• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA DINAS NOMOR : ND-514/WPB.19/2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NOTA DINAS NOMOR : ND-514/WPB.19/2019"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

JALAN MAYJEN D.I PANJAITAN NO.24 BANJARMASIN, TELEPON (0511) 3354224, 3354226 FAKSIMILE (0511) 3353834, 3360627 SITUS djbpn.kemenkeu.go.id/kanwil/kalsel

NOTA DINAS

NOMOR : ND-514/WPB.19/2019 Yth. : Direktur Jenderal Perbendaharaan

U.p Direktur Pelaksanaan Anggaran;

Dari : Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan; Sifat : Segera

Lampiran : 1 berkas

Hal : Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019 Tanggal : 13 Agustus 2019

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61/PB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, bersama ini kami sampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2019 tersebut telah kami kirimkan terlebih dahulu melalui email: [email protected] dan tembusan ke [email protected] mendahului pengiriman hardcopy-nya.

Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Dokumen ini sah, dan telah ditandatangani secara elektronik Plh. Kepala Kantor

Amra

(2)

1 -

Triwulan II

2019

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KAJIAN

FISKAL

REGIONAL

-

Penyusun:

Penanggung Jawab: Usdek R.|Ketua Tim: Giri Susilo|Editor: Arief R. | Design Grafis : Fahd Faisal | Anggota : Setyo Juri | Tiyar | Padlansyah | Lili M. |

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Grafik ... iii

Daftar Tabel ... iv

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ... 1

A. Produk Domestik Regional Bruto ... 1

B. Inflasi ... 1

C. Indikator Kesejahteraan ... 2

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ... 5

A. Pendapatan Negara ... 6

B. Belanja Negara ... 9

C. Prognosis Realisasi APBN ... 12

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ... 13

A. Pendapatan Daerah ... 13

B. Belanja Daerah ... 18

C. Prognosis Realisasi APBD ... 19

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN . 20 A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian ... 20

B. Pendapatan Konsolidasian ... 22

C. Belanja Konsolidasian... 22

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam PDRB ... 23

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ... 25

A. Tabalong soroti maraknya rentenir berkedok koperasi ... 25

(4)

iii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Kalsel 2018-2019 ... 1

Grafik 1.2. IPM Kalimantan Selatan ... 3

Grafik 2.1. Presentasi Realisasi PNBP Lainnya s.d. triwulan II Tahun 2019 ... 8

Grafik 2.2. Realisasi Belanja Pemerintahan Pusat s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 9

Grafik 2.3. Trean Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Triwulan II Tahun 2019 ... 9

Grafik 3.1. Realisasi Pendapatan Pajak Daerah Triwulan II 2018 dan 2019 ... 14

Grafik 3.2. Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah Triwulan II 2018-2019 ... 15

Grafik 3.3 Realisasi Pendapatan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Triwulan II ... 16

Grafik 3.4. Pagu dan Realisasi Pendapatan Lain-lain yang sah ... 16

Grafik 3.5. Realisasi Pendapatan Dana Perimbangan Triwulan II 2018-2019 ... 17

Grafik 3.6. Realisasi Belanja Pemkab/kota/prov Triwulan II 2018-2019 ... 18

Grafik 3.7. Realisasi Belanja Agregat Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan Fungsi triwulan II Tahun 2019 ... . 19

Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2018 ... 20

Grafik 4.2 Perbandingan Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Pendapatan Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 21

Grafik4.3. Perkembangan Pendapatan Konsilidasian Provinsi Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2018 ... 21

Grafik 4.4. Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Terhadap Belanja Konsolidasian pada Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II Tahun 2019 ... 22

Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II Tahun 2019 dan 2018 ... 23

(5)

iv

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Perbandingan Target Kalimantan Selatan, Capaian Kalimantan Selatan Dan

Capaian Nasional Kalimantan Dalam Indikator Ekonomi Makro... 3

Tabel 2.1. APBN Lingkup Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019 ... 5

Tabel 2.2. Realisasi Pendapatan Perpajakan s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 6

Tabel 2.3 Realisasi Pajak Perdagangan Internasional s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 7

Tabel 2.4. Realisasi PNBP s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 8

Tabel 2.5. Belanja Pemerintah Pusat Per Fungsi s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 10

Tabel 2.6. Realisasi TKDD s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 11

Tabel 2.7. Penyaluran KUR (kumulatif) se- Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 11

Tabel 2.8. Penyaluran KUR (kumulatif) per sektor Usaha s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 12

Tabel 2.9. Perkiraan Realisasi APBN s.d. Triwulan IV Tahun 2019 ... 12

Tabel 3.1. Realisasi APBD secara agregat Lingkup Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II Tahun 2018 dan Tahun 2019 ... 13

Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV Tahun 2019 ... 19

Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019 ... 20

Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 dan 2019 ... 22

Tabel 4.3. Hubungan Belanja Pemerintah Dengan Indikator Ekonomi Regional ... 23

Tabel 4.4. Laporan Operasional Stastistik Keuangan Pemerintah Konsolidasian Triwulan II Tahun 2019 ... 24

(6)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

INDIKATOR EKONOMI REGIONAL

PDRB Kalimantan Selatan memasuki pertengahan tahun 2019 angka pertumbuhan 4,24% (yoy). Angka ini sedikitmelambat dari periode yang sama tahun sebelumnya.Perlambatan ini didukung penurunan kinerja pertambangan dan penggalian, sebagai imbas atas kondisi ekonomi global.

Inflasi triwulan IIberada pada angka 3,2 persen (ctc) dan 4,17 persen (yoy).Angka kemiskinan menurun dari 4,65% periode September 2018 menjadi 4,55% pada Maret 2019. Angka ini terendah di Regional Kalimantan. Gini ratio juga menurun 0,01 poin dari capaian tahun sebelumnya 0,344 menjadi 0,334.

TPT periode Februari 2019 sebesar 3,5% turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 4,5% yang ditunjang oleh pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sektor industri. IPM Kalsel tahun 2018 cukup menggembirakan dengan raihan 70,17 atau sudah masuk kategori tinggi.

1

a

b

V

(7)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 1

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS INDIKATOR EKONOMI REGIONAL

A. Produk Domestik Regional Bruto

Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dengan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia, yakni sebesar 59,03 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,36 persen. Sementara itu Pulau Kalimantan memberikan kontribusi sebesar 8,26 persen.

Perekonomian Kalimantan Selatan memasuki triwulan II 2019 dibandingkan triwulan II tahun 2018 tumbuh sebesar 4,24 persen. Angka ini sedikit melambat dibandingkan dengan PDRB Kalsel Triwulan II 2018 (y-on-y) sebesar 4,60 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan social wajib sebesar 8,87 persen diikuti oleh kategori perdagangan dan reparasi sebesar 7,75 persen, dan kategori jasa lainnya sebesar 7,74 persen.

Sebagaimana siklus triwulanan dalam perekonomian Kalimantan Selatan, pada triwulan II-2019 ini, perekonomian Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan positif setelah sebelumnya pada triwulan I mengalami zona kontraksi. Pada triwulan II-2019, ekonomi Kalimantan Selatan tumbuh 7,22 persen dibandingkan dengan triwulan I-2019. Hal tersebut disebabkan satu lapangan usaha dominan di Kalimantan Selatan memasuki masa panen raya, yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan (38,68%)

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Kalsel 2018-2019

Sumber: BPS Prov. Kalsel, 2019 B. Inflasi

Pada bulan Juni 2019, Kalimantan Selatan mengalami inflasi sebesar 0,27 persen. Laju inflasi kalender tahun 2019 (Juni 2019 terhadap Desember Perekonomian Kalimantan Selatan memasuki triwulan II tumbuh sebesar 4,24 persen dibanding tahun sebelumnya Ekonomi Kalimantan Selatan tumbuh 7,22 persen dibandingkan triwulan sebelumnya

(8)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 2 2018) sebesar 3,20 persen dan laju inflasi “year on year” adalah 4,17 persen. Inflasi di Kalimantan Selatan bulan Juni 2019 terjadi karena adanya kenaikan harga komoditas dimana andil inflasi tertinggi di Kota Banjarmasin disumbang dari antara lain beras, emas perhiasan, ikan bakar, ikan kembung/gembung dan rokok kretek.Di sisi lain, angka inflasi tersebut diimbangi dengan deflasi di Kota Tanjung, yang disumbang antara lain dari daging ayam ras, jeruk, bayam, bawang putih, dan semangka. Angka inflasi ini harus terus dijaga agar tetap berada pada rentang target pemerintah pada kisaran +4 persen.

