• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK :Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B Raudatul Athfal Nurul Iman - Ajo Karawang Tahun Pelajaran 2013-2014:.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK :Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B Raudatul Athfal Nurul Iman - Ajo Karawang Tahun Pelajaran 2013-2014:."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun Pelajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

YENI 1106942

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Yeni

NIM. 1106942

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu

Pendidikan

©Yeni 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK

(Penelitian Tindakan kelas pada anak kelompok B Raudatul Athfal Nurul Iman -

Ajo Karawang Tahun Ajaran 2013-2014)

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing I,

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 19770828 200312 1 002

Pembimbing II,

dr. Nur Faizah Romadhona, M.Kes NIP. 19701129 200312 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia,

(4)

NIM : 1106942

Judul Skripsi : Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Menyetujui

Penguji I

Heny Djoehaeni, S.Pd, M.Si NIP: 197007241998022001

Penguji II

Ali Nugraha NIP : Penguji III

Euis NIP : Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

(5)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK

Oleh : Yeni 1106942

(6)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci : Kemampuan Motorik Halus, Anak Taman Kanak-Kanak, Memasak

ABSTRACT

FINE MOTOR SKILLS IMPROVE CHILDREN KINDERGARTEN ACTIVITY THROUGH COOKING

By: Yeni 1106942

(7)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

activities to stimulate children's fine motor skills, as exciting and fun and gives the impression that impressive (deep) for children.

(8)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

2. Karakteristik Kemampuan Motorik Halus... 11

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus... 13

4. Fungsi Kemampuan Motorik Halus... 14

5. Tahapan Kemampuan Motorik Halus... 16

(9)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Prinsip Dalam Pengembangan Motorik Halus... 20

C. Memasak... 21

1. Definisi Memasak... 21

2. Pengaruh Memasak Pada Daerah-Daerah Perkembangan... 22

F. Proses Pengembangan Instrumen... 40

G. Teknik Pengumpulan Data... 41

H. Analisis Data... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

A. Hasil Penelitian... 45

1. Kondisi Awal Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Diterapkannya Kegiatan Memasak Di RA Nurul Iman Karawang ... 45

2. Penerapan Kegiatan Memasak Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak di RA Nurul Iman Karawang... 48

3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah Digunakannya Kegiatan Memasak Di RA Nurul Iman Karawang... 111

(10)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Siklus II... 114

c. Data Kemampuan Motorik Halus Kelompok B pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II... 117

B. Pembahasan... 118

1. Kondisi Awal Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Digunakannya Kegiatan Memasak Di RA Nurul Iman Karawang... . 118

2. Penerapan Kegiatan Memasak Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Di RA Nurul Iman Karawang... 123

3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Di RA Nurul Iman Setelah Digunakannya Kegiatan Memasak... 125

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... ... 129

A. Kesimpulan... 129

B. Rekomendasi... 131

DAFTAR PUSTAKA... 132

LAMPIRAN... 136

(11)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut” (pasal 1, butir

14). Selain itu, disebutkan dalam pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa Taman

Kanak-Kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur

pendidikan formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan

berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama,

sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni untuk

siap memasuki sekolah dasar.

Aqib (2011, hlm. 13) menyatakan pendidikan anak usia dini adalah

suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak lahir hingga enam tahun

secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan

spiritual), motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat dan benar agar

anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Pendidikan yang diberikan pada anak usia dini dalam hal ini anak

Taman Kanak-Kanak (TK) berupa permainan-permainan yang merangsang

(12)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menstimulus pertumbuhan dan perkembangan anak melalui beberapa aspek

perkembangan diantaranya fisik motorik, kognitif, sosial emosional, spiritual,

bahasa dan seni (Depdiknas, 2004, hlm. 1)

Salah satu pengembangan kemampuan dasar anak yang perlu

dikembangkan adalah kemampuan fisik motorik. Pengembangan ini bertujuan

untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan

kemampuan mengelola, mengontrol gerak tubuh dan koordinasi, serta

meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat

menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan trampil (Depdiknas,

2005, hlm. 7).

Anak-anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, hal tersebut

dapat dilihat pada pertumbuhan motorik, koordinasi otot-otot dan kecepatan

jasmaniahnya menunjukkan kemajuan yang mencolok. Pertumbuhan

keterampilan motorik baik motorik kasar ataupun motorik halus pada anak,

tidak akan berkembang melalui kematangan begitu saja, melainkan

keterampilan itu harus dipelajari (Depdiknas, 2007, hlm. 7).

Hurlock (dalam Tatik, 2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa motorik

halus adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur

penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif.

Bentuk-bentuk gerak ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai variasi yang

mencakup semua aktivitas seperti menulis, menggambar, memberi warna,

menggunting, meronce, menganyam, dan sebagainya. Pola-pola gerakan ini

ditujukan sebagai keterampilan koordinasi mata dan tangan.

Perkembangan motorik dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

mencakup kesiapan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik,

(13)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2012) bahwa ada 5 faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik

anak yaitu kematangan, urutan, latihan, motivasi, dan pengalaman.

Syaodih (tt, hlm. 11) mengungkapkan bahwa kemampuan motorik anak

sangatlah penting untuk ditingkatkan karena berbagai kemampuan yang

dimiliki anak dalam menggunakan otot-otot fisiknya baik otot halus maupun

otot kasar dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak bahwa anak

mampu menguasai keterampilan-keterampilan motorik. Keterampilan

motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda dalam penyesuaian

sosial dan pribadi anak. Karena keterampilan motorik ini memiliki dua fungsi

pertama, membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, kedua, untuk

membantu mendapatkan penerimaan sosialnya. Berbagai keterampilan

motorik selayaknya dikuasai anak pada masa kanak-kanak, karena pada diri

anak akan terbentuk rasa percaya diri, memiliki sifat mandiri dan

mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya. Sementara menurut

Sujiono (dalam Nuraida, 2012, hlm. 2) seorang anak yang mempunyai

kemampuan motorik halus yang baik akan mempunyai rasa percaya diri yang

besar. Sedangkan menurut Dewi (2012) kemampuan motorik anak berkaitan

erat dengan self-image anak atau rasa percaya diri. Peranan kemampuan

motorik pada anak berpengaruh terhadap dorongan anak yang dapat

menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa

senang dengan memiliki keterampilan memainkan komputer, memainkan alat

elektorik atau mainan lainnya.

