• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN MOBILE LEARNING DENGAN PUSH NOTIFICATION SYSTEM BERBASIS PROTOCOL UDP PADA PERANGKAT BLACKBERRY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN MOBILE LEARNING DENGAN PUSH NOTIFICATION SYSTEM BERBASIS PROTOCOL UDP PADA PERANGKAT BLACKBERRY"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 

Abstract— Learning management system merupakan sistem yang mendukung implementasi elektronik learning (e-learning). Dalam perkembangannya e-learning akan berevolusi menjadi mobile learning. Hal ini dikarenakan dengan device mobile yang semakin canggih. Sehingga pembelajaran dapat dilakukan “dimana saja” dan “kapan saja”. Ketiadaan sebuah pemberitahuan kepada para pembelajar, mengenai adanya content atau course baru pada server m-learning, menyebabkan proses belajar menjadi terhambat. Oleh karena itu, untuk memudahkan user memantau informasi terbaru yang telah tersedia, push notification system menjadi sebuah jembatan penghubung antara server mobile learning dengan pengguna secara langsung. Menggunakan Protokol UDP yang bersifat unreliable dan stateful. Sehingga lebih sederhana dan tidak perlu kontrol kemacetan koneksi. Pengujian dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap unjuk kerja jaringan dari hasil implementasi sistem dan kemudian dilakukan analisanya. Pengamatan dilakukan pada sisi file log server e-learning yang terdapat pada hosting.

Hasil dari implementasi dihasilkan notifikasi berupa nyala LED, icon pada homescreen, notifikasi suara, dan kemudahan akses langsung pada course ataupun conten baru.

Kata Kunci — Learning management system, push notification system

I. PENDAHULUAN

enggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam dunia pendidikan terus berkembang dalam berbagai strategi dan pola, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam sistem e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik dan media digital, maupun mobile learning (m-learning) sebagai bentuk pembelajaran yang khusus memanfaatkan perangkat dan teknologi komunikasi bergerak. Tingkat perkembangan perangkat bergerak yang sangat tinggi, tingkat penggunaan yang relatif mudah, dan harga perangkat yang semakin terjangkau, dibanding perangkat komputer personal, merupakan faktor pendorong yang semakin memperluas kesempatan penggunaan atau penerapan mobile learning sebagai sebuah kecenderungan baru dalam belajar, yang

membentuk paradigma pembelajaran yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. [1]

Secara utama m-learning disampaikan melalui jaringan nirkabel. Hal ini dapat beradaptasi dengan cepat untuk memenuhi perubahan kebutuhan belajar. Hal ini dimungkinkan bagi pelajar untuk menemukan dan belajar apa yang ingin mereka inginkan pada kecepatan dan tempat yang cocok bagi mereka. Pelajar mobile dapat berkolaborasi dengan instruktur dan pelajar lainnya sehingga peserta didik dapat belajar dengan lebih baik. M-learning dapat memberikan bahan belajar dalam format multimedia dengan cepat dan biaya murah-cara efektif untuk mengajar pembelajar yang membutuhkan. [2]

Pada tugas akhir akan dilakukan integrasi antara penggunaan tiga aplikasi yaitu Moodle (Modular Object

Oriented Dynamic Learning Environment ), Mobile Learning Engine (MLE), dan Push Notification pada perangkat

Blackberry. Oleh karena itu perlu dikaji aspek-aspek performansi dan alur struktur jaringan ketika sistem ini dijalankan, sehingga dapat dihasilkan sebuah rekomendasi untuk membangun aplikasi learning management system berbasiskan Moodle, Mobile Learning Engine, dan Push

Notification pada perangkat Blackberry yang memiliki fitur

lengkap, sesuai dengan keadaan yang diinginkan dan dapat mengakomodir kebutuhan metode pembelajaran jarak jauh dalam institusi pendidikan.

Masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalahnya adalah:

1. Bagaimanakah perancangan mobile learning berbasiskan pada Moodle, MLE, dan Push Notification pada perangkat Blackberry?

