• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permata Yang Tak Ternilai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Permata Yang Tak Ternilai"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Revisi terjemahan: Revisi terjemahan: Ok Oktober 2012.tober 2012. Silakan memperbanyak/memfotokopi. Silakan memperbanyak/memfotokopi.

(3)

Revisi terjemahan: Revisi terjemahan: Ok Oktober 2012.tober 2012. Silakan memperbanyak/memfotokopi. Silakan memperbanyak/memfotokopi.

(4)

Upāsaka L

(5)
(6)

§1

SADARI SITUASI SAAT INI SERTA

MASA DEPAN YANG AKAN ANDA JALANI

 A. Kehidupan Manusia Penuh Kesulitan

 Jatuh sakit, menjadi tua, terpisah atau kematian dari

orang yang dicintai, kehilangan harta-benda, mendapat ancaman musuh  — siapakah yang dapat mengelak dari hal-hal ini?

Selain itu:

 Orang yang miskin berharap memperoleh kekayaan,   Yang tak berketurunan berharap mendapatkan anak,   Yang menganggur berharap mendapatkan pekerjaan.

Namun, yang keinginannya terkabul sebenarnya ada berapa banyak?

Di tengah hal-hal yang tak sesuai harapan ini, muncul pertanyaan: adakah cara untuk terlepas dari semua ini?

B. Dunia Ini Diliputi Bencana

Topan badai berhembus, gempa bumi mengguncang; banyak rumah dan bangunan yang roboh, banyak korban yang meninggal atau terluka.

Setelah lama tidak hujan, terbitlah kekeringan. Akan tetapi, hujan yang terlampau lebat mendatangkan banjir. Panen yang gagal mengakibatkan orang mati kelaparan; sebaliknya, air bah yang melimpah merendam permukiman.

(7)

Ketika kebakaran hebat timbul, api menghanguskan se-panjang jalan di kota. Hal ini pun merenggut banyak korban  jiwa. Peristiwa-peristiwa ini terjadi kurang lebih dari tahun ke tahun, dan berarti setiap tahunnya akan ada kematian yang terjadi.

Masih ada lagi: dalam tahun-tahun belakangan ini dunia semakin tidak damai. Negara-negara yang mengabaikan peri kemanusiaan sering menimbulkan peperangan. Tersiar kabar adanya senjata pembunuh massal, bom atom, bom hidrogen, dsb. yang menakutkan dan dapat memusnahkan ras manusia. Dunia sepertinya sedang mendekati perubahan  — menjadi ladang pembantaian raksasa!

Kembali muncul pertanyaan: di tengah segala bencana ini siapakah yang memiliki cara untuk menghindarinya?

C. Penderitaan dalam Roda Saṃsāra

(8)

segalanya selesai. Oleh karena manusia melekat pada ke-lahiran dan kematian (sa ṃsāra ), kesadarannya tidaklah

padam. Ada enam alam keberadaan: (1) dewa, (2) manusia, (3) asura, (4) binatang, (5) setan kelaparan, dan (6) neraka. Kesadaran manusia umumnya tidak terlepas dari jangkauan keenamnya.

Di antara enam jalur-kelahiran ini, alam dewa dan manu-sia agak lebih baik. Namun, semuanya tetap masih meng-alami lahir dan mati. Semuanya terus datang dan pergi, berputar-putar dalam suatu lingkaran.

 Anda bayangkan: sewaktu-waktu Anda menjadi dewa atau manusia, di waktu lain Anda menjadi binatang atau penghuni neraka  — lahir-mati, lahir-mati selama ribuan dan  jutaan kali. Dalam siklus perputaran tersebut, tumpukan tulang dari mayat-mayat Anda sudah setinggi gunung, air mata yang Anda teteskan sudah seluas samudra. Alangkah menderitanya!

Kembali muncul pertanyaan: siapakah yang memiliki cara untuk keluar dari roda saṃsāra dan memperoleh hidup pan- jang yang sentosa?

(9)

§2

DHARMA UNTUK TERBEBAS DARI

KESULITAN HIDUP, BENCANA, DAN

RODA SA

ṂSĀRA

 A. Kesulitan Hidup Dapat Diubah, Bencana Dapat

Dilenyapkan

Penderitaan atau kebahagiaan manusia sesungguhnya merupakan sebuah akibat, sesuai dengan paham  “sebab-akibat tiga masa”. Bagi yang tidak mengerti prinsip ini, tentu sukar untuk menjelaskan penderitaan atau kebahagiaan yang dialami manusia.