Yudha dan Rudyanto (2005, hlm. 118) mengemukakan bahwa motorik

halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot

halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menyusun balok,

memasukkan kelereng dan lain sebagainya.

Anak yang kemampuan motorik halusnya kurang akan mengalami

(14)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah Dasar dimana pada Sekolah Dasar anak dituntut untuk bisa menulis.

Kurangnya kemampuan motorik halus ini juga dapat berdampak terhadap

kurangnya kemandirian anak sebagaimana dengan pernytaan yang

diungkapkan Aryanti dkk. (2006, hlm. 20) bahwa kemampuan motorik halus

sangat diperlukan sebagai dasar menulis dan aktivitas bantu diri seperti

makan, minum, mengancingkan baju, memakai kaus kaki dan sebagainya.

Syaodih (tt, hlm. 11) mengungkapkan bahwa bila anak tidak mampu

menguasai keterampilan motorik halus, anak cenderung akan merasa putus

asa, tidak percaya diri, merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa yang pada

akhirnya dapat terbentuk penyesuaian sosial dan pribadi yang buru.

Observasi awal mengenai kemampuan motorik halus anak yang peneliti

lakukan di RA Nurul Iman-Ajo tempat peneliti mengajar khususnya

kelompok B masih banyak anak yang menunjukkan kemampuan motorik

halusnya belum berkembang sesuai harapan. Kemampuan mereka dalam

menggunting menurut garis atau pola masih belum bisa rapi, melipat kertas

masih banyak anak yang mengeluh tidak bisa, begitu pula dengan

kemampuan anak dalam membuat coretan sederhana dan memegang pensil

dengan baik masih ada anak yang kaku dan tangan masih kencang/keras saat

memagang pensil, dalam kegiatan menjahit masih ada anak yang belum bisa

memasukkan benang ke dalam lubang kertas untuk dijahit sehingga masih

perlu banyak bantuan guru dalam pengerjaannya, begitu pula dengan kegiatan

mengancingkan baju masih ada yang belum bisa memasukkan kancing ke

dalam lubangnyan bahkan ada anak yang kedua tangannya semua jari hanya

memegang kancingnya saja kemudian berpindah memegang lubangnya saja.

Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas,

rendahnya kemampuan motorik halus yang dimiliki anak disebabkan karena

kurangnya latihan, motivasi dan pengalaman anak dalam kegiatan

(15)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada anak selama ini hanya melalui kegiatan menulis yang dilakukan

hampir setiap hari, motivasi dari luar anak seperti memberikan kesempatan

pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak motorik halus dalam

penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak masih kurang, serta

kurangnya pemberian pengalaman secara langsung seperti mengajak anak

untuk membentuk dengan playdough/adonan tepung, meremas dan merobek

kertas, mengupas buah, dan lain sebagainya dimana kegiatan dikemas sebaik

mungkin sehingga dapat membangkitkan rasa senang dalam suasana riang

gembira.

Dari keadaan yang ditemui, peneliti ingin mengadakan suatu perubahan

kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus yang lebih

menyenangkan melalui pengalaman langsung dengan mengajak anak

melakukan kegiatan memasak.

Amidjaja (dalam Novitasari: 2007) mengungkapkan bahwa kegiatan

memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi anak

taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran yang sangat berarti

bagi anak berupa pengalaman langsung.

Memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan untuk dimakan dengan

cara memanaskan pada bahan makanan agar bahan makanan tersebut bisa

dikonsumsi(Wikipedia, 2014).

Nuriah (dalam Priyanty, 2011, hlm. 22) menyatakan ada dua definisi

umum mengenai memasak, pertama memasak adalah sebagai kegiatan

pengolahan dari perpaduan bahan-bahan mentah menjadi makanan matang

dan proses kegiatan memasaknya dengan menggunakan api atau pemanas

lainnya, sedangkan definisi kedua adalah memasak diartikan sebagai

pengolahan bahan mentah menjadi bahan makanan segar mentah dan proses

kegiatan memasaknya tanpa menggunakan api atau pemanas lainnya.

(16)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diberikan kepada anak akan memberikan manfaat pada bebarapa daerah

perkembangan, yaitu meningkatkan kecerdasan berbahasa, kecerdasan logis

matematis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan

kinestetik dan kecerdasan visual. Menurut Amidjaja (dalam Novitasari, 2007)

memasak merupakan hal penting karena memberikan kesempatan bagi anak

untuk berkonsentrasi, untuk melatih konsep-konsep matematika, untuk

berkarya, untuk bereksperimen dan untuk mengembangkan kemampuan

sosial anak, sehingga tidak usah khawatir jika kegiatan memasak

diperkenalkan kepada anak sejak dini karena selain sebagai kegiatan

pembelajaran anak. Memasak juga mempunyai beberapa manfaat yaitu: (a)

memasak dapat meningkatkan kreativitas, ketangkasan dan kemampuan

kerjasama anak, (b) rasa percaya diri anak meningkat, (c) mempererat

hubungan orang tua-anak, guru-anak, anak dengan teman-temannya, (d) anak

akan lebih menghargai makanan, (e) menambah pengetahuan anak, (f)

mengenal bahan mentah yang langsung dapat dimakan ataupun bahan mentah

yang harus diolah atau dimasak terlebih dahulu, (g) mengamati proses

pengolahan makanan dari bahan mentah menjadi matang, (h) memperoleh

kosa kata baru yang didapatnya selama proses masak berlangsung misalnya

mendidih, menguap, berembun dan lainnya, (i) melatih keterampilan motorik

yang digunakam pada saat memasak misalnya memeras santan, mengoles

mentega, mengupas buah dan sebagainya, dan (j) mengenal konsep

pengukuran volume, panjang, waktu, suhu dan lainnya (Amidjaja dalam

Novitasari, 2007). Begitu pula dengan yang diungkapkan dalam Forum

Kompas (2013) bahwa manfaat dari kegiatan memasak yang bisa didapat oleh

anak usia dini adalah membangun kedekatan, menyalurkan kreativitas,

melatih motorik, melatih konsentrasi dan daya ingat, serta memperkaya

wawasan anak.

