Tahun Pelajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
YENI 1106942
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Yeni
NIM. 1106942
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu
Pendidikan
©Yeni 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK
(Penelitian Tindakan kelas pada anak kelompok B Raudatul Athfal Nurul Iman -
Ajo Karawang Tahun Ajaran 2013-2014)
Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing I,
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 19770828 200312 1 002
Pembimbing II,
dr. Nur Faizah Romadhona, M.Kes NIP. 19701129 200312 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia,
NIM : 1106942
Judul Skripsi : Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Menyetujui
Penguji I
Heny Djoehaeni, S.Pd, M.Si NIP: 197007241998022001
Penguji II
Ali Nugraha NIP : Penguji III
Euis NIP : Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK
Oleh : Yeni 1106942
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kata kunci : Kemampuan Motorik Halus, Anak Taman Kanak-Kanak, Memasak
ABSTRACT
FINE MOTOR SKILLS IMPROVE CHILDREN KINDERGARTEN ACTIVITY THROUGH COOKING
By: Yeni 1106942
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
activities to stimulate children's fine motor skills, as exciting and fun and gives the impression that impressive (deep) for children.
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
2. Karakteristik Kemampuan Motorik Halus... 11
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus... 13
4. Fungsi Kemampuan Motorik Halus... 14
5. Tahapan Kemampuan Motorik Halus... 16
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Prinsip Dalam Pengembangan Motorik Halus... 20
C. Memasak... 21
1. Definisi Memasak... 21
2. Pengaruh Memasak Pada Daerah-Daerah Perkembangan... 22
F. Proses Pengembangan Instrumen... 40
G. Teknik Pengumpulan Data... 41
H. Analisis Data... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45
A. Hasil Penelitian... 45
1. Kondisi Awal Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Diterapkannya Kegiatan Memasak Di RA Nurul Iman Karawang ... 45
2. Penerapan Kegiatan Memasak Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak di RA Nurul Iman Karawang... 48
3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah Digunakannya Kegiatan Memasak Di RA Nurul Iman Karawang... 111
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Siklus II... 114
c. Data Kemampuan Motorik Halus Kelompok B pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II... 117
B. Pembahasan... 118
1. Kondisi Awal Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Digunakannya Kegiatan Memasak Di RA Nurul Iman Karawang... . 118
2. Penerapan Kegiatan Memasak Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Di RA Nurul Iman Karawang... 123
3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Di RA Nurul Iman Setelah Digunakannya Kegiatan Memasak... 125
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... ... 129
A. Kesimpulan... 129
B. Rekomendasi... 131
DAFTAR PUSTAKA... 132
LAMPIRAN... 136
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut” (pasal 1, butir
14). Selain itu, disebutkan dalam pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa Taman
Kanak-Kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan
berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama,
sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni untuk
siap memasuki sekolah dasar.
Aqib (2011, hlm. 13) menyatakan pendidikan anak usia dini adalah
suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak lahir hingga enam tahun
secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan
memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan
spiritual), motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat dan benar agar
anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Pendidikan yang diberikan pada anak usia dini dalam hal ini anak
Taman Kanak-Kanak (TK) berupa permainan-permainan yang merangsang
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menstimulus pertumbuhan dan perkembangan anak melalui beberapa aspek
perkembangan diantaranya fisik motorik, kognitif, sosial emosional, spiritual,
bahasa dan seni (Depdiknas, 2004, hlm. 1)
Salah satu pengembangan kemampuan dasar anak yang perlu
dikembangkan adalah kemampuan fisik motorik. Pengembangan ini bertujuan
untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan
kemampuan mengelola, mengontrol gerak tubuh dan koordinasi, serta
meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat
menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan trampil (Depdiknas,
2005, hlm. 7).
Anak-anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, hal tersebut
dapat dilihat pada pertumbuhan motorik, koordinasi otot-otot dan kecepatan
jasmaniahnya menunjukkan kemajuan yang mencolok. Pertumbuhan
keterampilan motorik baik motorik kasar ataupun motorik halus pada anak,
tidak akan berkembang melalui kematangan begitu saja, melainkan
keterampilan itu harus dipelajari (Depdiknas, 2007, hlm. 7).
Hurlock (dalam Tatik, 2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa motorik
halus adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur
penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif.
Bentuk-bentuk gerak ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai variasi yang
mencakup semua aktivitas seperti menulis, menggambar, memberi warna,
menggunting, meronce, menganyam, dan sebagainya. Pola-pola gerakan ini
ditujukan sebagai keterampilan koordinasi mata dan tangan.
Perkembangan motorik dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
mencakup kesiapan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik,
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2012) bahwa ada 5 faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik
anak yaitu kematangan, urutan, latihan, motivasi, dan pengalaman.
Syaodih (tt, hlm. 11) mengungkapkan bahwa kemampuan motorik anak
sangatlah penting untuk ditingkatkan karena berbagai kemampuan yang
dimiliki anak dalam menggunakan otot-otot fisiknya baik otot halus maupun
otot kasar dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak bahwa anak
mampu menguasai keterampilan-keterampilan motorik. Keterampilan
motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda dalam penyesuaian
sosial dan pribadi anak. Karena keterampilan motorik ini memiliki dua fungsi
pertama, membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, kedua, untuk
membantu mendapatkan penerimaan sosialnya. Berbagai keterampilan
motorik selayaknya dikuasai anak pada masa kanak-kanak, karena pada diri
anak akan terbentuk rasa percaya diri, memiliki sifat mandiri dan
mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya. Sementara menurut
Sujiono (dalam Nuraida, 2012, hlm. 2) seorang anak yang mempunyai
kemampuan motorik halus yang baik akan mempunyai rasa percaya diri yang
besar. Sedangkan menurut Dewi (2012) kemampuan motorik anak berkaitan
erat dengan self-image anak atau rasa percaya diri. Peranan kemampuan
motorik pada anak berpengaruh terhadap dorongan anak yang dapat
menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa
senang dengan memiliki keterampilan memainkan komputer, memainkan alat
elektorik atau mainan lainnya.