Jelas kesulitan hidup dan bencana yang kita jumpai kini pun berhubungan dengan sebab-akibat, dan cara tercepat untuk mengubah atau melenyapkannya adalah dengan me-lakukan perenungan terhadap Buddha (budd hānusmṛ ti ,

Cn. nien-fo *) 念佛). Di dalam sūtra disebutkan:

Merenungkan satu kalimat [nama] Buddha dengan sungguh hati dapat memusnahkan karma buruk berat dalam kelahiran dan kematian selama 80 ko ṭi kalpa.  — Amitāyur - dhyāna Sūtra 

 Apabila karma buruk dapat dimusnahkan, kesulitan dan bencana apa lagi yang akan kita jumpai?

Di dalam sūtra juga disebutkan, bagi orang yang dapat merenungkan/mengingat Buddha, maka

(10)

... para Buddha yang tak terhitung dan tak terhingga di enam penjuru juga akan datang menjaga serta mengingatnya.  — Amitābha Sūtra  Para Buddha memiliki aneka kualitas bajik serta keca-kapan; kekuatan Dharma-Nya adalah tidak terhingga. Apa-bila para Buddha memberkati kita, bencana manakah yang kita takuti?

B. Keluar dari Roda Saṃsāra dan Hidup Panjang

Selamanya

Di luar enam jalur-kelahiran adakah alam keberadaan lainnya? Ini merupakan suatu pertanyaan yang menggelitik. Jawabannya adalah “ya”. Enam jalur-kelahiran merupakan ranah makhluk biasa (p ṛ thagjana ); sedangkan masih

ter-dapat ranah para suci (ārya ). Ranah para suci ialah negeri Buddha (buddhak ṣ etra ).

Di sebelah barat sistem dunia (lokadhātu ) kita terdapat sebuah sistem dunia bernama SUKHĀVATĪ, yaitu negeri

Bud-dha AMITĀBHA, yang tersusun dari kumpulan tujuh permata.

Kemurnian hiasannya, dibandingkan istana surga mana pun

(catatan:  surga bukan hanya satu tingkat, “tuhan” penguasa surga  juga tak terhitung dan tak terhingga jumlahnya), lebih indah ribuan, laksaan,

 jutaan kali.

Sukhāvatī merupakan tempat terbaik di mana usia hidup makhluk-makhluknya tidak terhitung, sangat berbeda de-ngan dewa dan manusia dalam enam jalur-kelahiran yang masih harus mengalami lahir-mati tanpa henti. Di dalam sūtra disebutkan:

Mereka yang terlahir di sana memiliki tubuh yang keemasan dan cahaya yang kemilau. Mereka di-lengkapi dengan kekuatan supernatural: bilamana

(11)

mereka memikirkan pakaian, mereka akan memper-oleh pakaian; bilamana mereka memikirkan makan-an, mereka akan memperoleh makanan. Usia hidup mereka tidak terhitung sampai mereka menjadi Buddha (dalam satu kehidupan itu juga).

 — Sukhāvatīvyūha Sūtra  Bagaimanakah caranya untuk pergi ke sana? Di dalam sūtra disebutkan:

Renungkanlah Buddha Amitābha dengan batin ter-pusat dan tidak terkacaukan,  — Amitābha Sūtra  maka pada saat hidup Anda berakhir, Buddha Amitābha pasti datang menjemput Anda.

(12)

C. Bukti Tambahan: dari Sebuah Instruksi Kuno

Dua faedah perenungan terhadap Buddha yang telah disebutkan di atas dikutip dari sūtra-sūtra. Sebenarnya ma-sih ada beribu-ribu kisah nyata yang tidak mungkin kita ang-kat seluruhnya di sini sebagai bukti. Akan tetapi, bukti yang banyak, kita yakini, akan lebih meneguhkan batin. Oleh sebab itu, tanpa banyak berkata-kata, berikut ini disajikan  “Sepuluh Manfaat Merenungkan Nama Buddha”.

Daftar ini menerangkan sepuluh macam manfaat yang kerap diperoleh seorang praktisi nien-fo: 

(1) Siang dan malam seringkali dijaga secara tidak kasat mata oleh para dewa atau jenderal surgawi yang perkasa.

(2) Selalu mendapat perlindungan dari 25 bodhisattva, termasuk A VALOKITEŚVARA.

(3) Senantiasa dijaga dan diingat oleh para Buddha siang dan malam; Buddha Amitābha juga selalu meman -carkan sinar-Nya, menaungi sang praktisi.

(4) Semua hantu jahat, yak ṣa, rāk ṣasa tidak berani men-celakai; ular berbisa dan racun tuba tidak mempan.

(5) Tidak mengalami bencana karena air, api, musuh, pencuri, pedang dan senjata, terbelenggu atau terpenjara, serta kematian yang tidak wajar.

(6) Semua karma buruk yang telah diperbuat musnah. (7) Bermimpi bagus di malam hari, misalnya melihat tubuh keemasan Buddha Amitābha yang menakjubkan.

(8) Batin senantiasa bahagia, wajah berseri-seri, penuh vitalitas, dan apa yang dikerjakan selalu beruntung.