(17)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa kegiatan memasak dapat meningkatan kemampuan anak dalam

mengenal konsep bilangan. Begitu pula dengan penelitian yang pernah

dilakukan oleh Damayanti bahwa melalui penerapan kegiatan memasak dapat

meningkatkan kemandirian anak kelompok A.

Berdasarkan paparan di atas, alasan peneliti memfokuskan penelitian

ini pada kajian “MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK ”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan motorik halus siswa kelompok B di

RA Nurul Iman Karawang sebelum penerapan kegiatan memasak?

2. Bagaimana penerapan kegiatan memasak yang dapat meningkatkan

kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA Nurul Iman

Karawang?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus siswa kelompok B

setelah penerapan kegiatan memasak di RA Nurul Iman Karawang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan motorik halus siswa

kelompok B di RA Nurul Iman Karawang sebelum diterapkan kegiatan

memasak.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan kegiatan memasak yang

dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA

Nurul Iman Karawang.

(18)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok B di RA Nurul Iman Karawang setelah diterapkannya kegiatan

memasak.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

terkait antara lain:

1. Bagi anak

Anak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran motorik halus dengan

pengalaman yang menyenangkan melalui kegiatan memasak yang mana

kegiatan memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama

bagi anak taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran secara

langsung mulai dari proses awal sampai dengan selesai.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru guna

perbaikan dalam pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang aktif,

kreatif, inovatif dan menyenangkan serta dapat dilakukan pengkajian

lebih lanjut melalui kegiatan memasak di taman kanak-kanak.

3. Bagi sekolah/lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan masukan yang baik

guna meningkatkan program kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini

khususnya meningkatkan kemampuan motorik halus siswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam struktur organisasi skripsi diuraikan antara lain:

1. BAB I PENDAHULUAN

Skripsi berisi uraian tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal

dari skrispsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan

(19)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi uraian tentang kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretik

dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan.

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk

beberapa komponen berikut : lokasi penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi hasil penelitian dan pembahasan yang berisi pemaparan data

kuantitatif/kualitatif serta pembahasan data.

5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan

peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Saran yang ditulis

setelah kesimpulan dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, para

pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti

(20)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini berlokasi di RA Nurul Iman Ajo yang beralamat di Jl.

Pemancingan Ajo, Pintu Aer Desa Wadas Kecamatan Teluk Jambe Timur

Kabupaten Karawang. Alasan memilih lokasi tersebut adalah karena peneliti

sebagai pendidik di Raudatul Athfal Nurul Iman merasakan permasalahan yang

timbul akibat belum optimalnya kemampuan motorik halus anak terutama pada

semester 2 ini. Peneliti menilai kondisi tersebut harus diperbaiki, mengingat

kemampuan motorik halus itu sangat bermanfaat bagi kehidupan anak

dikemudian hari.

Subjek pada penelitian ini adalah siswa dan siswi RA Nurul Iman di

Kelompok B dengan rentang usia antara lima sampai enam tahun. Semua anak

berjumlah 19 orang yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.

B.Desain Penelitian

Berikut ini digambarkan penelitian model spiral dari Kemmis dan

Taggart (dalam Arikunto, 2012: hlm. 16) untuk memperjelas siklus tindakan

yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas.

Bagan model spiral dari Kemmis dan Taggart di bawah menjelaskan

bahwa siklus akan dilaksanakan secara berkesinambungan samapai peneliti

menemukan pemecahan masalah yang bisa merubah proses pembelajaran ke

arah yang lebih baik, sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki

(21)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rencana tindakan yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya. Rencana

penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga tindakan dalam

setiap siklus. Siklus akan dihentikan dengan kriteria keberhasilan dimana 75%

siswa sudah mencapai kategori BSH ( Berkembang Sesuai Harapan).

Tabel 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2012, hlm. 1)

Berdasarkan tabel di atas, maka beberapa tahapan yang akan dilakukan

dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu:

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Refleksi

Pengamatan

(22)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti dan guru merumuskan persiapan penggunaan

kegiatan memasak untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Adapun langkah-langkah dalam persiapan kegiatan inti adalah merumuskan

kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan

memasak. Sebelum kegiatan inti dilaksanakan akan dijelaskan terlebih

dahulu tentang kegiatan memasak dan tujuan pembelajaran melalui kegiatan

memasak. Adapun instrumen kemampuan anak dalam kemampuan motorik

halusnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam Meningkatkan kemampuan Motorik Halus

No Indikator Kriteria Penilaian

BSB BSH MB BB

1 Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam menyisir

rambut

2 Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam mencuci dan

melap tangan

3 Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam

(23)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11 Anak dapat menjahit bervariasi (jelujur 15 lubang dengan benang wol

12 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lurus

13 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lengkung

14 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola gelombang

15 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola zig-zag

16 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lingkaran

17 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola segi empat

18 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola segi tiga

19 Anak dapat mencocok bentuk

20 Anak dapat menyusun menara kubus minimal 12 kubus

21 Anak dapat membuat lingkaran dengan rapi

22 Anak dapat membuat bujur sangkar dengan rapi

23 Anak dapat memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari) (Depdiknas , 2007)

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan memasak dilakukan sebagai upaya meningkatkan

kemampuan motorik halus anak yang mengacu pada rencana tertulis.

