• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Timun (Cucumi S Sat I Vus L. ) Terhadap Pemberian Pupuk Organik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Timun (Cucumi S Sat I Vus L. ) Terhadap Pemberian Pupuk Organik"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4 680 R E S P O N P E R T U M B U H A N B E B E R A P A V A R I E T A S T I M U N (C u c u m i s s a t i v u s L . ) T E R H A D A P P E M B E R I A N P U P U K O R G A N I K R e s p o n s o f G r o w t h a n d P r o d u c t i o n o f t h e C u c u m b e r + \E U L G ¶ V (C u c u m i s s a t i v u s L .) O n t h e A p p l i c a t i o n o f O r g a n i c F e r t i l i z e r s

Vernando Simanullang1*, Mbue Kata Bangun2, Hot Setiado2

1

Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155

2

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 *Corresponding author : E-mail: [email protected]

A B S T R A C T

The research was conducted on the farm field with ± 25 meters above sea level from May to July 2012. Randomized Block Design was used with 2 factors, ie: varieties (Hercules, Mercy and Harmony) and organic fertilizers (0, 100, 200, 300 g/plant). The parameters observed were plant height, the time of flowering, the number of branches, the time of harvest, the fruit production per plant, the fruit length, and the fruit diameter. The results showed that the varieties significantly affected: the plant height 2, 3, and 4 week planted, the time of flowering, the number of branches, the time of harvest, the number of production per plant, the fruit length and the fruit diameter. Fertilizer significantly affected to almost all of the observation parameters except the the plant heigh 2 week planted. The interaction between variety and organic fertilizer affected only to the fruit diameter.

Key words: cucumber, variety, organic fertilizer

A B S T R A K

Penelitian dilakukan di lahan terbuka dengan ketinggian ± 25 m diatas permukaan laut dari bulan Mei hingga Juli 2012 menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktor ganda yaitu varietas (Hercules,

Mercy dan Harmony) dan pupuk organik (0, 100, 200, 300 g/tanaman). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah cabang, umur panen, produksi buah per tanaman, panjang buah, dan diameter buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata pada tinggi tanaman (2, 3, dan 4 MST), umur berbunga, umur panen, panjang buah, dan diameter buah. Perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata hampir pada semua pengamatan kecuali pada pengamatan parameter tinggi tanaman 2 MST. Sedangkan interaksi antara varietas dengan perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata hanya pada parameter diameter buah.

(2)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

681

P E N D A H U L U A N

Mentimun atau ketimun atau timun

(Cucumis sativus L.) merupakan salah satu

jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

(Cucurbitaceae) yang sudah populer di seluruh

dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun

berasal dari benua Asia. Beberapa sumber

literatur menyebutkan daerah asal tanaman

mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian

lagi menduga berasal dari Asia Selatan

(Rukmana, 1994).

Penyebaran dan produksi mentimun di

Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

Peningkatan luas areal panen tersebut

disebabkan oleh pertambahan luas areal pada

lokasi-lokasi lama dan lokasi-lokasi baru

(Sumpena, 2001). Akan tetapi, peningkatan

luas areal dan produksi ini belum memenuhi

kebutuhan dan permintaan pasar dalam dan luar

negeri. Maka salah satu usaha yang dapat

dilakukan ialah peningkatan produktivitas lahan

dan penggunaan varietas mentimun hibrida

yang memiliki sifat genjah (cepat panen)

(Samadi, 2002).

Usaha budidaya mentimun diawali

dengan menentukan varietas mentimun yang

akan dibudidayakan. Dua jenis mentimun yang

banyak ditanam oleh petani adalah mentimun

hibrida dan OP (Open Pollinated). Beberapa

contoh varietas mentimun hibrida antara lain

yaitu: Asian Star 22, Farmer 368, Hercules 56,

Spring Swallow, Pretty Swallow, Susu S251,

Merry Swallow, dan Shout Swallow.

Sedangkan untuk contoh varietas mentimun OP

yaitu: Saturnus, Mars, Pluto, dan Venus. Selain

jenis diatas ada juga mentimun dari varietas

lokal (Sumpena, 2001).