(9) Dihormati oleh orang-orang di dunia, yang menghor-matinya seperti Buddha.

(13)

(10) Pada saat akan meninggal, batinnya tidak gentar, melainkan timbul perhatian benar; K ETIGA TOKOH SUCI DARI

B ARAT*)  datang menjemputnya dengan panggung emas

untuk lahir secara transformasi (upap ā daka ) di Tanah Suci

Sukhāvatī melalui sekuntum teratai, dan menerima kebaha-giaan terunggul.

Perhatian:  dari kesepuluh manfaat ini, sembilan yang

pertama merupakan manfaat dalam kehidupan sekarang, yang mengubah kesulitan hidup dan melenyapkan bencana. Manfaat yang terakhir merupakan manfaat di masa datang, yang membebaskan dari roda saṃsāra.

*) Yakni Buddha Amitābha dan kedua bodhisattva pembantu-Nya: Avalokiteśvara dan

(14)

§3

BAGAIMANAKAH METODE

PERENUNGAN TERHADAP BUDDHA

 A. Pola Ibadat Pagi dan Malam yang Sederhana

Bacalah:

(1) NA MO TA TZ’ Ŭ TA PEI PÊN SHIH SHIH CHIA MOU NI FO

(1)

南無大慈大悲本師 釋 迦牟尼佛

(1) Terpujilah Guru kita yang sejati, Buddha Śākyamuni yang

Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

(1) (B aca 1× dan namaskāra 1×, atau cukup berañjali saja .) (2) NA MO TA TZ’ Ŭ TA PEI A MI T’ O FO

(1)

南無大慈大悲阿彌陀佛

(1) Terpujilah Buddha Amitābha yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

(1) (S ama seperti № 1 .)

(3) NA MO A MI T’ O FO

(1)

南無阿彌陀佛

(1) Terpujilah Buddha Amitābha.

(1) (Tidak  perlu bernamaskāra, tetapi  cukup  lafalkan  dengan  hormat;  boleh sambil berlutut, duduk, atau berdiri. Paling sedikit lafalkan 100×, atau lafal-  kan 1.000×, 10.000×, atau tergantung kemampuan dan kesibukan setiap orang. Tetapkan jumlahnya, boleh mula-mula sedikit, dan setelah terbiasa, ditambah banyaknya. Tetapi, jangan mula-mula banyak, makin lama makin sedikit.)

(15)

(4) NA MO KUAN SHIH YIN P’ U SA

(1)

南無 觀世音菩薩

(1) Terpujilah Bodhisattva Avalokiteśvara. (1) (Baca 1× dan namaskāra 1×.)

(5) NA MO TA SHIH CHIH P’ U SA

(1)

南無大勢至菩薩

(1) Terpujilah Bodhisattva Mahāsthāmaprāpta.

(1) (Baca  1×  dan namaskāra 1×. Avalokiteśvara dan Mahāsthāmaprāpta ialah pembantu-pemba ntu Amitābha di kanan d an kiri-Nya. Ketiganya disebut T IGA T OKOH S UCI DARI B  ARAT 西方三聖. Setelah melafalkan nama Buddha,

sepatutnyalah kita memberi hormat kepada mereka.) (6) NA MO CH’ ING CHING TA HAI CHUNG P’ U SA

(1)

南無 清 淨 大海 眾 菩薩

(1) Terpujilah samudra suci perhimpunan para Bodhisattva. (1) (Baca  1× dan namaskāra 1×. Dalam  Dunia Sukhāvatī terdapat  banyak  se- 

kali bodhisattva yang akan menjadi rekan Dharma kita kelak. Oleh karena itu, kita juga mesti bernamaskāra kepada mereka.)

(7) Pariṇāmanā Gāthā

 YÜAN I TZ’ Ŭ KUNG TÊ CHUANG YEN FO CHING T’ U

(1)

願以此功德

莊嚴佛淨土

(1) Semoga dengan kebajik- kami dapat menghiasi (1) an yang kami lakukan ini, Tanah Suci Buddha;

SHANG PAO SZŬ CHUNG ÊN HSIA CHI SAN T’ U K ’ U

(1)

上報四重恩

下濟三塗苦

(1) ke atas, dapat membalas dan ke bawah, dapat (1) empat budi besar*); menolong penderitaan

(16)

JO YU CHIEN WÊN CHÊ HSI FA P’ U T’ I HSIN

(1)

若有見聞者

悉發菩提心

(1) Apabila terdapat makh- semoga semua mem-(1) luk yang melihat/men- bangkitkan bodhicitta (1) dengar kebajikan ini, (batin Pencerahan),

CHIN TZ’ Ŭ I PAO SHÊN T’ UNG SHÊNG CHI LO KUO

(1)

盡此一報身

同生極樂國

(1) sehingga di akhir ke- dapat terlahir bersama (1) hidupan ini, di Negeri Sukhāvatī.

