• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-ISSN: Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E-ISSN: Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN:"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN (PERSERO) DENGAN

MOTIVASI MEMBAYAR SEBAGAI VARIABEL MODERATING Endang Budiwati Sinaga

Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi LMII Email : endangbudi27@gmail.com

ABSTRACT

The objective of this study was to analyze the influence of costumer satisfation, collectability, the stability of costumer sales, the pay motivation as moderating variable of doubtful account receivable of PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN(Persero). The study used causal research method.The population in the study is the tenants that located in Kawasan Industri Medan (Medan Industrial Park) and all of them were used as the samples (Proportionate stratified random sampling). Primary data were gathered by using questionares.Hypothesis was tested by using multiple regression analysis and residual test with an SPSS software program. The result of the study showed that costumer satisfation, collectibility,and the stability of costumer sales had significant influence on doubtful account receivable simultaneously. Partially, costumer satisfation, and the stability of costumer sales had positif significant influence on doubtful account receivable. Pay Motivation as moderating variable could moderate the correlation of costumer satisfaction, collectability, stability of costumer sales with doubtful account receivable on PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN (Persero).

Keywords: Doubtful account receivable, Costumer Satisfaction, Collectability, Stability of Costumer Sales, Pay Motivatin, Account Receivable.

I. PENDAHULUAN

PT. Kawasan Industri Medan (Persero) merupakan salah satu badan usaha milik negara yang bergerak dibidang penyedia lahan industri, penyedia bangunan siap pakai untuk disewakan sebagai pergudangan maupun perkantoran, mengelola ataupun memelihara kawasan, limbah dan persediaan air bersih bagi perusahaan yang menggunakan lahan di Kawasan Industri Medan.

Dalam melakukan seluruh kegiatan usahanya PT.Kawasan Industri Medan (Persero) melakukan transaksi penjualan jasa secara kredit. Penjualan jasa yang dilakukan secara kredit akan menimbulkan piutang usaha. Horne (2005 : 258) mengatakan piutang meliputi jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit.

Menurut Munandar (2006:77) yang dimaksud dengan piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo. Smith (2005 : 286) mengatakan piutang dapat didefinisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan jasa. Namun untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterapkan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas.

Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa piutang usaha adalah hak yang dimiliki oleh perusahaan untuk melakukan klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain untuk menerima sejumlah uang kas akibat dari penjualan jasa secara kredit yang akan diterima pembayarannya oleh perusahaan pada atau setelah jatuh tempo.

(2)

Piutang yang lancar akan tertagih dalam waktu 30 hari sampai 60 hari (Kieso et al., 2007 : 347). Dalam masa tenggang waktu pembayaran tersebut, perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli, sehingga penjualan kredit ini tidak segera menerima penghasilan kas. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan, yaitu lambatnya perputaran kas yang nantinya akan mempengaruhi efektivitas arus kas perusahaan. Dampak lain dari piutang ini, nantinya dapat menyebabkan munculnya piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih terjadi karena adanya kemungkinan pelangganmerasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, bangkrut atau kinerja penagih PT.KIM yang rendah sehingga pelanggan tidak membayar utangnya pada PT.KIM yang berefek pada meningkatnya jumlah piutang tak tertagih.

Tidak ada satupun perusahaan yang mengharapkan bahwa dari sekian banyaknya pelanggan terdapat sebagian yang tidak bisa membayar kewajibannya walaupun dalam proses pemberian kredit telah sesuai dengan ketentuan ataupun telah diteliti sebaik-baiknya. Munawir (2002 : 55) berpendapat bahwa semakin besar day’s receivable suatu perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Resiko tak tertagih atas sejumlah piutang pasti akan ditemui, untuk itu perusahaan sering kali membuat daftar piutang berdasarkan umurnya untuk memudahkan perhitungan piutang yang beredar kemudian menghitung cadangan kerugian piutang yang akan dibebankan pada akhir periode untuk mengakomodasikan kemungkinan piutang tak tertagih. Pihak perusahaan menetapkan persentase tertentu untuk menggambarkan seberapa besar pengaruh piutang tak tertagih terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Piutang tak tertagih ini memerlukan perhatian khusus dari perusahaan agar dapat dikelola dengan baik, untuk mencegah terjadinya kerugian bagi perusahaan serta penumpukan modal

kerja pada piutang tersebut maka diperlukan suatu sistem akuntansi yang baik dalam pencatatan, pengelolaan, pengakuan, penilaian, penyisihan dan penghapusan piutang merupakan seperangkat sistem akuntansi yang harus dijalankan sesuai dengan prosedur.

