• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SUPERVISI AKADEMIK. Bahan Pembelajaran Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL SUPERVISI AKADEMIK. Bahan Pembelajaran Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

SUPERVISI AKADEMIK

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

2011

Bahan Pembelajaran

Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

(4)

Bahan Pembelajaran Supervisi Akademik

Tim Pengembang Bahan Pembelajaran Lembaga Pengembangan dan

Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

Pengarah Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Kepala BPSDMP-PMP Dr. Abi Sujak Kepala Pusbangtendik Prof. Dr, Siswandari, M.Stats Kepala LPPKS Penanggung Jawab Dr. Abdul Kamil Marisi

Tim Penulis Drs. Johannes Manggar,M.Sc Drs. Yuli Cahyono, M.Pd Drs. Joko Wardjojo, MT Tim Produksi Ady Saefudin, S.Pd

Ghandi Kusuma Jaya, S.T Indah Mustika Rini, S.Pd Siti Budiyah, S.Si

Diterbitkan Oleh LPPKS, Karanganyar @2011

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopy, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari LPPKS.

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

Tentang Bahan Pembelajaran Ini 1 Langkah-langkah Pembelajaran 2 Kompetensi yang Diharapkan 4

Ruang Lingkup 4

Kegiatan Pembelajaran 1 5 KONSEP, PERENCANAAN DAN LATIHAN SUPERVISI AKADEMIK 5

Materi 6

Penugasan 9

Kegiatan Pembelajaran 2 12 KONSEP DAN LATIHAN TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK 12

Materi 13

Studi Kasus 14

Latihan 15

Kegiatan Pembelajaran 3 17 KONSEP DAN LATIHAN TINDAK LANJUT HASIL SUPERVISI

AKADEMIK TERHADAP GURU 17

Materi 17

Penugasan 20

Studi Kasus 20

(6)
(7)

Tentang Bahan Pembelajaran Ini

Modul Supervisi akademik ini disusun untuk membekali para Calon Kepala Sekolah/Madrasah agar dapat melaksanaan tugasnya dengan baik. Hal ini sesuai dngan tuntutan kompetensi kepala sekolah, sesuai amanat Permendiknas Nomor 13/2007, tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yang menetapkan bahwa ada lima dimensi kompetensi kepala sekolah/madrasah yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) selaku Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan Nasional, dengan tugas pokok dan fungsinya memberikan pelatihan bagi Calon Kepala Sekolah, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010, tentang penugasan guru sebagai Kepala sekolah/madrasah, dinyatakan bahwa Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah/madrasah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional. Atas dasar dan pertimbangan demikianlah, sehingga calon Kepala Sekolah, perlu mendapat pembekalan di awal masa tugasnya berupa kompetensi supervisi, yang berdimensi pada kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, kewirausahaan. Kompetensi supervisi akademik bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Modul ini yang dipersiapankan bagi calon Kepala Sekolah/Madrasah, adalah khusus membahas tentang supervisi akademik. Didalam modul ini akan

(8)

dibahas tentang tiga unit belajar, yaitu bagaimana memahami Konsep, perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut hasil supervisi akademik.

Langkah-langkah Pembelajaran

Modul ini dirancang untuk dipelajari oleh Calon Kepala Sekolah/Madrasah sebagai bahan bacaan baik dalam pelatihan calon kepala sekolah saat In Service Learning (in) maupun dalam tugas on the job learning (on) Oleh karena itu, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup aktivitas individual dan kelompok. Secara umum aktivitas individual meliputi: (1) membaca materi, (2) melakukan latihan/tugas sekolah/ madrasah, memecahkan kasus pada setiap kegiatan belajar, (3) membuat rangkuman/kesimpulan, dan (4) melakukan re�leksi, dan melakukan tindak lanjut. Sedangkan aktivitas selama on the job learning kelompok meliputi: (1) menyiapkan rencana program supervisi akademik dan instrumen supervisi akademik, (2) Berkoordinasi dengan sekolah untuk praktik (3) melakukan praktik supervisi akademik (pra observasi, observasi dan pos observasi berupa diskusi dan umpan balik), (4) melakukan re�leksi, membuat action plan, dan tindak lanjut, dan (5) membuat laporan tertulis untuk diplenokan saat In-2. Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan seperti berikut ini.