2. Bagaimana unjuk kerja keberhasilan push notification system pada implementasi mobile learning berbasis device Blackberry?

3. Bagaimanakah hasil pengujian push notification untuk pengamatan keandalan server dengan mengunakan file log yang didapat dari hosting.

II. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

A. Gambaran Umum Sistem

Pada tugas akhir ini akan direncanakan sistem terintegrasi

Push Notification System dan server learning management system berbasis Moodle (modular object oriented dynamic

learning environment) dan MLE (Mobile Learning Engine). Berikut adalah topologi jaringan yang tampak pada Gambar 1

Dimas Nugroho Nuradryanto, Achmad Affandi, Djoko Suprajitno Rahardjo

Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS

RANCANG BANGUN MOBILE LEARNING DENGAN

PUSH NOTIFICATION SYSTEM BERBASIS

PROTOCOL UDP PADA PERANGKAT BLACKBERRY

(2)

2 Gambar 1. Desain Topologi Jaringan Nirkabel

Sistem yang dibangun memiliki dua sisi yaitu server

Learning Management System (LMS), dan client dalam hal

ini digunakan perangkat Blackberry. Akses web ke server

e-learning dapat dilakukan melalui Desktop, Laptop, maupun device mobile seperti smartphone, PDA, tablet, dll. Kemudian

perubahan/penambahan course, content, dan lain sebagainya akan ditampung sementara pada webserver sampai Cron melakukan aktifitas refresh dan mengirimkan notifikasi tersebut ke server Blackberry. Dari server Blackberry akan melanjutkan informasi tersebut ke perangkat Blackberry yang sebelumnya sudah melakukan subscribe pada course/topik materi yang akan diikuti perkembangan update informasinya. Namun sebelum notifikasi informasi tersebut masuk ke perangkat Blackberry, terlebih dahulu ditahan oleh scheduler yang terdapat pada masing-masing perangkat Blackberry. Setelah scheduler melakukan refresh sesuai setting time nya, baru notifikasi tersebut akan masuk ke perangkat Blackberry dan siap di akses.

Akses langsung ke webserver dari perangkat dengan resource besar dapat dilakukan melalui alamat http://www.databanksoal.info sedangkan akses melalui perangkat mobile dengan keterbatasan sumber daya dapat melalui alamat http://m.databanksoal.info yang sudah dilengkapi dengan antar muka yang disesuaikan untuk perangkat mobile. Letak server Blackberry yang memiliki security sangat tinggi sehingga tidak memungkinkan dilakukannya akses root ke server. Dan melakukan pengukuran kecepatan push notifikasi dengan software network analyzer. Sehingga data hasil pengamatan kecepatan push notifikasi didapatkan dari log file shared hosting server yang kemudian di sinkronkan dengan log pada perangkat Blackberry.

B. Skema Penyampaian Push Notification Pada Blackberry

Proses yang terkait untuk memberikan push

notification pada perangkat BlackBerry ® menggunakan

teknologi push BlackBerry Push Service memiliki skema kerja seperti yang diperlihatkan gambar di bawah ini:

Gambar 2. Skema penyampaian push notification 1. Content Provider yang berada di sisi pengembang

aplikasi melakukan inisiasi awal untuk meminta layanan

push yang kemudian diterima oleh BlackBerry Push Server..

2. BlackBerry Push Data Server memberikan respon yang menginformasikan bahwa inisasi diterima atau ditolak 3. BlackBerry Push Data Server langsung melakukan push

data ke handset pengguna BlackBerry tujuan.

4. Handset pengguna BlackBerry memberikan konfirmasi kepada BlackBerry Push Server bahwa benar-benar telah menerima data dari BlackBerry Push Server tersebut. 5. BlackBerry Push Server melanjutkan konfirmasi dari

handset pengguna untuk dikirimkan kembali ke Content

Provider.

6. Content Provider memberikan konfirmasi kepada BlackBerry Push Server bahwa telah membaca notifikasi yang diberikan BlackBerry Push Server.

