• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PSBB (PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR) TERHADAP PASAR MODAL. Oleh : M. Ja far shiddiq Sunariya *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PSBB (PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR) TERHADAP PASAR MODAL. Oleh : M. Ja far shiddiq Sunariya *"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PSBB (PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR) TERHADAP PASAR MODAL

Oleh :

M. Ja’far shiddiq Sunariya * Putri Raudhatul Itsnaini **

Abstract

This Paper aims to look at the impact of PSBB (Large-Scale Social Restrictions) applied by the government in preventing corona virus in Indonesia on the capital market, while the background of the writer to take this is the Large-scale Social Limitation (PSBB) currently being applied in 10 regions in Indonesia as part of the corona virus prevention effort. Referring to the Minister of Health Regulation (Permenkes) RI Number 9 of 2020, PSBB is limiting certain activities of residents in an area suspected of being infected with corona virus disease 2019 (Covid-19) in such a way as to prevent possible spread. All of this is done to prevent the increasingly widespread spread of public health emergencies that are occurring among people in a certain area. In addition, there are other impacts of the existence of PSBB, namely in the Capital Market, in this paper the author will discuss whether there is a PSBB impact on the Capital Market.

This paper the author describes several theories about the Capital Market, large-scale social restrictions (PSBB) applied by the Indonesian government for the prevention of covid 19 (corona virus), and also the impact of corona on the economy. In the results of this paper the authors suggest there are two results of the impact of the PSBB on the Capital Market itself. First, in the application of this PSBB, not a few were affected, both from the economy in general and in some sectoral commitments, which declined. Some sectoral commitments experienced a decline, such as the transportation sector, tourism, hotels and restaurants, retail (fashion sales). Second, although there are some sectoral commitments affected by the authors, the assessment of the implementation of the PSBB will not affect much about the transaction and stock index performance in the capital market.

Keywords : Capital market, PSBB.

* Adalah Calon Hakim Pengadilan Agama Martapura Kelas II. ** Adalah Mahasiswa UIN Raden Intan Bandar Lampung.

(2)

Abstrak

Penulisan Paper ini bertujuan untuk melihat dampak PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diterapkan pemerintah dalam pencegahan virus corona di Indonesia terhadap pasar modal, adapun latar belakang penulis mengambil ini adalah pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) saat ini sudah diterapkan di 10 wilayah di Indonesia sebagai bagian dari upaya pencegahan virus corona. Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020, PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi corona virus disease 2019 (Covid-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebarannya. Semua ini dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat yang sedang terjadi antar orang di suatu wilayah tertentu. Selain itu,ada dampak lain dari adanya PSBB yakni dalam bidang Pasar Modal, dalam paper ini lah penulis akan membahas apakah ada dampak PSBB terhadap Pasar Modal.

Dalam paper ini penulis memaparkan beberapa teori mengenai Pasar Modal, pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk pencegahan covid 19 (corona virus), dan juga dampak yang terkena corona terhadap ekonomi. Dalam hasil paper kali ini penulis mengemukakan ada dua hasil dari dampak yang terkena PSBB terhadap Pasar Modal itu sendiri.Pertama,dalam penerapan PSBB ini tidak sedikit yang terkena dampaknya baik itu dari ekonomi secara umum maupun dalam beberapa emitmen sektoral mengalami penurunan.Beberapa emitmen sektoral mengalami penurunan, seperti sektor transportasi, Pariwisata, hotel dan restoran, ritel (penjualan busana).Kedua, meskipun ada beberapa emitmen sektoral terkena imbasnya penulis menilai pemberlakuan PSBB tidak akan mempengaruhi banyak mengenai transaksi dan kinerja indeks saham di pasar modal.