Yudha dan Rudyanto (2005, hlm. 118) mengemukakan bahwa motorik
halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot
halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menyusun balok,
memasukkan kelereng dan lain sebagainya.
Anak yang kemampuan motorik halusnya kurang akan mengalami
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah Dasar dimana pada Sekolah Dasar anak dituntut untuk bisa menulis.
Kurangnya kemampuan motorik halus ini juga dapat berdampak terhadap
kurangnya kemandirian anak sebagaimana dengan pernytaan yang
diungkapkan Aryanti dkk. (2006, hlm. 20) bahwa kemampuan motorik halus
sangat diperlukan sebagai dasar menulis dan aktivitas bantu diri seperti
makan, minum, mengancingkan baju, memakai kaus kaki dan sebagainya.
Syaodih (tt, hlm. 11) mengungkapkan bahwa bila anak tidak mampu
menguasai keterampilan motorik halus, anak cenderung akan merasa putus
asa, tidak percaya diri, merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa yang pada
akhirnya dapat terbentuk penyesuaian sosial dan pribadi yang buru.
Observasi awal mengenai kemampuan motorik halus anak yang peneliti
lakukan di RA Nurul Iman-Ajo tempat peneliti mengajar khususnya
kelompok B masih banyak anak yang menunjukkan kemampuan motorik
halusnya belum berkembang sesuai harapan. Kemampuan mereka dalam
menggunting menurut garis atau pola masih belum bisa rapi, melipat kertas
masih banyak anak yang mengeluh tidak bisa, begitu pula dengan
kemampuan anak dalam membuat coretan sederhana dan memegang pensil
dengan baik masih ada anak yang kaku dan tangan masih kencang/keras saat
memagang pensil, dalam kegiatan menjahit masih ada anak yang belum bisa
memasukkan benang ke dalam lubang kertas untuk dijahit sehingga masih
perlu banyak bantuan guru dalam pengerjaannya, begitu pula dengan kegiatan
mengancingkan baju masih ada yang belum bisa memasukkan kancing ke
dalam lubangnyan bahkan ada anak yang kedua tangannya semua jari hanya
memegang kancingnya saja kemudian berpindah memegang lubangnya saja.
Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas,
rendahnya kemampuan motorik halus yang dimiliki anak disebabkan karena
kurangnya latihan, motivasi dan pengalaman anak dalam kegiatan
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada anak selama ini hanya melalui kegiatan menulis yang dilakukan
hampir setiap hari, motivasi dari luar anak seperti memberikan kesempatan
pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak motorik halus dalam
penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak masih kurang, serta
kurangnya pemberian pengalaman secara langsung seperti mengajak anak
untuk membentuk dengan playdough/adonan tepung, meremas dan merobek
kertas, mengupas buah, dan lain sebagainya dimana kegiatan dikemas sebaik
mungkin sehingga dapat membangkitkan rasa senang dalam suasana riang
gembira.
Dari keadaan yang ditemui, peneliti ingin mengadakan suatu perubahan
kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus yang lebih
menyenangkan melalui pengalaman langsung dengan mengajak anak
melakukan kegiatan memasak.
Amidjaja (dalam Novitasari: 2007) mengungkapkan bahwa kegiatan
memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi anak
taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran yang sangat berarti
bagi anak berupa pengalaman langsung.
Memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan untuk dimakan dengan
cara memanaskan pada bahan makanan agar bahan makanan tersebut bisa
dikonsumsi(Wikipedia, 2014).
Nuriah (dalam Priyanty, 2011, hlm. 22) menyatakan ada dua definisi
umum mengenai memasak, pertama memasak adalah sebagai kegiatan
pengolahan dari perpaduan bahan-bahan mentah menjadi makanan matang
dan proses kegiatan memasaknya dengan menggunakan api atau pemanas
lainnya, sedangkan definisi kedua adalah memasak diartikan sebagai
pengolahan bahan mentah menjadi bahan makanan segar mentah dan proses
kegiatan memasaknya tanpa menggunakan api atau pemanas lainnya.