C. Perancangan dan Implementasi

Skenario perancangan dan implementasi dari tugas akhir ini dapat dilihat pada flowchart pada Gambar 3 dan 4.

D. Parameter Performansi Jaringan dan Sistem

Pengujian Network Performance pada aplikasi push

notification system, dapat diamati dengan menggunakan log

file yang didapatkan dari server. Beberapa parameter yang digunakan untuk pengujian Network Performance Push

Notification.

1. Time Delivered

Time Delivered adalah waktu pada saat server LMS

mengirimkan notifikasi kepada Cron, untuk selanjutnya diteruskan kepada server Blackberry. Pada ponsel user juga dilakukan pengamatan waktu notifikasi diterima. Kemudian selisih dari waktu terkirim dan waktu diterima, menghasilkan durasi waktu yang diperlukan notifikasi tersebut untuk berjalan.

2. Cron Timing (timing frequency)

Cron timing berfungsi untuk mengatur penjadualan kapan server harus mengirimkan notifikasi tersebut keluar dari server menuju ke perangkat user.

(3)

3 3. Jumlah User

Untuk menghasilkan data yang akurat, tentunya diperlukan beberapa variable pengukuran, baik itu dari segi jumlah percobaan yang dikirimkan, ataupun jumlah user yang di uji coba. Sehingga diharapkan dihasilkan trend data yang dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan dari sebuah aplikasi/program tertentu.

Gambar 3. Flowchart metode penelitian

E. Pengambilan Data Performansi

Pada bagian ini akan dilakukan implementasi dan pengukuran lama waktu push notification dari saat pengiriman hingga diterima oleh user. Salah satu keberhasilan sistem push

notification dapat diukur dari waktu yang digunakan untuk

sampai ke user. Dan kesebandingan dengan waktu pada

setting Cron. Pada pengukuran kali ini digunakan log file dari server yang merupakan representasi dari jaringan web online.

Adapun parameter yang dapat diamati adalah waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pengguna, Cron, dan jumlah pengguna. Agar didapatkan hasil pengamatan yang baik,

scheduler pada perangkat ponsel harus diabaikan. Agar

didapatkan waktu proses yang paling cepat.

Gambar 4. Langkah-langkah implementasi III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan mengenai unjuk kerja push notification yang menkoneksikan antara LMS server dengan perangkat LMS user. Analisis pada push

notification dilakukan dengan menguji kemampuan server

dalam mengirimkan data dalam interval waktu tertentu. Parameter unjuk kerja push notification dalam melakukan sinkronisasi data yang akan dipakai adalah waktu pengiriman, waktu diterima, Cron dan jumlah pengguna. Kinerja server LMS akan diuji menggunakan data yang dikirimkan kepada beberapa user dan pada interval waktu tertentu.

A. Analisis dan Pembahasan Feature Push Notification

Analisa dan pembahasan feature dari push notification yang telah dirancang dan disinkronisaikan antara server dengan user, apakah sudah memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan sebuah push notification yang instant, mudah dipahami, dan digunakan. Pada Blackberry, didapatkan tiga jenis notifikasi yang diterima oleh user pada ponsel Blackberry milik nya. Adapun notifikasi tersebut sebagai berikut.

Notifikasi Nyala Lampu LED

Pada perangkat Blackberry, disediakan sebuah lampu LED yang ditujukan untuk memberi informasi kepada pengguna, bahwa terdapat sebuah notifikasi pada ponsel. Baik itu berupa pesan singkat, panggilan tak terjawab, ataupun notifikasi-notifikasi lain. Begitu pula untuk aplikasi push notification, juga memanfaatkan nyala lampu LED untuk memberitahukan kepada pengguna bahwa terdapat sebuah notifikasi yang menunjukkan content baru telah di upload pada server LMS.