(3)

1. PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan dana yang ada dan melimpah dikalangan masyarakat dengan cara yang cepat dan murah melalui pasar modal. Proses terjadinya mobilisasi dana masyarakat dalam pasar modal dimulai dengan menyediakan jembatan untuk mempertemukan antara pihak yang memiliki kelebihan dana (biasa dikenal dengan kalangan investor) dan pihak yang mencari dana (biasa dikenal dengan emiten) agar terjsdinya transaksi. Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan yang memiliki fungsi sebagai suatu mekanisme untuk menentukan harga asset keuangan dan membuat asset keuangan (Nasarudin & Surya 2008). Pasar modal merupakan salah satu sarana yang menjadikanya sebagai indicator dari perekenonomian nasional secara makro.Indicator perekonomian secara makro ini dapat dilihat dari berbagai indeks yang dikeluarkan oleh bursa efek Indonesia seperti indeks harga saham gabungan, indeks LQ 45, compass 100 bisnis 27, Jakarta Islamic Indeks, ISSI, serta Pefindo 25 dan juga Indeks-Indeks lainya. Hal itu menunjukan bahwa pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan harus dijaga secara terus menerus agar kegiatan pasar modal menjadi efisien..

Pada tahun 2019-2020 terdapat virus yang melanda seluruh Negara di dunia termasuk indonesia yang berdampak terhadap terhadap berbagai sektor termasuk sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat pasar modal atau pasar saham. Virus tersebut di kenal dengan COVID-19. Virus Corona(COVID-19) adalah virus yang menyerang pada sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut dengan COVID-19. Secara umum ada 3 gejala yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius), Batuk, Sesak napas. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke beberapa negara, termasuk saat ini negara Indonesia Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan , ibu kota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemi koronavirus 2019-20 yang sedang berlangsung. Dengan adanya virus tersebut membuat negara yang terkena dampak menerapkan kebijakan yang dinilai dapat mengurangi penyebaran COVID-19 ini diantaranya dengan menerapkan sistem locknown oleh negara China sebagai negara yang pertama kali terjangkit wabah tersebut.Namun Indonesia sendiri tidak mengambil kebijakan lockdown melainkan lebih memilih menerapkan kebijakan PSBB.

Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) saat ini sudah diterapkan di 10 wilayah di Indonesia sebagai bagian dari upaya pencegahan virus corona. Istilah PSBB muncul dari Presiden Joko Widodo yang menyebut PSBB sebagai upaya yang harus dilakukan untuk melawann pandemi Covid-19.Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020, PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi corona virus disease 2019 (Covid-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebarannya. Semua ini dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat yang sedang terjadi antar orang di suatu wilayah tertentu.Selain itu,ada dampak lain dari adanya PSBB yakni dalam bidang Pasar Modal, dalam paper ini lah penulis akan membahas apakah ada dampak PSBB terhadap Pasar Modal.

(4)

2. PEMBAHASAN A. Pasar Modal

Pasar modal (capital market) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan pergadangan efek, perisahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Fungsi pasar modal yaitu sebagai tempat bertemunya pihak yang memiliki dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang(perusahaan) mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pemilik dana ke pihak yang memerlukan dana jangka panjang (Sinta Ayu Purnamasari, 2016).

Pasar modal juga di sebut bursa efek. Ada tiga macam bursa efek di indonesia, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Pararel Indonesia. Berbeda dengan BEJ dan BES, Bursa Pararel Indonesia merupakan bursa yang didirikan sebagai pilihan alternatif sebagai pemodal yang memiliki data terbatas.

Pasar modal lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan berupa penawaran dan perdagangan efek (surat berharga). Pasar modal juga merupakan lembaga profesi yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan perusahaan publik yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian pasar modal di kenal sebagai tempat bertemu nya penjual dan pembeli modal/dana. Pasar modal merupakan instrumen jangka panjang seperti durat berharga yang meliputi surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti hutang, waran (warrant) dan right issue. Pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi pengusaha dalam mencari dana dengan menjual kepemilikan perusahaan kepada masyarakat (Sinta Ayu Purnamasari, 2016).

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor) dan yang kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Perkembangan pasar modal konvensional di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1912 . Efek yang diperdagangkan pada masa itu adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda dan pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi, aktivitas pasar modal tersebut berhenti ketika terjadi perang dunia kedua.Kegiatan bursa efek dibuka kembali setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan dengan diterbitkannya obligasi pemerintah Indonesia tahun 1950.Pengaktifan ini didukung dengan Undang-Undang Darurat tentang Bursa No. 13 Tahun 51 yang kemudian ditetapkan dengan Undang-Undang No. 15 Tahun 52 (Usman, 1990: 185-189).

