• Tidak ada hasil yang ditemukan

By : Afrizoli, 1 Dasrizal, Farida 2 1. Geography students STKIP PGRI West Sumatera 2. Geography Lecture STKIP PGRI West Sumatera ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "By : Afrizoli, 1 Dasrizal, Farida 2 1. Geography students STKIP PGRI West Sumatera 2. Geography Lecture STKIP PGRI West Sumatera ABSTRAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

AFRIZOLI (2015) : STUDI KUALITAS AIR SUNGAI SEKITAR TEMPAT

PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) DI KENAGARIAN

GUNUNG BUNGKUK KECAMATAN IV JURAI

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh:

Afrizoli,

1

Dasrizal, Farida

2

1.

Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

2.

Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Air merupakan sumber daya alam yang di perlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan semua makhluk hudup. Oleh karena itu, sumber daya air harus di lindungi agar tetap di manfaatkan dengan baik oleh manusia serta makluk hidup yang lain. Dan untuk melihat kualitas air sungai dan kemungkinan untuk di kembangkan guna mendukung kebutuhan air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi serta membahas data tentang kualitas air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Sampel penelitian ini berupa air dari sungai yang di bagi tiga kelompok I bagian hulu pada sungai dari area tempat pembuangan akhir sampah (TPA), II bagian tengah dari area tempat pembuangan akhir sampah (TPA) III bagian hilir dari area tempat pembuangan akhir sampah (TPA).

Hasil penelitian berdasarkan kualitas I fisik (bau, rasa, warna,suhu) pada sampel I, II, III warna, tidak memenuhi standar kualitas air bersih yang telah di tetapkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/Per/IV/2010. Sedangkan untuk rasa dan bau pada sampel II dan III tidak memenuhi standar MenKes RI 2010. Pada sampel I memenuhi standar yang telah di tetapkan Menkes RI 2010. Sedangkan untuk suhu pada sampel I, II dan III memenuhi standar Menkes RI 2010 kualitas 2 kimia air (ph, fe) air pada sampel I,II dan III pada ph dan fe tidak memenuhi standar baku kualitas air bersihyang telah di tetapkan ph berkisar dari 5,68-5,71 dan fe berkisar dari 1,515-2,01. Jika di lihat 3 biologi (Bakteri ColiTinja) air pada sampel I, II dan III tidak memenuhi standar kualitas air bersih yang telah di tetapkan jumlah Coli Tinja berkisar dari 2.400-9.200. Jadi dapat di artikan bahwa air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) tidak dapat di gunakan untuk air minum masyarakat Nagari Gunung Bungkuk.

(2)

AFRIZOLI (2015): RIVER WATER QUALITY STUDY ABOUT THE END OF

WASTE DISPOSAL (TPA) IN GUNUNG BUNGKUK VILLAGE SUB- DISTRICT

IV JURAI DISTRICT OF PESISIR SELATAN

By :

Afrizoli,

1

Dasrizal, Farida

2

1.

Geography students STKIP PGRI West Sumatera

2.

Geography Lecture STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRAK

Water is a natural resource that is necessary for the livelihood of many people, even all living beings. Therefore, water resources must be protected in order to remain in good use by humans and other living things. And then, to see the water quality of the river and the possibility to be developed to support the needs of river water around Gated landfill (TPA) in Gunung Bungkuk Village on District IV Jurai District of Pesisir Selatan .

The purpose of this study was to obtain data and information and discuss data on water quality around the landfill (TPA) in Gunung Bungkuk Village on District IV Jurai District of Pesisir Selatan. The study is descriptive. This study of water samples from the river which divided into three groups first the top of the landfill area (TPA), II, from the center of the landfill area (TPA), the third bottom of area landfills final waste (landfill).

