PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME
DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(PTK tentang Penggunaan Media Pembelajaran Puisi Bertema Perjuangan dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VII A SMP Laboratorium
Percontohan UPI Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh Iis Isnaeni
1103715
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
No. Daftar FPIPS: 4471/UN.40.2.2/PL/2015
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME
DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(PTK tentang Penggunaan Media Pembelajaran Puisi Bertema Perjuangan dalam Pembelajaran PPKn di kelas VII A SMP Laboratorium
Percontohan UPI Bandung)
Iis Isnaeni
NIM: 1103715
Sebuah skripsi yang digunakan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan
© IIS ISNAENI, 2015
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
JANUARI 2015
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(PTK tentang Penggunaan Media Pembelajaran Puisi Bertema Perjuangan dalam Pembelajaran PPKn di kelas VII A SMP Laboratorium
Percontohan UPI Bandung)
Iis Isnaeni, NIM: 1103715
ABSTRAK
Nilai nasionalisme merupakan salah satu nilai yang harus dimiliki oleh siswa. Pembinaan nilai nasionalisme itu dikembangkan melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di sekolah. Media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk merangsang semangat kebangsaan mereka. Namun kondisi di sekolah, media yang digunakan guru dalam pembelajaran itu kurang bervariasi dan kurang menggugah para siswa, sehingga pembinaan kompetensi sikap nasionalisme siswa masih kurang optimum. Oleh karena itu, untuk mencapai penguatan nilai-nilai nasionalisme siswa dalam pembelajaran PPKn, digunakanlah media pembelajaran puisi bertema perjuangan, khususnya dalam materi berkomitmen terhadap Pancasila sebagai dasar negara. Penelitian dilakukan di kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung melalui metode penelitian tindakan kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan penguatan nilai-nilai nasionalisme siswa pada pembelajaran PPKn melalui tiga siklus pembelajaran. Hasil memperlihatkan sikap belajar siswa yang tinggi, disiplin, saling toleransi dan menghargai teman, serta hormat dan santun kepada guru. Terlihat deskripsi siswa dalam mengutamakan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi, berani tampil ke depan kelas dan makin berani mengemukakan pendapat. Seiring dengan itu, perkembangan kognitif dan keterampilan mereka terlihat dari berkomunikasi dalam kelompok dan kelas di sekolah. Kesimpulannya, media puisi bertema perjuangan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran, guna menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa di sekolah. Maka seyogyanya media puisi bertema perjuangan terus dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran di sekolah.
Kata kunci:
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
A DEVELOPMENT OF INSTRUCTIONAL MEDIA THROUGH STRUGGLE THEMED POETRY TO STRENGTHEN NATIONALISM IN
CIVIC EDUCATION
(Classroom Action Research About The Use of Instructional Media Through Struggle Themed Poetry in Civic Education at JHS UPI Bandung
Laboratory Schools Class VII A)
Iis Isnaeni, NIM: 1103715
ABSTRACT
Nationalism is one of many values that must be possessed by students. Development of nationalism is developed through civic education in school. Instructional media is one of tools to stimulate their national spirit. Nevertheless, the conditions in school, the media used by teachers in teaching are less varied and evocative over the students, so
student’s competency over nationalism is still less optimum. Therefore, the use of struggle themed poetry is to achieve the
reinforcement of student’s nationalism in civic education, especially in part to commit to Pancasila as national principle. The research conducted in JHS UPI Bandung Laboratory Schools class VII A through Classroom Action Research Method. The data collection techniques that used are observation, interviews, documentation studies, literature studies, and field notes. The research results show reinforcement of student’s nationalism in civic education through three cycles of learning. The results show high students learning attitude, discipline, tolerance, respect and well behaved over fellow students and teachers. Students prioritize their group rather than their personal interest, they are able to appear in front of the class, and express their opinions. Along with that, their skills and cognitive development are visible from the way they communicate in groups and class in school. The conclusion is the media struggle themed poetry can be used as an alternative media that can be used by civics teachers to improve the quality of learning process, also reinforces the
student’s nationalism in school. Accordingly, the struggle themed poetry media continue to be developed in civic education in school.
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penulisan ... 7
F. Struktur Organisasi Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Belajar dan Pembelajaran dengan Media... 11
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran... 11
2. Hakikat Media Pembelajaran... 18
B. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Ilmu dalam Membina Nilai ... 25
1. Pendidikan Kewarganegaraan ... 25
2. Konsep Nilai ... 30
C. Media Puisi Bertema Perjuangan dalam Menguatkan Nilai- nilai Nasionalisme Siswa ... 33
1. Konsep Puisi ... 33
a. Puisi Diponegoro ... 37
b. Puisi Krawang-Bekasi... 39
c. Puisi Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini ... 40
d. Puisi Ode buat Proklamator ... 41
e. Puisi Pahlawan Tak Dikenal ... 42
f. Puisi Persetujuan dengan Bung Karno... 43
2. Konsep Nasionalisme ... 43
BAB III METODE PENELITIAN... 48
A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 48
1. Lokasi Penelitian ... 48
2. Subjek Penelitian ... 48
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1. Pendekatan Penelitian ... 49
2. Metode Penelitian ... 51
C. Definisi Operasional ... 53
1. Media Pembelajaran Puisi Bertema Perjuangan ... 54
2. Nilai-nilai Nasionalisme Siswa ... 56
D. Tahap Penelitian ... 59
1. Tahap Persiapan Penelitian ... 59
2. Tahap Perizinan Penelitian ... 59
3. Tahap Pelaksanaan ... 60
E. Teknik Pengumpulan Data... 60
1. Observasi ... 60
2. Wawancara ... 62
3. Studi Dokumentasi... 63
4. Studi Kepustakaan... 63