Peneliti mengamati seluruh kegiatan guru dan anak dengan cermat dan

mencatat serta mendokumentasikan baik secara audio maupun visual semua

hal yang berkenaan dengan kegiatan yang sedang berlangsung di kelas.

3. Pengamatan (Observasi)

Pengamatatan atau observasi pada penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perkembangan anak dalam hal kemampuan motorik halus mulai

dari siklus I, siklus II sampai siklus selanjutnya hingga penelitian ini

(24)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan di kelas sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai acuan dalam

melakukan refleksi.

4. Refleksi

Tahapan dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Apabila

pada langkah ini terdapat hasil yang kurang memuaskan sesuai dengan

aspek yang diamati atau terdapat kekurangan-kekurangan pada kemampuan

motorik halus anak, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

C.Metode Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang terjadi di RA Nurul

Iman yaitu belum optimalnya motorik halus anak kelompok B, sehingga tujuan

penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus anak yang

dilakukan oleh guru dalam merencanakan dan memilih tindakan melalui

kegiatan memasak.

Aqib et al. (2009, hlm. 3) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa

meningkat.

Muslihuddin (2010, hlm. 9) mengartikan penelitian tindakan kelas

sebagai suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap

berbagai tindakan yang dilakukan guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak

disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di

kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi

(25)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Arikunto (2012, hlm. 2).

Pengertian penelitian kelas selanjutnya dikemukakan oleh Carr &

Kemmis dalam Muslihuddin (2010: hlm. 8) adalah suatu bentuk penelaahan

atau inkuiri

Melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan

tertentu (misalnya guru, siswa, dan atau kepala sekolah) dalam situasi sosial

(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta

keabsahan dari (a) praktek-praktek sosial atau kependidikan yang mereka

lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka mengenai praktek-praktek tersebut,

dan (c) situasi kelembagaan tempat praktek-praktek itu dilaksanakan.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli

dapat disimpulkan bahwa penelitia tindakan kelas adalah suatu penelitian yang

dilakukan pada kegiatan belajar berupa tindakan yang dilakukan oleh guru

berdasarkan permasalahan yang ada di dalam kelas dimaksudkan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran.

Aqib et al. (2009, hlm. 4) mengemukakan bahwa karakteristik PTK

adalah sebagai berikut:

1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru

akan kinerjanya).

2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak

longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).

3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.

(26)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan menggunakan

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Tylor (dalam Maleong, 2007: hlm. 4)

mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati. Pada penelitian kualitatif peneliti

berkomunikasi secara langsung dengan subjek yang diteliti serta mengamati

mereka dari awal sampai akhir proses penelitian. Adapun ciri-ciri penelitian

kualitatif yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2006, hlm. 10) adalah sebagai

berikut:

a. Menggunakan lingkungan alamiah tempat kejadian dan pelaku manusia

berlangsung sebagai sumber data.

b. Peneliti adalah instrument utama penelitian.

c. Data yang dihasilkan sifatnya deskriftif.

d. Fokus diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipan

e. Proses sama pentingnya dengan produk

Sugiono (2010, hlm. 14) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umjumnya dilakukan secara random, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Merujuk pada beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas,

peneliti mengharapkan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat

(27)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok B RA Nurul Iman tersebut melalui kegiatan memasak. Hasil dari

penelitian ini dideskripsikan kedalam bentuk karya tulis ilmiah (skripsi).

D.Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Konsep Motorik Halus Anak Usia Dini

Hurlock (Tatik, 2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa motorik halus

adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur penggunaan

bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif.

Bentuk-bentuk gerak ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai variasi yang

mencakup semua aktivitas seperti menulis, menggambar, memberi warna,

menggunting, meronce, menganyam, dan sebagainya. Pola-pola gerakan ini

ditujukan sebagai keterampilan koordinasi mata dan tangan. Menurut Yudha

dan Rudyanto (2005, hlm. 118) motorik halus adalah kemampuan anak

beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis,

meremas, menggenggam, menyusun balok, memasukkan kelereng dan lain

sebagainya.

Dalam Pedoman Program Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak

(2007, hlm. 10) kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini dalam

kemampuan motorik halus adalah : 1) Mengurus dirinya sendiri tanpa

bantuan 2) Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin,

playdoug/tanah liat, pasir 3) Meniru membuat garis tegak, datar, miring,

lengkung dan lingkaran 4) Meniru melipat sederhana (7lipatan) 5) Menjahit

bervariasi (jelujurdan silang) 15 lubang dengan tali rafia, benang wol 6)

Menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus,

lengkung, gelombang, zig-zag, lingkaran, segi empat, segi tiga) 7)

(28)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membuat lingkaran dan bujur sangkar dengan rapi 10) Memegang pensil

dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari).

2. Kegiatan Memasak

Pengertian memasak adalah mengolah suatu bahan mentah menjadi

bahan yang siap di makan dengan atau tidak menggunakan energi panas

Nuriah (dalam Priyanty, 2011, hlm. 22). Dalam penelitian ini kegiatan

disesuaikan dengan kemampuan anak dalam memasak yang dibatasi

merebus, mengukus dan memanggang karena beresiko terjadi kecelakaan

atau hal yang tidak diinginkan dalam kegiatan memasak jika menggunakan

metode lain yang lebih komleks.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah (Arikunto, 2006, hlm. 160). Fungsi instrumen penelitian yaitu untuk

memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti akan melangkah pada

pengumpulan data dan informasi di lapangan. Nasution (dalam Maula, 2012,

hlm. 74) mengatakan bahwa pada penelitian kualitatif peneliti adalah key

instrument, ini menunjukkan bahwa peneliti menjadi kunci utama dalam

pengamatan dimana penelitian berlangsung.

