Makalah Kel 10

(1)

EMBRIOLOGI PADA REPTIL

MAKALAH MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Embriologi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Embriologi

Disusun oleh: Disusun oleh: Kelompok 10 (3D) Kelompok 10 (3D)

Mesa

Mesa Rahmaniah Rahmaniah 152154006152154006

Fitri

Fitri Hidayatika Hidayatika 152154010152154010

Hana

Hana Naura Naura N. N. 152154011152154011

Iis

Iis Siti Siti Rahmawati Rahmawati 152154017152154017

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA TASIKMALAYA 2017 2017

(2)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial Cancel Anytime.

(3)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., karena atas segala limpahan Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., karena atas segala limpahan rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya. rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw., Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw., yang menjadi suri teladan umatnya untuk keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat, berikut yang menjadi suri teladan umatnya untuk keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat, berikut keluarganya, sahabatnya, dan segenap kaum mukmin yang teguh menaati sunnahnya.

keluarganya, sahabatnya, dan segenap kaum mukmin yang teguh menaati sunnahnya. Penulis menyusun makalah tentang “

Penulis menyusun makalah tentang “Embriologi Pada ReptilEmbriologi Pada Reptil” untuk memenuhi salah satu” untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah Embriologi. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah tugas dari dosen mata kuliah Embriologi. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan dan memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai Embriologi. Selama wawasan dan memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai Embriologi. Selama penyusunan

penyusunan makalah makalah ini, ini, banyak banyak sekali sekali hambatan hambatan yang yang penulis penulis rasakan. rasakan. Maka Maka dari dari itu, itu, terdapatterdapat pihak-pihak

pihak-pihak yang yang sangat sangat membantu membantu dalam dalam penyelesaiannya penyelesaiannya yang yang berupa berupa bantuan bantuan bimbingan,bimbingan, dorongan, dan doa. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan dorongan, dan doa. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

terima kasih kepada: 1.

1. Ibu Dr. Purwati Kuswarini, Dra., M.Si. dan Bapak Egi Nuryadin, S.Pd., M.Si. selaku dosenIbu Dr. Purwati Kuswarini, Dra., M.Si. dan Bapak Egi Nuryadin, S.Pd., M.Si. selaku dosen mata kuliah Bioteknologi yang selalu memberikan il

mata kuliah Bioteknologi yang selalu memberikan ilmu, bimbingan, arahan, dan nasehat yangmu, bimbingan, arahan, dan nasehat yang bermanfaat kepada penulis.

bermanfaat kepada penulis. 2.

2. Orang tua yang telah memberikan do’a serta motivasi baik yang berbentuk moril maupunOrang tua yang telah memberikan do’a serta motivasi baik yang berbentuk moril maupun materil.

materil.

Mengingat keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang penyusun miliki, maka dengan Mengingat keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang penyusun miliki, maka dengan kerendahan hati penyusun memohon kritik dan saran yang membangun guna perbaikan penulisan kerendahan hati penyusun memohon kritik dan saran yang membangun guna perbaikan penulisan

(4)

(5)

Tasikmalaya, September 2017 Tasikmalaya, September 2017

Penulis Penulis

(6)

(7)

Start Free Trial Cancel Anytime. DAFTAR ISI DAFTAR ISI H H aall KATA

KATAPENGANTAR………. PENGANTAR………. ii DAFTAR

DAFTAR ISI………ISI……… ……… iiiiii

DAFTAR

DAFTAR GAMBAR………GAMBAR………... ... iviv

BAB

BAB 1 1 PENDAHLUAN………PENDAHLUAN……….. ……….. 11

A.

A. Latar Latar Belakang………Belakang……….. ………….. 11 B.

B. RumusanRumusanMasalah………. 1Masalah………. 1 C.

C. Tujuan……… 2Tujuan……… 2 D.

D. Manfaat……….. 2Manfaat……….. 2

BAB

BAB II II PEMBAHASAN………PEMBAHASAN………. ………. 33

A.