Dalam piutang yang timbul akibat penjualan kreditnya, perusahaan memiliki beberapa pelanggan yang tidak sanggup membayar atau melunasi hutang mereka. Rekening pelanggan seperti itu umunya disebut piutang tak tertagih atau piutang ragu-ragu, yang merupakan suatu kerugian atau beban penjualan secara kredit. Menurut Rivai et al. ( 2013 : 238 - 239) timbulnya piutang ragu-ragu atau piutang tidak tertagih dapat disebabkan dua faktor yakni dari pihak internal dan eksternal. Dari pihak internal yakni faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan pihak eksternal adalah faktor – faktor yang berasal dari luar perusahaan. Apabila manajemen suatu perusahaan dapat menerapkan suatu kebijakan prosedur dan pengawasan piutang yang baik, maka frekuensi terjadinya piutang tak tertagih akan dapat dikurangi sehingga kendatipun perusahaan masih memiliki piutang tak tertagih, kemungkinan besar hanya diakibatkan kondisi pelanggan yang tidak dapat dipungkiri.

Dalam hal ini terlihat masalah yang timbul pada PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN (Persero) yaitu jumlah piutang tak tertagih yang jumlahnya cenderung lebih besar bila dibandingkan dengan piutang lancar selama 3 tahun terakhir (2012–2014). Peningkatan piutang tak tertagih pada PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN (Persero) khususnya Kawasan Industri Medan 1 dan 2 terlihat seperti pada Tabel 1.1, dan diperjelas dengan gambar Grafik 1.

Tabel 1.1

Piutang tertagih dan piutang tidak tertagih PT. Kawasan Industri Medan (Persero)

Khusus KIM 1 dan KIM 2 Periode Tahun 2012 – 2014

(3)

Sumber : PT.Kawasan Industri Medan ( Data Diolah) Dari Tabel 1.1 tersebut dapat kita lihat total piutang pada tahun 2012 sebesar Rp. 8.334.179.638 yang terdiri dari piutang tertagih sebesar Rp. 3.517.119.944 dan piutang tak tertagihnya sebesar Rp. 4.817.059.694, pada tahun 2013 total piutang Rp. 9.216.635.364 yang terdiri dari piutang tertagih sebesar Rp.1.885.038.773 dan piutang tak tertagih sebesar Rp.7.331.596.591, pada tahun 2014 total piutang Rp. 9.339.801.219 yang terdiri dari piutang tertagih Rp. 4.173.070.605 dan piutang tidak tertagih Rp. 5.166.730.614. Pada data tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap tahun jumlah piutang tak tertagih lebih besar dibandingkan piutang tertagih.

Gambar grafik 1 dibawah menunjukkan bahwa selama kurun waktu 3 tahun (2012 – 2014 ) piutang tak tertagih lebih besar dibandingkan dengan piutang tertagih, keadaan ini mengurangi keuntungan (laba) perusahaan dan terganggunya modal kerja perusahaan dalam melakukan kegiatan operasi perusahaan.

Sumber : PT. Kawasan Industri Medan ( Data Diolah) Gambar 1.1

Grafik Piutang tertagih dan piutang tak tertagih PT. Kawasan Industri Medan (Persero) Khusus

KIM 1 dan KIM 2 Periode Tahun 2012 – 2014

Dalam prakteknya debitur (pelanggan) pada PT. Kawasan Industri Medan (Persero) di klasifikasikan dalam 3 klasifikasi berdasarkan bahan baku yang digunakan yaitu klasifikasi ekstraktif, non ekstraktif dan fasilitatif. Klasifikasi ekstraktif adalah industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan. Klasifikasi nonekstraktif adalah industri yang mengolah lebih lanjut hasil industri lain. Misalnya : industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industrikain. Klasifikasi fasilitatif disebut industri tertier yang kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya : perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata. Pada tabel 2 disajikan piutang tertagih pada ketiga klasifikasi, dan Grafik 2 digambarkan dengan posisi piutang tertagih dan tidak tertagih pada ketiga klasifikasi.

Sumber : PT. Kawasan Industri Medan ( Data Diolah)

Gambar 1.2

Grafik Piutang tertagih dan tak tertagih pada ketiga Klasifikasi

PT. Kawasan Industri Medan (Persero) Khusus KIM 1 dan KIM 2

Periode Tahun 2012 – 2014

Berdasarkan fenomena tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dan mereplika penelitian Priyo Widodo (2001 ) Judul penelitian yang peneliti lakukan adalah “ Analisa faktor – faktor yang mempengaruhi piutang tak tertagih dengan motivasi membayar sebagai variabel

JENIS PIUTANG 2012 2013 2014 Tertagih 3.517.119.944 1.885.038.773 4.173.070.605 Tak tertagih 4.817.059.694 7.331.596.591 5.166.730.614 Total Piutang 8.334.179.638 9.216.635.364 9.339.801.219

(4)

moderating pada PT. KAWASAN INDUSTRI MEDAN (Persero).”