Bagi masyarakat pasar modal memiliki manfaat menambah lapangan perkerjaan, masyarakat dapat merasakan manfaat dari produk suatu perusahaan, membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berinvestasi dan mempermudah masyarakat dalam mencari barang konsumsi. Bagi investor pasar modal dapat menjadi sarana mengambil alih kepemilikan suatu perusahaan, memperluas jaringan bisnis, sebagai tempat jual-beli instrumen modal, tempat menanamkan modal untuk mendapatkan keuntungan, mencari keuntungan dan deviden) Pandji Anoraga & Piji Pakarti, 2003). Lembaga yang terlibat aktif dalam kegiatan

(5)

pasar modal diantaranya, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai salah satu Self-Regulatory Organization (SRO) dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diberi kewenangan untuk membuat dan menerapkan peraturan terkait fungsinya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) di pasar modal Indonesia. Selanjtnya Keberadaan KPEI dalam industri pasar modal Indonesia berfungsi sebagai LKP yang menjalankan kegiatan kliring dan fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Kegiatan kliring dimaksud melalui proses penentuan hak dan kewajiban atas transaksi bursa, dari setiap Anggota Kliring (AK) yang wajib diselesaikan pada tanggal penyelesaian.

Indonesia Securities Investor Protection Fund (SIPF) adalah Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal (PDPP) yang dibentuk untuk mengumpulkan sejumlah dana guna melindungi Pemodal yang memiliki rekening pada Anggota Dana Perlindungan Pemodal (DPP) dari hilangnya aset Pemodal jika Anggota DPP tidak sanggup mengembalikan aset tersebut. Dewan Syariah Nasional (DSN MUI), yaitu lembaga DSN yang bertugas untuk menetapkan aturan-aturan bertransaksi efek yang bersifat syariah, yang meliputi penerapan prinsip syariah dalam mekanisme perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia, efek yang masuk dalam indeks syariah, metode penerbitan efek syariah dan akad dalam bertransaksi syariah.

B. Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB)

Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) saat ini sudah diterapkan di 10 wilayah di Indonesia sebagai bagian dari upaya pencegahan virus corona. Pada hari ini, Senin 13 april 2020, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah menyetujui Pekanbaru untuk menerapkan PSBB. Penerapan PSBB memang harus melalui persetujuan pemerintah pusat setelah diajukan oleh pemimpin pemerintah daerah.Sebelum akhirnya dipilih PSBB, sempat muncul wacana lockdown, semi lockdown, dan karantina wilayah.Dari sekian wacana itu, pemerintah akhirnya menetapkan PSBB untuk mengatasi wabah virus corona yang sudah masuk ke Indonesia. Lalu apa dan bagaimana sebenarnya PSBB itu? Istilah PSBB muncul dari Presiden Joko Widodo yang menyebut PSBB sebagai upaya yang harus dilakukan untuk melawann pandemi Covid-19.Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020, PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi corona virus disease 2019 (Covid-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebarannya. Semua ini dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat yang sedang terjadi antar orang di suatu wilayah tertentu.

Detail mengenai teknis pelaksanaan PSBB diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020, PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi corona virus disease 2019 (Covid-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebarannya. Semua ini dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat yang sedang terjadi antar orang di suatu wilayah tertentu. PSBB dipilih oleh pemerintah pusat sebagai salah satu upaya memerangi virus corona di Indonesia melalui sebuah rapat terbatas Kabinet yang diadakan pada 31 Maret

(6)

2020.Pemerintah menjadi PSBB sebagai mitigasi faktor risiko di wilayah tertentu pada saat terjadi kedaruratan kesehatan masyarakat.

Kebijakan ini merujuk pada UU No. 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan yang penetapannya akan dikoordinasikan antara Menteri Kesehatan, Gugus Tugas Covid-19, juga kepala daerah. PSBB dilakukan atas dasar pertimbangan epidemiologis, besarnya ancaman, efektivitas, dukungan sumber daya, teknis operasional, pertimbangan ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan. Baca juga: Jokowi: Kita Putuskan Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar Syarat daerah ajukan PSBB Meski kasus infeksi virus corona sudah ditemukan di 34 provinsi di Indonesia, tidak semua daerah bisa mengajukan pemberlakuan PSBB. Ada syarat-syarat tertentu bagi sebuah daerah jika ingin mengimplementasikan kebijakan PSBB di wilayahnya. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Safrizal menyebutkan, ada beberapa persyaratan, yang jika semua terpenuhi maka akan menjadi pertimbangan Menteri Kesehatan untuk memberikan izin PSBB di wilayah tersebut. Syarat-syarat itu adalah mempersiapkan data pendukung yang diperlukan, misalnya peningkatan kasus berdasarkan waktu dan kurva epidemiologi Covid-19 di daerah lain yang berpengaruh signifikan terhadap infeksi di daerahnya.

