commit to user TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI
NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT
KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN
Oleh:
Irma Yuningsih I 0506027
Minyana Dewi Utami I 0506032
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
Segala puji syukur kepada Allah SWT, hanya karena rahmat dan
ridho-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir
dengan judul “Prarancangan Pabrik Natrium Nitrat dari Natrium Klorida dan
Asam Nitrat Kapasitas 30.000 Ton / Tahun” ini.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memperoleh banyak bantuan
baik berupa dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga atas dukungan doa, materi dan semangat
yang senantiasa diberikan tanpa kenal lelah.
2. Ir. Endang Mastuti selaku Dosen Pembimbing I dan Enny Kriswiyanti A.,
S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan bantuannya
dalam penulisan tugas akhir.
3. Ir Nunik Sri Wahjuni, M.Si dan Ir. Samun Triyoko selaku Dosen Penguji
Pendadaran.
4. Ir. Arif Jumari, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia FT UNS.
5. Ir. Endah Retno D., M.T. selaku Pembimbing Akademik.
6. Segenap Civitas Akademika atas semua bantuannya.
7. Teman-teman mahasiswa teknik kimia FT UNS khususnya tekimers ’06.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini belum sempurna. Oleh
commit to user DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar... iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... v
Daftar Gambar ... vi
Intisari ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik ... 1
1.2 Penentuan Kapasitas Rancangan Pabrik ... 2
1.2.1 Kebutuhan Natrium Nitrat di Indonesia... 2
1.2.2 Kebutuhan Natrium Nitrat di Dunia ……….. 3
1.2.3 Ketersediaan Bahan Baku ... 4
1.2.4 Kapasitas Pabrik Minimal dan Maksimal di Luar Negeri 4 1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik ... 5
1.4 Tinjauan Pustaka ... 6
1.4.1 Macam-macam Proses Pembuatan Natrium Nitrat ... 6
1.4.2 Alasan Pemilihan Proses... 8
1.4.3 Kegunaan Produk ... 9
1.4.4 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk ... 11
1.4.4.2 Sifat Fisis dan Kimia Produk ... 13
1.4.5 Tinjauan Proses ... 15
BAB II DESKRIPSI PROSES ... 17
2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk ... 17
2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku ... 17
2.1.2 Spesifikasi Produk Utama ... 17
2.1.3 Spesifikasi Produk Samping ... 18
2.2 Konsep Proses ... 18
2.2.1 Mekanisme Reaksi ... 18
2.2.2 Kondisi Operasi ... 19
2.2.3 Tinjauan Termodinamika ... 20
2.2.4 Tinjauan Kinetika Reaksi... 23
2.3 Diagram Alir Proses dan Tahapan Proses ... 24
2.3.1 Diagram Alir Proses ... 24
2.3.2 Tahapan Proses... 27
2.3.2.1 Tahap Penyimpanan Bahan Baku ... 27
2.3.2.2 Tahap Penyiapan Bahan Baku ... 27
2.3.2.3 Tahap Pembentukan Produk ... 28
2.3.2.4 Tahap Pemurnian Produk ... 28
2.4 Neraca Massa dan Neraca Panas ... 30
2.4.1 Neraca Massa ... 30
2.4.2 Neraca Panas ... 36
commit to user
2.5.1 Lay Out Pabrik ... 41
2.5.2 Lay Out Peralatan Proses ... 43
BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES ... 46
3.1 Reaktor ... 46
3.2 Mixer... 47
3.3 Evaporator ... 48
3.4 Menara Destilasi... 49
3.5 Crystallizer... 50
3.6 Centrifuge... 51
3.7 Rotary Dryer... 52
3.8 Tangki ... 54
3.9 Silo... 55
3.10 Heat Exchanger... 57
3.11 Condenser... 59
3.12 Reboiler... 61
3.13 Accumulator... 62
3.14 Pompa... 63
3.15 Cyclone... 66
3.16 Fan... 67
3.17 Conveyor ... 67
3.18 Hopper ... 69
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM ... 70
4.1.1 Unit Pengadaan Air ... 71
4.1.1.1 Air Pendingin dan Air Pemadam Kebakaran . 71 4.1.1.2 Air Proses ... 72
4.1.1.3 Air Umpan Boiler ... 72
4.1.1.4 Air Konsumsi Umum dan Sanitasi ... 74
4.1.1.5 Pengolahan Air dari PT KTI... 74
4.1.1.6 Kebutuhan Air... 78
4.1.2 Unit Pengadaan Steam... 80
4.1.3 Unit Pengadaan Udara Tekan... 83
4.1.4 Unit Pengadaan Listrik ... 84
4.1.4.1 Listrik untuk keperluan proses dan utilitas... 84
4.1.4.2 Listrik untuk penerangan ... 87
4.1.4.3 Listrik untuk AC ... 89
4.1.4.4 Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi.. 89
4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar ... 90
4.2 Laboratorium ... 92
4.2.1 Laboratorium Fisik ... 93
4.2.2 Laboratorium Analitik ... 94
4.2.3 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan ... 94
4.2.4 Analisa Air ... 95
commit to user
BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN... 102
5.1 Bentuk Perusahaan ... 102
5.2 Struktur Organisasi ... 103
5.3 Tugas dan Wewenang ... 106
5.3.1 Pemegang Saham ... 106
5.3.2 Dewan Komisaris ... 107
5.3.3 Dewan Direksi ... 107
5.3.4 Staf Ahli ... 109
5.3.5 Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ... 109
5.3.6 Kepala Bagian ... 109
5.3.7 Kepala Seksi ... 114
5.4 Pembagian Jam Kerja Karyawan ... 114
5.4.1 Karyawan Non Shift... 114
5.4.2 Karyawan Shift atau Ploog... 115
5.5 Status Karyawan dan Sistem Upah ... 117
5.6 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Gaji ... 118
5.6.1 Penggolongan Jabatan ... 118
5.6.2 Jumlah Karyawan dan Gaji ... 118
5.7 Kesejahteraan Sosial Karyawan ... 121
BAB VI ANALISIS EKONOMI... 123
6.1 Penaksiran Harga Peralatan ... 128
6.2 Penentuan Total Capital Investment(TCI) ... 130
6.2.2 Modal Kerja (Working Capital Investment) ... 132
6.3 Biaya Produksi Total (Total Poduction Cost) ... 133
6.3.1 Manufacturing Cost... 133
6.3.1.1 Direct Manufacturing Cost(DMC) ... 133
6.3.1.2 Indirect Manufacturing Cost(IMC) ... 133
6.3.1.3 Fixed Manufacturing Cost(FMC) ... 134
6.3.2 General Expense(GE) ... 134
6.4 Keuntungan Produksi ... 135
6.5 Analisis Kelayakan ... 135
Daftar Pustaka ... viii
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Data Impor Natrium Nitrat di Indonesia ... 2
Gambar 1.2 Grafik Data Impor Natrium Nitrat Beberapa Negara di Asia .... 3
Gambar 1.3 Peta Provinsi Banten ………... 7
Gambar 1.4 Peta Lokasi Pabrik ………..………... 7
Gambar 1.5 Diagram Blok Proses Pembuatan Natrium Nitrat ...………….. 16
Gambar 2.1 Diagram Alir Kualitatif ... 25
Gambar 2.2 Diagram Alir Kuantitatif ………....……… 26
Gambar 2.3 Lay Out Pabrik ………... 43
Gambar 2.4 Lay Out Peralatan Proses ………...………...…. 45
Gambar 4.1 Skema Pengolahan Air dari PT KTI ………...…... 75
Gambar 4.2 Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ……….. 99
Gambar 4.3 Bagan Unit Pengolahan Limbah Padat ..……… 100
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Pabrik Natrium Nitrat ……….... 106
Gambar 6.1 Chemical Engineering Cost Index ………...………….. 128
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Impor Natrium Nitrat di Indonesia ... 2
Tabel 1.2 Data Impor Natrium Nitrat Beberapa Negara di Asia ... 3
Tabel 1.3 Kapasitas Produksi Natrium Nitrat Komersial ...……….. 4
Tabel 1.4 Perbandingan Proses Sintesis pada Pembuatan Natrium Nitrat …... 9
Tabel 2.1 Harga ∆Hof dan ∆Gof ... 20
Tabel 2.2 Neraca Massa pada Mixer(M-01) ……… 31
