• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mini Project Oa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mini Project Oa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi.daerah yang sering terkena ialah sendi lutut, panggul, pergelangan kaki, dan ruas-ruas tulang belakang.prevalensi penderita OA di indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Pasien OA biasanya mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktifitas atau jika terdapat pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat yang lebih berat, nyeri dapat dirasakan terus-menerus sehingga sangat mengganggu mobilitas pasien. Karena prevalensinya yang cukup tinggi dan penyakit bersifat kronik progresif, OA memiliki dapampak sosio-ekonomi yang cukup tinggi di masyarakat. Diperkirakan 1-2 juta penduduk di Indonesia menderita cacat karena OA. Pada abad mendatang tantangan penyakit OA cukup besar karena semakin banyaknya populasi lansia.

Terapi pada OA umumnya bersifat simptomatik, misalnya dengan pengendalian faktor resiko, latihan, intervensi fisioterapi, dan terapi farmakologis. Untuk membantu mengurangi keluhan nyeri pada OA digunakan analgetika atau obat anti-inflamasi non steroid (OAINS). Karena penyakit OA bersifat kronis, penggunaan OAINS sering dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan masalah baru akibat efek samping dari obat ini. Di Amerika, sekitar 100.000 orang menderita tukak lambung akibat penggunaan obat ini dalam jangka waktu lama.

Melihat pentingnya penyakit ini mempengaruhi kualitas hidup masyarakat khususnya lansia dan efek samping pengobatan yang mungkin ditimbulkan, penulis menganggap perlu dilakukan penyuluhan terkait penyakit OA pada lansia

(2)

BAB II

PERENCANAAN DI PUSKESMAS

2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak puskesmas di Puskesmas I Pekutatan, kunjungan pasien penderita osteoartritis rata-rata 6-8 kasus di poliklinik. Hal ini memberikan gambaran bahwa penderita osteoartritis cukup banyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas I Pekutatan yang terutama terjadi pada lansia. Pengetahuan masyarakat untuk penyakit ini masih sangat kurang dan banyak yang beranggapan penyakit ini akibat sering mandi malam hari. Walaupun bukan merupakan jenis penyakit menular tetapi penyakit osteoartritis sangat mempengaruhi kualitas hidup. Oleh karena ini pengetahuan masyarakat khususnya lansia mengenai penyakit ini sangat diperlukan. Karena minat masyarakat yang rendah apabila kegiatan hanya berupa penyuluhan, maka penyuluhan ini dilaksanakan berbarengan dengan posyandu lansia yang akan dilaksanakan di Desa Medewi.

2.2 Analisis Masalah

Pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan masih tergolong rendah. Dengan cukup banyaknya kasus OA pada lansia diperlukan penyuluhan mengenai penyakit, pencegahan, dan penanganannya agar kualitas hidup lansia dapat ditingkatkan. Jumlah penduduk lansia di wilayah kerja Puskesmas I Pekutatan juga tergolong cukup tinggi yang tersebar di 4 wilayah Desa. Karena lebih dikhususkan pada lansia kegiatan penyuluhan dapat dilakukan saat melaksanakan posyandu lansia agar dapat menarik lebih banyak jumlah lansia yang hadir.

2.3 Tujuan Penyuluhan

Tujuan penyuluhan ini adalah untuk memberikan pengetahuan atau informasi yang benar kepada penderita OA khususnya di Puskesmas 1 Pekutatan tentang OA yang meliputi:

(3)

a. Edukasi kepada penderita OA

b. Aktivitas fisik yang disarankan bagi penderita OA .

2.4 Kelompok Sasaran

Yang menjadi kelompok sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini adalah penduduk lansia Banjar pangkung Slepo, Desa Medewi Kecamatan Pekutatan.

