• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANDI MULIATI, A.M., Widyaiswara, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan: KONSEP EVALUASI DALAM PENELITIAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANDI MULIATI, A.M., Widyaiswara, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan: KONSEP EVALUASI DALAM PENELITIAN."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANDI MULIATI, A.M., Widyaiswara, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

(LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan: KONSEP EVALUASI DALAM PENELITIAN.

ABSTRAK

Terdapat tiga istilah yang sering diartikan sama, yakni pengujian, pengukuran, dan evaluasi. Menguji (testing) adalah mengumpulkan data atau melakukan pengumpulan informasi untuk digunakan dalam evaluasi, pengukuran merupakan teknik atau metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan skala guna membandingkan data tersebut dengan suatu standar. Sedang evaluasi merupakan suatu proses untuk mengukur kualitas dari apa yang sedang berjalan, dan digunakan untuk menentukan keterkaitan antara tujuan dan kinerja. Evaluasi ini mengalami pertumbuhan, perkembangan dan perubahan yang pada dasarnya adalah mengumpulkan informasi tentang beberapa aspek dari suatu program guna membuat keputusan penting tentang program tersebut.

Evaluasi akan menyatakan bagaimana sebaiknya dalam mengerjakan kegiatan yang sedang berlangsung dengan menggunakan test dan pengukuran. Terdapat 4 (empat) skala yang dapat digunakan dalam pengukuran, yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio yang akan memberikan jenis informasi yang berbeda. Oleh karena itu, perlu memilah informasi yang dibutuhkan untuk menyesuaikan alat yang digunakan. Namun, skala interval lebih bermanfaat karena dapat mengidentifikasi data tidak hanya kelebihan dan kekurangan antara satu dengan lainnya tetapi juga dapat menunjukkan seberapa jauh perbedaan dari beberapa dimensi yang diteliti. Menerapkan skala pengukuran dengan menggunakan perbandingan secara terukur (skala perbandingan), misalnya mengukur secara fisik berat, panjang, volume, dapat lebih realistik, dipercaya dan tepat. Kita percaya, misalnya, adanya perbedaan-perbedaan karena diberikan secara terukur.

Penerapan konsep evaluasi dalam penelitian memerlukan pengukuran guna membandingkan “apa adanya” dengan “apa seharusnya” berdasarkan data yang dikumpulkan, dan melakukan pengkajian kebutuhan dan tujuan berdasarkan data dimaksud kemudian membandingkan data ini dengan standar (pengukuran). Evaluasi dapat dibedakan atas “evaluasi formatif” (tentang upaya yang telah dikembangkan) dan “evaluasi summative” (untuk melihat hasil yang dicapai). Pada sisi lain, evaluasi juga melihat perbedaan hasil berdasarkan apa yang telah diketahui. Evalausi, secara eksplisit, mengacu pada pencapaian tujuan, dan secara implisit, membandingkan apa yang telah dengan apa yang seharusnya dicapai dari suatu program berdasarkan standar yang telah ditetapkan tentang keberhasilan pelaksanaan program dimaksud. Uraian di atas memberi gambaran, bahwa evaluasi sebagai alat control suatu program guna mengukur pencapaian tujuan suatu program dan implikasinya.

(2)

KONSEP EVALUASI DALAM PENELITIAN

(

Andi Muliati, AM)

PENDAHULUAN

Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur kualitas dari apa yang sedang berjalan. Evaluasi dapat mendeterminasi apa yang sedang dikerja, apa yang tidak dikerja, apa yang akan berubah, dan apa yang dipertahankan dipertahankan

Evaluasi, bila digunakan dengan benar, akan menyiapkan pengawasan mutu dengan mendeterminasi gap antara apa yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Data yang berasal dari suatu evaluasi selayaknya hanya digunakan menentukan perubahan secara organisatoris.

Evaluasi akan mengatakan kepada kita apa yang berguna, apa yang tidak, dan bagaimana meningkatkan yang perlu peningkatan. Dalam evaluasi, kita dapat melihat hasil (data) sebagaimana disajikan dengan dua macam fakta. Salah satu fakta bersifat lengkap dan rinci, dan lainya berupa fakta kuat. Dari fakta lengkap dan terinci kita dapat menduga bahwa sesuatu terjadi. Misalnya, terdapat nilai komprehensif yang rendah pada ujian kewarganegaraan sehingga kinerja kewarganegaraan akan kurang.