Tabel 2.3 Neraca Massa pada Reaktor ………... 31
Tabel 2.4 Neraca Massa pada Evaporator (E-01) ………..…….. 32
Tabel 2.5 Neraca Massa pada Menara Destilasi (MD-01) ………..……. 32
Tabel 2.6 Neraca Massa padaCrystallizer (CR-01) ………... 33
Tabel 2.7 Neraca Massa padaCentrifuge (CF-01) ………...…… 33
Tabel 2.8 Neraca Massa padaRotary Dryer (RD-01) ………..…… 34
Tabel 2.9 Neraca Massa padaEvaporator (E-02) ………..……….. 34
Tabel 2.10 Neraca Massa Total ……….. 35
Tabel 2.11 Neraca Panas padaMixer (M-01) ………. 36
Tabel 2.12 Neraca Panas pada Reaktor ……….. 36
Tabel 2.13 Neraca Panas padaEvaporator (E-01) ………. 37
Tabel 2.14 Neraca Panas pada Menara Destilasi (MD-01) ……… 37
commit to user
Tabel 2.16 Neraca Panas padaCentrifuge (CF-01) ……… 38
Tabel 2.17 Neraca Panas padaRotary Dryer (RD-01) ……….. 39
Tabel 2.18 Neraca Panas padaEvaporator (E-02) ………. 39
Tabel 2.19 Neraca Panas Total ………... 40
Tabel 3.1 Spesifikasi Reaktor ……….. 46
Tabel 3.2 Spesifikasi Mixer ………... 47
Tabel 3.3 Spesifikasi Evaporator ………. 48
Tabel 3.4 Spesifikasi Menara Destilasi ……… 49
Tabel 3.5 Spesifikasi Crystallizer ……………….. 50
Tabel 3.6 Spesifikasi Centrifuge ……….. 51
Tabel 3.7 Spesifikasi Rotary Dryer ……….. 52
Tabel 3.8 Spesifikasi Tangki ……… 54
Tabel 3.9 Spesifikasi Silo ………. 55
Tabel 3.10 Spesifikasi Heat Exchanger ………. 57
Tabel 3.11 Spesifikasi Condenser ……….. 59
Tabel 3.12 Spesifikasi Reboiler ………. 61
Tabel 3.13 Spesifikasi Accumulator ………... 63
Tabel 3.14 Spesifikasi Pompa ……… 62
Tabel 3.15 Spesifikasi Cyclone ……….. 66
Tabel 3.16 Spesifikasi Fan ………………. 67
Tabel 3.18 Spesifikasi Hopper ………... 69
Tabel 4.1 Kebutuhan air pendingin ……….. 78
Tabel 4.2 Kebutuhan air proses ……… 79
Tabel 4.3 Kebutuhan air untuk steam ………... 79
Tabel 4.4 Kebutuhan air konsumsi umum dan sanitasi ……… 80
Tabel 4.5 Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan utilitas …………. 85
Tabel 4.6 Jumlah lumen berdasarkan luas bangunan ………... 88
Tabel 4.7 Total kebutuhan listrik pabrik ……… 90
Tabel 5.1 Jadwal pembagian kelompok shift ………. 116
Tabel 5.2 Jumlah karyawan menurut jabatannya ………. 119
Tabel 5.3 Perincian golongan dan gaji karyawan ………..… 121
Tabel 6.1 Indeks Harga Alat ………...……….. 128
Tabel 6.2 Modal Tetap ……..………... 131
Tabel 6.3 Modal Kerja ……….. 132
Tabel 6.4 Direct Manufacturing Cost ………..……… 133
Tabel 6.5 Indirect Manufacturing Cost ………...………. 133
Tabel 6.6 Fixed Manufacturing Cost ………..………. 134
Tabel 6.7 General Expense ………...………... 134
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Seiring dengan kemajuan jaman, pembangunan di segala bidang makin
harus diperhatikan. Salah satu jalan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa
adalah dengan pembangunan industri, termasuk diantaranya adalah industri
kimia, baik yang menghasilkan suatu produk jadi maupun produk antara
(intermediet) untuk diolah lebih lanjut.
Salah satu produk antara (intermediet) tersebut adalah Natrium Nitrat.
Pemenuhan akan kebutuhan Natrium Nitrat nasional hingga saat ini masih dengan
mengimpor dari luar negeri karena di Indonesia belum ada industri Natrium
Nitrat. Dengan demikian, pembangunan industri kimia yang menghasilkan
Natrium Nitrat ini sangat penting, karena dapat mengurangi ketergantungan
Indonesia terhadap industri luar negeri, yang pada akhirnya akan dapat
mengurangi pengeluaran devisa untuk mengimpor Natrium Nitrat tersebut.
Bahan baku pembuatan Natrium Nitrat (NaNO3) adalah Natrium Klorida
(NaCl) dan Asam Nitrat (HNO3). Beberapa kegunaan Natrium Nitrat (NaNO3),
yaitu sebagai bahan kimia intermediet (bahan antara) dalam pembuatan pupuk
yang mengandung senyawa nitrogen, sebagai reagen dalam kimia analisa dan
obat-obatan, bahan baku pembuatan dinamit, dan ba ha n t a mb a h a n d a l a m
1.2 Penentuan Kapasitas Rancangan Pabrik
Dalam pemilihan kapasitas pabrik Natrium Nitrat (NaNO3) ada beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan yaitu :
1.2.1 Kebutuhan Natrium Nitrat di Indonesia
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik mengenai
impor Natrium Nitrat (NaNO3) di Indonesia pada tahun 2006 – 2009 ditunjukkan
pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Impor Natrium Nitrat di Indonesia
Tahun Jumlah ( Ton )
2006 7.815,68
2007 6.897,594
2008 6.621,523
2009 5.046,083
(Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2010)
Gambar 1.1 Grafik Data Impor Natrium Nitrat di Indonesia
Dari Gambar 1.1 diperoleh suatu persamaan regresi linier untuk
commit to user
Y = (-858,4x) + 8741
Y = (-858,4 x 2015 ) + 8741
Y = 157 Ton
1.2.2 Kebutuhan Natrium Nitrat di Dunia
Kebutuhan Natrium Nitrat (NaNO3) di dunia (Malaysia, Thailand, India)
diperkirakan akan terus meningkat sesuai dengan data-data impor dari negara
tersebut pada tahun 2005 - 2009, sebagaimana terlihat pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Data Impor Natrium Nitrat Beberapa Negara di Asia
Tahun Impor (ton/tahun)
Malaysia Thailand India
2005 380.94 3937.21 4387.002
2006 6406.16 3685.829 5229.363
2007 688.46 3678.68 6356.294
2008 1644.4 4470.437 7090.508
2009 2210.361 -
-(Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2010)
Walaupun kebutuhan Natrium Nitrat di Indonesia mengalami penurunan
setiap tahun, akan tetapi kebutuhan Natrium Nitrat di negara tetangga seperti
Malaysia, Thailand, dan India, mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dengan
demikian, Natrium Nitrat yang akan diproduksi tiap tahun selain untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, juga untuk diekspor ke negara - negara tersebut untuk
menambah devisa negara.
1.2.3 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku Natrium Nitrat adalah Natrium Klorida dan Asam Nitrat.
Natrium Klorida diperoleh dari PT Amonindo Utama, Jakarta. Sedangkan Asam
Nitrat diperoleh dari PT Multi Nitrotama Kimia, Cikampek, sehingga untuk
pemenuhan bahan baku tidak perlu dikhawatirkan.
1.2.4 Kapasitas Pabrik Minimal dan Maksimal di Luar Negeri
Untuk memproduksi Natrium Nitrat harus diperhitungkan juga kapasitas
produksi yang menguntungkan. Kapasitas produksi secara komersial yang telah
ada terlihat pada tabel 1.3.
Tabel 1.3 Kapasitas Produksi Natrium Nitrat Komersial
Pabrik Proses Kapasitas (Ton/Thn)
Deepak nitrite Ltd. Bombay Sintesis 15.000
Qena Distriq. Egypt Shank 113.000
Chillean Nitrate Corp., USA Sintesis 800.000
SQM Nitratos S.A. Guggenheim 770.000
(Sumber : Othmer, 1997, vol. 22)
Dari data impor ketiga negara tetangga di atas, dapat diprediksikan total
commit to user
28.500 ton/tahun. Sedangkan, kebutuhan Natrium Nitrat di dalam negeri adalah
sebesar 157 ton/tahun. Dilihat dari data-data di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kapasitas pabrik Natrium Nitrat sebesar 30.000 ton/tahun diharapkan :
1. Dapat memenuhi kebutuhan Natrium Nitrat dalam negeri dan
negara-negara tetangga tersebut di atas.
2. Dapat memberikan keuntungan karena kapasitas rancangan berada diatas
kapasitas terkecil pabrik yang ada di dunia.