5. Catatan Lapangan ... 63
6. Evaluasi Hasil Belajar (Tes) ... 64
F. Teknik Analisis Data ... 64
1. Reduksi Data ... 65
2. Penyajian Data ... 65
3. Penarikan Kesimpulan ... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 68
1. Profil SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung ... 68
2. Sejarah SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung .. 68
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 69
a. Visi... 69
b. Misi ... 69
c. Tujuan ... 70
4. Kurikulum, Tenaga pengajar, Waktu Pembelajaran, Fasilitas Pendidikan, dan Ekstrakurikuler ... 70
a. Kurikulum ... 70
b. Tenaga Pengajar ... 71
c. Waktu Pembelajaran ... 71
d. Fasilitas Pendidikan ... 71
e. Ekstrakurikuler... 71
5. Data Kesiswaan ... 71
6. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan... 72
a. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah ... 72
b. Guru ... 73
c. Tenaga Kependidikan: Tenaga Pendukung... 74
7. Data Sarana Ruang dan Lapangan... 75
8. Subjek Penelitian ... 77
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b. Profil Siswa ... 77
B. Deskripsi Hasil Penelitian... 79
1. Siklus I ... 80
a. Perencanaan Siklus I ... 80
b. Proses Pelaksanaan Siklus I ... 84
c. Pengamatan dan Evaluasi Siklus I ... 89
d. Refleksi Siklus I ... 96
2. Siklus II... 97
a. Perencanaan Siklus II... 97
b. Proses Pelaksaaan Siklus II... 101
c. Pengamatan dan Evaluasi Siklus II... 107
d. Refleksi Siklus II... 113
3. Siklus III ... 115
a. Perencanaan Siklus III ... 115
b. Proses Pelaksanaan Siklus III ... 119
c. Pengamatan dan Evaluasi Siklus III ... 124
d. Refleksi Siklus III ... 131
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 132
1. Pelaksanaan Pembelajaran PPKn dengan Menggunakan Media Pembelajaran Puisi Bertema Perjuangan ... 132
2. Penguatan Nilai-nilai Nasionalisme Siswa melalui Media Pembelajaran Puisi Bertema Perjuangan ... 137
3. Hasil Pembelajaran PPKn dengan Menggunakan Media Pembelajaran Puisi Bertema Perjuangan ... 148
a. Kendala yang Dihadapi dalam Proses Pembelajaran PPKn Menggunakan Media Puisi Bertema Perjuangan... 149
b. Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi kendala yang Dihadapi dalam Penerapan Media Puisi Bertema Perjuangan ... 150
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 152
A. Simpulan ... 152
1. Simpulan Umum ... 152
2. Simpulan Khusus... 152
B. Rekomendasi... 154
1. Bagi Guru ... 154
2. Bagi Siswa... 154
3. Bagi Sekolah ... 155
4. Bagi Peneliti Selanjutnya... 155
5. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan ... 155
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jenis-jenis Media ... 22
Tabel 4.1. Data Kesiswaan Empat Tahun Terakhir ... 72
Tabel 4.2. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah ... 72
Tabel 4.3. Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah.... 73
Tabel 4.4. Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan (Keahlian) ... 73
Tabel 4.5. Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru ... 74
Tabel 4.6. Prestasi Guru ... 74
Tabel 4.7. Tenaga Kependidikan ... 75
Tabel 4.8. Data Ruang Belajar (Kelas) ... 75
Tabel 4.9. Data Ruang Belajar Lainnya... 75
Tabel 4.10. Data Ruang Kantor ... 76
Tabel 4.11. Data Ruang Penunjang ... 76
Tabel 4.12. Lapangan Olahraga dan Upacara ... 77
Tabel 4.13. Tabel Kelompok Kelas VII A Siklus I ... 85
Tabel 4.14. Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I... 90
Tabel 4.15. Pengamatan Nilai-nilai Nasionalisme Siswa Siklus I... 91
Tabel 4.16. Aktivitas Nilai-nilai Nasionalisme Siswa Siklus I ... 93
Tabel 4.17. Penilaian Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Siswa pada Siklus I ... 94
Tabel 4.18. Penilaian Observasi Sikap Siswa secara Berkelompok Siklus I ... 95
Tabel 4.19. Tabel Kelompok Kelas VII A Siklus II ... 102
Tabel 4.20. Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II ... 107
Tabel 4.21. Pengamatan Nilai-nilai Nasionalisme Siswa Siklus II ... 109
Tabel 4.22. Aktivitas Nilai-nilai Nasionalisme Siswa Siklus II ... 110
Tabel 4.23. Penilaian Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Siswa pada Siklus I ... 111
Tabel 4.24. Penilaian Observasi Sikap Siswa secara Berkelompok Siklus II... 113
Tabel 4.25. Tabel Kelompok Kelas VII A Siklus III ... 120
Tabel 4.26. Pengamatan Kegiatan Guru Siklus III ... 125
Tabel 4.27. Pengamatan Nilai-nilai Nasionalisme Siswa Siklus III ... 127
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pada Siklus I ... 129
Tabel 4.30. Penilaian Observasi Sikap Siswa secara Berkelompok Siklus I ... 130
Tabel 4.31. Perbandingan Aktivitas Nilai-nilai Nasionalisme Siswa setiap Siklus ... 138
Tabel 4.32. Tabel Triangulasi Penelitian ... 139
Tabel 4.33. Perbandingan Aktivitas Guru Selama Tiga Siklus ... 141
Tabel 4.34. Perbandingan Aktivitas Nilai-nilai Nasionalisme Siswa Selama Tiga Siklus ... 142
Tabel 4.35. Aktivitas Diskusi Kelompok Siswa setiap Siklus ... 143
Tabel 4.36. Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test Selama Tiga Siklus ... 144
Tabel 4.37. Perbandingan Penilaian Sikap Siswa Selama Tiga Siklus ... 145
Tabel 4.38. Perbandingan Penilaian Keterampilan Siswa dalam Presentasi Hasil Diskusi Kelompok selama Tiga Siklus ... 147
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Types of Media According Renee Hobbs ... 23
Gambar 3.1. Siklus pada Kegiatan PTK... 52
DAFTAR LAMPIRAN Lampran 1 Dokumentasi Penelitian ... 160
Lampran 2 Instrumen Penelitian ... 161
Lampran 3 Buku Bimbingan Skripsi ... 162
Lampran 4 Surat-surat Penelitian ... 163
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu cara yang strategis dalam pembentukan dan
pengembangan nilai-nilai dalam kehidupan. Melalui pendidikan, siswa
dibelajarkan untuk menjadi manusia yang baik dalam berkehidupan di
masyarakat. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Apabila diinterpretasikan, maksud dari penjelasan di atas adalah bahwa
pendidikan berfungsi untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri
siswa di sekolah, salah satunya untuk menjadi warga negara yang bertanggung
jawab. Baik bertanggung jawab terhadap diri sendiri, orang lain, dan bangsa serta
negaranya, melalui serangkaian aktivitas belajar. Konsep belajar Hilgard (dalam
Suriakusumah, 1992, hlm. 73) adalah:
We may define learning as the process by which an activity originates or is changed through responding to a situation, provided the changes cannot be attributed to growth or the temporary state of the organism (as fatigue or under drugs).
