• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG PADA ANAK

Posted by badrut tamam Senin, 18 Maret 2013

0 comments

Preventif dan promotif adalah dua dari empat tatalaksana terhadap anak yang mengalami penyakit. Penyakit yang dimaksud juga meliputi gangguan sekecil apapun yang dialaminya seperti gangguan berbicara, gangguan mendengar, gangguan dalam berjalan, dan lainnya.

PREVENTIF

Preventif dapat diartikan sebagai tindakan pencegahan. Pencegahan ini bertujuan agar bayi tidak terkena penyakit. Pencegahan dalam arti luas tidak hanya ditujukan kepada mereka yang sehat, tetapi juga terhadap mereka yang sakit. Pencegahan bertujuan agar yang sehat tidak menjadi sakit, dan yang sakit tidak bertambah parah sakitnya. Karena itu, pencegahan memiliki batasan yaitu “the act of keeping from happening”. Dalam pelayanannya secara umum, dokter berusaha agar tidak terjadi 6D atau “death, disease, disability, discomfort, dissatisfaction, and destitution (kematian, penyakit, cacat, nyeri, ketidakpuasan, dan penderitaan)”.

Agar dapat mengetahui cara pencegahan, ada baiknya jika kita terlebih dahulu mengetahui bagaimana timbulnya suatu penyakit. Para ahli epidemiologi membagi menjadi 3 bagaimana timbulnya suatu penyakit. Bentuk terebut adalah :

1. The Epidemiologic Triangle : terdapat tiga faktor yaitu agen, induk semang, dan lingkungan yang saling mempengaruhi

2. The Web of Causation : suatu penyakit timbul akibat serangkaian proses sebab dan akibat

3. The Wheel : tidak menekankan terhadap agen melainkan faktor-faktor lain yang berperan terhadap timbulnya suatu penyakit

Setelah mengetahui bagaimana suatu penyakit timbul, kita dapat melakukan pencegahan. Berdasarkan kapan seorang dokter melakukan upaya pencegahan, terdapat 3 tingkat pencegahan atau level of prevention yang terdiri dari :

1. Pencegahan Primer (Primary Prevention) :

Pencegahan awal dengan cara menghindari faktor-faktor risiko yang ada seperti melaksanakan imunisasi penyakit menular, menganjurkan masyarakat berhenti merokok, pemeriksaan dini virus hepatitis B, dan sebagainya

(2)

tingkat pencegahan ini dilakukan dengan cara melakukan deteksi dini suatu penyakit saat penyakit itu belum timbul. Hal ini dilakukan agar jika ternyata ditemukan suatu kelainan, maka dapat dilakukan pengobatan dini yang menghentikan penyebaran penyakit lebih lanjut

3. Pencegahan Tersier (Tertiary Prevention) :

tingkat pencegahan dengan cara melakukan tindakan klinis langsung yang bertujuan mencegahan kerusakan lebih lanjut dan mengurangi komplikasi setelah penyakit itu dideteksi.

Pada anak hingga usia 2 tahun, sebaiknya lebih ditingkatkan pencegahan tingkat primer. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti program imunisasi. Di Indonesia, terdapat suatu program yang dinamakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dimana terdapat suatu pekan pada saat balita umur 0-59 bulan yang bertempat tinggal di Indonesia mendapat 2 tetes vaksin polio oral.

Ternyata, hingga anak usia 2 tahun, tidak hanya vaksin polio yang harus diberikan. Jika merujuk kepada Red Book yang dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics, hingga usia 2 tahun imunisasi yang harus diberikan adalah imunisasi Hepatitis B, DTaP (Diphteria, Tetanus, Pertussis), H. Influenza type b, Polio, MMR (Measles, Mumps, Rubella), dan Varicella.

PROMOTIF

Promotif adalah upaya untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar guna menunrunkan tingkat masyarakat yang terserang penyakit khususnya pada anak balita. Pada awalnya, pelayanan kesehatan hanya bersifat kuratif atau hanya pengobatan untuk penyakitnya. Tetapi semakin berkembangnya pengetahuan, pihak medis merasa perlu adanya pelayanan yang bersifat preventif, promotif, dan rehabilitatif.