C. Indikator Kesejahteraan

Indikator kesejahteraan sosial Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan II tahun 2019 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tingkat Kemiskinan

Pada bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan sebesar 192,48 ribu orang dengan tingkat kemiskinan sebesar 4,55 persen. Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat 70,52 ribu orang dengan tingkat kemiskinan sebesar 3,53 persen dan jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan tercatat 121,97 ribu orang dengan tingkat kemiskinan sebesar 5,47 persen. Angka kemiskinan tersebut menurun dibanding dengan angka kemiskinan pada bulan September 2018.

Kalimantan Selatan adalah provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah di Pulau Kalimantan. Tingkat kemiskinan tertinggi regional Kalimantan terjadi di Kalimantan Barat yaitu sebesar 7,49 persen.

2. Gini Ratio

Pada Maret 2019, Gini Ratio Kalimantan Selatan sebesar 0,334. Angka ini mengalami sedikit mengalami penurunan sebesar 0,006 poin dibandingkan keadaan bulan September 2018. Berdasarkan daerah tempat tinggal, maka Gini Ratio di daerah perkotaan pada Maret 2019 adalah sebesar 0,353, sedangkan di daerah perdesaan sebesar 0,282. Hal ini menunjukkan tingkat ketimpangan yang lebih rendah di daerah pedesaan. Pada lingkup regional Kalimantan, Provinsi Kalimantan Selatan memiliki Gini Ratio nomor dua tertinggi, sedangkan terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0,295.

4,65% Laju inflasi kalender tahun 2019 sebesar 3,20 persen dan laju inflasi “year on year” adalah 4,17 persen Pada bulan Maret 2019 tingkat kemiskinan sebesar 4,55 persen. Pada bulan Maret 2019 Gini Ratio Kalimantan Selatan sebesar 0,334

(9)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 3 Sumber: BPS Kalsel, 2019 Namun demikian angka Gini Ratio Kalimantan Selatan masih di bawah rata rata nasional sebesar 0,382.

Sumber: BPS Prov. Kalsel, 2018

3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

TPT Kalimantan Selatan pada Februari 2019 adalah 3,50 persen. Indikator ini mengalami penurunan sebesar 0,36 poin dibandingkan keadaan Februari 2018 yang sebesar 3,86 persen.Hal ini didorong oleh pertumbuhan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri. Pada lingkup regional Kalimantan, TPT Kalsel berada pada urutan 4 dari 5 provinsi. Sementara itu, dibandingkan dengan angka nasional yang mencapai 5,01 persen, TPT Kalimantan Selatan relatif lebih baik.

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM Kalimantan Selatan Tahun 2018 adalah 70,17 atau masuk kategori tinggi. Indikator ini mengalami kenaikan sebesar 0,52 poin dibandingkan keadaan Tahun 2017 yang sebesar 69,65.Semua komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan dan semua kab/kota di wilayah Kalimantan Selatan juga mengalami peningkatan angka IPM.

Grafik 1.2. IPM Kalimantan Selatan

5. Perbandingan Indikator Makroekonomi dan Kesejahteraan dengan KUA Kalimantan Selatan

Sesuai Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalimantan Selatan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kalimantan Selatan 2016-2021, sasaran pembangunan Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dibandingkan dengan capaian Kalimantan Selatan dan Nasional hingga triwulan II 2019 tersaji dalam tabel berikut.

TPT Kalimantan Selatan pada Februari 2019 adalah 3,50 persen. IPM Kalimantan Selatan Tahun 2018 adalah 70,17

(10)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 4 Tabel 1.1. Perbandingan Target, Capaian Kalimantan Selatan dan Capaian

Nasional dalam Indikator Ekonomi Makro

Sumber: BPS, Pemda Kalsel (diolah)

Dari tabel di atas, indikator Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Kemiskinan dan Gini Ratio belum mencapai target pada triwulan II tahun 2019. Dengan langkah implementasi dan kebijakan yang tepat, target dimaksud dimungkinkan untuk dicapai pada tahun ini. Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah di Kalimantan Selatan adalah dengan merealisasikan serapan belanja yang bersumber dari APBN maupun APBD sesuai target yang telah ditetapkan.

(11)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN PUSAT

APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal. Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit, juga mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam menggerakkan sektor riil.

Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu “Adil, sehat dan Mandiri. Mendorong Investasi dan Daya Saing Indonesia melalui Pembangunan (Investasi)

Sumber Daya Manusia”, alokasi APBN di Kalimantan Selatan diarahkan antara lain

untuk pengembangan infrastruktur dan pengentasan kemiskinan.

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp4,84 triliun. Belanja pemerintah pusat terealisasi Rp3,54 triliun dan TKDD tersalur Rp9,44 triliun. Data tersebut mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi belanja dari APBN daripada penerimaan yang telah disetor ke kas negara. Hal itu merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

2

a

b

V

(12)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 5

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui kinerja kebijakan fiskal regional, Pemerintah Pusat mengalokasikan Anggaran Belanja Pemerintah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 meningkat sebesar Rp.990,73 miliar atau naik 8,34% dibandingkan tahun 2018. Sementara itu, pemerintah juga meningkatkan target Pendapatan di wilayah regional Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp.869,95 miliar atau naik 9% dibanding taget tahun 2018. Selain itu, komitmen pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah juga ditunjukkan dengan alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang mencapai 67% dari total alokasi Belanja Pemerintah Pusat di Kalimantan Selatan, sedangkan belanja sektoral hanya 33%.

Peningkatan alokasi dilaksanakan Kementerian Negara/Lembaga di Provinsi Kalimantan Selatan dengan peningkatan kinerja keuangan di mana realisasi belanja Triwulan II tahun 2019 meningkat sangat signifikan sebesar Rp.585,71 miliar atau naik 14,4% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2018. Sementara itu dari sisi pendapatan Negara, Pendapatan dan Hibah Triwulan II Tahun 2019 juga menunjukkan kinerja positif dengan peningkatan sebesar Rp.774,63 miliar atau naik 19,8% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2018

Tabel 2.1

APBN Lingkup Provinsi Kalimantan SelatanTahun 2019 (dalam Miliar)

∆% % thd 2018-2019 target A. Pendapatan dan Hibah 10.938,43 4.839,20 23,52% 44,24% I. Pendapatan Dalam Negeri 10.938,43 4.839,20 23,52% 44,24% 1. Pendapatan Perpajakan 10.039,04 4.269,48 27,47% 42,53% a. Pajak Dalam Negeri 9.985,18 4.169,33 25,31% 41,76% i. Pajak Penghasilan 6.041,31 3.030,96 27,67% 50,17% - Migas - 8,42

- Non Migas 6.041,31 3.022,55 27,49% 50,03% ii. Pajak Pertambahan Nilai 3.425,81 1.056,54 22,50% 30,84% iii. Pajak Bumi dan Bangunan 418,26 46,85 -15,43% 11,20% v. Cukai 0,20 0,15 -83,16% 75,27% vi. Pajak Lainnya 99,60 34,82 1,17% 34,95% b. Pajak Perdagangan Internasional 53,86 100,16 351,58% 185,97% i. Bea Masuk 38,64 92,90 464,28% 240,44% ii. Bea Keluar/Pungutan Ekspor 15,22 7,26 26,96% 44,25% 2. Pendapatan Negara Bukan Pajak 899,39 569,71 0,27% 63,34% a. Penerimaan Sumber Daya Alam - - c. PNBP Lainnya 856,93 552,17 -0,20% 64,44% d. Pendapatan Badan Layanan Umum 42,46 17,54 17,52% 41,31% B. Belanja Negara 29.276,53 12.976,53 14,44% 44,32% I. Belanja Pemerintah Pusat 9.740,12 3.536,37 14,67% 36,31% 1. Belanja Pegawai 3.239,68 1.626,34 9,55% 50,20% 2. Belanja Barang 4.398,05 1.469,74 33,74% 33,42% 3. Belanja Modal 2.089,12 436,91 -12,11% 20,91% 7. Bantuan Sosial 13,27 3,37 -3,42% 25,38% II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 19.536,40 9.440,16 13,74% 48,32% A. Transfer ke Daerah 18.030,06 8.539,82 15,06% 47,36% a. Dana Perimbangan 18.030,06 8.539,82 15,06% 47,36% -Dana Bagi Hasil 5.374,11 2.266,58 76,08% 42,18% -Dana Alokasi Umum 8.378,87 4.883,21 5,02% 58,28% -Dana Insentif Daerah 313,22 156,61 -5,37% 50,00% - Dana Alokasi Khusus Fisik 1.592,03 204,08 15,06% 12,82% - Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2.371,83 1.029,34 -2,14% 43,40% B. Dana Desa 1506,34 900,34 13,45% 59,77% C. Keseimbangan Primer - -D. Surplus/Defisit Anggaran (18.338,10) 8.137,33 URAIAN APBN 2019 Realisasi Januari-Juni 2019 Nominal Anggaran Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 meningkat sebesar 8,34% Realisasi belanja Triwulan II tahun 2019 meningkat sangat sebesar 14,4%