(1) (Ini adalah P  ARI ṆĀMANĀ  G  ĀTHĀ 回向文, yang menyatakan tekad/maksud kita merenungkan Buddha. Tekad semacam ini mutlak perlu untuk dibangkit-  kan.)

(8) Namaskāra dan selesai.

 ————————————

Keterangan: ibadat di atas dilaksanakan dua

kali sehari: pagi dan malam. Cuci tangan dan berkumurlah, lalu bakar dupa di depan Buddha dan bernamaskāra; lakukan pelafalan sesuai pe-tunjuk. Jika tiada Buddharūpa, atau  jika tempat tinggal Anda tidak memungkinkan, pembakaran dupa serta namaskāra dapat ditiadakan. Cukup menghadap ke arah Barat dan berkonsentrasi dengan penuh hormat. Kebajikan yang akan  Anda peroleh sama saja.

 _________________________________

(17)

B. Metode Pelafalan Sepuluh Nafas

Dalam sekali bernafas [mulai dari menarik sampai me-ngeluarkan nafas], bacalah “NA MO A MI T’ O FO”  sebanyak 3 –5

 jurus, atau 6 –7 jurus. Ulangi hingga sepuluh kali bernafas, lalu baca P ARIṆĀMANĀ G ĀTHĀ  sekali. Namaskāra sekali dan

selesai.

 ————————————

Keterangan:  ini adalah untuk orang-orang yang super

si-buk, yang menghendaki suatu cara yang menghabiskan waktu tidak lebih dari lima menit. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah lakukan tiap-tiap hari: pagi sekali dan malam sekali. Jangan sampai terputus.

Jika ada Buddharūpa, lakukanlah di hadapannya;

 jika tiada, lakukan dengan menghadap ke arah Barat.

Dua metode perenungan Buddha di atas disusun bagi orang-orang yang sibuk. Jika Anda memiliki waktu agak long-gar, Anda dapat melaksanakan metode pertama, dan setelah № (2) tambahlah dengan membaca Amitābha Sūtra 《阿彌陀 經》 sekali & Dhāraṇī untuk Terlahir di Sukhāvatī 《往生咒》

tiga kali. Lalu, ucapkan Gāthā Pujian Buddha 《讚佛偈》

se-kali. (Teks-teks ini bisa ditemukan dalam buku-buku kebak-tian.) Selanjutnya, Anda dapat meneruskan melafal nama Buddha dari № (3) dst. sampai selesai.

Inilah Dharma yang termudah, paling cocok dengan reali-tas, dan pasti membawa keberhasilan.

(18)

§4

KONDISI YANG MENDUKUNG

KEBERHASILAN

NIEN-FO 

 A. Standar Sederhana Kebaikan dan Kejahatan

Perenungan terhadap Buddha adalah sebab utama, se-dangkan berbuat baik adalah kondisi pendukung. Ini ibarat dua sayap yang harus dimiliki burung untuk dapat terbang tinggi. Akan tetapi, garis batas antara baik dan jahat bagi orang awam masih tidak jelas. Seringkali kita melakukan hal yang baik, namun tidak menyadari bahwa itu kebaikan. Sebaliknya, hal yang jelas-jelas jahat tidak kita ketahui bahwa itu adalah kejahatan.

Sekarang akan kita kemukakan sebuah standar yang berdasarkan Daśakuśala Karmapatha Sūtra 《十善業道經》.

Bila Anda dapat berpantang dan tidak melanggarnya, maka itu merupakan kebaikan. Sebaliknya, bila Anda melang-garnya, itu merupakan kejahatan. Agar lebih dimengerti, perhatikan skema yang tersusun berikut ini:

Tiga karma jasmani  ─ ┌─  Pembunuhan 殺生

Tiga karma jasmani  ─┼─  Pencurian 偷盜 身三業  ─ └─  Perzinahan 邪婬

Empat karma ucapan  ─ ┌─  Kedustaan 妄語

Empat karma ucapan  ─┼─  Omong kosong 綺語 口四業  ─ ├─  Bemulut jahat 惡口

(19)

Tiga karma pikiran  ─ ┌─  Ketamakan

Tiga karma pikiran  ─┼─  Dendam 瞋 意三業  ─ └─  Kebodohan

 Apabila kita mencelakai binatang, baik besar atau kecil, itu pun termasuk pembunuhan (prāṇātipāta ).

Barang atau harta kekayaan, juga nama/merek orang lain, tidak peduli berapa pun jumlahnya, berukuran besar ataupun kecil, yang bukan merupakan hak kita, yang kita ambil tanpa seizin pemiliknya, baik secara terang-terangan atau gelap, baik dengan kekerasan, atau dengan penipuan  — semuanya termasuk pencurian (adat tādāna ).