Pandangan ahli tersebut dapat ditafsirkan bahwa belajar merupakan suatu
proses diubahnya atau ditimbulkannya suatu kegiatan karena reaksi terhadap suatu
keadaan. Perubahan tersebut bukan karena kematangan ataupun pengaruh organis
sementara seperti kelelahan atau karena pengaruh obat-obatan. Sejalan dengan
pendapat di atas, Komalasari (2011, hlm. 2) menyatakan pendapat mengenai
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu lama dan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal.
Belajar dalam pengertian di atas merupakan proses perjalanan panjang yang
ditempuh seseorang dalam perubahan tingkah laku untuk menjadi pribadi yang
lebih baik dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karena itu,
perubahan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya melainkan dipengaruhi oleh
belajar, sehingga belajar menjadi salah satu cara yang wajib dilakukan seseorang
untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam kehidupan. Salah satunya melalui
pendidikan formal di sekolah. Di sisi lain, Gagne (dalam komalasari, 2011, hlm.
2) mendefinisikan belajar adalah:
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu
mata pelajaran yang mempunyai misi sebagai pendidikan nilai dan moral
Pancasila, penyadaran akan norma dan konstitusi UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, pemgembangan komitmen terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), dan penghayatan terhadap filosofi Bhineka Tunggal
Ika. Sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014a, hlm. 1)
memberikan pandangan demikian:
PPKn dimaksudkan sebagai upaya membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rasa kebangsaan dan cinta tanah air tersebut termasuk ke dalam nilai-nilai
nasionalisme. Berikutnya Turner, Long, Bowes, dan Lott (dalam Suriakusumah,
3
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
study of the right and the responsibilities of the people”. Civics merupakan studi
tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari warga negara.
Suriakusumah (1992, hlm. 52) mengemukakan bahwa, “Pendidikan
Kewarganegaran dewasa ini dimaksudkan untuk pembinaan karakter individu,
tanggung jawab warga negara, nasionalisme, internasionalisme, kesetiaan,
patriotisme, keadilan sosial, dan tanggung jawab sosial”.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat-pendapat ahli tersebut, bahwa
civics diberikan pada tingkat persekolahan dengan maksud agar siswa mengenal,
memahami, dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya dalam hidup
bernegara. Kewajiban tersebut salah satunya adalah menjaga nilai-nilai
nasionalisme atau rasa kebangsaan dan rasa cinta terhadap tanah air.
Usaha dalam penguatan nilai-nilai nasionalisme tersebut, materi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaran haruslah diperoleh dari respon siswa terhadap bahan
formal yang diberikan oleh guru serta bahan informal yang berasal dari kehidupan
masyarakat untuk mengembangkan kualitas pribadi warga negara (desirable
personal quality). Sebagaimana Suriakusumah (1992, hlm. 35-36) mengemukakan
sumber materi PKn seperti sumber social studies, meliputi:
1. Informal content, yaitu bahan-bahan yang diambil dari kehidupan masyarakat sekitar.
2. Formal discipline, yaitu bahan yang diambil dari berbagai disiplin ilmu sosial, semi sosial seperti ilmu bahasa.
3. The response of pupils both to the informal and the formal studies.
Budimansyah (dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014a, hlm.
2) menjelaskan secara umum pembelajaran PPKn di sekolah adalah untuk
mengembangkan kualitas warga negara secara utuh, dalam aspek-aspek sebagai
berikut:
1. Kesadaran sebagai warga negara (civic literacy), yakni pemahaman peserta didik sebagai warga negara tentang hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan demokrasi konstitusional Indonesia serta menyesuaikan perilakunya dengan pemahaman kesadaran itu.
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3. Kemampuan berpartisipasi sebagai warga negara (civic skill and participation), ...
4. Penalaran kewarganegaraan (civic knowledge), ...
5. Partisipasi kewarganegaraan secara bertanggung jawab (civic participation and civic responsibility), yakni kesadaran dan kesiapan peserta didik sebagai warga negara untuk berpartisipasi aktif dan penuh tanggung jawab dalam kehidpan demokrasi konstitusional.
Winataputra dan Budimansyah (2007, hlm 177), memberikan penjelasan
paradigma dasar pembelajaran nilai yang berpijak pada kerangka dari teori
perkembangan nilai moral dan merujuk pada upaya pencapaian semua aspek yang
terkandung dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu:
1. Misi utama pembelajaran nilai adalah meningkatkan kualitas penguasaan (pemahaman, penghayatan, dan pengamalan) individu terhadap suatu nilai sebagai bagian yang melekat dari karakteristik pribadinya.
2. ...
Maka dari itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014a, hlm. 2)
mengemukakan tujuan PPKn di persekolahan, yaitu:
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di tingkat persekolahan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang cerdas dan baik (to be smart and good citizen) berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Warga negara yang dimaksud adalah warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), sikap dan nilai (attitudes and values), keterampilan (skill) yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai implementasi dan aktualisasi nilai- nilai Pancasila.
