A. LATAR BELAKANG
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (AKI) dan selanjutnya adalah Angka Kematian Bayi (AKB). AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas kesehatan (Kemenkes RI profil kesehatan Indonesia 2014,hal;87,2014). Sampai saat ini AKI di Indonesia masih tinggi yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan obstetri masih memerlukan perbaikan bersifat menyeluruh dan lebih bermutu (Kemenkes RI Renstra, 2015, hal; 2). Sedangkan AKB merupakan indikator yang bioasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014, hal; 7).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan kabupaten/kota sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2012, hal; 13) . Sedangkan untuk AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 mencapai 24 per 1000 kelahiran hidup.
AKI di Kabupaten Banyumas mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 124,13 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 114,73 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2014(Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014, hal; 4). Kemudian AKI di Puskesmas Sumpiuh II pada tahun 2014 adalah 0 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2014, hal; 6). Untuk AKB Kabupaten Banyumas mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 12,34 menjadi 9,04 pada tahun 2014.
Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas antenatal care dilaksanakan dengan baik ( Kemenkes RI Renstra, 2015, hal; 6).
ibu diberikan pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara atau masa interval. Layanan kebidanan pada anak diberikan pada bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, dan anak pra-sekolah (Mangkuji, 2013;hal 2).
Keadaan AKI di Puskesmas Sumpiuh II yang baik dilihat dari AKI tahun 2014 maka penulis tertarik untuk mengikuti bagaimana proses asuhan
komperhensif yang telah dilaksanakan di Puskesmas II Sumpiuh, serta melihat keadaan AKB Puskesmas II Sumpiuh berjumlah 5 selama tahun 2014, sehingga penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan
Komperhensif Kehamilan, persalinan, Bayi baru lahir, Nifas, dan keluarga berencana pada Ny.S umur 39 tahun G4P2A1 di Puskesmas II Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang “Bagaimana Asuhan Kebidanan komperhensif pada
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan komperhensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana pada Ny. S umur 39 tahun G4P2A1 di Puskesmas II Sumpiuh sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan melakukan pendokumentasian dengan manajemen 7 langkah varney dan pendokumentasian data perkembangan dengan SOAPIE.
2. TUJUAN KHUSUS
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dimulai dari pengkajian, menentukan interpretasi data, menentukan diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pada Ny. S umur 39 tahun G4P2A1 di Puskesmas II Sumpiuh dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan metode SOAPIE.
c. Mampu melakukan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir dimulai dari pengkajian, menentukan interpretasi data, menentukan diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pada Ny. S umur 39 tahun G4P2A1 di Puskesmas II Sumpiuh dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan metode SOAPIE.
d. Mampu melakukan asuhan kebidanan kepada ibu nifas dimulai dari pengkajian, menentukan interpretasi data, menentukan diagnosa, menentukan tindakan segera, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pada Ny. S umur 39 tahun G4P2A1 di Puskesmas II Sumpiuh dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan metode SOAPIE.
D. MANFAAT
1. Manfaat praktis a. Bagi bidan
Meningkatkan kemampuan bidan dalam asuhan pelayanan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
b. Bagi masyarakat
menilai pelayanan kebidanan yang baik sesuai dengan asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
c. Bagi pasien
mendapatkan pelayanan yang baik sesuai pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
d. Bagi mahasiswa
Hasil dari asuhan kebidanan dapat memperluas serta memperdalam ilmu mengenai kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
2. Manfaat teoritis
E. RUANG LINGKUP
a. Sasaran : Ny.S umur 39 tahun G4P2A1 b. Tempat : Puskesmas II Sumpiuh c. Waktu :
1. Pengambilan kasus dimulai pada bulan september 2015 2. Penyusunan proposal dimulai bulan September 2015 3. Penyusunan KTI dimulai bulan Maret-Juni 2016
F. METODE MEMPEROLEH DATA
1. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan peenjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir,2011;h. 193-194).
2. Observasi
3. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi
Pemeriksaan dengan melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan (Manuaba, 2011; h 201)
b. Palpasi
Pemeriksaan dengan menggunakan indra peraba yaitu kedua tangan, kedua tangan melakukan perabaanpada daerah yang diperiksa (Mochtar, 2011 ;h 56)
c. Perkusi
Pemeriksaan dengan mengetuk bagian tubuh yang diperiksa (Manuaba, 2011, h; 201)
d. Auskultasi
Pemeriksaan dengan cara mendengarkan suara dari tubuh yang diperiksa (Mochtar, 2010, h;56)
4. Studi dokumentasi
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika pnulisan merupakan sesuatu yang dibutuhkan untuk memberikan gambaran tentang karya tulis ilmiah ini agar tujuan dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan untuk mudah dicapai dan masalah dapat dirumuskan dengan baik. Maka perlu penyusunan yang baik. Sistematika penyusunan karya ilmiah yang dapat digunakan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menggunakan latar belakang, tujuan penulisan yang berisi tujuan umum serta tujuan khusus, ruang lingkup yang berisi sasaran, tempat serta waktu, manfaat, metode memperoleh data meliputi observasi, wawancara, telaah data studi kasus serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka yang berisi teori tentang kehamilan, persalinan, nifas, BBL, KB, tinjauan teori asuhan kebidanan dan landasan hukum kewenangan bidan dan kompetensi bidan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Menguraikan hasil tinjauan kasus antara kesamaan dan kesenjangan yang dijumpai selama melaksanakan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan teori yang ada.
BAB V PENUTUP