A. Karakteristik Karakteristik Reptil………Reptil……… ……… 33 B.

B. KlasifikasiKlasifikasiReptil…...……… 5Reptil…...……… 5 C.

C. Organ Organ Reproduksi Reproduksi Pada Pada Reptil………Reptil……….. …….. 88 D. D. Fertilisasi………... 11Fertilisasi………... 11 E. E. Embriologenesis……… 13Embriologenesis……… 13 F. F. Neurulasi……… Neurulasi……… …… 1818 G. G. Organogenesis……… 22Organogenesis……… 22 H. H. Teratologi………... 24Teratologi………... 24 BAB

BAB III III PENUTUP………PENUTUP……….……….. . 2727 A. A. Kesimpulan……… 27Kesimpulan……… 27 B. B. Saran……….. 28Saran……….. 28 DAFTAR PUSTAKA……….. DAFTAR PUSTAKA………..

(8)

(9)

Start Free Trial Cancel Anytime. DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR H H aall Gambar 2.1

Gambar 2.1Struktur Tubuh Buaya JantanStruktur Tubuh Buaya Jantan………..……… 9………..……… 9 Gambar 2.2

Gambar 2.2Sistem urogenitalia pada buaya jantanSistem urogenitalia pada buaya jantan ……….. 9……….. 9 Gambar 2.3

Gambar 2.3Organ Reproduksi BetinaOrgan Reproduksi Betina……… 11……… 11 Gambar 2.4

Gambar 2.4Perkembangan embrio pada reptilPerkembangan embrio pada reptil……….. 14……….. 14 Gambar 2.5

Gambar 2.5 Proses Pembelahan Meroblastik Proses Pembelahan Meroblastik ………. 14………. 14 Gambar 2.6

Gambar 2.6Pembelahan Meroblastik dengan tipe telurPembelahan Meroblastik dengan tipe telurtelolechital telolechital ……….. 15……….. 15 Gambar 2.7

Gambar 2.7Daerah yang terbentuk pada telur tipe telolecitalDaerah yang terbentuk pada telur tipe telolecital………. 16………. 16 Gambar 2.8

Gambar 2.8 Neural Tube Neural Tube……… 19……… 19 Gambar 2.9Pembentukan

Gambar 2.9Pembentukan Neural Tube Neural Tube……… 19……… 19 Gambar 2.10

Gambar 2.10Tahapan perkembangan NeuralTahapan perkembangan Neural………. 20………. 20 Gambar 2.11

Gambar 2.11Pembentukan Neural tube.Pembentukan Neural tube.……….. 21……….. 21 Gambar

(10)

(11)

Start Free Trial Cancel Anytime. BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A. Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah

Tahap awal perkembangan makhluk hidup terutama hewan di awali dengan peristiwa Tahap awal perkembangan makhluk hidup terutama hewan di awali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel

pertemuan/peleburan sel sperma dengan sperma dengan sel ovum sel ovum yang di yang di kenal denkenal dengan pgan peristiwa fertilisasi.eristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang di sebut dengan zigot da

Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang di sebut dengan zigot da n akan melakukann akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan

pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadiperkembangan menjadi embrio.

embrio.

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu: (1)menjadi 2 tahap yaitu: (1) Fase Embrionik, yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa Fase Embrionik, yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. (3) Fase fertilisasi, yaitu fase pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum tubuh induk betina. (3) Fase fertilisasi, yaitu fase pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum yang akan menghasilkan zigot kemudian zigot akan melakukan pembelahan sel (

yang akan menghasilkan zigot kemudian zigot akan melakukan pembelahan sel (cleavagecleavage).). Hewan mengalami proses pertumbuhan dengan melalui fase embrionik

Hewan mengalami proses pertumbuhan dengan melalui fase embrionik yang ini terdiriyang ini terdiri dari fase morulasi, blastulasi dan gastrulasi. Adapun pada tahapannya, untuk morulasi dan dari fase morulasi, blastulasi dan gastrulasi. Adapun pada tahapannya, untuk morulasi dan blastulasi pada reptil hakikatnya

blastulasi pada reptil hakikatnya sama saja dengan sama saja dengan fase morulasi dan blastulasi pfase morulasi dan blastulasi pada manusiaada manusia maupun hewan lainnya. Namun pada

maupun hewan lainnya. Namun pada fase gastrulasi ada sedikit perbedaan dikarenakan adanfase gastrulasi ada sedikit perbedaan dikarenakan adan yaya tahap pembentukan lapisan germinal yang disesuaikan dengan jenis ataupun tipe telur hewan tahap pembentukan lapisan germinal yang disesuaikan dengan jenis ataupun tipe telur hewan tersebut. Dan untuk reptil, tipe telur yang dimiliki adalah jenis telolesithal. Sehingga tersebut. Dan untuk reptil, tipe telur yang dimiliki adalah jenis telolesithal. Sehingga pembentukan embrio akan berbeda dengan perkembangan embrio tipe telur yang lain.

