• Tidak ada hasil yang ditemukan

IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

1 Laporan Akhir

Iptek Bagi Masyarakat (IbM) Tahun Anggaran 2015

Judul Pengmas

IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA

Assa’adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis

Teknologi Informasi dan Komputer

Philipus Keban, S.IP.,M.Si 0003057907 Ketua Tim Pengusul

Taufik, ST, M.Kom 0004017109 Anggota Tim Pengusul

Dibiayai oleh DIPA DITLITABMAS Tahun Anggaran 2015 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Airlangga Tentang Pelaksanaan Hibah Kegiatan Penelitian dan

Program Pengabdian kepada Masyarakat Baru dan Lanjutan Dana DIPA Ditlitabmas Tahun Anggaran 2015 Nomor: 519/UN3/2015, Tanggal 26 Maret 2015

Universitas Airlangga Oktober 2015

(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul IbM : IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer

2. Nama Mitra Program IbM (1) : MA Negeri 1 Gresik Nama Mitra Program IbM (2) : SMA Assa’adah Gresik 3. Ketua Tim Pengusul

a. Nama : Philipus Keban, S.IP.,M.Si

b. NIDN : 0003057907

c. Jabatan/Golongan : Asisten Ahli/ IIIb

d. Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

e. Bidang Keahlian : Sistem Informasi Manajemen (SIM) f. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Jl. Dharmawangsa Dalam Surabaya 4. Anggota Tim Pengusul

a. Jumlah Anggota : 1

b. Nama Anggota I /bidang keahlian : Taufik, ST, M.Kom / Teknik Informatika c. Nama Anggota II /bidang keahlian : -

d. Mahasiswa yang terlibat : 6 mahasiswa sistem informasi 5. Lokasi Kegiatan/Mitra (1)

a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Bungah, Kecamatan Bungah

b. Kabupaten/Kota : Gresik

c. Propinsi : Jawa Timur

d. Jarak PT ke lokasi Mitra (km) : 55 km 6 Lokasi Kegiatan/Mitra (2)

a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Bungah, Kecamatan Bungah

b. Kabupaten/Kota : Gresik

c. Propinsi : Jawa Timur

d. Jarak PT ke lokasi Mitra (km) : 55 km 7. Luaran yang dihasilkan : Metode 8. Jangka waktu pelaksanaan : 8 Bulan

9. Biaya Total : Rp. 50.000.000

- Dikti Rp. 50.000.000

- Sumber lain (sebutkan) : Rp. -

Surabaya, 24 April 2014 Mengetahui

Wakil Dekan I Fisip Unair

(Dr. Dwi Windyastuti Budi H., Dra, MA) NIP/NIK 196109271988102001

Ketua Tim Pengusul

(Philipus Keban, S.IP.,M.Si.) NIDN 0003057907

Menyetujui,

Ketua LPPM Unair

(Dr. Djoko Agus Purwanto, M.Si., Apt) NIP/NIK 195908051987011001

(3)

iii Ringkasan

Teknologi informasi komunikasi (TIK) di Indonesia berkembang pesat. Hal ini diikuti perkembangan budaya masyarakat untuk menggunakan layanan telefon pintar (smart phone) pada sebagian warga masyarakat. Perusahaan penyedia akses internet juga memberikan layanan-layanan yang memudahkan masyarakat melakukan pengiriman dan penerimaan data. Perkembangan information and communication technology (ICT) memberi peluang inovasi penyelenggaraan pendidikan yang tidak terbatas ruang dan waktu dengan mengembangkan program pembelajaran berbasis internet (e-learning).

Inovasi pembelajaran e-learning merupakan model pembelajaran baru dalam pendidikan dimana memberikan peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan. Hal ini untuk menjawab kekurangan dan kelemahan pendidikan konvensional (pendidikan pada umumnya) diantaranya adalah keterbatasan ruang dan waktu dalam proses pendidikan konvensional. Teknologi informasi yang mempunyai standar platform internet bisa menjadi solusi permasalahan tersebut karena sifat dari internet yaitu memungkinkan segala sesuatu saling terhubung, murah, sederhana dan terbuka sehingga internet bisa digunakan oleh siapa saja (everyone), dimana saja (everywhere), kapan saja (everytime) dan bebas digunakan (available to every one).

Karakteristik ICT apabila diterapkan pada dunia pendidikan melalui e-learning sangat positif karena siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja. IbM yang diajukan adalah transfer metode e-learning berbasis ICT. IbM ini didasari permasalahan khusus yang dihadapi mitra (SMA Assa’adah Bungah Gresik dan MAN Bungah Gresik) adalah perlunya peningkatan SDM Guru dalam pengembangan e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Pemikiran ini berangkat dari tuntutan pengembangan sistem pembelajaran tradisional menuju pemanfaatan ICT. Penyelesaian masalah kebutuhan mitra dilakukan dengan tiga strategi yaitu ceramah informasi pentingnya pembelajaran learning; Pelatihan learning untuk guru dan siswa dan pendampingan e-learning untuk guru dan siswa.