Berdasarkan pengalaman guru PPKn di sekolah, proses pembelajarannya
seringkali kurang menarik, materi pelajarannya tidak aktual, metode yang
digunakan monoton tanpa adanya media yang mendukung proses pembelajaran.
Oleh karena itu, diperlukan keberanian guru untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan
berbagai cara, salah satunya adalah penggunaan media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan hal yang penting bagi siswa yaitu sebagai
sarana yang memberikan stimulus seperti memberikan semangat dan
5
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
strategis bagi guru dalam proses pembelajaran seperti memberikan kemudahan
dalam menyampaikan materi, lebih mengarahkan siswa, dan lebih sistematis.
Sehingga dengan media itu, pembelajaran PPKn di kelas menjadi lebih sempurna.
Salah satu media pembelajaran yang menarik dan diasumsikan dapat
membangkitkan serta menguatkan nilai-nilai nasionalisme adalah menggunakan
puisi dengan tema perjuangan. Media puisi ini akan dikembangkan dalam materi
berkomitmen terhadap Pancasila yang sarat akan makna perjuangan dan nilai-nilai
kesejarahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penggunaan media puisi
dengan tema perjuangan ini, pada dasarnya akan merangsang apresiasi,
menghaluskan budi, menyentuh perasaan, emosi, dan keyakinan siswa dalam
menguatkan nilai-nilai nasionalisme. Dalam konstelasi proses pembelajaran,
peneliti ingin mengungkapkan hal ini lewat Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Ebbutt (dalam Wiriatmadja, 2012, hlm. 12) mengemukakan penelitian tindakan
adalah “kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan
oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”. PTK
sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah.
Beranjak dari permasalahan tersebut di atas, maka peneliti merencanakan
penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PTK tentang Penggunaan Media Pembelajaran Puisi Bertema Perjuangan dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung)”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata
pelajaran yang meningkatkan nilai-nilai nasionalisme bagi siswa terhadap
Pancasila di tingkat persekolahan.
2. Guru PPKn sebagai pembina nilai-nilai nasionalisme siswa dalam proses
pembelajaran di sekolah.
3. Penggunaan media oleh guru PPKn sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran PPKn di sekolah terutama mengembangkan
nilai- nilai nasionalisme siswa.
4. Media pembelajaran puisi bertema perjuangan merupakan media yang
menyentuh perasaan, emosi, dan keyakinan siswa dalam nilai-nilai
nasionalisme bangsa Indonesia.
5. Pengembangan media pembelajaran puisi merupakan tindakan pembelajaran
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran PPKn di sekolah.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka terdapat dua
rumusan masalah. Secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana pengembangan media pembelajaran puisi bertema perjuangan untuk
menguatkan nilai-nilai nasionalisme dalam Pendidikan Kewarganegaraan?.
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini secara khusus meliputi:
1. Kondisi pembelajaran PPKn masih kurang menarik dan menyentuh sikap,
emosi, perasaan, dan keyakinan siswa ketika guru mengembangkan nilai-nilai
nasionalisme. Bagaimana persiapan yang dilakukan dalam pengembangan
media pembelajaran puisi bertema perjuangan untuk menguatkan nilai-nilai
nasionalisme siswa melalui PTK?
2. Diidentifikasi kekurangan dan kelemahan ini dapat diatasi atau dipecahkan
dengan penggunaan media pembelajaran puisi karena puisi dapat menyentuh
sikap, perasaan, emosi, dan keyakinan siswa terhadap nilai-nilai nasionalisme
7
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yang dilakukan dalam pengembangan media pembelajaran puisi bertema
perjuangan untuk menguatkan nilai- nilai nasionalisme siswa melalui PTK?
3. Media pembelajaran puisi bertema perjuangan ini merupakan salah satu
media yang mampu menyentuh perasaan, emosi, dan keyakinan siswa dalam
menguatkan nilai-nilai nasionalisme di sekolah. Bagaimana hasil
pembelajaran PPKn dengan menggunakan media pembelajaran puisi bertema
perjuangan untuk menguatkan nilai- nilai nasionalisme siswa melalui PTK?
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran secara
faktual dan rasional berkenaan dengan pengembangan media pembelajaran puisi
bertema perjuangan untuk menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa dalam
Pendidikan Kewarganegraan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu memberikan dan memperoleh
gambaran dan pembenaran yang faktual dan rasional secara lebih terperinci dan
sistematik terhadap permasalahan yang timbul dan perlu dicarikan pemecahannya
agar dapat mengetahui dan memperoleh gambaran berkenaan dengan:
a. Persiapan yang dilakukan dalam pengembangan media pembelajaran puisi
bertema perjuangan untuk menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa melalui
PTK.
b. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam
pengembangan media pembelajaran puisi bertema perjuangan untuk
menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa melalui PTK.
c. Hasil pembelajaran PPKn dengan menggunakan media pembelajaran puisi
bertema perjuangan untuk menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa melalui
PTK.
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1. Manfaat Penelitian dari Segi Teori
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini jika dilihat dari
segi teori yaitu dapat memberikan kontribusi keilmuan mengenai pengembangan
media pembelajaran puisi bertema perjuangan sebagai salah satu media yang
digunakan dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran PPKn untuk
menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa.
2. Manfaat Penelitian dari Segi Kebijakan
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini jika dilihat dari
segi kebijakan adalah mengawal proses pembuatan kebijakan berkenaan dengan
dukungan terhadap pengembangan media pembelajaran puisi yang bertema
perjuangan untuk menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa dalam upaya
peningkatan kualitas pembelajaran PPKn. Baik itu dilakukan melalui perundingan
guru mata pelajaran dengan pihak sekolah, maupun Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) PPKn dengan pihak Dinas Pendidikan dalam memperkaya
khazanah media pembelajaran PPKn.