Kisi-kisi instrumen yang disusun pada penelitian ini mengacu kepada

penjelasan istilah yang kemudian diadaptasikan melalui kegiatan memasak.

(29)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(30)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator Pengumpulan

Data

1. Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan.

Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa

bantuan dalam menyisir rambut Observasi Anak 1

Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa

bantuan dalam mencuci dan melap tangan 2

Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam mengancingkan baju

Anak dapat meniru membuat garis tegak

4

Anak dapat meniru membuat garis datar

5

Anak dapat meniru membuat garis miring

6

Anak dapat meniru membuat garis lengkung

7

Anak dapat meniru membuat garis lingkaran

(31)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, playdough/tanah liat, pasir

dengan menggunakan adonan tepung/ playdough

10

5. Anak dapat menjahit bervariasi (jelujur dan silang) 15 lubang dengan tali rapia, benang wol

Anak dapat menjahit bervariasi (jelujur 15 lubang dengan benang wol

(32)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(33)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kegiatan Memasak Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Teknik

Anak dapat membuat lingkaran dengan

rapi 21

Anak dapat membuat bujur sangkar dengan rapi

22

10.Anak dapat memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari)

Anak dapat memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari)

(34)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Langkah-langkah kegiatan 5. Penialian Kegiatan Pembelajaran a. Obsevasi

b. Hasil karya

4 5

2. Perencanaan pembelajaran

1. Kurikulum yang digunakan 2. Promes (Program Semester),

(35)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan anak

3. Menetapkan pengelompokan anak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan 4. Menyusun deskripsi pekerjaan bagi masing-masing kelompok

5. Menyiapkan anak mengikuti kegiatan memasak

3

4

5

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Data

(36)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada anak untuk mengikuti kegiatan memasak

3. Mengamati anak dalam kegiatan memasak

4. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan bersama anak

5. Membersihkan dan merapikan tempat kerja

8

9

10

3. Kegiatan akhir

1. Mengadakan tanya jawab seputar kegiatan yang sudah dilakukan 2. Memberikan kesempatan anak mengemukakan pendapatnya selama

mengikuti kegiatan memasak

11

(37)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyelesaikan pekerjaan melalui kegiatan memasak

2. Anak belajar dengan cara yang

menyenangkan

(38)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran dengan skala

likert dengan kriteria penialain sebagai berikut:

BB : Belum Berkembang (Anak tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran

walaupun dengan bantuan guru)

MB :Mulai Berkembang (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan

bantuan guru)

BSH :Berkembang Sesuai Harapan (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran

tanpa bantuan guru)

BSB :Berkembang Sangat Baik (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran

melebihi harapan dan tanpa bantuan guru)

Nilai yang digunakan untuk pengukuran adalah:

BB = Skor 0

MB = Skor 1

BSH = Skor 2

BSB = Skor 3

Interval nilai yang digunakan untuk kategori kemampuan anak adalah sebagai

berikut:

0 – 17 = BB

18 – 34 = MB

35 – 52 = BSH

(39)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Instrumen Penilaian Aktivitas Guru Melalui Kegiatan Memasak

No Item Pertanyaan Pelaksanaan

Ya Tidak Keterangan

1 Guru menyiapkan alat dan bahan

2 Guru membagi dalam kelompok

3 Guru menjelaskan alat dan bahan yang

akan digunakan dalam kegiatan memasak

4 Guru menjelaskan tugas masing-masing

kelompok

5 Guru membagi alat dan bahan memasak kepada masing-masing kelompok

6 Guru dan anak menghitung alat dan bahan yang akan digunakan

7 Guru dan anak melaksanakan kegiatan

memasak

8

Guru mengakhiri kegiatan memasak dan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan dengan benar

(40)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian adalah

dengan melihat validitas dari hasil penelitian. Validitas data merupakan kegiatan

yang paling penting dalam penelitian tindakan kelas. Menurut Wiriatmadja (2005,

hlm. 17) validitas data merupakan istilah alternative dengan standar rasional untuk

menilai kredibilitas penelitian kualitatif, diperlukan beberapa persyaratan sebagai

berikut:

1. Member check, dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran dan

keterangan atau informasi data yang diperoleh dari peneliti selama observasi,

wawancara dan catatan lapangan berlangsung dari sumber data. Peneliti

mendiskusikan hasil kegiatan di setiap akhir pembelajaran/tindakan dengan

guru TK Nurul Iman.

2. Triangulasi, dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran hasil observasi

dengan cara mengkonfirmasikannya kepada guru pendamping TK Nurul

Iman.

3. Audit Trail, memeriksa catatan yang ditulis oleh peneliti pada saat tindakan

berlangsung. Pada tahap ini peneliti meminta pendapat dan bertukar pikiran

dengan guru TK mengenai kekurangan maupun kendala yang ditemui ketika

pelaksanaan pembelajaran/tindakan.

4. Expert opinion (pandangan para ahli), tehnik validitas ini merupakan proses

mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada pembimbing untuk

mendapatkan arahan terhadap masalah-masalah yang ada dalam penelitian.

Teknis validasi ini untuk memperbaiki atau memodifikasi setelah

mendapatkan masukan dan arahan-arahan dari pembimbing dan para ahli di

(41)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari penelitian ini, validasi data yang digunakan yaitu member check.

Hopkins (Matondang, 2012, hlm. 68) mengungkapkan bahwa Member check,

yaitu memeriksa kembali kebenaran dan kesahihan keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh melalui observasi/wawancara dengan narasumber

baik guru, siswa, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menguji

konsistensi informasi yang telah diuraikan dalam bentuk narasi. Selain member

check, validasi dapat dilakukan dengan (1) Triangulasi dan (2) audit trial.