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diberikan kepada anak akan memberikan manfaat pada bebarapa daerah
perkembangan, yaitu meningkatkan kecerdasan berbahasa, kecerdasan logis
matematis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
kinestetik dan kecerdasan visual. Menurut Amidjaja (dalam Novitasari, 2007)
memasak merupakan hal penting karena memberikan kesempatan bagi anak
untuk berkonsentrasi, untuk melatih konsep-konsep matematika, untuk
berkarya, untuk bereksperimen dan untuk mengembangkan kemampuan
sosial anak, sehingga tidak usah khawatir jika kegiatan memasak
diperkenalkan kepada anak sejak dini karena selain sebagai kegiatan
pembelajaran anak. Memasak juga mempunyai beberapa manfaat yaitu: (a)
memasak dapat meningkatkan kreativitas, ketangkasan dan kemampuan
kerjasama anak, (b) rasa percaya diri anak meningkat, (c) mempererat
hubungan orang tua-anak, guru-anak, anak dengan teman-temannya, (d) anak
akan lebih menghargai makanan, (e) menambah pengetahuan anak, (f)
mengenal bahan mentah yang langsung dapat dimakan ataupun bahan mentah
yang harus diolah atau dimasak terlebih dahulu, (g) mengamati proses
pengolahan makanan dari bahan mentah menjadi matang, (h) memperoleh
kosa kata baru yang didapatnya selama proses masak berlangsung misalnya
mendidih, menguap, berembun dan lainnya, (i) melatih keterampilan motorik
yang digunakam pada saat memasak misalnya memeras santan, mengoles
mentega, mengupas buah dan sebagainya, dan (j) mengenal konsep
pengukuran volume, panjang, waktu, suhu dan lainnya (Amidjaja dalam
Novitasari, 2007). Begitu pula dengan yang diungkapkan dalam Forum
Kompas (2013) bahwa manfaat dari kegiatan memasak yang bisa didapat oleh
anak usia dini adalah membangun kedekatan, menyalurkan kreativitas,
melatih motorik, melatih konsentrasi dan daya ingat, serta memperkaya
wawasan anak.
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa kegiatan memasak dapat meningkatan kemampuan anak dalam
mengenal konsep bilangan. Begitu pula dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Damayanti bahwa melalui penerapan kegiatan memasak dapat
meningkatkan kemandirian anak kelompok A.
Berdasarkan paparan di atas, alasan peneliti memfokuskan penelitian
ini pada kajian “MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK ”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi awal kemampuan motorik halus siswa kelompok B di
RA Nurul Iman Karawang sebelum penerapan kegiatan memasak?
2. Bagaimana penerapan kegiatan memasak yang dapat meningkatkan
kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA Nurul Iman
Karawang?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus siswa kelompok B
setelah penerapan kegiatan memasak di RA Nurul Iman Karawang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan motorik halus siswa
kelompok B di RA Nurul Iman Karawang sebelum diterapkan kegiatan
memasak.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan kegiatan memasak yang
dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA
Nurul Iman Karawang.
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok B di RA Nurul Iman Karawang setelah diterapkannya kegiatan
memasak.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
terkait antara lain:
1. Bagi anak
Anak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran motorik halus dengan
pengalaman yang menyenangkan melalui kegiatan memasak yang mana
kegiatan memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama
bagi anak taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran secara
langsung mulai dari proses awal sampai dengan selesai.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru guna
perbaikan dalam pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang aktif,
kreatif, inovatif dan menyenangkan serta dapat dilakukan pengkajian
lebih lanjut melalui kegiatan memasak di taman kanak-kanak.
3. Bagi sekolah/lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan masukan yang baik
guna meningkatkan program kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini
khususnya meningkatkan kemampuan motorik halus siswa.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam struktur organisasi skripsi diuraikan antara lain:
1. BAB I PENDAHULUAN
Skripsi berisi uraian tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal
dari skrispsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi uraian tentang kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretik
dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk
beberapa komponen berikut : lokasi penelitian, desain penelitian, metode
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi hasil penelitian dan pembahasan yang berisi pemaparan data
kuantitatif/kualitatif serta pembahasan data.
5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan
peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Saran yang ditulis
setelah kesimpulan dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, para
pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini berlokasi di RA Nurul Iman Ajo yang beralamat di Jl.
Pemancingan Ajo, Pintu Aer Desa Wadas Kecamatan Teluk Jambe Timur
Kabupaten Karawang. Alasan memilih lokasi tersebut adalah karena peneliti
sebagai pendidik di Raudatul Athfal Nurul Iman merasakan permasalahan yang
timbul akibat belum optimalnya kemampuan motorik halus anak terutama pada
semester 2 ini. Peneliti menilai kondisi tersebut harus diperbaiki, mengingat
kemampuan motorik halus itu sangat bermanfaat bagi kehidupan anak
dikemudian hari.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa dan siswi RA Nurul Iman di
Kelompok B dengan rentang usia antara lima sampai enam tahun. Semua anak
berjumlah 19 orang yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.
B.Desain Penelitian
Berikut ini digambarkan penelitian model spiral dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, 2012: hlm. 16) untuk memperjelas siklus tindakan
yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas.
Bagan model spiral dari Kemmis dan Taggart di bawah menjelaskan
bahwa siklus akan dilaksanakan secara berkesinambungan samapai peneliti
menemukan pemecahan masalah yang bisa merubah proses pembelajaran ke
arah yang lebih baik, sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rencana tindakan yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya. Rencana
penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga tindakan dalam
setiap siklus. Siklus akan dihentikan dengan kriteria keberhasilan dimana 75%
siswa sudah mencapai kategori BSH ( Berkembang Sesuai Harapan).
Tabel 3.1
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2012, hlm. 1)
Berdasarkan tabel di atas, maka beberapa tahapan yang akan dilakukan
dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu:
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II
Refleksi
Pengamatan
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dan guru merumuskan persiapan penggunaan
kegiatan memasak untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
Adapun langkah-langkah dalam persiapan kegiatan inti adalah merumuskan
kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
memasak. Sebelum kegiatan inti dilaksanakan akan dijelaskan terlebih
dahulu tentang kegiatan memasak dan tujuan pembelajaran melalui kegiatan
memasak. Adapun instrumen kemampuan anak dalam kemampuan motorik
halusnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam Meningkatkan kemampuan Motorik Halus
No Indikator Kriteria Penilaian
BSB BSH MB BB
1 Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam menyisir
rambut
2 Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam mencuci dan
melap tangan
3 Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11 Anak dapat menjahit bervariasi (jelujur 15 lubang dengan benang wol
12 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lurus
13 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lengkung
14 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola gelombang
15 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola zig-zag
16 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lingkaran
17 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola segi empat
18 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola segi tiga
19 Anak dapat mencocok bentuk
20 Anak dapat menyusun menara kubus minimal 12 kubus
21 Anak dapat membuat lingkaran dengan rapi
22 Anak dapat membuat bujur sangkar dengan rapi
23 Anak dapat memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari) (Depdiknas , 2007)
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan kegiatan memasak dilakukan sebagai upaya meningkatkan
kemampuan motorik halus anak yang mengacu pada rencana tertulis.
