• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI KORUPSI DALAM CERPEN PILIHAN KOMPAS TAHUN 2010 DAN 2012 (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI KORUPSI DALAM CERPEN PILIHAN KOMPAS TAHUN 2010 DAN 2012 (KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA)."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI KORUPSI DALAM CERPEN PILIHAN KOMPAS TAHUN 2010 DAN 2012

(KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh Eko Fahryanto NIM 1003230

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

EKO FAHRYANTO

REPRESENTASI KORUPSI DALAM CERPEN PILIHAN KOMPAS TAHUN 2010 DAN 2012

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing 1,

Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. NIP. 197109262003122001

Pembimbing 2,

Yulianeta, M.Pd. NIP. 197507132005012002

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

(3)

Representasi Korupsi dalam Cerpen Pilihan Kompas Tahun 2010 dan 2012

Oleh

Eko Fahryanto

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Eko Fahryanto 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PERSEMBAHAN ii

LEMBAR PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH vi

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR BAGAN xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 8

1.3 Tujuan 8

1.4 Manfaat Penelitian 9

BAB 2 LANDASAN TEORETIS 10

2.1 Pengertian Cerpen 10

2.2 Unsur-unsur Cerpen 11

2.2.1 Pengaluran dan Alur 12

2.2.2 Tokoh 13

2.2.3 Latar 13

2.2.4 Sudut Pandang Penceritaan 14

2.2.5 Tema 16

2.3 Sosiologi Sastra 17

2.4 Representasi 20

2.5 Definisi Korupsi 22

2.6 Bentuk-bentuk Korupsi 25

2.7 Motif dan Sebab-sebab Korupsi 28

2.8 Solusi-solusi Pemberantasan dan Pencegahan Korupsi 30

2.9 Korupsi dalam Masyarakat Indonesia Masa Kini 32

BAB 3 METODE PENELITIAN 37

3.1 Metode Penelitian 37

3.2 Sumber Data 37

3.3 Teknik Pengumpulan Data 37

3.4 Teknik Pengolahan Data 38

3.5 Definisi Operasional 42

3.5.1 Representasi 42

3.5.2 Korupsi 42

3.5.3 Cerpen 42

BAB 4 REPRESENTASI KORUPSI DALAM CERPEN PILIHAN KOMPAS

TAHUN 2010 DAN 2012 43

4.1 Cerpen “Menjaga Perut” Karya Adek Alwi 43

(5)

x

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.2 Analisis Struktur Cerpen “Menjaga Perut” Karya Adek

Alwi 44

4.1.2.1 Pengaluran dan Alur 44

4.1.2.2 Tokoh 50

4.1.2.3 Latar 62

4.1.2.4 Sudut Pandang Penceritaan 64

4.1.2.5 Tema 69

4.1.3 Representasi Korupsi dalam Cerpen “Menjaga Perut” Karya

Adek Alwi 71

4.1.4 Model Representasi 77

4.2 Cerpen “Lengtu Lengmua” Karya Triyanto Triwikromo 79 4.2.1 Sinopsis Cerpen “Lengtu Lengmua” Karya Triyanto

Triwikromo 79

4.2.2 Analisis Struktur Cerpen “Lengtu Lengmua” Karya

Triyanto Triwikromo 80

4.2.2.1 Pengaluran dan Alur 80

4.2.2.2 Tokoh 86

4.2.2.3 Latar 96

4.2.2.4 Sudut Pandang Penceritaan 100

4.2.2.5 Tema 107

4.2.3 Representasi Korupsi dalam Cerpen “Lengtu Lengmua”

Karya Triyanto Triwikromo 109

4.2.4 Model Representasi 117

4.3 Cerpen “Kurma Kiai Karnawi” Karya Agus Noor 120 4.3.1 Sinopsis Cerpen “Kurma Kiai Karnawi” Karya Agus Noor 120 4.3.2 Analisis Struktur Cerpen “Kurma Kiai Karnawi” Karya

Agus Noor 122

4.3.2.1 Pengaluran dan Alur 122

4.3.2.2 Tokoh 126

4.3.2.3 Latar 135

4.3.2.4 Sudut Pandang Penceritaan 138

4.3.2.5 Tema 141

4.3.3 Representasi Korupsi dalam Cerpen “Kurma Kiai Karnawi”

Karya Agus Noor 143

4.3.4 Model Representasi 152

BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI 155

5.1 SIMPULAN 155

5.2 REKOMENDASI 159

DAFTAR PUSTAKA 161

LAMPIRAN-LAMPIRAN 166

(6)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Negara-negara ASEAN

Menurut Tranparency International (TI) 33

Tabel 2.2 Indeks Persepsi Korupsi di Indonesia 34

Tabel 3.1 Teknik Kajian Teks Cerpen 40

Tabel 3.2 Pedoman Analisis Struktur Cerpen 40

Tabel 3.3 Pedoman Analisis Representasi Korupsi dalam cerpen “Menjaga

Perut”, “Lengtu Lengmua”, dan “Kurma Kiai Karnawi” 41

Tabel 3.4 Pedoman Analisis Model Representasi 42

Tabel 4.1 Isotopi dalam cerpen “Menjaga Perut” 69

Tabel 4.2 Isotopi dalam cerpen “Lengtu Lengmua” 107

(7)

xii

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Berpikir 39

Bagan 4.1 Pengaluran Cerpen “Menjaga Perut” karya Adek Alwi 47

Bagan 4.2 Fungsi Utama Cerpen “Menjaga Perut” Karya Adek Alwi 50

Bagan 4.3 Silsilah Keluarga dalam Cerpen “Menjaga Perut” karya Adek Alwi 62

Bagan 4.4 Pengaluran Cerpen “Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo 83

Bagan 4.5 Alur Cerpen “Lengtu Lengmua” Karya Triyanto Triwikromo 86

Bagan 4.6 Pengaluran Cerpen “Kurma Kiai Karnawi” Karya Agus Noor 124

(8)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Cerpen “Menjaga Perut” Karya Adek Alwi 165

Cerpen “Lengtu Lengmua” Karya Triyanto Triwikromo 172

Cerpen “Kurma Kiai Karnawi” Karya Agus Noor 178

Sekuen Cerpen “Menjaga Perut” Karya Adek Alwi 186

Sekuen Cerpen “Lengtu Lengmua” Karya Triyanto Triwikromo 188

(9)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Representasi Korupsi dalam Cerpen Pilihan Kompas Tahun 2010 dan 2012”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh persoalan

sosial politik yang banyak diperbincangkan dalam karya sastra, salah satu di

antaranya adalah persoalan korupsi. Objek penelitian diambil dari buku antologi

Cerpen Pilihan Kompas tahun 2010 dan 2012. Cerpen tersebut digunakan sebagai

bahan untuk mengetahui hubungan antara sastra dan masyarakat.

Penelitian ini difokuskan pada hal-hal yang meliputi: 1. struktur cerpen, 2.

representasi korupsi yang meliputi bentuk, motif dan sebab, dan solusi

penanganan korupsi, 3. model representasi. Pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan sosiologi sastra yang ditawarkan oleh Ian Watt dengan klasifikasi

sastra sebagai dokumen sosial. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode

deskriptif analitik, dan untuk menemukan relevansi antara karya sastra dengan

masyarakat digunakan konsep representasi sebagai pijakan analisis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga cerpen yang di analisis

merepresentasikan persoalan korupsi secara umum di Indonesia pada zaman yang

berbeda, yaitu korupsi pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang

Yodhoyono, korupsi pada masa reformasi, dan korupsi dalam pemilihan umum.

Bentuk korupsi yang muncul dalam cerpen “Menjaga Perut” secara implisit adalah suap, sedangkan motifnya adalah keserakahan, solusinya adalah

menanamkan moral kepada individu sejak dalam lingkungan keluarga.