Dalam pelayanan publik kita ingin untuk menyusun fakta kuat. Salah satu cara untuk melengkapi ini adalah menelusuri kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil yang dicapai dan mengaitkannya kedalam upaya terorganisasi.

PENGERTIAN EVALUASI

Evaluasi adalah suatu bidang yang mengalami pertumbuhan, perkembangan dan perubahan. Ia digunakan berkaitan utama dengan menentukan keterkaitan antara tujuan dan kinerja, tetapi horizonnya saat ini telah meluas. Terdapat beberapa definisi tentang evaluasi yang dikemukakan oleh pakar, diantaranya Roger Kufman

and Susan Thomas, menyatakan bahwa evaluasi adalah proses yang digunakan

(3)

on Standars for Education Evaluation mendefinisikan: evaluasi sebagai kegiatan investigasi yang sistematis tentang kebenaran atau keberhasilan suatu tujuan.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa batasan evaluasi mengumpulkan informasi suatu program atau beberapa aspek dari suatu program guna membuat keputusan penting tentang program tersebut.

TUJUAN EVALUASI

Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan data (hasil), mengkonversi data kedalam informasi dan menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan, untuk perbaikan program berikutnya. Kalau keputusan tidak dibuat, evaluasi mungkin sebaiknya hanya dilewatkan/ditiadakan.

Pengujian, pengukuran, dan evaluasi-adalah istilah yang acapkali dikatakan bersaudara. Biasanya timbul dalam pikiran seseorang rasa tidak cukup dan tidak mampu untuk menggunakan istilah tersebut. Ada juga mengatakan, biasanya dibenarkan, bahwa evaluasi istilah evaluasi, pengujian, dan pengkuran bernada beberapa pendidik berpendapat bahwa orang dipisahkan dari kemanusiaan, kompetensi, dan kepekaan mereka.

Evaluasi yang baik tidak memutarbalikkan konsep itu. Evaluasi yang akan dipelajari adalah menggunakan (pengumpulan data), pengukuran (metode mengaplikasikan standar kedalam tingkah laku), dan evaluasi menempatkan nilai-nilai dan keburukan diantara kegiatan, alternatif, kejadian, dan hasil-hasil.

Banyak buku evaluasi dan upaya terkait terhadap tujuan, sasaran, perencanaan, pengujian, dan pengukuran. Kita mencoba menambahkan dimensi lain terhadap pengertian dan kompetensi dengan mengaitkan evaluasi kedalam perubahan yang berguna dan bagaimana selayaknya.

Selanjutnya, kita akan membuat sejumlah perbedaan dengan kebanyakan dari apa yang sekarang digunakan dalam bidang evaluasi. Evaluasi menjadi pernyataan perbandingan yang lebih reaktif sebagaimana dimaksudkan terdahulu; dan mempertimbangkan dari yang baru, kemanfaatan, kreatifitas dalam hal maksud dan tujuan yang memungkinkan.

(4)

SASARAN

tujuan dan sasaran digunakan untuk menentukan kemana sesuatu sedang berlangsung, dan membantu kita membandingkan program dan hasil. Sasaran sebaiknya digunakan sedapat mungkin, akan lebih bermanfaat dalam perencanaan dan evaluasi.

. Ciri-ciri sasaran ada empat, yaitu: (1) hasil apa yang ingin dicapai, (2) siapa atau apa yang akan ditunjukkan, (3) Keadaan dimana kita akan menelaah atau mengobservasi dari hasil yang telah diperoleh, (4) kriteria khusus yang akan digunakan untuk menentukan capaian.

PENAKSIRAN KEPERLUAN DAN KEBUTUHAN

Sasaran (dan tujuan) memberi kita mengenai apa yang ingin dicapai. Ini akan memberi suatu pernyataan dari hasil yang diharapkan.

Tetapi apa yang kita lakukan jika:

Kita tidak yakin apa yang selayaknya dicapai;

 Kita tahu terdapat beberapa tujuan dan sasaran, tetapi kita ingin memastikan bahwa tujuan dan sasaran itu lengkap?