Peserta pelatihan pada masing-masing kelompok terdiri atas lima orang kader. Kondisi exciting mitra adalah pihak sekolah telah memiliki perangkat keras berupa komputer, laptop, wifi namun belum mampu menerapkan pembelajaran e-learning berbasis ICT. Transfer IbM yang akan dilakukan adalah membangun sistem pembelajaran e-learning , menerapkan dan melatih guru dan siswa SMA Assa’adah Bungah Gresik dan MAN Bungah Gresik dengan sistem pembelajaran e-learning berbasis ICT.

Luaran program adalah peningkatan kemampuan guru menerapkan pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komunikasi, peningkatan kemampuan siswa menggunakan pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Hasil pelaksanaan program learning adalah guru-guru dan siswa pada masing-masing mitra mampu menggunakan e-learning. Melalui IbM ini mampu meningkatkan kualitas belajar mengajar pada mitra.

(4)

iv Kata Pengantar

Pengmas IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer merupakan upaya penignkatan kemampuan pendidik untuk memanfaatkan TIK. Perkembangan teknologi informasi dan komputer yang sangat pesat akhir- akhir ini, mendapat sambutan positif di masyarakat. Berbagai layanan masyarakat sudah mengimplementasikan ICT (Information and Communication Technology). Implementasi ICT pada dunia pendidikan dikenal dengan istilah e-learning .

E-learning sebagai model pembelajaran baru dalam pendidikan memberikan peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan. Hal ini untuk menjawab kekurangan dan kelemahan pendidikan konvensional (pendidikan pada umumnya) diantaranya adalah keterbatasan ruang dan waktu dalam proses pendidikan konvensional. Teknologi informasi yang mempunyai standar platform internet bisa menjadi solusi permasalahan tersebut karena sifat dari internet yaitu memungkinkan segala sesuatu saling terhubung, murah, sederhana dan terbuka sehingga internet bisa digunakan oleh siapa saja (everyone), dimana saja (everywhere), kapan saja (everytime) dan bebas digunakan (available to every one).

Semoga pelaksanaan pengmas ini dapat meningkatkan kualitas pendidik dalam memanfaatkan TIK. Lebih jauh pengmas ini dapat memberikan inspirasi pada sekolah lain untuk menerapkan elearning pada proses pemeblajaran.

Surabaya, 30 Oktober 2015 Tim Pengmas

(5)

v Daftar Isi Halaman Sampul ... i Halaman Pengesahan ... ii Ringkasan ... iii Prakata ... iv Daftar Isi ... v Daftar Tabel ... vi

Daftar Gambar ... vii

Daftar Lampiran ... viii

Bab I Pendahuluan ... 1

1.1 Analisis Situasi ... 1

1.2 Permasalahan Khusus Yang Dihadapi Mitra ... 4

Bab II Target dan Luaran ... 5

2.1 Taret Program ... 5

2.2 Luaran Program ... 5

Bab III Metode Pelaksanaan... 6

3.1 E-learning Berbasis Website ... 6

3.2 Teori Belajar yang mendasari pembelajaran e-learning ... 6

3.3 Aplikasi e-learning berbasis web di dalam Kelas ... 6

3.4 Metode Pemecahan Masalah ... 11

Bab IV Kelayakan Perguruan Tinggi ... 12

4.1 Kinerja LPPM Universitas Airlangga ... 12

4.2 Kepakaran yang diperlukan dalam Menyelesaiakan Masalah ... 12

Bab V Hasil dan Pembahasan ... 14

Bab VI Kesimpulan dan Saran ... 16

Daftar Pustaka ... 17

Lampiran ... 17

Instrumen ... 17

(6)

vi Daftar Tabel

Tabel 2.1 Target dan Luaran ... 5

Tabel 3.1 Metode Pelaksanaan, Partisipasi dan Indikator Keberhasilan IbM ... 10

Daftar Gambar Tabel 1 Model Pengembangan E-learning ... 3

Tabel 2 Gambar Metode Pemecahan Masalah ... 11

Daftar Lampiran Lamp 1 TOR E-learning SMA Assadah dan MAN I Gresik ... 19

Lamp 2 Foto Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat ... 23

Lamp 3 Biodata Ketua dan Anggota Pengabdian Masyarakat ... 25

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Perkembangan teknologi informasi dan komputer yang sangat pesat akhir- akhir ini, mendapat sambutan positif di masyarakat. Berbagai layanan masyarakat sudah mengimplementasikan ICT (Information and Communication Technology). Dalam dunia bisnis di kenal dengan istilah e-business atau e-commerce, di dunia pemerintahan dikenal dengan istilah e-government dan bagi dunia pendidikan dikenal dengan istilah e-learning . Departemen Pendidikan Nasional sebagai organisasi yang berfungsi mengelola pendidikan di Indonesia menyambut baik perkembangan ICT dengan memasukkan kurikulum yang bernuansa pengenalan teknologi informasi dan komunikasi, terutama di jenjang pendidikan menengah. Respon ini menunjukkan bahwa Departemen Pendidikan Nasional memperhatikan perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi yang sedang mengalami kemajuan pesat. Kebijakan ini bertujuan agar siswa memiliki bekal kemampuan untuk mengenal, memahami, dan berinteraksi dengan dunia teknologi informasi dan komunikasi, sehingga kelak pada saat lulus tidak buta sama sekali dengan dunia teknologi informasi dan komunikasi yang ada di masyarakat.

E-learning sebagai model pembelajaran baru dalam pendidikan memberikan peran dan fungsi yang besar bagi dunia pendidikan yang selama ini dibebankan dengan banyaknya kekurangan dan kelemahan pendidikan konvensional (pendidikan pada umumnya) diantaranya adalah keterbatasan ruang dan waktu dalam proses pendidikan konvensional. Teknologi informasi yang mempunyai standar platform internet yang bisa menjadi solusi permasalahan tersebut karena sifat dari internet itu sendiri yaitu memungkinkan segala sesuatu saling terhubung belum lagi karakter internet yang murah, sederhana dan terbuka mengakibatkan internet bisa digunakan oleh siapa saja (everyone), dimana saja (everywhere), kapan saja (everytime) dan bebas digunakan (available to every one).

Pengembangan pendidikan menuju e-learning merupakan suatu keharusan agar standar mutu pendidikan dapat ditingkatkan, karena e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi

(8)

2 internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional (Rosenberg 2001; 28), dengan demikian urgensi teknologi informasi dapat dioptimalkan untuk pendidikan.

SMA dan MAN sebagai salah satu lembaga pendidikan perlu membekali siswa dan lulusannya dengan keterampilan yang memadai termasuk kompetensi ICT. Tuntutan yang harus dilaksanakan sekolah dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi menghadapi berbagai kendala yang tidak sederhana. Masalah utama yang seringkali dihadapi oleh pihak sekolah dan guru adalah keterbatasan sarana prasarana, sumber daya manusia dan sumber belajar.

Tuntutan yang harus dilaksanakan oleh guru dan sekolah dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi menghadapi berbagai kendala yang tidak sederhana. Masalah utama yang seringkali dihadapi oleh pihak sekolah dan guru adalah keterbatasan sumber daya, baik sumber daya fisik, sumber daya manusia maupun sumber belajar berbasis teknologi komputer dan telekomunikasi. Data Departemen Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa sebanyak 95% SMA dan MAN telah memiliki komputer. Namun demikian, kurang dari 25% SMU dan 10% SMK yang telah terhubungan dengan Internet (Mohandas, 2003).

Berkaitan dengan implementasi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, terutama pemanfaat e-learning sebagai media alternatif pembelajaran, sekolah perlu melakukan analisis kebutuhan, penyiapan kebutuhan yang diperlukan, perancangan model pembelajaran serta pengembangannya. LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms (Farhad, 2001) menyatakan bahwa e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer dan komputer. Untuk mengetahui pemanfaatan e-learning oleh guru sebagai media pembelajaran perlu dilakukan kajian secara mendalam. Pengembangan pembelajaran e-learning bertujuan untuk membangun orang-orang generasi muda Bangsa Indonesia dengan basis skills pada kemampuan menggunakan dan mengambangakan teknologi informasi. Berikut model peningkatan mutu pendidikan melalui e-learning :

(9)

3 Gambar 1

Model Pengembangan E-learning

Sumber: (Lovi Triono, 2007 dalam http://directory.umm.ac.id/tik/e-learning .pdf)

Berdasarkan model diatas e-learning dalam pendidikan memiliki peran menggeser lima cara dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata, Rosenberg (2001). Teknologi informasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpecaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu: (1). Infrastruktur, (2). Sumber Daya Manusia, (3). Kebijakan, (4). Finansial, dan (5). Konten dan Aplikasi.