(9)

Penjelasan Bagan Pelaksanaan Diklat Kompetensi Supervisi Akademik Bagi Calon Kepala Sekolah selama In-1, On the Job Learning (OJL) dan In-2 Bagan di atas menunjukkan aktivitas selama In service learning pertama (In-1) merupakan aktivitas untuk memahami konsep supervisi dan latihan-latihan menyelesaikan kasus yang diskenariokan. Aktivitas calon kepala sekolah pada saat on the job learning (OJL) adalah aktivitas untuk mengimplementasikan hasil pemahamannya selama In-1. Kegiatan OJL dimulai dari persiapan program dan instrumen supervisi akademik/ klinis, berkoordinasi dengan sekolah yang dituju, melakukan supervisi dan membuat laporan tertulis sebagai bahan laporan dan presentasi pada saat in service learning 2 (In-2).

Waktu untuk memahami dan mempraktikan selama OJL adalah 18 jam @ 45 menit, dengan rincian In-1, dengan alokasi waktu 8 jam untuk tiga kegiatan belajar, OJL dengan alokasi waktu 8 jam dan In-2 dengan alokasi waktu 2 jam untuk mempresentasikan hasil OJL supervisi akademik. Dengan mengikuti langkah-langkah dan waktu yang telah ditentukan dalam modul, diharapkan calon kepala sekolah/madrasah dapat secara individu dan bersama-sama meningkatkan kompetensinya, yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan kompetensinya sebagai kepala sekolah/ madrasah.

Bagan Pelaksanaan Diklat Kompetensi Supervisi Akademik Bagi Calon Kepala Sekolah selama In-1, On the Job Learning (OJL) dan In-2

In Service Learning-1 (In-1)

On the Job Learning-1 (OJL)

In Service Learning-1 (In-2)

- diskusi dan mengkaji simulasi dan latihan - konsep, prinsip

Supervisi Akademik - teknik supervisi - tindak lanjut hasil

supervisi

- tindak lanjut saat OJL re�leksi - melakukan supervisi/ pengkajian program supervisi di sekolahnya (2kali) - melakukan supervisi

dan atau mengkaji program supervisi akademik di sekolah lain terhadap 1 orang guru

- buatkan laporan hasil OJL

- menyerahkan hasil portofolio hasil OJL supervisi akademik - presentasi hasil OJL

(10)

Setelah mempelajari, mendiskusikan, mendalami, dan mempraktikkan modul ini calon Kepala Sekolah/ Madrasah diharapkan mampu:

1. Memahami konsep supervisi, merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Kompetensi yang Diharapkan

Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup supervisi akademik meliputi: 1. Pelaksanaan KTSP

2. Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran oleh guru.

3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.

4. Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan model kegiatan pembelajaran, peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, kreatif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis;

(11)

KONSEP, PERENCANAAN

DAN LATIHAN

SUPERVISI AKADEMIK

Kegiatan Pembelajaran 1

Mengapa Calon Kepala Sekolah harus memahami kosep dan perencanaan program supervisi akademik?

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran, hal ini sesuai dengan amanat Permendiknas nomor 41 tahun 2007, tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menyatakan bahwa salah satu dimensi kompetensi Kepala Sekolah/Madarasah adalah supervisi akademik. Agar fungsi kepala sekolah dapat dijalankan dengan baik dan benar, maka calon kepala sekolah/madrasah, perlu dibekai dengan konsep dan tentang supervisi akademik. Kegiatan supervisi akademik, meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik guru dimulai dari perencanaan, yang meliputi penyiapan perangkat pembelajaran, pelaksanaan yaitu bagaimana pelaksanaan pro-ses pembelajaran, yang menyangkut penggunaan strategi/metode/teknik pembelajaran, pengelolaan kelas, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, dan melakukan penilaian proses pembelajaran. Jadi untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif dan e�isien diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). Oleh sebab itu, setiap calon Kepala Sekolah/Madarasah harus menguasai konsep

(12)

supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan prinsip-prinsip, serta instrumen yang digunakan untuk mengumpul informasi tentang perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran.