 Kita tahu apa yang sedang diselesaikan organisasi kita, dan apa tujuan menyelesaikan, ingin tahu apa yang akan sebaiknya selesaikan?

Penaksiran jika ingin menemukan dokumen, dan menyatakan secara jelas apa sebaiknya sekaitan dengan hasil, dan menghubungkan itu dengan hasil yang dicapai,

Kebutuhan adalah gap atau perbdaan yang dapat diukur antara apa dan apa sebaiknya. dengan proses yang sistimatis, kita dapat menentukan perbedaan antara apa dan apa sebaiknya, tempatkan perbedaan itu dalam urutan prioritas, dan pilih prioritas yang lebih tinggi untuk dilaksanakan. Metode sistimatis dalam membandingkan apa dengan apa sebaiknya, adalah bentuk resmi dari penaksiran keperluan.

PERENCANAAN

Perencanakan dilaksanakan jika menginginkan sesuatu. Kalau kita ingin memperoleh dari mana dan mau kemana, kita tahu apa yang dituju (mencapai tujuan

(5)

yang telah disusun), kemudian kita merencanakan perjalanan. Kalau mau mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang belum ada, diperlukan macam-macam perencanaan yang lebih mendasar.

Selama ini, katakanlah bahwa hanya jika tujuan dan sasaran sudah ada, maka dapat diterima, kita gunakan satu macam perencanaan (kita sebut ini perencanaan internal guna menunjukkan bahwa kita akan bekerja dalam satu organisasi dan menerima tujuan dan sasarannya). Namun demikian, kalau kita mau mempertimbangkan kemungkinan menciptakan tujuan dan sasaran-sasaran baru, atau memverifikasi kebenaran dari yang sudah ada, diperlukan satu macam perencanaan lain. (akan sebut ini model perencanaan kreatif guna menunjukkan bahwa hal itu mengambil kerangka referensi dari luar organisasi dan kedalam masyarakat.) Jadi terdapat dua macam perencanaan besar, internal dan eksternal. Satu membolehkan untuk mengkreasi dan menambahkan tujuan dan sasaran baru; sedang lainnya tidak. Perencanaan atas keduanya membutuhkan pencapaian maksud dan tujuan secara sistematik.

EVALUASI DAN PENAKSIRAN KEBUTUHAN

Evaluasi merupakan proses membantu membuat sesuatu lebih baik dari apa adanya. Evaluasi dapat membantu anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: Apakah kegiatan saya membuat perbedaan? Apa yang salah atas upaya saya? Apa yang seharusnya berubah untuk mencapai sasaran? Evaluasi mengizinkan kita mengidentifikasi dan mendokumentasi perbedaan apa saja antara hasil sekarang dan hasil yang diharapkan. Evaluasi menceriterakan apa yang kita lakukan dibandingkan dengan apa yang kita susun untuk dikerjakan, akan mengusulkan, dengan perbedaan yang telah teridentifikasi dan terdokumentasi, apa yang mungkin dikerjakan untuk mencapai sasaran.

Suatu penaksiran kebutuhan akan menunjukkan apa yang seharusnya dikerjakan pada urutan pertama, sementara evaluasi akan menyatakan bagaimana baiknya yang sedang dikerjakan dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Terdapat sejumlah jenis penaksiran kebutuhan yang menyatakan bermacam jenis perbedaan suatu sistem.

(6)

EVALUASI, PENGUJIAN, DAN PENGUKURAN

Kadang istilah ini digunakan secara bergantian. Apa arti sebenarnya dari istilah-istilah tersebut? Apakah ketiganya sama? Tentu tidaklah sama. Terdapat perbedaan antara test/menguji, mengukur, dan evaluasi. Secara garis besar, menguji/testing adalah tugas mengumpulkan data, mengukur adalah teknik atau metode yang digunakan untuk membandingkan data tersebut dengan suatu standar, dan evaluasi dimaksudkan untuk seseorang yang menggunakan test dan pengukuran. Mari kita lihat setiap istilah itu lebih detail.

Pengujian

Menguji (testing) merupakan suatu pekerjaan melakukan, mengumpulkan informasi untuk digunakan dalam evaluasi. Ini proses melaksanakan instrumen, seperti test standar ringkas, untuk mengumpulkan data.