(13)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 6

Sumber: Kanwil DJP Kalselteng, Kanwil DJBC Kabagsel, GFS dan OM SPAN (diolah)

APBN 2019 diarahkan pada alokasi yang adil, sehat dan mandiri. Tema kebijakan fiskal yang diambil adalah mendorong investasi dan daya saing Indonesia melalui investasi sumber daya manusia. Dari tabel di atas terlihat bahwa realisasi pendapatan tahun 2019 sebesar 44.24% meningkat dari tahun 2018 yang sebesar 40.59%. Dari sisi pendapatan negara, sebagian besar target pendapatan negara masih berasal dari pendapatan perpajakan. Adapun porsi PNBP (termasuk pendapatan BLU), masih belum signifikan, karena hanya sebesar 11%. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya intensifikasi pungutan PNBP, maupun ekstensifikasi potensi jenis-jenis PNBP baru. Adapun alokasi belanja dari APBN untuk wilayah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebagian besar berupa alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar 67% dan belanja sektoral hanya 33%. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah. Dengan membandingkan data pendapatan dan belanja, terlihat bahwa di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi belanja dari APBN dari pada target pendapatan yang harus disetor ke kas negara. Hal itu merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

A. Pendapatan Negara 1. Pendapatan Perpajakan

Realisasi pendapatan perpajakan di wilayah Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan II tahun 2019 sebesar Rp 4,27 triliun atau 42,53% dari target 2019.

∆% % thd 2018-2019 target A. Pendapatan dan Hibah 10.938,43 4.839,20 23,52% 44,24%

I. Pendapatan Dalam Negeri 10.938,43 4.839,20 23,52% 44,24% 1. Pendapatan Perpajakan 10.039,04 4.269,48 27,47% 42,53% a. Pajak Dalam Negeri 9.985,18 4.169,33 25,31% 41,76% i. Pajak Penghasilan 6.041,31 3.030,96 27,67% 50,17% - Migas - 8,42

- Non Migas 6.041,31 3.022,55 27,49% 50,03% ii. Pajak Pertambahan Nilai 3.425,81 1.056,54 22,50% 30,84% iii. Pajak Bumi dan Bangunan 418,26 46,85 -15,43% 11,20% v. Cukai 0,20 0,15 -83,16% 75,27% vi. Pajak Lainnya 99,60 34,82 1,17% 34,95% b. Pajak Perdagangan Internasional 53,86 100,16 351,58% 185,97% i. Bea Masuk 38,64 92,90 464,28% 240,44% ii. Bea Keluar/Pungutan Ekspor 15,22 7,26 26,96% 44,25% 2. Pendapatan Negara Bukan Pajak 899,39 569,71 0,27% 63,34% a. Penerimaan Sumber Daya Alam - - c. PNBP Lainnya 856,93 552,17 -0,20% 64,44% d. Pendapatan Badan Layanan Umum 42,46 17,54 17,52% 41,31%

B. Belanja Negara 29.276,53 12.976,53 14,44% 44,32%

I. Belanja Pemerintah Pusat 9.740,12 3.536,37 14,67% 36,31% 1. Belanja Pegawai 3.239,68 1.626,34 9,55% 50,20% 2. Belanja Barang 4.398,05 1.469,74 33,74% 33,42% 3. Belanja Modal 2.089,12 436,91 -12,11% 20,91% 7. Bantuan Sosial 13,27 3,37 -3,42% 25,38% II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 19.536,40 9.440,16 13,74% 48,32% A. Transfer ke Daerah 18.030,06 8.539,82 15,06% 47,36% a. Dana Perimbangan 18.030,06 8.539,82 15,06% 47,36% -Dana Bagi Hasil 5.374,11 2.266,58 76,08% 42,18% -Dana Alokasi Umum 8.378,87 4.883,21 5,02% 58,28% -Dana Insentif Daerah 313,22 156,61 -5,37% 50,00% - Dana Alokasi Khusus Fisik 1.592,03 204,08 15,06% 12,82% - Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2.371,83 1.029,34 -2,14% 43,40% B. Dana Desa 1506,34 900,34 13,45% 59,77% C. Keseimbangan Primer - -D. Surplus/Defisit Anggaran (18.338,10) 8.137,33 URAIAN APBN 2019 Realisasi Januari-Juni 2019 Nominal Realisasi pendapatan tahun 2019 sebesar 44,24%

(14)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 7

Tabel 2.2

Realisasi Pendapatan Perpajakan s.d. Triwulan II Tahun 2019 (dalam Miliar)

Sumber: GFS, OM SPAN (diolah)

Realisasi pendapatan PPh pada bulan Januari cukup besar sebagai akibat batas akhir penyampaian SPT Masa bulan Desember (pembayaran bonus dll). Adapun di bulan Maret juga menunjukkan peningkatan akibat kenaikan PPh Pasal 25 orang pribadi, yang mana batas waktu penyampaiannya adalah di bulan Maret. Pada bulan Mei, terdapat kenaikan PPh dibandingkan bulan Februari akibat kenaikan PPh Pasal 21 terkait pembayaran bonus dan tunjangan hari raya. Adapun pendapatan PPN di bulan Januari juga cukup besar karena besarnya tingkat konsumsi saat perayaan-perayaan di bulan Desember dan Januari.

a) Pajak Penghasilan (PPh)

Dari tabel 2.2 terlihat bahwa pendapatan PPh masih merupakan sumber utama pendapatan perpajakan di Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 70,83% dari total pendapatan perpajakan. Sebagian besar pendapatan PPh berasal dari PPh pasal 25/29 Badan, pasal 21, pasal 23 dan PPh Final.

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

PPN sangat erat kaitannya dengan industri suatu wilayah. Pendapatan PPN merupakan sumber kedua terbesar pendapatan perpajakan di Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 25,34% dari total pendapatan perpajakan. PPN pada bulan Januari cukup besar karena besarnya tingkat konsumsi saat perayaan-perayaan di akhir tahun sebelumnya yang dibayarkan pada bulan Januari

c) Pajak Perdagangan Internasional dan Cukai

Dari tabel 2.2 di atas, sebagian besar pendapatan Pajak Perdagangan Internasional berasal dari Bea Masuk (92,90 Miliar).

Tabel 2.3

Realisasi Pajak Perdagangan Internasional s.d. Triwulan II Tahun 2019 (Miliar)

Sumber: Kanwil DJBC Kabagsel, OM SPAN (diolah)

No Jenis Pajak Target 2019 Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah % 1 PPh 6.041,31 352,11 395,03 534,86 818,11 606,01 324,84 3.030,96 50,17% 2 PPN + PPN BM 3.425,81 240,02 137,25 108,98 204,91 147,30 218,09 1.056,54 30,84% 3 PBB 418,26 5,58 16,52 1,60 8,61 9,43 5,11 46,85 11,20% 4 Cukai 0,20 0,01 0,01 0,04 0,02 0,04 0,03 0,15 75,27% 5 Pajak Lainnya 99,60 6,17 5,80 6,21 5,88 5,99 4,77 34,82 34,95% 6 Bea Masuk 38,64 5,98 30,31 9,67 13,56 19,41 13,97 92,90 240,44% 7 Bea Keluar 15,22 1,52 1,72 1,10 0,65 1,35 0,92 7,26 47,68% 10.039,04 611,39 586,62 662,46 1.051,74 789,54 567,73 4.269,48 Jumlah

Jenis Pajak Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah

Bea Masuk 5,98 30,31 9,53 13,70 19,41 13,97 92,90 Bea Keluar 1,52 1,72 1,10 0,65 1,35 0,92 7,26 Pada bulan Maret terjadi peningkat an PPh Pasal 25 orang pribadi. PPN pada bulan Januari cukup besar karena besarnya tingkat konsumsi saat perayaan-perayaan di akhir tahun

(15)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 8 Bea Masuk pada bulan Februari meningkat tajam dikarenakan masuknya barang-barang untuk kebutuhan investasi PLN

Adapun pendapatan cukai sebesar Rp 130 juta berasal dari denda atas penindakan rokok ilegal di Kalimantan Selatan. Kanwil DJPBC Kabagsel berupaya menekan peredaran rokok ilegal (tanpa cukai), sesuai target maksimal hanya 6% rokok ilegal yang beredar.

2. Pendapatan Negara Bukan Pajak

Realisasi PNBP di Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan II tahun 2019 adalah sebesar Rp 569,69 miliar atau 63,34% dari target tahun 2019 sebesar Rp 899,39 miliar. Komposisi PNBP di wilayah Kalimantan Selatan terdiri dari PNBP Lainnya (PNBP K/L) sebesar 96,92% dan PNBP BLU sebesar 3,07%.