C. Dampak Virus Corona

Terdapat beberapa dampak yang disebabkan oleh virus corona ini. Dampak dari virus ini tidak hanya berdampak dari berbagai sektor, baik itu kesehatan, sosial, budaya, pariwisata maupun juga ekonomi. Berikut beberapa dampak di bidang ekonomi dari virus ini yakni :

a) Pertumbuhan ekonomi indonesia bisa minus 0,4.

Menteri Keuangan Sri Mulyani (2020) mengatakan Indonesia cukup terhantam keras dengan penyebaran virus Corona.Tidak hanya kesehatan manusia, virus ini juga mengganggu kesehatan ekonomi di seluruh dunia.Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), kata Ani, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam skenario terburuk bisa minus 0,4 persen.Kondisi sekarang ini akan berimbas pada menurunnya konsumsi rumah tangga yang diperkirakan 3,2 persen hingga 1,2 persen. Lebih dari itu, investasi pun akan merosot tajam. Sebelumnya, pemerintah cukup optimistis bahwa investasi akan tumbuh enam persen. Namun, dengan adanya COVID-19, diprediksi investasi akan merosot ke level satu persen atau terburuk bisa mencapai minus empat persen.

b) Penurunan dalam sektor ekspor dan impor.

Kegiatan Ekspor diperkirakan terkoreksi lebih dalam, mengingat sudah satu tahun belakangan ini pertumbuhannya negatif. Begitu juga dengan impor juga akan tetap negatif pertumbuhannya.

(7)

c) Sektor UMKM

Sektor UMKM adalah sektor yang juga terpukul.Padahal, selama ini biasanya menjadi safety net.Sekarang mengalami pukulan yang sangat besar, karena adanya restriksi kegiatan ekonomi dan sosial yang memengaruhi kemampuan UMKM, yang biasanya resilient, bisa menghadapi kondisi.Tahun 97-98, justru UMKM masih resilience. Sekarang ini dalam COVID ini, UMKM terpukul paling depan karena ketiadaan kegiatan di luar rumah oleh seluruh masyarakat.

d) Nilai tukar Rupiah anjlok terhadap Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi melemah hingga Rp20.000 per dolar AS akibat wabah COVID-19. Untuk perkiraan moderatnya berada di kisaran Rp17.500 per dolar AS.

Hal ini menjadi bagian dari salah satu skenario asumsi makro 2020 yang seluruhnya mengalami perubahan, seperti pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan 2,3 persen hingga minus 0,4 persen. Selain itu, inflasi 5,1 persen serta harga minyak mentah Indonesia yang anjlok menjadi USD 31 per barel. Penyebab lainnya melemahnya rupiah karena investor panik sehingga terjadi apa yang disebut pembalikan modal atau capital outflow. Selama periode terjadinya pandemi ini antara Januari dan Maret 2020 telah terjadi capital outflow dalam portofolio investasi Indonesia, yang jumlahnya mencapai Rp167,9 triliun, yang menjadi turunnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.

(8)

3. ANALISIS

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diajukan sejumlah pemerintah daerah menjadi salah satu strategi pemerintah menekan pandemi virus corona (Covid-19) yang terus terjadi di Tanah Air. Betapa tidak, data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat hingga Minggu, 19 April 2020, jumlah pasien terpapar virus corona jenis baru di Indonesia sudah menjangkiti 6.575 orang dan menewaskan 582 orang dan sebanyak 686 di antaranya berhasil sembuh. Sebelumnya, sejumlah gubernur dan wali kota daerah telah mengajukan permohonan terkait penerapan PPSBB kepada pemerintah pusat di wilayah masing-masing guna menghambat penyebaran pandemi virus corona.Guna meminimalisir penyebaran Covid-19, pemerintah pun membatasi mobilitas masyarakat, seperti meliburkan sekolah dan tempat kerja hingga pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Setelah Menteri Kesehatan (Menkes) merestui opsi PSSB ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru melemah 0,69% ke level 4.778,64. Pelemahan ini mematahkan reli IHSG yang telah menguat tiga hari berturut-turut sejak Kamis (2/4). (Suryahadi, https://investasi.kontan.co.id/news/psbb-bisa-jadi-katalis-positif-bagi-ihsg

diakses 14/05/20)