Teknologi informasi dapat berkembang dengan pesat, pertama dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di manapun dengan kecepatan yang mencukupi. Kedua, faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang. Keempat, faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga keuangan lain untuk menyokong industri teknologi informasi. Kelima, faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya

E-learning yang merupakan salah satu produk teknologi informasi tentu juga memiliki faktor pendukung dalam terciptanya pendidikan yang bermutu, adapun faktor Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang antara lain mencakup sistem pembiayaan

(10)

4 dan arah pengembangan. Kedua, pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar, dan terakhir, penyediaan perangkat kerasnya

1.2 Permasalahan Khusus Yang Dihadapi Mitra

Permasalahan khusus yang dihadapi mitra (SMA Assa’adah Bungah Gresik dan MAN Bungah Gresik) adalah perlunya peningkatan SDM guru dalam pengembangan e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer. Pemikiran ini berangkat dari tuntutan pengembangan sistem pembelajaran tradisional menuju pemanfaatan ICT. Sistem pembelajaran tradisional dicirikan dengan adanya pertemuan antara pelajar dan pengajar untuk melakukan proses belajar mengajar (Ali dkk, 2008). Metode ini sudah berlangsung sejak dahulu hingga saat ini guna memenuhi tujuan utama pengajaran dan pembelajaran, namun konsep ini menghadapi kendala yang berkaitan dengan keterbatasan tempat, lokasi dan waktu penyelenggaraan dengan semakin meningkatnya aktifitas pelajar dan pengajar.

Pergeseran paradigma sistem pembelajaran mulai nampak pada proses transfer pengetahuan. Proses pembelajaran yang ada sekarang ini cenderung lebih menekankan pada proses mengajar (teaching), berbasis pada isi (content base), bersifat abstrak dan hanya untuk golongan tertentu (pada proses ini pengajaran cenderung pasif). Seiring perkembangan ilmu dan teknologi ICT, proses pembelajaran mulai bergeser pada proses belajar (learning), berbasis pada masalah (case base), bersifat kontekstual dan tidak terbatas hanya untuk golongan tertentu. Pada proses pembelajaran seperti ini siswa dituntut untuk lebih aktif dengan mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Berdasarkan hal tersebut kami mengajukan IbM e-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer.

(11)

5 BAB II

TARGET DAN LUARAN

2.1 Target Program

Target program pengabdian masyarakat berjudul e-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer adalah:

1. Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik mampu menerapkan pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer.

2. Siswa di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik mampu menerapkan pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer.

3.4 Luaran Program

Luaran program masyarakat berjudul e-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer adalah kemampuan menerapkan metode e-learning untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.

Matrik 2.1 Target dan Luaran

No Target Program Metode Mitra Luaran Program

1. Guru mampu menerapkan pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer

Metode e-learning MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik Kemampuan guru menerapkan pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer 2 Siswa mampu

menggunakan

pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer

Metode e-learning MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik Kemampuan siswa menggunakan pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Sumber data: primer

(12)

6 BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 E-learning Berbasis Web dan Dasar Teori Belajar berbasis E-learning

Paradigma sistem pendidikan yang semula berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka saja, beralih menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dengan sentuhan dunia teknologi informasi khususnya dunia cyber (maya). Sistem pendidikan yang berbasis dunia cyber yang dimaksudkan disebut dan dikenal dengan istilah e-learning . Adanya keterbatasan dalam proses belajar mengajar tradisional berbasis tatap muka yang dibatasi oleh ruang dan waktu, maka e-learning hadir untuk mengantisipasi hal ini. Dengan proses belajar mengajar tidak dibatasi lagi oleh ruang dan waktu sehingga hubungan antara peserta didik dan pengajar bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Konsep e-learning sangat popular beberapa tahun belakangan ini, mekipun konsepnya

sudah cukup lama dimunculkan sebelumnya. Istilah ini sendiri memiliki definisi yang sangat luas. Terminologi e-learning cukup banyak dikemukakan dalam berbagai sudut pandang, namun pada dasarnya mengarah pada pengertian yang sama. Huruf e pada e-learning berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual (maya) atau distance (jarak). Dari hal ini kemudian muncul istilah virtual learning (pembelajaran di dunia maya) atau distance learning (pembelajaran jarak jauh). Sedangkan kata learning sering diartikan dengan belajar pendidikan (education) atau pelatihan (training). Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika. Pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video, perangkat komputer, atau kombinasi dari ketiganya.