2.5 Strategi Penyuluhan a.Mempersiapkan ketenagaan

a. Persiapan materi penyuluhan b. Penguasaan materi penyuluhan

c. Penguasaan cara-cara penyampaian materi d. Persiapan alat bantu penyampaian materi b. Pelaksanaan penyuluhan

c. Perkenalan tim penyuluhan

d. Diberikan pertanyaan kepada penderita sebelum dilakukan penyuluhan untuk mengetahui pengetahuan mereka tentang OA.

e. Kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan tentang OA

f. Setelah semua materi disampaikan, tim penyuluh juga memberikan kesempatan penderita untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan. Diskusi tanya jawab dengan penderita tentang materi yang telah disampaikan sekaligus sebagai evaluasi penyuluhan. 2.6 Isi Penyuluhan

Materi penyuluhan yang akan disampaikan pada kegiatan ini yaitu: a.Edukasi kepada penderita OA

b. Aktivitas fisik yang disarankan bagi penderita OA 2.7 Metode Penyuluhan

Penyuluhan akan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.

(4)

2.8 Media Penyuluhan

Media yang digunakan antara lain menggunakan laptop, slide (power point), layar, LCD, serta pamflet.

2.9 Rencana Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kemampuan penderita menjawab pertanyaan yang diberikan sebelum dan setelah penyuluhan

a) Indikator yang dipakai : peningkatan kemampuan penderita dalam menjawab pertanyaan setelah penyuluhan.

b) Waktu penilaian : selama penyuluhan

c) Cara penilaian : menggunakan pertanyaan lisan sebelum dan setelah penyuluhan dan dari timbal balik saat dilakukan diskusi.

d) Penilai : tim penyuluh. a.

(5)

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Penyuluhan

a. Hari/ tanggal : Senin, 18 Mei 2015 b. Pukul : 09.00 WITA- selesai.

c. Tempat : Balai Banjar Pangkung Slepo, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan

3.2 Peserta Penyuluhan

Peserta adalah penduduk Lansia Banjar Pangkung Slepo, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan.

3.3 Pelaksana Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan oleh satu orang dokter Internship 3.4 Proses Penyuluhan

Proses awal penyuluhan dilakukan dengan membuat persiapan baik dari persiapan diri, materi serta komunikasi kepada berbagai pihak mengenai pelaksanaan penyuluhan ini. Sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan, kami meminta izin kepada Kepala Puskesmas Pekutatan, dr. I Nyoman Agus Tripayana untuk melaksanakan penyuluhan OA pada penduduk lansia di Banjar Pangkung Slepo. Kami juga mempersiapkan slide, materi serta pamflet yang akan kami gunakan sebagai media pada penyuluhan nanti.

Pada hari pelaksanaan penyuluhan, kami datang sekitar pukul 09.00 WITA. Kami didampingi oleh Kepala Puskesmas bersama dengan pemegang program posyandu lansia. Kemudian kami menuju Balai Banjar Pangkung Slepo untuk mempersiapkan alat dan bahan untuk penyuluhan. Pertama-tama, kami mengadakan perkenalan terlebih dahulu kepada peserta, kemudian diberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi penyuluhan untuk mengetahui tingkat pengetahuan penderita. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi. Materi

(6)

yang diberikan dengan mengggunakan slide dan tanya jawab. Pemberian materi berlangsung kurang lebih selama empat puluh menit dan diikuti dengan sesi tanya jawab. Para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya kapanpun jika mereka ingin bertanya. Peserta tampak antusias untuk bertanya karena mereka cukup tertarik dengan materi yang disampaikan.

Setelah acara penyuluhan, sebagai evaluasi penyuluh menanyakan kembali pertanyaan yang sama seperti sebelum penyuluhan dan pelatihan. Hampir seluruh peserta sudah mengerti dan dapat menjawab dengan benar karena sudah mendapat penjelasan sewaktu penyuluhan.

(7)

BAB IV

HASIL KEGIATAN

4.1 Profil Komunitas

Puskesmas I Pekutatan terletak di kecamatan pekutatan yaitu pada ruas jalan Denpasar-Gilimanuk. Puskesmas I Pekutatan letaknya cukup strategis, yaitu berdekatan dengan akses keamanan (Polsek Pekutatan), dan akses kebutuhan penduduk dalam hal perekonomian seperti supermarket dan pasar tradisional. Adapun tugas dan fungsi dari puskesmas pekutatan adalah sebagai berikut:

Tugas Pokok

1. Pusat Kesehatan Masyarakat secara fisik maupun administrasi 2. Mencegah dan menanggulangi KLB

3. Pemberdayaan peran serta masyarakat 4. Penyuluhan dan informasi kesehatan Fungsi

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan 2. Pusat pemberdayaan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama 4.2 Data Geografis