Semua bentuk hubungan seksual dengan makhluk lain, yang dilakukan di luar ikatan suami-istri yang sah, tak peduli apa pun alasannya, adalah merupakan perzinahan ( kām a

mithyācāra) .

Ucapan palsu yang dilakukan dengan maksud hendak membohongi disebut kedustaan (mṛṣāvāda ).

Baik perkataan yang diucapkan, maupun tulisan yang diketikkan, yang intinya mengumbarkan nafsu/keinginan, atau berdampak menimbulkan desas-desus yang meresah-kan umum, termasuk omong kosong (saṃbhinna pralāp a ).

Perkataan yang kasar, perkataan yang memaki-maki orang disebut bermulut jahat (pāruṣya vācā ).

Ucapan yang mengadu-domba dua belah pihak, yang memutuskan hubungan orang lain, disebut lidah bercabang (paiśunya vācā ).

Keinginan atas bermacam-macam barang; merindukan tanpa bisa melupakannya; setelah memperoleh, berpikir bagaimana bisa memperoleh lagi  —  ini disebut ketamakan (abhidhyā ).

(20)

Karena hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan, timbul rasa benci, dan berkembang menjadi amarah  —  ini disebut dendam (vyāpāda ).

Tidak memiliki pengetahuan dan sesat dalam mengha-dapi permasalahan; tidak mau mendengar dan mengikuti prinsip kebenaran yang diucapkan Buddha atau tulisan-tulisan para bijak; tidak percaya pada hukum sebab-akibat  — ini disebut kebodohan/pandangan salah (mithyā dṛṣṭi ).

B. Tiga Kunci Utama untuk Terlahir di Sukhāvatī:

Keyakinan, Tekad, dan Praktek

Merenungkan Buddha untuk terlahir di Sukhāvatī meru-pakan salah satu metode spesifik dari 84.000 Pintu Dharma (dharmaparyāya ) yang diajarkan Buddha, yang disebut  “Jalan Agung di luar segala Pintu”  門餘大道. Walaupun

kelihatannya sederhana, namun prinsip yang dikandungnya amatlah dalam. Tidak mungkin untuk menjelaskannya ha-nya dengan tiga atau lima kalimat.

Harus kita ketahui bahwa kualitas Pencerahan Sang Buddha melampaui siapa pun; segala yang disabdakan-Nya takkan mungkin mendustai orang. Kita hanya perlu  yakin

pada kebenaran adanya Sukhāvatī, bahwa dengan mere-nungkan Buddha kita bisa   pergi ke sana  —  inilah kunci

keberhasilan utama yang pertama.

Selain itu, kita juga harus mendobrak pandangan kita mengenai dunia dengan lima kekeruhannya (pañca kaṣāya )

ini*), dan mengembangkan pikiran keluar,

bertekad  untuk

lahir di Dunia Sukhāvatī — inilah kunci keberhasilan utama yang kedua.

(21)

pandang-Setelah yakin dan bertekad untuk pergi, maka berikut-nya kita harus mempraktikkan metode yang telah

dijelas-kan sebelumnya: meluangdijelas-kan waktu tiap hari untuk ibadat yang sungguh-sungguh  —  inilah kunci keberhasilan utama yang ketiga.

(22)

§5

MENCONTOH TELADAN YANG LUHUR

DAN

MEMPELAJARI SŪTRA

-

SŪTRA

 A. Daftar Guru-Guru dari Zaman Dahulu maupun

Modern

Pintu Dharma Buddhānusmṛti bermula karena belas ka-sih Bhagavan Śākyamuni  yang menembus ke dasar batin, untuk menyelamatkan semua makhluk. Pintu Dharma ini adalah yang termudah, teraman, dan terefisien. Jika de-ngan Pintu Dharma ini kita tetap tidak dapat berlatih, sukar untuk mengatakan harus dengan metode apa lagi.

Kebaikan dari Pintu Dharma ini, bagi para sarjana yang semakin banyak menyelidikinya, semakin disadari ketinggian dan kedalamannya; bagi orang yang buta huruf sama sekali pun dapat juga menjalankannya. Sayangnya, orang-orang yang tidak mengerti hanya memandangnya sebagai  “peker- jaan nenek-nenek ”  — dan kesalahpahaman pun tak

terhin-darkan.

Tengoklah pada Persamuhan Avataṃsaka! Dua orang suci agung, M AÑJUŚRĪ  dan S AMANTABHADRA, di dalam sūtra

tersebut*) menganjurkan Pintu Dharma ini.

*) Lihat, misalnya, gāthā yang terkenal pada “Samantabhadracaryā Praṇidhāna Rāja”,

yang merupakan bab terakhir dari Avata ṃsaka Sūtra :

我此普賢殊勝行  “Atas praktek Samantabhadra yang terunggul ini, 無邊勝福皆迴向 Kulimpahkan segala jasanya yang tak terhingga.