Cerpen “Lengtu Lengmua” tidak merepresentasikan bentuk korupsi apapun. Sedangkan motifnya adalah kebutuhan ekonomi dan keserakahan,

solusinya adalah mengembalikan peran dan kedudukan agama dalam kehidupan

masyarakat. Cerpen “Kurma Kiai Karnawi” merepresentasikan bentuk korupsi politik. Motif yang direpresentasikan adalah keserakahan, solusinya adalah

perilaku hidup yang sederhana.

Sedangkan model representasi yang muncul adalah model representasi

aktif. Model representasi tersebut muncul karena terdapat kritik dan gugatan

(10)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study entitled “Representasi Korupsi dalam Cerpen Pilihan Kompas Tahun 2010 dan 2012”. This study is based on the social politic issues, such as

corruption, that mostly included in literature works. The data were obtained from

anthology book entitled Cerpen Pilihan Kompas tahun 2010 dan 2012. Those

short stories were used as the material to be analyzed in order to find out the

correlation between literature and society.

This study is focused on several aspects included: 1. the structure of short

story, 2. representation of corruption involved form, motive and reason, and

solution of corruption handling, 3. representation model. Methodological

approach used in this study was sociology literary approach proposed by Ian Watt

with literature classification as social documents. An analytic descriptive research

method was employed. In order to reveal the relevance between literature works

and society, representation concept was used as the method of analysis.

This study revealed that all the three short stories represent general

corruption issues in Indonesia in different period of time, such as corruption in the

period of Susilo Bambang Yudhoyono leadership, in reformation period, and in

general election. Corruption appeared in short story entitled “Menjaga Perut

implicitly shows bribery with greediness motive and the solution suggested is

morality inculcation to individual in family environment.

Story entitled “Lengtu Lengmua” does not represent any corruption issue.

Motive appeared in the story is economical needed and greediness with proposed

solution of carrying back the rule and the position of religion in society. “Kurma Kiai Karnawi” story represents political corruption form. Motive represented is

greediness with solution proposed is simply lifestyle.

Representation model appeared in this study is active representation

model. This representation model appeared for the existence of critiques and

(11)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Korupsi merupakan masalah sosial yang sedang mendapat sorotan dari

masyarakat. Masalah korupsi menjadi berita utama dalam hampir seluruh

media massa di Indonesia, baik media massa elektronik maupun media massa

cetak, dalam skala lokal, nasional, maupun global. Masalah korupsi tidak

hanya dijumpai dalam struktur pemerintahan dan menjerat kaum-kaum elit

saja, tetapi korupsi juga banyak terjadi dan melibatkan masyarakat pada

umumnya, baik sebagai korban atau penerima manfaat.

Permasalahan korupsi menarik perhatian banyak kalangan, hal itu

disebabkan karena besaran dana dan jumlah pelaku korupsi dari hari ke hari

menunjukkan peningkatan yang signifikan. Selain itu, bentuk, motif dan

modus korupsi pun semakin beragam, canggih, terstruktur dan kompleks. Ini

menunjukkan bahwa permasalah korupsi merupakan penyakit sosial yang akut

yang telah menjalar dan mengakar di semua lapisan masyarakat yang

berdampak sistemik karena sifatnya yang mudah “menular” sehingga

memerlukan langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan yang

menyeluruh, sistemis, dan berkelanjutan (Ginting, 2010: 9). Korupsi tidak

hanya dapat mengakibatkan munculnya ketimpangan sosial dan ekonomi saja,

tetapi juga dapat mengakibatkan krisis kepercayaan dan keruntuhan moral dan

citra bangsa.

Persoalan korupsi di Indonesia saat ini baru dipandang sebagai persoalan

hukum semata, ketimbang persoalan ekonomi dan kebudayaan (Kamil, 2013:

vii). Sehingga hal tersebut berpengaruh pula pada solusi pemberantasan

korupsi yang dinilai kurang efektif karena masih bersifat represif, bukan

preventif. Padalah jika melihat banyaknya bentuk, motif, dan modus serta

akibat yang ditimbulkan oleh merebaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia,

(12)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai disiplin ilmu, misalnya ekonomi, politik, sosiologi, termasuk sastra

(Kamil, 2013: vii).

Persoalan korupsi tidak hanya banyak mencuat di media massa dan

menjadi realita kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, tetapi persoalan

korupsi pun banyak muncul dalam sastra. Persoalan korupsi mulai menjadi

tema karya sastra terutama karya sastra pada masa menjelang berakhirnya

orde lama. Hal itu ditandai dengan terbitnya novel Korupsi (1954) karya

Pramoedya Ananta Toer yang menggambarkan persoalan korupsi kantoran,

pelakunya adalah pegawai kantor tersebut. Selain itu, Ramadhan KH melalui

novel berjudul Ladang Perminus (1989) menggambarkan perilaku korup para

pejabat perusahaan BUMN. Dalam Royan Revolusi (1970) pun Ramadhan KH

menyinggung persoalan korupsi sebagai penyakit masyarakat Indonesia pasca

revolusi.

Novel Senja di Jakarta (1970) karya Mochtar Lubis dan novel

Orang-orang Proyek (2002) karya Ahmad Tohari memberikan gambaran lain tentang

korupsi. Senja di Jakarta menggambarkan perilaku korup pejabat

pemerintahan dan para elit partai dengan melakukan monopoli ekspor impor

untuk mengisi kas partai, sedangkan Orang-orang Proyek menggambarkan

persoalan korupsi di bidang proyek pembangunan yang dirintis oleh

pemerintah. Dalam Orang-orang Proyek, korupsi tidak hanya dilakukan oleh

oknum-oknum tertentu (pejabat dan pengusaha) tetapi masyarakat pun

digambarkan ikut terlibat di dalamnya.

Novel-novel di atas menggambarkan persoalan korupsi pada masanya

masing-masing. Sejauh tergambar dalam novel-novel tersebut, korupsi di

Indonesia dari masa ke masa mengalami peningkatan yang signifikan baik

dilihat dari skala ekonomi, kecanggihan modus yang dijalankannya, jumlah

pelaku serta akibat yang ditimbulkannya. (Sarjono, 2012: 7-9). Dengan

demikian, jika melihat persoalan korupsi yang tergambar dalam novel-novel di

atas, kesadaran masyarakat akan perlawanan terhadap korupsi semakin

berkurang bahkan korupsi seolah menjadi gaya hidup dan tradisi masyarakat

(13)

3

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digambarkan semakin korup dan semakin bersemangat melakukan korupsi

sejauh dimungkinkan oleh peluang dan kesempatan yang ada (Sarjono, 2012:

8).

Tema korupsi selain diangkat dalam novel-novel di atas, banyak pula

diangkat dalam cerpen koran. Walaupun demikian, cerpen koran kerap kali

mengundang perdebatan. Aisyah dalam Jurnal Cerpen Indonesia Edisi 8

(2007: 1) mengungkapkan bahwa perkembangan sastra di Indonesia,

khususnya cerpen berkaitan erat dengan perkembangan media massa. Bahkan

dalam dua dasawarsa terakhir, cerpen berkembang pesat dalam surat kabar.

Hampir semua surat kabar yang memiliki edisi koran minggu menyediakan

rubrik khusus untuk sastra. Selanjutnya Kuntowijoyo (Aisyah, 2007:2)

menduga bahwa fenomena cerpen koran hanya terjadi di Indonesia dan

menjadi kekhasan sastra Indonesia.

Sejak awal perkembangannya, selain banyak mengundang perdebatan,

cerpen koran pun banyak mendapat gugatan dari para kritikus dan penggiat

sastra (Aisyah, 2007:3). Anggapan bahwa cerpen koran dianggap sebagai

karya yang kurang serius sehingga hanya dianggap sebagai bacaan hiburan

pengisi waktu senggang, cerpen koran sebagai produk kapitalisme, miskinnya

tema dan cerita yang diangkat, hingga terbatasnya ruang dalam cerpen koran

yang berakibat pada kurangnya tingkat kedalaman eksplorasi atas

unsur-unsurnya.