Kecamatan Pekutatan terbentang dari Barat ke Timur yang dibatasi oleh: • Di sebelah Utara adalah hutan Negara

• Di sebelah Timur adalah kabupaten Tabanan • Di sebelah Selatan adalah Samudera Indoonesia • Disebelah Barat adalah Kecamatan Mendoyo Lokasi Wilayah Kerja :

• Berada di Kecamatan Pekutatan

• Jarak dengan kota Kabupaten : ± 20 km Luas Wilayah Kerja :

(8)

2. Jumlah Penduduk : 26.735 jiwa, 6.732 KK Desa/Kelurahan yang dijangkau :

Di Kecamatan Pekutatan terdapat 4 desa/kelurahan. Wilayah kerja UPTD Kesehatan Puskesmas I Pekutatan terbagi menjadi 4 Desa, 17 Banjar dan 24 Posyandu yaitu :

1. Desa Medewi : 5 Banjar, 6 Posyandu 2. Desa Pulukan : 3 Banjar, 6 Posyandu 3. Desa Pekutatan : 4 Banjar, 8 Posyandu 4. Desa Asahduren : 3 Banjar, 4 Posyandu Karakteristik Daerah

• Termasuk penyangga daerah wisata • Daerah industri

• Daerah pertanian Sarana Transportasi

• Hubungan dengan kota kabupaten maupun kota provinsi melalui jalan raya dengan kendaraan roda empat segala jenis.

• Hubungan jalan ke setiap desa maupun kelurahan sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda empat

4.3 Data Demografis Jumlah Penduduk

Wilayah kerja : 18.585 jiwa Laki-laki : 9.378 Orang Perempuan : 9.207 Orang Jumlah KK : 5.113 KK Sosial Ekonomi

Mata Pencaharian Penduduk : • Tani

• Buruh • Nelayan

(9)

• PNS/TNI • Lain-lain

Sosial Budaya

Umumnya menggunakan bahasa Bali dan sebagian kecil bahasa Indonesia Agama

- Pemeluk agama Hindu : ±95% - Pemeluk agama lain : ± 5%

Sarana Pendidikan

- TK = 17 Buah

- SDN/MI = 23 Buah

- SLTP = 3 Buah

- SLTA = 2 Buah

4.4 Sumber Daya Kesehatan yang Ada

• Dokter : 5 orang

• Dokter Gigi : 2 orang

• Administrasi Kantor : 1 orang

• Bidan : 17 orang

• Perawat : 7 orang

• Sanitarian : 1 orang

• Petugas gizi : 1orang

• Apoteker: 1 orang

• Asisten apoteker : 1 orang

• Analisis Laboratorium : 2 orang

• Sarjana Kesehatan Masyarakat : 1 orang

• Administrasi Loket : 2 orang

• Perawat gigi : 2orang

• Sopir : 4 orang

(10)

• Juru masak : 1 orang

4.5 Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada

• Puskesmas Induk :1 unit

• Puskesmas Pembantu Pembina :1 unit

• Puskesmas Pembantu :8 unit

• Apotek :1 unit

• Laboratorium :1 unit

• Dokter Praktek Swasta : 7 orang

• Dokter Gigi Praktek Swasta : 1 orang

• Bidan Praktek Swasta :18 orang

Sarana Transportasi

• Kendaraan roda 4 (empat) 3 buah • Kendaraan roda 2 (dua) 5 buah

4.6 Evaluasi Proses

Kegiatan penyuluhan ini sangat didukung oleh pihak puskesmas. Pihak puskesmas sangat koperatif dengan membantu mempersiapkan tempat, menyediakan waktu dan peserta penyuluhan sementara dokter internship mempersiapkan alat dan sarana penyuluhan. Waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu tanggal 18 Mei 2015 pukul 09.00. Sarana penyuluhan dan pelatihan berupa slide, laptop, LCD, Layar, serta pamflet. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan adalah 35 orang. Metode yang digunakan dalam penyuluhan yaitu ceramah disertai diskusi dan tanya jawab.

