test kelompok Barierr Hop diperoleh rata-rata 2,96 dan simpangan baku 0,41, dan data hasil post test di peroleh rata-rata 3,16 dan simpangan baku 0,456, serta gain 2.8 .

Dengan db = N – 1= 14 – 1 = 13 dan taraf signifikasi 5%, angka batas penolakan hipotesis nol dalam ttabel adalah 1,7613, sedangkan nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 1.020, ternyata thitung <ttabel dari angka batas penolakan hipotesis nol. Dengan demikian hipotesis nol diterima, hal ini berarti setelah diberi perlakuan, terdapat perbedaan hasil hasil yang signifikasi antara kelompok 1 dan kelompok 2. Dilihat dari peningkatan, peningkatan kelompok 1 lebih besar dari peningkatan kelompok 2.

(9)

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil pre test lompat jauh gaya kelompok Knee Tuck Jump

diperoleh X = 2,98 dan post test X = 3,28, dan kelompok Barierr Hop diperoleh

X = 2,96 dan post test X = 3,16 analisis data penelitian di peroleh thitung (1.020) > ttabel (1,7613), dengan α = 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat Perbedaan latihan knee tuck jump dan barrier hops terhadap kemampuan Lompat Jauh pada siswa putra SMA Negeri 1 Tebo dengan demikian Latihan Knee Tuck Jump lebih baik Meningkatkan Kemampuan Lompat Jauh pada Siswa putra SMA Negeri 1 Tebo.

Saran

1. Disarankan kepada guru olahraga untuk memberikan metode latihan knee tuck jump dan barrier hops kepada siswa dalam meningkatkan hasil lompat jauh. 2. Disarankan pelatih untuk memberikan latihan knee tuck jump yang terprogram

dengan baik.

3. Kepada pembaca yang berminat dengan penelitian ini dan ingin meneliti kembali agar kiranya dilaksanakan dalam ruang lingkup yang lebih besar, program yang lebih baik serta dengan waktu yang lebih lama. Dan dapat kiranya melihat beberapa faktor lain yang belum diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

Annarino, A.A.1976. Developmental Conditioning For Women and Men. Sain Louis the.c.v. Mosby Company Second Edition.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Reinika Cipta.

Carr , Gary A. 2000-2007. Atletik Untuk sekolah. Jakarta: Rajawali Grafindo. 46

(10)

M. Sajoto. 1995/2005. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalamOlahraga.

Muhajir. 1997/2000. Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan SMU. Jakarta : Erlangga.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Bandung Mielke, danny. (2007). “Dasar-dasar sepakbola”. Pakar Raya Pustaka: Bandung. Mubarok. 2010. Latihan Dasar Andal Sepakbola Remaja. Klaten: Saka Mitra. Ngurah Nala. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Program Pasca

Sarjana Studi Fisiologi Olahraga Universitas Udayana Denpasar.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip

dan Penerapannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Rusli lutan, 2003. Sistem Monitoring Evaluasi dan Pelaporan (SMEP). Jakarta: KONI Pusat.

Pate, Russel. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan. IKIP. Semarang

Radclife, J.C. dan Farentinos, RC.2002. Pliometrik untuk Meningkatkan Power.

Terjemahan M. Furqon H. dan Muchsin Doewes.Surakarta: ProgramStudi Ilmu Keolahragaan, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Syarifudin, Aip. (1992). Atletik. Depdukbud DPJT : Proyek Pembinaan Tenaga

Kependidikan

Tohar. 2002/2004. Ilmu Kepelatihan Lanjut.Semarang: FIK PKLO UNNES. Suherman. Adang. dkk 2001.Pembelajaran Atletik.Dirjen Olahraga

Scheunemann, Timo. 2001/2005. Dasar Sepakbola Modern. Malang: Dioma Saputra, Yudha M. 2001/2009. Dasar-dasar ketrampilan Atletik Pendekatan

bermain. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya. Kompilasi Hukum Islam memberi prioritas utama kepada ibu untuk memegang hak h{ad{a&gt;nah sang anak, sampai si anak

namun dengan bimbingan dari guru dan bantuan peneliti siswa dapat membuat mind mapping dengan baik. Sebagian besar kelompok sudah dapat membuat mind mapping dengan baik. Namun,

Pekerjaan Penanganah Longsoran Pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek Tahun 2016 berdasarkan Penetapan Pemenang dari General Manager PT. Jasa larga (Persero) Tbk Cabang

Pengendalian hama cabuk lilin yang menyerang tanaman pinus muda agar dilakukan pada. waktu serangan hama masih ringan / mulai terjadi serangan agar dapat sembuh

Tabel 8.Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani contoh yang mengusahakan usahatani Selada Air di Kelurahan Pagar Wangi. NO Jenis Biaya

Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi