• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tautologi (#4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tautologi (#4)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Logika Matematika

Tautologi dan Ekuivalen Logis

(#4)

AMIK-STMIK Jayanusa ©2009

(2)

Mengevaluasi Validitas Argumen

• Sebelum mengevaluasi validitas suatu argumen maka terlebih dahulu harus membentuk pernyataan-pernyataan menjadi ekspresi logika.

Contoh 4.1

Jika Anda mengambil mata kuliah logika matematika, dan jika anda tidak memahami tautologi maka Anda tidak lulus.

• Untuk membuktikan validitasnya, berilah variabel proposisional yang relevan, misal:

A = Anda mengambil mata kuliah logika matematika B = Anda memahami tautologi

(3)

Mengevaluasi Validitas Argumen

• Dengan demikian bentuk ekspresi logikanya berupa proposisi majemuk seperti berikut:

• Tabel Kebenaran dari ekspresi logika di atas adalah

A

B

C

A B C B C A B (A B) → ¬C F F F T T F T F F T T F F T F T F F T F T F T T F F F T T F F T T T T T F T T F T F T T F F T F T

(4)

Mengevaluasi Validitas Argumen

• Tabel kebenaran dari ekspresi yang terdiri atas n variabel akan mempunyai 2n baris.

Contoh 4.2

Barang-barang yang dibeli di toko ini dapat dikembalikan, hanya jika berada dalam kondisi yang baik, dan hanya jika pembeli membawa bukti pembeliannya.

Mengubah menjadi variabel proposisional: A = Barang-barang dapat dikembalikan B = Barang-barang dalam kondisi baik

C = Pembeli membawa bukti pembeliannya Jadi, ekspresi logikanya adalah:

A →(BΛC)

(5)

Mengevaluasi Validitas Argumen

• Sebagai bantuan, kita dapat menggunakan cara heuristik (heuristic) berikut:

1. Ambil pernyataan-pernyataan yang pendek, tanpa kata “dan”, “atau”, “jika…maka…”, “…jika dan hanya jika…”, pada pernyataan tersebut yang bisa dijawab benar atau salah.

2. Ubahlah pernyataan-pernyataan yang pendek tersebut dengan variabel-variabel proposisional.

3. Rangkailah variabel-variabel proposisional dengan perangkai yang relevan.

4. Bentuklah menjadi proposisi majemuk jika memungkinkan dengan memberi tanda kurung biasa yang tepat.

(6)

Mengevaluasi Validitas Argumen

Contoh 4.3

Jika Badu belajar rajin dan sehat, maka Badu lulus ujian, atau jika Badu tidak belajar rajin dan tidak sehat, maka Badu tidak lulus ujian

Langkah 1

Menentukan proposisi-proposisi yang tepat (1) Badu belajar rajin

(2) Badu sehat

(3) Badu lulus ujian Langkah 2

Mengganti proposisi dengan variabel proposisi A = Badu belajar rajin

B = Badu sehat

(7)

Mengevaluasi Validitas Argumen

Langkah 3

Perangkai yang relevan adalah implikasi (→), negasi (¬), dan (Λ), dan terakhir atau (V).

Langkah 4

Ubah menjadi ekspresi logika berupa proposisi majemuk: ((A Λ B) → C) V ((¬A Λ ¬B)→¬C)

• Untuk suatu argumen yang terdiri dari banyak pernyataan – pernyataan yang diikuti satu pernyataan berupa kesimpulan, maka validitasnya ditentukan dari hasil Tabel Kebenaran yang menyimpulkan bahwa premis-premis dari argumen harus benar sehingga kesimpulan yang diambil dari premis-premis tersebut harus benar.

(8)

Tautologi

• Argumen yang dibuktikan validitasnya dengan Tabel Kebenaran harus menunjukkan nilai benar. Jika hasil benar, maka argumen valid, jika tidak maka sebaliknya. Jika pada Tabel Kebenaran untuk semua pasangan nilai variabel-variabel proposisional yang ada bernilai benar atau T maka disebut tautologi.