G.Teknik Pengumpulan Data

Metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif yang akan menghasilkan data-data deskriptif

tentang peningkatan kemampuan motorik halus anak di RA Nurul Iman Ajo

Karawang. Pada teknik pengumpulan data ini peneliti bersifat partisipatif

kolaboratif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Observasi

Supardi (dalam Arikunto dkk, 2012, hlm. 127)mengemukakan bahwa

observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret

seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Selanjutnya Arikunto

(2002, hlm. 133) menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang

meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra.

Menurut Sumadinata (2009, hlm. 152) ada beberapa variasi bentuk

(42)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta

dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Observasi khusus, observasi dilakukan, ketika peneliti melakukan tugas

khusus.

c. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data,

mencatat kegiatan yang sedang berjalan.

Pada peneltian ini, peneliti menggunakan bentuk observasi partisipasif,

karena peneliti ikut serta dalam kegiatan pembelajaran meningkatkan

kemandirian anak usia dini.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan

motorik halus anak di Raudatul Athfal, hambatan yang dialami dan upaya yang

telah dilakukan guru selama ini. Wawancara akan ditujukan kepada guru untuk

memperoleh data yang berkenaan dengan kemampuan motorik halus anak

melalui kegiatan memasak.

3. Catatan Lapangan

Kamarullah (Matondang, 2012, hlm. 67) mengungkapkan bahwa catatan

harian (field notes) berguna untuk mencatat data yang diperoleh di lapangan

baik berupa ungkapan verbal, non verbal, ataupun perilaku yang dicatat dalam

bentuk tulisan, rekaman video, foto, atau bentuk lainnya.

(43)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi menurut Arikunto (2003, hlm. 143) adalah mencari data

mengenai hal-hal yang variabel berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat dan sebagainnya. Nasution (dalam Asmara, 2012: hlm.

6) mengemukakan bahwa dokumentasi adalah mengumpulkan data-data dari

catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan catatan

yang berbentuk tulisan, foto-foto kegiatan pembelajaran, rekaman video dari

aktivitas yang dilakukan selama kegiatan berlangsung. Selain itu dokumentasi

yang digunakan adalah Rencana Kegiatan Harian (RKH).

H.Analisis Data

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,

menggolongkan dan menyusun data. Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk tulisan

dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data

dilakukan secara reflektif, partisipatif dan kolabratif. Hopkins (dalam

Wiriatmadja, 2006, hlm. 96) mengungkapkan bahwa:

Pengolahan data dan analisis data pada penelitian tindakan kelas dilakukan

secara terus menerus sepanjang penelitian berlangsung dari awal sampai

akhir, yaitu mulai tahap orientasi atau observasi awal sampai tahap

berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik pokok

permasalahan dan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk

(44)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa langkah dalam pelaksanaan analisis data yang dikemukakan oleh

Maleong (2007, hlm. 249) yaitu reduksi data, display data, verifikasi data dan

pengambilan keputusan. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain:

a. Reduksi data

Proses reduksi data dimulai dengan membuat kesimpulan dari data yang

sudah diperoleh melalui hasil observasi agar mudah dipahami. Kesimpulan

mengenai peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak

berdasarkan kategori permasalahan yang diteliti. Permasalahan yang dimaksud

yaitu kemampuan motorik halus anak dan peranan guru ketika melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan kegiatan memasak. Peneliti kemudian akan

memisahkan antara data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi

literatur dan dokumentasi. Apabila ditemukan data yang tidak relevan dengan

kebutuhan penelitian maka data tersebut tidak akan digunakan.

b. Display data

Untuk mempermudah membaca data dan pengambilan keputusan , setelah

reduksi data yang peneliti peroleh disajikan dalam bentuk deskripsi yang

menyeluruh pada setiap indikator kemampuan motorik halus. Indikator

kemampuan motorik halus yang diteliti yaitu : mengurus diri sendiri tanpa

bantuan, meniru membuat garis, melipat, membentuk dengan playdough,

menjahit, menggunting, mencocok, menyusun menara kubus, membuat lingkaran

dan bujur sangkar, memegang pensil dengan benar.

c. Verifikasi data

Tahap terakhir dari analisis data adalah verifikasi data yaitu menafsirkan

atau mengintreprestasikan yang sudah disusun. Data yang telah disusun harus

(45)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya dan berikutnya

(46)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai peningkatan

kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak yang dilakukan di RA

Nurul Iman, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondisi awal kemampuan motorik halus di RA Nurul Iman sebelum

digunakannya kegiatan memasak belum optimal hal ini dapat dilihat dari hasil

observasi pra siklus sebanyak 1 anak (5 %) berada pada kategori BSB

(Berkembang Sangat Baik), 6 anak (32 %) berada pada kategori BSH

(Berkembang Sesuai Harapan), 8 anak (47 %) berada pada kategori MB (Mulai

Berkembang) dan 4 anak (16%) berada pada kategori BB (Belum

Berkembang). Belum optimalnya kemampuan motorik halus kelompok B RA

Nurul Iman dikarenakan kurangnya latihan dan motivasi kepada anak, metode

pembelajaran yang belum variatif, kegiatan pembelajaran masih terpusat

kepada guru (guru yang lebih aktif), kurikulumnya yang masih kurang

mengajak anak untuk praktek langsung dan eksplorasi.