4.7 Evaluasi Hasil

Evaluasi pemahaman tentang pengetahuan Diabetes Mellitus didasarkan pada beberapa aspek, yaitu dari segi peserta, proses kegiatan itu sendiri, maupun dari perbandingan antara kemampuan peserta dalam menjawab pertanyaan

(11)

sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan. Perhatian dan respon peserta penyuluhan secara umum juga sangat baik di mana hal ini dapat dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan pertanyaan-pertanyaan tersebut juga cukup berbobot dan kritis.

Dalam proses penyuluhan (ceramah dan diskusi) , dapat dilaporkan bahwa ceramah dan diskusi berlangsung dengan baik dan terlihat bahwa adanya komunikasi yang timbal balik antara peserta dengan pembicara. Para peserta diberi kesempatan bertanya kapanpun mereka memiliki pertanyaan selama pemberian materi berlangsung.

Dari hasil penilaian, didapatkan peningkatan kemampuan menjawab pertanyaan setelah diberikan penyuluhan dibandingkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan mengenai Osteoartritis. Pendapat peserta secara lisan tentang penyuluhan adalah sangat bagus dan mereka berharap di kemudian hari ada penyuluhan seperti ini.

4.8 Hambatan PKM

Tidak didapatkan adanya hambatan yang berarti dalan persiapan maupun pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan ini.

4.9 Manfaat PKM

Manfaat yang kami rasakan sebagai penyuluh dari pelaksanaan penyuluhan ini adalah sebagai latihan untuk menjadi penyuluh yang baik di masyarakat, mulai dari perencanaan, persiapan materi (pengumpulan materi dan penguasaan materi), persiapan alat dan sarana penunjang, dan keterampilan berkomunikasi di depan orang banyak agar menarik dan dapat dimengerti oleh pendengar. Sedangkan manfaat bagi peserta adalah diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang Osteoartritis sehingga pada akhirnya mereka mengerti dan memahami tentang Osteoartritis, penyebab, bahaya serta komplikasi .

(12)

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi.daerah yang sering terkena ialah sendi lutut, panggul, pergelangan kaki, dan ruas-ruas tulang belakang.prevalensi penderita OA di indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Pasien OA biasanya mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktifitas atau jika terdapat pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat yang lebih berat, nyeri dapat dirasakan terus-menerus sehingga sangat mengganggu mobilitas pasien. Karena prevalensinya yang cukup tinggi dan penyakit bersifat kronik progresif, OA memiliki dapampak sosio-ekonomi yang cukup tinggi di masyarakat.

Selama persiapan, dokter internship banyak mendapat bantuan baik dari pihak Puskesmas I Pekutatan. Selama penyuluhan berlangsung dan setelah penyuluhan, dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan pengetahuan peserta penyuluhan mengenai Osteoartritis. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan peserta dalam menjawab pertanyaan yang diberikan sebelum dan sesudah penyuluhan.

5.2. Saran

1. Para peserta penyuluhan hendaknya menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari- hari untuk menurunkan angka morbiditas maupun mortalitas akibat Osteoartitis.

2. Para peserta penyuluhan hendaknya meneruskan informasi yang didapatkan dari penyuluhan pada penderita Osteoartritis lain, anggota keluarga, bahkan kepada masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Akibat dari pembebanan pada sendi lutut yang berlebihan secara terus- menerus dan kerusakan kartilago, hilang atau berkurang fungsi ligamen sebagai stabilisasi dari sendi lutut

Akibat dari pembebanan pada sendi lutut yang berlebihan secara terus- menerus dan kerusakan kartilago, hilang atau berkurang fungsi ligamen sebagai stabilisasi dari sendi lutut

Akibat dari pembebanan pada sendi lutut yang berlebihan secara terus- menerus dan kerusakan kartilago, hilang atau berkurang fungsi ligamen sebagai stabilisasi dari sendi lutut

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan derajat kerusakan sendi pada pasien osteoartritis lutut. di

Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama

Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia

Osteoarthritis merupakan gangguan pada satu sendi atau lebih, bersifat lokal, progresif dan degeneratif yang ditandai dengan perubahan patologis pada struktur sendi

Dari aspek rehabilitasi medik, penyakit sendi degeneratif, dapat menimbulkan kecacatan fisik dalam beberapa tingkat, yaitu, tingkat impairmen (kerusakan sendi,