II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Piutang tak tertagih

Menurut Niswonger (1995 : 315) yang dimaksud piutang tak tertagih merupakan piutang yang timbul karena pemberian jasa kepada langganan karena sesuatu hal tidak dapat ditagih lagi.

Piutang tak tertagih merupakan kerugian pendapatan yang memerlukan ayat pencatatan yang tepat didalam perkiraan penurunan harta piutang serta penurunan yang berkaitan dalam laba dan ekuitas pemegang saham.(Keiso et al., 2002:420).

Hery ( 2013: 186) mengatakan piutang tak tertagih timbul karena adanya pelanggan yang tidak bisa membayar karena menurunnya omzet penjualan sebagai akibat dari lesunya perekonomian dan kebangkrutan yang dialami oleh debitur.

Menurut Haryono (2004 : 55) piutang tak tertagih adalah piutang yang dapat menimbulkan kerugian karena debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya.

2. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan Pelanggan adalah tingkat perasaan pelanggan setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005 : 65). Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007 :177) yang dikutip dari buku manajemen pemasaran mengatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja

yang diharapkan. Respon pelanggan terhadap jasa yang diterima sangat menentukan kelangsungan organisasi yang bergerak dibidang pelayanan jasa.

Mutu jasa pelayanan dapat dinilai dengan berpedoman pada dimensi mutu pelayanan jasa itu sendiri. Zeithaml, et al (1990) mengemukakan dimensi dari mutu pelayanan jasa yang dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi pelayanan, dan apabila dikaitkan dengan upaya pengembangan pelayanan yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kepuasaan pelanggan pada PT.Kawasan Industri Medan (Persero). Indikator – indikator kepuasan pelanggan tersebut adalah : 1. Tangible (Pelayanan yang bersifat nyata)

Proses pelayanan yang dilaksanakan oleh PT.KIM terhadap pelanggan harus tampak atau secara fisik dapat terlihat jelas mengenai mekanisme kerja berbagai fasilitas yang digunakan, peralatan, kinerja personil, termasuk saluran – saluran komunikasi yang dipakai dalam pelaksanaan tersebut, sehingga pelanggan dapat mengetahui dan melihat dengan jelas bahkan dapat memberikan penilaian terhadap proses pelayanan yang dilaksanakan oleh PT.KIM (Persero). 2. Reliability (Dapat dipercaya)

PT.KIM harus mampu memenuhi atau melaksanakan pelayanan yang telah dijanjikan secara handal dan akurat, baik menyangkut ketepatan waktu layanan, kepastian tariff, ketepatan dalam pembacaan meter air, maupun pengukuran limbah dan sebagainya, sehingga pelanggan dapat merasakan bahwa pelayanan PT.KIM memang benar bias dipercaya.

3. Responsiveness (Bersikap tanggap) Mencakup bagaimana tanggapan PT.KIM atas keluhan pelanggan mengenai pelayanan yang tidak atau kurang memuaskan, tindakan PT.KIM terhadap keluhan – keluhan pelanggan tersebut, bagaimana bantuan para petugas terhadap pelanggan yang menyampaikan keluhan, sikap dan tanggapan petugas PT.KIM

(5)

ketika pelanggan menyampaikan saran – saran berkaitan dengan peningkatan pelayanan, serta upaya PT.KIM dalam menanggapi berbagai keluhan atau saran – saran yang disampaikan pelanggan

4. Assurance ( Jaminan Pelayanan) Mencakup kecakapan petugas PT.KIM dalam memberikan tugas pelayanan, keramahan para petugas dalam memberikan pelayanan, jaminan keamanan atas pelayanan yang diberikan PT.KIM, serta tingkat kepercayaan pelayanan yang diberikan PT.KIM terhadap pelanggannya.

5. Emphaty (kesungguhan)

Mencakup akses bagi pelanggan untuk mendapatkan pelayanan, mekanisme komunikasi PT.KIM dengan pelanggan, usaha untuk memahami dan memenuhi keinginan dan harapan pelanggan serta perhatian PT.KIM terhadap pelanggan secara personal.

Apabila pelayanan yang diterima sesuai dengan harapan maka pelanggan akan puas dan jika melebihi harapan maka pelanggan akan sangat puas, demikian sebaliknya (Supranto,2001). Dengan demikian tampak bahwa harapan pelanggan memiliki peranan yang besar sebagai standar perbandingan dalam evaluasi kualitas pelayanan melalui kepuasan pelanggan.

seringkali membuat daftar piutang berdasarkan umurnya (aging schedule) untuk memudahkan perhitungan piutang yang beredar kemudian menghitung cadangan kerugian piutang yang akan dibebankan pada akhir periode untuk mengakomodasi kemungkinan piutang tak tertagih. Semakin lama umur piutang, semakin besar persentase piutang tak tertagih.