2. Langkah-langkah penerapan PTK yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak terdiri dari dua siklus.

Siklus satu terdiri dari tiga tindakan dengan tema makanan dan sub tema zat

tenaga, tema tanaman dengan sub tema tanaman buah dan tema tanaman

dengan sub tema tanaman sayur. siklus kedua terdiri dari tiga tindakan dengan

tema binatang dengan sub tema binatang peliharaan, tema tanaman dengan sub

(47)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesukaanku. Ada beberapa kendala yang dihadapi selama kegiatan memasak

dilaksanakan yaitu tidak adanya fasilitas khusus untuk memasak yaitu dapur

sekolah, kurangnya guru yang terlibat dalam kegiatan memasak sehingga anak

kurang terkondisikan dengan baik, guru kurang teliti dalam menyiapkan alat

dan bahan yang akan digunakan menyebabkan terganggunya pelaksanaan

kegiatan memasak. Upaya untuk mengatasi masalah guru kurang teliti dalam

menyiapkan alat dan bahan memasak yaitu dengan cara mencatat dan

mengecek terlebih dahulu barang dan bahan yang akan digunakan sebelum

dilaksanakannya kegiatan memasak, kurangnya tenaga guru yang terlibat

dalam kegiatan memasak diatasi dengan membagi tugas ganda untuk

masing-masing guru, ada guru yang mengawasi sekaligus 2 kelompok dan ada guru

yang mendokumentasikan seluruh proses memasak dari awal sampai akhir.

3. Kondisi akhir kemampuan motorik halus di RA Nurul Iman setelah

digunakannya kegiatan memasak menunjukkan adanya peningkatan. Data akhir

siklus I menunjukkan bahwa anak yang berada pada kategori BSB

(Berkembang Sangat Baik) sebanyak 3 anak (16%), anak yang berada pada

kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan) sebanyak 5 anak (26%), anak

yang berada pada kategori MB (Mulai Berkembang) sebanyak 10 anak (53%)

dan anak yang berada pada kategori BB (Belum Berkembang) sebanyak 1 anak

(5%). Akhir siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan motorik halus

anak kelompok B dengan hasil sebanyak 6 anak (31%) berada pada kategori

BSB (Berkembang Sangat Baik), 10 anak (53%)berada pada kategori BSH (

Berkembang Sesuai Harapan), 3 anak (16%) berada pada kategori MB (Mulai

Berkembang) dan tidak ada anak yang berada pada kategori BB (Belum

Berkembang). Meningkatnya kemampuan motorik halus anak disebabkan

(48)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi

anak taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran secara langsung

mulai dari proses awal sampai dengan selesai. Kegiatan memasak juga dapat

meningkatkan kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan motorik halusnya akan

terasah saat harus memetik sayuran, mengoleskan mentega, memeras kelapa,

menumbuk bumbu, membentuk dengan adonan tepung, memotong

menggunakan pisau, mengupas buah, memarut keju, menjepit makanan,

mencuci sayuran, menuang air ke dalam wadah, mengaduk adonan, dll.

B.Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan

beberapa saran untuk dijadikan sebagai masukkan bagi pihak-pihak yang terkait

dengan pendidikan anak usia dini. Adapun saran tersebut antara lain:

1. Guru

a. Guru hendaknya mempelajari dan menggunakan berbagai teknik dan

strategi pembelajaran yang berbeda agar kegiatan pembelajaran tidak

monoton dan dapat menarik minat anak agar anak lebih antusias, aktif dan

semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.

b. Pada pelaksanaan kegiatan memasak guru harus merancang pembelajaran

dengan baik seperti penataan kelas, pengelompokkan anak, penggunaan alat

dan bahan disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan supaya kegiatan

dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Untuk mencapai keberhasilan

tersebut, tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami

(49)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pihak Sekolah

Ketersediaan alat dan sumber belajar harus lebih diperhatikan, supaya

kegiatan belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik, sehingga anak semakin

bersemangat dan antusias dan terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

3. Peneliti Berikutnya

Adanya hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan

motorik halus melalui kegiatan memasak di RA Nurul Iman, peneliti

selanjutnya diharapkan dapat mengangkat permasalahan tersebut dengan

strategi dan tindakan yang berbeda agar dapat memberi masukan pada

temuan-temuan baru untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak taman

(50)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amidjaja, A. (2007) Fun and Mind Stimulating Things To Do with Your Kids (2-6

years).Jakarta:Elex Media Komputindo. Diunduh:

http://books.google.co.id/books?id=82E9u1bFoNgC&pg=PA68&dq=mem asak+anak+amidjaja&hl=id&sa=X&ei=gF7rUuDpCYmQrQer7ICwCg&re dir_esc=y#v=onepage&q=memasak%20anak%20amidjaja&f=false

Aqib, Z. (2011) Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia

Aqib (2009) Penelitian Tindakan Kelas (untuk Guru). Bandung: Yrama Widya.

Arikunto (2012) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmara, B. (2012) Penggunaan Alur Angka Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Bilangan 1-10 Pada Anak Kelompok A TK Khadijah Kecamatan Wonokromo Surabaya. Artikel Skripsi Jurusan PGPAUD. FIP. ejournal.

unesa.ac.id.

Aryanti, F et al. (2006). Parent’s Guide. Bandung: Read Publishing House. Diunduh:http://books.google.co.id/books?id=7bmelJx1Wr8C&pg=PA20& dq=perkembangan+motorik+halus+anak&hl=en&sa=X&ei=fLsqU8TXNc H_rQf0j4GQCw&redir_esc=y#v=onepage&q=perkembangan%20motorik %20halus%20anak&f=false (Diakses, 30 Januari 2014)

Danarti, D. (tt) 52 Fan Family Full Games.