Tabel 2.4

Realisasi PNBP s.d. Triwulan IITahun 2019(dalam Miliar)

Sumber: GFS dan OM SPAN(diolah)

PNBP Lainnya yang merupakan PNBP dari K/L sebagian besar bersumber dari Jasa Kepelabuhanan (35,16%) dan Pendapatan Biaya Pendidikan (25,14%)

Grafik 2.1

Persentase Realisasi PNBP Lainnya s.d. triwulan II Tahun 2019

Sumber: GFS dan OM SPAN (diolah)

Saat ini sumber utama PNBP Kalimantan Selatan baru berasal dari satker Kementerian Perhubungan, Kementerian Ristek Dikti dan Kementerian Agama. Satuan Kerja yang menjadi sumber PNBP antara lain: Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kotabaru, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kintap, Universitas Lambung Mangkurat dan UIN Antasari Banjarmasin.

Jenis PNBP Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah

PNBP Lainnya 89,41 163,52 77,71 80,94 83,33 57,24 552,15 PNBP BLU - - 4,86 - 8,58 4,10 17,54 Jumlah 89,41 163,52 82,57 80,94 91,91 61,34 569,69 Realisasi PNBP di Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan II tahun 2019 adalah sebesar 63,34% dari target. PNBP Lainnya bersumber dari Jasa Kepelabuhana n (35,16%) dan Pendapatan Biaya Pendidikan (25,14%)

(16)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 9

B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Grafik2.2

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat s.d. Triwulan II Tahun 2019 (dalam Miliar)

Sumber: GFS dan OM SPAN (diolah)

Sampai dengan triwulan II tahun 2019, realisasi belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 3,53 triliun atau mencapai 36,31%.

Grafik2.3

Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Triwulan II Tahun 2019 (dalam Miliar)

Sumber: GFS dan OM SPAN (diolah)

Dari kedua grafik di atas, serapan Belanja Pegawai sudah sesuai yang ditargetkan. Namun untuk Belanja Barang dan Belanja Modal, serapannya (33,42% dan 20,91%) masih belum mencapai target minimal untuk triwulan II sebesar 40%. Selain itu, tren serapan Belanja Modal per bulannya juga tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada Bulan Mei, terjadi lonjakan signifikan pada belanja pegawai dan belanja barang. Dari sisi belanja pegawai, hal ini disebabkan pembayaran tunjangan hari raya. Sementara dari sisi belanja barang, hal ini disebabkan proyek optimalisasi lahan gambut yang dibebankan pada akun belanja barang.

1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial pagu real Belanja Barang dan Belanja Modal, serapannya 33,42% dan 20,91%.

(17)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 10 Apabila diklasifikasikan per fungsi, alokasi fungsi pendidikan sebesar 17%. Adapun alokasi fungsi kesehatan baru sebesar 2%. Tentunya pemenuhan alokasi pendidikan 20% dan kesehatan 5% juga harus dibantu dari APBD.

Tabel 2.5

Belanja Pemerintah Pusat Per Fungsi s.d. Triwulan IITahun 2019(dalam Miliar)

FUNGSI Pagu % Pagu realisasi % Real

EKONOMI 3.372,81 26,28% 755,56 22,40% PENDIDIKAN 2.154,14 16,78% 813,72 37,77%

KETERTIBAN DAN KEAMANAN

1.599,77 12,47% 785,59 49,11% PELAYANAN UMUM 3.932,27 30,64% 1.573,11 40,01% PERTAHANAN 517,96 4,04% 293,73 56,71% PERUMAHAN DAN FASILITAS

UMUM 301,20 2,35% 89,38 29,67% KESEHATAN 251,90 1,96% 92,37 36,67% AGAMA 240,44 1,87% 107,60 44,75% LINGKUNGAN HIDUP 366,65 2,86% 100,99 27,54% PERLINDUNGAN SOSIAL 94,85 0,74% 27,95 29,47% PARIWISATA 1,91 0,01% 0,70 37% Jumlah 12.833,89 4.640,70

Sumber: GFS dan OM SPAN (diolah)

2. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Alokasi TKDD tahun 2019 untuk wilayah Kalimantan Selatan sebesar Rp 19,54 triliun atau 67% dari seluruh alokasi APBN untuk Kalimantan Selatan. Hal itu menunjukkan komitmen pemerintah pusat untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah, dengan harapan pembangunan dapat dilakukan oleh daerah sesuai dengan kebutuhan/prioritas daerah.

Sampai dengan triwulan II tahun 2019, realisasi TKDD sebesar Rp 9,44 triliun atau sudah mencapai 48,32%. Kondisi ini dapat dikatakan telah mencapai target 40%. Selain itu, serapan triwulan II 2019 juga melampaui serapan triwulan II 2018 yang sebesar Rp 971 miliar atau 37,01% dari pagu.

Serapan TKDD pada triwulan II tahun 2019 belum maksimal dikarenakan kelambatan penyerapan DAK Fisik oleh sebagian besar Pemerintah Daerah di Kalimantan Selatan. Hal ini diakibatkan belum terpenuhinya review APIP atas pelaporan DAK Fisik tahun 2018.

Sampai dengan triwulan II tahun 2019, realisasi TKDD sebesar 48,32%.

(18)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 11

Tabel 2.6

Realisasi TKDD s.d. Triwulan II Tahun 2019 (dalam Miliar)

Sumber: GFS, SIMTRADA dan OM SPAN (diolah)

3. Pengelolaan BLU

Satker yang menerapkan PPK BLU di wilayah Kalimantan Selatan hanya ada 1 satker, yaitu Satker BLU RS Bhayangkara Kelas III Banjarmasin. Sampai dengan triwulan II tahun 2019, realisasi pendapatan BLU sudah mencapai 41,31% dari target pendapatan atau sebesar Rp17,54 miliar, dengan rincian Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit sebesar Rp17,11 miliar, Pendapatan Jasa Layanan Perbankan BLU sebesar Rp338 juta, Pendapatan Lain-lain BLU Rp90 juta dan Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan Rp3,88juta. Adapun realisasi belanja BLU sudah mencapai 47,76% atau sebesar 22,975 miliar dari pagu sebesar Rp48,1 miliar.

4. Manajemen Investasi Pusat

Sampai dengan triwulan II tahun 2019, alokasi KUR (kumulatif) di Kalimantan Selatan sudah tersalur sebesar Rp 1,5 triliun kepada 50.695 debitur. Kota Banjarmasin merupakan wilayah penyaluran KUR terbesar baik dari jumlah akad/penyaluran maupun jumlah debitur.

Tabel 2.7

Penyaluran KUR se- Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019

KABUPATEN/KOTA AKAD (Miliar) %

DEBITUR (orang) % BANJARMASIN 287 19% 9.802 19% TANBU 169 11% 3.993 8% BANJAR 142 9% 5.240 10% TALA 166 11% 4.961 10% TABALONG 102 7% 3.258 6% KOTABARU 121 8% 3.265 6% HST 62 4% 3.379 7% BANJARBARU 90 6% 2.700 5% HSU 93 6% 3.320 7% TAPIN 82 5% 2.931 6% BATOLA 68 5% 2.838 6% HSS 62 4% 2.697 5% BALANGAN 56 4% 2.311 5% JUMLAH 1.500 50.695

Sumber: SIKP (diolah) Sampai dengan triwulan II tahun 2019, realisasi pendapatan BLU sudah mencapai 41,31% dari target Alokasi KUR (kumulatif) di Kalimantan Selatan sudah tersalur sebesar Rp 1,5 triliun kepada 50.695 debitur.

(19)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 12 Adapun berdasarkan sebaran per sektor usaha, sektor terbesar adalah Perdagangan Besar dan Eceran.

Tabel 2.8

Penyaluran KUR (Kumulatif) per Sektor Usaha s.d. Triwulan IITahun 2019

Sumber: SIKP (diolah)

Komposisi penyaluran per Kabupaten/Kota dan per Sektor Usaha tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar KUR masih tersalur di kawasan perkotaan (kota Banjarmasin) yang memiliki karakteristik kota dagang, sehingga sektor usaha terbesar penerima KUR juga merupakan sektor usaha perdagangan. Tantangan penyaluran KUR ke depan adalah bagaimana upaya untuk lebih meratakan penyaluran ke kabupaten/kota lainnya serta ke jenis usaha lainnya misalnya sektor pertanian, perikanan dan industri pengolahan.

C. Prognosis Realisasi APBN

Metode yang digunakan dalam melakukan perkiraan realisasi baik pendapatan maupun belanja sampai dengan akhir tahun 2019 yaitu dengan Analisis trend atau forecasting pelaksanaan anggaran atas data realisasi baik pendapatan maupun belanja APBN selama 5 periode tahun sebelumnya.