E-learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan). Ini berarti dengan e-learning memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet. Dengan e-learning , belajar bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran berlangsung efesien dan efektif. Ciri khas e-learning yaitu tidak tergantung pada waktu dan ruang (tempat). Pembelajaran dapat dilaksanakan kapan dan di mana saja. Dengan teknologi informasi, e-learning mampu menyediakan bahan ajar dan menyimpan instruksi

(13)

7 pembelajaran yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun. E-learning tidak membutuhkan ruangan (tempat) yang luas sebagaimana ruang kelas konvensional. Dengan demikian teknologi ini telah memperpendek jarak antara pengajar dan peserta didik. Bates dan Wulf (1996) mengatakan bahwa pembelajaran e-learning juga memiliki kelebihan sebagai berikut.

1. Meningkatkan interaksi pembelajaran (enhance interactivity)

2. Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility)

3. Memiliki Jangkauan yang Lebih Luas (potential to reach a global audience)

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of contents as well as archivable capabilities)

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (IK) yang menghasilkan internet dengan pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang meman faatkan media situs web (website ) yang bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal juga dengan istilah “web-based learning” merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning ) Kevin Kruse (2004) dalam salah satu tulisannya yang berjudul “Using the Web for Learning” yang dimuat dalam situs web e learningguru.com mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis web seringkali memiliki manfaat yang banyak bagi para peserta didiknya. Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis web bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsur interaktivitas yang tinggi, menyebabkan peserta didik mengingat lebih banyak materi pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran (contohnya uang jajan/biaya transportasi ke sekolah

3.2 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran E-learning Berbasis Web

Menerapkan pembelajaran berbasis web dapat dilihat sebagai proses yang kompleks yang tidak hanya sekedar menjalankan langkah-langkah dalam model desain instruksional. Ada tiga teori belajar utama yang digunakan sebagai dasar pembelajaran berbasis web yaitu: behaviorisme, kognitivisme dan konstrukstivisme.

3. Behaviorisme

Behaviorisme melihat belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati yang disebabkan oleh stimulus eksternal. Mereka melihat pikiran sebagai “kotak hitam”, respons

(14)

8 terhadap suatu stimulus dapat diamati secara kuantitatif, dengan mengabaikan pengaruh proses berfikir yang terjadi di pikiran.

b. Kognitivisme

Kognitivisme melihat belajar merupakan proses internal yang melibatkan memori, motivasi, refleksi, berfikir, dan meta kognisi. Dalam pandangan aliran tersebut, pikiran manusia memanipulasi simbol-simbol seperti komputer memanipulasi data. Karena itu, pembelajar dianggap sebagai prosesor informasi. Psikologi kognitif meliputi proses belajar dari pemprosesan informasi, dimana informasi diterima di bermacam-macam indera, ditransfer ke memori jangka pendek dan jangka panjang. Informasi menjalani aliran transformasi dalam pikiran manusia sampai informasi tersebut tersimpan secara permanen di memori jangka panjang dalam bentuk paket paket pengetahuan.

c. Konstruktivisme

Konstruktivisme melihat siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman belajarnya sendiri. Belajar dapat dilihat sebagai suatu proses yang aktif, dan pengetahuan tidak dapat diterima dari luar mapun dari orang lain. Siswa sebaiknya diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan bukan diberi pengetahuan melalui pengajaran

3.3 Aplikasi e-learning Berbasis Web di dalam Kelas

Perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara siswa dengan gurunya, melihat nilai siswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal pelajaran, mengirimkan berkas tugas yang diberikan guru dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan. Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya interaksi antara guru dan siswanya. Namun demikian, dengan media Internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara guru dan siswa baik dalam bentuk real time atau tidak. Dalam bentuk realtime dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Interaksi yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan bulletin board. Dengan cara di atas interaksi guru dan siswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi guru dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh guru dapat pula dilakukan dengan cara yang sama.

(15)

9 Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi didukung dengan metode pembayaran online. Sampai saat ini dunia masih memerlukan para guru dengan jumlah yang lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik. Konferensi Dakar mengungkapkan bahwa masih ada 100 juta anak-anak yang putus sekolah mereka memerlukan para guru seiring dengan target dunia untuk pendidikan di tahun 2015 Implikasinya diperlukan peningkatan keterampilan bagi para guru yang berjumlah kurang lebih 60 juta. Dari sekian jumlah guru tersebut sebagian besar belum memenuhi standar kualifikasi yang diharapkan dalam arti kata memiliki kualitas rendah tidak memenuhi syarat sesuai tuntutan profasionalisme keguruan. Dalam kondisi apapun peningkatan kualitas guru perlu terus ditingkatkan sepanjang karir mereka sebagai guru jika kita menginginkan pendidikan menuju ke arah kualitas dan daya saing tinggi. Untuk itu diperlukan strategi khusus yang dapat mengakomodasi karakteristik aktivitas guru yang tetap dapat melaksanakan tugas kependidikan dan keguruannya di samping terus memperoleh input pendidikan dan peningkatan kualifikasinya. Salah satu cara memperkuat profesi pengajaran para guru adalah dengan mengguna kan pendidikan jarak jauh dengan memanfaat kan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). Pembelajaran konvensional tidak lagi sepenuhnya menjadi andalan, namun di tengah kemajuan teknologi saat ini diperlukan variasi metode yang lebih memberikan kesempatan untuk belajar dengan memanfaatkan aneka sumber, tidak hanya dari man power seperti halnya guru. Pembelajaran yang dibutuhkan adalah dengan memanfaatkan unsur teknologi informasi, dengan tidak meninggalkan pola bimbingan langsung dari pengajar dan pemanfaatan sumber belajar lebih luas. Konsep ini sering juga diistilahkan dengan blended learning yaitu perpaduan antara pembelajaran konvensional di dalam kelas (tatap muka guru dan siswa) dengan pembelajaran e-learning berbasis web (online).