Contoh 4.4

(AΛB)→(CV(¬B→¬C))

(9)

Tautologi

• Jadi, ekspresi logika di atas adalah tautologi karena pada tabel kebenaran semua pasangan menghasilkan nilai T. A B C ¬B ¬C AΛB ¬B→¬C C V (¬B→¬C) (AΛB) →(C V (¬B→¬C)) F F F T T F T T T F F T T F F F T T F T F F T F T T T F T T F F F T T T T F F T T F T T T T F T T F F F T T T T F F T T T T T T T T F F T T T T

(10)

Tautologi

Contoh 4.5

1. Apakah (A V ¬A) adalah tautologi?

• Jadi (A V ¬A) adalah tautologi, dan disebut dengan nama excluded middle law.

1. Apakah ¬(AΛB)VB adalah tautologi?

Tautologi dan Ekuivalen Logis 10

A ¬A A V ¬A

F T T

T F T

A B AΛB ¬(AΛB) ¬(AΛB)VB F F F T T

F T F T T T F F T T T T T F T

(11)

Tautologi

• Tautologi juga dapat ditulis dengan simbol Ŧ (suatu

metasymbol, bukan perangkai logika) sehingga pada ekspresi logika di atas akan ditulis:

Ŧ ¬(AΛB)VB Contoh 4.6

• Jika Tono pergi kuliah, maka Tini juga pergi kuliah. Jika Siska tidur, maka Tini pergi kuliah. Dengan demikian, jika Tono pergi kuliah atau Siska tidur, mak Tini pergi kuliah. Diubah ke variabel proposisional:

A = Tono pergi kuliah B = Tini pergi kuliah C = Siska tidur

(12)

Tautologi

• Diubah menjadi ekspresi logika yang terdiri dari premis-premis dan kesimpulan. Ekspresi logika 1 dan 2 adalah premis-premis, sedangkan ekspresi logika 3 adalah kesimpulan.

(1) A → B (premis) (2) C → B (premis)

(3) (AVC) → B (kesimpulan) Selanjutnya dapat ditulis berikut

((A→B)Λ(C→B))→((AVC)→B) atau

(13)

Tautologi

• Tabel Kebenaran dari ekspresi logika tersebut:

• Jika tabel kebenaran menunjukkan hasil tautologi, maka argumen tersebut valid. Dalam logika, tautologi dapat ditulis T atau 1 saja. Jadi, jika A adalah tautologi, maka A = T atau A = 1.

A B C A→B C→B (A→B)Λ(C→B) A V C (A V C) → B ((A→B)Λ(C→B))→((AVC)→B)

F F F T T T F T T F F T T F F T F T F T F T T T F T T F T T T T T T T T T F F F T F T F T T F T F F F T F T T T F T T T T T T T T T T T T T T T

(14)

Kontradiksi

Definisi: Suatu ekspresi logika yang selalu bernilai salah di dalam tabel kebenarannya, tanpa memedulikan nilai kebenaran dari proposisi-proposisi yang berada di dalamnya, disebut kontradiksi.

Contoh 4.7

1. A Λ ¬A, tabel kebenarannya adalah:

A ¬A A Λ ¬A

F T F

(15)

Kontradiksi

2. ((AVB)Λ¬A)Λ¬B

Tabel kebenaran dari ekspresi ini adalah:

• Kontradiksi dapat ditulis F atau 0 saja. Oleh karena itu, jika A adalah kontradiksi, maka A = F atau A = 0.

A B ¬A ¬B AVB (AVB)Λ¬A ((AVB)Λ¬A)Λ¬B F F T T F F F

F T T F T T F T F F T T F F T T F F T F F

(16)

Contingent

Definisi

Suatu ekspresi logika yang mempunyai nilai benar dan salah di dalam tabel kebenarannya, tanpa memedulikan nilai kebenaran dari proposisi-proposisi yang berada di dalamnya, disebut

contingent.

Contoh 4.7

((A→B)Λ(¬B→C))→(¬C→A)

(17)

Contingent

• Argumen tetap dianggap tidak valid karena bukan tautologi

A B C ¬B ¬C A→B ¬B →C ¬C →A (A→B)Λ(¬B →C) (A→B)Λ(¬B →C) →¬C→A

F F F T T T F F F T F F T T F T T T T T F T F F T T T F T F F T T F F T T T T T T F F T T F F T F T T F T T F F T T F T T T F F T T T T T T T T T F F T T T T T

(18)

Pemanfaatan Tautologi

• Ada beberapa hal penting yang diakibatkan oleh tautologi, yakni:

1. Implikasi secara logis. Misalnya, A dan B adalah dua buah ekspresi logika, maka jika dikatakan A secara logis mengimplementasikan B dapat ditulis dengan 2. Ekuivalen secara logis. Misalnya, A dan B adalah dua

buah ekspresi logika, maka jika dikatakan A ekuivalen secara logis dengan B, dapat ditulis dengan .