3. Dapat merangsang berdirinya industri-industri lainnya yang menggunakan
Natrium Nitrat.
1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik
Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap keberhasilan perusahaan. Beberapa faktor dapat menjadi acuan dalam
menentukan lokasi pabrik antara lain, penyediaan bahan baku, pemasaran
produk, transportasi dan tenaga kerja. Berdasarkan tinjauan tersebut maka lokasi
pabrik Natrium Nitrat ini dipilih di Cilegon, Banten dengan pertimbangan sbb :
a. Penyediaaan bahan baku
Asam Nitrat sebagai bahan baku pembuatan Natrium Nitrat
diperoleh dari PT Multi Nitrotama Kimia, Cikampek. Sedangkan Natrium
Klorida diperoleh dari PT Amonindo Utama, Jakarta. Orientasi pemilihan
ditekankan pada jarak lokasi sumber bahan baku dengan pabrik cukup dekat.
b. Letak pabrik terhadap daerah pemasaran
lokasi di Cilegon adalah tepat, karena merupakan kawasan industri yang berarti
memperpendek jarak antara pabrik yang memproduksi dengan pabrik yang
membutuhkan Natrium Nitrat.
c. Transportasi
Kawasan industri Cilegon dekat dengan pelabuhan laut Merak
telah ada sarana transportasi jalan raya, sehingga mempermudah sistem
pengiriman bahan baku dan produk.
d. Tenaga kerja
Kawasan industri Cilegon terletak di daerah Jawa dan Jabodetabek
yang syarat dengan lembaga pendidikan formal maupun non formal dimana
banyak dihasilkan tenaga kerja ahli maupun non ahli, sehingga tenaga kerja
mudah didapatkan.
e. Utilitas
Utilitas yang diperlukan seperti air, bahan baku dan tenaga listrik
dapat dipenuhi karena lokasi terletak di kawasan industri.
Penyediaan air, diperoleh dari PT Krakatau Tirta Industri.
Penyediaan tenaga listrik, diperoleh dari PLN dan generator pabrik.
commit to user
Gambar 1.3 Peta Provinsi Banten
Gambar 1.3 Peta Lokasi Pabrik
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Macam-macam Proses Pembuatan Natrium Nitrat
Natrium Nitrat (NaNO3) merupakan bahan kimia intermediet. Pada
Chile dan merupakan endapan yang cukup lebar, yaitu 8 - 65 km serta tebal
0,3 - 1,2 m. Produk dengan kualitas tinggi dapat dihasilkan dengan kristalisasi
dan pengeringan (Austin, 1984).
Dalam pembuatan Natrium Nitrat (NaNO3) dikenal tiga macam proses,
yaitu :
a. Proses Shank
Bahan baku berasal dari garam hasil penambangan (garam Chile) yang
mengandung NaNO3. Prosesnya meliputi loading, leaching, washing dan
unloading. Pada prinsipnya proses yang utama adalah pemurnian dari garam hasil
penambangan dimana zat-zat selain NaNO3 dikurangi kadarnya sehingga
diperoleh NaNO3dengan kadar ± 60% (Othmer, 1997, vol. 22).
b. Proses Guggenheim
Pada prinsipnya proses Guggenheim sama dengan proses Shank, hanya
alatnya lebih disempurnakan, yaitu melalui proses crushing, leaching, filtering,
cristalizing, dan graining sehingga kadar NaNO3 lebih besar yaitu ± 85%
(Othmer, 1997, vol. 22).
c. Proses Sintesis
Macam-macam proses sintesis, yaitu :
1. Reaksi antara Na2CO3 dengan HNO3
commit to user
konversi sebesar 97 - 98% terhadap HNO3(U.S. Patent 2535990, 1950).
2. Reaksi antara NaCl dengan HNO3
3 NaCl + 4 HNO3
dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB). Besarnya konversi yang
diperoleh adalah 95% terhadap NaCl (U.S. Patent 1978751, 1934).
Proses sintesis menghasilkan kadar NaNO3 yang lebih tinggi dari proses
Shank dan Guggenheim, yaitu ± 90 – 99 % (Othmer, 1997, vol.22).
1.4.2 Alasan Pemilihan Proses
Proses yang dipilih dalam pembuatan Natrium Nitrat pada pabrik ini
adalah proses sintesis antara Natrium Klorida dengan Asam Nitrat. Pemilihan
proses ini didasarkan pada :
Tingkat kemurnian hasil lebih tinggi yaitu ± 90 – 99 % dibandingkan
dengan proses Shank (± 60%) maupun Guggenheim (± 85%).
Sintesis dari Natrium Klorida (NaCl) - Asam Nitrat (HNO3) berlangsung
dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) sehingga prosesnya
relatif lebih sederhana dibandingkan dengan síntesis dari natrium karbonat
(Na2CO3) - Asam Nitrat (HNO3) yang berlangsung dalam reaktor
fluidized bed.
Sintesis dari Natrium Klorida (NaCl) - Asam Nitrat (HNO3) berlangsung
dibandingkan dengan síntesis dari Natrium Karbonat (Na2CO3) - Asam
Nitrat (HNO3) yang berlangsung pada tekanan vakum. Dengan demikian,
investasi yang ditanamkan juga lebih kecil.
Resume perbandingan antara proses sintesis dapat terlihat pada tabel 1.4.
Tabel 1.4 Perbandingan Proses Sintesis pada Pembuatan Natrium Nitrat
Tinjauan
Bahan baku yang dibandingkan
Na2CO3 NaCl
US $ 160-165/ton4
95 % terhadap NaCl2
P = 1 atm, T = 60 oC3
RATB
US $ 24/ton4
Sumber : 1. US.Patent 2535990, 1950 2. US.Patent 1978751, 1934 3. Kobe, 1957
4. www.icispricing.com
1.4.3 Kegunaan Produk
Natrium Nitrat merupakan bahan intermediet yang sebagian besar
dikonsumsi sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk (terutama pupuk NPK),
bahan eksplosif pada pembuatan dinamit, pembuatan kaca, dan pembuatan cat.
Pembuatan pupuk NPK
Pada proses pembuatan pupuk NPK, Natrium Nitrat merupakan bahan
baku yang menghasilkan nitrogen pada pupuk tersebut, dimana Natrium Nitrat
commit to user
mempunyai kadar fosfat tinggi sehingga dihasilkan pupuk NPK yang memberi
nutrisi pada daun. Dewasa ini penggunaan pupuk Kalium Nitrat lebih disukai
dibandingkan Kalium Klorida karena tanaman tidak tumbuh baik pada tanah
yang mengandung klorida.
Pembuatan Dinamit
Reaksi antara Natrium Nitrat dengan Ammonium Nitrat akan
menghasilkan gas yang sangat eksplosif sehingga dapat menimbulkan ledakan.
Jenis dinamit yang dihasilkan, yaitu Straight Dynamite, Amonia Dynamite,
Gelatin Dynamite, Gelatin Nitrat, dan Amonia Gelatin. Perbandingan jenis
dinamit ditentukan dengan pemakaian perbandingan Ammonium Nitrat dengan
Natrium Nitrat.
Pembuatan Kaca
Pada pembuatan kaca, Natrium Nitrat sebagai bahan tambahan yang
dicampur dengan calumite, dimana Natrium Nitrat mengoksidasi calumite.
Calumite merupakan slag atau sisa proses peleburan logam yang berfungsi
untuk meningkatkan melting potensial, menurunkan devitrivikasi, menurunkan
viskositas Moltanglans. Pada pencampuran tersebut membutuhkan Natrium
Nitrat sebanyak 2,5%. Penggunanaan Natrium Nitrat ini sangat efektif karena
dapat mengurangi bubblesehingga produk kaca tidak cacat.
Pembuatan Cat
Reaksi dengan lead atau timbal (Pb) akan membentuk Timbal Oksida
(PbO) yang banyak digunakan oleh industri cat sebagai penguat warna cat
1.4.4 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk
1.4.4.1 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku
a. Natrium Klorida (NaCl)
Sifat fisis :
Berat molekul : 58,45 g/mol
Titik didih : 1413 0C pada 1 atm
Titik beku : 800,4 0C pada 1 atm
Bentuk : kristal kubik padat
Warna : putih
Densitas : 2,163 g/ml
(Perry, 1997)
Sifat kimia :
Dapat larut dalam air dan bermacam-macam solvent (etilen
glikol, etanol, metanol, cairan amoniak) tetapi tidak larut dalam
gliserol.
Bersifat higroskopis.
Tidak mudah terbakar.