(16)

10 Matrik 3.1

Metode Pelaksanaan, Partisipasi dan Indikator Keberhasilan IbM Identifikasi

Permasalahan

Metode Pelaksanaan

Partisipasi mitra Jumlah anggota per-mitra Indikator Keberhasilan Kurangnya informasi mitra pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Ceramah mengenai pentingnya pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Mitra datang pada kegiatan IbM dan mengikuti penjelasan tim MA Negeri 1 Gresik (5 orang kader) dan SMA Assa’adah Gresik (5 orang kader) Pemahaman Mitra terhadap pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Mitra tidak mampu menerapkan pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Pelatihan e-learning untuk guru dan siswa sebagai upaya mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Mitra mempraktekkan pelatihan e-learning MA Negeri 1 Gresik (5 orang kader) dan SMA Assa’adah Gresik (5 orang kader)

Guru dan siswa dapat menerapkan model pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Mitra praktik dan

mengembangkan pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Pendampingan e-learning untuk guru dan siswa sebagai upaya mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Mitra mempraktekkan dan mengembangkan pembelajaran e-learning MA Negeri 1 Gresik (5 orang kader) dan SMA Assa’adah Gresik (5 orang kader)

Guru dan siswa dapat mengembangkan model pembelajaran e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer Sumber data: primer

(17)

11 3.4 Metode Pemecahan Masalah

Gambar Metode Pemecahan Masalah Permasalahan pembelajaran e-learning berbasis ICT Pemecahan masalah dengan transfer metode e-learning

Strategi yang diterapkan: 1. Edukasi ICT melalui ceramah;

2. Pelatihan e-learning untuk guru dan siswa

3. Pendampingan e-learning untuk guru dan siswa

Indikator Keberhasilan: 1. Pemahaman Mitra terhadap pembelajaran e-learning; 2. Guru dan siswa dapat menerapkan model pembelajaran e-learning 3. Guru dan siswa dapat mengembangkan model pembelajaran e-learning

MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik meningkat kualitas pembelajarannya dengan penerapan e-learning berbasis ICT

(18)

12 BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1 Kinerja LPPM Universitas Airlangga 2014

LPPM Universitas Airlangga memiliki tugas pokok sebagai Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat mempunyai tugas mengkoordinasikan, memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh pusat penelitian, menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dan ikut mengusahakan serta mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan (http://lppmua.unair.ac.id). Visi LPPM Universitas Airlangga adalah menjadi lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang mandiri, inovatif, terkemuka di tingkat nasional maupun internasional, menjadi pelopor dalam pengembangan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, berdasarkan moral agama (http://lppmua.unair.ac.id). Adapun arah pengembangan pengabdian masyarakat pada:

a) Pemberdayaan masyarakat secara inovatif, integratif, dan komprehensif.

b) Pengkategorian jenis pengabdian kepada masyarakat dan pengelolaannya disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan Universitas serta kebutuhan masyarakat.

c) Peningkatan kerjasama dan jejaring (networking) dalam bidang pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di tingkat nasional dan internasional, diarahkan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat.

Kinerja lembaga pengabdian kepada masyarakat dalam kegiatan PPM pada 2014 dapat diketahui melaksanakan 15 judul pengabdian masyarakat (www.dikti.go.id).