Namun dalam perkembangan selanjutnya, cerpen koran mulai

menunjukkan kualitasnya sebagai karya sastra. Hal itu terjadi karena adanya

pergeseran karakteristik media massa sesuai konteks dan situasi yang sedang

berlangsung. Hal seperti itu membuat cerpen jadi lebih kontekstual dengan

zamannya. Selain itu, cerpen koran pun dapat menjadi penyeimbang atas

informasi yang dimanipulasi sedemikian rupa demi kepentingan ideologi

politik tertentu dengan cara menelanjanginya lewat berbagai pembocoran

fakta (Aisyah, 2007:3-10).

Selain itu, dari segi estetika, cerpen koran pun dapat menunjukkan

(14)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti yang telah dilakukan oleh Joni Ariadinata. Joni menyiasati terbatasnya

ruang dalam cerpen koran dengan melakukan inovasi pada tataran bahasa. Ia

memilih dan menggunakan diksi-diksi yang dapat memberikan tingkat

kepekatan dan efek tertentu sehingga penggunaan bahasa jadi lebih efektif.

Salah satu media massa yang memberikan ruang khusus bagi cerpen

adalah Kompas. Tema-tema sosial politik banyak diangkat dalam cerpen

Kompas, termasuk di dalamnya tema seputar korupsi. Kompas merupakan

media massa yang konsisten memuat dan menerbitkan kembali cerpen-cerpen

terbaiknya yang pernah dimuat dalam edisi Kompas Minggu melalui tradisi

tahunannya menerbitkan Cerpen Pilihan Kompas.

Antologi Cerpen Pilihan Kompas menjadi sumber data dalam penelitian

ini. Objek material yang diperoleh berasal dari antologi Cerpen Pilihan

Kompas tahun 2010 dan 2012. Cerpen-cerpen yang terhimpun dalam antologi

Cerpen Pilihan Kompas merupakan cerpen-cerpen hasil seleksi ketat yang

masuk ke meja redaksi surat kabar Kompas. Seperti diakui oleh Arcana

(Kompas, 2011: ix) dalam prolog Cerpen Pilihan Kompas 2010, setidaknya

ada sekitar 3600 cerpen yang masuk ke meja redaksi setiap tahunnya,

sementara surat kabar Kompas edisi minggu hanya terbit maksimal 52 kali

dalam setahun. Itu artinya setiap satu cerpen yang lolos seleksi harus

mengalahkan 69 atau 70 cerpen lainnya. Hal senada pun diakui oleh Tim Juri

Cerpen Pilihan Kompas 2011 yang terdiri dari editor senior Kompas seperti

Maria Hartiningsing, Putu Fajar Arcana, Efix Mulyadi, Frans Sartono, Hariadi

Saptono, dan Myrna Ratna. Mereka mengakui bahwa proses seleksi ketat yang

dilakukan Kompas sudah menjadi jaminan kualitas atas cerpen-cerpen yang

dimuat di surat kabar Kompas (Kompas, 2012: x).

Bahkan, Dahana (Kompas, 2012: xvii-xviii) dalam pengantar 20 Tahun

Cerpen Pilihan Kompas menyebutkan bahwa tradisi penerbitan kembali

cerpen-cerpen terbaik Kompas dalam bentuk buku antologi Cerpen Pilihan

Kompas yang masih dapat bertahan hingga dasawarsa kedua ini adalah

bentuk idealisme Kompas sebagai sebuah media massa dalam

(15)

5

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dahana melihat bahwa kesetiaan Kompas dalam memertahankan tradisi

tahunannya itu bukan hanya karena kualitas cerpennya saja, tetapi juga karena

keragaman cerita, pesan, hingga pada kesetiaan para pengarangnya terhadap

cerpen. Sebuah kesetiaan yang “arkaik” dan “bebal” dalam merawat sebuah

tradisi.

Diakui pula oleh Mulyadi (Kompas, 2013) bahwa tradisi tahunan

Kompas adalah bentuk usaha Kompas dalam menciptakan regenerasi

pengarang-pengarang Indonesia. Terbukti sejak tahun 1970 hingga kini

muncul pengarang-pengarang terkenal pengisi rubrik seni yang disediakan

oleh Kompas hingga menjadikan Kompas sebagai target utama

pengarang-pengarang cerpen untuk mengirimkan karyanya. Hal ini memberikan

kredibilitas tersendiri terhadap surat kabar Kompas sebagai salah satu media

massa yang mempunyai kapasitas dalam hal penerbitan karya sastra,

utamanya cerpen. Pernyataan-pernyataan tersebut setidaknya menunjukkan

bahwa Cerpen Pilihan Kompas merupakan barometer kualitas cerpen-cerpen

Indonesia.

Selain dari segi kualitas sastra yang ditampilkannya, Cerpen Pilihan

Kompas pada dasarnya memiliki kecenderungan dan tingkat relevansi yang

tinggi antara kenyataan di masyarakat dengan kenyataan dalam sastra. Arcana

(Kompas, 2011:xi) pun menambahkan bahwa sebagai sebuah media massa

yang sepenuhnya bersandar pada realita faktual di masyarakat, maka

perhatian lebih terhadap karya sastra (cerpen) yang berhasil

mentransformasikan realita empirik ke dalam realita sastra menjadi sebuah

konsekuensi logis dalam setiap pemuatan cerpen di surat kabar Kompas.

Begitu juga dalam persoalan tema, mayoritas tema-tema yang muncul adalah

seputar isu-isu sosial politik di Indonesia. Hal ini pun ditegaskan pula oleh

Prasetyo (Kompas, 2011: 189) dalam epilog Cerpen Pilihan Kompas 2010

bahwa kecenderungan umum cerpen-cerpen Kompas selama ini adalah

menyuarakan isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat.

Antologi Cerpen Pilihan Kompas tahun 2010 memuat 18 cerpen dan

(16)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antologi cerpen tersebut, dipilih lah tiga cerpen yang mengangkat persoalan

korupsi di Indonesia. Ketiga cerpen tersebut adalah cerpen “Menjaga Perut” karya Adek Alwi (11 April 2010), cerpen “Lengtu Lengmua” karya Triyanto

Triwikromo (18 Maret 2012), dan cerpen “Kurma Kiai Karnawi” karya Agus

Noor (7 Oktober 2012). Walaupun cerpen-cerpen Kompas secara dominan

mengangkat persoalan sosial politik masyarakat Indonesia, namun ternyata

cerpen-cerpen yang secara spesifik mengangkat persoalan korupsi di

Indonesia sangat lah minim. Sehingga dari 38 cerpen yang termuat dalam

kedua antologi cerpen tersebut, hanya dipilih tiga cerpen saja sebagai objek

penelitian dalam penelitian ini.

Persoalan korupsi memang sedang menjadi sorotan banyak kalangan,

termasuk akademisi dan praktisi sastra. Namun karena sedikitnya jumlah

karya sastra yang secara spesifik mengangkat persoalan korupsi di Indonesia,

maka jumlah pengkajian dan penelitian tentang korupsi dalam karya sastra

pun sedikit pula jumlahnya.

Beberapa tulisan tentang persoalan korupsi dalam sastra (Indonesia)

tercatat sudah menjadi bahan referensi bagi pembaca. Tulisan-tulisan tersebut

tersebar dalam bentuk penelitian ilmiah, buku referensi, serta artikel yang

termuat dalam jurnal dan media massa. Beberapa diantaranya telah dilakukan

oleh Teeuw yang mengkaji persoalan korupsi dalan novel Korupsi (1954)

karya Pramoedya Ananta Toer. Teeuw mengungkapkan bahwa korupsi

merupakan suatu gejala di masyarakat yang telah menjadi persoalan utama

masyarakat Indonesia. Dalam persoalan korupsi inilah dua dikotomi berada

dalam satu ruang lingkup, kejayaan sosial di satu sisi dan keruntuhan moral di

sisi lain (Teeuw, 1980: 237 – 238).