Di sini disyaratkan , jika dan hanya jika A↔B adalah tautologi.

B

A

B

A

B

A

(19)

Pemanfaatan Tautologi

• Perlu diingatkan bahwa ada dua jenis implikasi, yaitu: 1. Implikasi material, contoh A → B. Di sini berlaku

aturan tabel kebenaran untuk implikasi.

2. Implikasi logis, contoh . Di sini secara mudah dapat dibaca “menyebabkan”. Sebagai contoh jika A = T, maka A pasti tautologi; jika A = F, maka A pasti kontradiksi. Jika , maka A pasti tautologi; dan jika , maka A pasti kontradiksi.

B

A

A

T

A

F

(20)

Ekuivalen Logis

Definisi. Proposisi A dan B disebut ekuivalen secara logis jika A ↔ B adalah tautologi. Notasi atau simbol A Ξ B menandakan bahwa A dan B adalah ekuivalen secara logis. Proposisi dapat diganti dengan ekspresi logika berupa proposisi majemuk.

• Tabel kebenaran merupakan alat untuk membuktikan kebenaran ekuivalen secara logis. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil dari tabel kebenaran tersebut.

Contoh 4.8

(1) Dewi sangat cantik dan peramah (2) Dewi peramah dan sangat cantik

(21)

Ekuivalen Logis

Kedua pernyataan di atas, tanpa dipikir panjang, akan dikatakan ekuivalen atau sama saja. Bentuk ekspresi logikanya:

A = Dewi sangat cantik. B = Dewi peramah

Maka ekspresi logika tersebut adalah: (1) A Λ B

(2) B Λ A

(22)

Ekuivalen Logis

Contoh 4.9

(1) Badu tidak pandai, atau dia tidak jujur.

(2) Adalah tidak benar jika Badu pandai dan jujur. Kita berikan variabel proposisional berikut:

A = Badu pandai B = Badu jujur

Kedua pernyataan tersebut menjadi (1) ¬A V ¬B (2) ¬(A Λ B)) A B A Λ B B Λ A (A Λ B) ↔ (B Λ A) F F F F T F T F F T T F F F T T T T T T

(23)

Ekuivalen Logis

Tabel kebenaran dari ekspresi logika di atas adalah

• Karena (¬AV¬B) ↔ ¬(AΛB) adalah Tautologi maka (¬AV¬B) Ξ ¬(AΛB)

Hukum-hukum Logika Proposisional

A B ¬A ¬B A Λ B ¬AV¬B ¬(AΛB) (¬AV¬B) ↔ ¬(AΛB) F F T T F T T T

F T T F F T T T T F F T F T T T T T F F T F F T

Ekuivalen Logis Nama

A Λ 1 Ξ A Hukum Identitas Λ A V 0 Ξ A Hukum identitas V A V 1 Ξ 1 Hukum Dominasi V

(24)

Ekuivalen Logis

Ekuivalen Logis Nama A V ¬A Ξ 1 Tautologi

A Λ ¬A Ξ 0 Hukum Kontradiksi A V A Ξ A Hukum Idempoten A Λ A Ξ A Hukum Dominasi Λ

¬¬A Ξ A Hukum Negasi Ganda A Λ B Ξ B Λ A Hukum Komutatif A V B Ξ B V A Hukum Komutatif (A Λ B) Λ C Ξ A Λ (B Λ C) Hukum Asosiatif (A V B) V C Ξ A V (B V C) Hukum Asosiatif A Λ (B V C) Ξ (AΛB)V(AΛC) Hukum Distributif

(25)

Ekuivalen Logis

Ekuivalen Logis Nama A Λ (A V B) Ξ A Absorpsi A V (A Λ B) Ξ A Absorpsi A Λ (¬A V B) Ξ A Λ B Absorpsi A V (¬A Λ B) Ξ A V B Absorpsi