(Othmer, 1997, vol.22)
b. Asam Nitrat (HNO3)
Sifat fisis :
Berat molekul : 63,02 g/mol
Titik didih : 86 0C pada 1 atm
commit to user
Bentuk : cair
Warna : bening
Densitas : 1,502 g/ml
(Perry, 1997)
Sifat kimia :
Merupakan asam monobasik kuat.
Asam Nitrat dapat bereaksi dengan semua logam kecuali emas,
iridium, platinum, rhodium, tantalum dan titanium.
Asam Nitrat merupakan pengoksidasi yang kuat
Reaksi yang terjadi:
I2+ 10 HNO3 2 HIO3+ 4 H2O + 10 NO2
Sn + 4 HNO3 SnO2 + 2 H2O + 4 NO2
Asam Nitrat tidak stabil terhadap panas dan bisa terurai sebagai
berikut:
4 HNO3 4 NO2 + 2 H2O + O2
(Othmer, 1997, vol.17)
1.4.4.2 Sifat Fisis dan Kimia Produk
a. Natrium Nitrat atau Soda Niter (NaNO3)
Sifat fisis:
Berat molekul : 84,99 g/mol
Titik didih : 380 0C pada 1 atm
Titik beku : 308 0C pada 1 atm
Warna : putih
Densitas : 2,257 g/ml
(Perry, 1997)
Sifat kimia:
Mudah larut dalam air, gliserol, amoniak dan alkohol.
(Othmer, 1997, vol.22)
b. Chlorine(Cl2)
Sifat fisis:
Berat molekul : 70,91 g/mol
Titik didih : -34,60C pada 1 atm
Titik beku : -101,60C pada 1 atm
Bentuk : gas
Warna : kuning kehijauan
Densitas : 1,56 g/ml
Sifat kimia:
o Larut dalam alkali (NaOH dan KOH)
(Perry, 1997)
c. Nitrosyl Chloride/ Nitrogen Oxychloride(NOCl)
Sifat fisis:
Berat molekul : 65,47 g/mol
Titik didih : -5,50C pada 1 atm
Titik beku : -64,50C pada 1 atm
Bentuk : gas
Warna : merah kekuningan
Densitas : 1,417 g/ml
commit to user
Sifat kimia:
o Larut dalam H2SO4
(Perry, 1997)
1.4.5 Tinjauan Proses
Dalam pembuatan Natrium Nitrat ini digunakan proses sintesis dengan
bahan baku Na t ri u m Kl o ri da (NaCl) dan A sa m N i t ra t (HNO3) yang
direaksikan dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) pada kondisi
operasi yang optimal dengan suhu 600C, tekanan 1 atm. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi netralisasi, karena adanya reaksi antara ion hidrogen dari asam
dengan basa membentuk reaksi:
3 NaCl + 4 HNO3
dimasukkan ke dalam reaktor hingga diperoleh larutan NaCl yang jenuh. Larutan
NaCl tersebut kemudian diumpankan ke dalam reaktor dengan larutan HNO3.
Setelah bereaksi, larutan keluaran dari reaktor dimasukkan ke dalam evaporator 1
untuk dipekatkan, sedangkan gas hasil samping dikeluarkan dari atas reaktor. Gas
hasil samping yang berupa NOCl dan Cl2 selanjutnya dikompresi sehingga
berubah fase menjadi cair, untuk kemudian dipisahkan menggunakan menara
distilasi (MD). Sedangkan larutan keluaran evaporator 1 diumpankan ke
kristaliser sehingga diperoleh larutan yang berisi kristal-kristal NaNO3.NaCl.H2O
untuk kemudian dicuci menggunakan H2O dan dipisahkan di dalam centrifuge.
kemudian diumpankan ke reaktor. Sedangkan kristal dari centrifuge dikeringkan
dalam rotary dryersehingga diperoleh produk dengan komposisi yang diinginkan.
Dari proses ini, dihasilkan limbah cair berupa hasil kondensasi uap
keluaran evaporator 1. Pengolahan limbah ini dikelola di unit IPAL meliputi
netralisasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi 1, proses activated sludge, dan
commit to user
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku
a. Natrium Klorida (NaCl)
Wujud : Kristal padat
Kemurnian : 95 % berat
Impuritas : H2O ( 5 % berat )
(Anonim, www.amonindoutama.com)
b. Asam Nitrat (HNO3)
Wujud : Cairan jernih sampai kecoklatan
Kemurnian : 68 – 70 % berat
Impuritas : H2O (30 – 32% berat)
Specific Gravity : 1,34 – 1,35
(PT Multi Nitrotama Kimia, www.mnk.co.id)
2.1.2 Spesifikasi Produk Utama
Natrium Nitrat (NaNO3)
Kemurnian : min. 99,5 % berat
H2O ( 0,33 % berat )
Kelarutan dalam air : maks. 0,04 %
Ketahanan teroksidasi : maks. 0,015 %
(Anonim, www.books.google.co.id)
2.1.3 Spesifikasi Produk Samping
a. Chlorine(Cl2)
Wujud : Cairan berwarna kuning
Kemurnian : 99,54 % berat
Impuritas : NOCl ( 0,56 % berat )
(Bi-group, www.bi-group.com)
b. Nitrosyl Chloride/ Nitrogen Oxychloride(NOCl)
Bentuk : Cairan merah kekuningan
Kemurnian : 99,66 % berat
Impuritas : Cl2( 0,34 % berat )
( Matheson Tri-Gas Inc., www.mathesontrigas.com)
2.2 Konsep Proses
2.2.1 Mekanisme Reaksi
Reaksi pembentukan NaNO3dari NaCl dan HNO3 berdasarkan urutan
commit to user
3 NaCl + 3 HNO3 3 NaNO3+ 3 HCl
HNO3+ 3 HCl NOCl + Cl2 + 2H2O
3 NaCl + 4 HNO3 3 NaNO3+ NOCl + Cl2 + 2 H2O
NaCl akan bereaksi dengan HNO3 membentuk NaNO3 dan HCl terlebih
dahulu. Selanjutnya HCl akan bereaksi dengan sisa HNO3 yang belum bereaksi
dengan NaCl sehingga membentuk air dan gas NOCl serta gas Cl2. Reaksi NaCl
dan HNO3 menjadi NaNO3 berlangsung di dalam Reaktor Alir Tangki
Berpengaduk (RATB) pada temperatur 60oC dan tekanan 1 atm (Othmer, 1997,
vol. 17).
2.2.2 Kondisi Operasi
Reaksi berjalan pada suhu 60oC dengan tekanan 1 atm. Pemilihan kondisi
operasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa kondisi tersebut merupakan
kondisi optimum untuk pembentukan NaNO3 dari NaCl dan HNO3 (Kobe, 1957).
Selain itu juga karena pertimbangan untuk menjaga supaya HNO3 tetap bereaksi
dengan NaCl membentuk NaNO3 karena HNO3 kurang stabil jika pada suhu tinggi
dan akan terdekomposisi menjadi gas NO2, H2O dan O2(Othmer, 1997, vol.22). Pada
prarancangan pabrik Natrium Nitrat ini rasio mol reaktan antara HNO3dengan NaCl
yang digunakan adalah 1,3 : 1, sehingga akan diperoleh konversi sebesar 95 %
terhadap NaCl (U.S.Patent 2215450, 1940).
Reaksi dijalankan pada kondisi isotermal sehingga suhu dalam reaktor harus
Berpengaduk) karena ada pengadukan. Selain itu, fase reaktan adalah cair sehingga
memungkinkan penggunaan reaktor jenis ini. Untuk menjaga reaksi berjalan pada
keadaan isothermal, yaitu pada suhu 60oC tersebut maka dimasukkan steam pada
jaket reaktor sebagai penyuplai panas
2.2.3 Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(eksotermis/endotermis) dan arah reaksi (reversible/irreversible). Untuk
menentukan reaksi eksotermis atau endotermis, panas reaksi dapat dihitung dengan
perhitungan panas pembentukan standar (∆Hf o) pada P = 1 atm dan T = 25oC.
Tabel 2.1 Harga ∆Hf odan ∆Gf o
Komponen ∆Hf o, kJ/mol ∆Gf o, kJ/mol
NaCl - 410,994 -384,049
HNO3 173,218 -79,914
NaNO3 - 466,683 -365,891
NOCl 51,7142 66,0654
Cl2 0 0
H2O -241,8 -228,589
(Sumber : Yaws, 1999)
Pada proses pembentukan Natrium Nitrat terjadi reaksi berikut :
commit to user
i. Panas reaksi standar (∆Hr o)
∆Hro= ∑ ∆Hf oproduk -∑ ∆Hf oreaktan
∆Hro= (3.∆Hf oNaNO3+∆Hf oNOCl + ∆Hf oCl2+ 2.∆Hf oH2O) –
(3.∆Hf oNaCl + 4.∆Hf oHNO3)
∆Hro= [3.(-466,683) + (51,714) + 0 + 2.(-241,8)] – [3.(-410,994)
+ 4.(-173,218)]
∆Hro= 93,919 kJ/mol
Karena∆Hrobernilai positif maka reaksi bersifat endotermis.