Kita dapat memilih test yang tepat, yang dapat mengukur keterampilan dengan baik, dan sikap perorangan dan kelompok yang dites. Kita harus mengambil keputusan tentang mana menggunakan test non-referensi (dimana kinerja setiap orang dibandingkan dengan kinerja orang lainnya yang mengikuti ujian), atau test referensi-kriteria (dimana kinerja setiap orang dibandingkan dengan standar yang ada.

Pengukuran

Pengukuran adalah proses dengan mana data yang telah diperoleh dibandingkan dengan suatu standar, ini termasuk alat dan teknik yang digunakan dalam proses ujian. Kalau kita membandingkan dengan kinerja dari kriteria yang sudah ada, kita mengukur tingkatan atau perluasan dari sesuatu.. Ketika kita mencatat data secara aktual dan membandingkandata tersebut dengan standar, kita mengukur. Ketika melilitkan manset (cuff) pada lengan pasien dan memompanya sehingga mendapatkan tekanan darah yang terbaca, kita sedang menguji. Ketika kita membaca data dan membandingkannya, kita sedang mengukur. Selanjutnya, test yang digunakan untuk mendapatkan data; membandingkan data tersebut dengan standar patokan adalah pengukuran.

(7)

Terdapat empat macam ukuran yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Tiap macam memiliki ciri yang berbeda dan berguna untuk situasi yang berbeda. Keempat macam atau skala pengukuran adalah: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat ukuran ini memberikan jenis informasi yang berbeda.

Data Nominal

Satu skala pengukuran yang umum digunakan untuk semua adalah penamaan (naming). Orang mempunyai nama (Charles, Jack, Shirley, Susan), dan kita mencatat bahwa mereka berbeda. Ini tidak berimplikasi satu lebih baik dari lainnya. Jenis pengukuran ini disebut nominal. Dalam hal data nominal, menyederhanakan dengan mengunakan nomor sebagai label. Nomor-nomor atasnya dan yang diberikan tidak memiliki arti dan rancangan berbeda-beda untuk kategori yang berbeda.

Contoh lain dari data nominal adalah satu seri atau pertanyaan berurut yang dapat dijawab ya atau tidak dan itu tidak merefleksikan jenis ranking atau informasi yang berurutan. Apakah Anda memiliki rambut pirang? Apakah Anda belajar sesuatu hari ini? Kita dapat menaruh respon jawaban kedalam kategori, tetapi tidak dapat melakukan lebih banyak. Tidak artinya dalam mendeterminasi tidak pirang lebih baik dari pirang atau sebaliknya. Jawabannya hanya kategori sederhana.

Data Ordinal

Skala lain pengukuran dapat lebih realistik (konsisten dan dapat berulang) adalah tercatat sebagai: lebih besar dari, kurang dari, atau sama dengan sesuatu lainnya. Itu adalah ”skala kontes kecantikan” yang meranking sesuatu dengan lebih atau kurang cantik, bermanfaat, atau atraktif. Skala ranking ini disebut ordinal. Hal itu tidak menceritakan berapa banyak lebih atau kurangnya dua hal dalam mengatur ranking. Ia hanya menceritakan bahwa sama, kurang dari, atau lebih dari antara satu dengan lainnya.

HASIL

Mengapa kita memperhatikan hasil? Sebab hasil adalah apa yang kita masukkan dengan kecerdasan. Kalau kita guru, kita diminta membawa nilai dan pembelajaran yang dapat bernilai. Kalau kita perawat, kita diharapkan merawat orang kembali jadi sehat. Kalau kita konsulat, kita bertanggung jawab membantu orang

(8)

menolong dirinya sendiri menjadi bahagia dan produktif. Sebenarnya semua orang, dalam beberapa cara atau lainnya, biasanya bertanggung jawab sebagai agen untuk membawa perubahan. Pendidikan dirancang membantu orang menjadi mencukupi dirinya sendiri dan berkontribusi. Semua menemukan itu produktif dan kretif untuk meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan dirinya sepanjang cara itu. Jadi semua dari kita, spesialis intervensi. Kita bertanggungjawab mengintervensi antara orang dan lingkungannya untuk memperoleh hasil, seperti, kompetensi membaca dan menulis, menjaga kesehatan agar dapat pekerjaan dan kegiatan perseorangan, mental mengayomi menjadi bahagia dan produktif.