Selain itu, Mashuri (2012) mengkaji persoalan korupsi dalam beberapa

novel Indonesia dan menemukan hubungan antara pola triadik

wanita dengan korupsi. Ia mengungkapkan bahwa pola triadik

harta-tahta-wanita menjadi faktor utama penyebab korupsi. Menurutnya, seseorang

melakukan korupsi karena alasan keuangan (harta), ingin keluar dari jerat

(17)

7

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“berada” (Mashuri, 2012: 27). Sementara wanita yang dimaksudkan Mashuri

di sini tidak hanya sebagai oposisi biner lelaki, tetapi juga bisa menjadi

penentu bagi kegagalan atau pengukuhan konstruksi lelaki dan dunianya

sehingga wanita dapat menduduki posisi yang sejajar dengan laki-laki. Wanita

memiliki pengaruh yang kuat yang bisa menentukan hidup dan dunia seorang

lelaki (Mashuri, 2012: 29). Dengan demikian, wanita dapat menjadi pemicu,

penggoda, dan objek permainan para koruptor (Mashuri, 2012: 32).

Selain harta dan wanita, tahta pun menjadi faktor utama terjadinya

korupsi. Tahta dalam hal ini berkaitan dengan kekuasaan dan kedudukan. Di

belakang kedua hal tersebut tersimpan dorongan, hasrat, bahkan muslihat

untuk menguasai demi meraup keuntungan yang semuanya memunculkan

perilaku korup dan serakah (Mashuri, 2012: 41). Semakin tinggi kewenangan

dan kekuasaan seseorang, semakin besar pula kesempatan orang tersebut

untuk melakukan korupsi (Mashuri, 2012: 43).

Penelitian terbaru yang membahas persoalan korupsi dalam sastra

(Indonesia) dilakukan Kamil (2013). Kamil membedah persoalan korupsi

dalam novel Senja di Jakarta karya Mochtar Lubis. Ia menyimpulkan bahwa

korupsi merupakan salah satu penyebab karut marutnya perpolitikan di

Indonesia. Banyak kasus suap, pemerasan, dan nepotisme dilakukan oleh

pejabat pemerintahan saat itu untuk mengisi kas partai politik. Hal itu terjadi

karena banyaknya patronase kekuasaan oleh para elit politik di atasnya

sehingga melemahkan integritas pejabat yang menjadi bawahannya (Kamil,

2013: 140).

Berbeda halnya dengan penelitian terdahulu yang telah dijabarkan di

atas, penelitian ini memfokuskan diri pada persoalan korupsi dalam prosa fiksi

Indonesia, khususnya cerpen. Objek-objek kajiannya meliputi bentuk korupsi,

motif (meliputi faktor penyebab) serta solusi yang ditawarkan. Pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra yang ditawarkan oleh Ian

Watt, sastra sebagai dokumen sosial sebagai pijakan kajian. Tujuannya adalah

untuk menemukan bagaimana karya-karya tersebut (cerpen)

(18)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang direpresentasikan dalam karya-karya tersebut. Berdasarkan uraian di

atas, maka penelitian ini mengambil judul “Representasi Korupsi dalam

Cerpen Pilihan Kompas Tahun 2010 dan 2012”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur cerpen “Menjaga Perut” karya Adek Alwi, “Lengtu

Lengmua” karya Triyanto Triwikromo, dan “Kurma Kiai Karnawi” karya

Agus Noor?

2. Bagaimana representasi korupsi dalam cerpen “Menjaga Perut” karya

Adek Alwi, “Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo, dan “Kurma

Kiai Karnawi” karya Agus Noor?

a. Bentuk korupsi apa yang direpresentasikan dalam cerpen “Menjaga

Perut” karya Adek Alwi, “Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo, dan “Kurma Kiai Karnawi” karya Agus Noor?

b. Bagaimana motif dan sebab-sebab kemunculan korupsi yang

direpresentasikan dalam cerpen “Menjaga Perut” karya Adek Alwi,

“Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo, dan “Kurma Kiai Karnawi” karya Agus Noor?

c. Solusi apa yang direpresentasikan dalam cerpen “Menjaga Perut”

karya Adek Alwi, “Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo, dan “Kurma Kiai Karnawi” karya Agus Noor dalam memecahkan

persoalan korupsi?

3. Bagaimana model representasi yang muncul dalam cerpen “Menjaga

Perut” karya Adek Alwi, “Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo,

dan “Kurma Kiai Karnawi” karya Agus Noor yang berkaitan dengan

bentuk korupsi, motif dan solusi yang direpresentasikannya?

1.3Tujuan

(19)

9

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan struktur cerpen “Menjaga Perut” karya Adek Alwi,

“Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo, dan “Kurma Kiai

Karnawi” karya Agus Noor.

2. Mendeskripsikan representasi korupsi dilihat dari segi bentuk-bentuk

korupsi, motif dan sebab-sebab korupsi, dan solusi dalam memecahkan

persoalan korupsi dalam cerpen “Menjaga Perut” karya Adek Alwi, “Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo, dan “Kurma Kiai Karnawi” karya Agus Noor.

3. Mendeskripsikan model representasi yang muncul dalam cerpen

“Menjaga Perut” karya Adek Alwi, “Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo, dan “Kurma Kiai Karnawi” karya Agus Noor.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pembaca,

baik manfaat praktis maupun manfaat teoretis.

A. Manfaat Praktis:

1. Memberikan pengetahuan serta bahan referensi kepada pembaca

mengenai gambaran korupsi dalam prosa fiksi Indonesia.

2. Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang korupsi ditinjau

dari sudut pandang sastra.

3. Memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa masalah korupsi di

Indonesia merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh

semua elemen masyarakat.

B. Manfaat Teoretis:

1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan.

2. Berguna untuk memahami teori-teori penganalisisan karya sastra,

khususnya prosa fiksi.

3. Memberikan alternatif model pengkajian karya sastra, khususnya

(20)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analitik. Cara kerja metode ini adalah dengan mendeskripsikan atau

memaparkan data-data secara terperinci untuk kemudian data-data tersebut

dianaalisis secara menyeluruh (Ratna, 2011: 53). Metode ini digunakan

dengan tujuan memecahkan masalah secara objektif dengan cara

mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data-data untuk kemudian

dapat ditemukan makna secara keseluruhan.

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah buku antologi Cerpen Pilihan

Kompas tahun 2010 dan 2012 yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas.

Cerpen-cerpen yang tergabung dalam Cerpen Pilihan Kompas merupakan

hasil seleksi ketat para redaktur surat kabar Kompas sehingga cerpen-cerpen

tersebut dianggap dapat mewakili cerpen-cerpen lainnya yang pernah dimuat

dalam edisi cerpen Kompas Minggu.

Cerpen Pilihan Kompas tahun 2010 memuat 18 cerpen dan Cerpen

Pilihan Kompas tahun 2012 memuat 20 cerpen. Dari 38 cerpen yang termuat

dalam kedua antologi tersebut, dipilih lah tiga cerpen yang mengangkat

persoalan korupsi. Cerpen-cerpen tersebut adalah cerpen “Menjaga Perut”

karya Adek Alwi (terbit pada edisi 11 April 2010), cerpen “Lengtu Lengmua”

karya Triyanto Triwikromo (terbit pada edisi 18 Maret 20120 dan cerpen

“Kurma Kiai Karnawi” karya Agus Noor (terbit pada edisi 7 Oktober 2012).

Cerpen Kompas pada dasarnya dominan mengangkat persoalan sosial

politik di Indonesia, namun ternyata cerpen yang spesifik mengangkat

persoalan korupsi di Indonesia sangat sedikit jumlahnya sehingga sedikit

menyulitkan peneliti untuk memilih dan menentukan objek penelitian.

(21)

38

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka.

Dengan menggunakan teknik ini peneliti mencari dan menelaah

sumber-sumber yang relevan dengan penelitian. Sumber-sumber-sumber tersebut berupa

buku-buku teks, artikel, jurnal, penelitian, serta sumber referensi lain yang

berhubungan dengan objek kajian dan permasalahan yang dikaji.