pembentukan embrio akan berbeda dengan perkembangan embrio tipe telur yang lain. Reptil yang akan kami bahas ini merupakan hewan

Reptil yang akan kami bahas ini merupakan hewan dengan karakteristik khas, sehinggadengan karakteristik khas, sehingga ada beberapa hal berkaitan dengan organ reproduksi, proses fertilisasi, proses pembelahan, ada beberapa hal berkaitan dengan organ reproduksi, proses fertilisasi, proses pembelahan, sampai organogenesis yang tentunya harus dipahami secara mendalam. Oleh karena itu, dalam sampai organogenesis yang tentunya harus dipahami secara mendalam. Oleh karena itu, dalam makalah ini, penulis bermaksud untuk mengupas lebih dalam materi mengenai embriologi makalah ini, penulis bermaksud untuk mengupas lebih dalam materi mengenai embriologi pada reptil.

pada reptil. B.

(12)

(13)

1.

1. Apa saja karakteristik pada reptil?Apa saja karakteristik pada reptil? 2.

2. Bagaimana proses gametogenesis pada reptil?Bagaimana proses gametogenesis pada reptil? 3.

3. Bagaimana proses fertilisasi dan pembelahan pada reptil?Bagaimana proses fertilisasi dan pembelahan pada reptil? 4.

4. Bagaimana proses neurolasi dan organogenesis pada reptil?Bagaimana proses neurolasi dan organogenesis pada reptil? 5.

5. Apa saja kelainan yang terjadi pada reptil?Apa saja kelainan yang terjadi pada reptil?

C.

C. TujuanTujuan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di paragraf sebelumnya, maka Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di paragraf sebelumnya, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

tujuan dalam penulisan makalah ini adalah: 1.

1. Mengetahui karakteristik pada reptil.Mengetahui karakteristik pada reptil. 2.

2. Mengetahui proses gametogenesis pada reptil.Mengetahui proses gametogenesis pada reptil. 3.

3. Mengetahui proses fertilisasi dan pembelahan pada reptil.Mengetahui proses fertilisasi dan pembelahan pada reptil. 4.

4. Mengetahui proses neurolasi dan organogenesis pada reptil.Mengetahui proses neurolasi dan organogenesis pada reptil. 5.

5. Mengetahui kelainan yang terjadi pada reptil.Mengetahui kelainan yang terjadi pada reptil.

D.

D. ManfaatManfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pihak-pihak Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pihak-pihak sebagai berikut:

sebagai berikut: 1.

1. Bagi pembacaBagi pembaca

Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan mengenai embriologi pada hewan Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan mengenai embriologi pada hewan khususnya pada reptil.

(14)

(15)

Start Free Trial Cancel Anytime. BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN A.

A. Karakteristik ReptilKarakteristik Reptil

Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung

jantung beruang beruang tiga tiga atau atau empat, empat, menggunakan menggunakan energi energi lingkungan lingkungan untuk untuk mengatur mengatur suhusuhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang (membran amniotic). . telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang (membran amniotic). . Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macam-macam habitat.

macam-macam habitat. a)

a) Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungaiPhyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai.

atau sepanjang pantai. b)

b) Penyu terbesar teradapat dilautPenyu terbesar teradapat dilaut c)

c) kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan.kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. d)

(16)

(17)



 Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi danJantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval bikonkaf dengan inti.

oval bikonkaf dengan inti.



 Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasiResppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.

kloaka.



 Terdapat 12 pasang saraf cranial.Terdapat 12 pasang saraf cranial.



 Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).



 Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandungFertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan tetapi

ditetaskan tetapi pada pada beberapa jenis ular beberapa jenis ular dan kadal embrio dan kadal embrio berkembang didalamberkembang didalam tubuh betina. Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki tubuh betina. Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:

diantaranya: a.

a. Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadapPenutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat.

kehidupan di darat. b.

b. Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari..Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.. c.

c. Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung. d.

d. Skeleton terdiri dari tulang sejati.Skeleton terdiri dari tulang sejati. e.

e. Telur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindungTelur dilengkapi dengan membrane dan cangkang sebagai pelindung embrio sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat.

embrio sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat.



 UKURANUKURAN

Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai berukuran

(18)

(19)

dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak memiliki jari. M

memiliki jari. Mulutnya yang ulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di dekatpanjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di dekat ujung moncong terdapat dua lubang hidun

ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral,g. Mata berukuran besar dan terletak lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan yang dapat dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan yang dapat bergerak

bergerak di di bawah bawah kelopak kelopak mata, mata, telinga telinga berukuran berukuran kecil kecil terletak terletak dibelakang dibelakang mata.mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang.

Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang. B.

B. Klasifikasi Reptil.Klasifikasi Reptil. 1.

1. Ordo Testudinata (Chelonia)Ordo Testudinata (Chelonia)

Species ada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relatif besar, Species ada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relatif besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai

perisai sebelah sebelah ventral ventral datar datar yang yang disebut disebut plastron. plastron. Kedua Kedua bagian bagian perisai perisai ituitu digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai gantinya. tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah, Tulang kuadrat pada cranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakng toraks dan tulang costae sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakng toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk hewan ovipar. Telurnya (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak baik di darat diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak baik di darat maupun di air.

maupun di air. 2.

2. Ordo Testudinata terbagi atas dua family yaitu:Ordo Testudinata terbagi atas dua family yaitu: 

 Familia : ChelonidaeFamilia : Chelonidae

Species : penyu hijau (Chelonia mydas) tubuhnya besar bahkan ada yang Species : penyu hijau (Chelonia mydas) tubuhnya besar bahkan ada yang berdiameter 1 meter.

(20)

(21)



 Perkembangbiakannya mulai pada bulan Februari sampai Mei.Perkembangbiakannya mulai pada bulan Februari sampai Mei. 

 Perkembangbiakannya ovovivipar.Perkembangbiakannya ovovivipar. 

 Memiliki leher yang panjang untuk menggapai daun yang terdapat di ranting pohonMemiliki leher yang panjang untuk menggapai daun yang terdapat di ranting pohon dengan ketinggian 1 meter, sebagi makanan utamanya.

dengan ketinggian 1 meter, sebagi makanan utamanya. 

 Habitat di tempat yang berumput, semak belukar, dan di rawa-rawa di pinggiranHabitat di tempat yang berumput, semak belukar, dan di rawa-rawa di pinggiran pantai Aldabran, Zanzidar di Samudra Hindia.

pantai Aldabran, Zanzidar di Samudra Hindia. 3.

3. Ordo SquamataOrdo Squamata

Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang secara periodik mengelupas sebagian atau keseluruhan. Osteoderm biasanya tidak ada secara periodik mengelupas sebagian atau keseluruhan. Osteoderm biasanya tidak ada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan tempat lain. Kepala pada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan tempat lain. Kepala pada dasarnya tipe diapsid, arkade bawah tidak sempurna atau tidak ada dan arkade atas dasarnya tipe diapsid, arkade bawah tidak sempurna atau tidak ada dan arkade atas juga

juga sering sering demikian. demikian. Tidak Tidak memiliki memiliki tulang tulang kuadratojugal kuadratojugal (penghubung (penghubung tulangtulang kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan terjadinya gerakan kinesis (pergerakkan kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan terjadinya gerakan kinesis (pergerakkan tengkorak akibat posisi tulang kuadrat). Lubang hidung berpasan

tengkorak akibat posisi tulang kuadrat). Lubang hidung berpasan gan. Sering memilikigan. Sering memiliki mata pineal pada kelompok kadal tapi

mata pineal pada kelompok kadal tapi pada kelompok ular tidak ditemukan. Memilikipada kelompok ular tidak ditemukan. Memiliki lubang kloaka transversal dan pada yang jantan terdapat dua hemipenis. Organ lubang kloaka transversal dan pada yang jantan terdapat dua hemipenis. Organ Jacobson berkembang baik dan terpisah sempurna dari rongga hidun