3. Kolektibilitas (Pengumpulan Piutang) Pengumpulan piutang merupakan usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mengumpulkan piutang atas penjualan kredit yang diberikannya dalam waktu singkat (Syahyunan, 2005:66)

Didalam usaha pengumpulan piutang, perusahaan harus berhati –hati agar tidak terlalu agresif dalam usaha – usaha menagih piutang para pelanggan. Pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan suatu prosedur yang harus diikuti dalam mengumpulkan piutang – piutangnya bilamana sudah jatuh tempo. Perusahaan dapat melaksanakan kebijakan dalam pengumpulan piutangnya secara aktif maupun pasif dengan terlebih dahulu melihat latar belakang kemampuan financial pelanggan yang diberikan kredit, sehingga dapat diputuskan cara penagihan yang tepat.

Semakin besar kolektibilitas (pengumpulan piutang) yang dapat dikumpulkan, maka akan mengakibatkan semakin kecil terjadinya piutang tak tertagih atau dengan kata lain kolektibilitas mempunyai pengaruh yang negatif terhadap terjadinya piutang tak tertagih. 4. Stabilitas Penjualan Pelanggan

Suatu perusahaan yang mempunyai penjualan stabil maka earning atau pendapatannya akan stabil pula, maka perusahaan tersebut dimungkinkan akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya, seperti membayar tagihannya. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai earning tidak stabil dan unpredictable akan menanggung risiko tidak dapat menanggung beban utangnya pada tahun – tahun atau keadaan buruk. Brigham dan Houston (2006:42) berpendapat bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil akan memiliki aliran kas yang relatif stabil.

Stabilitas penjualan diukur dengan melihat perbandingan antara jumlah penjualan bersih tahun yang bersangkutan (tahun ke-1) dikurangi jumlah penjualan bersih tahun sebelumnya (tahun ke t-1)

(6)

kemudian dibagi dengan jumlah penjualan bersih tahun sebelumnya (tahun ke t-1) (Agus Sartono, 2001: 268).

Sales = Net Sales t – Net Sales t-1 X 100 % Net Sales t-1

5. Motivasi Membayar

Menurut Malthis (2001) motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Sedangkan Rivai (2004) berpendapat bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai- nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh Howard, 1999).

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni “movere” yang berarti menggerakkan (to move). Pengertian motivasi dapat pula dinyatakan sebagai proses psikologis yang terjadi karena interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan pemecahan persoalan. Motivasi adalah kekuatan potensial yang ada dalam diri individu yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya, baik secara positif maupun negative, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi oleh orang tersebut.

Herzberg (1966) mengemukakan sebuah teori yang disebut Teori Dua Faktor, teori ini mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi, yang pertama adalah faktor motivasional yang merupakan hal – hal yang sifatnya intrinsik atau bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan faktor kedua adalah faktor ekstrinsik yang bersumber dari luar diri individu yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupannya. Begitu pula dengan tagihan terdapat faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi debitur dalam membayar tagihannya. Menurut kamus Bahasa Indonesia definisi dari membayar adalah memberikan uang (untuk pengganti

harga barang atau jasa yang diterima, melunasi utang, dan sebagainya).

Motivasi membayar tagihan adalah kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang debitur yang melatarbelakangi seorang debitur untuk membayar tagihannya. Motivasi ini bisa timbul dari dalam maupun luar individu. Motivasi membayar tagihan seorang debitur yang berasal dari luar debitur adalah adanya dorongan dari petugas PT.KIM, lingkungan kerja, teman atau kerabat yang mendoronganya untuk membayar tagihan.

Identifikasi indikator – indikator motivasi membayar tagihan yang berasal dari dalam diri debitur adalah :

1. Kejujuran Debitur 2. Kesadaran Debitur

3. Hasrat untuk membayar tagihan Identifikasi indikator – indikator motivasi membayar tagihan yang berasal dari dalam diri debitur adalah : 4. Dorongan dari petugas PT.KIM 5. Lingkungan Kerja

Didalam kelompok taat membayar tagihan maka ia juga akan terdorong untuk taat membayar tagihan, begitu pula sebaliknya. Motivasi membayar merupakan hal yang melatarbelakangi seorang individu untuk berperilaku. Apabila motivasi debitur dalam memenuhi kewajiban tagihannya tinggi maka piutang tak tertagih dapat dikurangi jumlahnya.

Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli tersebut maka pengertian motivasi membayar adalah suatu dorongan, hasrat yang kuat serta serangkaian sikap dan nilai- nilai yang membuat seseorang bertindak untuk membayar sebagai pengganti dari barang atau jasa yang telah diterimanya.