¬(A Λ B) Ξ ¬A V ¬B Hukum De Morgan ¬(A V B) Ξ ¬A Λ ¬B Hukum De Morgan (A Λ B) V (A Λ ¬B) Ξ A

A → B Ξ ¬A V B A → B Ξ ¬(A Λ ¬B) A ↔ B Ξ (AΛB)V(¬AΛ¬B) A ↔ B Ξ (A → B)Λ(B→A)

(26)

Ekuivalen Logis

Ekuivalen Logis Nama (A Λ B) V (A Λ ¬B) Ξ A

(A V B) Λ (A V ¬B) Ξ A (A Λ B) V (¬A Λ B) Ξ B (A V B) Λ (¬A V B) Ξ B

(27)

Latihan Bab 4

1. Tentukan apakah dari ekspresi-ekspresi logika berikut ini termasuk tautologi, kontradiksi, atau contingent: a. A → (B→A) b. (B→A)→A c. ¬¬A→A d.(¬A→¬B)→(B→A) e. (A→(B→C)→(A→B)→(A→C)) f. (AΛ(A→B))→B g. ((A→B)↔(¬AVB)) h. ((A→B)Λ(B→C))→(A→C) i. ((A↔B)↔(AΛB)V(¬AΛ¬B))

(28)

Latihan Bab 4

j. (BΛ(A→B)→A)

k. ¬(AV(BΛC))↔((AVB)Λ(AVC)) l. (¬A→¬B)Λ(¬¬A→¬B)→B

2. Buktikan hukum-hukum logika yaitu: a. Silogisme Hipotesis

b. Silogisme Disjungtif c. Modus Ponens

d. Modus Tollens

3. Perhatikan dengan seksama argumen (disebut destructive

dilemma) berikut ini. Apakah argumen tersebut valid atau

tidak:

Jika Badu senang, maka Siti senang, dan jika Badu sedih, maka Siti sedih. Siti tidak senang atau tidak sedih.

Dengan demikian, Badu tidak senang atau Badu tidak

(29)

Latihan Bab 4

4. Buktikan bahwa ekspresi-ekspresi logika berikut ini ekuivalen dengan menggunakan tabel kebenaran: a. ¬A↔B Ξ (¬AVB) Λ (¬BVA)

b. A→(¬A→B) Ξ 1 c. (AV¬B)→C Ξ (¬AΛB)VC d. A→(B→C) Ξ (A→B)→C e. A→B Ξ ¬(AΛ¬B) f. ¬(¬(AΛB)) Ξ 0 g. ((AΛ(B→C)Λ(A→(B→¬C)))→A )Ξ 1

Gambar

Tabel kebenaran dari ekspresi ini adalah:

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu metode pendekatan yang juga dapat digunakan untuk sistem pengenalan pola karakter dengan menggunakan metode

Jabatan Kesihatan Negeri Sarawak telah mengisytiharkan satu (1) kluster tamat iaitu Kluster Rayang, Serian setelah tiada kes baharu dikesan atau dilaporkan dalam tempoh

melakukan tindak pidana pemalsuan Surat Keputusan Pensiunan dapat diterapkan Pasal 263, Pasal 264, Pasal 372, Pasal 374, dan Pasal 378 Kitab Undang-Undang

Bab III berisi tentang proses pembelajaran biola pada remaja di Gereja Pugeran yang meliputi pelaksanaan pembelajaran, materi yang harus diajarkan, cara

Kadar air tanah (ω) dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air () dengan berat butiran padat () dalam tanah tersebut yang dinyatakan dalam satuan

Adapun diagnosa yang kelompok laksanakan adalah gangguan persepsi senaori ; halusinasi pendengaran yang perencanaan tindakannya dilaksanakan mulai dari tanggal 08

Berdasarkan Tabel 2 pada hari ke-0 setiap perlakuan belum mengalami perubahan susut bobot, pada Tabel 3 seluruh perlakuan mengalami penyusutan bobot pada hari

Baja amutit ukuran penampang 17 mm x 17 mm dengan panjang ± 120 mm dibentuk menggunakan mesin potong, mesin milling dan mesin surface grinding menjadi menjadi balok