Jacobson berkembang baik dan terpisah sempurna dari rongga hidun g. Ordo ini terbagig. Ordo ini terbagi atas dua sub ordo yaitu Sauri/Lacertalia dan Serpentes/Ophidia.

atas dua sub ordo yaitu Sauri/Lacertalia dan Serpentes/Ophidia. a.

a. Sub Ordo Sauria/LacertaliaSub Ordo Sauria/Lacertalia

Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang Sub ordo ini memiliki tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang extremitas. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic extremitas. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic girdle) tumbuh baik. Chameleo chameleon Makanannya berupa insecta atau girdle) tumbuh baik. Chameleo chameleon Makanannya berupa insecta atau

(22)

(23)

1. Memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuhnya(mimikri) yang berfungsi 1. Memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuhnya(mimikri) yang berfungsi

untuk

untuk melindungi dirmelindungi diri dari i dari musuhnyamusuhnya

2. Mempunyai lidah yang panjang dan lengket yang berfungsi untuk menangkap 2. Mempunyai lidah yang panjang dan lengket yang berfungsi untuk menangkap

mangsanya. mangsanya.

3. Mempunyai kaki yang bisa mencengkeram seperti tangan sehingga bisa 3. Mempunyai kaki yang bisa mencengkeram seperti tangan sehingga bisa

mencengkram dengan kuat. mencengkram dengan kuat. 4.

4. Mempunyai mata yang biMempunyai mata yang bisa berputar serta sa berputar serta bisa melihat ke bisa melihat ke segala arah.segala arah. 5.

5. Mempunyai ekor yang biMempunyai ekor yang bisa menggulung yang berguna sa menggulung yang berguna untuk bergantung di pohonuntuk bergantung di pohon b. Sub ordo 2 Serpentes/ophidae (ular)

b. Sub ordo 2 Serpentes/ophidae (ular)

Tubuh tidak memiliki extremitas, walaupun sisanya ditemukan pada spesies Tubuh tidak memiliki extremitas, walaupun sisanya ditemukan pada spesies tertentu. Mandibula (rahang bawah) terikat seluruhnya dengan ligament;gigi bulat tertentu. Mandibula (rahang bawah) terikat seluruhnya dengan ligament;gigi bulat panjang. Diantara

panjang. Diantara spesies yang spesies yang berbisa memiliki berbisa memiliki gigi targigi taring, taring ing, taring atas berfungsi atas berfungsi alatalat penyuntik bisa. Anggota sub ordo kurang lebih 2500 spesies.

penyuntik bisa. Anggota sub ordo kurang lebih 2500 spesies.

Contoh : Lampropeltis bovlii (ular Weling) dan Phyton molurus (ular Sa Contoh : Lampropeltis bovlii (ular Weling) dan Phyton molurus (ular Sa wah)wah) Ciri Morfologi

(24)

(25)



 Kepalanya cukup besar dan mempunyai sepasang tepi di sepanjang dari mata ke tengahKepalanya cukup besar dan mempunyai sepasang tepi di sepanjang dari mata ke tengah hidung.

hidung. 

 Sisiknya berbentuk oval dan biasanya lebih kecil daripada spesies lain.Sisiknya berbentuk oval dan biasanya lebih kecil daripada spesies lain. 

 Pada Buaya Muara berwarna kuning pucat dengan garis-garis hitam dengan bintik-Pada Buaya Muara berwarna kuning pucat dengan garis-garis hitam dengan bintik- bintik

bintik yang yang ditemukan ditemukan di di tubuh tubuh dan dan ekor. ekor. Pada Pada buaya buaya dewasa dewasa berwarna berwarna lebih lebih gelapgelap dengan warna abu-abu kehitaman.

dengan warna abu-abu kehitaman. 

 Pada permukaan bawah (ventral) berwarna kuning atau putih, dan garis-garisPada permukaan bawah (ventral) berwarna kuning atau putih, dan garis-garis dihadirkan pada sisi lebih bawah pada tubuh tetapi tidak memperluas sampai bagian dihadirkan pada sisi lebih bawah pada tubuh tetapi tidak memperluas sampai bagian perut.

perut. 