Peningkatan produktivitas lahan juga

merupakan salah satu cara untuk mendongkrak

laju produksi komoditi ini. Hal ini dapat

dilakukan dengan perbaikan kultur teknis

tanaman yang satu diantaranya yaitu dengan

pemupukan yang memadai. Tanaman

mentimun terutama jenis hibrida sangat respon

(3)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

682 Aplikasi pupuk organik sangat penting sebagai

penyokong pupuk anorganik karena selain

sebagai sumber zat makanan bagi tanaman juga

dapat memperbaiki struktur tanah,

meningkatkan daya serap tanah terhadap air,

meningkatkan kondisi kehidupan di dalam

tanah (Lingga dan Marsono, 2005).

Salah satu pupuk organik yang sangat

baik digunakan untuk budidaya tanaman

hortikultura yang dalam hal ini tanaman

mentimun adalah pupuk kascing. Kascing

adalah pupuk yang bahan asalnya berupa

kotoran cacing (Lumbricus rubellus).

Kandungan unsur hara kascing terdiri dari

20,2% C, 1,58% N, C/N ratio 13%, 703 mg/kg

P, 218 mg/kg K, 350 mg/kg Ca, 214,3 mg/kg

Mg, 153,7 mg/kg S, 13,5 mg/kg Fe, 861,5

mg/kg Mn, 5 mg/kg Al, 154 mg/kg Na, 1,7

mg/kg Cu, 33,55 mg/kg Zn, dan 34,37 B

(Marsono dan Paulus, 2001).

Berdasarkan uraian diatas, penulis

tertarik untuk menguji respon pertumbuhan

beberapa varietas timun (Cucumis sativus L.)

terhadap pemberian pupuk organik.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di lahan

Balai Benih Induk Tanjung Selamat, Medan

dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas

permukaan laut. Penelitian dilaksanakan pada

bulan Mei 2012 hingga Juli 2012.

Bahan yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri atas benih timun varietas Hercules

56, Mercy, dan Harmony; pupuk organik

kascing; pupuk anorganik NPK majemuk;

pacak sampel dan perlakuan; dan sebagainya.

Alat yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi, cangkul, timbangan, kamera, alat

tulis, dan alat lainnya yang mendukung

penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan Rancangan

Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua

faktor perlakuan: Faktor I yaitu varietas (V)

dengan 3 taraf : Hercules 56, Mercy, Harmony.

(4)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

683 taraf 0 g/tanaman, 100 g/tanaman, 200

g/tanaman, 300 g/tanaman. Jumlah ulangan

sebanyak 3 ulangan.

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan

meliputi pembuatan plot dengan ukuran 2,5 m x

2 m, dan dibuat parit drainase selebar 50 cm

dengan kedalaman 50 cm. Jumlah tanaman per

plot 4 tanaman. Jumlah sampel per plot 4

tanaman, jumlah sampel seluruhnya 144

tanaman. Jumlah tanaman seluruhnya 144

tanaman.

Pemupukan dasar berguna sebagai

starter pertumbuhan tanaman timun. Dilakukan

setelah pengolahan tanah selesai dan 3 hari

sebelum penanaman. Dosis anjuran pemupukan

dasar timun adalah 300 kg NPK majemuk per

hektar. Pupuk diaplikasi dengan cara ditimbun

ke dalam larikan. Sedangkan aplikasi pupuk

organik diberikan dengan cara ditugal di

samping masing-masing tanaman sesuai dengan

perlakuan pada 1 MST.

Parameter yang diamati adalah tinggi

tanaman (cm), umur berbunga (hari), jumlah

cabang (cabang), umur panen (hari), produksi

buah per tanaman (gram), panjang buah (cm),

diameter buah (cm). Data hasil penelitian

dianalisis dengan sidik ragam, jika terdapat

perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan

uji beda rataan berdasarkan Uji Jarak Berganda

Duncan pada taraf 5% (Steel dan Torrie, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil sidik ragam yang

diperoleh diketahui bahwa varietas yang diuji

berbeda nyata pada semua parameter yang diuji

yaitu pada pengamatan parameter tinggi

tanaman (2 MST, 3 MST, 4 MST, 5 MST),

umur berbunga, jumlah cabang, umur panen,

produksi per sampel, panjang buah, dan

diameter buah. Perlakuan pupuk organik

berpengaruh nyata hampir pada semua

pengamatan kecuali pada pengamatan

parameter tinggi tanaman 2 MST. Sedangkan

untuk interaksi antara varietas dengan

perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata

(5)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

684 setiap parameter terhadap varietas dan pupuk organik kascing dapat dilihat pada Tabel 1 ± 3.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm) 2-5 MST terhadap varietas dan perlakuan pupuk organik kascing.