普願沈溺諸眾生 Semoga semua makhluk yang terbenam [dalam saṃsāra], 速往無量光佛剎 dapat segera terlahir di negeri Buddha Cahaya Tanpa Batas

(23)

Dua bodhisattva besar India, AŚVAGHOṢ A dan N ĀGĀR JUNA,

pun bahkan mengarang śāstra*) untuk menyebarluaskannya. Orang-orang bajik zaman dahulu di Cina, mulai dari Guru Besar HUI- YÜAN 慧遠  (334 –416) sampai Y IN-KUANG 印光

(1861 –1940)  —  para patriark sepanjang sejarah†)  ini  — kebanyakan mula-mula berlatih dalam mazhab lain dan ke-mudian kembali ke Tanah Suci. Guru Besar T’  AN-LUAN 曇鸞

(467 –542) yang dijuluki “Bodhisattva dengan Relik Tubuh yang Utuh”  肉身菩薩, serta Guru Besar CHIH-CHʇ) 智者

(538 –597) yang mentransmisikan pelita Buddhadharma, se-muanya menyiarkan ajaran Tanah Suci.

Di zaman sekarang ada Guru Besar TI-HSIEN 諦閑  dari

mazhab T’ien-t’ai; T’  AI-HSÜ 太虛 dari mazhab Vijñaptimātra;

HUNG-I 弘一  dari mazhab Vinaya; HSÜ- YÜN 虛雲  dan Y ÜAN

- YING 圓瑛 dari mazhab Ch’an —  masing-masing membuat

tulisan yang menyebarluaskan ajaran Tanah Suci.

Para perumahtangga pun, mulai dari LIU LEI 劉雷  dkk.

dari Gunung Lu 廬山 pada zaman dinasti Chin; P AI LO-T’ IEN 白樂天  pada zaman dinasti T’ang; SU TUNG-PO 蘇東波  dan

WÊN Y EN-PO 文彥博  pada zaman dinasti Sung; Y ÜAN HUNG

-TAO 袁宏道 pada zaman dinasti Ming; P’ ÊNG CH’ IH-MU 彭尺木

dan Y  ANG JÊN-SHAN 楊仁山 pada zaman dinasti Ch’ ing, dll. —

semua merupakan sarjana besar, dan semuanya melabuh-kan hati pada praktek Tanah Suci.

Nama-nama di atas dikenal banyak orang. Masih banyak lagi praktisi yang tidak mungkin dirinci satu per satu di sini.

*) Aśvaghoṣa mengarang Mahāyāna Śraddhotpāda Śāstra 《大乘起信論》; sedangkan

Nāgārjuna mengarang Daśabhūmika Vibhāṣā Śāstra 《十住毗婆沙論》. Di dalam ke-dua śāstra ini ada dibahas tentang praktek Tanah Suci.

†)  Daftar tiga belas patriark Tanah Suci dalam Buddhisme Tiongkok dapat dilihat di

buku-buku kebaktian.

(24)

Kita mesti bertanya pada diri sendiri: kebijaksanaan, penge-tahuan, kebajikan, dan kecakapan kita, dibandingkan orang-orang suci di atas, manakah yang lebih tinggi dan mana yang lebih rendah? Mereka semua berlatih Tanah Suci dan menyiarkan Tanah Suci; kita sebaliknya merendahkan ajaran Tanah Suci. Pandangan dan pemahaman seperti ini dapat-kah dikatakan tepat?

B. Kitab-Kitab Rujukan

Pintu Dharma Tanah Suci disebutkan dalam banyak tem-pat di Tripiṭaka. Akan tetapi, siapakah yang memiliki banyak waktu untuk menyelidikinya? Kita hanya dapat memulai de-ngan memilih bacaan-bacaan yang lebih spesifik, misalnya sūtra-sūtra seperti: Amitābha 《阿彌陀經》, Sukhāvatīvyūha

《無量壽經》, dan Amitāyur -d hyāna 《觀無量壽經》. Di

an-tara ketiganya,  Amitābha Sūtra  merupakan yang termudah, dan Anda sebaiknya melihatnya beberapa kali.

 Apabila Anda amat bersemangat, bacalah bunga rampai

Sepuluh Tulisan Penting Tanah Suci 《淨土十要》  dengan

teliti 2 –3 kali. Setelah membacanya, Anda akan dapat me-mahami garis besar dari Pintu Dharma Tanah Suci.

Jika Anda tidak sanggup, cobalah dengan buklet-buklet bimbingan pemula yang tertulis dalam bahasa sehari-hari seperti: Petunjuk Arah di Persimpangan Jalan 《歧路指歸》,

Panduan Praktek Tanah Suci bagi Pemula 《初機淨業指南》,

Pengantar Buddhadharma 《佛法導論》, dsb.