3. Manfaat Penelitian dari Segi Praktik
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini jika dilihat dari
segi praktik adalah:
a. Peneliti
Setelah diadakannya penelitian ini, peneliti memperoleh pengalaman dalam
berpikir dan memecahkan masalah serta memperluas wawasan peneliti tentang
pengembangan media puisi bertema perjuangan untuk menguatkan nilai-nilai
nasionalisme siswa dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran.
b. Siswa
Pengembangan media pembelajaran melalui puisi bertema perjuangan
9
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, menggerakkan
siswa untuk memiliki jiwa nasioanlisme serta cinta terhadap tanah air.
c. Guru dan Sekolah
Setelah diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi
serta masukan bagi guru dan sekolah yang menjadi subjek dan objek dalam
penelitian ini, serta sekolah-sekolah lain pada umumnya untuk mengembangkan
media pembelajaran melalui media puisi bertema perjuangan untuk menguatkan
nilai-nilai nasionalisme siswa dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Selain itu, dengan media puisi ini penyampaian materi
pembelajaran PPKn menjadi lebih mudah, terarah, sistematis, dan menyenangkan.
d. Departemen PKn UPI
Setelah diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi
keilmuan bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan terkait pengembangan
puisi bertema perjuangan untuk menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
4. Manfaat Penelitian dari Segi Aksi Sosial
Manfaat yg diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini dalam segi isu atau
aksi sosial adalah berkembangnya media pembelajaran puisi bertema perjuangan
sebagai salah satu media yang menunjang proses pembelajaran PPKn agar lebih
menyenangkan bagi siswa di sekolah. Sehingga siswa termotivasi untuk lebih
menyukai mata pelajaran PPKn dan menguatkan nilai-nilai nasionalisme.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Adapun untuk memudahkan dalam penelitian skripsi agar dapat berjalan
dengan sistematis. Maka peneliti akan membuat sistematika penelitian/struktur
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1. Bab I Pendahuluan: bab ini berisikan mengenai latar belakang penelitian,
identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.
2. Bab II Kajian Pustaka: Bab ini berisikan mengenai kajian tentang hakikat
belajar dan pembelajaran melalui media puisi, Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai ilmu dalam membina nilai, media puisi bertema perjuangan dalam
menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa.
3. Bab III Metode Penelitian: Bab ini berisikan pendekatan dan metode
penelitian, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumen
penelitian, lokasi dan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, tahap analisis
dan validasi data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisikan mengenai hasil
penelitian dan pembahasan yang terdiri dari pengolahan data atau analisis
data untuk menghasilkan penemuan yang berkaitan dengan masalah
penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, analisis data dan
pembahasan dari analisis data yang sudah dilakukan peneliti.
5. Bab V Simpulan dan Rekomendasi: Bab ini berisikan mengenai kesimpulan
dan rekomendasi yang memaparkan penafsiran peneliti terhadap hasil temuan
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian ini adalah SMP
Laboratorium Percontohan UPI Bandung yang beralamat di Jalan Senjaya Guru
No. 1 Kampus UPI Kota Bandung 40154. SMP Laboratorium Percontohan UPI
Bandung dipilih sebagai tempat penelitian karena berdasarkan observasi awal
diperoleh informasi bahwa sekolah ini dinilai cukup representatif untuk penelitian
pendidikan dan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena SMP
Laboratorium Percontohan UPI Bandung secara akademis memiliki akreditasi
sekolah yang sangat baik. Sekolah ini juga bagus sebagai pembinaan nilai-nilai
nasionalisme pada siswa dalam proses pembelajaran, pembinanya adalah ahli-ahli
dan pakar profesional pendidikan. Selain itu, SMP Laboratorium Percontohan UPI
Bandung merupakan sekolah yang berada langsung di bawah naungan lembaga
universitas negeri yaitu Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi. Adapaun
subjek yang dijadikan dalam penelitian ini adalah Guru PPKn yaitu Ibu
Widaningsih, S.Pd. sebagai pengembang media puisi bertema perjuangan dalam
pembelajaran PPKn. Selain itu, subjek penelitian lain yaitu siswa kelas VII A
SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung dengan jumlah siswa 30 orang,
laki-laki 12 orang dan perempuan 18 orang. Alasan dipilihnya kelas VII A karena
kelas tersebut merupakan kelas paling baik dengan ranking unggulan secara
akademis di tingkat kelas VII. Memiliki respon paling positif dalam setiap amta
pelajaran terutama pelajaran PPKn, dan merupakan kelas paling sportif dalam
perolehan nilai yang dilakukan setiap siswanya. Karena siswa di kelas ini
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dengan tingkat intelegensi yang baik. Namun, dalam segi sikap kelas ini masih
terlihat kurang, sehingga kelas VII A dipilih untuk mengembangkan dan
menguatkan nilai-nilai nasionalisme dalam mata pelajaran PPKn.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada dua alasan.
Pertama, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini membutuhkan sejumlah
data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual. Alasan tersebut sesuai dengan
pendapat Creswell (2012, hlm. 4) yang mengemukakan bahwa “penelitian
kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari
masalah sosial atau kemanusiaan”. Permasalahan yang dikaji peneliti bersumber
pada kegiatan sejumlah individu dalam kelompok yang sifatnya dinamis, sehingga
data yang diperoleh sifatnya harus kekinian.
Kedua, pemilihan pendekatan ini berdasarkan pada keterlibatan masalah yang
dikaji dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian yang tidak dapat
dipisahkan dari latar alamiahnya. Alasan tersebut dikuatkan dengan pendapat
Sugiono (2005, hlm. 1) mengungkapkan bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif menekankan pada makna daripada generalisasi.
Berdasarkan pendapat di atas, makna kondisi alamiah (natural setting) lebih
ditekankan dalam penelitian kualitatif, sehingga tidak adanya bentuk rekayasa
dalam proses penelitian dan haruslah berjalan apa adanya sesuai kondisi yang
sebenarnya. Sehingga Moleong (2007, hlm. 27) mengungkapkan penelitian
kualitatif yaitu:
50
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antara peneliti dan subjek peneliti.