Faktor Perlakuan Waktu Pengamatan

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Varietas

V1 (Hercules 56) 15.55b 27.47a 83.49a 139.84

V2 (Mercy) 14.92c 25.64b 74.63b 144.91

V3 (Harmony) 16.76a 27.58a 70.25bc 133.99

Pupuk Organik Kascing P1 (0 g/tanaman) 15.80 23.59c 68.72c 114.87d P2 (100 g/tanaman) 15.58 25.35c 75.98bc 131.06c P3 (200 g/tanaman) 15.37 27.73b 74.39bc 149.46b

P4 (300 g/tanaman) 16.21 30.92a 85.41a 162,92a

Keterangan: Huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Tabel 2. Rataan umur berbunga (hari), jumlah cabang (cabang), umur panen (hari) terhadap varietas dan perlakuan pupuk organik kascing.

Faktor Rataan Umur

Berbunga (hari) Rataan Jumlah Cabang (cabang) Rataan Umur Panen (hari) Varietas V1: Hercules 21.83b 4.67b 35.67b V2: Mercy 21.79b 5.00a 30.83c

V3: Harmony 26.54a 5.00a 37.13a

Pupuk Organik Kascing

P1 = 0 g/tanaman 24.17a 4.22bc 34.94a

P2 = 100 g/tanaman 23.83ab 4.33bc 34.94a

P3 = 200 g/tanaman 23.11b 4.89b 34.28ab

P4 = 300 g/tanaman 22.44c 6.11a 34.00b

Keterangan: Huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %.

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam

masing-masing parameter diketahui bahwa

varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman 2, 3, 4 dan 5 MST, umur berbunga,

umur panen, panjang buah, serta diameter buah.

Rataan tinggi tanaman terbesar pada 2, 3 dan 4

MST adalah pada V3 (Harmony) sedangkan

pada 5 MST adalah V2 (Mercy). Untuk

parameter umur berbunga dan umur panen

(6)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

685 Untuk parameter jumlah cabang rataan tertinggi

terdapat pada V2 (Mercy) dan V3 (Harmony).

Untuk parameter produksi per sampel rataan

tertinggi terdapat pada V3 (Harmony). Untuk

parameter panjang buah rataan tertinggi

terdapat pada V2 (Mercy). Dan untuk

parameter diameter buah rataan tertinggi juga

terdapat pada V2 (Mercy). Berdasarkan hasil

pengamatan tersebut diketahui bahwa respon

lingkungan pada varietas tertentu dapat lebih

besar daripada responnya pada varietas lainnya.

Hal ini sesuai dengan literatur Sitompul dan

Guritno (1995) yang menyebutkan penampilan

tanaman dikendalikan oleh sifat genetik di

bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan.

Program genetik yang akan diekspresikan pada

suatu fase atau keseluruhan fase pertumbuhan

yang berbeda dapat diekspresikan pada

berbagai sifat tanaman yang mencakup bentuk

dan fungsi tanaman yang menghasilkan

keragaman pertumbuhan tanaman.

Tabel 3. Rataan produksi buah per tanaman (g), rataan panjang buah (cm), rataan diameter buah (cm) terhadap varietas dan perlakuan pupuk organik kascing.

Faktor Rataan Produksi Buah

Per Tanaman (g) Rataan Panjang Buah (cm) Rataan Diameter Buah (cm) Varietas V1: Hercules 1139.74b 17.59b 3.5 V2: Mercy 1176.65b 22.61ab 3.7