Kerangka Konsep

Berdasarkan masalah penelitian dan landasan teori, maka kerangka konseptual peneliti dapat dilihat paada gambar dibawah ini :

(7)

Variable Independen Variabel Dependen Variabel Moderating Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual diatas telah dijelaskan dan diuraikan bagaimana kepuasan pelanggan, kolektibilitas, dan stabilitas penjualan pelanggan dianggap berpengaruh terhadap piutang tak tertagih dengan motivasi membayar sebagai variabel moderating pada PT.Kawasan Industri Medan (Persero). Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Kepuasan pelanggan, kolektibilitas, dan stabilitas penjualan pelanggan secara simultan dan parsial

berpengaruh terhadap piutang tak tertagih pada PT. Kawasan Industri Medan (Persero).

2. Motivasi membayar dapat memoderasi hubungan antara kepuasaan pelanggan, kolektibilitas, dan stabilitas penjualan pelanggan, dengan piutang tak tertagih pada PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN (Persero).

III. METODOLOGI 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk kelompok penelitian kausal (causal), yaitu penelitian untuk melihat hubungan beberapa variabel yang belum pasti. Umar (2008 : 50) menyebutkan desain kausal berguna untuk

menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna bagi penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung.

Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan seberapa besar pengaruh variabel kepuasan pelanggan, Kolektibilitas, dan stabilitas penjualan pelanggan terhadap piutang tak tertagih dengan Motivasi Membayar sebagai variabel moderating pada PT.

KAWASAN INDUSTRI MEDAN

(Persero).

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kawasan Industri Medan 1 dan Kawasan Industri Medan 2. Peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena KIM 1 dan KIM 2 adalah Kawasan Industri Medan yang murni dikelola PT.KIM (Persero), sedangkan KIM 3, KIM 4, dan KIM 5 adalah lahan kerjasama dengan pihak ke tiga. Waktu yang direncanakan untuk melakukan penelitian adalah bulan February sampai dengan September 2016.

3.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang berada pada kim 1 dan kim 2 yang terdiri dari 230 perusahaan yang diklasifikasi berdasarkan jenis industrinya yaitu klasifikasi ekstraktif, non ekstraktif dan fasilitatif. Umar (2008) menyatakan untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat mengunakan rumus Slovin, seperti berikut ini : N n = __________ 1 + Nα2 n = Jumlah Sampel N = Jumlah populasi (N=230) Kepuasan pelanggan (X1) Kolektibilitas (X2) Stabilitas Penjualan Pelanggan (X3) Piutang tak tertagih (Y) Motivasi Membayar (Z)

(8)

α = Taraf signifikansi sebesar 5 %

Berdasarkan rumus tersebut jumlah populasi (N) sebanyak 230 perusahaan dan tingkat signifikansi 0,05 diperoleh jumlah sampel yang digunakan sebanyak 151 perusahaan. Dengan perhitungan sebagai berikut :

n =

=

n

=

=

151 maka n = 151 Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel pada kim 1 dan 2 dibagi dalam klasifikasi usahanya secara proporsional. Pengambilan sampel dengan menggunakan

Tehnik Proportionate Stratified Random Sampling, tehnik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Sebanding dengan jumlah populasi, ditentukan berdasarkan jumlah investor menurut Sugiyono (2012 : 92).

Berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel responden ditentukan berdasarkan jumlah seluruh perusahaan yang ada di KIM1 dan KIM 2.

4. Metode Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data yang sumbernya diperoleh secara langsung sesuai aslinya dan tidak melalui media perantara, sehingga pengumpulan data yang dilakukan memakai kuesioner. Kuesioner (angket) diajukan kepada subjek penelitian untuk dijawab oleh setiap responden.

Umar (2009) menyatakan bahwa data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda (Multiple regression analysis) dan regresi residual. Pengujian untuk hipotesis pertama (pengujian efek pertama) menggunakan metode regresi berganda dan untuk hipotesis kedua (pengujian efek moderating) menggunakan analisis regresi residual. Metode ini membutuhkan dua persamaan regresi, yang pertama hanya berisi efek – efek utama, sedangkan yang kedua berisi efek utama, sedangkan yang kedua berisi efek utama dan efek moderatingnya. Persamaan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Model untuk hipotesis pertama : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan : b0 = Konstanta b1, b2, b3 = Koefisien Regresi Y1 = Piutang Tak Tertagih X1 = Kepuasan Pelanggan X2 = Kolektibilitas X3 = Stabilitas Penjualan Pelanggan

b. Model dua untuk hipotesis kedua : Z = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e │e│ = ß0 + ß1Y

Keterangan :

b0 = Konstanta

b1,b2,b3 = Koefisien Regresi Y = Piutang tak tertagih X1 = Kepuasan Pelanggan X2 = kolektibilitas X3 = Stabilitas Penjualan Pelanggan e = Error e = Regresi residual

(9)

IV. HASIL PENELITIAN

Uji kualitas data dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

Uji validitas menunjukkan bahwa semua variabel bernilai valid sedangkan hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner penelitian yang digunakan reliabel atau andal.