(19)

13 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan hasil dan pembahasan pengmas ini akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

a. Karakteristik Guru SMA Assaadah dan MAN Gresik pada Proses Belajar Mengajar b. Penyusunan Program c. Persiapan Program d. Pelaksanaan Program e. Monitoring Program f. Evaluasi Program g. Pelaporan

h. Kontribusi Mitra Terhadap Kegiatan Pengmas i. Respon Mitra Terhadap Kegiatan Pengmas

5.1 Karakteristik Guru SMA Assaadah dan MAN Gresik pada Proses Belajar Mengajar Guru SMA Assaadah dan MAN Gresik dalam proses belajar mengajar sebagian menggunakan media pembelajaran power poin (PPT) dan sebagaian masih melaksanakan proses belajar mengajar dengan cara klasik. Guru masih menjadi center dalam proses pembelajaran. Sebagian besar guru telah mengetahui e-learning namun guru- guru SMA Assaadah dan MAN I Gresik tidak dapat menerapkan dan mengaplikasikan model pembelajaran berbasis e-learning. Hal ini karena a). Sekolah belum memiliki sistem pembelajaran e-learning, b). Belum ada pelatihan e-learning baik untuk guru dan siswa. Permasalahan ini yang dicari solusinya melalui progam IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer.

Langkah ini strategis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dimana proses belajar mengajar diintegrasikan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Proses pelajar mengajar dengan mengintegrasikan TIK tidak terbatas ruang dan waktu, kapan saja, dimana saja harapannya siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran sejauh ada jaringan internet.

Pembelajaran e-elearning tidak untuk menggantikan proses pembelajaran konvensional tatap muka. Namun, proses pembelajaran elearning dapat dijadikan alternatif

(20)

14 apabila karena satu dan lain hal seorang siswa berhalangan mengikuti pelajaran secara tatap muka, e-learning berfungsi sebagai option (pilihan) bagi siswa untuk tetap ikut proses pembelajaran. Implementasi e-learning ini perlu didukung beberapa pihak diantaranya kepala sekolah beserta manajemen sekolah, guru, dan siswa.

5.2 Penyusunan Program

IbM ini berdasarkan permasalahan diantaranya adalah a). Sekolah belum memiliki sistem pembelajaran e-learning, b). Belum ada pelatihan e-learning baik untuk guru dan siswa. Berdasarkan permasalahan diatas disusun program IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer dengan aktifitas:

a). pembuatan program e-learning

b). Pelatihan e-learning bagi guru dan siswa

c). Penyusunan modul untuk pelatihan e-learning bagi guru dan siswa d). Pendampingan e-learning bagi guru dan siswa

agar program terarah pada tujuan yang ditetapkan maka dibuat matrik sebagai berikut:

Tabel 5.1 Penyusunan Program Pengmas IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer

No Kegiatan Materi Tujuan Target

1. Pembuatan program e-learning

Berbasis moodle Program free aplikasi mudah

diimplementasikan dan stabil

Program dibuat oleh ahli TI

2 Pelatihan Membuka aplikasi Login

Upload materi Test untuk siswa

Guru MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik mengerti dan mampu menggunakan aplikasi e-learning berbasis moodle

Guru-guru MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik 3 Penyusunan modul untuk pelatihan e-learning bagi guru dan siswa Petunjuk manual penggunaan sistem e-learning berbasis moodle Memudahkan guru dan siswa untuk mengunakan aplikasi e-learning Pembelajaran elearning berjalan dengan baik 4 Pendampingan e-learning bagi guru dan

Elearning Memperlancar siswa dan guru

menggunakan aplikasi

Guru dan siswa mampu

(21)

15

siswa e-learning elearning

Sumber data: primer, 2015

5.3 Persiapan Program

Setelah program tersusun langkah persiapan yang dilakukan tim diantaranya adalah sebagai berikut koordinasi tim, pengurusan perijinan terhadap mitra, identifikasi keperluan pengmas, melaksanakan TOT untuk mahasiswa pendamping, dan menentukan indikator capaian program pengabdian masyarakat. Langkah-langkah persiapan dipaparkan sebagai berikut:

1. Koordinasi Tim

Tim telah berkoordinasi untuk melaksanakan pegmas. Koordinasi diantaranya pembagian tugas dan tanggung jawab untuk keperluan pengmas.

2. Pengurusan perijinan kepada mitra

Tahap selanjutnya adalah pengurusan perijinan pada mitra. Tim mendatangi mitra untuk menindaklajuti kerjasama dalam pelaksanaan pengmas. Mitra menerima dengan baik program pengmas dan mendukung terlaksananya program pengmas.

3. Identifikasi keperluan pelatihan.

Tim telah bekerja bersama menyiapkan segala keperluan pelatihan diantaranya: pembuatan sistem elearning berbasis moddle, pembuatan modul manual, ATK, dan menyiapkan materi PPT untuk pelatihan, dll.

4. Tim melakukan TOT untuk mahasiswa pendamping

Upaya proses pelaksanaan pengmas dapat berjalan dengan baik, tim merekrut mahasiswa untuk menjadi pendamping dalam pelaksanaan pengmas. Pendamping bertugas mengawal guru dan siswa dalam mengaplikasikan e-learning.