Buku-buku seperti Penjelasan Makna dari Tiga Esensi Tanah Suci 《淨土三要述義》  serta Teks Tanah Suci oleh

Lung-shu 《龍舒淨土文》, yang tertulis dalam bahasa Cina

klasik, dapat dilihat sesekali, dan Anda juga bisa menda-patkan beberapa pengertian ringkas.

(25)

Kumpulan aforisme Tanah Suci seperti Esai Guru Dharma Yin-kuang 《印光法師文鈔》  dan Karya Lengkap An-shih

《安士全書》 memuat beberapa cerita yang menarik. Kedua

buku ini sangat membantu membuka kebijaksanaan dan meluruskan pandangan seseorang.

Jika Anda sudah selesai membaca buku-buku di atas, tentu akan mudah bagi Anda untuk menelaah sūtra-sūtra lainnya.

(26)

§6

MELURUSKAN DUA MACAM

SALAH PANDANG YANG UMUM

 A.  “ Yang Penting Berhati Baik, Sama Sajalah dengan

Nien-fo 

” 

Hati manusia dipenuhi nafsu (rāga ), kebencian (dve ṣ a ),

dan kebodohan (moha ) sehingga dengan tubuhnya acapkali

manusia membunuh, mencuri, dan berzinah. Sukar dijinak-kan, tetapi dengan angkuh mengatakan bahwa hati sendiri baik — bukankah ini kesesatan yang sangat ekstrem?

Bahkan jika seandainya pun benar hati Anda baik, dan  Anda dapat melakukan sepuluh perbuatan baik yang telah dijelaskan pada §4-A dengan sempurna, ini hanya dapat disebut “berlatih perbuatan ber jasa” 修福. Di kemudian hari,

 Anda hanya akan mendapatkan buah yang kecil berupa ke-lahiran sebagai dewa atau manusia, dan masih tidak dapat keluar dari roda saṃsāra. Anda takkan dapat pergi ke negeri Buddha, Sukhāvatī, sebab jalan yang Anda tempuh salah!

Jika Anda berpikir hendak terlahir di Sukhāvatī, Anda ha-rus “berlatih bijaksana” 修慧, dan berlatih bijaksana adalah

dengan melakukan perenungan terhadap Buddha (nien-fo ).

Sesuai dengan sebab, demikianlah buahnya. Jika Anda berlatih perbuatan berjasa, jasa sajalah yang Anda peroleh;  jika Anda berlatih bijaksana, kebijaksanaanlah yang akan  Anda peroleh. Masalah besar ini harus dibedakan dengan  jelas; jangan mencampur-adukkannya dan menjadi salah

(27)

B. “Terlalu Sibuk, jadi Tidak Ada Waktu untuk

Nien- 

fo 

” 

Merenungkan Buddha dapat mengubah kesulitan hidup, menghapuskan bencana, dan terlahir di Sukhāvatī. Perkara sebesar ini mengapakah kita pandang ringan dengan se-belah mata? Dengan alasan “terlalu sibuk, tidak ada waktu” begitu mudahnya kita mengesampingkan masalah besar bencana yang sukar dihindari. Sungguh amat disayangkan!

Benarkah kita sibuk? Semestinya tidak. Nien-fo  dapat

di-lakukan saat berjalan, berdiri, duduk, atau berbaring. Baik sarjana, petani, buruh, atau pedagang dapat melakukannya tanpa menggangu pekerjaan. Bila Anda tidak percaya, simak sajak berikut yang menggambarkan pembagian waktu da-lam kehidupan sehari-hari dengan sangat jelas. Saya kira, setelah membacanya, semua pasti akan kehilangan tawa.

【不忙歌】 Tidak Sibuk 

知君本不忙 Ketahuilah! Anda sebenarnya tidak sibuk,

偏說不得閑 Namun bersikeras tiada waktu luang.

二十四小時 Dari dua puluh empat jam sehari,

八時床上眠 Delapan jam Anda tidur di atas ranjang.

三餐費三時 Tiga kali makan menghabiskan tiga jam

又用茶和煙 Ditambah untuk mengopi dan merokok.

梳洗大小便 Bersisir, mandi, buang air besar dan kecil,

總費一時間 Semuanya menghabiskan waktu sejam.

出門去吃酒 Keluar pintu, pergi makan-minum;

回家對妻談 Pulang ke rumah menghadapi obrolan istri.

至少兩個時 Paling sedikit menghabiskan dua jam,

(28)

身困思午睡 Merasa letih, Anda berpikir tidur siang;

二時睡不完 Dua jam tidur belum selesai pula.

共去十六時  — Jadi, total ada enam belas jam

空過大半天  Anda lewati setengah hari dengan kosong.

所剩八時內 Dan dalam delapan jam sisanya,

未必事真繁 Belum tentu Anda betul-betul repot bekerja.