∆H333 pada suhu reaksi 60oC (333 K) adalah :
dH = Cp.dT
∆H333 =
333K298K
dT Cp.
∆H333 = [ ∑ Cp produk -∑ Cp reaktan ] dT
∆H333 = 21.110 J/mol – 24.450 J/mol
∆H333 = -3.340 J/mol
∆H = ∆Hro+ ∆H333
∆H = 93.919 - 3.340
∆H = 90.579 J/mol
ii. Konstanta kesetimbangan (K) pada keadaan standar
Gf0= - RT ln K
Gf0 : Energi Gibbs pada keadaan standar (T = 298 oK, P = 1 atm), J/mol
∆Hro: Panas reaksi, J/mol
K : Konstanta Kesetimbangan
T : Suhu standar =298 K
R : Tetapan Gas Ideal = 8,314 J/mol.K
sehingga Godari reaksi tersebut adalah :
Gfo = Gfoproduk-Gforeaktan
iii. Konstanta kesetimbangan (K) pada T = 60oC = 333 K
commit to user
Karena harga konstanta kesetimbangan relatif besar, maka reaksi berlangsung
searah, yaitu ke kanan (irreversible).
2.2.4 Tinjauan Kinetika Reaksi
Reaksi pembentukan Natrium Nitrat dari natrium klorida dan asam nitrat
merupakan reaksi orde 2 (NIST, www.nist.com). Orde 2 pada reaksi pembentukan
Natrium Nitrat ini adalah 1 – 1 terhadap Asam Nitrat dan Natrium Klorida, hal ini
didasarkan pada konsentrasi Asam Nitrat yang walaupun berlebih terhadap Natrium
Klorida tetapi juga tidak dominan (perbedaan konsentrasinya tidak terlalu besar,
yaitu selisih 0,3) sehingga dapat menggunakan persamaan kecepatan reaksi sebagai
berikut (Levenspiel, 1999) :
dimana :
(-ra) = kecepatan reaksi zat A (NaCl)
k = konstanta kecepatan reaksi, L / mol.jam
CA = konsentrasi NaCl pada waktu t, mol/L
CB = konsentrasi HNO3pada waktu t, mol/L
CAo = konsentrasi NaCl mula-mula (sebelum bereaksi), mol/L
CBo = konsentrasi HNO3mula-mula (sebelum bereaksi), mol/L
XA = Konversi terhadap NaCl
Dari beberapa sumber diperoleh data-data sbb :
CAo: CBo = 1 : 1,3
Konversi (XA) = 95 %
Dengan persamaan dan data-data di atas, maka nilai k bisa dihitung.
2.3 Diagram Alir Proses dan Tahapan Proses
2.3.1 Diagram Alir Proses
Diagram alir prarancangan pabrik Natrium Nitrat dari Natrium Klorida
dengan Asam Nitrat dapat ditunjukan dalam tiga macam, yaitu :
a. Diagram alir kualitatif (Gambar 2.1 )
commit to user
commit to user
2.3.2 Tahapan Proses
Pada proses pembuatan Natrium Nitrat dengan bahan baku natrium klorida
dan Asam Nitrat secara garis besar dapat dibagi empat tahap, yaitu :
1. Tahap penyimpanan bahan baku
2. Tahap penyiapan bahan baku
3. Tahap pembentukan produk
4. Tahap pemurnian produk
2.3.2.1 Tahap Penyimpanan Bahan Baku
Bahan baku asam nitrat (HNO3) disimpan pada fase cair dengan suhu 300 C
dan tekanan 1 atm dalam tangki penyimpanan (T-01). Sedangkan natrium klorida
(NaCl) disimpan pada fase padat dengan suhu 300C dan tekanan 1 atm dalam silo
penyimpanan bahan baku (SL-01).
Bahan baku asam nitrat (HNO3) diperoleh di pasaran dengan kemurnian 68%
berat, sedangkan natrium klorida (NaCl) diperoleh dengan kemurnian 95% berat.
2.3.2.2 Tahap Penyiapan Bahan Baku
Pada tahap ini bertujuan untuk menyiapkan bahan baku asam nitrat dan
natrium klorida. Natrium klorida dari SL-01 diangkut menggunakan belt conveyor
(BC-01) menuju mixer (M-01) yang dilengkapi dengan jaket pemanas, untuk
dilarutkan dengan air serta dinaikkan suhunya menjadi 60oC dengan media
Asam nitrat dari T-01 dipompakan menuju ke heater (HE-01) untuk
dinaikkan suhunya dari 300 C menjadi 600C kemudian diumpankan menuju
reaktor untuk direaksikan dengan larutan NaCl dari M-01.
2.3.2.2 Tahap Pembentukan Produk
Reaksi yang terjadi dalam reaktor :
3NaCl + 4HNO33NaNO3+ NOCl + Cl2 + 2H2O
Larutan NaCl dari M-01 dialirkan ke R-01. Perbandingan mol umpan larutan
HNO3terhadap NaCl yang digunakan adalah 1,3 : 1 dengan konversi total sebesar
95% terhadap NaCl. Di sini, RATB yang digunakan berjumlah 2 buah yang bekerja
secara seri dengan konversi 80% pada R-01 kemudian reaksi dilanjutkan pada R-02
sehingga diperoleh konversi 95%.
Reaktor yang digunakan adalah jenis Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
(RATB). Reaktor beroperasi secara isothermal pada suhu 60oC dan tekanan 1 atm.
Reaksi yang terjadi adalah endotermis, maka untuk mempertahankan suhu dalam
reaktor diperlukan pemanas. Pada prarancangan pabrik ini, pemanas yang
digunakan adalah jaket dengan media pemanas steamyang mempunyai suhu masuk
130oC. Produk yang keluar dari reaktor terdiri dari larutan Natrium Nitrat, air, sisa
NaCl dan sisa HNO3, serta gas NOCl dan gas Cl2.
2.3.2.3 Tahap Pemurnian Produk
commit to user
sisa reaktan lainnya sehingga diperoleh produk Natrium Nitrat dalam bentuk kristal.
Selain itu, tahap ini juga bertujuan untuk memisahkan gas NOCl dan Cl2 sebagai
produk samping.
Tahap pemisahan dan pemurnian produk utama dan produk samping
terdiri dari :
1. Larutan hasil reaksi dari R-01 dialirkan ke R-02 hingga tercapai konversi 95%
terhadap NaCl dan selanjutnya diumpankan ke Evaporator (E-01) untuk
menguapkan kandungan sebagian air dan semua sisa asam nitrat dengan cara
dipanaskan menggunakansteam. Larutan pekat hasil dari E-01 dialirkan menuju
Crystallizer (CR-01) yang beroperasi pada tekanan 1 atm dan suhu 50oC. Di
dalam CR-01 suhu larutan umpan diturunkan secara tiba-tiba menggunakan air
pendingin sehingga nukleus-nukleus kristal terbentuk. Produk keluar dari
CR-01 berupa kristal dengan mother liquor-nya selanjutnya dipisahkan di dalam
Centrifuge(CF-01).
2. Centrifuge (CF-01) mempunyai dua aliran produk keluar, yaitu kristal yang
akan diumpankan ke Rotary Dryer (RD-01) dan mother liquor yang akan
dialirkan ke Evaporator (E-02) yang selanjutnya diturunkan suhunya terlebih
dahulu di HE-02 menjadi 60oC kemudian di-recycleke R-01. Kristal dari CF-01
akan dikeringkan di dalam RD-01 menggunakan udara panas untuk
menguapkan kandungan airnya sehingga akan diperoleh produk kristal Natrium
Nitrat yang selanjutnya akan disimpan di silo penyimpanan produk (SL-02).
terlebih dahulu menjadi 11 atm menggunakan Compressor (K-01 dan K-02)
kemudian diturunkan suhunya dengan Condenser (CD-01) dan selanjutnya
diumpankan ke Menara Distilasi (MD-01). Hasil atas MD-01 adalah cairan Cl2
dengan kemurnian 95,54% berat dan akan disimpan dalam tangki penyimpanan
produk (T-02). Sedangkan hasil bawah MD-01 adalah cairan NOCl dengan
kemurnian 99,66% berat dan akan disimpan dalam tangki penyimpanan produk
(T-03).