3.4 Teknik Pengolahan Data

Setelah data-data terkumpul, selanjutnya data-data tersebut diolah dan

dianalisis sesuai dengan prosedur berikut ini:

1. Menganalisis setiap unsur pembangun cerpen. Penganalisisan ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui struktur bangun cerpen yang

diteliti dengan berpatokan pada konvensi struktur bangun cerpen yang

ditawarkan oleh Todorov. Unsur-unsur cerpen yang dimaksud adalah

pengaluran dan alur, tokoh, latar, sudut pandang penceritaan dan tema.

Setelah unsur-unsur tersebut dianalisis, kemudian dicari hubungan

antarunsur tersebut serta ditentukan pula fungsi setiap unsur-unsurnya.

2. Menganalisis hubungan antarunsur pembangun cerpen dengan aspek-aspek

sosiologis yang muncul dalam cerpen. Unsur-unsur sosiologis tersebut

dilihat dari tokoh, latar, situasi dan peristiwa yang ditampilkan dalam

cerpen.

3. Menganalisis representasi korupsi dalam cerpen-cerpen tersebut dengan

cara mengaitkan dan membandingkannya dengan teks-teks lain diluar

karya seperti artikel-artikel yang termuat di media massa serta sumber

referensi lainnya yang membahas persoalan korupsi secara komprehensif.

Analisis ini dilakukan dengan tujuan agar dapat ditemukan kaitan antara

teks sastra yang dikaji dengan realita sosial yang terjadi di masyarakat.

4. Menentukan model representasi yang digunakan dalam teks cerpen

tersebut. Model representasi yang dimaksud adalah model representasi

yang dikemukakan oleh Budianta, yaitu model representasi aktif dan

model representasi pasif.

(22)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1 Kerangka Berpikir

Tema Korupsi dalam Prosa Fiksi Indonesia

Kenyataan Sosial Mengenai Persoalan Korupsi di Indonesia Struktur Cerpen

1. Persoalan korupsi di Indonesia semakin banyak. 2. Korupsi baru dipandang

sebagai persoalan hukum daripada persoalan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, moral, dan pendidikan.

3. Solusi pemberantasan korupsi baru sebatas tindakan represif, belum sampai pada tindakan preventif.

4. Bentuk, skala ekonomi, jumlah pelaku, dan motif korupsi semakin beragam.

5. Kurangnya kesadaran

masyarakat akan perlawanan terhadap korupsi

6. Persoalan korupsi tidak hanya menjadi relita kehidupan masyarakat tapi juga menjadi tema yang diangkat dalam cerpen.

1. Menganalisis Pengaluran dan Alur: Menentukan sekuen dan fungsi utama.

2. Menganalisis Tokoh:

Menentukan jenis tokoh,

menganalisis tokoh

berdasarkan penamaan, gambaran fisik, gambaran psikologis, dan gambaran lingkungan sosial tokoh.

3. Menganalisis Latar:

menentukan dan

menganalisis latar waktu dan latar tempat.

4. Menganalisis sudut

pandang penceritaan:

menentukan dan

menganalisis kehadiran pencerita dan jenis

penceritaan yang

digunakan.

5. Menganalisis Tema:

menetukan isotopi dan motif cerita.

Representasi Korupsi dalam Cerpen Pilihan Kompas Tahun 2010 dan 2012

1. Bentuk-bentuk korupsi di Indonesia.

2. Motif dan sebab-sebab korupsi di Indonesia.

(23)

40

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Teknik Kajian Teks Cerpen

Pendekatan Disiplin Unsur-unsur

Analisis Tekanan

Mimesis Sosiologi Sastra

(Representasi

sebagai Konsep)

Pengaluran dan

Alur, Tokoh, Latar,

Sudut Pandang

Penceritaan, Tema

Hubungan antara

unsur-unsur teks

cerpen dengan

realita kehidupan

masyarakat yang

berhubungan

dengan persoalan

korupsi

Tabel 3.2 Pedoman Analisis Struktur Cerpen

No Pokok-pokok Analisis Acuan Analisis

1 Pengaluran dan Alur Menganalisis sekuen dan fungsi utama.

2 Tokoh

Menganalisis tokoh berdasarkan jenis tokoh,

kemudian analisis dilanjutkan dengan

menganalisis nama tokoh, gambaran fisik,

gambaran psikologis, serta gambaran sosial

tokoh.

3 Latar

Menentukan dan menganalisis latar tempat dan

latar waktu cerita dengan cara pencari penunjuk

waktu dan penunjuk tempat yang terdapat

dalam cerpen.

4 Sudut Pandang

Penceritaan

Menentukan dan menganalisis kehadiran

pencerita dan tipe penceritaan yang digunakan.

(24)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Pedoman Analisis Representasi Korupsi dalam cerpen “Menjaga Perut”, “Lengtu Lengmua”, dan “Kurma Kiai Karnawi”

No Pokok-pokok Analisis Acuan Analisis

1 Representasi Korupsi

a. Apakah cerpen “Menjaga Perut”, “Lengtu

Lengmua”, dan “Kurma Kiai Karnawi”

merupakan pencerminan dari kenyataan

sosial yang terjadi di Indonesia?

b. Jika cerpen-cerpen tersebut merupakan

pencerminan dari kenyataan sosial yang

terjadi di Indonesia, masa kapan kah yang

direpresentasikan tersebut?

2 Representasi bentuk-bentuk korupsi

a. Bentuk-bentuk korupsi apa saja yang

digambarkan dalam cerpen-cerpen

tersebut?

b. Apakah merepresentasikan bentuk-bentuk

korupsi yang terjadi di Indonesia?

3 Representasi motif dan sebab-sebab korupsi

a. Bagaimana motif dan sebab-sebab korupsi

yang digambarkan dalam cerpen-cerpen

tersebut?

b. Apakah merepresentasikan motif dan

sebab-sebab korupsi yang ada di

Indonesia?

4 Representasi solusi

a. Solusi apa saja yang digambarkan dalam

cerpen-cerpen tersebut?

b. Apakah merepresentasikan solusi-solusi

(25)

42

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Pedoman Analisis Model Representasi

No Pokok-pokok Analisis Acuan Analisis

1 Model Representasi

Model representasi apa yang muncul dalam

cerpen “Menjaga Perut”, “Lengtu Lengmua”, dan “Kurma Kiai Karnawi”? Model

representasi aktif atau model representasi

pasif?

3.5 Definisi Operasional

Untuk menghindari bias makna, beberapa istilah yang berkaitan dengan

judul penelitian akan didefinisikan secara operasional. Adapun definisi

operasional yang dimaksud akan diuraikan di bawah ini.

3.5.1 Representasi

Representasi adalah istilah lain dari mimesis, yaitu pencerminan,

peniruan, penggambaran atau pembayangan yang melambangkan

kenyataan. Kenyataan dalam hal ini bukan hanya kenyataan yang

sebenar-benarnya, tetapi juga kenyataan yang diidealkan oleh

pengarang yang kemudian kenyataan tersebut ditampilkan kembali

dalam karyanya.

3.5.2 Korupsi

Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan

dengan cara melawan hukum untuk memperoleh keuntungan pribadi,

kelompok, atau golongan tertentu dan dapat merugikan pihak lain

(keuangan negara, kelompok, atau golongan).

3.5.3 Cerpen

Cerpen adalah salah satu subgenre sastra berbentuk prosa naratif

yang ukurannya relatif pendek. Ukuran pendek di sini akan dibatasi

(26)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.1 Simpulan

Setelah melakukan kajian dan analisis terhadap struktur cerpen “Menjaga Perut” karya Adek Alwi, “Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo, dan “Kurma Kiai Karnawi” karya Agus Noor, pada bagian ini akan diuraikan simpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan

pada BAB 1. Analisis dimulai dengan mengkaji struktur cerpen, selanjutnya

menganalisis representasi korupsi yang meliputi bentuk, motif dan sebab, dan

solusi pemberantasan korupsi, dan terakhir menganalisis model representasi.