V3: Harmony 1267.41a 22.72a 4.09

Pupuk Organik Kascing

P1 = 0 g/tanaman 999.82d 19.42d 3.29

P2 = 100 g/tanaman 1092.54c 20.28c 3.45

P3 = 200 g/tanaman 1252.49b 21.56b 3.98

P4 = 300 g/tanaman 1433.54a 22.64a 4.31

Keterangan: Huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata pada taraf 5 %. Berikut di bawah ini merupakan grafik

perbandingan rataan tinggi tanaman 4 MST,

produksi buah per tanaman, panjang buah, dan

diameter buah pada masing-masing varietas

(7)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

686 Gambar 1. Grafik perbandingan rataan tinggi tanaman 4 MST pada masing-masing varietas dengan

perlakuan pupuk organik

Gambar 2. Grafik perbandingan rataan produksi buah per tanaman pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

y = 5E-05x2 - 0.031x + 86.32 R² = 0.193 y = -0.000x2 + 0.130x + 62.16 R² = 0.98 y = 0.000x2 - 0.037x + 60.88 R² = 0.955 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 100 200 300 Ti n g g i Tan am an 4 M S T (c m )

Dosis Pupuk Organik (g)

V1 V2 V3 y = 0.002x2 + 0.778x + 941.8 R² = 0.988 y = -0.002x2 + 2.215x + 921.0 R² = 0.985 y = 0.006x2 - 0.598x + 1129. R² = 0.979 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 0 100 200 300 P rod u ksi Per Ta n am an (g )

Dosis Pupuk Organik (g)

V1

V2

(8)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

687 Gambar 3. Grafik perbandingan rataan panjang buah pada masing-masing varietas dengan perlakuan

pupuk organik

Gambar 4. Grafik perbandingan rataan diameter buah pada masing-masing varietas dengan perlakuan pupuk organik

Dari hasil pengamatan dan sidik ragam

diketahui bahwa perlakuan pupuk organik

kascing berpengaruh nyata hampir pada semua

parameter kecuali pada pengamatan parameter

tinggi tanaman 2 MST. Sehingga dapat

dikatakan pupuk organik kascing memberi efek

y = 5E-06x2 + 0.010x + 15.84 R² = 0.977 y = -2E-06x2 + 0.011x + 21.14 R² = 0.999 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 0 100 200 300 Pan jan g B u ah (c m )

Dosis Pupuk Organik (g)

V1 V2 V3 y = 5E-06x2 - 0.000x + 3.375 R² = 0.982 y = 9E-06x2 + 0.003x + 2.920 R² = 0.975 y = -6E-07x2 + 0.004x + 3.500 R² = 0.971 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 0 100 200 300 D iam e te r B u ah (c m )

Dosis Pupuk Organik (g)

V1

V2

(9)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

688 positif bagi tanaman mentimun. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Lingga dan Marsono (2005)

yang menyatakan pemakaian pupuk kascing ini

dapat memberikan manfaat antara lain

meningkatkan produktivitas; mempercepat

panen; merangsang pertumbuhan akar, batang

dan daun; merangsang pertumbuhan bunga;

menggemburkan dan menyuburkan tanah; serta

cocok sebagai media tanam.

Hasil analisis data secara statistik

menunjukkan bahwa interaksi antara varietas

dan pemberian pupuk organik memiliki respon

yang nyata terhadap tinggi tanaman 4 dan 5

MST serta diameter buah.

Varietas dan pemberian pupuk organik

menunjukkan interaksi yang nyata terhadap

diameter buah tanaman. Dengan diameter

terbesar terdapat pada varietas harmony (V3)

yaitu 4,63 cm. Hal ini disebabkan oleh

pemberian pupuk organik kascing pada varietas

Harmony (V3) sangat mendukung proses

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Sesuai dengan Nugroho (2012) yang

menyatakan manfaat pupuk organik

diantaranya: menggantikan atau

mengefektifkan penggunaan pupuk anorganik,

menyediakan unsur hara, meningkatkan

mikroba tanah, mempermudah pengolahan

tanah karena membaiknya struktur tanah,

memperbaiki PH tanah, meningkatkan produksi

hingga 30%, serta berfungsi sebagai growth

stimulant dan soil conditioner. Dan juga sesuai

dengan pernyataan Mulat (2003) yang

menyatakan bahwa kascing merupakan pupuk

organik yang mengandung hormon perangsang

tumbuh seperti giberelin 2,75%, sitokinin

1,05% dan auksin 3,80% sehingga sangat

berguna bagi pertumbuhan vegetatif tanaman

serta memperbaiki kualitas hasil tanaman.