Tabel 2.9

Perkiraan Realisasi APBN s.d. Triwulan IV Tahun 2019 (dalam miliar)

Dari tabel di atas, perkiraan atas pendapatan APBN sampai dengan triwulan IV 2019 diperkirakan mencapai 97,90% dari target yang ditetapkan. Perkiraan tersebut berdasarkan analisis tren dengan asumsi moderat. Sedangkan untuk belanja APBN diperkirakan 92,23% dari pagu.

Sektor Total Akad % Total Debitur % Perdagangan Besar dan Eceran 850.852.215.705,00 56% 26217 52% Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 413.122.000.000,00 27% 15925 31% Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,

Hiburan dan Perorangan 102.152.770.000,00 7% 4061 8% Industri Pengolahan 57.391.800.000,00 4% 1866 4% Perikanan 36.049.500.000,00 2% 1140 2% Sektor Lainnya 70.583.925.000,00 5% 1557 3%

1.530.152.210.705,00

50766

SEKTOR

TOTAL AKAD

% TOTAL DEBITUR %

PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

383.611.065.705

55%

12.383

52%

PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN

191.113.700.000

28%

7.433

31%

JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN

45.606.925.000

7%

1.831

8%

INDUSTRI PENGOLAHAN

26.378.800.000

4%

842

4%

PERIKANAN

16.199.500.000

2%

536

2%

SEKTAR LAINNYA

31.996.925.000

5%

689

3%

694.906.915.705

100%

23.714

100%

Rp % Rp % Rp % Rp % Pendapatan Negara 10.520,59 2.123,63 20,19% 4.692,27 44,60% 6.994,11 66,48% 10.299,79 97,90% Belanja Negara 12.838,49 1.556,43 12,12% 4.640,79 36,15% 7.887,75 61,44% 11.840,68 92,23% Surplus/Defisit -2.317,90 51,48 -1.541 Uraian Pagu Realisasi s.d. Triwulan II Realisasi s.d. Triwulan I Perkiraan s.d. Triwulan III Perkiraan s.d. Triwulan IV Sebagian besar KUR masih tersalur di kawasan perkotaan dengan usaha terbesar perdagangan

(20)

la

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBD

APBD 2019 Pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan Pendapatan sebesar Rp25,07 triliun, Belanja sebesar Rp26,20 triliun dan defisit sebesar Rp1,13 triliun. Sampai dengan triwulan II 2019 telah terealisasi Pendapatan sebesar Rp11,42 triliun atau 44,84 persen. Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2018 sebesar Rp10,54 triliun, mengalami peningkatan cukup signifikan. Kenaikan pendapatan pada triwulan II 2019 ini, disumbang terbesar berasal dari Pendapatan Transfer sebesar 78,95 persen, Pendapatan Asli Daerah sebesar 20,47 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 0,5 persen.

Sementara itu, realisasi Belanja Daerah sampai dengan triwulan II 2019 secara agregat sebesar Rp7,10 triliun atau 27,11 persen dari pagu sebesar Rp26,20 triliun. Realisasi belanja sampai dengan triwulan II 2019 masih didominasi oleh belanja operasi sebesar Rp6,29 triliun atau 88,50 persen, belanja modal sebesar Rp813,46 miliar atau 11,45 persen dan belanja tak terduga sebesar Rp2,84 miliar atau 0,003 persen.

Sampai triwulan II 2019 mengalami surplus sebesar Rp2,91 triliun dari rencana defisit sebesar Rp1,13 triliun sampai akhir tahun, hal ini mengindikasikan belum optimalnya belanja daerah secara agregat di Provinsi Kalimantan Selatan.

3

a

b

V

(21)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 13

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

APBD merupakan instrumen pembangunan daerah. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pengalokasian Anggaran Belanja Daerah propinsi Kalimantan Selatan meningkat sebesar Rp3 Triliun atau 12,95% dibandingkan tahun 2018. Sementara itu, pemerintah juga menaikkan pendapatan daerah 8,48% dibandingkan tahun 2018. Realisasi belanja triwulan II tahun 2019 meningkat sebesar Rp422,93 Miliar atau 6,33% dari tahun 2018. Di sisi pendapatan Daerah, realisasi pendapatan daerah meningkat 6,63% dari tahun 2018.

Tabel 3.1

Realisasi APBD secara agregat Lingkup Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II

Tahun 2018 dan Tahun 2019 (dalam miliar Rp)

Sumber: GFS Kanwil DJPb Provinsi Kalsel (diolah) Surplus secara agregat di Provinsi Kalsel pada Triwulan II Tahun 2019 sebesar Rp2.906,11 miliar, lebih besar jika dibandingkan pada triwulan yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan masih belum optimalnya Pemda se-Kalimantan Selatan dalam membelanjakan anggaran, mengingat berdasarkan pagu APBD direncanakan defisit sebesar Rp1.135,60 miliar sampai akhir tahun.

∆%

2018-2019

A. PENDAPATAN 25.071,90 11.242,54 6,63% 44,84%

I. Pendapatan Asli Daerah 5.517,00 2.301,02 -7,47% 41,71%

1. Pendapatan Pajak Daerah 3.614,29 1.223,59 -21,02% 33,85%

2. Hasil Retribusi Daerah 168,87 79,29 21,57% 46,95%

3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 192,88 84,42 -48,48% 43,77%

4. Lain-Lain PAD yang Sah 1.540,96 913,72 28,97% 59,30%

II .Pendapatan Transfer 21.412,81 8.876,76 10,99% 41,46%

1. Dana Perimbangan 18.753,51 7.823,04 11,51% 41,72%

a. Dana Bagi Hasil Pajak - 135,31 -27,97%

b. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 4715,55 2104,68 91,50% 44,63%

c. Dana Alokasi Umum 8.337,25 4.741,51 4,23% 56,87%

d. Dana Alokasi Khusus 3.098,18 841,54 -28,65% 27,16%

2. Dana Penyesuaian 1.482,51 1052,25 7,13% 70,98%

3. Transfer Pemda Lainnya 1.176,80 1,48 0,13%

III.Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 801,39 64,76 9,32% 8,08%

1. Pendapatan Hibah 398,92 62,34 11,28% 15,63%

2. Pendapatan Lainnya 402,48 2,42 -24,84% 0,60% B. BELANJA 26.207,50 7.104,01 6,33% 27,11%

I. Belanja Operasi 19.227,24 6.287,71 4,92% 32,70%

1. Belanja Pegawai 9.533,56 3.607,47 8,32% 37,84%

2. Belanja barang dan Jasa 6.385,02 2.420,74 17,47% 37,91%

3. Subsidi - -

4. Hibah 925,72 238,87 -53,74% 25,80%

5. Bantuan Sosial 121,41 20,63 9,91% 16,99%

6. BantuanKeuangan 2.261,52 0,00%

II. Belanja Modal 5.355,35 813,46 18,38% 15,19%

III. Belanja Tak Terduga 46,52 2,84 125,40% 6,10% C. TRANSFER PEMDA 1.578,39 1232,42 14,37% 78,08% D. SURPLUS/DEFISIT -1.135,60 2.906,11 Uraian APBD 2019 Nominal % Realisasi Januari-Juni 2019 Anggaran Belanja Daerah propinsi Kalimantan Selatan meningkat sebesar 12,95% dibandingk an tahun 2018 Pendapatan Daerah Triwulan II Tahun 2019 secara agregat sebesar Rp11.242,5 4 miliar

(22)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 14

Sumber: GFS Triwulan II Tahun 2019Kanwil DJPb Provinsi Kalsel

A. Pendapatan Daerah

Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan II Tahun 2019 secara agregat sebesar Rp11.242,54 miliar atau 44,84 persen dari total pagu sebesar Rp25.071,90 miliar.

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pajak Daerah merupakan pendapatan tertinggi dari PAD yaitu sebesar 53,17 persen atau Rp1.223,59 miliar dari PAD sebesar Rp2.301,02 miliar. Sementara itu pendapatan Retribusi Daerah merupakan pendapatan terkecil dari PAD yaitu sebesar Rp79,29 miliar atau 3,44 persen dari total PAD.

a. Pendapatan Pajak Daerah

Sampai dengan Triwulan II Tahun 2019 Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar Rp1.223,59 miliar atau 78,97 persen dibandingkan Triwulan II Tahun 2018 sebesar Rp1.549,32 miliar. Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan disumbang tertinggi oleh Pemerintah Provinsi sebesar Rp888 miliar atau 72,64 persen dari seluruh pendapatan Pajak Daerah. Hal ini disebabkan beberapa Pajak daerah merupakan PAD yang dilaksanakan pemerintah daerah, namun menjadi hak pemerintah provinsi seperti: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Rokok. Pajak Kendaraan Bermotor, BBNKB dan Pajak Rokok merupakan penyumbang terbesar pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan, masing-masing 34,46%, 27,85% dan 10,20% dari total Pendapatan Pajak Daerah.