 Ekor berwarna abu-abu.Ekor berwarna abu-abu. 

 Mempunyai sepasang rahang yang berat dan kuat dengan jumlah gigi antara 64-68Mempunyai sepasang rahang yang berat dan kuat dengan jumlah gigi antara 64-68 buah.

buah. 

 Pada permukaan atas (dorsal) tubuh terdapat seperti duri.Pada permukaan atas (dorsal) tubuh terdapat seperti duri. 

 Pada setiap sela jari pada kakinya terdapat selaputPada setiap sela jari pada kakinya terdapat selaput 5.

5. Ordo RhynchocepholiaOrdo Rhynchocepholia

Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit tanduk Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit tanduk

(26)

(27)

Gambar 2. 1:StrukturTubuhBuayaJantan Gambar 2. 1:StrukturTubuhBuayaJantan

(28)

(29)

anterior ventral pada sekat kloaka.

anterior ventral pada sekat kloaka. 11 pada

pada buaya, buaya, organ organ genitalia jantan genitalia jantan terdiri atas terdiri atas testis yang testis yang berbentuk berbentuk oval, oval, relatif kecil, relatif kecil, berwarnaberwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di gantung oleh keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal rongga abdomen yang di gantung oleh mesorchium. Testis akan membesar saat musim kawin.

mesorchium. Testis akan membesar saat musim kawin. Buaya memiliki alat kopulasi yang disebutBuaya memiliki alat kopulasi yang disebut penis. Sedangkan p

penis. Sedangkan pada reptil lain berupa ada reptil lain berupa hemipenis. Penis pada hemipenis. Penis pada buaya tersusun dari jaringan buaya tersusun dari jaringan ikatikat dan jaringan spons yang memungkinkan darah melaluin

dan jaringan spons yang memungkinkan darah melaluin ya. Sel-sel sperma pada buaya sebenarnyaya. Sel-sel sperma pada buaya sebenarnya hanya merupakan inti yang berflagelum. Sperma dihasilkan dalam testis oleh sel-sel khusus yang hanya merupakan inti yang berflagelum. Sperma dihasilkan dalam testis oleh sel-sel khusus yang disebut spermatogonia. Spermatogonia yang bersifat diploid ini dapat membelah diri secara disebut spermatogonia. Spermatogonia yang bersifat diploid ini dapat membelah diri secara mitosis membentuk spermatosit primer. Selanjutnya membelah secara meiosis I membentuk mitosis membentuk spermatosit primer. Selanjutnya membelah secara meiosis I membentuk spermatosit sekunder. Pembelahan secara meiosis II dari spermatosit sekunder menghasilkan spermatosit sekunder. Pembelahan secara meiosis II dari spermatosit sekunder menghasilkan empat sel haploid, yakni yang sering d

empat sel haploid, yakni yang sering dikenal dengan nama spermatid. Spermatid ini ikenal dengan nama spermatid. Spermatid ini dalam prosesdalam proses tersebut, kemudian kehilangan banyak sitoplasma dan berkembang menjadi sel sperma.

tersebut, kemudian kehilangan banyak sitoplasma dan berkembang menjadi sel sperma.

Sebuah sel sperma terdiri atas kepala yang mengandung kromosom dalam suatu keadaan Sebuah sel sperma terdiri atas kepala yang mengandung kromosom dalam suatu keadaan kompak dan inaktif, dua sentriol dan ekor. Salah satu dari sentriol, merupakan badan basal dari kompak dan inaktif, dua sentriol dan ekor. Salah satu dari sentriol, merupakan badan basal dari flagelum, yang merentang sepanjang ekor. Mitokondrion mengelilingi bagian atas flagelum dan flagelum, yang merentang sepanjang ekor. Mitokondrion mengelilingi bagian atas flagelum dan

(30)

(31)

glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur. Bagian posterior sebagai

telur. Bagian posterior sebagai shell shell gland gland akan akan menghasilkan menghasilkan cangkang cangkang kapurkapur

Gambar 2.3 : Organ Reproduksi Betina Gambar 2.3 : Organ Reproduksi Betina

D.