2.4 Neraca Massa dan Neraca Panas
Produk : Natrium Nitrat 99,5% berat
Kapasitas : 30.000 ton/tahun
Satu tahun produksi : 330 hari
Waktu operasi selama 1 hari : 24 jam
2.4.1. Neraca Massa
Basis perhitungan : 1 jam operasi
commit to user
Tabel 2.2 Neraca Massa pada Mixer (M-01)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F1 F2 M2
NaCl 2.624,6913 0 2.624,6913
H2O 138,1416 5.079,2509 5.217,3925
Total
2.762,8329 5.079,2509 7.842,0838
7.842,0838 7.842,0838
Tabel 2.3 Neraca Massa pada Reaktor
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
M2 F3 Recycle In E-01 In MD-01
HNO3
7.842,0838 5.826,3844 6.074,8405 17.706,2882 2.036,3178
Tabel 2.4 Neraca Massa pada Evaporator(E-01)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
In E-01 In CR-01 F6
Tabel 2.5 Neraca Massa pada Menara Destilasi (MD-01)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
commit to user
Tabel 2.6 Neraca Massa pada Crystallizer(CR-01)
Komponen Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
NaNO3 ( l )
Tabel 2.7 Neraca Massa pada Centrifuge(CF-01)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
In CF-01 F7 In E-02 In RD-01
13.743,2625 381,3514 10.248,6000 3.876,0139
Tabel 2.8 Neraca Massa pada Rotary Dryer(RD-01)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
In RD-01 F8 F9
Total 3.876,0139 88,1351 3.787,8788
3.876,0139 3.876,0139
Tabel 2.9 Neraca Massa pada Evaporator(E-02)
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
In E-02 Recycle F10
2.4.2. Neraca Panas
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kJ/jam
Tabel 2.11 Neraca Panas padaMixer (M-01)
Komponen Q input (kJ) Q output (kJ)
Qumpan
Tabel 2.12 Neraca Panas pada Reaktor-01 (R-01)
Komponen Q input (kJ) Q output (kJ)
commit to user
Tabel 2.13 Neraca Panas pada Reaktor-02 (R-02)
Komponen Q input (kJ) Q output (kJ)
Qumpan
Tabel 2.14 Neraca Panas pada Evaporator-01 (E-01)
Komponen Q input (kJ) Q output (kJ)
Tabel 2.15 Neraca Panas pada Menara Destilasi (MD-01)
Komponen Q input (kJ) Q output (kJ)
Qin MD
Tabel 2.16 Neraca Panas pada Crystallizer(CR-01)
Masuk kJ / jam Keluar kJ / jam
Panas dibawa feed
Panas kristalisasi
2.923.305,5185
412.940,0950
Entalpi kristal & M.L
Entalpi air pendingin
1.454.311,7823
1.881.933,8312
Total 3.336.245,6135 Total 3.336.245,6135
Tabel 2.17 Neraca Panas pada Centrifuge(CF-01)
Masuk kJ / jam Keluar kJ/ jam
Entalpi kristal & M.L
Panas dibawa air pencuci
1.454.311,7823
commit to user
Tabel 2.18 Neraca Panas pada Rotary Dryer (RD-01)
Komponen Q input (kJ) Q output (kJ)
Qin RD
Tabel 2.19 Neraca Panas pada Evaporator-02 (E-02)
Komponen Q input (kJ) Q output (kJ)
Tabel 2.20 Neraca Panas Total
Komponen Q input (kJ) Q output (kJ)
commit to user
2.5 Lay OutPabrik dan Peralatan Proses
2.5.1. Lay OutPabrik
Lay out pabrik merupakan suatu pengaturan yang optimal dari seperangkat
fasilitas-fasilitas dalam pabrik. Tata letak yang tepat sangat penting untuk
mendapatkan efisiensi, keselamatan, dan kelancaran kerja dari para karyawan serta
keselamatan proses.
Pada prarancangan pabrik ini, tata letak dari pabrik dapat dilihat pada Gambar
2.3. Untuk mencapai kondisi yang optimal, maka hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menentukan tata letak pabrik ini adalah (Vilbrandt, 1959) :
1. Pabrik Natrium Nitrat ini merupakan pabrik baru (bukan pengembangan)
sehingga penentuan lay outtidak dibatasi oleh bangunan yang ada.
2. Kemungkinan perluasan pabrik sebagai pengembangan pabrik di masa
mendatang.
3. Fakor keamanan sangat diperlukan untuk bahaya kebakaran dan ledakan, maka
perencanaan lay outselalu diusahakan jauh dari sumber api, bahan panas, bahan
yang mudah meledak dan jauh dari asap atau gas beracun.
4. Sistem konstruksi yang direncanakan adalah outdoor unutk menekan biaya
bangunan dan gedung, dan juga iklim Indonesia memungkinkan konstruksi
secara outdoor.
5. Lahan terbatas sehingga diperlukan efisiensi dalam pemakaian pengaturan
Secara garis besar lay out dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu
(Vilbrandt, 1959) :
1. Daerah administrasi/perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol
Merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran
operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses,
kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang dijual.
2. Daerah proses
Merupakan daerah dimana alat proses diletakkan dan proses berlangsung.
3. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk
Merupakan daerah untuk tempat bahan baku dan produk.
4. Daerah gudang, bengkel dan garasi
Merupakan daerah yang digunakan untuk menampung bahan-bahan yang
diperlukan oleh pabrik dan untuk keperluan perawatan peralatan proses.
5. Daerah utilitas
Merupakan daerah dimana kegiatan penyediaan bahan pendukung proses
commit to user
Lay out peralatan proses adalah tempat dimana alat-alat yang digunakan
dalam proses produksi. Tata letak peralatan proses pada prarancangan pabrik ini
menentukan lay out peralatan proses pada pabrik Natrium Nitrat, antara lain
(Vilbrandt, 1959) :
1. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan di sekitar peralatan proses perlu diperhatikan
kelancarannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara
pada suatu tempat sehingga mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang
dapat mengancam keselamatan pekerja.
2. Cahaya
Penerangan sebuah pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat prose yang
berbahaya atau berisiko tinggi perlu adanya penerangan tambahan.
3. Lalu lintas manusia
Dalam perancangan lay out peralatan perlu diperhatikan agar pekerja dapat
mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah. Hal ini bertujuan
apabila terjadi gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki. Keamanan
pekerja selama menjalankan tugasnya juga diprioritaskan.
4. Pertimbangan ekonomi
Dalam menempatkan alat-alat proses diusahakan dapat menekan biaya operasi
dan menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik.