Lihat cara lain, kita mencoba berusaha menutup perbedaan antara hasil sekarang-seperti kekurangan mental dan kesehatan fisik, ketidak mampuan membaca dan menulis, ketidak mampuan memperoleh dan mempertahankan pekerjaan-hasil yang diharapkan-mendengarkan respek, mendapatkan bersama keluarga dan masyarakat, mendengarkan lebih dari apa yang disuarakan, menjaga kebugaran fisik.

Perbedaan atau gap adalah ketidak sesuaian atau ketidak cocokan antara hasil sekarang dan hasil yang diharapkan. Kita dapat lebih konsisten mengukur perbedaan, lebih tinggi dengan cara: 1) menentukan apa sebaiknya dilakukan; 2) memastikan bahwa kita dapat mengambil apa saja yang terbaik untuk mencapai hasil yang diharapkan.

TUJUAN ANTARA DAN TUJUAN AKHIR

Tujuan antara adalah cara yang dipilih untuk memperoleh sesuatu yang dikerjakan (seperti kurikulum, pendidikan, perawatan, menggunakan mobil, menulis) dan Tujuan Akhir adalah hasil dari satu atau lebih tujuan antara (seperti hidup di dunia, dapat mendiagnose gejala penyakit, mampu membaca cukup bagus untuk melamar pekerjaan, dapat memperoleh dan mempertahankan pekerjaan, dapat menjaga kesehatan cukup baik untuk tinggal di luar rumah sakit).

Tujuan antara dan tujuan aklhir sering membingungkan, tetapi dapat memberikan pemahaman yang sangat kuat. Kita menggunakan tujuan antara untuk mencapai tujuan akhir. Tujuan antara adalah alat dan tehnik sedangkan tujuan akhir adalah hasil yang diinginkan.

(9)

Periksa tiap item berikut apakah tujuan antara atau tujuan akhir.

Tujuan Antara Tujuan Akhir Merajut

Termometer suhu Kursus membaca

Keterampilan memasuki pekerjaan Uang

Kursus Wisuda

Mencukupi diri sendiri

Berikut cara melihatnya:

Tujuan Antara Tujuan Akhir

Merajut x

Termometer suhu x

Kursus membaca x

Keterampilan memasuki pekerjaan x

Uang x

Kursus x

Wisuda x

Mencukupi diri sendiri x

Sebenarnya, tujuan akhir yang mendasar dari daftar di atas adalah mencukupi dirinya sendiri. Hal ini yang paling penting bagi seseorang selama hidup secara fisik. Uang bukan tujuan akhir yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Anda tidak dapat minum dan memakan uang itu. Anda hanya dapat menggunakannya untuk memperoleh barang dan jasa dari yang lain; dengan demikian itu, adalah tujuan antara.

Evaluasi tidak dapat dikaitkan ke tujuan antara dari suatu ”intervensi” atau ke tujuan akhir, atau hasil dari intervensi. Tujuan antara dan tujuan akhir, keduanya penting dan keduanya adalah subyek yang benar dari evaluasi.

MENERAPKAN KONSEP

Perhatikan contoh bagaimana hal itu dapat berlaku dari konsep ini, dapat cocok dari satu penerapan khusus, dengan menggunakan contoh hipotetik:

(10)

Seorang perawat, telah lima tahun di Pusat Kesehatan daerah, mengusulkan bahwa pusat luka bakar telah diperlukan. Dia mengatakan hal itu dengan Asisten Direktur Keperawatan, kemudian-bersama Direktur Keperawatan-membicarakan hal tersebut. Direktur Kesehatan, yang memberikan persetujuannya untuk melanjutkan program tersebut. Selanjutnya Direktur sangat senang sekali ide itu dan dua ribu dollar anggaran telah ditaruh di bagiannya.