D. FertilisasiFertilisasi

Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan mudah Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya

(32)

(33)

terjadi reduksi unsur genetik dari diploid menjadi haploid, maka pada proses fertilisasi terjadi reduksi unsur genetik dari diploid menjadi haploid, maka pada proses fertilisasi kemungkinan terjadi pemulihan kembali unsur genetiknya, sehin

kemungkinan terjadi pemulihan kembali unsur genetiknya, sehin gga diperoleh individu normalgga diperoleh individu normal 2n.

2n.

Pada fungsi fertilisasi sebagai fungsi perkembangan, fertilisasi ini menyebabkan Pada fungsi fertilisasi sebagai fungsi perkembangan, fertilisasi ini menyebabkan rangsangan pada sel telur untuk menyelesaikan proses meiosis kemudian membentuk rangsangan pada sel telur untuk menyelesaikan proses meiosis kemudian membentuk pronukleus

pronukleus betina betina yang yang akan akan melakukan melakukan zyngami zyngami dengan dengan pronukleus pronukleus jantan, jantan, dan dan akanakan membentuk zigot akhirnya akan berkembang menjadi embrio dan fetus.

membentuk zigot akhirnya akan berkembang menjadi embrio dan fetus.

Kelompok reptil pada buaya merupakan hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam Kelompok reptil pada buaya merupakan hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).

tubuh (fertilisasi internal).

Buaya jantan memiliki alat kelamin khusus yang disebut hemipenis. Buaya jantan juga Buaya jantan memiliki alat kelamin khusus yang disebut hemipenis. Buaya jantan juga

(34)

(35)

Pada saat buaya melakukan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan Pada saat buaya melakukan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina

ke dalam saluran kelamin betina 3.

3. Proses peleburan inti sel telur dan inti sel spermaProses peleburan inti sel telur dan inti sel sperma

Peleburan atau penggabungan inti sel telur dan inti sel sperma buaya ini akan Peleburan atau penggabungan inti sel telur dan inti sel sperma buaya ini akan menghasilkan zigot yang diploid (sesuai dengan individu yang mewariskan).

menghasilkan zigot yang diploid (sesuai dengan individu yang mewariskan).

Faktor yang memengaruhi fertilisasi pada buaya diantaranya adalah buaya tidak Faktor yang memengaruhi fertilisasi pada buaya diantaranya adalah buaya tidak memiliki kromosom seksual pada embrionya (yakni kromosom yang menentukan jenis memiliki kromosom seksual pada embrionya (yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin anak buaya yang akan ditetaskan). Berbeda den

kelamin anak buaya yang akan ditetaskan). Berbeda den gan manusia, penentuan jenis kelamingan manusia, penentuan jenis kelamin anak buaya tidak ditentukan secara genetik. Jadi, penentuan jenis kelaminnya yaitu ditentukan anak buaya tidak ditentukan secara genetik. Jadi, penentuan jenis kelaminnya yaitu ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan. Pada buaya muara, suhu

(36)

(37)

Gambar.2.4. Perkembangan embrio pada reptil Gambar.2.4. Perkembangan embrio pada reptil 1.

1. MorulasiMorulasi

Zigot yang terbentuk dari hasil fertilisasi akan menjadi teraktivasi dan beberapa Zigot yang terbentuk dari hasil fertilisasi akan menjadi teraktivasi dan beberapa reaksi sintetis akan segera terjadi dan zigot akan siap untuk melakukan pembelahan. Proses reaksi sintetis akan segera terjadi dan zigot akan siap untuk melakukan pembelahan. Proses pembelahan

(38)

(39)

Pembelahan meroblastik menghasilkan sel-sel yang akan tumbuh embrio di bagian Pembelahan meroblastik menghasilkan sel-sel yang akan tumbuh embrio di bagian tengah atau disebut sel formatif. Sel-sel yang akan menjadi selaput embrio berasal dari sel tengah atau disebut sel formatif. Sel-sel yang akan menjadi selaput embrio berasal dari sel marginal. Pembelahan terjadi di sekitar inti dan ooplasma yang berbentuk cakram yang disebut marginal. Pembelahan terjadi di sekitar inti dan ooplasma yang berbentuk cakram yang disebut blastodisk