Oleh karena itu, tujuan umum pengembangan modul ini adalah untuk meningkatkan kompetensi supervisi akademik yang meliputi (1) perencanaan program supervisi akademik, (2) pelaksanaan program supervisi akademik dan (3) menindaklanjuti program supervisi akademik.

Salah satu tugas Kepala Sekolah/Madrasah adalah merencanakan supervisi akademik. Agar Calon Kepala Sekolah/Madrasah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka calon Kepala Sekolah/ Madrasah harus memiliki kompetensi membuat perencanaan program supervisi akademik.

Materi

1. Konsep supervisi akademik

Supervisi berasal dari kata ‘super dan vision’. Super berarti tinggi, atas dan vision artinya melihat. Sehingga supervisi adalah melihat dari atas, artinya orang yang melihat itu mempunyai kemampuan yang lebih (tinggi) dari yang dilihat. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Pengertian yang hampir sama juga dituliskan oleh Sujana (2008), yang menyatakan bahwa supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran

(13)

agar kompetensi peserta didik mencapai optimal. Supervisi akademik yang menggunakan pendekatan ‘klinis’ yang disebut sebagai model supervisi kontemporer sering disebut sebagai supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi akademik, yaitu: adanya observasi kelas, namun pendekatannya berbeda. Sebagaimana dikatakan Achenson, at.al (1987) bahwa konsep ‘klinis’ berarti menyarankan adanya hubungan tatap muka antara guru dan supervisor yang berfokus pada tingkahlaku aktual guru di dalam kelas. Pada model supervisi klinis ini, guru diharapkan secara sadar menyampaikan masalah pembelajarannya di kelas kepada supervisor. Hal didukung oleh pendapat Sullivan & Glanz ( 2005) dan Sergiovanni (1987) yang menyatakan bahwa supervisi klinis adalah pembinaan performansi guru mengelola proses pembelajaran dengan tujuan untuk pengembangan profesional dan motivasi kerja guru. Sullivan & Glanz (2005). Pada supervisi akademik, dikenal ada empat langkah dalam supervisi klinik, yaitu: perencanaan pertemuan, observasi, pertemuan berikutnya, dan re�leksi kolaborasi.

Supervisi klinis dapat dianalogikan dengan istilah klinis dalam dunia kesehatan yang menunjuk pada suatu tempat untuk berobat. Seorang pasien datang ke klinis bukan karena diundang dokter melainkan karena ia membutuhkan pengobatan agar sembuh dari penyakitnya. Selanjutnya, dokter mengadakan diagnosis dan resep untuk mengobati penyakit pasiennya. Dalam dunia sekolah, guru datang sendiri menemui kepala sekolah untuk meminta bantuan memecahkan permasalahan yang sedang dihadapinya.

(14)

Agar lebih memahami langkah-langkah supervisi klinis secara detail dan perbedaan supervisi tradisional lainnya Anda dapat membaca pada modul Supervisi Akademik atau melalui internet. Menurut Acheson et.al (1987:13), supervisi klinis terdiri dari 3 tahap, yaitu perencanaan konferensi, observasi kelas dan umpan balik konferensi. Berdasarkan kedua pendapat ini, pada tataran implementasi di sekolah, kepala sekolah dan pengawas sekolah lebih banyak menggunakan model supervisi dengan tiga tahap seperti dalam pendekatan supervisi klinis, sesuai dengan pendapat Acheson et.al. (1987). Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana, terpola dan terprogram dalammengubah perilaku guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran (Sujana,hal:3). Berdasarkan pengertian di atas, maka seorang kepala sekolah sebelum melakukan supervisi, harus membuat perencanaan seperti perangkat pembelajaran (silabus dan RPP), jadwal supervisi, instrumen supervisi, teknik supervisi, analisis hasil supervisi, feedback hasil supervisi dan tindak lanjut hasil supervisi, dll. Kalau membuat silabus dan RPP serta merancang penilaian sudah menjadi kegiatan rutin guru, tetapi membuat instrumen supervisi mulai dari instrumen penilaian persiapan perangkat guru (silabus dan RPP), observasi kelas dan instrumen teknik umpan balik serta tindak lanjut hasil supervisi belum terbiasakan. Olehnya contoh instrumen supervisi akademik, dapat dilihat pada lampiran halaman 29. ( lampiran: format 1 sampai 11)