Teknis pelayanan bersifat promotif ini adalah dengan memberikan penjelasan mengenai penyakit/penyebab sakitnya supaya tidak kambuh lagi, yaitu dalam bentuk penyuluhan kesehatan yang bersifat konseling. Saat ini dikenal penyuluhan yang dinamakan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Penyuluhan ini adalah komunikasi dua arah yang ditujukan pada keluarga penderita, khususnya untuk membantu pelayanan penderita sebagai “consumer” yang sedang dirawat di rumah sakit. Tujuan dari PKMRS adalah :

1. Untuk penderita dan keluarga

memberikan pengetahuan tentang penyakitnya supaya mau bekerja sama dengan instasi yang ada dalam proses penyembuhan. Selain itu dapat juga mencegah kekambuhan, penularan, dan menjelaskan kepada keluarganya yang lain agar tidak terjangkit penyakit yang sama.

(3)

dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan pelayanan rumah sakit terhadap pasien. Metoda dan media penyuluhan terdiri dari:

1. Langsung : wawancara, diskusi, demonstrasi, diskusi terfokus, dan ceramah 2. Tak Langsung : menggunakan media seperti video, poster, leaflet, kaset, dan lainnya

REHABILITATIF

Rehabilitasi medis adalah proses pelayanan medis yang bertujuan mengembangkan kesanggupan fungsional dan psikologik seseorang dan kalau perlu mengembangkan mekanisme kompensatorik sehingga memungkinkan bebas dari ketergantungan dan dapat menjalani kehidupan secara aktif di masyarakat.

Pelayanan rehabilitasi medis mencakup:

a. Fisioterapi, pengobatan dengan menggunakan latihan-latihan fisik; terutama menyangkut gangguan motorik kasar. b. Ortotik-prostetiki, pelayanan dalam hal pembuatan alat-alat bantu dan alat-alat pengganti

c. Terapi okupasi, latihan-latihan ketrampilan dan latihan koordinasi dari otot-otot motorik halus.

d. Psikologi, membantu penderita yang mengalami gangguan psikis dan melakukan pemeriksaan/tes psikologi maupun perkembangan sosial anak.

e. Terapi wicara, memberikan latihan-latihan pada pasien yang mengalami gangguan bicara/tidak mampu bicara. f. Pembimbing Sosial Medis(PMS), membantu penderita dalam hal yang menjadi masalah-masalah sosial yang dihadapi selama sakit.

Tata Laksana Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak.

Diagnosis yang tepat terhadap gangguan bicara dan bahasa pada anak, sangat berpengaruh terhadap perbaikan dan perkembangan kemampuan bicara dan bahasa. Terapi sebaiknya dimulai saat diagnosis ditegakkan, namun hal ini menjadi sebuah dilema, diagnosis sering terlambat karena adanya variasi perkembangan normal atau orang tua baru mengeluhkan gangguan ini kepada dokter saat mencurigai adanya kelainan pada anaknya sehingga para dokter lebih sering dihadapkan pada aspek kuratif dan rehabilitatif dibandingkan preventif. Tata laksana dini terhadap gangguan ini akan membantu anak – anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil kelainan di masa sekolah.

(4)

Gangguan bicara dan bahasa pada anak cenderung membaik seiring pertambahan usia, dan pada dasarnya perkembangan bahasa dilatarbelakangi perawatan primer orang tua dan keluarga terhadap anak. Usaha preventif pada masa neonatus, bayi dan balita dapat dilakukan dengan memberi pujian dan respon terhadap segala usaha anak untuk mengeluarkan suara, serta memberi tanda terhadap semua benda dan kata yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. Pola intonasi suara dapat diperbaiki sejalan dengan respon anak yang semakin mendekati pola orang dewasa. Secara umum, anak akan berusaha untuk lebih baik saat orang dewasa merespon apa yang diucapkannya tanpa menekan anak untuk mengucapkan suara atau kata tertentu. Sebagai motivasi ketika seorang anak berbicara satu kata secara jelas, pendengar sebaiknya merespon tanpa paksaan dengan memperluas hingga dua kata.

Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memberi semangat dalam proses perkembangan bahasa anak : • Ekspresi kalimat seru

• Mengombinasikan ekspresi verbal dengan mengarahkan atau melakukan gerak isyarat untuk mendapatkan benda

• Mengoceh selama bermain

• Menirukan kata terakhir yang diucapkan anak • Menirukan suara lingkungan

• Berusaha untuk bernyanyi

Tindakan kuratif penatalaksanaan gangguan bicara dan bahasa pada anak disesuaikan dengan penyebab kelainan tersebut. Penatalaksanaan dapat melibatkan multi disiplin ilmu dan terapi ini dilakukan oleh suatu tim khusus yang terdiri dari fisioterapis, dokter, guru, dan orang tua pasien. Beberapa jenis gangguan bicara dapat diterapi dengan terapi wicara, tetapi hal ini membutuhkan perhatian medis seorang dokter. Anak-anak usia sekolah yang memiliki gangguan bicara dapat diberikan pendidikan program khusus. Beberapa sekolah tertentu menyediakan terapi wicara kepada para murid selama jam sekolah, meskipun menambah hari belajar.

Konsultasi dengan psikoterapis anak diperlukan jika gangguan bicara dan bahasa diikuti oleh gangguan tingkah laku, sedangkan gangguannya bicaranya akan dievaluasi oleh ahli terapi wicara.

Anak tidak hanya membutuhkan stimulasi untuk aktifitas fisiknya, tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan bahasa. Bila anak mengalami deprivasi yang berat terhadap kesempatan untuk mendapatkan pengalaman tersebut, maka akibatnya perkembangannya mengalami hambatan.

(5)

Beberapa cara menstimulasi anak diantaranya : 1. Berbicara

Setiap hari bicara dengan bayi sesering mungkin. Gunakan setiap kesempatan seperti waktu memandikan bayi, mengenakan pakaiannya, memberi makan dan lainlain. Anak tidak pernah terlalu muda untuk diajak bicara.

2. Mengenali berbagai suara

Ajak anak mendengarkan berbagai suara seperti musik, radio, televisi. Juga buatlah suara dari kerincingan, mainan, kemudian perhatikan bagaiman reaksi anak terhadap suara yang berlainan. 3. Menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar

Ajak anak melihat gambargambar, kemudian gambar ditunjuk dan namanya disebutkan, usahakan anak mengulangi katakata, lakukan setiap hari. Bila anak sudah bisa menyebutan nama gambar, kemudian dilatih untuk bercerita tentang gambar tersebut

4. Mengerjakan perintah sederhana

Mulai memberikan perintah kepada anak misal “letakkan gelas di meja”. Kalau perlu tunjukkan kepada anak cara mengerjakan perintah tadi, gunakan kata - kata yang sederhana.

Terapi anak gagap diawali dengan mengurangi stres emosional disertai bimbingan dan konseling terhadap orang tua demi kemajuan anaknya. Hampir separuh anak gagap dapat mengatasinya, walaupun demikian rujukan ke ahli terapi wicara merupakan bantuan yang sangat penting bagi anak, dan terapi lebih efektif jika dimulai pada masa pra sekolah. Indikasi rujuk yaitu jika anak terlihat tidak nyaman atau cemas saat bicara atau kecurigaan adanya hubungan gangguan ini dengan kelainan neurologis ataupun psikis pada anak. Dalam perjalanan tata laksana gangguan bicara dan bahasa, orang tua diharapkan untuk selalu memberikan motivasi terhadap anak atas perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa anaknya walaupun baru memperlihatkan sedikit perbaikan.

Gangguan Tumbuh Kembang Anak dan Penyebabnya

Di dalam kehidupan sehari-hari kita menemui berbagai macam karakter, sikap dan

tingkah laku anak-anak yang berbeda-beda. Di antara berbagai macam karakter,

(6)

sikap dan tingkah laku anak-anak yang berbeda-beda tersebut, terkadang kita juga

menjumpai beberapa anak yang memiliki karakter, sikap dan tingkah laku yang

agak berbeda dari kebanyakan anak-anak. Hal ini terkadang kurang di perhatikan

dan disadari oleh kita semua. KIta hanya tahu bahwa anak itu bodoh dan tidak

memiliki kemampuan, tanpa kita berfikir dan sadari “mungkin” saja anak itu

mengalami gangguan tumbuh kembang atau mengalami cedera otak.