blastodisk

Bidang pembelahan pertama adalah meridional

Bidang pembelahan pertama adalah meridional yang memotong blastodisk tetapi tidakyang memotong blastodisk tetapi tidak mencapai kutib vegetal. Bidang pembelahan kedua juga meridional dan tegak lurus pada mencapai kutib vegetal. Bidang pembelahan kedua juga meridional dan tegak lurus pada bidang

bidang pertama. pertama. Bidang Bidang pembelahan pembelahan ketiga, ketiga, meridional meridional di di sisi kanan sisi kanan dan dan kiri bidankiri bidang g kedua.kedua. Pembelahan keempat adalah pembelahan vertikal yang sejajar dengan bidang pertama dan Pembelahan keempat adalah pembelahan vertikal yang sejajar dengan bidang pertama dan memotong bidang kedua. Setelah bidang keempat, pembelahan sudah tidak teratur lagi, memotong bidang kedua. Setelah bidang keempat, pembelahan sudah tidak teratur lagi, kemudian diorientasikan ke dalam tiga pola pembelahan yaitu:

(40)

(41)

Distribusi yolk pada setiap jenis telur pada suatu spesies berpengaruh terhadap Distribusi yolk pada setiap jenis telur pada suatu spesies berpengaruh terhadap bentuk-bentuk blastula.

bentuk-bentuk blastula.

Blastulasi pada buaya sama dengan proses blastulasi yang terjadi pada aves dan Blastulasi pada buaya sama dengan proses blastulasi yang terjadi pada aves dan pisces.

pisces. Buaya Buaya memiliki memiliki tipe tipe telur telur megalesital megalesital (termasuk (termasuk telolesital) telolesital) yaituyaitu yolk yolk banyak banyak mendesak embrio kea rah animal. Karena

mendesak embrio kea rah animal. Karena yolk yolk bersifat bersifat menghambat menghambat pembelahan pembelahan makamaka pembelahan

pembelahan hanya hanya terjadi terjadi di di daerah daerah diskus. diskus. Sehingga Sehingga ronggaronggablastocoel blastocoel juga terbentuk juga terbentuk pada bagian kutub animal.

pada bagian kutub animal.

Buaya juga memiliki tipe pembelahan diskoidal, yaitu pembelahan yang hanya Buaya juga memiliki tipe pembelahan diskoidal, yaitu pembelahan yang hanya terjadi pada daerah keping lembaga. Tipe pembelahan discoidal memiliki ciri-ciri: terjadi pada daerah keping lembaga. Tipe pembelahan discoidal memiliki ciri-ciri: yolk yolk

terpisah dari sitoplasma aktif, pembelahannya tidak lengkap dengan semua blastomere terpisah dari sitoplasma aktif, pembelahannya tidak lengkap dengan semua blastomere

(42)

(43)

Diantara kedua lapisan ini terdapat rongga yang disebut blastosol. Bakal Diantara kedua lapisan ini terdapat rongga yang disebut blastosol. Bakal pembentukan

pembentukan organ organ pada pada buaya buaya berupa berupa epiblast epiblast yang yang akan akan menjadi menjadi bakal bakal ectoderm,ectoderm, mesoderm dan notochord. Bakal endoderm berasan dari hipoblast, yang sel-selnya tumbuh mesoderm dan notochord. Bakal endoderm berasan dari hipoblast, yang sel-selnya tumbuh

(44)

(45)

mata, sistem saraf, medula adrenal, enamel gigi, mata, sistem saraf, medula adrenal, enamel gigi, epitelium kelenjar pineal dan kelenjar pituitari. epitelium kelenjar pineal dan kelenjar pituitari. Endoderm

Endoderm Epitelium Epitelium yang yang melapisi melapisi saluran saluran pencernaanpencernaan (kecuali mulut dan rektum), epitelium yang melapisi (kecuali mulut dan rektum), epitelium yang melapisi

(46)

(47)

perubahan kromosom

perubahan kromosom dan pola dan pola proteinnya. Penelitian proteinnya. Penelitian ini dilakukan ini dilakukan untuk membandingkanuntuk membandingkan morfologi kromosom dan pola protein.

(48)

(49)

Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem saraf pada janin Ektoderm adalah lapisan yang paling atas dan akan membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut.

(50)