(15)

Penugasan

Pak Djoko, Kepala Sekolah SMPN XX Kota K baru saja diangkat sebagai Kepala Sekolah. Memahami salah satu tugasnya sebagai supervisor, pak Djoko melaksanakan supervisi akademik. Dia secara tiba-tiba masuk kelas dimana saya mengajar, dan mengamati proses pembelajaran, dengan instrumen supervisi. Saya merasa salah tingkah di depan siswa. Saya melihat kepala sekolah asyik mencentangi dan menulis sesuatu yang ada diinstrumennya. Setelah pembelajaran selesai, ia ke luar kelas dan kembali ke ruangannya. Setelah disupervisi, saya merasa tidak nyaman, dan dalam hati saya pasti sebentar lagi saya dipanggil kepala sekolah. Saya menceritakan hal ini kepada guru lainnya, dan teman guru yang pernah disupervisi ternyata juga mengalami hal yang sama, dan tidak ada tindak lanjutnya. Berdasarkan pengalaman ini, sehingga saya berpikir bahwa

(16)

supervisi akademik Sejak peristiwa itu, sampai sekarang tak terasa satu tahun ajaran telah berlalu, hingga saya memperoleh daftar penilaian kinerja berupa DP3, yang hasilnya rata-rata baik. Akhirnya saya bertanya dalam hati, bagaimana sebenarnya proses supervisi ini, dan apakah kekurangan saya serta tindaklanjutnya.

Pertanyaan: Hal-hal apakah yang positi dan atau negatif dari kasus diatas ditinjau dari konsep, tujuan, dan prinsip supervisi akademik? Bagaimana seharusnya dilakukan kepala Sekolah tsb?

Bapak Fulan adalah Kepala SD yang baru diangkat. Semenjak menjadi kepala sekolah baru, dia mencoba melakukan sosialisasi perencanaan program supervisi akademik. Dia melakukan kunjungan kelas tanpa perencanaan. Hal ini ditunjukkan oleh perilakunya yang tidak pernah menggunakan instrumen. Guru-guru enggan menanyakan perencanaan program supervisi akademiknya karena menjaga perasaannya atau takut tersinggung. Dia mengetahui bahwa salah satu tugas kepala sekolah adalah melakukan supervisi akademik dari hasil bacaan. Untuk itu, ia melaksanakan supervisi akademik. Tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya membuat perencanan program supervisi akademik. Untuk bertanya kepada guru sebagai bawahan, ia merasa malu. Demikian pula di KKKS/M atau MKKS/ M

Pertanyaan: Hal-hal apakah yang positi dan atau negatif dari tindakan kepala sekolah pada kasus diatas dilihat dari perencanaan program supervisi akademik? Bagaimana seharusnya dilakukan kepala Sekolah tsb?

(17)

Tugas Kelompok: Kerjakan dalam kelompok @: 3-5 orang.

Cermati instrumen supervisi akademik pada lampiran 1-11;

1. Kelompokan instrumen tersebut, berdasarkan urutan penggunaannya dalam kegiatan supervisi akademik, mulai dari perencananaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan tindak lanjut hasil supervisi?

2. Bagaimanakah Anda menggunakan instrumen tersebut pada saat supervisi sekolah sesuai dengan karakteristik instrumennya?

3. Komponen apakah yang diperlukan dalam penyusunan dokumen program supervisi akademik?

4. Susunlah dalam bentuk suatu bentuk dokumen program tahunan supervisi akademik kepala sekolah.

Jelaskan tugas Anda ini dengan kelompok lain, melalui metode window hopping!