Penerapan PSBB tersebut berpotensi berdampak pada sejumlah sektor yang terkena kebijakan. Tak hanya perusahaan non terbuka, melainkan juga dampak dirasakan perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengingat beberapa emiten juga bergerak di sektor-sektor yang terimbas PSBB.

A. Transportasi

1. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), saham turun 6,25% menjadi Rp 195/saham. GIAA bergerak di jasa angkutan udara yang terdampak di tengah penurunan penumpang dan pemangkasan jam operasional.

2. PT Blue Bird Tbk (BIRD), saham turun 2,46% menjadi Rp 990/saham. BIRD bergerak di jasa angkutan darat khususnya taksi.

B. Pariwisata, hotel dan restoran

1. PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME), saham dalam sepekan terakhir turun 24,41% menjadi Rp 264/saham. HRME bergerak dalam bidang usaha pariwisata dan perhotelan. Perusahaan juga sudah menutup sementara hotel perusahaan di Menteng. 2. PT Nusantara Properti Internasional Tbk (NATO), saham turun 21,4% menjadi Rp

845/saham. NATO bergerak di bidang perhotelan.

3. PT Bayu Buana Tbk (BAYU), saham turun 7,04% menjadi Rp 925/saham. BAYU bergerak di biro perjalanan wisata.

4. PT Jakarta Internasional Hotels & Development Tbk (JIHD), saham turun 6,78% menjadi Rp 440/saham.

5. PT Pudjiadi & Sons Tbk (PNSE) yang turun 6,58% menjadi Rp 570/saham. PNSE bergerak di bidang perhotelan dan pariwisata.

(9)

6. PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR), saham turun 4,84% Rp 59/saham.

C. Selain itu ada beberapa Harga saham emiten yang bergerak di sektor ritel dan fokus pada penjualan busana, seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) telah anjlok dalam sebulan terakhir. Harga saham Ramayana turun 31,82% menjadi di Rp 600 per saham. Sedangkan harga saham Matahari turun 47,88% ke level Rp 1.355 per saham.

(Haryanto, https://www.cnbcindonesia.com/market/20200420132313-17-153101/ramai-penerapan-psbb-saham-saham-ini-kena-getahnyadiakses 14/05/20).

Berdasarkan data diatas, menurut hemat penulis ada beberapa analisis dari penulis yakni, analisis pertama dalam penerapan PSBB ini tidak sedikit yang terkena dampaknya baik itu dari ekonomi secara umum maupun dalam beberapa emitmen sektoral mengalami penurunan.Beberapa emitmen sektoral mengalami penurunan, seperti sektor transportasi, Pariwisata, hotel dan restoran, ritel (penjualan busana).

Analisis kedua, meskipun ada beberapa emitmen sektoral terkena imbasnya penulis menilai pemberlakuan PSBB tidak akan mempengaruhi banyak mengenai transaksi dan kinerja indeks saham di pasar modal.Ada beberapa alasan penulis menilai ini, yakni pertama, pelaku pasar mulai terbiasa dengan pembatasan aktivitas meski pemerintah belum menetapkan PSBB.Hal itu terlihat dari indeks saham beberapa waktu terakhir yang ditutup di zona hijau, kedua, investor sudah dapat menerima kondisi ekonomi yang tertekan.Biarpun pandemi corona belum mencapai puncaknya di Indonesia.Ketiga, banyak industri yang masih berjalan, seperti logistik dan perbankan.Keempat Sektor Saham yang Berpengaruh PSBB Meskipun tak berpengaruh banyak terhadap pasar modal. Kelima Pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB untuk mencegah penyebaran Covid-19, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tetap memperbolehkan layanan pasar modal. Bursa Efek Indonesia pun telah mengatur pelaksanaan transaksi saham di tengah pandemi corona.