Grafik 3.1. Realisasi Pendapatan Pajak Daerah Triwulan II 2018 dan 2019

Sementara itu Pajak Asli Daerah di Kabupaten/kota Banjar, Tabalong, Kotabaru dan Banjarmasin lebih tinggi diantara kabupaten/kota yang lain di Kalimantan Selatan disebabkan oleh Pajak Restoran, BPHTB dan Penerangan Jalan akibat perkembangan kota. Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar Rp1.223,59 miliar

(23)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 15 b. Pendapatan Retribusi Daerah

Pendapatan Retribusi Daerah Triwulan II Tahun 2019 secara agregat sebesar Rp79,29 miliar atau sebesar 121,57 persen dari Triwulan II Tahun 2018 sebesar Rp65,22 miliar. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang tertinggi menyumbang pendapatan restribusi yaitu sebesar Rp17 miliar atau 21,44 persen. Retribusi tertinggi provinsi Kalimantan Selatan diperoleh dari retribusi Pelayanan Pendidikan, hal ini sejalan dengan banyaknya universitas dan lembaga pendidikan swasta di Propinsi. Retribusi Pelayanan Pendidikan di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat tajam dari tahun 2018 sebesar Rp4,48 miliar menjadi Rp9,56 miliar atau naik 46,86% di tahun 2019. Pendapatan Retribusi di kota Banjarmasin merupakan terbesar kedua setelah provinsi Kalimantan Selatan dengan sumber retribusi terbesar dari retribusi pelayanan Persampahan/Kebersihan.

Grafik 3.2. Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah Triwulan II 2018-2019

Retribusi Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Pendidikan dan Pelayanan Persampahan/Kebersihan Daerah merupakan sumber pendapatan restribusi daerah terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan, masing-masing 25%, 12,05% dan 11,62%.

c. Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pada Triwulan II Tahun 2019 secara agregat di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp84,42 miliar atau sebesar 51,52 persen dari Triwulan II Tahun 2018 sebesar Rp163,86 miliar. Provinsi Kalsel merupakan yang terbesar dalam merealisasikannya, yaitu Rp20,65 miliar atau 24,46 persen dari total pendapatan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan. Sementara itu kota Banjarmasin merupakan terbesar kedua pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan yaitu sebesar Rp16,45 triliun. Deviden atas penyertaan modal

Sumber: GFS Triwulan II Tahun 2019 Kanwil DJPb Provinsi Kalsel

Pendapatan Retribusi Daerah Triwulan II Tahun 2019 secara agregat sebesar Rp79,29 miliar

(24)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 16

Sumber: GFS Triwulan II 2019 Kanwil DJPb Provinsi Kalsel

pada PMD/BUMD merupakan satu-satunya sumber Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan. Pendapatan kekayaan daerah yang dipisahkan provinsi Kalimantan Selatan di tahun 2018 sebesar Rp49,63 Miliar turun menjadi Rp20,65 Miliar di tahun 2019.

Grafik 3.3. Realisasi Pendapatan Kekayaan Daerah Yg dipisahkan Triwulan II

d. Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah

Total Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah Triwulan II Tahun 2019 secara agregat di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp913,72 miliar atau sebesar 128,97 persen dari Triwulan II Tahun 2018 sebesar Rp708,46 miliar. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang terbesar dalam Pendapatan Asli Daerah yang Sah yaitu 49,45 persen atau Rp451,88 miliar dari total Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah. Pendapatan Lain-Lain-lain PAD yang sah terbesar diperoleh dari Pendapatan BLU Daerah sebesar Rp308,13 miliar.

Grafik 3.4. Pagu dan Realisasi Pendapatan Lain-lain yang sah

Pendapatan BLUD dan Pendapatan Denda Pajak merupakan penyumbang terbesar dari Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah di Provinsi Kalimantan Selatan, masing-masing berturut-turut sebesar 67,85% dan 13,35%

Sumber: GFS Triwulan II Tahun 2018 Kanwil DJPB Provinsi Kalsel

Pendapatan lain-lain PAD yang sah sebesar Rp913,72 miliar

(25)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 17

Sumber: GFS Triwulan II Tahun 2019 Kanwil DJPb Provinsi Kalsel

2. Pendapatan Dana Perimbangan

Total Pendapatan Dana Perimbangan Triwulan II Tahun 2019 secara agregat di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp7,82 triliun atau sebesar 111,51 persen dari Triwulan II Tahun 2018. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang tertinggi dalam Pendapatan Dana Perimbangan dibandingkan dengan pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sebesar sebesar Rp1.261 miliar atau 16,13 persen dari total Dana Perimbangan.

Grafik 3.5. Realisasi Pendapatan Dana Perimbangan Triwulan II 2018-2019

Dana Alokasi Umum menjadi sumber Pendapatan Dana Perimbangan terbesar, yaitu sebesar Rp4,74 triliun atau 60,61 persen, disusul Dana Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp2,10 triliun atau 26,90 persen dan sisanya Dana Alokasi Khusus sebesar Rp841,54 miliar atau 10,76 persen dari total Dana Perimbangan Triwulan II Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan.

Realisasi DAK Fisik propinsi Kalimantan Selatan di Semester I tahun 2019 sedikit di bawah capaian dari tahun 2018 sebesar 14,75%, yang disebabkan oleh kelambatan pemenuhan persyaratan pembayaran tahap 1 oleh pemerintah daerah. Terdapat 2 project DAK Fisik yang gagal dilaksanakan akibat kesalahan perencanaan senilai Rp4,49 Miliar yaitu Kota Banjarmasin dan Hulu Sungai Tengah karena kendala HPS 3x dari yang tercantum di RK. 3. Pendapatan Lain-lain Pendapatan yang Sah

Pendapatan Lain-lain Pendapatan yang Sah secara agregat di Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II Tahun 2019 sebesar Rp64,77 miliar atau sebesar 115 persen dari Triwulan II Tahun 2018 yang sebesar Rp56,02 miliar, yang disumbang oleh 11 pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang terbesar yang telah terealisasi yaitu sebesar 39 persen atau sebesar Rp25,53 miliar dari total Pendapatan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Sementara itu, 3 pemerintah daerah belum terdapat pendapatan dari Pendapatan Dana Perimbangan sebesar Rp7,82 triliun Dana Alokasi Umum menjadi sumber Pendapatan Dana Perimbangan terbesar, yaitu sebesar Rp4,74 triliun Sumber Pendapatan Lain-lain Pendapatan yang Sah di Provinsi Kalimantan Selatan berasal dari Pendapatan Hibah sebesar Rp62,34miliar atau 96,26 persen

(26)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 18

Sumber: GFS Triwulan II Tahun 2019 Kanwil DJPb Provinsi Kalsel

Lain-lain Pendapatan yang Sah, yaitu Kabupaten Banjar, HSU dan Balangan. Sumber Pendapatan Lain-lain Pendapatan yang Sah di Provinsi Kalimantan Selatan berasal dari Pendapatan Hibah sebesar Rp62,34 miliar atau 96,26 persen dan sisanya berasal dari Pendapatan Lainnya sebesar Rp2,42 miliar atau 3,74 persen.

B. Belanja Daerah

Realisasi Belanja Daerah Triwulan II Tahun 2019 secara agregat di Provinsi Kalimantan selatan sebesar Rp7,10 triliun atau sebesar 106,3 persen dari realisasi Triwulan II Tahun 2018 yang sebesar Rp6,68 triliun. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang tertinggi belanja daerahnya yaitu sebesar Rp 1.924,88 miliar atau sebesar 27,10 persen dari total belanja Triwulan II Tahun 2019.

Grafik 3.6. Realisasi Belanja Pemkab/kota/provTriwulan II 2018-2019

Realisasi Belanja Daerah Triwulan II Tahun 2019 secara agregat di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp7,10 triliun atau 27,11 persen dari total pagu sebesar Rp26,20 triliun.

1. Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga, dan Belanja Transfer. Belanja Operasi merupakan belanja yang tertinggi yaitu sebesar 88,51 persen atau sebesar Rp6,28 Triliun dari total belanja sebesar Rp7,10 triliun. Komponen terbesar Belanja Operasi diperoleh dari Belanja Pegawai sebesar Rp3,61 Triliun atau 57,37% dari total belanja Operasi. Belanja Operasi nilainya sangat tinggi melebihi Pendapatan Asli Daerah. Belanja Modal merupakan jenis belanja yang memberikan kontribusi 11,45 persen dari total Belanja Daerah. Komponen terbesar Belanja Modal diperoleh dari Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar 48,97% dari total.

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi.

Berdasarkan realisasi APBD secara agregat Triwulan II 2019 di Provinsi Kalimantan, Fungsi Pelayanan Umum merupakan yang tertinggi yaitu Rp3,74 Realisasi Belanja sebesar Rp7,10 triliun . Belanja Operasi merupakan belanja yang tertinggi sebesar 88,51 persen.