Diunduh:http://books.google.co.id/books?id=3d6t2l7gvBcC&pg=PA63&d q=kegiatan+memasak+dan+motorik+halus&hl=id&sa=X&ei=PzbrUtS7D o2GrQfYqYDoCw&ved=0CDsQ6AEwBA#v=onepage&q=kegiatan%20

memasak%20dan%20motorik%20halus&f=false Diakses, 30 januari 2014)

Depdiknas (2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi TK. Jakarta: Direktorat Jendral Dasar dan Menengah

(51)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Depdiknas (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik Motorik di TK. Jakarta

Depdiknas (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan seni di TK. Jakarta

Dewi, N. (2012) Children Foot Clinic. Jakarta: Indonesia

diunduh:

http://childrenfootclinic.wordpress.com/2012/07/29/5-faktor-yang-berpengaruh-terhadap-perkembangan-motorik-anak/ (Diakses, 18

Januari 2014)

Dewi, N. (2012) Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini Jakarta. Diunduh:

http://motoricsensoryprocessing.wordpress.com/2012/10/29/kenali-kelebihan-dan-kekurangan-motorik-halus-atau-motorik-kasar-anak-anda/

Direktori FIP. (TT) Perkembangan Motorik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

file.upi.edu/Direktori/FIP/.../PERKEMBANGAN_MOTORIK.pdf (Diakses, 18 Januari 2014)

Forum Kompas. (2013) 5 Manfaat Memasak Bersama Buah Hati. Kompas Gramedia.

Diunduh:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we b&cd=15&ved=0CEIQFjAEOAo&url=http%3A%2F%2Fforum.kompas.c

om%2Fteras%2F304678-5-manfaat-memasak-bersama-buah-hati.html&ei=sUvkUuWcD4XprAeu_IGgDg&usg=AFQjCNEgxKywfTU

WqsvqQiYW5ZGj35RAoA (Diakses, 26 Januari 2014)

Hadianty, H. (2013) Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Melalui Kegiatan Proyek Memasak Di Taman Kanak-Kanak. Skripsi

PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Hurlock, E. (1993) Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi keenam. Jakarta; Erlangga

Maleong, L. (2007) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Matondang, E. (2012) Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam

Mengenal Konsep Bilangan Melalui Pemanfaatan Multimedia Interaktif Gcompris. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak

(52)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maulana, N. (2012) Meningkatkan Musikalitas Anak Melalui Kegiatan Bermain

Angklung Badud. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Mini, R. (2013) Anak Cerdas Lewat Memasak. Indonesia: Parenting

diunduh:http://www.parenting.co.id/article/balita/anak.cerdas.lewat.memas

ak/001/003/544(diakses, 20 Desember 2013)

Muslihuddin (2009) Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &

Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Nuraida, N. (2012) Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode

Demonstrasi Di TK Islam Terpadu At-Taqwa. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

diunduh:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web

&cd=3&ved=0CDsQFjAC&url=http%3A%2F%2Fa-research.upi.edu%2Foperator%2Fupload%2Fs_paud_0902806_chapter1.p df&ei=l19GU7qVDI_rrAff1oDoBg&usg=AFQjCNH_aVN9t7jQTXJoaQv

DeiYdawg99A&bvm=bv.64507335,d.bmk(Diakses, 30 Januari 2014)

Priyanty, L.D. (2011) Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Pengukuran

Melalui Kegiatan Memasak di Raudhatul Athfal (RA). Skripsi PGPAUD

Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Rudyanto dan Yudha. (2005) Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan

Keterampilan Anak. Jakarta: Depdiknas

Setiawan, R. (2012) Deteksi Dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini. Jakarta: Growup Clinic

diunduh:

http://animeholic- animeforall.blogspot.com/2013/08/pengembangan-fisik-motorik-anak-usia.html (diakses, 18 Januari 2014)

Santrock (2007) Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Sudono, A. (1995) Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Depdikbud

Sugiono (2010) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

(53)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sujiono dan Yuliani, N. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Idektif

Sukmadinata, Nana, S. (2009) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumantri. (2005) Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

Syaodih, E.(tt) Psikologi Perkembangan Bandung

file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.../PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf (Diakses, 18 januari 2014)

Tatik, D. (2013) Penigkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media

Playdough Anak Kelompok A Di TK Dewi Kunti Surabaya. Surabaya: PG

PAUD FIP UNESA

Diunduh: http://www.scribd.com/doc/144814180/PENINGKATAN-

KEMAMPUAN-MOTORIK-HALUS-MELALUI-MEDIA-

PLAYDOUGH-ANAK-KELOMPOK-A-DI-TK-DEWI-KUNTI-SURABAYA#download(Diakses, 30 januari 2014)

Wiriaatmadja dan Rochiati. (2009) Metode Penelitian Tindakan Kelas (untuk

meningkatkan kinerja guru dan dosen). Bandung: Remaja Rosdakarya

Wulan (2012) Psikologi Anak

Gambar

Tabel 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2012, hlm. 1)
Tabel 3.2
Tabel 3.2  Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Anak Usia Dini Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Tabel 3.3     Kisi-kisi Instrumen Kegiatan Memasak
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah pada awalnya pembelajaran matematika materi keliling persegi dan persegi panjang bersifat verbalisme, guru cenderung menggunakan metode

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu proses isolasi α -selulosa dari serbuk tandan kosong kelapa sawit, dan proses sintesis selulosa dengan penambahan

Dengan keamanan data tersebut, maka dalam pembuatan laporan perhitungan gaji pegawai, pengontrolan dan keakuratan data akan lebih terjamin, sehingga gaji akan diterima oleh

Hasil penelitian menunjukkan taraf pemberian perasan rumput laut Sargassum crassifolium berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman kecuali jumlah sulur, umur

Plat pengekang ini terbuat dari baja, fungsinya untuk pengekang baja ringan profil C yang digunakan sebagai tumpuan benda uji reng baja ringan agar tidak geser saat

LA ODE AHMAD MUSTARY. Pemetaan Batimetri Perairan Laut Dangkal di Gugusan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna Dengan Menggunakan Citra Alos Avnir-2. Batimetri adalah proses

Kesimpulannya, media puisi bertema perjuangan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan guru Pendidikan Pancasila dan

Kajian pembelajaran ini difokuskan pada telaah tentang konsep MBS, karakteristik MBS, konsep dan dampak otonomi pendidikan, keefektivan sekolahdan MBS &budaya