Sejalan dengan pendapat Moleong di atas, Denzim & Lincoln (dalam
Moleong, 2007, hlm. 5) „penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada‟.
Selain itu, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dapat diperoleh
gambaran secara faktual dan rasional berdasarkan pengalaman sebagai basis ilmu
pengetahuan dengan menghimpun fakta-fakta yang menjadi data bagi penelitian
ini. Moleong kembali mengemukakan (2007, hlm. 6) pengertian penelitian
kualitatif yaitu:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang digunakan untuk memahami dan meneliti pada kondisi
alamiah, fenomena yang dialami subjek penelitian yang mengahasilkan suatu
deskriptif dalam bentuk kata-kata.
Nasution (2003, hlm. 5) mengemukakan penelitian kualitatif yaitu:
Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya yang dapat menghasilkan data deskriptif yakni berupa pernyatan tertulis.
Penelitian kualitatif menurut pengertian di atas bersifat deskriptif, yaitu
penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Pernyataan ini sejalan dengan yang
dikemukakan Bogdan & Taylor (dalam Moleong, 2007, hlm. 3) bahwa „penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 2. Metode Penelitian
Secara teknis, untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari proses
pembelajaran di kelas, metode penelitian yang digunakan adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2010, hlm. 3)
memberikan pandangan mengenai penelitian tindakan kelas secara umum ialah:
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Peneliti menggunkan metode penelitian tindakan kelas (PTK) karena untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn bagi siswa dengan
membuat inovasi pembelajaran berupa pengembangan media puisi bertema
perjuangan. Sehingga PTK harus menunjukkan adanya perubahan ke arah
perbaikan dan peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran secara positif.
Pemaparan tersebut sejalan dengan pendapat Kunandar (2008, hlm. 45)
mengemukakan bahwa:
Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.
Penelitian tindakan kelas adalah suatu metode atau cara dalam penelitian
yang bersifat sistemik dan dilakukan secara kemitraan artinya berhubungan
langsung dengan pihak-pihak terkait dengan situasi sosial tertentu, dan
berdasarkan refleksi dari tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas
situasi sosial tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli dalam
Wiriaatmadja (2008, hlm. 11-13) mengemukakan pengertian penelitian tindakan
kelas sebgai berikut:
52
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
2. Kemmis. Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan... 3. Ebbutt. Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistemik dari upaya
perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
4. Elliot. Penelitian tindakan kelas sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tertentu.
PTK dapat mengembangkan media-media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media puisi bertema perjuangan.
Sehingga pengembangan media pembelajaran puisi bertema perjuangan melalui
PTK dapat menggambarkan proses pembelajaran dan kemajuan belajar siswa dari
setiap siklusnya. Selain itu, melalui PTK pengembangan media pembelajaran
puisi bertema perjuangan dapat memberikan apresiasi pada siswa dengan
menyentuh semangat, perasaan, emosi, dan keyakinan siswa sehingga siswa dapat
mewujudkan apresiasi tersebut dalam sebuah sikap.
Gambar 3.1.
Siklus pada Kegiatan PTK (Arikunto, 2010, hlm. 16)
Refleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
SIKLUS III
Perencanaan
Pelaksanaan Refleksi
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada dasarnya merupakan suatu penelitian
berulang atau siklus. Siklus dalam PTK diawali dengan perencanaan tindakan
(planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengeavaluasi
proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi
(reflecting).
Pelaksanaan PTK dalam penelitian ini dimulai dengan siklus pertama yang
terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan
hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru
bersama peneliti menentukan rancangan siklus kedua. Adapun rincian kegiatan
dalam setiap kegiatannya menurut Arikunto (2010, hlm. 75-80)
a. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Pada tahap perencanaan, peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
b. Pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya telah
“dilatihkan” kepada pelaksana tindakan untuk dapat diterapkan di dalam
kelas sesuai dengan skenarionya. c. Pengamatan
Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat penelitian. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
d. Refleksi
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Jadi, Penelitian Tindakan Kelas merupakan pengembangan kualitas dan
perbaikan kualitas (quality improvement) dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan serangkaian tahapan-tahapan kegiatan yang dimulai dengan
54
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu C. Definisi Operasional
Bagian ini akan menjelaskan istilah-istilah operasional yang digunakan untuk
menghindari kekeliruan mengenai maksud tujuan yang ingin dicapai.
1. Media Pembelajaran Puisi bertema Perjuangan
Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Tim Penyusun, 2008,
hlm. 1002) diartikan sebagai “perantara; penghubung; yang terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dsb)”. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa media
merupakan alat yang berfungsi untuk menghubungkan suatu hal dengan hal
lainnya, dalam konteks pembelajaran yaitu menghubungkan antara materi
pembelajaran yang diberikan guru terhadap pemahaman siswa.
McLuhan (dalam Wuryan & Syaifullah, 2013, hlm. 60) mengatakan „the medium is the message, artinya media adalah pesan, atau bisa juga diartikan
bahwa media mewakili pesan yang disampaikannya‟. Sejalan dengan pengertian tersebut Djahiri (dalam Wuryan & Syaifullah, 2013, hlm 60) mengartikan „media
pembelajaran sebagai suatu (yang bersifat material-imaterial, ataupun behavioral
atau personal) yang dijadikan wahana kemudahan, kelancaran, serta keberhasilan
proses dan hasil belajar‟. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa media
pembelajaran tidak melulu hanya bersifat fisik atau material saja, melainkan
hal-hal yang bersifat immaterial atau behavioral juga dapat dijadikan media dalam
proses pembelajaran seperti tingkah laku.
Bahri Djamarah & Zain (2006, hlm. 121) mengemukakan bahwa “media
adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pengajaran”. Sedangkan Danim (2010, hlm. 7) mengemukakan “media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang
digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa
atau peserta didik”.