Hasil uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas menunjukkan bahwa melalui analisis grafik, grafik histogram menggambarkan pola distribusi yang seimbang dan normal. uji statistik terbukti data residual berdistribusi normal, hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak ada gejala multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi, sedangkan uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji statistik F dan uji statistik t. Tabel 4.1

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regres sion 380,652 3 126,884 29,676 ,000b Residu al 628,527 147 4,276 Total 1009,179 150

a. Dependent Variable: PIUTANG TAK TERTAGIH b. Predictors: (Constant), STABILITAS PENJUALAN PELANGGAN, KOLEKTIBILITAS, KEPUASAN PELANGGAN

Hasil uji statistik F dapat ditunjukkan dari nilai sig lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh signifikan variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terbukti kepuasan pelanggan, kolektibilitas, stabilitas penjualan pelanggan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Piutang tak tertagih

Tabel 4.2

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Hasil uji signifikansi parameter individual (Uji Statistik t) variabel independen yang mempunyai nilai sig lebih kecil dari 0,05 . Secara parsial variabel yang berpengaruh positif signifikan terhadap variabel piutang tak tertagih yaitu variabel kepuasan pelanggan (X1), stabilitas penjualan pelanggan (X3), Kolektibilitas (X2) secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel piutang tak tertagih. terhadap variabel akuntabilitas pengelolaan barang milik daerah.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.15 diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Model Unstandardize d Coefficients Stand ardize d Coeffi cients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8,316 1,928 4,314 ,000 KEPUASA N PELANGG AN ,278 ,060 ,386 4,649 ,000 KOLEKTIBI LITAS -,175 ,088 -,165 -1,983 ,049 STABILITA S PENJUALA N PELANGG AN ,520 ,063 ,540 8,297 ,000

(10)

Y = 8.316 + 0,278 X1 - 0, 175 X2 – 0,520 X3 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,614 a ,377 ,364 2,068

a. Predictors: (Constant), STABILITAS

PENJUALAN PELANGGAN, KOLEKTIBILITAS, KEPUASAN PELANGGAN

b. Dependent Variable: PIUTANG TAK TERTAGIH

Hasil uji Koefisien Determinasi (R2) diketahui nilai R sebesar 0,614, hal ini menunjukkan variabel kepuasan pelanggan, kolektibilitas, stabilitas penjualan pelanggan sebagai variabel independen memiliki hubungan yang kuat sebesar 61,4 % dengan variabel piutang tak tertagih sebagai variabel dependen. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,364 berarti variabel piutang tak tertagih hanya dapat dijelaskan oleh variabel kepuasan pelanggan, kolektibilitas, stabilitas penjualan pelanggan sebesar 36,4 % , sedangkan sisanya 63,6 % dapat dijelaskan oleh variabel lainnya diluar penelitian ini.

Tabel 4.4 Pengujian Residual Coefficientsa Model Unstandardiz ed Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5,39 1 1,185 4,548 ,000 PIUTANG TAK TERTAGIH -,131 ,055 -,191 -2,374 ,019

a. Dependent Variable: AbsRes_1

Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan diketahui bahwa tingkat signifikansi variabel piutang tak tertagih

sebesar 0,019 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi yang bernilai -0,131 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi membayar merupakan variabel moderating yang dapat memoderasi hubungan antara variabel kepuasan pelanggan, kolektibilitas, stabilitas penjualan pelanggan dengan piutang tak tertagih.

Berdasarkan hasil pengujian residual pada tabel 5.17 diperoleh persamaan sebagai berikut :

│e│ = 5.391 – 0.131 Y

V. KESIMPULAN DAN

KETERBATASAN DAN SARAN

PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan pelanggan, kolektibilitas, dan stabilitas penjualan pelanggan terhadap piutang tak tertagih

pada PT.KAWASAN INDUSTRI

MEDAN (Persero) dan mengetahui apakah motivasi membayar dapat memoderasi pengaruh kepuasan pelanggan, kolektibilitas, stabilitas penjualan pelanggan terhadap piutang tak tertagih PT.KAWASAN INDUSTRI MEDAN (Persero) berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepuasan pelanggan, kolektibilitas,

dan stabilitas penjualan pelanggan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap piutang tak tertagih.

2. Kepuasan pelanggan dan stabilitas penjualan pelanggan berpengaruh positif signifikan, sedangkan kolektibilitas berpengaruh negatif signifikan secara parsial terhadap piutang tak tertagih.