Pusat luka bakar adalah tujuan antara, satu cara yang mungkin dapat secara terukur meningkatkan kesehatan dan kehidupan masyarakat di daerah ini. Dapat juga dikemukakan bahwa mungkin itu bukan tujuan antara yang penting untuk meningkatkan kesehatan fisik dan kehidupan, jadi harus menentukan, secara pasti, apa kebutuhan masyarakat di sana. Untuk itu harus mengaitkan tujuan antara dan tujuan akhir. Menggunakan analisis/kajian kebutuhan sambil jalan adalah sulit, menentukan ”apa adanya” dan ”apa seharusnya” untuk daerah itu. Untuk dapat melakukan itu, harus mengukur status kesehatan fisik sekarang, dan membandingkannya dengan standar yang dapat diterima, dan menentukan perbedaan antara hasil sekarang dan hasil yang diharapkan. Pengukuran diperlukan untuk membandingkan kedua kutub dari ”apa adanya” dan ”apa seharusnya”.

Untuk dapat menentukan ”apa seharusnya” harus menentukan standar kinerja. Untuk mencapai ini dari studi kesehatan nasional membatasi kebutuhan minimal untuk kesehatan fisik. Jadi, kriteria ini memberikan standar referensi yang dibutuhkan untuk pengukuran.

Berdasarkan penentuan perbedaan tingkat kesehatan fisik sekarang dan yang diperlukan, dapat menyusun tujuan untuk kesehatan fisik di daerah itu. Kemudian dapat menemukan betapa besar penyimpangan dari standar yang telah dihitung untuk untuk kesehatan fisik yang jelek, termasuk nutrisi/gizi, penyakit hati, kecelakaan, keracunan, dan sebagainya. Menemukan bahwa luka bakar hanya bagian kecil (tetapi penting) dari kebutuhan pemeliharaan kesehatan, dan daerah itu sesungguhnya lebih kekurangan pemeliharaan jantung.

Menggunakan data ini, dengan pengukuran dari kebutuhan yang dihasilkan, harus merekomendasikan bahwa unit kesehatan jantung akan dilengkapi. Beberapa tahun kemudian, setelah menerima dana pemerintah dan negara, unit kesehatan

(11)

jantung disetujui, kemudian rencana itu diterapkan, Sementara unit itu sedang dikembangkan dan dioperasikan, supervisor proyek dimutasi. sehingga menentukan perbedaan antara hasil yang direncanakan dengan semua yang sedang dicapai dan memutusakn tentang apa yang seharusnya dirubah, dan apa yang seharusnya diteruskan. Hasil dari proses yang dijalani ini disebut ”evaluasi formative”

Akhirnya, setelah tahun pertama beroperasi, dia mengevaluasi jumlah dari total proyek dengan membandingkan tujuan yang sudah disusun dengan sasaran kesehatan jantung yang telah dicapai, dan melaporkan keberhasilan dan ketidak berhasilan yang ditemukan. (Ini akhir dari evaluasi proyek disebut ”evaluasi summative”).

Untuk melakukan pengkajian kebutuhan dan tujuan, menggunakan format pengujian (pengumpulan data) dan kemudian membandingkan data dengan standar (pengukuran). Setelah menyusun tujuan dan sasaran yang berguna (berdasarkan pada kebutuhan yang telah dijastifikasi), lalu merencanakan dan mengevaluasi apa telah dikembangkan (evaluasi formatif); dan setelah tahun pertama berjalan, untuk melihat hasil yang dicapai termasuk (evaluasi summatif).

Tujuan, sasaran, pengkajian kebutuhan, evaluasi, perencanaan, pengujian, dan pengukuran semuanya adalah alat yang berguna bagi professional yang ingin mencapai hasil yang bermanfaat.

Penutup

Secara eksplisit bahwa evaluasi mengacu pada pencapaian tujuan sedangkan secara implisit evaluasi harus membandingkan apa yang telah dicapai dari program dengan apa yang seharusnya dicapai berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan. Dalam konteks pelaksanaan program, kriteria yang dimaksud adalah kriteria keberhasilan pelaksanaan dan hal yang dinilai adalah hasil atau prosesnya itu sendiri dalam rangka pengambilan keputusan. Pemikiran-pemikiran di atas memberikan gambaran bahwa evaluasi sebagai alat kontrol suatu program untuk mengukur bagaimana pencapaian tujuan program bermasuk implikasinya.

Hal yang umum terjadi pada evaluasi adalah bagaimana untuk meningkatkan (to improve) suatu program dan bukan untuk membuktikan (to prove) suatu program.