Peneliti mengamati seluruh kegiatan guru dan anak dengan cermat dan
mencatat serta mendokumentasikan baik secara audio maupun visual semua
hal yang berkenaan dengan kegiatan yang sedang berlangsung di kelas.
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatatan atau observasi pada penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perkembangan anak dalam hal kemampuan motorik halus mulai
dari siklus I, siklus II sampai siklus selanjutnya hingga penelitian ini
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan di kelas sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan refleksi.
4. Refleksi
Tahapan dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Apabila
pada langkah ini terdapat hasil yang kurang memuaskan sesuai dengan
aspek yang diamati atau terdapat kekurangan-kekurangan pada kemampuan
motorik halus anak, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
C.Metode Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang terjadi di RA Nurul
Iman yaitu belum optimalnya motorik halus anak kelompok B, sehingga tujuan
penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus anak yang
dilakukan oleh guru dalam merencanakan dan memilih tindakan melalui
kegiatan memasak.
Aqib et al. (2009, hlm. 3) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat.
Muslihuddin (2010, hlm. 9) mengartikan penelitian tindakan kelas
sebagai suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap
berbagai tindakan yang dilakukan guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak
disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di
kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Arikunto (2012, hlm. 2).
Pengertian penelitian kelas selanjutnya dikemukakan oleh Carr &
Kemmis dalam Muslihuddin (2010: hlm. 8) adalah suatu bentuk penelaahan
atau inkuiri
Melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan
tertentu (misalnya guru, siswa, dan atau kepala sekolah) dalam situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta
keabsahan dari (a) praktek-praktek sosial atau kependidikan yang mereka
lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka mengenai praktek-praktek tersebut,
dan (c) situasi kelembagaan tempat praktek-praktek itu dilaksanakan.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
dapat disimpulkan bahwa penelitia tindakan kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan pada kegiatan belajar berupa tindakan yang dilakukan oleh guru
berdasarkan permasalahan yang ada di dalam kelas dimaksudkan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran.
Aqib et al. (2009, hlm. 4) mengemukakan bahwa karakteristik PTK
adalah sebagai berikut:
1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru
akan kinerjanya).
2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak
longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Tylor (dalam Maleong, 2007: hlm. 4)
mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Pada penelitian kualitatif peneliti
berkomunikasi secara langsung dengan subjek yang diteliti serta mengamati
mereka dari awal sampai akhir proses penelitian. Adapun ciri-ciri penelitian
kualitatif yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2006, hlm. 10) adalah sebagai
berikut:
a. Menggunakan lingkungan alamiah tempat kejadian dan pelaku manusia
berlangsung sebagai sumber data.
b. Peneliti adalah instrument utama penelitian.
c. Data yang dihasilkan sifatnya deskriftif.
d. Fokus diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipan
e. Proses sama pentingnya dengan produk
Sugiono (2010, hlm. 14) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umjumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Merujuk pada beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas,
peneliti mengharapkan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok B RA Nurul Iman tersebut melalui kegiatan memasak. Hasil dari
penelitian ini dideskripsikan kedalam bentuk karya tulis ilmiah (skripsi).
D.Penjelasan Istilah
Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Konsep Motorik Halus Anak Usia Dini
Hurlock (Tatik, 2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa motorik halus
adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur penggunaan
bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif.
Bentuk-bentuk gerak ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai variasi yang
mencakup semua aktivitas seperti menulis, menggambar, memberi warna,
menggunting, meronce, menganyam, dan sebagainya. Pola-pola gerakan ini
ditujukan sebagai keterampilan koordinasi mata dan tangan. Menurut Yudha
dan Rudyanto (2005, hlm. 118) motorik halus adalah kemampuan anak
beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis,
meremas, menggenggam, menyusun balok, memasukkan kelereng dan lain
sebagainya.
Dalam Pedoman Program Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak
(2007, hlm. 10) kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini dalam
kemampuan motorik halus adalah : 1) Mengurus dirinya sendiri tanpa
bantuan 2) Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin,
playdoug/tanah liat, pasir 3) Meniru membuat garis tegak, datar, miring,
lengkung dan lingkaran 4) Meniru melipat sederhana (7lipatan) 5) Menjahit
bervariasi (jelujurdan silang) 15 lubang dengan tali rafia, benang wol 6)
Menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus,
lengkung, gelombang, zig-zag, lingkaran, segi empat, segi tiga) 7)
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Membuat lingkaran dan bujur sangkar dengan rapi 10) Memegang pensil
dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari).