Analisis struktur cerpen dimulai dengan menganalisis pengaluran dan

alur, selanjutnya menganalisis tokoh, latar, sudut pandang penceritaan, dan

tema. Hasil analisis pengaluran dan alur terhadap cerpen “Menjaga Perut”

karya Adek Alwi dapat diketahui bahwa pengaluran cerpen “Menjaga Perut”

karya Adek Alwi terdiri dari 23 sekuen, ke-23 sekuen tersebut terdiri atas 4

sekuen sorot balik, 3 sekuen kilas balik, dan 1 sekuen bayangan dan sisanya

adalah sekuen yang menampilkan peristiwa secara linear. Sedangkan hasil analisis alur ditemukan bahwa cerpen “Menjaga Perut” karya Adek Alwi ini terdiri dari 13 fungsi utama yang ke-13 fungsi utama itu menunjukkan

hubungan kausalitas.

Sementara itu, pengaluran cerpen “Lengtu Lengmua” karya Triyanto Triwikromo terdiri dari 27 sekuen, ke-27 sekuen tersebut terdiri dari 5 sekuen

sorot balik, 2 sekuen kilas balik, dan 7 sekuen bayangan, sisanya adalah

sekuen yang menampilkan peristiwa secara linear. Sedangkan alur cerpen “Lengtu Lengmua” terdiri dari 12 fungsi utama yang menunjukkan hubungan kausalitas antarfungsi tersbut. Selain itu, pengaluran cerpen “Kurma Kiai Karnawi” karya Agus Noor terdiri dari 21 sekuen induk dan 7 sekuen bawahan. Dari total 28 sekuen tersebut, sebagian besarnya (17 sekuen)

merupakan sekuen sorot balik. Sisanya adalah 4 sekuen kilas balik dan

(27)

156

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bayangan tidak ditemukan dalam cerpen ini. Kemudian alur cerpen “Kurma Kiai Karnawi” terdiri dari 10 fungsi utama yang antarfungsi tersebut dihubungkan dengan hubungan kausalitas.

Analisis tokoh dilakukan dengan cara menentukan jenis tokoh,

menganalisis nama tokoh, gambaran fisik, gambaran psikologis, serta

gambaran sosial tokoh. Berdasarkan hasil analisis tokoh diketahui bahwa

tokoh Aku (Menjaga Perut), Rajab (Lengtu Lengmua), dan Hanafi (Kurma

Kiai Karnawi) adalah tokoh utama, sedangkan analisis penamaan

menunjukkan bahwa tokoh-tokoh yang muncul dalam ketiga cerpen tersebut

ada yang memiliki nama dan ada yang tidak. Tokoh yang tidak memiliki

nama umumnya memiliki sebutan berdasarkan hubungan keluarga (Menjaga

Perut dan Kurma Kiai Karnawi) dan profesi atau pekerjaan (Lengtu

Lengmua). Dalam ketiga cerpen yang dianalisis, tidak banyak ditemukan

deskripsi mengenai gambaran fisik dan gambarang psikologis tokoh. Ada pun

deskripsi yang tampak umumnya cenderung tidak lengkap dan singkat sekali.

Sementara gambaran sosial tokoh hanya tokoh-tokoh dalam cerpen “Menjaga Perut” saja yang berada dalam satu lingkungan sosial, yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan tersedut dapat diketahui berdasarkan hubungan

antartokoh yang muncul dalam cerpen tersebut.

Selain itu analisis latar difokuskan ke dalam dua objek analisis, yaitu

latar tempat dan latar waktu. Latar tempat yang muncul adalah rumah

(Menjaga Perut), kota dan kampung (Lengtu Lengmua), dan kamar, lahan

pertanian, kebun kurma, dan rumah (Kurma Kiai Karnawi). Sedangkan latar

waktu yang muncul dalam ketiga cerpen tersebut adalah sore hari (Menjaga

Perut, Kurma Kiai Karnawi), magrib dan isya (Lengtu Lengmua).

Analisis penceritaan diketahui bahwa cerpen “Menjaga Perut” menggunakan pencerita intern, sedangkan cerpen “Lengtu Lengmua” dan “Kurma Kiai Karnawi” menggunakan pencerita ektern. Selanjutnya berdasarkan analisis tipe penceritaan dapat diketahui bahwa ketiga cerpen

yang di analisis menggunakan tipe penceritaan yang sama, yaitu wicara yang

(28)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penceritaan tersebut muncul secara bergantian dan pembaca kadang-kadang

tidak menyadari adanya perubahan tipe penceritaan tersebut karena

perubahannya sangat ektrim, batas antara ketiga tipe penceritaan tersebut

sangat kabur dalam cerpen.

Struktur cerpen yang terakhir di analisis adalah tema. Analisis tema

ditempatkan pada bagian akhir analisis struktur karena tema dapat

dirumuskan jika kita telah mengetahui keseluruhan struktur cerpen. Tema

ketiga cerpen tersebut adalah seputar masalah-masalah sosial yang berkaitan

dengan persoalan korupsi di Indonesia. Persoalan perubahan sikap (moral) sangat kentara dalam cerpen “Menjaga Perut”, moral dianggap menjadi penentu hidup manusia. Sedangkan cerpen “Lengtu Lengmua” mengangkat persoalan karut marutnya kehidupan sosial manusia, moral manusia yang

korup, tak beradab dan rusaknya agama sebagai fondasi kualitas moral manusia itu sendiri. Sementara cerpen “Kurma Kiai Karnawi” mengangkat persoalan perubahan sikap atau hidup manusia yang disebabkan karena

ambisi. Tema dan persoalan yang diangkat dalam ketiga cerpen yang

dianalisis semuanya berkaitan dengan persoalan korupsi di Indonesia.

Selanjutnya, dari hasil analisis sosiologi sastra yang menekankan pada

persoalan representasi korupsi diketahui bahwa ketiga cerpen tersebut tidak

merepresentasikan secara khusus kasus-kasus korupsi tertentu, hanya saja

representasi korupsi yang ditemukan dalam ketiga cerpen yang dianalisis

adalah representasi korupsi di Indonesia secara umum yang terjadi pada zaman yang berbeda. Cerpen “Menjaga Perut” merepresentasikan korupsi pada masa menjelang berakhirnya pemerintahan presiden Susilo Bambang

Yudhoyono periode 1 hingga awal masa pemerintahan presiden Susilo

Bambang Yudhoyono periode 2. Bentuk korupsi yang muncul adalah suap

dengan motif keserakahan. Sedangkan solusinya adalah menanamkan moral

kepada individu sejak dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan besar

(29)

158

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam cerpen ini. Motif korupsi yang muncu adalahl kebutuhan ekonomi dan

keserakahan, sedangkan solusinya adalah mengembalikan peran dan

kedudukan agama dalam kehidupan bermasyarakat. Agama dapat menjadi

payung sekaligus tameng untuk menghindarkan seseorang dari tindakan tidak

terpuji. Terakhir adalah cerpen “Kurma Kiai Karnawi”, cerpen “Kurma Kiai Karnawi” merepresentasikan persoalan korupsi pada masa-masa pemilihan umum. Korupsi tersebut berkaitan erat dengan korupsi politik dengan bentuk

korupsi yang populer adalah suap, motifnya adalah keserakahan dan

solusinya adalah perilaku hidup sederhana dan penuh rasa syukur. Rasa

syukur dan kesederhanaan dapat menghindarkan manusia dari sifat tamak

atau serakah.

Terakhir adalah analisis mengenai model representasi. Model

representasi yang muncul dalam ketiga cerpen yang dianalisis adalah model

representasi aktif. Dalam ketiga cerpen tersebut umumnya kita tidak hanya

dapat menemukan penggambaran tentang persoalan korupsi, tetapi kita pun

dapat menemukan kritikan yang disuarakan oleh pengarang melalui karyanya

masing-masing.