5. Jarak antar alat proses
Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi sebaiknya
dipisahkan dengan alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan atau
commit to user
BAB III
SPESIFIKASI ALAT PROSES
3.1 Reaktor
Tabel 3.1 Spesifikasi Reaktor
Kode R-01 R-02
Fungsi Tempat terjadinya reaksi asam nitrat dengan natrium klorida
menjadi Natrium Nitrat
Tipe Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)
commit to user
- Tebal jaket
- Material
16
3 in
Carbon Steel SA 283 grade C
16
3 in
Carbon Steel SA 283 grade C
Bentuk head Torispherical dished head
Tebal head 14in 14 in
Tinggi head 0,386 m 0,386 m
Diameter reaktor 2,1336 m 2,1336 m
Tinggi total reaktor 2,774 m 2,774 m
3.2 Mixer
Tabel 3.2 Spesifikasi Mixer
Kode M-01
Fungsi Melarutkan NaCl 95% dengan air menjadi
larutan NaCl jenuh pada 60 oC
Tipe Tangki ertical berpengaduk
Kondisi operasi
Turbin 6 bladedengan 4 baffle
0,484 m
168,748 rpm
8 HP
Spesifikasi pemanas
Carbon Steel SA 283 grade C
Bentuk head Torispherical dished head
Tebal head 316 in
Tinggi head 0,310 m
Diameter mixer 1,3716 m
Tinggi total mixer 2,071 m
3.3 Evaporator
Tabel 3.3 Spesifikasi Evaporator
Kode E-01 E-02
Fungsi Menguapkan sebagian
kandungan H2O dan semua
HNO3di larutan hasil reaksi
Menguapkan sebagian
kandungan H2O di mother
liquordari centrifuge
Tipe Long tube vertical evaporator
Kondisi operasi
commit to user
Carbon Steel SA 283 grade C
0,924 m
16
3 in
0,924 m
Carbon Steel SA 283 grade C
Bentuk head Torispherical dished head Torispherical dished head
Tebal head 316 in 316 in
Tinggi head 0,173 m 0,105 m
Tinggi total 2,771 m 13,134 m
3.4 Menara Distilasi
Tabel 3.4 Spesifikasi Menara Distilasi
Kode MD-01
Fungsi Memisahkan antara Cl2dan NOCl
- Suhu Bottom
- Suhu Top
67,087oC
39,17oC
Dimensi menara 0,544 m
Bahan isian
- Jenis
- Ukuran
Ceramic pall ring
1 in
Bahan konstruksi Carbon Steel SA 283 grade C
Tinggi menara 17,228 m
3.5 Crystallizer
Tabel 3.5 Spesifikasi Crystallizer
Kode CR-01
Fungsi Mengkristalkan Natrium Nitrat dari larutannya dengan
cara mendinginkan larutan sampai diperoleh kristal
Natrium Nitrat
Tipe Swenson-Walker Crystallizer
Jumlah 2 unit kecil (1 unit besar)
Volume total 0,751 m3
Kondisi operasi
- Tekanan
- Suhu
1 atm
commit to user
Dimensi Crystallizer
- Lebar
- Tinggi
- Panjang total
- Tebal dinding
0,610 m
Bahan konstruksi Carbon Steel SA 283 grade C
3.6 Centrifuge
Tabel 3.6 Spesifikasi Centrifuge
Kode CF-01
Fungsi Memisahkan kristal NaNO3dari mother liquor-nya
Kondisi operasi
- Kecepatan putar
- Daya
600 rpm
0,5 HP
Bahan konstruksi Carbon Steel SA 283 grade C
3.7 Rotary Dryer
Tabel 3.7 Spesifikasi Rotary Dryer
Kode RD-01
Fungsi Mengurangi kadar cairan yang terikut pada hasil
padatan NaNO3
Tipe Direct Contact Counter Current Rotary Dryer
Kondisi operasi
- Tekanan
- Suhu
1 atm
commit to user
- Jumlah flight
- Waktu tinggal
- Diameter shell
- Diameter tube
- Tinggi
Shell and Tube 1-2 Heat Exchanger
20,868 m2
0,489 m
0,025 m
1,828 m
3.8 Tangki
Tabel 3.8 Spesifikasi Tangki
Kode T-01 T-02 T-03
Fungsi Menyimpan HNO3
selama 30 hari
Menyimpan Cl2
selama 30 hari
Menyimpan NOCl
selama 30 hari
Tipe Silinder vertikal dengan flat bottomdan conical roof
Material Carbon Steel SA 283 grade C
Jumlah 2 1 1
Kapasitas 12.909 bbl 5.100 bbl 4.030 bbl
commit to user
3.9 Silo
Tabel 3.9 Spesifikasi Silo
Kode SL-01 SL-02
Fungsi Menyimpan Natrium Klorida
selama 30 hari
Menyimpan Natrium Nitrat
dari RD-01 selama 30 hari
Tipe Silinder vertikal dengan dasar
berbentuk cone60o
Silinder vertikal dengan dasar
berbentuk cone60o
Material Carbon Steel SA 283 grade C Carbon Steel SA 283 grade C
Jumlah 1 2
Kapasitas 1.194,553 m3 1.135,643 m3
Kode SL-03
Fungsi Menyimpan Natrium Nitrat dari Si-01 selama 30 hari
Tipe Silinder vertikal dengan dasar berbentuk cone60o
Material Carbon Steel SA 283 grade C
Jumlah 1
Kondisi operasi
- Tekanan
- Suhu
1 atm
30 oC
Kapasitas 22,6164 m3
Dimensi
- Diameter
- Tinggi total
- Tebal head
2,185 m
5,214 m
4
commit to user
3.10 Heat Exchanger
Tabel 3.10 Spesifikasi Heat Exchanger
Kode HE-01 HE-02
Fungsi Memanaskan asam nitrat
umpan reaktor
Mendinginkan cairan yang
akan di-recycle ke R-01
Tipe Double Pipe Double Pipe
Jumlah 1 buah 1 buah
Panjang 12 ft 12 ft
Kondisi operasi
Outer pipe, hot fluid (steam)
203,229 kg/jam
Carbon Steel SA 283 grade C
Outer pipe, cold fluid (air
pendingin)
Inner pipe, cold fluid (bahan
baku HNO3)
5.826,384 kg/jam
Carbon steel SA 283 grade C
1 hairpin
0,531 psi
Inner pipe, hot fluid (fluida
keluaran E-02)
8.366,032 kg/jam
Carbon steel SA 283 grade C
1 hairpin
0,614 psi
Dirt Factor 0,0036 hr.ft2.oF/Btu 0,0038 hr.ft2.oF/Btu
Kode HE-03 HE-04
Fungsi Mendinginkan suhu fluida
keluaran RB-01 yang akan
disimpan di T-03
Memanaskan udara masuk
rotary dryer
Tipe Double Pipe Double Pipe
Jumlah 1 buah 1 buah
Panjang 12 ft 6 ft
Outer pipe, hot fluid(udara)
2036,31 kg/jam
Carbon steel SA 283 grade C
Spesifikasi
Carbon steel SA 283 grade C
10 hairpin
0,0069 psi
Inner pipe, cold fluid (gas
keluaran kompresor)
4.631,52 kg/jam
Carbon steel SA 283 grade C
3 hairpin
1,51 psi
Dirt Factor 0,0036 hr.ft2.oF/Btu 0,0032 hr.ft2.oF/Btu
commit to user
3.11 Condenser
Tabel 3.11 Spesifikasi Condenser
Kode CD-01 CD-02
Fungsi Mengkondensasikan gas
keluaran Compressor
Mengkondensasikan hasil atas
MD-01
Tipe Double Pipe Shell and Tube
Jumlah 1 buah 1 buah
Panjang 12 ft 8 ft
Shell,cold fluid (air pendingin)
198,565 kg/jam
Carbon steel SA 283 grade C
1 hairpin
1,05 psi
Tube cold fluid(hasil atas
MD-01)
3.536,95 kg/jam
Carbon Steel SA 283 grade C
522 tube
0,0088 psi
Dirt Factor 0,0037 hr.ft2.oF/Btu 0,0042 hr.ft2.oF/Btu
Kode CD-03
Fungsi Mengkondensasikan gas keluaran E-01
Tipe Double Pipe
Outer pipe, cold fluid (air pendingin)
77,666 kg/jam
Inner pipe, hot fluid(gas keluaran E-01)
3.963,026 kg/jam
Carbon steel SA 283 grade C
1 hairpin
0,0012 psi
Dirt Factor 0,0052 hr.ft2.oF/Btu
commit to user
3.12 Reboiler
Tabel 3.12 Spesifikasi Reboiler
Kode RB-01
Fungsi Menguapkan sebagian hasil bawah MD-01
Tipe Kettle Reboiler
Shell, cold fluid (hasil bawah MD-01)
1097,859 kg/jam
Carbon Steel SA 283 grade C
Spesifikasi
Dirt Factor 0,0025 hr.ft2.oF/Btu
3.13 Accumulator
Tabel 3.13 Spesifikasi Accumulator
Kode ACC-01
Fungsi Menampung distilat MD-01
Tipe Horizontal drum dengan torispherical dished head
Jumlah 1 buah
Material Carbon steel SA 283 grade C
Kapasitas 0,533 m3
Waktu tinggal 10 menit
Kondisi operasi
- Tekanan
- Suhu
11 atm
39,315oC
Dimensi
- Diameter
- Panjang total
- Tebal silinder
- Tebal head
0,603 m
1,607 m
16
3 in
16
commit to user
3.14 Pompa
Tabel 3.14 Spesifikasi Pompa
Kode P-01 P-02 P-03
Fungsi Mengalirkan HNO3
dari T-01 ke HE-01
Mengalirkan
larutan NaCl dari
M-01 ke R-01
Mengalirkan
larutan hasil reaksi
dari R-01 ke R-02
Tipe Single stage centrifugal pump
Material Commercial steel
Kapasitas 23,503 gpm 34,934 gpm 82,035 gpm
Tekanan 1 - 1 atm 1 - 1 atm 1 - 1 atm
Tenaga pompa 0,37 HP 0,33 HP 0,36 HP
NPSH pompa 2,329 ft 3,033 ft 5,359 ft
Kecepatan putar 3500 rpm 3500 rpm 3500 rpm
Tenaga motor 0,5 HP 0,5 HP 0,5 HP
Kode P-04 P-05 P-06
Fungsi Mengalirkan
larutan hasil reaksi
dari R-02 ke E-01