2. Kegiatan Memasak
Pengertian memasak adalah mengolah suatu bahan mentah menjadi
bahan yang siap di makan dengan atau tidak menggunakan energi panas
Nuriah (dalam Priyanty, 2011, hlm. 22). Dalam penelitian ini kegiatan
disesuaikan dengan kemampuan anak dalam memasak yang dibatasi
merebus, mengukus dan memanggang karena beresiko terjadi kecelakaan
atau hal yang tidak diinginkan dalam kegiatan memasak jika menggunakan
metode lain yang lebih komleks.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah (Arikunto, 2006, hlm. 160). Fungsi instrumen penelitian yaitu untuk
memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti akan melangkah pada
pengumpulan data dan informasi di lapangan. Nasution (dalam Maula, 2012,
hlm. 74) mengatakan bahwa pada penelitian kualitatif peneliti adalah key
instrument, ini menunjukkan bahwa peneliti menjadi kunci utama dalam
pengamatan dimana penelitian berlangsung.
Kisi-kisi instrumen yang disusun pada penelitian ini mengacu kepada
penjelasan istilah yang kemudian diadaptasikan melalui kegiatan memasak.
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator Pengumpulan
Data
1. Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan.
Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa
bantuan dalam menyisir rambut Observasi Anak 1
Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa
bantuan dalam mencuci dan melap tangan 2
Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam mengancingkan baju
Anak dapat meniru membuat garis tegak
4
Anak dapat meniru membuat garis datar
5
Anak dapat meniru membuat garis miring
6
Anak dapat meniru membuat garis lengkung
7
Anak dapat meniru membuat garis lingkaran
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, playdough/tanah liat, pasir
dengan menggunakan adonan tepung/ playdough
10
5. Anak dapat menjahit bervariasi (jelujur dan silang) 15 lubang dengan tali rapia, benang wol
Anak dapat menjahit bervariasi (jelujur 15 lubang dengan benang wol
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Kegiatan Memasak Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator
Teknik
Anak dapat membuat lingkaran dengan
rapi 21
Anak dapat membuat bujur sangkar dengan rapi
22
10.Anak dapat memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari)
Anak dapat memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari)
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Langkah-langkah kegiatan 5. Penialian Kegiatan Pembelajaran a. Obsevasi
b. Hasil karya
4 5
2. Perencanaan pembelajaran
1. Kurikulum yang digunakan 2. Promes (Program Semester),
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan anak
3. Menetapkan pengelompokan anak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan 4. Menyusun deskripsi pekerjaan bagi masing-masing kelompok
5. Menyiapkan anak mengikuti kegiatan memasak
3
4
5
Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator
Teknik Pengumpulan
Data
Sumber Data
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada anak untuk mengikuti kegiatan memasak
3. Mengamati anak dalam kegiatan memasak
4. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan bersama anak
5. Membersihkan dan merapikan tempat kerja
8
9
10
3. Kegiatan akhir
1. Mengadakan tanya jawab seputar kegiatan yang sudah dilakukan 2. Memberikan kesempatan anak mengemukakan pendapatnya selama
mengikuti kegiatan memasak
11
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyelesaikan pekerjaan melalui kegiatan memasak
2. Anak belajar dengan cara yang
menyenangkan
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran dengan skala
likert dengan kriteria penialain sebagai berikut:
BB : Belum Berkembang (Anak tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran
walaupun dengan bantuan guru)
MB :Mulai Berkembang (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan
bantuan guru)
BSH :Berkembang Sesuai Harapan (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran
tanpa bantuan guru)
BSB :Berkembang Sangat Baik (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran
melebihi harapan dan tanpa bantuan guru)
Nilai yang digunakan untuk pengukuran adalah:
BB = Skor 0
MB = Skor 1
BSH = Skor 2
BSB = Skor 3
Interval nilai yang digunakan untuk kategori kemampuan anak adalah sebagai
berikut:
0 – 17 = BB
18 – 34 = MB
35 – 52 = BSH
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5
Instrumen Penilaian Aktivitas Guru Melalui Kegiatan Memasak
No Item Pertanyaan Pelaksanaan
Ya Tidak Keterangan
1 Guru menyiapkan alat dan bahan
2 Guru membagi dalam kelompok
3 Guru menjelaskan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam kegiatan memasak
4 Guru menjelaskan tugas masing-masing
kelompok
5 Guru membagi alat dan bahan memasak kepada masing-masing kelompok
6 Guru dan anak menghitung alat dan bahan yang akan digunakan
7 Guru dan anak melaksanakan kegiatan
memasak
8
Guru mengakhiri kegiatan memasak dan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan dengan benar
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian adalah
dengan melihat validitas dari hasil penelitian. Validitas data merupakan kegiatan
yang paling penting dalam penelitian tindakan kelas. Menurut Wiriatmadja (2005,
hlm. 17) validitas data merupakan istilah alternative dengan standar rasional untuk
menilai kredibilitas penelitian kualitatif, diperlukan beberapa persyaratan sebagai
berikut:
1. Member check, dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran dan
keterangan atau informasi data yang diperoleh dari peneliti selama observasi,
wawancara dan catatan lapangan berlangsung dari sumber data. Peneliti
mendiskusikan hasil kegiatan di setiap akhir pembelajaran/tindakan dengan
guru TK Nurul Iman.
2. Triangulasi, dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran hasil observasi
dengan cara mengkonfirmasikannya kepada guru pendamping TK Nurul
Iman.
3. Audit Trail, memeriksa catatan yang ditulis oleh peneliti pada saat tindakan
berlangsung. Pada tahap ini peneliti meminta pendapat dan bertukar pikiran
dengan guru TK mengenai kekurangan maupun kendala yang ditemui ketika
pelaksanaan pembelajaran/tindakan.