Cerpen “Menjaga Perut” mengkritik lemahnya peran dan kedudukan keluarga dalam kehidupan seorang individu. Pendidikan dalam keluarga

dianggap dapat menjadi fondasi yang kuat bagi kualitas moral seorang individu, sedangkan cerpen “Lengtu Lengmua” mengkritik kehidupan masyarakat kita yang jauh dari etika, adat, dan tatacara, perilaku pemimpin

bangsa yang hanya mementingkan kepentingan pribadi, sikap politis para

pemimpin yang arogan, asal-asalan, dan primitif, perilaku hidup mewah para

pejabat, ketidakberpihakkan pemimpin bangsa terhadap raykat, dan

penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan.

Sementara itu, cerpen “Kurma Kiai Karnawi” berusaha mengkritik perilaku para pejabat di negeri ini yang melepaskan tanggung jawabnya

sebagai pelayan masyarakat, pemerintahan yang tidak adil yang hanya

menguntungkan orang-orang berduit, dan rekrutmen penyelenggara

(30)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2 Rekomendasi

Persoalan korupsi yang berhasil digali melalui penelitian ini seperti

aspek bentuk-bentuk korupsi, motif dan sebab-sebab korupsi, dan solusi

penanganan korupsi, pada dasarnya hanya sebagian kecil dari keseluruhan

permasalahan yang berhasil diungkap. Dalam analisis, baik analisis struktur

maupun analisis sosiologi sastra diperlukan penelitian lebih lanjut dan

mendalam karena masih banyak hal tentang persoalan struktur cerpen dan

persoalan korupsi yang belum sepenuhnya tergali. Hal tersebut disebabkan

karena keterbatasan waktu penelitian dan keterbatasan pemahaman tentang

permasalahan yang di maksud.

Dari hasil analisis, terutama analisis struktur cerpen khususnya dalam

menganalisis sudut pandang penceritaan, disamping menganalisis kehadiran

pencerita dan tipe penceritaan, diperlukan pula analisis kehadiran pemandang.

Namun dalam penelitian ini analisis sudut pandang penceritaan belum sampai

pada tahap ditemukan kehadiran pemandang.

Selain itu, dalam menganalisis representasi korupsi, penelitian ini pun

belum sampai pada ditemukannya representasi akibat atau dampak dari

persoalan korupsi yang timbul. Tidak hanya itu, persoalan korupsi yang kini

muncul pun sebenarnya dapat dianalisis berdasarkan aspek kesejarahan untuk

dapat mengetahui keterkaitannya dengan persoalan korupsi yang terjadi pada

masa sebelumnya sehingga melalui sudut pandang sastra, persoalan korupsi

dapat ditelusuri perkembangannya dari masa ke masa. Semua persoalan

tersebut dapat menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya.

Peneliti menyarankan kepada pembaca yang budiman, tak terkecuali

bagi seluruh masyarakat dan pemerintah untuk mulai memperbanyak

membaca karya sastra, baik puisi maupun prosa sebagai media pembelajaran

dan penyadaran terhadap persoalan-persoalan sosial yang timbul di

lingkungan masyarakat karena sejatinya sastra dapat menjadi penyeimbang

(31)

160

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sastra selain dapat menggugah pemikiran pembaca juga dapat

membantu pembaca untuk memahami persoalan yang timbul. Apresiasi

masyarakat terhadap sastra dapat membantu pemerintah dalam menemukan

solusi dari permasalahan sosial yang ada, seperti korupsi dan kemiskinan

sehingga permasalah sosial yang kerap membelit negeri ini dapat diselesaikan

(32)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nenden Lilis. 2007. “Masa Depan Cerita Pendek Kita”. Dalam Jurnal

Cerpen Indonesia edisi 8/2007: Membicarakan Cerpen Indonesia. Sleman:

AKAR Indonesia, hlm. 1 – 20.

Aisyah, Nenden Lilis. 2010. “Laporan Penelitian Representasi Ideologi Gender

dalam Lima Cerpen Karya Perempuan Indonesia (Sebuah Kajian Sosiologi

Sastra dengan Analisis Gender)”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Pendidika Indonesia.

Alatas, Syed Hussein. 1986. Sosiologi Korupsi: Sebuah Penjelajahan dengan

Data Kontemporer. Jakarta: LP3ES.

Alwi, Adek. 2011. “Menjaga Perut”. Dalam Putu Fajar Arcana (Ed), Dodolit

Dodolit Dodolibret: Cerpen Pilihan Kompas 2010. Jakarta: Penerbit Buku

Kompas, hlm. 49 – 57.

Arcana, Putu Fajar. 2011. “Prolog: Mempertimbangkan Kesederhanaan”. Dalam

Putu Fajar Arcana (Ed), Dodolit Dodolit Dodolibret: Cerpen Pilihan

Kompas 2010. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, hlm. vii – xiii.

Asdhiana, I Made (Ed). “ICW: Trio Macan dalam Korupsi Politik”. [Online].

Tersedia: Kompas.com edisi 4 Juni 2011. [Diakses tanggal 27 Agustus 2014

jam 10.56].

Azhar. ”Paradigma Baru Pemberantasan Korupsi di Indonesia”. Majalah Inovasi

Volume 16/Maret 2010, hlm. 4 – 13.

Azra, Azyumardi. “Korupsi dalam Perspektif Good Governance”. Jurnal

Kriminologi Indonesia Volume 2 Nomor 1 Januari 2002, hlm. 31 – 36.

Burhan, M. Agus. Tanpa Tahun. Tiga Periode Karya-karya Djoko Pekik:

Menyuarakan Hak Rakyat lewat Semangat Zaman”. [Online]. Tersedia:

http://www.indonesiaartnews.or.id/. [Diakses tanggal 22 Agustus 2014 jam

13.08].

Dahana, Radhar Panca. 2012. “Pengantar: Ziarah Ke Kuburan Kritik dan Diri

(33)

162

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kompas: Dari Salawat Dedaunan Sampai Kunang-kunang Di Langit

Jakarta. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, hlm. xiii – xxv.

Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.

Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembang Bahasa Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi

Keempat). Jakarta: Gramedia.

Durachman, Memen. 1996. “Khotbah di Atas Bukit, Novel Gagasan Karya

Kuntowijoyo”. Tesis, Program Studi Ilmu Susastra, Bidang Ilmu Budaya,

Program Pascasarjana, Universitas Indonesia.

Ginting, Jamin. 2010. Kapita Selekta Kasus-kasus Korupsi di Indonesia (Volume

3). Jakarta: Masyarakat Transparansi Indonesia.

Glo (Ed). “Anggodo, Pintu Masuk Bongkar Mafia Peradilan”. [Online]. Tersedia: Kompas.com edisi 10 Januari 2010. [Diakses tanggal 1 September 2014 jam

11.15].

Hamzah, Andi. 1982. Delik-delik Tersebar di Luar KUHP, dengan Komentar.

Jakarta: Pradnya Paramita.

Helmanita, Karlina dan Sukron Kamil (Ed). 2006. Pendidikan Antikorupsi di

Perguruan Tinggi. Jakarta: CSRC UIN Jakarta dan Partnership.

Irawan, Ade. dkk. 2014. Panduan Pemantauan Korupsi Pemilu. Tanpa Kota:

Indonesia Corruption Watch.

Kamil, Sukron (Ed). 2013. Korupsi dan Integritas dalam Ragam Perspektif.

Jakarta: Pusat Studi Islam-Arab (PSIA) Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kamil, Sukron. 2013. “Korupsi dalam Rekaman Sastra: Studi Sosiologi Sastra

atas Novel Senja di Jakarta Mochtar Lubis”. Dalam Sukron Kamil (Ed),

Korupsi dan Integritas dalam Ragam Perspektif. Jakarta: Pusat Studi

Islam-Arab (PSIA) Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

(34)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lubis, Todung Mulya. Tanpa Tahun. “Republik Mafia?”. [Online]. Tersedia:

Kompas.com edisi 12 Mei 2010. [Diakses tanggal 1 September 2014 jam

10.36].