念佛半小時 Untuk nien-fo  setengah jam saja,

反說多耽延 Sebaliknya Anda katakan banyak urusan.

且看古來人 Lihatlah orang dahulu dan yang akan datang

幾個七十年 Berapakah yang usianya mencapai 70 tahun?

莫把生死苦 Janganlah penderitaan lahir dan mati

撇在腦後邊  Anda kesampingkan dari benak Anda.

真正自己事 Ini benar-benar urusan Anda sendiri,

要緊萬萬千  Yang memerlukan beribu-ribu perhatian.

勸君發猛省 Menganjurkan Anda agar segera insyaf

速種九品蓮 Dan menanam teratai di sembilan tingkatan

(29)
(30)

LAMPIRAN I

INTISARI METODE

NIEN-FO

Pada saat nien-fo , Anda mesti melepaskan segala masalah

dalam batin. Pikiran janganlah kacau. Hanya nama agung enam suku-kata saja [yakni “NA MO A MI T’ O FO” ] satu-satunya yang

timbul dari dalam batin, keluar lewat mulut, terdengar masuk melalui telinga, dan tercetak di dalam hati.

 Anda harus berpikir dengan jernih, melafal dengan jernih, dan mendengar dengan jernih. Dengan begini barulah Anda akan mendapatkan respons rohani.

(31)

LAMPIRAN II

TANYA-JAWAB

1.

T: Kami pegawai pendidikan negeri yang tinggal di asrama ber-  sama, dan tidak memungkinkan untuk memuja Buddha atau bernamas kāra . Nien-fo  juga akan mengganggu ketenangan orang lain. Kami tidak bisa melakukan apa-apa.

J: Memang benar bahwa banyak hal yang tidak leluasa untuk dilakukan di tempat umum. Akan tetapi, segala masalah ten-tu ada solusi pemecahannya. Jika Anda tahu bahwa nien-fo

adalah perkara yang besar, Anda hanya perlu melafal dalam hati dengan tulus. Ini pun memberikan hasil yang besar. Ka-rena melafal dalam hati membutuhkan perhatian yang lebih dibandingkan melafal dengan mulut, maka Anda tidak usah memuja Buddha, bernamaskāra, atau mengeluarkan suara.

2.

T: Meskipun nien-fo  bagus, tetapi untuk pergi-pergi ke vihāra, perkumpulan Buddhis, atau cetiya —  saya benar-benar tidak punya waktu.

J: Tempat-tempat ini tidak wajib Anda datangi. Anda tidak ada waktu untuk keluar, tetapi tidak mungkin tidak ada waktu di rumah, bukan? Lakukanlah nien-fo   di rumah. Masih adakah

(32)

3.

T: Nien-fo  adalah urusan orang-orang kaya, saya mana punya kelebihan uang?

J: Ini juga suatu salah pandang! Nien-fo  benar-benar tidak

per-lu menghamburkan uang. Tiga batang dupa berapalah har-ganya? Bahkan tidak membakar satu batang dupa pun tidak mengapa. Yang terpenting adalah batin berkonsentrasi de-ngan penuh hormat.

4.

T: Melaksanakan nien-fo  harus bervegetarian. Saya tidak bisa, maka saya tidak nien-fo.

J: Untuk sementara waktu tidak usah bervegetarian, tetapi An-da An-dapat berpantang membunuh. Kebajikan AnAn-da tentu be-sar. Anda dapat belajar memakan “tiga daging bersih”  三淨 肉 (triko ṭi śuddha māṃ sa ), yakni yang tidak khusus dibunuh

untuk Anda, Anda tidak melihatnya dibunuh, dan Anda tidak mendengarnya dibunuh. Di pasar banyak dijual daging/ikan yang sudah mati. Cukuplah Anda memakan itu saja.

Referensi

Dokumen terkait

pengajuan judul. Admin dapat memilih button edit. Sistem akan menyimpan data yang sudah diedit. Jika admin menghapus data pengajuan judul maka sistem akan menghapus

mendidik dan mengawasi anaknya ketika di rumah maupun lingkungan masyarakat, begitu pula ketika di sekolah guru bukan hanya mendidik namun mengarahkan memberi tauladan serta

Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah terciptanya prototype OMOSTAR (Solar Thermoelectric to Destilate Sea

• Untuk itu file harus diproses juga secara sekuensial • Data yang tersimpan dalam file memiliki type

Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Sumber Pembiayaan di RSU Dr. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata

Telah disebutkan sebelumnya bahwa di dalam sistem koperasi hampir tidak mungkin untuk menentukan hasil sosialnya yang harus berfokus pada prospek berikut: sejauh mana

Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu para pengguna kendaraan baik yang beroda dua atau lebih dalam mengurangi borosnya penggunaan bahan bakar dan menambah efisiensi dari

peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.  Observasi merupakan cara yang