Berikut sedikit informasi tentang beberapa gangguan tumbuh kembang anak yang

sering terjadi dan penyebabnya.

1. Mental Retardasi (MR)

MR (keterbelakangan mental) adalah suatu keadaan dimana kemampuan intelektual

di bawah rata-rata dan di sertai dengan penurunan perilaku adaptasi dan

manivestasinya selama masa perkembangan. Biasanya kelihatan saat umur anak di

atas 3 tahun.

MR dapat di klasifikasikan menjadi 3 :

a. Educable (mampu untuk di didik) = IQ 50 s/d 75.

b. Try Enable (mampu untuk di latih) = IQ 25 s/d 49.

c. Custodial (mampu rawat) = IQ 0 s/d 24.

Penyebab MR (Mental Retardasi) adalah :

Pre Natal (saat kehamilan) : anoxia (kurang oksigen), infeksi ibu seperti

toksoplasma rubella, sipilis, kekurangan gizi.

Natal (saat kelahiran) : anoxia, prematur, lahir dengan di vakum, dll.

Post Natal (saat pertumbuhan 0-3 tahun) : anoxia, trauma kepala, kuarang gizi,

dll.

2. Down Sindrome

Down Sindrome adalah gangguan mental syndrome akibat dari jumlah kromosom

yang tidak normal dan memiliki ciri yang khas seperti wajah mongoloid. 90% kasus

di sebabkan karena kelebihan kromosom ke-21, perpindahan komponen kromosom

21 pindah ke kromosom yang lain sehingga pada manusia normal mempunyai 2

garis kromosom yang sama (linear) menjadi tidak seimbang karena salah satu

kromosomnya menjadi 47 (pada normalnya 46).

Penyebab yang lainnya adalah faktor usia pada saat ibu hamil. Berdasarkan

penelitian dimana usia ibu melahirkan >= 40 tahun lebih beresiko melahirkan anak

dengan down syndrome dari pada ibu-ibu muda.

3. Autis

Autis adalah gangguan tumbuh kembang anak pada masa kanak-kanak dengan

karakteristik sebagai berikut :

(7)

Kurang atau tidak adanya respon terhadap orang lain.

Penurunan dalam berkomunikasi atau berbicara.

Bereaksi yang aneh terhadap berbagai aspek lingkungan.

Gangguan berbicara seperti ecolalia.

Melakukan sesuatu tanpa tujuan.

Autis kelihatan di saat umur anak di atas 3 tahun.

Penyebab autis secara pasti belum di ketahui, di duga autis disebabkan karena

adanya gangguan reticular system aktif (system saraf pusat), faktor genetik,

metabolic dan biochemical.

Banyak orang tua yang melaporkan anak autis mengalami kemajuan pesat setelah

tidak mengkonsumsi susu sapi dan terigu. Kenapa demikian ? alasannya karena

hampir semua anak autis menderita Multiple Food Alergi / Alergi Makanan, sehingga

perlu dilakukan pengaturan dukungan nutrisi yang sesuai dan seimbang, sebagai

contoh yang paling sering terjadi menurut pengalaman saya, kebanyakan anak

autis lebih sering cenderung bersikap hiperaktif bila di beri susu sapi, cokelat, dan

makanan yang terbuat dari terigu.

Pengaturan nutrisi dan diet untuk anak autis berikut contoh bahan makanan dan

minuman yang dilarang, adalah :

Diet bebas Gluten dan Kasein :

Gluten : Makanan yang mengandung terigu ( Mie, roti, biskuit ).

Kasein : mentega,mozarella butter, butter, susu sapi, yoghurt, susu kambing,

susu bubuk, keju, laktalbumin, cream.

Diet bebas gula : gula pasir, soft drink, sirup, fruit juice kemasan.