3. Motivasi membayar dapat memperkuat hubungan kepuasan pelanggan, kolektibilitas, dan stabilitas penjualan pelanggan terhadap piutang tak tertagih.

Keterbatasan dan Saran Penelitian a. Keterbatasan Penelitian

(11)

Keterbatasan penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan bahan analisis pada objek penelitian yang terbatas pada KIM I dan KIM II sehingga akan terdapat perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan apabila penelitian dilakukan pada objek penelitian yang berbeda pada lingkup lainnya.

2. Variabel kepuasan pelanggan, kolektibilitas, dan stabilitas penjualan pelanggan dalam penelitian ini, terbatas hanya memberikan pengaruh sebesar 36,4 % (nilai adjusted R2) terhadap variabel dependen Piutang Tak Tertagih, sehingga masih ada variabel lain sebesar 63,6 % yang mungkin dapat mempengaruhi piutang tak tertagih yang tidak disertakan dalam penelitian ini. 3. Penelitian ini terbatas pada persepsi

atau data primer dari perusahaan (tenant) yang menjadi sampel pada penelitian ini.

b. Saran Penelitian

Melihat keterbatasan penelitian saat ini : 1. hanya KIM I dan KIM II maka saran

peneliti supaya proses pengumpulan data dapat dilakukan secara menyeluruh pada responden yang ada di KIM yaitu KIM I, KIM II,KIM III,KIM IV dan KIM V. Hal ini bertujuan supaya hasil penelitian dapat menggambarkan hasil yang mewakili seluruh Kawasan Industri Medan.

2. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel - variabel lainnya seperti variabel likuiditas keuangan pelanggan dan variabel pengendalian Intern yang dapat mengurangi piutang tak tertagih pada

PT. KAWASAN INDUSTRI

MEDAN (Persero).

3. Peneliti selanjutnya disarankan agar juga melakukan wawancara kuisioner

kepada perusahaan yang memiliki hutang bukan hanya sebatas yang memiliki piutang.

REFRENSI

[1] Bambang, Riyanto, 2001. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. [2] Bedjo Siswanto,2000.Manajemen

Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Penerbit Bumi Aksara.Jakarta. [3] Bambang, Pamungkas. dan Oktarina,

Silvi, 2006. Peranan Sistem Dan Prosedur Penjualan Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Piutang Studi kasus pada PT.Sinar Sosro Cabang Bogor, Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol.6 No.2., Edisi Oktober 2006 . Bogor.

[4] Erlina, 2008, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Managemen, Edisi : 2, USU Press, Medan.

[5] Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, 2002.

Manajemen Keuangan, Edisi Keempat BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

[6] Gibson, et al, 1995, Organisasi dan Manajemen, Edisi ke empat, Jakarta: Erlangga.

[7] Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi Edisi 7. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

[8] Gaffar, Hafiz, 1998. Hubungan Faktor Penggunaan Jaa dan Pemberi Jasa dengan Piutang tak tertagih Frisian Jaminan Pribadi di Unit Rawat Inap RS Jantung “Harapan Kita”

(12)

Jakarta, Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta.

[9] Haryono, 2004. Manajemen Sumber Daya lanjutan, Jakarta.

[10] Hastoni dan Andi Nugraha. Penerapan Sistem Pengendalian Intern Dalam Meminimalkan Kredit Macet Studi Kasus PT.Sinar Sosro Kp.Sawanagan, Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol.6 No.1, Edisi April 2006 : 24 – 30 , ISSN: 1411 - 9552

[11] Hastoni dan Suhendra. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Pembayaran Piutang sebagai Alat Keputusan Pemberian Kredit Studi Kasus pada PT. JSK, Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol 7 No.1, Edisi April 2007 : 14-18, ISSN : 1411 – 9552.

[12] Hery, 2013. Pengantar Akuntansi 1.Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi,Universitas Indonesia, 2013. Jakarta.

[13] Herzberg Frederick, B. Mausner, dan B. Synderman, The Motivation to Work. John Wiley & Sons, 1959. New York

[14] Hongren, Charles T, Walter T. Harrison dan Linda Smith Bamber, 2006. Akuntansi. Edisi ke enam. Jakarta. PT.Indeks Kelompok Gramedia.

[15] Iriyadi dan Diananingsih, Peranan Sistem Pengendalian Manajemen Dalam Kaitannya Dengan Kolektibilitas Piutang Pada PT.Millenium Pharmacon International Tbk, Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol.6 No.2, Edisi Oktober 2006 : 69 – 74, ISSN : 1411 – 9552

[16] Iswardono, 1993. Trauma Kredit

Macet ( Non Performing Loan Trauma), Kelola, Tesis, Universitas Gaja Mada, Bandung. [17] Kotler, Philip dan Kevin Lane

Keller, 2007, Marketing Management, Pearson Education Inc.