(4)

4 Gambar 5. Notifikasi LED

Notifikasi Icon Pada Homescreen

Pada homescreen Blackberry terdapat banyak icon yang menunjukkan notifikasi apa saja yang belum di buka atau di akses oleh pengguna. Misalnya icon notifikasi pesan singkat, social network, alarm, dan lain-lain. Untuk mengingatkan kembali pengguna, bahwa ada notifikasi yang belum diakses, maka dimunculkan pula notifikasi berupa icon pada homescreen. Bagian yang dilingkari pada gambar 4.3 di bawah ini adalah wujud dari notifikasi icon pada homescreen.

Gambar 6. Notifikasi berupa icon pada homescreen

Notifikasi Berupa Suara

Didapatkan juga notifikasi berupa suara. Jadi ketika ada sebuah notifikasi dari server LMS yang masuk ke ponsel pengguna, muncul notifikasi berupa suara. Namun karena tidak memungkinkan untuk mencantumkan gambar suara, maka untuk notifikasi suara bisa disaksikan pada dokumentasi berupa video.

B. Performansi Push Notification System

Salah satu keberhasilan sistem push notification dapat diukur dari waktu yang digunakan untuk sampai ke user. Dan kesebandingan dengan waktu pada setting Cron. Pada pengukuran kali ini digunakan log file dari server yang merupakan representasi dari jaringan web online. Adapun parameter yang dapat diamati adalah waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pengguna, Cron, dan jumlah pengguna. Agar didapatkan hasil pengamatan yang baik, scheduler pada perangkat ponsel harus diabaikan. Agar didapatkan waktu proses yang paling cepat.

Pengamatan Timing Frequency

Untuk mendapatkan variable timing frequency yang cepat, tentunya di setting dengan angka terkecil. Sehingga diharapkan ketika ada content baru yang ditambahkan pada LMS server, dapat segera dikirimkan dan diketahui oleh pengguna. Namun harus di perhatikan juga, ketika digunakan beberapa variasi dari timing frequency apakah hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga perlu

diuji dengan beberapa variasi timing frequency. Adapun data yang didapatkan dengan pengujian timing frequency adalah sebagai berikut

Gambar 7. Timing Frequency

Dari gambar 4.2 di menunjukkan perbandingan data yang dihasilkan pada pengukuran pada 3 timing frequency dengan 1 user. Dari grafik perbandingan didapatkan bahwa waktu tambahan yang diperlukan notifikasi untuk sampai ke user sebesar 1 sampai 3 menit dari acuan waktu Cron yang di setting. Pada timing frequency yang di setting 60 secon (1 menit), didapatkan waktu tempuh rata-rata sebesar 1,4 menit. Untuk 300 second (5 menit), rata-rata waktu yang diperlukan sebesar 6 menit. Sedangkan pada setting 600 second, waktu rata-rata yang diperlukan sebesar 11 menit. Hal ini menunjukkan bahwa berapapun setting timing frequency pada Cron, hasil waktu push notification yang didapatkan tidak jauh berbeda dari setting timing frequency tersebut.

Pengamatan Pada 1 User

Pada Gambar 8. Dari pengamatan timing frequency, didapatkan hasil setting terkecil pada Cron, yaitu 60 second, menghasilkan waktu kirim yang mendekati angka real pada setting tersebut. Dengan rata-rata waktu kirim 1,4 menit pada hasil pengamatan yang tercantum pada gambar 7. Sesuai dengan gambar 4, Flowchart implementasi pengamatan push notification, frequency yang menghasilkan waktu tercepat adalah 60 second atau 1 menit. Untuk menerapkan frequency dibawah satu menit, sangatlah riskan, karena memberatkan kinerja server mobile learning, dan berpotensi terkena sanksi banned oleh web hosting, karena menyalahi terms of usage dari web hosting tersebut. Adapun pengamatan pada pengujian 1 user dengan timing frequency 60 second adalah sebagai berikut:

(5)

5 Dari gambar 8 menunjukkan hasil dari percobaan pada 1 user. Didapatkan waktu rata-rata tempuh sebesar 1,47 menit. Mendekati angka 1,5 menit. Terlihat di awal percobaan waktu yang dibutuhkan sedikit lebih lama, dibanding waktu yang didapatkan pada percobaan-percobaan di bagian pertengahan.