Diet bebas jamur/fermentasi : minuman fermentasi, kecap, vermipan, tauco,

baking soda, keju, soft drink.

Diet bebas zat aditif : pewarna makanan, penambah rasa, dan pengawet

makanan.

Diet bebas fenol dan salisilat : buah berwarna cerah, anggur, apel, almond,

cherry, plum, prune, jeruk, tomat.

Diet rotasi dan eliminasi : diketahui dan dilakukan setelah melakukan test alergi.

Pengaturan alat masak dan saat pemberian makanan :

Alat masak dari bahan yang tidak mengandung logam berat.

Makanan yang tinggi protein di berikan saat makan pagi untuk mencegah anak

hiperaktif.

Pemberian suplemen yang sesuai.

Catatan : sebaiknya sebelum melakukan diet, lakukanlah test alergi terlebih dahulu.

4. ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder)

ADHD adalah suatu kondisi

yang di gunakan untuk menggambarkan anak-anak dengan itelegensi rata-rata atau

di bawah rata-rata yang mempunyai tingkat perkembangan yang tidak sesuai pada

area atensi dengan adanya implusive dan hiperaktif.

(8)

berhubungan dengan kerusakan sistem saraf pusat selama atau sebelum

kehamilan, faktor genetik, hiperaktif di sebabkan oleh kurangnya penyaringan

stimulasi eksternal.

5. Gangguan Congenital

Gangguan Congenital adalah suatu kondisi yang di tandai dengan malformasi pada

anggota tubuh yang terjadi selama proses kehamilan. Penyebab secara pasti masih

belum di ketahui, kemungkinan faktor genetik atau metabolisme.

6. Cerebral Palsy

CP (Cerebral Palsy) adalah kelainan anggota gerak yang di sebabkan oleh gangguan

otak/cidera otak yang sifatnya tidak progresif, sehingga berdampak pada sistem

motorik anak.

Penyebabnya :

a. Prenatal (saat kehamilan)

• Infeksi seperti : Rubella, toksoplasma, cipilis.

• Anoxia (kekurangan oksigen).

• Trauma kehamilan.

b. Natal (saat kelahiran)

• Prematur

• Lahir dengan divakum

• Anoxia

c. Post Natal (saat pertumbuhan 0-3 tahun)

• Trauma kepala

• Anoxia

CP (Cerebral Palsy) ada beberapa macam, yaitu :

- CP Spastik : kerusakan terjadi di otak besar.

- CP Atetoik : lokasi gangguan ada di otak besar.

- CP Ataksia : terjadi gangguan pada otak kecil.

- CP Flaccid : gangguan pada otot.

Referensi

Dokumen terkait

Kisah dari Asa memberikan sebuah motivasi baru bagi anak muda untuk menjalankan bisnis creative merchandise melalui cerita yang Asa sampaikan, mulai dari manis pahitnya berjualan

Kemudian pendekatan teori semiotika dari Roland Barthes yang membantu memunculkan makna yang lebih mendalam dengan memanfaatkan pengelompokan kode, meliputi kode

(1) Renstra PD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5) huruf a memuat Tujuan, Sasaran, program, dan Kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib

Perangkat pembelajaran beracuan konstruk- tivisme dalam kemasan CD interaktif kelas VIII materi geometri dan pengukuran yang dikem- bangkan dikatakan praktis, karena (1)

Pertumbuhan mikroorganisme di alam dapat diketahui dengan pengambilan mikroorganisme tersebut di alam yang kemudian ditumbuhkan di dalam suatu medium buatan

45 Pada penelitian yang dilakukan di Maryland Amerika Serikat, anak yang overweight mempunyai nilai yang rendah pada mata pelajaran matematika dan bahasa dibandingkan dengan

• SRIL bukukan laba bersih USD 44,76 juta pada 2014 • Laba GIAA hingga Februari 2015 sebesar USD 1,2 juta • Seat load factor GIAA Januari-Februari 2015 naik jadi 73% • GIAA

Untuk memperdalam isim yang dibaca jar (Majrurat Al-Asma) dilakukan penelitian yang bertujuan untuk dapat mendeskripsikan dan menjelaskan isim yang dibaca jar yang ada