(27)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 19 triliun atau 47,50 persen. Pelayanan Urusan Keuangan memberikan kontribusi nilai yang paling tinggi yaitu 2,63 triliun atau 70,26 persen dari total belanja fungsi pelayanan umum. Sementara Fungsi Pariwisata merupakan yang terendah yaitu Rp36,79 miliaratau 0,47 persen.

Grafik 3.7. Realisasi Belanja Agregat se-Kalimantan Selatan berdasarkan Fungsi

A. Prognosis Realisasi APBD

Metodologi yang digunakan dalam melakukan perkiraan realisasi baik pendapatan maupun belanja sampai dengan akhir tahun 2019 yaitu dengan Analisis trend atau forecasting pelaksanaan anggaran atas data realisasi baik pendapatan maupun belanja APBD selama 5 periode tahun sebelumnya.

Tabel 3.2

Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV Tahun 2019 (dalam miliar)

Dari tabel di atas, perkiraan atas pendapatan APBD sampai dengan triwulan IV 2019 diperkirakan mencapai 91,12% dari target yang ditetapkan. Perkiraan tersebut berdasarkan analisis tren dengan asumsi moderat. Sedangkan untuk belanja APBN diperkirakan 85,03% dari pagu.

Rp % Rp % Rp % Rp % Pendapatan Daerah 25.071,90 5.062,02 20,19% 11.242,54 44,84% 18.941,82 75,55% 22.815,43 91,12% Belanja Daerah 26.207,50 3.176,35 12,12% 7.104,01 27,11% 14.152,05 54,00% 22.276,38 85,03% Surplus/Defisit -1.135,60 2.906,11 539 Perkiraan s.d. Triwulan IV Uraian Pagu Realisasi s.d. Triwulan I Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan s.d. Triwulan III

(28)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan sampai dengan Triwulan II 2019 mencapai Rp7,08 triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp5,37 triliun, pendapatan bukan pajak Rp1,71 triliun dan hibah Rp62,34 miliar. Secara total terjadi kenaikan 8,02 persen dibanding capaian pada triwulan yang sama tahun sebelumnya Total realisasi belanja Triwulan II 2019 sebesar Rp 12,44 triliun dengan rincian pemerintah pusat Rp3,54 triliun (28 persen) dan pemerintah daerah sebesar Rp8,34 triliun (67 persen). Secara parsial, komposisi belanja pegawai, barang dan modal pemerintah pusat pada masing-masing 46, 42 dan 12 persen. Sementara pemerintah daerah komposisi belanjanya pada angka 51, 34 dan 11 persen. Sisanya dari belanja transfer.

4

a

b

V

(29)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 20

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

Laporan Anggaran Pemerintah Pusat dan Anggaran Pemerintah Daerah dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian. Kenaikan pendapatan Negara Konsolidasian adalah sebesar Rp526,24 Miliar atau 8,02 persen dari tahun 2018. Belanja Negara sebagai wujud pertumbuhan Ekonomi meningkat sebesar Rp979,74 Miliar atau 8,55 persen.

Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian

Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

Sumber : LKPK Kanwil DJPb (diolah)

Catatan:

*) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah

Kondisi ini cukup menguntungkan jika dihubungkan dengan proporsi penyerapan anggaran yang diharapkan pada awal tahun anggaran dan tidak pada akhir tahun, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi regional.

B. Pendapatan Konsolidasian

Pendapatan Negara konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan sampai dengan Triwulan II 2019 mencapai Rp7,08 triliun

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019 dan Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPb (diolah)

2018 Pusat Daerah Konsolidasi Konsolidasi Pendapatan Negara 4.718,96 11.304,89 7.083,80 6.557,56 8,02% Pendapatan Perpajakan 4.149,32 1.223,59 5.372,91 5.157,98 4,17% Pendapatan Bukan Pajak 569,64 10.018,96 1.710,89 56,02 22,24% Hibah - 62,34 62,34 56,02 11,29% Transfer *) - 8.876,76 - - 8,02% Belanja Negara 3.536,30 8.336,42 12.435,18 11.455,44 8,55% Belanja Pemerintah 3.536,30 7.104,00 10.640,30 10.377,91 2,53% Transfer *) 9.440,16 1.232,42 1.794,87 1.077,53 66,57% Surplus/(Defisit) (8.257,50) 2.906,13 (5.351,37) (4.897,88) 9,26% Pembiayaan - 1.826,52 1.826,52 195,78 832,95% Penerimaan Pembiayaan Daerah - 1.861,02 1.861,02 213,13 773,19% Pengeluaran Pembiayaan Daerah - 34,50 34,50 17,35 98,88% Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan (8.257,50) 4.732,65 (3.524,85) (4.702,10) -25,04% Uraian 2019 Kenaikan Pendapatan Negara Konsolidasian meningkat sebesar Rp526,24 Miliar Belanja Negara Konsolida sian meningkat sebesar Rp979,74 Miliar Proporsi pendapatan konsolidasian tidak mengalami perubahan yang berarti jika dibandingkan dengan Tahun 2018

(30)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 21 Dari grafik diatas, terlihat bahwa proporsi pendapatan konsolidasian di wilayah Kalimantan Selatan Triwulan II Tahun 2019 tidak mengalami perubahan yang berarti jika dibandingkan dengan Tahun 2018. Pendapatan konsolidasian masih didominasi pendapatan perpajakan sebesar 78,66 persen, selanjutnya proporsi PNBP 21,34 persen dan hibah 0,85 persen.

Grafik 4.2 Perbandingan Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Pendapatan Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019

Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)

Pendapatan perpajakan pada Triwulan II 2019 masih didominasi pemerintah pusat sebesar Rp4.149 miliar (87,93 persen) sementara pajak daerah hanya Rp1.223 miliar (10,88 persen). Untuk PNBP Pusat menyumbang porsi 12,07 persen atau sebesar Rp 569,64 miliar, sementara pemerintah daerah menyumbang porsi 89,12 persen atau Rp10,01 triliun.

2. Analisis Perubahan

Perkembangan Pendapatan konsolidasian s.d. Triwulan II 2019 mengalami kenaikan yang cukup baik dibandingkan triwulan yang sama tahun 2018. Kenaikan tersebut didorong baik dari pendapatan pajak maupun bukan pajak.

pendapatan konsolidasian tersaji sebagai berikut:

Grafik 4.3 Perkembangan Pendapatan Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan s.d. Triwulan II Tahun 2019 dan 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah) 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan

konsolidasian Pendapatan perpajakan sebesar Rp4.149 miliar (87,93 persen) Kenaikan pendapatan konsolidasian didorong baik dari pendapatan pajak maupun bukan pajak

(31)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 22 Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pendapatan konsolidasian di Kalimantan Selatan dapat tersaji sebagai berikut:

Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2018 dan 2019 (miliar rupiah)

Sumber: LKPK Kanwil DJPB, BPS Prov. Kalsel (diolah)

Berdasarkan data BPS, pada Triwulan II tahun 2019 PDRB Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebesar Rp45,09 Triliun dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,24 persen (yoy). Sedangkan pada periode yang sama, pendapatan yang diterima pemerintah konsolidasian tercatat sebesar Rp7,08 triliun atau naik 8,01% persen dibandingkan pendapatan tahun 2018 sebesar Rp6,57 triliun. Realisasi pendapatan ini lebih baik dibandingkan dengan peningkatan PDRB, berkat upaya keras dari instansi terkait dengan pendapatan negara/daerah.

C. Belanja Konsolidasian

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Secara umum porsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian lebih dominan jika dibandingkan dengan belanja pemerintah pusat. Di luar alokasi belanja transfer, total realisasi belanja pemerintah pusat Triwulan II 2019 sebesar Rp3,54 triliun (33,23 persen) sementara belanja pemerintah daerah sebesar Rp7,10 triliun (66,77 persen). Belanja Pegawai memberikan nilai tertinggi baik di pemerintah pusat maupun daerah dengan jumlah konsolidasi 5.233 triliun.

Grafik 4.4 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Belanja Konsolidasian pada Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)

Realisasi Kenaikan Realisasi Kenaikan Penerimaan Perpajakan 2.087 1% 2.267 8,62% PNBP 454 -9% 662 45,81% Total 2.540 -1% 2.929 15,30% PDRB/Pert. Ekonomi 39,81 triliun 5,01% 41,70 triliun 4,08%

Uraian 2018 2019 Realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp3,54 triliun sementara belanja pemerintah daerah sebesar Rp7,10 triliun

(32)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 23

2. Analisis Perubahan

Perubahan realisasi Belanja Konsolidasian Triwulan II tahun 2019 dibandingkan Triwulan II tahun 2018 tercermin pada grafik 4.5. Dari grafik tersebut terlihat bahwa realisasi belanja pegawai dan belanja barang pada Triwulan II 2019 mengalami peningkatan dibandingkan Triwulan II 2018. Penurunan terjadi pada kategori belanja barang dan modal dari tahun sebelumnya.