Pengamatan Pada 2 User

Pada pengamatan dengan 2 user digunakan 2 ponsel yang di beri perlakuan sama, yaitu dengan mengabaikan scheduler pada ponsel. Dan diberlakukan timing frequency 60 second. Adapun data pengamatan pada 2 user adalah sebagai berikut.

Gambar 9. Pengamatan pada 2 users dengan timing

frequency 60s

Dari gambar 9 dapat kita amati bahwa dari 15 kali percobaan, 9 percobaan diantaranya tepat waktu, yaitu hanya membutuhkan waktu 1 menit saja untuk bisa sampai ke ponsel pengguna. Sedangkan yang 6 percobaan lainnya mengalami keterlambatan, pada umumnya memerlukan waktu 2 menit untuk sampai ke pengguna. Waktu tempuh rata-rata untuk user 1 adalah 1,2 detik untuk user kedua didapatkan waktu rata-rata 1,27 detik.

Pengamatan Pada 3 User

Hampir sama dengan pengamatan sebelumnya, pada pengamatan dengan 3 user digunakan 3 ponsel yang di beri perlakuan sama, yaitu dengan mengabaikan scheduler pada ponsel. Dan diberlakukan timing frequency 60 second. Adapun data pengamatan pada 3 user adalah sebagai berikut.

Gambar 10. Pengamatan pada 2 users dengan timing

frequency 60s

Dari gambar 10, dapat diamati, dari 15 kali percobaan, user 1 mengalami 3 kali keterlambatan, yaitu 2 menit. User 2 mengalami 4 kali keterlambatan. Dan user 3 mengalami 4 kali keterlambatan. Waktu rata-rata yang diperlukan user 1 adalah

1,21 detik. Pada user 2 memerlukan waktu rata-rata 1,29 detik. Sedangkan pada user 3 membutuhkan waktu rata-rata 1,31 detik. Dapat dikatakan lebih dari 70% pengiriman notifikasi, sampai pada ponsel pengguna tepat pada waktunya.

C. Analisis Perbandingan Kecepatan Pengiriman Push Notification dengan Push Email

Untuk mengetahui seberapa baik performa suatu hal, maka haruslah ada sebuah pembanding. Dimana ada tolok ukur yang dapat dianalisa, sehingga dapat terlihat sisi lain dari sebuah sistem atau program tersebut. Dalam hal ini, diambil push email sebagai pembanding push notification dikarenakan push email merupakan salah satu layanan yang paling diandalkan oleh Blackberry, dimana struktur dari push email pada Blackberry sangat baik sehingga mampu mengirimkan email yang masuk ke dalam inbox webmail seketika ke ponsel Blackberry. Dalam perbandingan ini, akan dilakukan pada 1 user saja. Dengan cara mengirimkan 10 email secara bertahap kepada alamat email yang akan langsung diterima di ponsel Blackberry. Diamati waktu pada saat email terkirim melalui

webmail, dan diamati pula waktu pada saat email diterima

pada ponsel Blackberry. Berikut ini data hasil perbandingan kecepatan pengiriman push notification dengan push email.

Gambar 11. Perbandingan push notification dan push email Dari gambar 4.8 dapat di definisikan bahwa pada push

email, waktu yang diperlukan untuk sampai ke ponsel

pengguna, selalu flat 1 menit. Yang dalam praktisnya push

email memerlukan waktu tidak sampai 1 menit untuk dapat

sampai ke ponsel pengguna. Sedangkan push notification rata-rata memerlukan waktu 1 menit lebih sedikit. Hal ini dikarenakan pada push email sistem ini berbeda dengan metode email konvesional yang selama ini dikenal