4. Expert opinion (pandangan para ahli), tehnik validitas ini merupakan proses
mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada pembimbing untuk
mendapatkan arahan terhadap masalah-masalah yang ada dalam penelitian.
Teknis validasi ini untuk memperbaiki atau memodifikasi setelah
mendapatkan masukan dan arahan-arahan dari pembimbing dan para ahli di
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari penelitian ini, validasi data yang digunakan yaitu member check.
Hopkins (Matondang, 2012, hlm. 68) mengungkapkan bahwa Member check,
yaitu memeriksa kembali kebenaran dan kesahihan keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh melalui observasi/wawancara dengan narasumber
baik guru, siswa, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menguji
konsistensi informasi yang telah diuraikan dalam bentuk narasi. Selain member
check, validasi dapat dilakukan dengan (1) Triangulasi dan (2) audit trial.
G.Teknik Pengumpulan Data
Metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang akan menghasilkan data-data deskriptif
tentang peningkatan kemampuan motorik halus anak di RA Nurul Iman Ajo
Karawang. Pada teknik pengumpulan data ini peneliti bersifat partisipatif
kolaboratif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Supardi (dalam Arikunto dkk, 2012, hlm. 127)mengemukakan bahwa
observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Selanjutnya Arikunto
(2002, hlm. 133) menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang
meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra.
Menurut Sumadinata (2009, hlm. 152) ada beberapa variasi bentuk
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta
dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
b. Observasi khusus, observasi dilakukan, ketika peneliti melakukan tugas
khusus.
c. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data,
mencatat kegiatan yang sedang berjalan.
Pada peneltian ini, peneliti menggunakan bentuk observasi partisipasif,
karena peneliti ikut serta dalam kegiatan pembelajaran meningkatkan
kemandirian anak usia dini.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
motorik halus anak di Raudatul Athfal, hambatan yang dialami dan upaya yang
telah dilakukan guru selama ini. Wawancara akan ditujukan kepada guru untuk
memperoleh data yang berkenaan dengan kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan memasak.
3. Catatan Lapangan
Kamarullah (Matondang, 2012, hlm. 67) mengungkapkan bahwa catatan
harian (field notes) berguna untuk mencatat data yang diperoleh di lapangan
baik berupa ungkapan verbal, non verbal, ataupun perilaku yang dicatat dalam
bentuk tulisan, rekaman video, foto, atau bentuk lainnya.
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dokumentasi menurut Arikunto (2003, hlm. 143) adalah mencari data
mengenai hal-hal yang variabel berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat dan sebagainnya. Nasution (dalam Asmara, 2012: hlm.
6) mengemukakan bahwa dokumentasi adalah mengumpulkan data-data dari
catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan catatan
yang berbentuk tulisan, foto-foto kegiatan pembelajaran, rekaman video dari
aktivitas yang dilakukan selama kegiatan berlangsung. Selain itu dokumentasi
yang digunakan adalah Rencana Kegiatan Harian (RKH).
H.Analisis Data
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang,
menggolongkan dan menyusun data. Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk tulisan
dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan secara reflektif, partisipatif dan kolabratif. Hopkins (dalam
Wiriatmadja, 2006, hlm. 96) mengungkapkan bahwa:
Pengolahan data dan analisis data pada penelitian tindakan kelas dilakukan
secara terus menerus sepanjang penelitian berlangsung dari awal sampai
akhir, yaitu mulai tahap orientasi atau observasi awal sampai tahap
berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik pokok
permasalahan dan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa langkah dalam pelaksanaan analisis data yang dikemukakan oleh
Maleong (2007, hlm. 249) yaitu reduksi data, display data, verifikasi data dan
pengambilan keputusan. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain:
a. Reduksi data
Proses reduksi data dimulai dengan membuat kesimpulan dari data yang
sudah diperoleh melalui hasil observasi agar mudah dipahami. Kesimpulan
mengenai peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak
berdasarkan kategori permasalahan yang diteliti. Permasalahan yang dimaksud
yaitu kemampuan motorik halus anak dan peranan guru ketika melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan kegiatan memasak. Peneliti kemudian akan
memisahkan antara data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi
literatur dan dokumentasi. Apabila ditemukan data yang tidak relevan dengan
kebutuhan penelitian maka data tersebut tidak akan digunakan.
b. Display data
Untuk mempermudah membaca data dan pengambilan keputusan , setelah
reduksi data yang peneliti peroleh disajikan dalam bentuk deskripsi yang
menyeluruh pada setiap indikator kemampuan motorik halus. Indikator
kemampuan motorik halus yang diteliti yaitu : mengurus diri sendiri tanpa
bantuan, meniru membuat garis, melipat, membentuk dengan playdough,
menjahit, menggunting, mencocok, menyusun menara kubus, membuat lingkaran
dan bujur sangkar, memegang pensil dengan benar.
c. Verifikasi data
Tahap terakhir dari analisis data adalah verifikasi data yaitu menafsirkan
atau mengintreprestasikan yang sudah disusun. Data yang telah disusun harus
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya dan berikutnya
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai peningkatan
kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak yang dilakukan di RA
Nurul Iman, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kondisi awal kemampuan motorik halus di RA Nurul Iman sebelum
digunakannya kegiatan memasak belum optimal hal ini dapat dilihat dari hasil
observasi pra siklus sebanyak 1 anak (5 %) berada pada kategori BSB
(Berkembang Sangat Baik), 6 anak (32 %) berada pada kategori BSH
(Berkembang Sesuai Harapan), 8 anak (47 %) berada pada kategori MB (Mulai
Berkembang) dan 4 anak (16%) berada pada kategori BB (Belum
Berkembang). Belum optimalnya kemampuan motorik halus kelompok B RA
Nurul Iman dikarenakan kurangnya latihan dan motivasi kepada anak, metode
pembelajaran yang belum variatif, kegiatan pembelajaran masih terpusat
kepada guru (guru yang lebih aktif), kurikulumnya yang masih kurang
mengajak anak untuk praktek langsung dan eksplorasi.