Pengertian media menurut para ahli juga dihimpun oleh Rohani (1997, hlm.
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
a. Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima (Santoso S. hamijaya dalam Rohani, 1997, hlm. 2).
b. Media adalah channel (saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas atua memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat batas-batas jarak, runga, dan waktu tertentu. Dengan bantuan media batas-batas itu hampir menjadi tidak ada (Mcluahan dalam Rohani, 1997, hlm. 2).
c. Media adalah medium yang digunkaan untuk membawa/menyampaikan sesuatu pesan di mana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan (Blake & Haralsen dalam Rohani, 1997, hlm. 2).
d. AECT (dalam Rohani, 1997, hlm. 2) menyatakan media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi.
e. NEA (National Education Association dalam Rohani, 1997, hlm. 2) berpendapat media adalah segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, dan didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
J. Waluyo (1995, hlm. 25) memberikan beberapa pengertian berkenaan
dengan puisi, sebagai berikut:
a. Dalam puisi terjadi pengkonsentrasian atau pemadatan segala unsur kekuatan bahsa;
b. Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi;
c. Puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan mood atau pengalaman jiwa yang bersifat imajinatif;
d. Bahasa yang digunakan bersifat konotatif, hal ini ditandai dengan kata konkret lewat pengimajian, pelambangan, dan pengiasan atau dengan kata lain dengan kata konkret dan bahasa figuratif;
e. Bentuk fisik dan bentuk batin puisi merupakan kesatuan yang bulat dan utuh menyatu raga tidak dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan yang padu. Bentuk fisik dan bentuk batin itu dapat ditelaah unsur-unsurnya hanya dalam kaitannya dengan keseluruhan. Unsur-unsur itu hanyalah berarti dalam totalitasnya dengan keseluruhannya.
Unsur-unsur dalam puisi memliki keterkaitan antara unsur satu dengan unsur
yang lain. Jalinan makna yang terkandung dalam puisi tersebut membentuk
kesatuan, keutuhan, dan kebulatan dalam puisi yang menyebabkan puisi lebih
bermakna dan lebih lengkap dari sekedar kumpulan unsur-unsur. Sehingga J.
56
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Puisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Tim Penyusun , 2008,
hlm. 1223) didefinisikan sebagai “karangan terikat (berbentuk sajak, pantun, syair)”. Wirjonosoedarmo (dalam Djoko Pradopo, 2005, hlm. 5) mengemukakan
„puisi itu karangan yang terikat oleh: (1) banyak baris dalam tiap bait
(kuplet/strofa, suku karangan); (2) banyak kata dalam tiap baris; (3) banyak suku
kata dalam tiap baris; (4) rima; dan (5) irama‟. Sedangkan Altenbernd (dalam
Djoko Pradopo, 2005, hlm. 5) mendefiniskan „puisi sebagai pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama‟. Puisi
jika diartikan secara bebas adalah ungkapan jiwa atau perasaan seseorang yang
dituangkan melalui serangkaian kata-kata yang dipilih berdasarkan keselarasan
kata, rima, dan mengandung makna yang tersirat.
Tema dalam puisi merupakan salah satu hal terpenting dalam unsur hakikat
puisi. Salah satu tema yang menarik adalah tema perjuangan atau patriotisme atau
kebangsaan. Puisi dengan tema ini dapat meningkatkan perasaan cinta akan
bangsa dan tanah air. Banyak puisi yang melukiskan perjuangan merebut
kemerdekaan dan mengisahkan riwayat pahlawan yang berjuang melawan
penjajah. Tema ini juga dapat diwujudkan dalam bentuk usaha penyair untuk
membina kesatuan bangsa atau membina rasa kenasionalan atau nasionalisme.
Beberapa contoh puisi yang menggambarkan kemerdekaan Indonesia adalah
puisi Krawang-Bekasi, Persetujuan dengan Bung Karno, Diponegoro karya
Chairil Anwar, Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini karya Taufiq Ismail, Ode
buat Proklamator karya Leon Agusta, dan Pahlawan Tak Dikenal karya Toto
Sudarto Bachtiar.
Secara garis besar yang dimaksud media pembelajaran puisi bertema
perjuangan adalah bahwa puisi bertema perjuangan dijadikan sebagai media atau
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 2. Nilai-nilai Nasionalisme Siswa
Nilai diartikan Budimansyah, dkk. (2011, hlm. 57) sebagai „sesuatu yang
berharga, baik, suci, atau sakral bagi seseorang”. Hal ini berarti bahwa nilai akan
dipandang seseorang sebagai suatu yang berharga, suci, dan sakral dalam
kehidupan. Nilai merupakan “sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Tim Penyusun, 2008, hlm.
1074).
Nilai adalah kualifikasi harga atau isi pesan yang dibawakan/tersurat/tersirat dalam norma tersebut (a.l. norma agama memuat nilai/harga haram-halal-dosa-dll) dan melekat pada seluruh instrumental input manusia (hal-hal yang materil/imateril, personal/impersonal, kondisional, behavioral). Djahiri (dalam Budimansyah & Syaifullah, 2006, hlm. 6)
Djahiri (1985, hlm. 20) juga mengemukakan pendapat lain mengenai
pengertian nilai merupakan “keyakinan/belief yang sudah merupakan milik diri
dan akan menjadi barometer action and will yang bersangkutan”. Kemudian
Djahiri (1985, hlm. 9) menyatakan bahwa “Pendidikan nilai yang bertujuan untuk
menyentuh ranah afektif siswa, kemampuan siswa untuk membina sikap melalui
keterampilan menyerap suatu rasioal (reasoning)”.
Nilai-nilai yang terdapat pada Pendidikan Kewarganegaraan dapat kita lihat
dengan merujuk pada kerangkat sistemik PKn untuk persekolahan sebagaimana
yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan serta merujuk kepada tujuan Pendidikan Nasional
yang sarat akan nilai, dan dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Nilai aqidah keberagamaan, yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Nilai sosial-kultural keberagaman, yakni sikap yang mencerminkan tolong menolong, toleransi, dan berakhlak mulia.