Maheka, Arya. Tanpa Tahun. Mengenali dan Memberantas Korupsi. Komisi

Pemberantasan Korupsi.

Mashuri. “Goda dan Lupa: Wajah Korupsi dalam Novel Indonesia”. Jurnal Kritik

nomor 2 tahun 2012, hlm. 25 – 49.

Mulyadi, Agus (Ed). “Korupsi Semasa Rezim SBY Lebih Parah”. [Online].

Tersedia: Kompas.com edisi 13 September 2011. [Diakses tanggal 22

Agustus 2014 jam 14.59].

Mulyadi, Efix. 2013. “Prolog Juri: Merawat Idealisme Cerita Pendek di Koran”.

Dalam Laki-laki Pemanggul Goni: Cerpen Pilihan Kompas 2012. Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, hlm. vii – xv.

Noor, Agus. 2013. “Kurma Kiai Karnawi”. Dalam Laki-laki Pemanggul Goni:

Cerpen Pilihan Kompas 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, hlm. 168

176.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press.

Parwadi, Redatin. “Manajemen Pemberantasan Korupsi”. Jurnal Wawasan,

Oktober 2005 Volume 11 Nomor 2, hlm. 15 – 25.

Prasetyo, Arif Bagus. 2011. “Epilog: Pelajaran dari Guru Kiplik”. Dalam Putu

Fajar Arcana (Ed), Dodolit Dodolit Dodolibret: Cerpen Pilihan Kompas

2010. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, hlm. 177 – 194.

Prasetyo, Pius S. 2013. “Membangun Komitmen dan Gerakan Demokrasi untuk

Mencegah dan Memberantas Korupsi”. Dalam Sukron Kamil (Ed.), Korupsi

dan Integritas dalam Ragam Perspektif. Jakarta: Pusat Studi Islam-Arab

(PSIA) Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, hlm. 3 – 23.

Prodjodikoro, Wirjono. 1980. Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia

(35)

164

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwanti, Tenii. “ICW: Pemberantsan Korupsi Masih Menjerat Kelas Teri”.

[Online]. Tersedia: Kompas.com edisi 5 Februari 2012. [Diakses tanggal 22

Agustus 2014 jam 14.08].

Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ridwan. 2010. “Kebijakan Formulasi Hukum Pidana dalam Penanggulangan

Tindak Pidana Korupsi”. Tesis, Program Magister Ilmu Hukum, Program

Pascasarjana, Universitas Diponegoro.

Sarjono, Agus R. 2012. “Mukadimah: Perkara Korupsi dalam Sastra Indonesia”.

Jurnal Kritik nomor 2 tahun 2012, hlm. 2 – 9.

Sindhunata. 2011. “Negeri Para Celeng”. [Online]. Tersedia:

http://rumahfilsafat.com/2011/05/31/negeri-para-celeng/. [Diakses tanggal

22 Agustus 2014 jam 10.44], Komps.com edisi 31 Mei 2011. [Diakses

tanggal 22 Agustus 2014 jam 12.48].

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:

Gramedia.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.

Sunaryanto, Agus. dkk. 2012. Modul Monitoring Penegakan Hukum. Jakarta:

Indonesia Corruption Watch.

Suprihadi, Marcus (Ed). “Politikus Caloi Korupsi BUMN dan Kementerian”.

[Online]. Tersedia: Kompas.com edisi 26 Agustus 2011. [Diakses tanggal 27

Agustus 2014 jam 10.27].

Tanpa Nama. Tanpa Tahun. “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2001”. Dalam Himpunan Perarturan Pemberantasan Tindak Pedana

Korupsi KKN Bersama KPK, BPK dan Tindak Pidana Pencuciaan Uang.

Jakarta: PT Tamita Utama, hlm. 119 – 132.

Tanpa Nama. Tanpa Tahun. “Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31

Tahun 1999”. Dalam Himpunan Perarturan Pemberantasan Tindak Pedana

Korupsi KKN Bersama KPK, BPK dan Tindak Pidana Pencuciaan Uang.

(36)

Eko Fahryanto, 2014

Representasi korupsi dalam cerpen pilihan kompasTahun 2010 dan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tanpa Nama. “Urip Diancam15 Tahun Penjara”. [Online]. Tersedia: Kompas.com

edisi 24 Juni 2008. [Diakes tanggal 1 September 2014 jam 11.43].

Tanpa Nama. “Urip Divonis 20 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta”. [Online].

Tersedia: Kompas.com edisi 4 September 2008. [Diakses tanggal 1

September 2014 jam 11.38].

Teeuw, Andries. 1984. Sastera dan Ilmu Sastera. Jakarta: Pustaka Jaya.

Teeuw, Andries. 1980. Sastra Baru Indonesia jilid 1. Ende: Nusa Indah.

Tim Juri. 2012. “Pengantar Tim Juri: Dua Pemenang Bersanding”. Dalam Putu

Fajar Arcana (Ed), 20 Tahun Cerpen Pilihan Kompas: Dari Salawat

Dedaunan Sampai Kunang-kunang Di Langit Jakarta. Jakarta: Penerbit

Buku Kompas, hlm. vii – xii.

Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Jakarta: Djambatan.

Triwikromo, Triyanto. 2013. “Lengtu Lengmua”. Dalam Laki-laki Pemanggul

Goni: Cerpen Pilihan Kompas 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, hlm.

76 – 83.

Wahono, Tri (Ed). “Budaya Korup Sekarang Lebih Buruk”. [Online]. Tersedia:

Kompas.com, edisi 20 Oktober 2010. [Diakses tanggal 22 Agustus 2014 jam

14.55].

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Yuntho, Emerson. Tanpa Tahun. “Kepala Daerah Kok Masih Korupsi?”. [Online].

Tersedia: Kompas.com edisi 15 Juni 2011. [Diakses tanggal 22 Agustus

2014 jam 13.49].

Zaimar, Okke K. S. 1991. Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang.

Jakarta: Intermasa

Zaimar, Okke K. S. 2008. Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra.

Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Zulaikha, Siti. Tanpa Tahun. “Negeri Para Mafia”. [Online]. Tersedia:

Kompas.com edisi 11 Januari 2011. [Diakses tanggal 1 September 2014 jam

Gambar

gambaran fisik, gambaran psikologis, dan gambaran lingkungan sosial tokoh.
Tabel 3.1 Teknik Kajian Teks Cerpen
Tabel 3.3 Pedoman Analisis Representasi Korupsi dalam cerpen “Menjaga Perut”,
Tabel 3.4 Pedoman Analisis Model Representasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan yang menghasilkan plot tegangan oxide dengan rapat arus terobosan pada gate oxide MOS yang dilakukan dengan metode integrasi Gauss-Legendre dibandingkan

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, JTV Biro Kediri dalam meningkatan kualitas program televisi muatan lokal melakukan perencanaan

Melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny D umur 18 tahun G2P0A1 dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana umur kehamilan 4 minggu 3 hari

Automatic Secker dilengkapi dengan tekanan karbonasi dan temperatur bevarage yang berfungsi untuk menentukan tekanan dan temperatur sehingga didapat hasil CO2,

Automatic Secker dilengkapi dengan tekanan karbonasi dan temperatur bevarage yang berfungsi untuk menentukan tekanan dan temperatur sehingga didapat hasil CO 2,

Menurut Rusli Lutaan dalam Mikdar (2006, hlm. 4) “ Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan via aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang dipilih dengan maksud

Dari hasil pengujian program menunjukkan bahwa aplikasi ini mampu memproses data administrasi yang meliputi data siswa, data pembayaran, jadwal belajar maupun data nilai dengan

After designing the multimedia, the writer conducted expert validation to gain evaluation on the designed multimedia from two tutors of Domby Kid’s Hope 2 Yogyakarta and two