(18)

KONSEP DAN LATIHAN

TEKNIK-TEKNIK

SUPERVISI AKADEMIK

Kegiatan Pembelajaran 2

Setelah Anda memahami kegiatan belajar pertama tentang konsep dan perencanaan supervisi akademik, maka pada kegiatan belajar dua ini, Anda sebagai calon kepala sekolah harus melaksanakan kegiatan supervisi akademik dengan menggunakan instrumen yang sesuai (lampiran 1 sampai 11). Agar Anda dapat melaksanakan tugas supervisi akademik dengan baik dan benar, sehingga sesuai dengan tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran, maka Anda harus memahami dan terampil dalam teknik supervisi. Sebagaimana diungkapkan Glickman, at al; (2007), bahwa untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal

Oleh sebab itu, setiap Kepala Sekolah/Madrasah harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik. Teknik-teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan kelompok (Gwyn, 1961).

(19)

Mengingat pentingnya supervisi akademik untuk membantu meningkakan profesionalisme guru, maka calon kepala sekolah memahami dan terampil melakukan supervisi akademik. Supervisi akademik memiliki beberapa teknik.

Teknik supervisi akademik terdiri dari teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. 1. Teknik supervisi individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perorangan terhadap guru yang mempunyai masalah khusus. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik ini dapat diterapkan dengan cara: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual,kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri. Untuk memahami secara mendalam bagaimana teknik supervisi individu dapat dibaca pada modul supervisi akademik. 2. Teknik Supervisi kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi. Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus mampu

(20)

menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu membina keterampilan pembelajaran seorang guru. Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik. Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979) menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor kepribadian guru, yaitu kebutuhan,, minat, bakat, temperamen, sikap, dan sifat-sifat somatik guru.Untuk lebih mendalami teknik memfasilitasi sesama orang dewasa, disarankan Anda agar membaca beberapa hand out yang disediakan dalam folder Bahan Bacaan dalam CD ini.

Studi Kasus

Kasus-1: Selama saya mejadi Kepala Sekolah/ Madrasah, belum pernah sekalipun ada guru yang datang kepada saya untuk meminta bantuan saya untuk memecahkan masalah pembelajaran yang muncul di kelasnya. Menurut saya, tampaknya supervisi klinis belum berjalan sama sekali di sekolah yang saya pimpin. Ada dugaan, guru enggan atau malu meminta bantuan saya memecahkan masalahnya karena takut dianggap tidak mampu mengatasi masalahnya sendiri. Keengganan ini menurut guru, mungkin berdampak pada penilaian DP3 butir prakarsa. Guru takut nilai prakarsanya rendah karena pernah minta bantuan kepada saya. Mereka takut saya menganggap mereka tidak punya prakarsa, tidak kreatif, dan inovatif memecahkan

(21)

masalahnya sendiri. Selain itu, sebagian guru pernah menerima pengarahan saya pada suatu rapat bahwa datang ke bos jangan bawa masalah tapi bawalah alternatif pemecahan masalah. Dan beberapa guru juga pernah membaca buku How to manage your boss dengan pernyataan yang sama seperti pengarahan saya.

Pertanyaan:

Apakah yang positif dan atau yang kurang dari kasus diatas ditinjau dari pendekatan/metode atau teknik supervisi akademik? Bagaimana seharusnya dilakukan andaikan Anda kepala Sekolahnya?

a. Tugas mensimulasikan teknik supervisi akademik secara individu ;

i. Masing-masing kelompok mensimulasikan atau memodelkan supervisi akademik, mulai dari tahap pra observasi, dan post-observasi dalam bentuk pemberian umpan balik.

ii. Gunakan instrumen yang ada dan yang relevan. iii. (Kegiatan ini, dapat menggunakan alternatif

lain. Disini sudah disiapkan video supervisi pembelajaran Mata pelajaran Bahasa Indoensia jenjang SMP. Bila menggunakan video ini, maka skenario kegiatan di atur sbb:

iv. Kepada peserta dibagikan instrumen supervisi (atau menggunakan instrumen supervisi dalam lapiran modul ini, dan silabus serta RPP dari guru yang divideokan saat ini.

v. Tugas peserta adalah sbb:

1. Tahap pra-observasi, mengidenti�ikasi silabus dan RPP yang ada, dan mengisi dengan memberikan skor yang sesuai dengan penilaian Anda pada instrumen 1

(22)

2. Dengan menggunakan instrumen pengamatan proses pembelajaran (1 atau 7), Anda melengkapi instrumen tesebut sesuai dengan hasil pengamatan proses pembelajaran, mulai tahap pendahuluan, inti dan penutup.