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan push notification yang telah diimplementasikan dan hasil analisis yang telah dilakukan pada pengamatan performansi push notification system yang dilakukan pada berbagai timing frequency dan beberapa variasi user, maka pada tugas akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengujian diperoleh waktu rata-rata 1,47 detik untuk pengamatan pada 1 user dengan timing frequency 60 detik. Pada pengujian dengan 2 user waktu tempuh rata-rata untuk user 1 adalah 1,2 detik untuk user kedua

(6)

6 didapatkan waktu rata-rata 1,27 detik. Sedangkan pada pengamatan 3 user, waktu rata-rata yang diperlukan user 1 adalah 1,21 detik. Pada user 2 memerlukan waktu rata-rata 1,29 detik. Sedangkan pada user 3 membutuhkan waktu rata-rata 1,31 detik. Dan pada akhir pengujian, disimpulkan bahwa push notification system antara server Mobile Learning dan Blackberry mampu terintegrasi dengan baik.

2. Untuk mengimplementasikan mobile learning pada

server LMS dapat digunakan Mobile Learning Engine

(MLE) yang merupakan add-ons dari Moodle. Sehingga membuat tampilan Moodle pada ponsel lebih sederhana namun tetap informatif dan interaktif.

3. Implementasi push notification pada Blackberry, dapat dikirimkan melalui RSS Feed pada server yang sudah dikonfigurasi ulang agar mampu terkirim lebih cepat dan informatif.

4. Untuk menerima push notification pada perangkat Blackberry dapat digunakan aplikasi Social Feed dimana dapat download secara gratis untuk Blackberry OS 6 dan OS 7.

5. Implementasi push notification pada Blackberry, mampu menghasilkan notifikasi berupa nyala lampu LED, icon pada homescreen, dan notifikasi suara.

6. Ketika push notification diperbandingkan dengan push

emai, push notification masih tertinggal dalam hal waktu

yang diperlukan untuk sampai ke ponsel pengguna. 7. Penambahan course atau content baru selama dalam

range timing frequency, akan dikirimkan sekaligus menjadi 1 kali pengiriman setelah Cron mencapai detik terakhir dari timing frequency.

8. Dari hasil log file, dapat dilacak melalui server RIM bagian mana yang dilalui untuk menyampaikan push

notification. B. Saran

Setelah melakukan implementasi dan analisis data dan sistem pada integrasi push notification antara server LMS dengan perangkat Blackberry. Maka didapatkan beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan maupun saran dalam pelaksanaan tugas akhir ini untuk pengembangan dimasa yang akan datang sebagai berikut :

1. Terdapatnya sistem scheduler pada perangkat Blackberry memberikan hambatan terhadap ketepatan waktu sampainya push notification pada ponsel pengguna. Disarankan untuk melakukan sistem refresh yang lebih baik agar notifikasi segera sampai pada ponsel pengguna.

2. Setting timing frequency (Cron) pada webserver memiliki waktu terkecil 60 detik (1 menit). Tidak disarankan untuk melakukan setting frequency dengan waktu dibawah itu, karena berpotensi mengalami banned oleh pihak webhosting.

3. Menemukan metode pengamatan dan pengukuran yang lebih baik, agar data timing push notification yang dihasilkan memiliki akurasi lebih baik.

DAFTAR REFERENSI

[1] Riyanto, Er Djalal, “E-learning Sebagai Model Proses

Pembelajaran Berbasis Teknologi Informas”, Prosiding Seminar Nasional SPMIPA, Semarang, 2006.

[2] Chi-Hong Leung; Yuen-Yan Chan; , "Mobile learning: a new paradigm in electronic learning," Advanced Learning Technologies, 2003. Proceedings. The 3rd IEEE International Conference on , vol., no., pp. 76- 80, 9-11 July 2003

[3] Setia Utama, Putra, “Pertumbuhan Pelanggan BlackBerry di Indonesia Pada Tahun 2011”, <

http://www.teknojurnal.com/2011/09/20/pertumbuhan-pelanggan-blackberry-di-indonesia-pada-tahun-2011/>, September, 2011