The results based on the quality of the first physical (smell, taste, color, temperature) on the sample I, II, III color, do not meet water quality standards established Health Ministerial Decree RI No.492/Menkes/Per/IV/2010. As for the taste and smell of the samples II and III do not meet the standards of Menkes RI 2010. In sample I meet that standard has been set Menkes 2010. As for the temperature of the sample I, II and III compliant Menkes RI 2010 2 chemical quality of water (ph , fe) of water in the sample I, II and III on the ph and fe do not meet water quality standards that have been set pH range from 5.68 to 5.71 and ranged from 1.515 to 2.01 fe. If in view 3 biological (Fecal Coli Bacteria) of water in the samples I, II, and III do not meet water quality standards that have been set Fecal Coli amount ranging from 2400-9200. so it can be interpreted that the river water around the landfill (TPA) can not be used for public drinking water in Gunung Bungkuk Village.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air di bumi berada pada lapisan atmosfer yang di sebut hidrosfer yang meliputi ketinggian antara 1 s/d 15 km di atas permukaan tanah.air tersebut di simpan di laut dalam bentuk es sebagai air permukaan dan di atmosfer bumi. Air di atmosfer berupa massa uap air yang merupakan suatu fase dari siklus hidrologi.Perkiraan kuantitas dan distribusi air di bumi sekitar 97% ada di laut, dari sisanya sebesar 1,7% ada di kutub-kutub bumi berupa es, 17% berupa air bawah tanah dan hanya 0,1%berada pada air permukaan dan air atmosfer. Air di atmosfer sumber dari air permukaan hanya mengandung 12.900km3 air atau kurang dari 1/100.000 dari jumlah air yang ada di bumi. Air di bumi sekitar 2/3 nya adalah berupa es yang terdapat di kutub bumi dan sebagian besar sisanya adalah berwujud air bawah tanah. (Indarto,2010:7).

Air merupakan sumber daya alam yang di perlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus di lindungi agar tetap di manfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus di lakukan dengan cara yang bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.(Effendi,2003).

Salah satu bentuk prasarana yang sengaja dibuat oleh pemerintah adalah tempat pembuangan akhir (TPA) yang diatur oleh Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat dan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

Secara terbatas yang disebut sampah hanya merupakan tumpukan bekas dan sisa tanaman (daun-daun gugur, sisa sayuran, sisa pertanian) ataupun sisa dan kotoran hewan, serta benda-benda lain yang setiap saat dibuang. Tetapi secara luas, segala benda yang akhirnya dibuang disebut sampah dan dikumpulkan pada suatu tempat penampungan yang sering disebut TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau Dump Station

(Suriawiria, 2003).

Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu atau mencemari karena, lindi (air sampah), bau dan estika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah dan kualitas air permukaan di sekitar tempat pembuangan akhir sehingga tanah dan air tidak bisa dimamfaatkan. Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan bioorganisme tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah.

Berdasarkan observasi awal di lapangan tepatnya pada daerah Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, adanya sebuah tempat pembuangan akhir (TPA) sekecamatan IV Jurai yang tidak di kelola dengan

baik atau tidak sesuai dengan aturan mekanisme yang semestinya, seharusnya di tempat pembuangan akhir (TPA) tersebut di bangun tempat pembatas antara tempat pembuangan akhir ( TPA) dengan sungai batang lumpo, sehingga sampah yang berada di area tempat pembuangan akhir (TPA) tersebut tidak melimpah ke sungai batang lumpo. Adapun jarak sungai batang lumpo dengan tempat pembuangan akhir (TPA) ± 10 M yang mana sungai batang lumpo tersebut masih di gunakan oleh masyarakat untuk mandi, cuci, kakus (MCK).

Bertitik tolak dari permasalahan diatas peneliti merasa tertarik untuk mengungkap permasalahan ini melalui penelitian dengan mengambil judul ”Studi Kualitas Air Sungai Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Kenagarian Gunung Bungkuk

Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir

Selatan”

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Berdasarkan analisis data, jenis penelitian yang di gunakan adalah metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang di teliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagai mana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sugiyono (2009:29).

B. Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ini di lakukan di Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun penentuan lokasi ini karena beberapa pertimbangan: pertama, daerah ini merupakan kawasan tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang di lakukan di dekat sungai, Kedua daerah yang terkonsentrasi pada pemukiman masyarakat di sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang menggunakan air sungai, oleh karena itu perlu di lakukan penelitian di daerah ini.

C. Sampel Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah di rumuskan, maka pengambilan sampel penelitian ini di lakukan pada kawasan tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Sampel yang di ambil langsung di Sungai Batang Lumpo yang berada di sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Sampel yang di ambil di Sungai Batang Lumpo tersebut hanya sebanyak 3 (tiga) titik sampel, sampel I, bagian hulu pada sungai dari area tempat pembuangan akhir sampah (TPA), sampel II, bagian tengah pada sungai dari area tempat pembuangan akhir sampah (TPA), sampel III, bagian hilir pada sungai dari area tempat pembuangan akhir sampah (TPA).

D. Bahan dan Alat Penelitian

Untuk terlaksananya penelitian ini di perlukan alat dan bahan sebagai berikut:

1. Peta untuk mengetahui objek di lapangan di antaranaya:

a. Peta administrasi b. Peta pemukiman

(4)

2. Alat di gunakan antara lain:

a. Botol sampel untuk mengambil sampel air

b. Thermometer air untuk mengukur suhu air

c. Kamera untuk mengambil dokumentasi penelitian

d. Spidol, buku dan lain-lain.

E. Jenis Data dan Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya maka data yang digunakan dalam penelitian di bedakan atas dua jenis data yaitu:

1. Data sekunder diperoleh dari perpustakaan dari berbagai instansi terkait.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini di lakukan melalui observasi, percobaan laboratorium, dan studi kepustakaan.

2. Data primer melalui pengukuran langsung di lapangan, analisis laboratorium dan hasil perhitungan data yang bersifat kuantitatif.

F. Analisis Data

Analisis kualitas air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sungai fisika: warna, rasa, suhu, bau dengan menggunakan panca indra, di lakukan di lapangan pada saat pengambilan sampel, secara kimia: tingkat ke asaman (Ph), besi (Fe), secara biologi: Bakteri Coli. Setelah itu di sesuaikan dengan hasil keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia MENKES/2010.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji labor di bandingkan dengan standar mutu/persyaratan kualitas air minum berdasarkan peraturan menteri kesehatan No.492/Menkes Per/IV/2010 dengan hasil sebagai berikut:

Pertama, kualitas fisika (warna, rasa, suhu dan bau) air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, yang diukur dalam penelitian ini adalah :warna, rasa, suhu dan bau.

Suhu merupakan salah satu karakter yang sangat penting untuk di perhatikan, karena perubahan suhu akan memberikan perubahan kualitas air. Air dengan suhu yang rendah cendrung menurunkan efisiensi proses pengolahan termasuk proses disinfeks. Sebaliknya air dengan suhu yang lebih tinggi akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme sehingga menimbulkan masalah rasa, bau, dan korosi (Sutrisno:27).

Suhu udara di ukur langsung di lapangan pada waktu pengambilan sampel. Pada sampel I terdapat air sungai pada suhu udara 220C sedangkan suhu air 270 C, pada sampel II yang terdapat pada air sungai suhu udara 230C sedangkan suhu air 260C dan pada sampel III suhu udara 230C sedangkan suhu air 260C. Hasil penelitian di lapangan pada masing-masing sampel yang ada pada daerah penelitian bahwa pada sampel I,II dan III suhu air lebih tinggi dari suhu udara sekitar tempat pembuangan akhir sampah

(TPA) di kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan maka kriterianya sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh Dep. Kes RI.