[18] Keiso, dan J.J.Weygandt.2002.

Intermediate Accounting, Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

[19] Lubis, Ade Fatma 2012, Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis, Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU Press, Medan.

[20] Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung Penerbit PT. Refika Aditama

[21] Munawir, Mochtar 2001. Akuntansi Keuangan. Penerbit Gramedia; Jakarta

[22] Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

[23] Mukhsinati, Sari, 2013. Analisis Faktor – faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet pada Bank “X” di Kabupaten Jember,Tesis,Universitas Jember, Jawa Timur.

[24] M. Munandar. 2006. Pokok – pokok Intermediate Accounting. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta [25] Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta; Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. [26] Nazir, Moh. 1998. Metode

Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

(13)

[27] Niswonger, C.Rollin.1999. Prinsip – prinsip Akuntansi. Edisi 19. Jilid 1.Penerbit Erlangga.Jakarta.

[28] Putri, Jayanti ,Hartono. 2012. Faktor – faktor yang mempengaruhi Piutang Tak Tertagih pada PT. SF Group, Tesis, Universitas Gunadarma, Jakarta.

[29] Putra, Cokorda, Gde, Dharma, 2011. Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Jembrana,

Tesis, Universitas Udayana, Denpasar.

[30] Robinette, S.2003. Emotion marketing : The hall Mark Way of Winning Customer for Life. New York : McGraw Hill Book Company. [31] Robbins, Stephen. P, 2006. Perilaku

Organisasi (alih bahasa Drs. Benjamin Molan), edisi Bahasa Indonesia, Klaten : PT.Intan Sejati [32] Rivai, Veithal, 2009. Manajemen

Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Edisi Kedua. PT.Raja Grafindo Persada.Jakarta.

[33] Simamora, Henry, 2004. Manajemen

Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta ; STIE YKPN

[34] S.R.Soemarso, 2009. Akuntansi

Suatu Pengantar. Edisi

Kelima.Jakarta. Penerbit Salemba Empat.

[35] Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. PT. Bandung : Refika Aditama.

[36] Syamsir Torang. 2012. Metode Riset Struktur dan Perilaku Organisasi. Bandung : Alfabeta

[37] Sitompul, Dinar Frenica, 2006.Analisis Sistem Informasi Pengelolaan Piutang untuk Meminimal Piutang Tak Tertagih

pada PT.Federal International Finance Cabang Pekan Baru,Tesis,Universitas Pekan Baru, Pekan Baru.

[38] Tohardi, Akhmad, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Penerbit PT. Raja Gravindo Persada. Jakarta

[39] Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. (2003). Total Quality Management, Yogyakarta : Andi

[40] Tjiptono, Fandy ( 2005). Service, Quality and Satisfaction. Yogyakarta: Andi

[41] Umar, Husein. 2008. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

[42] Van, Horne 2005. Accounting Economics. Translation Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum ; Jakarta.

[43] Warren, Reeve and Fess, Accounting:

Pengantar Akuntansi, Terjemahan Aria Fahmita, Amanugrahani, dan Taufik Hendrawan, Edisi 21, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta 2005.

Gambar

Gambar  grafik  1  dibawah  menunjukkan  bahwa  selama  kurun  waktu  3 tahun (2012 – 2014 ) piutang tak tertagih  lebih  besar  dibandingkan  dengan  piutang  tertagih,  keadaan  ini  mengurangi  keuntungan  (laba)  perusahaan  dan  terganggunya  modal  k
Tabel 4.4  Pengujian Residual  Coefficients a Model  Unstandardiz ed  Coefficients  Standardized  Coefficients  t  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efektivitas pijat oksitosin dan relaksasi hypnobirthing terhadap involusi uterus pada ibu post partum di Puskesmas Rawalo tahun

Dari hasil pengujian secara parsial, variabel leverage menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 1,906 dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,146 yang lebih besar dari

Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor,

Peran Ideal adalah peran yang dilakukan oleh individu atau lembaga yang didasarkan pada nilai-nilai ideal atau yang seharusnya dilakukan sesuai dengan kedudukannya

Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 4 Nomor 1 Februari 2020 Hal 28 34 p ISSN 2549 1857; e ISSN 2549 4279 (Diterima Oktober 2019; direvisi Desember 2019; dipublikasikan Februari 2020)

Suhu dipermukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor: (1) jumlah radiasi yang diterima per tahun, per hari, dan per musim; (2) pengaruh daratan atau lautan; (3)

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian dengan Metode Heuristik Silver Meal sehingga dapat melakukan perencanaan pengendalian persediaan bahan

Jika anda berusia di bawah 17 tahun, kecuali kalau anda sudah menikah, maka anda tidak dapat terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilu. m : Anda berusia di bawah