SIMPULAN

Varietas terbaik dari ketiga varietas

timun yang diuji adalah varietas Harmony (V3)

karena varietas ini memiliki rataan tertinggi

pada parameter tinggi tanaman 3 dan 4 MST,

(10)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

689 buah dan diameter buah. Pemberian pupuk

organik kascing terbaik dari keempat dosis

yang diuji adalah perlakuan 300 g/tanaman

(P4). Interaksi antara varietas dan pupuk

organik kascing berpengaruh nyata terhadap

diameter buah tanaman dengan diameter buah

terbesar pada perlakuan V3P4 sebesar 4,63 cm.

Umur berbunga dan umur panen tanaman

tercepat terdapat pada varietas Mercy (V2)

yaitu 21,79 hari dan 30,83 hari. Jumlah cabang

tertinggi terdapat pada varietas Harmony (V3)

dan Mercy (V2) yaitu sebanyak 5 cabang per

tanaman. Sebaiknya dilakukan penelitian

lanjutan untuk melihat dosis optimum pupuk

organik untuk produksi mentimun.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta

Asmara, A. A. dan R. Enny. 2001. Peran Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah. Buletin Ilmiah INSTIPER 8(1): 69±78

Bangun, M.K. 1991. Perancangan Percobaan. USU Press. Medan

Direktorat Gizi Depkes RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta

Lingga, P. dan Marsono. 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta

Marsono dan Paulus S. 2001. Pupuk Akar Jenis & Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta

Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Agromedia. Jakarta

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta

Nugroho, B., 2012. Petunjuk Penggunaan Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta

Prihmantoro, H. 2003. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta

Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Kanisius. Yogyakarta

Samadi, B. 2002. Teknik Budidaya Mentimun Hibrida. Kanisius. Yogyakarta

Sharma, O.P. 2002. Plant Taxonomy. Mc Graw-Hill Publishing Company Limited. New Delhi

Sitompul, S.M., dan B. Guritno, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Sofia, D. 2007. Pertumbuhan dan Produksi Mentimun (Cucumis sativus L.) dengan Mutagen Kolkhisin. USU Repository. Medan

Stansfield, W.D. 1991. Genetika. Edisi II. Erlangga. Jakarta

(11)

V o l . 2 , N o . 2 : 6 8 0 - 8 9 0 , M a r e t 2 0 1 4

690 Sumpena, U. 2001. Budidaya Mentimun

Intensif, Dengan Mulsa, Secara Tumpang Gilir. Penebar Swadaya. Jakarta

Warintek. 2006. Mentimun. Diakses dari http://warintek.progressio.or.id. Pada tanggal 7 Maret 2006.

Gambar

Tabel 3. Rataan produksi buah per tanaman (g), rataan panjang buah (cm), rataan diameter buah (cm)  terhadap varietas dan perlakuan pupuk organik kascing
Gambar  2.  Grafik  perbandingan  rataan  produksi  buah  per  tanaman  pada  masing-masing  varietas  dengan perlakuan pupuk organik
Gambar 4. Grafik perbandingan rataan diameter buah pada masing-masing varietas dengan perlakuan  pupuk organik

Referensi

Dokumen terkait

Dar i hasil kajian ini menunjukkan bahw a pember ian jer ami padi baik dalam bentuk setengah melapuk maupun dalam bentuk kompos jer ami yang telah matang

Dalam adat rimba, yang membedakan antara rumah yang masih ada aturan dan tidak ada aturan (tidak dihuni) adalah atapnya. Bila rumah godong tersebut masih ada atapnya, maka

asabah yang akan melakukan transaksi di A4+ terlebih dahulu harus memasukkan kartu A4+nya ke dalam slot kartu dan selan"utnya menginput =nya dengan keyboard yang

ANALISIS BIOEKONOMI SUMBERDAYA PERIKANAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI DESA MOJO, KECAMATAN ULUJAMI, KABUPATEN

Unit Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Industri pupuk X mempunyai unit penanggulangan kebakaran yaitu bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran (KPK). Unit

Pola penanaman pendidikan moral anak di Dusun Taman Roja Desa Batara Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep dilakukan orang tua dengan cara membiasakan anak dalam

Pengamatan untuk ekstrak metanolik menghambat perkembangan embrio pada perlakuan setelah fertilisasi hanya memperlambat perkembangan embrio bulu babi sedangkan untuk