Adanya pembatasan sosial skala besar (dengan hanya industri tertentu yang diterapkan) merupakan kebijakan yang tepat bagi perekonomian dan pasar modal tanah air.Menurut dia, kebijakan ini sudah sesuai ketimbang guyuran intensif fiskal dan kebijakan kelonggaran moneter.Sebab, sumberdaya fiskal dan moneter yang dimiliki pemerintah saat ini juga terbatas.Selain itu, melandainya kurva kasus baru pasien Covid-19 dan berkurangnya jumlah kasus kematian akibat virus ini di Indonesia.Sehingga Janson menilai pencegahan penyebaran Covid-19 (dengan social discipline dan limited social interaction) merupakan respons kebijakan yang sangat layak untuk diimplementasikan saat ini.

(10)

4. KESIMPULAN

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diajukan sejumlah pemerintah daerah menjadi salah satu strategi pemerintah menekan pandemi virus corona (Covid-19) yang terus terjadi di Tanah Air. Betapa tidak, data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat hingga Minggu, 19 April 2020, jumlah pasien terpapar virus corona jenis baru di Indonesia sudah menjangkiti 6.575 orang dan menewaskan 582 orang dan sebanyak 686 di antaranya berhasil sembuh. Penerapan PSBB tersebut berpotensi berdampak pada sejumlah sektor yang terkena kebijakan.Tak hanya perusahaan non terbuka, melainkan juga dampak dirasakan perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengingat beberapa emiten juga bergerak di sektor-sektor yang terimbas PSBB.

Menurut hemat penulis ada beberapa analisis dari penulis yakni, pertama Beberapa emitmen sektoral mengalami penurunan, seperti sektor transportasi, Pariwisata, hotel dan restoran, ritel (penjualan busana), Analisis kedua, meskipun ada beberapa emitmen sektoral terkena imbasnya penulis menilai pemberlakuan PSBB tidak akan mempengaruhi banyak mengenai transaksi dan kinerja indeks saham di pasar modal

(11)

Daftar Pustaka

Sinta Ayu Purnamasari, M.S.I. Kompilasi Pasar Modal Konvensional & Syariah. Penerbit : Bandar Lampung. 2016.

Pandji Anoraga, S.E., M.M., dan Piji Pakarti, S.E. Pengantar Pasar Modal. Jakarta : Rineka Cipta. 2008.

Marzuki Usman, Singgih Riphat, Syahrir Ika. Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Jakarta : Jurnal Keuangan dan Moneter. 1997.

Pandji Anoraga. Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal (Edisi Revisi) (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

Gunawan, Eny Hendrawati. 2018. Stock liquidity and Market Capitalization : Invesment Challenges in Indonesian Capital Markets. International Journal of Economics and Manajement studies.

Kontan.co.id (2020) https://investasi.kontan.co.id/news/psbb-bisa-jadi-katalis-positif-bagi-ihsg(di akses pada 14 april 2020)

CNBN Indonesia (2020) https://www.cnbcindonesia.com/market/20200420132313-17-153101/ramai-penerapan-psbb-saham-saham-ini-kena-getahnya(di akses pada 14 april 2020) Cekaja.com (2020) https://www.cekaja.com/info/mulai-diterapkan-di-indonesia-apa-itu-psbb-dan-apa-fungsinya/(di akses pada 14 april 2020)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah semakin meluasnya jangkauan penularan virus pandemi ini termasuk di Indonesia, maka pemerintah akhirnya mengambil langkah untuk segera memutus rantai penularan ini

Antara lain adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease

Pemerintah Kota Tarakan, Kalimantan Utara memberlakukan sejumlah aturan baru setelah usulan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterima Kementerian Kesehatan

Kasus yang di utamakan adalah Pemerintah Jawa Barat melalui Gubernur Ridwan Kamil, memastikan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok,

Bahwa dampak penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah mengakibatkan terjadi keadaan tertentu dengan peningkatan yang sangat fluktuatif, sehingga perlu

Kemudian untuk variasi bulanan (month) pada bulan Maret hingga Mei 2020 yang merupakan periode sebelum dan saat awal diberlakukannya PSBB menunjukkan terdapat tren yang menurun

Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian kali akan menganalisis bagaimana proses kebijakan dan melihat apakah dalam kebijakan PSBB yang diberlakukan oleh pemerintah untuk memutus