Mengalirkan
mother liquor dari
HE-05 ke R-01
Mengalirkan hasil
atas MD dari
ACC-01 ke MD-ACC-01
Tipe Single stage centrifugal pump
Material Commercial steel
Kapasitas 81,374 gpm 32,669 gpm 14,069 gpm
Tekanan 1 – 1 atm 1 - 1 atm 11 - 11 atm
Tenaga pompa 0,05 HP 0,46 HP 0,89 HP
NPSH pompa 5,330 ft 2,901 ft 1,654 ft
Kecepatan putar 3500 rpm 3500 rpm 3500 rpm
Tenaga motor 0,083 HP 0,75 HP 1,5 HP
commit to user
Kode P-07 P-08 P-09
Fungsi Mengalirkan
kondensat dari
CD-01 ke MD-CD-01
Mengalirkan hasil
bawah MD dari
HE-06 ke T-03
Mengalirkan hasil
atas MD dari
ACC-01 ke T-02
Tipe Single stage centrifugal pump
Material Commercial steel
Kapasitas 8,665 gpm 4,005 gpm 14,069 gpm
Tekanan 11 - 11 atm 11 - 11 atm 11 - 11 atm
Tenaga pompa 0,29 HP 0,08 HP 0,18 HP
NPSH pompa 1,198 ft 0,715 ft 1,654 ft
Kecepatan putar 3500 rpm 3500 rpm 3500 rpm
Tenaga motor 0,5 HP 0,125 HP 0,25 HP
3.15 Cyclone
Tabel 3.15 Spesifikasi Cyclone
Kode Si-01
Fungsi Memisahkan produk Natrium Nitrat
yang terbawa aliran gas keluaran RD-01
Tipe Centrifugal Cyclone
Debit total masuk, ft3/s 45,50
Spesifikasi
- Diameter, ft 4
- Luas permukaan, ft2 201,14
- Luas daerah pengeluaran udara, ft2 3,14
- Kecepatan udara masuk, ft/s 50
- Kecepatan udara keluar, ft/s 14,48
commit to user
3.16 Fan
Tabel 3.16 Spesifikasi Fan
Kode F-01
Fungsi Menurunkan suhu fluida keluaran CD-02
Tipe Axial Fan
Carbon Steel SA 283 grade C
7,5 hp/100 ft2
0,042 hp
Beban panas 1.726,422 Btu/jam
Kebutuhan udara pendingin 890,069 kg/jam
3.17 Conveyor
Jenis : Closed Belt Conveyor
Jumlah : 5 buah
Kemiringan : 0o
Jenis : Continuous Bucket Elevator
Jumlah : 3 buah
Ukuran : 8 x 5,5 x 7,75 in
Kemiringan : 0o
Tabel 3.17 Spesifikasi Screw Conveyor
Kode SC-01
Fungsi Mengumpulkan cake dari CR-01 untuk diumpankan
ke CF-01
Tipe Screw Conveyor dengan feed hopper
Daya digunakan, HP 1,232
Klasifikasi
- Luas terisi umpan 30 %
- Diameter flight, in 10
- Diameter pipa sumbu, in 2,5
- Diameter shaft, in 2
- Kecepatan putar, rpm 55
commit to user
3.17 Hopper
Tabel 3.18 SpesifikasiHopper
Kode H-01 H-02
Fungsi Mengumpankan padatan NaCl
ke M-01
Mengumpankan cake dari CF-01
ke RD-01
Jenis Tangki silinder dengan conical bottom
Kapasitas, m3 1,355 3,0930
Diameter, m 1,238 1,630
BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
4.1 Unit Pendukung Proses
Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas
merupakan bagian penting untuk menunjang proses produksi dalam pabrik.
Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik Natrium Nitrat adalah :
1. Unit pengadaan air
Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan
air sebagai berikut :
a. Air pendingin dan air pemadam kebakaran
b. Air umpan boiler
c. Air konsumsi umum dan sanitasi
d. Air proses
2. Unit pengadaan steam
Unit ini bertugas untuk menyediakan kebutuhan steamsebagai media pemanas
mixer (M-01), reaktor (R-01 dan R-02), evaporator (E-01 dan E-02), reboiler
(RB-01) dan heater (HE-01 dan HE-04).
3. Unit pengadaan udara tekan
Unit ini bertugas untuk menyediakan udara tekan untuk kebutuhan
instrumentasi pneumatic, untuk penyediaan udara tekan di bengkel dan untuk
commit to user
4. Unit pengadaan listrik
Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk peralatan
proses, keperluan pengolahan air, peralatan-peralatan elektronik atau listrik AC,
maupun untuk penerangan. Lisrik di-supply dari PLN dan dari generator
sebagai cadangan bila listrik dari PLN mengalami gangguan.
5. Unit pengadaan bahan bakar
Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler dan
generator.
4.1.1 Unit Pengadaan Air
Air proses, air umpan boiler, air pendingin, air pemadam kebakaran, air
konsumsi umum dan sanitasi yang digunakan adalah air yang diperoleh dari PT
Krakatau Tirta Industri (PT KTI) yang terletak tidak jauh dari lokasi pabrik.
4.1.1.1 Air Pendingin dan Air Pemadam Kebakaran
Air pendingin dan air pemadam kebakaran yang digunakan adalah air baku
yang diperoleh dari PT KTI yang terletak tidak jauh dari lokasi pabrik. Air dari PT
KTI ini bisa langsung digunakan sebagai air pendingin dan air pemadam kebakaran
karena dari PT KTI air tersebut sudah diproses sehingga sudah memenuhi persyaratan
dari air yang akan digunakan sebagai pendingin.
Adapun persyaratan air yang akan digunakan sebagai pendingin adalah :
Kekeruhan maksimal 3 ppm
4.1.1.2 Air Proses
Kebutuhan air proses dipenuhi dari PT KTI. Air yang berasal dari PT KTI
belum memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai air proses sehingga harus
menjalani proses pengolahan terlebih dahulu. Adapun persyaratan air yang akan
digunakan sebagai air proses adalah :
Kekeruhan maksimal 3 ppm
Bukan air sadah
Bebas bakteri
Bebas mineral
Tahapan pengolahan air agar dapat digunakan sebagi air proses meliputi :
a. Filtrasi
b. Demineralisasi
4.1.1.3 Air Umpan Boiler
Untuk kebutuhan air umpan boiler, sumber air yang digunakan adalah air dari
PT KTI. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler
adalah sebagai berikut :
a. Kandungan yang dapat menyebabkan korosi
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung larutan
commit to user
b. Kandungan yang dapat menyebabkan kerak (scale forming)
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi,
yang biasanya berupa garam - garam karbonat dan silikat.
c. Kandungan yang dapat menyebabkan pembusaan (foaming)
Air yang diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada
boiler dan alat penukar panas karena adanya zat - zat organik, anorganik, dan
zat - zat yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi pada
alkalinitas tinggi.
Pengolahan air umpan boiler
Air yang berasal dari PT KTI belum memenuhi persyaratan untuk digunakan
sebagai umpan boiler, sehingga harus menjalani proses pengolahan terlebih dahulu.
Air umpan boiler harus memenuhi persyaratan tertentu agar tidak menimbulkan
masalah-masalah seperti :
Pembentukan kerak pada boiler
Terjadinya korosi pada boiler
Pembentukan busa di atas permukaan dalam drum boiler
Tahapan pengolahan air agar dapat digunakan sebagai air umpan boilermeliputi :
a. Filtrasi
b. Demineralisasi
4.1.1.4 Air Konsumsi Umum dan Sanitasi
Sumber air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi juga berasal dari PT KTI.
Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum, laboratorium, kantor,
perumahan, dan pertamanan. Air konsumsi dan sanitasi harus memenuhi beberapa
syarat, yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis.
Syarat fisik :
Suhu di bawah suhu udara luar
Warna jernih
Tidak mempunyai rasa dan tidak berbau
Syarat kimia :
Tidak mengandung zat organik
Tidak beracun
Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri – bakteri, terutama bakteri yang pathogen.
4.1.1.5 Pengolahan Air dari PT KTI
Pengolahan air untuk kebutuhan pabrik meliputi pengolahan secara fisik dan
commit to user
Gambar 4.1 Skema Pengolahan Air dari PT KTI
Pengolahan air untuk air proses, umpan boiler, konsumsi dan sanitasi melalui
beberapa tahapan :
a. Sand Filter
Air baku dari PT KTI ditampung dalam bak penampung awal kemudian
dialirkan ke filter yang berjenis gravity sand filter dengan menggunakan pasir kasar