Warna terdiri atas 2 macam yaitu : warna sejati (truecalo) yang disebabkan oleh bahan terlarut, warna semu (apparencalor) selain yang di sebabkan oleh adanya bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi, termasuk diantaranya yang bersifat kaloid. Dalam air bersih di tetapkan bahwa air yang tidak bewarna, tidak berbau dan tidak berasa. Dari hasil penelitian mengungkapkan air yang berada pada sampel I di lihat dari segi warnanya agak bewarna sedikit kuning maka tidak memenuhi standar Dep. Kes RI 2010. Sedangkan pada sampel II dan III di lihat dari segi warna dan bau bewarna kuning dan bebau maka tidak sesuai dengan standar Dep. Kes RI 2010.

Kedua, kualitas kimia air (pH,fe) air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, yang di ukur dalam penelitian ini adalah: pH, fe,

Derajat ke asaman air harus netral, tidak boleh bersifat asam maupun basa. Air yang mempunyai pH rendah akan bersifat asam. Air murni mempunyai pH = 6,5-9 pH di bawah 6,5 akan bersifat asam sedangkan pH diatas 9 akan bersifat basa. Tinggi pH asam kurang dari 7 akan terasa asam di lidah, besar dari 7 terasa pahit di lidah (Alamsyah, 2003:14)

pH air pada ketiga sampel tersebut di bawah standar yang di tetapkan yang man pH air 5,68 mg/I. Jadi pH air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV jurai Kabupaten Pesisir Selatan tidak sesuai dengan standar air yang telah di tetapkan oleh Menkes RI tahun 2010.

Zat besi merupakan suatu unsur yang penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Untuk ini tubuh memerlukan 7-35mg/I air. Konsentrasi unsur fe dalam air yang melebihi ±2 mg/I akan menimbulkan noda-noda pada peralatan yang bewarna putih. Adanaya unsur fe dapat pula menimbulkan bau dan warna pada air minum dan kloid pada air.sutrisno (2002:37). Kandungan zat besi yang terdapat pada air di daerah penelitian berkisar antara 1,825-2,01 mg/I. Maka kandungan zat besi yang terdapat pada air pada daerah penelitian tidak sesuai dengan standar Keputusan Menkes RI 2010.

Ketiga, kualitas biologis air dari (Bakteri Colli Tinja) air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Yang di ukur dalam penelitian ini adalah : Bakteriologis Coli Tinja.

Pengukuran Bakteriologis Coli Tinja merupakan tindakan yang paling tepat untuk mendeteksi adanya pencemaran air. Bakteri Coli Tinja dapat menyebabkan virus, penyakit typus, kolera disentri,dan mutaber. Kehadiran bakteri Coli Tinja pada air merupakan indikator adanya pencemaran. (Fardiaz 2002 : 42).

Kandungan bakteri Coli Tinja yang terdapat pada air di daerah penelitian berkisar

(5)

antara 3.500-9.200 MPN. Yang mana pada sampel I, II dan III standar kualitas air minum. Menurut Keputusan Menkes RI 2010 menetapkan bahwa bakteri Coli Tinja tidak boleh terdapat dalam air minum.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisa laboratorium maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kualitas fisika air (warna, rasa suhu dan bau) dari air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, tidak memenuhi standar kualitas Dep. Kes RI 2010.

2. Kualitas kimia air (pH, fe) air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan tidak memenuhi standar Dep. Kes RI 2010. 3. Kualitas Biologi air (Bakteri Coli Tinja) dari

air sungai sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Kenagarian Gunung Bungkuk Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan tidak memenuhi standar air bersih menurut Dep. Kes RI 2010.

B. Saran

Berdasrakan hasil penelitian dan kesimpulan yang di kemukakan di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk masyarakat di harapkan melakukan penyaringan terlebih dahulu sehingga air dapat bersih dan bisa di gunakan untuk mandi, cuci, kakus (MCK) oleh masyarakat di Kenagarian Gunung Bungkuk.

2. Untuk pemerintah setempat agar memberi penyuluhan pada masyarakat tentang kualitas air yang baik untuk di konsumsi dan untuk keperluan rumah tangga.