(12)

Alur pengkajian evaluasi program dapat saja menyerupai sebuah penelitian (research) ilmiah yang banyak dilakukan oleh kalangan akademisi. Selanjutnya sejalan dengan hal tersebut di atas, evaluasi dapat digunakan untuk memeriksa tingkat keberhasilan program berkaitan dengan lingkungan program dengan suatu ”judgement” apakah program diteruskan, ditunda, ditingkatkan, dikembangkan, diterima atau ditolak.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Scarvia B & Samuel Ball. The Profession and Practice of Program Evaluation. San Francisco: yossey Bass Publishers, 1978.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003.

Bentrup, Gary. “Evaluation of a Collaborative Model; A Case Study Analysis of Watershed Planning in the Intermountain West”. Springer-Verlag. New York Inc., Journal Environmental Management, Vol.27, No.5, 2001.

Burke, Johnson & Christensen Larry. Educational Research Quantitative and Qualitative approaches. Boston: Allyn & Bacon, 2000.

Djaali, Puji Mulyono dan Ramly. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PPs UNJ, 2000.

Guba, Egon G. Menuju Metodologi inkuiri naturalistik dalam evaluasi pendidikan, terjemahan Sutan Zanti Arbi. Jakarta: Djambatan, 1987.

Guba., Egon G, Yvonna S. Lincoln, Effective Evaluation, San Fransisco: Jossey Publishers 199.

Hartini, Sri. EValuasi Program Madrasah Aliyah Keagamaan di Madrasah Alyah Negeri 1, Yogyakarta: Tesis, PPs Universitas Negeri Yogyakarta, 2002. Issac, Stephen and William B Michael. Handbook in Research and Evaluation. 2nd

edition, San Diego: California, Edits Publisher, 1982.

Kaufman, Roger. and Susan Thomas, Evaluation Without Fear, London: 1980.

Notoatmojo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992.

Patton, Michael Quin. Qualitative Evaluation and Research Methods. USA: SAGE, 1990.

Sanders, James R. et al, The Program Evaluation Standards. 2nd edition, California:

Sage Publication Inc., 1994.

, Pendidikan Sebagai Sarana Reformasi Mental dalam Upaya Pembangunan Bangsa. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Stake, Robert E. The Countenance of Educational Evaluation, Center for Instructional Research and Curriculum Evaluation, Paper University of Illinois, 2006. Subiyanto, Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan alam. Jakarta: PPLPTK, 1988. Sudrajat, Ahkmad. Pendidikan Sepanjang Hayat II, 2008. (http://www.

Akhmadsudrajat.wordPress.com/2008/04/03/Pendidikan-Sepanjang-hanyat-ii/-33k).

Sutikno, M.Sobry, Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press, 2004. Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka, 2000.

Worthen, Baline R. and James R. Sanders, Educational Evaluation. London: Longman Inc, 1987.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melakukan proses transformasi data ini, digunakan metadata yang memuat panduan pemetaan dalam transformasi data dari data operasional ke dalam data warehouse. Sumber data bagi

Peranan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Peningkatan Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi Kelas VII-1 SMP N 31 Medan Kecamatan Medan Tuntungan Tahun

mendayagunakan zakat secara produktif sebagai pemberian modal usaha yang tujuannya adalah supaya zakat tersebut dapat berkembang. Zakat didayagunakan dalam rangka

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa warna hijau menunjukan daerah yang dapat dilalui kapal dengan nilai klasifikasi 0.. Warna merah menunjukan daerah yang

Nomor rute sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditempelkan di dalam daun rambu pada rambu pendahulu petunjuk jurusan, rambu petunjuk jurusan dan/atau rambu penegasan

Terdapat dua permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu pemblokiran situs internet oleh menteri dapat dinyatakan telah melanggar atau tidak melanggar hak

Pada proyek akhir ini merupakan salah satu cara untuk menambah layanan suatu jaringan lokal intranet di PCR yang berbasis digital dan sebagai media pendistribusian content TV

Video juga merupakan komponen penting dalam distance learning, suatu metode pengajaran yang tidak lagi terikat oleh ruang.Dalam upaya memenuhi kebutuhan peralatan