3. Dengan menggunakan instrumen yang sesuai, Anda memberikan menuliskan saran pembinaan dan feedback bagi guru. Setelah itu Anda menuliskan hasil dan rencana tindak lanjut hasil supervisi Anda pada format 11. 4. Akhirnya Anda secara berpasangan selama

15 menit merancang simulasi/memodelkan bagaimana teknik pra-observasi dan pemberian feedback pada pos-observasi serta tindak lanjut. Secara acak Master trainer akan meminta Anda untuk mendemostrasikan di depan kelas bagaimana Anda menerapkan teknik supervisi akademik individu ini.

(23)

Setelah Anda melakukan supervisi akademik dan menganalisis hasilnya, maka pada kegiatan belajar 3 ini, Anda diharapkan mampu menndaklanjuti hasil supervisi tersebut. Tindak lanjut tersebut berupa: penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standard dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut. Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat maupun stakeholders.Agar calon kepala sekolah memahami bagaimana menindaklanjuti hasil supervisi, maka berikut adalah strateginya. Kegiatan Pembelajaran 3

KONSEP DAN LATIHAN TINDAK

LANJUT HASIL SUPERVISI

AKADEMIK TERHADAP GURU

Materi

Tindak lanjut hasil analisis supervisi akademik merupakan pemanfaatan hasil supervisi. Secara garis besar tindak lanjut hasil supervisi adalah dalam bentuk:

1. Pembinaan

Kegiatan pembinaan, yang dapat berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.

a. Pembinaan langsung

Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yang perlu perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi.

(24)

b. Pembinaan tidak langsung

Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervise, dalam bentuk penggunaan pendekatan dan metoda mengajar yang baik, penggunaan media dan sumber belajar yang sesuai serta pembelajaran yang PAIKEM.

2. Pemantapan Instrumen Supervisi

Kegiatan untuk memantapkan instrumen supervisi dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok oleh para supervisor tentang instrumen supervisi akademik maupun instrumen supervisi non akademik.

Dalam memantapkan instrumen supervisi, dikelompokkan menjadi:

1) Persiapan mengajar guru meliputi: Program Tahunan, Program Semester, Silabus, RPP, Pelaksanaan proses pembelajaran, Penilaian hasil pembelajaran, pengawasan proses pembelajaran,

2) Instrumen supervisi pembelajaran, lembar pengamatan, dan suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya). 3) Komponen dan kelengkapan instrumen, baik

instrumen supervisi akademik maupun instrumen supervisi non akademik.

4) Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang studi binaan atau kepada karyawan untuk instrumen non akademik.

Adapun substansi yang ditindaklanjuti dari hasil supervisi akademik adalah:

a. Sasaran utama supervisi akademik adalah pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

(25)

b. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat mengurangi kendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan muncul. c. Umpan balik akan memberi pertolongan bagi

supervisor dalam melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi.

d. Suasana komunikasi yang tercipta selama umpan balik akan mendorong guru memperbaiki penampilan, dan kinerjanya.

Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik sebagai berikut.

1. Me-review rangkuman hasil penilaian.

2. Bila standar pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap guru belum memenuhi standar, perlu dilakukan penilaian ulang.

3. Bila tujuannya belum tercapai juga, maka supervisor merancang kembali program supervisi akademik untuk masa berikutnya. 4. Membuat rencana aksi supervisi akademik

berikutnya.

5. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.

Jadi, ada lima langkah yang harus diterapkan untuk membina kemampuan guru melalui supervisi akademik, yaitu:

a) menciptakan hubungan-hubungan yang har-monis,

b) analisis kebutuhan,

c) mengembangkan strategi dan media, d) menilai, dan

(26)

Tugas:

Sebagai seorang calon kepala sekolah, apakah hal positif dan atau negatif dari kedua kasus dibawah ini, ditinjau dari konsep dan tindak lanjut hasil supervisi akademik! Hal apakah yang menarik bagi Anda untuk dikembangkan agar lebih baik?