3. Nilai fisikal dan rohaniah, yakni sehat secara lahir dan batin.
4. Nilai kecerdasan substantif, yakni pencerminan dari manusia yang berilmu.
5. Nilai kecerdasan operasional, yakni mencerminkan cakap dalam kehidupan.
6. Nilai kecerdasan inovatif, yakni mencerminkan sikap kreatif.
58
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
8. Nilai personal sosial-kultural, yakni mencerminkan sikap bermusyawarah untuk mufakat serta sikap berkeadilan.
Rasyid (1998, hlm. 17) mengemukakan pengertian nasionalisme yaitu:
Nasionalisme pada dasarnya adalah suatu perasaan yang abstrak. Ia hanya memperoleh kehangatan emosional yang konkret dari efek perkembangan sejarah, yang melalui sarana pendidikan, saling ketergantungan ekonomi, dan keterlibatan hubungan dengan lembaga-lembaga sosial dan politik, kemudian mewujudkan integrasi masyarakat.
Abdullah (2001, hlm. 47) mengemukakan pengertian dari nasionalisme
adalah “sebuah cita-cita yang ingin memberi batas antara kita yang sebangsa dan mereka dari bangsa lain, antara negara kita dengan negara mereka”.
Guibernau (dalam Komalasari & Syaifullah, 2012, hlm. 134) mengemukakan
definisi nasionalisme yaitu:
Nasionalisme adalah sentimen yang menganggap diri sebagai bagian dari suatu komunitas yang anggota-anggotanya mengidentifikasi diri dengan seperangkat simbol yang memiliki kemauan untuk menentukan nasib atau takdir politik bersama.
Nilai kebangsaan serta persatuan dan kesatuan menjadi salah satu landasan
nilai yang membentuk dan menguatkan nilai-nilai nasionalisme siswa di sekolah
salah satunya dapat ditunjukkan dengan semangat belajar yang tinggi guna turut
serta membanggakan Indonesia di mata dunia. Nasionalisme mengandung makna
“perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang
rendah bangsa lain” (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014b, hlm. 16). Jiwa nasionalisme dan patriotisme telah tampak dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia, antara lain diwujudkan dalam bentuk kerelaan para pahlawan
bansga untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan
jiwa dan raga. Jiwa dan semangat bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan
sering disebut juga sebagai jiwa dan semangat 45. Jiwa dan semangat 45 menurut
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014b, hlm. 17), diantaranya adalah:
a. Pro-patria dan primus patrialis “mencintai tanah air dan mendahulukan
kepentingan tanah air”;
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Jiwa toleran atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan, dan antarbangsa;
d. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab; serta
e. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Berbagai pendapat dan pemaparan para ahli berkenaan dengan nasionalisme,
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa nilai-nilai kebangsaan yang
terkandung dalam semangat nasionalisme Indonesia, yaitu:
a. Perasaan mencintai bangsa Indonesia.
b. Perasaan bangga menjadi bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
c. Rela berkorban demi keutuhan bangsa.
d. Meletakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
e. Menjaga dan melindungi keutuhan bangsa.
f. Cinta tanah air Indonesia.
g. Menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan Indoensia dalam landasan Bhineka
Tunggal Ika.
D. Tahap Penelitian
Beberapa tahapan penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian ini dan
disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal
dengan mengunjungi SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung dan
melakukan kegiatan pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru PPKn di
sekolah tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dalam proses
pembelajaran PPKn dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitian.
2. Tahap Perizinan Penelitian
Perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur penelitian yang semestinya
sesuai aturan yang berlaku dari instansi yang membuat perizinan kepada instansi
yang menjadi lokasi dan subjek penelitian. Adapun prosedur penelitian yang
60
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian melalui Departemen
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), ditandatangani oleh Ketua Departemen
PKn, selanjutnya surat diteruskan kepada Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (FPIPS) melalui Pembantu Dekan I untuk mendapatkan
surat rekomendasi.
b. Mengajukan surat izin penelitian ke Subag Mawa fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahun Sosial (FPIPS) dan melampirkan fotokopi proposal skripsi
dengan lembar pengesahan yang telah disahkan oleh kedua pembimbing.
c. Pembantu Dekan I FPIPS kemudian menerbitkan surat rekomendasi
penelitian untuk ditujukan pada lokasi penelitian.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, peneliti mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk
memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas.
Sehingga pelaksanaan yang dilakukan dalam PTK ini mengacu pada tahapan yang
ada pada PTK, yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang
dilaksanakan di kelas VII A SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan natural
setting (kondisi alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi, wawancara mendalam, catatan lapangan, studi
kepustakaan, studi dokumentasi, dan evaluasi hasil belajar (tes). Peneliti
mengumpulkan data-data dari lapangan menggunakan:
1. Observasi
Arikunto (2002, hlm. 133) mengamukakan bahwa “observasi adalah suatu
pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra”. Observasi merupakan suatu metode ilmiah yang
Iis Isnaeni, 2015
PENGEMBANGAN MED IA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME D ALAM PEND IDIKAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
mencium, mengikuti segala hal ang terjadi dengan cara mencatat atau merekam
segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.
Observasi merupakan tahapan yang harus dilalui dalam penelitian tindakan
kelas. Teknik observasi ini dilaksanakan pada saat media pembelajar puisi
bertema perjuangan diterapkan dalam pembelajaran PPKn. Melalui observasi ini
diharapkan dapat diperoleh data tentang deskripsi nilai-nilai nasionalisme siswa
pada saat penelitian tindakan kelas dilaksanakan.
Observasi dilakukan dengan terjun langsung ke dalam proses pembelajaran di
kelas serta mengamati langsung kegiatan pembelajaran seperti yang dikemukakan
Guba & Lincoln (dalam Moleong, 2007, hlm. 174), beberap