2. Langkah-langkah penerapan PTK yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak terdiri dari dua siklus.
Siklus satu terdiri dari tiga tindakan dengan tema makanan dan sub tema zat
tenaga, tema tanaman dengan sub tema tanaman buah dan tema tanaman
dengan sub tema tanaman sayur. siklus kedua terdiri dari tiga tindakan dengan
tema binatang dengan sub tema binatang peliharaan, tema tanaman dengan sub
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesukaanku. Ada beberapa kendala yang dihadapi selama kegiatan memasak
dilaksanakan yaitu tidak adanya fasilitas khusus untuk memasak yaitu dapur
sekolah, kurangnya guru yang terlibat dalam kegiatan memasak sehingga anak
kurang terkondisikan dengan baik, guru kurang teliti dalam menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan menyebabkan terganggunya pelaksanaan
kegiatan memasak. Upaya untuk mengatasi masalah guru kurang teliti dalam
menyiapkan alat dan bahan memasak yaitu dengan cara mencatat dan
mengecek terlebih dahulu barang dan bahan yang akan digunakan sebelum
dilaksanakannya kegiatan memasak, kurangnya tenaga guru yang terlibat
dalam kegiatan memasak diatasi dengan membagi tugas ganda untuk
masing-masing guru, ada guru yang mengawasi sekaligus 2 kelompok dan ada guru
yang mendokumentasikan seluruh proses memasak dari awal sampai akhir.
3. Kondisi akhir kemampuan motorik halus di RA Nurul Iman setelah
digunakannya kegiatan memasak menunjukkan adanya peningkatan. Data akhir
siklus I menunjukkan bahwa anak yang berada pada kategori BSB
(Berkembang Sangat Baik) sebanyak 3 anak (16%), anak yang berada pada
kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan) sebanyak 5 anak (26%), anak
yang berada pada kategori MB (Mulai Berkembang) sebanyak 10 anak (53%)
dan anak yang berada pada kategori BB (Belum Berkembang) sebanyak 1 anak
(5%). Akhir siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan motorik halus
anak kelompok B dengan hasil sebanyak 6 anak (31%) berada pada kategori
BSB (Berkembang Sangat Baik), 10 anak (53%)berada pada kategori BSH (
Berkembang Sesuai Harapan), 3 anak (16%) berada pada kategori MB (Mulai
Berkembang) dan tidak ada anak yang berada pada kategori BB (Belum
Berkembang). Meningkatnya kemampuan motorik halus anak disebabkan
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi
anak taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran secara langsung
mulai dari proses awal sampai dengan selesai. Kegiatan memasak juga dapat
meningkatkan kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan motorik halusnya akan
terasah saat harus memetik sayuran, mengoleskan mentega, memeras kelapa,
menumbuk bumbu, membentuk dengan adonan tepung, memotong
menggunakan pisau, mengupas buah, memarut keju, menjepit makanan,
mencuci sayuran, menuang air ke dalam wadah, mengaduk adonan, dll.
B.Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan
beberapa saran untuk dijadikan sebagai masukkan bagi pihak-pihak yang terkait
dengan pendidikan anak usia dini. Adapun saran tersebut antara lain:
1. Guru
a. Guru hendaknya mempelajari dan menggunakan berbagai teknik dan
strategi pembelajaran yang berbeda agar kegiatan pembelajaran tidak
monoton dan dapat menarik minat anak agar anak lebih antusias, aktif dan
semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
b. Pada pelaksanaan kegiatan memasak guru harus merancang pembelajaran
dengan baik seperti penataan kelas, pengelompokkan anak, penggunaan alat
dan bahan disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan supaya kegiatan
dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Untuk mencapai keberhasilan
tersebut, tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pihak Sekolah
Ketersediaan alat dan sumber belajar harus lebih diperhatikan, supaya
kegiatan belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik, sehingga anak semakin
bersemangat dan antusias dan terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
3. Peneliti Berikutnya
Adanya hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
motorik halus melalui kegiatan memasak di RA Nurul Iman, peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengangkat permasalahan tersebut dengan
strategi dan tindakan yang berbeda agar dapat memberi masukan pada
temuan-temuan baru untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak taman
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Amidjaja, A. (2007) Fun and Mind Stimulating Things To Do with Your Kids (2-6
years).Jakarta:Elex Media Komputindo. Diunduh:
http://books.google.co.id/books?id=82E9u1bFoNgC&pg=PA68&dq=mem asak+anak+amidjaja&hl=id&sa=X&ei=gF7rUuDpCYmQrQer7ICwCg&re dir_esc=y#v=onepage&q=memasak%20anak%20amidjaja&f=false
Aqib, Z. (2011) Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia
Aqib (2009) Penelitian Tindakan Kelas (untuk Guru). Bandung: Yrama Widya.
Arikunto (2012) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmara, B. (2012) Penggunaan Alur Angka Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Bilangan 1-10 Pada Anak Kelompok A TK Khadijah Kecamatan Wonokromo Surabaya. Artikel Skripsi Jurusan PGPAUD. FIP. ejournal.
unesa.ac.id.