Studi Kasus

Penugasan

Kasus 1

Banyak hasil-hasil evaluasi pelaksanaan program supervisi akademik tidak ada tindak lanjutnya. Hal ini terjadi karena tidak ada ganjaran dan sanksi jika tindak lanjut telah dilakukan. Akibatnya, hasil evaluasi hanyalah perbuatan yang sia-sia saja. Kasus 2

Sebagai kepala sekolah SD Sukamaju, Pak Arif Sri Wiyana baru saja menerima enam guru baru. Empat dari guru tersebut baru lulus sarjana pendidikan (PGSD), dan dua orang yang lain mengenal sistem pendidikan SD Sukamaju. Kedua kelompok guru ini telah diuji sebagai calon guru. Pertimbangan apa yang harus Pak Arif Sri Wiyana dan tim administratif sekolah lakukan sebagai pengembangan strategi untuk mensupervisi guru-guru baru ini?

(27)

Mohon untuk merenungkan kelebihan dan kekurangan materi Kegiatan Belajar 3 ini. Jika ada kekurangannya, bagaimana Anda mengatasi kekurangannya? Bagaimana pemahaman Anda terhadap materi ini. Jika sudah menguasai, bagaimana pemanfaatan materi ini untuk meningkatkan dimensi kompetensi supervisi Anda? Bagaimana meningkatkan peran Anda sebagai supervisor di sekolah?. Bagaimana meningkatkan profesionalisme Anda sebagai kepala sekolah/madrasah? Jika belum menguasai, bagaimana upaya Anda selanjutnya? 3. Kegiatan OJL

Agar calon kepala sekolah/madrasah memiliki kompetensi yang diharapkan, maka selama OJL harus melakukan kegiatan perencanaan program supervisi, melaksanakan supervisi akademik disekolahnya dan sekolah lain dalam satu satuan pendidikan yang sama, menindaklanjuti hasil supervisi tersebut serta membuat laporan lengkap secara tertulis dalam bentuk portfolio, untuk diprenstasikan pada saat in service kedua (In-2).

Secara Umum Sistimatika Laporan hasil OJL sbb: 1. Halaman sampul/Cover

2. Halaman Pengesahan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah

3. Kata Pengantar 4. Daftar Isi

5. Daftar Lampiran 6. Hasil Supervisi

a. Hasil Kajian Perencanaan Supervisi di seko-lah

b. Hasil Kajian Supervisi kelas (format 7) c. Hasil Kajian Tindak Lanjut Hasil Supervisi 7. Kesimpulan

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Mengetahui perbedaan perilaku diet pasien DM sebelum dan sesudah pemberian edukasi menu diet diabetes melalui media poster pada pasien DM di

Aspek pasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk melihat harga jual produksi dan sistem penentuan harga ditingkat petani dan pedagang, seberapa besar

Mampu melakukan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dimulai dari pengkajian, menentukan interpretasi data, menentukan diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan,

Postpartum sedangkan peneliti meneliti pijat Oksitosin dan senam nifas kemudian peneliti membandingkan antara senam nifas dan pijat oksitoksin manakah yang paling

The general objective of this study was to determine the effect of family support on the level of depression and anxiety in patients with HIV in the VCT Clinic of Dr. Sudirman

Proses pemadaman api pada kebakaran (dengan air laut) ini memiliki kesamaan dengan quenching. Dalam bidang ilmu metalurgi, quenching dilakukan untuk mendapatkan material yang

Memiliki tempat tinggal yang tidak tetap karena mengikuti tempat kerja orang tuanya, karena sering berpindah ia dapat beradaptasi dengan cepat di lingkungan baru. Ia mengaku

Artinya responden berada pada tahap interest terhadap kedua media sosial Umbul Ponggok, hingga menimbulkan minat responden untuk mencari informasi lebih dalam mengenai