Grafik 4.5 Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II Tahun 2019 dan 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)

3. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional

Hubungan belanja pemerintah dan indikator perekonomian Kalimantan Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Hubungan Belanja Pemerintah dengan Indikator Ekonomi Regional

Sumber : LKPK Kanwil DJPb, BPS (diolah)

Belanja pemerintah pada periode Triwulan II 2019 yang turun 22,8 persen ikut berkontribusi terhadap kenaikan PDRB, meskipun pertumbuhannya lebih kecil dari tahun sebelumnya. Angka TPT menunjukkan adanya perbaikan yang cukup baik, sedangkan tingkat kemiskinan belum terdapat data tahun 2019.

D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Berikut adalah ringkasan Laporan Operasional Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan II Tahun 2019.

Uraian 2018 2019 ∆ % Belanja Pemerintah 7,652 T 8,994 T 1,342 T 17,54% PDRB 42,75 T 45,08 T 2,33 T 5,45% TPT 3,86 3,5 0,36 10% Kemiskinan 4,65 4,55 0,1 2,15% Belanja pemerintah pada periode Triwulan II 2019 yang turun 22,8 persen ikut berkontribusi terhadap kenaikan PDRB

(33)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 24

Sumber: LKPK Kanwil DJPB (diolah)

Kontribusi pengeluaran pemerintah sudah cukup tinggi pada angka 10,36%,di sisi lain kontribusi investasi masih kecil (1,44%). Dalam kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan 4,24 persen maka kontribusi Pemerintah dari investasi harus lebih ditingkatkan guna lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang.

AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A1 Pendapatan 21.080.183.466.391

A11 Pajak 5.372.311.602.134

A12 Kontribusi sosial

-A13 Hibah 1.067.829.640.462

A14 Pendapatan lain 14.640.042.223.795

A2 Beban: 12.204.721.236.734

A21 Kompensasi pegawai 5.236.699.175.475

A22 Penggunaan barang dan jasa 3.733.295.985.904

A23 Konsumsi aset tetap

-A24 Bunga

-A25 Subsidi

-A26 Hibah 2.923.848.579.590

A27 Manfaat sosial 23.995.391.778

A28 Beban Lainnya 286.882.103.987

NOB Keseimbangan operasi bruto/neto 8.875.462.229.657 A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto 8.875.462.229.657

AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A311 Aset tetap 1.178.793.913.547

A312 Persediaan

-A313 Barang berharga

-A314 Aset nonproduksi 71.574.945.447

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban

a Akuisisi Neto Aset keuangan 7.625.093.370.663

Domestik 7.625.093.370.663 Luar Negeri -b Keterjadian Kewajiban -Domestik -Luar Negeri -86.802.290.000.000 10,36% 1.178.793.913.547 1,44% Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB

PMTB =A311

Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB

Net Lending/Borrowing

PDRB sampai dengan Triwulan II 2019

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 8.993.990.553.157

A21+A22+A23+A27

KODE JUMLAH

(34)

la

Bab V

Checklist Dan

BERITA / ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

Menyusul maraknya praktik rentenir berkedok koperasi, Bupati Tabalong meminta kepolisian untuk menindaklanjuti keberadaan rentenir ini. Beliau menyampaikan bahwa masyarakat bia mendapatkan modal usaha tanpa syarat/agunan melalui PT BPR Tanjung Bersinar. Pemkab Tabalong akan memberikan penyertaan modal Rp5 miliar lagi untuk membantu petani karet.

Penghimpunan pajak Kalimantan Selatan dan Tengah sudah mencapai target 29,75 persen hingga 15 Mei 2019. Penyerapan pajak tertinggi diperoleh dari sektor pertambangan. DJP juga menggarap khusus UMKM melalui pembinaan dan pengembangan dengan harapan ada kesadaran dan kepatuhan membayar pajak. Realisasi tingkat kepatuhan formal untuk Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi Non Karyawan sebesar 47,84 persen dari target sebesar 70 persen. Edukasi masih terus dilakukan jajaran kanwil DJP

5

a

b

V

(35)

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Triwulan II 2019 25

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

A. Tabalong soroti maraknya rentenir berkedok koperasi

Tanjung (ANTARA) - Program kredit Gerbang Emas atau Gerakan Pembangunan Menuju Masyarakat Sejahtera merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Tabalong mengurangi rentenir. Menyusul maraknya praktik rentenir berkedok koperasi yang cukup merugikan masyarakat di 'Bumi Saraba Kawa' ini, Bupati Tabalong Anang Syakhfiani menyoroti hal tersebut dan meminta kepolisian bisa menindaklanjuti keberadaan rentenir ini. Selain tanpa bunga Bupati Tabalong menyampaikan bahwa masyarakat bisa mendapatkan modal usaha tanpa syarat atau agunan melalui PT BPR Tanjung Bersinar.Terpisah Komisaris Utama PT BPR Tanjung Bersinar Ahmad Zubair mengatakan bahwa saat ini serapan kredit Gerbang Emas mencapai Rp10 miliar sejak tahun 2017, dengan nasabah didominasi pedagang dan petani hortukultura.Rencananya 2020 Pemkab Tabalong akan memberikan penyertaan modal Rp5 miliar lagi untuk membantu petani karet. (Sumber: Kalsel.antaranews.com).

B. Penghimpunan Pajak Kalimantan Selatan dan Tengah Terealisasi 29,75 Persen

Kanwil DJP Kalsel-Teng menyebutkan penghimpunan pajak hingga 15 Mei 2019 sebesar Rp4,7 triliun. Capaian ini sudah tembus diangka 29,75 persen dari target tahun ini Rp15,8 triliun. Demikian disampaikan Kepala Kanwil DJP Kalsel-Teng, Cucu Supriatna. Adapun penyerapan pajak tertinggi masih di sektor pertambangan. Walau begitu DJP tetap melakukan terobosan agar sektor lainnya dapat dimaksimalkan. "Kami sedang berupaya menggarap sektor lain. Baik itu sektor perkebunan, kehutanan, industri emas hingga UMKM coba sedang kita garap agar memberikan pemasukan pajak yang optimal kepada negara," tambah Cucu.

DJP juga menggarap khusus UMKM melalui pembinaan dan pengembangan dengan harapan ada kesadaran dan kepatuhan membayar pajak. Bagi pelaku UMKM yang beromzet sampai dengan Rp4,8 miliar dalam setahun diberikan fasilitas pembayaran pajak final dengan tarif 0,5 persen dari omzet.

Realisasi penyampaian SPT melalui e-Filling sebesar 109,02 persen dari target 84 persen. Namun untuk realisasi tingkat kepatuhan formal untuk Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi Non Karyawan diakuinya masih terbilang rendah, yakni hanya sebesar 47,84 persen dari target sebesar 70 persen. Edukasi masih

(36)

Provinsi Kalimantan Selatan

Gambar

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Kalsel 2018-2019
Tabel 1.1. Perbandingan Target, Capaian Kalimantan Selatan dan Capaian  Nasional dalam Indikator Ekonomi Makro
Grafik 3.1. Realisasi Pendapatan Pajak Daerah Triwulan II 2018 dan 2019
Grafik 3.2. Realisasi Pendapatan Retribusi Daerah Triwulan II 2018-2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian terhadap variabel keputusan pembelian adalah bahwa mayoritas responden sejumlah 71% responden menyatakan bahwa

Berdasarkan pada permasalahan yang berkembang di atas, peneliti memfokuskan kajian penelitian dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

Berdasarkan hasil penelitian, variabel ukuran perusahaan yang dimoderasi oleh PMK 191/2015 (Size atau x2 _ M Rev) mempunyai nilai signifikan yang lebih besar dari

dikarenakan meningkatnya modal usaha sehingga para mustahik dapat meningkatkan produksi yang berdampak pada peningkatkan penghasilan. Adapun Peningkatan labasetidaknya

Iklan tersebut hanya mampu memenuhi jalur dari consumer decision model (CDM) tanpa dapat membentuk perilaku impulse buying dari pesan iklan ke pembelian nyata

Level III setara dengan jenjang profesi stylist, dimana lingkup pekerjaannya sudah mencakup seluruh pekerjaan di industri/salon, sedangkan level IV yang setara dengan jenjang

(2) Penilai Pemerintah yang pada tahun pertama telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat dalam masa

Sehubungan dengan ketentuan Pasal 55 ayat (2) yang memungkinkan terjadinya perbedaan penafsiran mengenai penjelasan Undang-Undang menyatakan bahwa yang dimaksud