[4] Triarso, Agus, “Pengembangan Mobil Edukasi (m-edukasi)” <

http://m-edukasi.net/artikel-mobile-learning-isi.php?kodenya=2010-ad>, Agustus, 2010

[5] Wang, Yuan Kai, “Context Awareness and Adaptation in Mobile Learning”, Proceedings of the The 2nd IEEE International Workshop on Wireless and Mobile Technologies in Education (WMTE’04), 2004

[6] Alier, Marc, “Adapting LMS architecture to the SOA: an Architectural Approach”, Fourth International Conference on Internet and Web Applications and Services, 2009

[7] Ardiansyah, Lutfi “Prospek Cerah Pemanfaatan e-Learning Secara Mobile” < http://staff.blog.ui.ac.id/harrybs/tag/mobile-learning/>, April, 2009

[8] Tugrul, Agah, “Differences between m-learning (mobile learning) and e-learning,basic terminology and usage of m-learning in education”, Science direct, Turkey, 2011

[9] N. Eteokleous & Y.Laouris, “WE NEED AN EDUCATIONALLY RELEVANT DEFINITION OF MOBILE LEARNING”, 2005

[10] N. Cavus, H. Uzunboylu, A COLLABORATIVE MOBILE LEARNING ENVIRONMENTAL EDUCATION SYSTEM FOR STUDENTS, CIMCA 2008, IAWTIC 2008, and ISE 2008 [11] S.J.H. Yang, “Context aware ubiquitous learning environments

for peer-to-peer collaborative learning”, Educational Technology & Society, 9(1) (2006), pp. 188-201.

Dimas Nugroho Nuradryanto, lahir di Purwokerto 24 April 1989, merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan dr. H. Eko Nurdianto dan Hj. Tititek Sri Mujiani. Memulai pendidikan formalnya di SDN Sudagaran 1 Banyumas (1995-2001), kemudian meneruskan pendidikan di SLTPN 1 Purwokerto (2001-2004), kemudian lulus pada tahun 2007 dari SMAN 1 Surabaya, dan melanjutkan studi di Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan mengambil Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia. Penulis juga akif di berbagai kegiatan kemahasiswaan di lingkup jurusan maupun ITS, dari menjadi staff maupun menjadi ketua panitia event lomba teknologi berskala Nasional. Penulis juga aktif di kegiatan ilmiah seperti Lab Based Education, Training Season, dan panitia inti International Electrical Engineering Expo 2010 yang merupakan rangkaian dari Lomba Cipta Elektroteknik Nasional, Seminar on Intelligent Technology and Its Application, dan South East Asian Game & Animation Festival.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Iklim di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara yang fluktuatif telah mengalami perubahan berupa pergeseran pada puncak musim

Pada beberapa platform mobile yang mengizinkan aplikasi untuk tetap dapat dijalankan tanpa diberi code signing, pengembang aplikasi yang jahat bisa menjebak penggunanya

Peneliti ini akan menggunakan pisau analisis Teori Kuasa Michel Foucault yang hasilnya akan menganalisa gerakan people power 2019 yang di munculkan oleh kalangan

Konsep kecantikan yang konstruksi oleh budaya massa dan media, di reproduksi secara terus menerus sehingga dianggap sebagai suatu kewajaran, sesuatu yang tidak perlu

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa hal terkait kondisi rantai pasokan kopi diantaranya aliran produk, aliran informasi dan aliran keuangan dan

Data sekunder yang berasal dari BPS antara lain jumlah penduduk, jumlah dan persentase penduduk miskin, PDRB, pertumbuhan ekonomi, indeks gini, rata-rata lama sekolah,

Hasil penangkapan nyamuk yang dilakukan di wilayah Kabupaten Muaro Jambi juga mendapatkan spesies nyamuk yang paling banyak tertangkap adalah Mansonia uniformis.. Nyamuk

Jadi dalam mengolah data Susenas dengan SPSS, langkah wajib yang harus dilakukan sebelum yang harus dilakukan sebelum melakukan pengolahan lebih lanjut adalah melakukan..