3. Masyarakat yang menggunakan air sungai yang terdapat sekitar tempat pembuangan akhir sampah (TPA), serta pemerintah setempat agar memberikan pada air sungai tersebut larutan kapur Ca (OH)2 atau soda

abu (Na CO2) sehingga ph air akan menjadi netral, serta memberikan kapur, tawas dan kaporit pada air sungai sehingga zat besi yang terlarut pada air tersebut bisa netral

serta memberikan pemanasan dan penyinaran dengan sinar ultraviolet sehingga bakteri dan virus yang terdapat dalam air akan mati. Sehingga dapat di gunakan untuk keperluan rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Doni, Rahma. 2010. Studi kualitas Air Permukaan Di Areal Pertambangan Batu Bara Jorong

Kabun Nagari Muaro Kabupaten

Sijunjuang. (Skripsi). Padang STKIP PGRI Sumatera Barat.

Efendi, Hefni. 2003 Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.

Indarto,2010. Hidrologi. Jakarta: Bumi Aksara

Limbong, A 2008. Alkalinitas : Analisis Dan Permasalahanya Untuk Air Industri Medan: Program Diploma III Kimia Analisis Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Mukono, 2006. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Air Langga University Press Surabaya. Peraturan Mentri Kesehatan RI No

492/MENKES/Per/IV/2010

Peraturan UUD tahun 2008 No 18 Pengelolaan Sampah Putri, Reza. 2009. Kondisi Air Tanah Di Sekitar Batang

Palangki Akibat Pencemaran Pertambangan Emas Di Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung. (Skripsi) Padang STKIP Sumatera Barat.

Soegianto, Agoes. 2005. Ilmu Lingkungan Sarana Menuju Masyarakat Berkelanjutan. Surabaya : Air Langga University Press

Soemirat, juli, Slamet. “Kesehatan Lingkungan” Gajah

Mada University Prees, Bandung,1994 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Deskriptif dan

Kuantitatif. CV. Alfabeta : Bandung

Sujana, Alamsya. (2003). Merakit Kembali Alat Penjernihan Air Untuk Rumah Tangga.

Jakarta: Kawan Pustaka.

Suriawiria, Unus. 2003. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat. Penerbit Alumni. Bandung

Sutrisno, Tata, (2002). Teknologi Penyedian Air Bersih. Jakarta, PT. Bina Aksara

Referensi

Dokumen terkait

IbM ini berdasarkan permasalahan diantaranya adalah a). Sekolah belum memiliki sistem pembelajaran e-learning, b). Belum ada pelatihan e-learning baik untuk guru dan

Pada Gambar 5 disajikan kurva pertumbuhan sel selama fermentasi berlangsung dengan perlakuan variasi kadar di-kalium hidrogen fosfat sedangkan pada Gambar 6 dan Gambar 7,

Untuk mengetahui pasangan kelompok mana yang berbeda maka uji one way anova dilanjutkan dengan uji Post Hoc dengan menggunakan LSD.ada perbedaan rerata kadar glukosa darah

Dalam penelitian ini dilakukan penentuan hubungan antara konsentrasi kalkon dengan arus puncak terhadap larutan standar Co(II) 10 μg/L dan Ni(II) 50 μg/L dengan potensial

 Elemen Utama Kawasan yang akan dikembangkan, misal : Koridor (jalan, sungai dll), Ruang Terbuka (Open space, RTH dll), Persimpangan (Intersection) dll sesuai

Pengalaman hidup baik yang positif maupun yang negatif dapat mempengaruhi sistem spiritualitas seseorang. Sebaliknya dapat dipengaruhi juga oleh bagaimana seseorang mengartikan

Tetapi, saya mengutarakannya karena keadaan tersebut juga ada perubahan, namun berubah juga tidak seberapa banyak, jangan keburu gembira karena hal ini, khususnya

Yang dimana jika tidak adanya tolak ukur kehadiran untuk memberikan reward dan punishment , Masalah lainnya yang terjadi dari tidak adanya divisi HRD dan tidak adanya