Aryanti, F et al. (2006). Parent’s Guide. Bandung: Read Publishing House. Diunduh:http://books.google.co.id/books?id=7bmelJx1Wr8C&pg=PA20& dq=perkembangan+motorik+halus+anak&hl=en&sa=X&ei=fLsqU8TXNc H_rQf0j4GQCw&redir_esc=y#v=onepage&q=perkembangan%20motorik %20halus%20anak&f=false (Diakses, 30 Januari 2014)
Danarti, D. (tt) 52 Fan Family Full Games.
Diunduh:http://books.google.co.id/books?id=3d6t2l7gvBcC&pg=PA63&d q=kegiatan+memasak+dan+motorik+halus&hl=id&sa=X&ei=PzbrUtS7D o2GrQfYqYDoCw&ved=0CDsQ6AEwBA#v=onepage&q=kegiatan%20
memasak%20dan%20motorik%20halus&f=false Diakses, 30 januari 2014)
Depdiknas (2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi TK. Jakarta: Direktorat Jendral Dasar dan Menengah
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Depdiknas (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik Motorik di TK. Jakarta
Depdiknas (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan seni di TK. Jakarta
Dewi, N. (2012) Children Foot Clinic. Jakarta: Indonesia
diunduh:
http://childrenfootclinic.wordpress.com/2012/07/29/5-faktor-yang-berpengaruh-terhadap-perkembangan-motorik-anak/ (Diakses, 18
Januari 2014)
Dewi, N. (2012) Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini Jakarta. Diunduh:
http://motoricsensoryprocessing.wordpress.com/2012/10/29/kenali-kelebihan-dan-kekurangan-motorik-halus-atau-motorik-kasar-anak-anda/
Direktori FIP. (TT) Perkembangan Motorik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
file.upi.edu/Direktori/FIP/.../PERKEMBANGAN_MOTORIK.pdf (Diakses, 18 Januari 2014)
Forum Kompas. (2013) 5 Manfaat Memasak Bersama Buah Hati. Kompas Gramedia.
Diunduh:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we b&cd=15&ved=0CEIQFjAEOAo&url=http%3A%2F%2Fforum.kompas.c
om%2Fteras%2F304678-5-manfaat-memasak-bersama-buah-hati.html&ei=sUvkUuWcD4XprAeu_IGgDg&usg=AFQjCNEgxKywfTU
WqsvqQiYW5ZGj35RAoA (Diakses, 26 Januari 2014)
Hadianty, H. (2013) Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan
Melalui Kegiatan Proyek Memasak Di Taman Kanak-Kanak. Skripsi
PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Hurlock, E. (1993) Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi keenam. Jakarta; Erlangga
Maleong, L. (2007) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Matondang, E. (2012) Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam
Mengenal Konsep Bilangan Melalui Pemanfaatan Multimedia Interaktif Gcompris. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maulana, N. (2012) Meningkatkan Musikalitas Anak Melalui Kegiatan Bermain
Angklung Badud. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung:
Tidak diterbitkan.
Mini, R. (2013) Anak Cerdas Lewat Memasak. Indonesia: Parenting
diunduh:http://www.parenting.co.id/article/balita/anak.cerdas.lewat.memas
ak/001/003/544(diakses, 20 Desember 2013)
Muslihuddin (2009) Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &
Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
Nuraida, N. (2012) Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode
Demonstrasi Di TK Islam Terpadu At-Taqwa. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
diunduh:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
&cd=3&ved=0CDsQFjAC&url=http%3A%2F%2Fa-research.upi.edu%2Foperator%2Fupload%2Fs_paud_0902806_chapter1.p df&ei=l19GU7qVDI_rrAff1oDoBg&usg=AFQjCNH_aVN9t7jQTXJoaQv
DeiYdawg99A&bvm=bv.64507335,d.bmk(Diakses, 30 Januari 2014)
Priyanty, L.D. (2011) Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Pengukuran
Melalui Kegiatan Memasak di Raudhatul Athfal (RA). Skripsi PGPAUD
Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Rudyanto dan Yudha. (2005) Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan
Keterampilan Anak. Jakarta: Depdiknas
Setiawan, R. (2012) Deteksi Dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini. Jakarta: Growup Clinic
diunduh:
http://animeholic- animeforall.blogspot.com/2013/08/pengembangan-fisik-motorik-anak-usia.html (diakses, 18 Januari 2014)
Santrock (2007) Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Sudono, A. (1995) Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Depdikbud
Sugiono (2010) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Yeni, 2014
Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sujiono dan Yuliani, N. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Idektif
Sukmadinata, Nana, S. (2009) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumantri. (2005) Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Syaodih, E.(tt) Psikologi Perkembangan Bandung
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.../PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf (Diakses, 18 januari 2014)
Tatik, D. (2013) Penigkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media
Playdough Anak Kelompok A Di TK Dewi Kunti Surabaya. Surabaya: PG
PAUD FIP UNESA
Diunduh: http://www.scribd.com/doc/144814180/PENINGKATAN-
KEMAMPUAN-MOTORIK-HALUS-MELALUI-MEDIA-
PLAYDOUGH-ANAK-KELOMPOK-A-DI-TK-DEWI-KUNTI-SURABAYA#download(Diakses, 30 januari 2014)
Wiriaatmadja dan Rochiati. (2009) Metode Penelitian Tindakan Kelas (untuk
meningkatkan kinerja guru dan dosen). Bandung: Remaja Rosdakarya
Wulan (2012) Psikologi Anak