5. Menentukan indikator Capaian Pengmas

Tim telah bekerjasama menetukan capaian indikator pengmas diantaranya adalah:

a. Guru SMA Assaadah dan MAN I Gresik mampu mengaplikasikan program pembelajaran e-learning.

b. Siswa SMA Assaadah dan MAN I Gresik mampu mengaplikasikan program pembelajaran e-learning.

5.4 Pelaksanaan Program

(22)

16 5.5 Monitoring Program

Monitoring kegiatan pengmas dilakukan secara internal maupun eksternal. Monitoring dilakukan sebagai bagian melihat keterlaksanaan dari program pengmas. Monitoring secara internal dilakukan LPPM Universitas Airlangga dan monitoring eksternal dilakukan oleh Dit. Litabmas Dikti. Kegiatan monitoring bertujuan agar pelaksanaan pengmas sesuai dengan jadwal dan tujuan yang telah ditetapkan.

5.6 Evaluasi Program

Evaluasi program pengmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Tahapan ini merupakan ragkaian untuk melihat keberhasilan program yaitu masyarakat mampu memilih makanan dari hewan dan tumbuhan yang sehat, halal, dan bebas dari cemaran bahan kimia berbahaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Proses evaluasi merupakan langkah mengevaluasi sejauh mana program pengmas ini bisa berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan lebih awal.

5.7 Pelaporan

Laporan kegiatan pengmas ini diberikan dalam bentuk laporan kemajuan dan laporan akhir hasil pelaksanaan program kegiatan. Disamping itu tim juga menyusun draf jurnal hasil pelaksanaan pengmas. Bentuk sistematika laporan dan penyampaian waktu laporan ditentukan oleh DIT. LITABMAS sebagai pemberi Program Kegiatan IbM.

5.8 Kontribusi Mitra Terhadap Program Pengmas Kontribusi mitra terhadap kegiatan pengmas:

1. Mitra mengeluarkan uang sewa untuk domain dan website untuk sustainability program elearning. Panitian IbM hanya memberikan sewa 1 tahun sebagai stimulus untuk selanjutnya diperpanjang sendiri oleh mitra.

2. Tempat penyelenggaraan dilakukan pada MAN I Gresik.

3. Mitra mengintegrasikan dengan website MAN I Gresik dan SMA Assaadah Gresik.

5.9 Respon Mitra Terhadap Kegiatan Pengmas

Respon mitra SMA Assadah dan MAN I Gresik positif dalam menerima program pengmas IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer.

(23)

17 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Program IbM E-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komputer telah berjalan sesuai perencanaan. Guru dan siswa MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik mampu menggunakan aplikasi e-learning berbasis moodle. Guru mampu mengupload, mendownload, membuat tes dengan materi

Teknisi komputer sekolah telah mampu melakukan pemeliharaan terhadap sistem e-learning untuk keberlanjutan program. Kegiatan pengmas IbM E-e-learning bagi Guru-Guru di MA Negeri 1 Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer dilaksanakan dengan metode penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan tanya jawab e-learning untuk mewujudkan konsep sekolah berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

(24)

18 Daftar Pustaka

Alan, Jonathan Ritter & David Stavens. 2001 .The Online Learning Handbook. Developing and Using web-Based Learning”.New York : Stylus Pulishing inc.

Ali. M. dkk. 2006 .Pengembangan E-Learning Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY. Laporan Penelitian Research Grant PHK A2 Diknik Elektro FT UNY. Yogyakarta Ali, M. Istanto. Yatmono. Munir. 2008 .Studi Pemanfaatan E-Learning Sebagai Media

Pembelajaran Bagi Guru SMA dan SMK Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian Pusat Studi Pendidikan dan Teknologi Kejuruan (Pusdi PTK) Uinersitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

Chu, Alan G; Thompson. Melody M; Hancock. Burton W. 1998. .The Mc Graw- Hill Handbook of Distance Learning.. New York : McGraw-Hill

Eileen, T. Bender. 2001 : Introduction to Distance Learning. http://www.indiana.edu/~scs/dl prime.html. diambil pada mei 2006

Farhad S. 2001. Distance Education : An Introduction . Saba & Associates.

http://www.distance-educa-tor.com/portals/research_deintro.html diambil pada mei 2004.

Int. 1996 Chapter 1 : Introduction to Distance Learning; http://www.indiana.edu/~scs/dl prime.html.

Mohandas. R. 2003. ICT and e-learning in Indonesia. Presentasi di Taiwan. Taiwan. 25-27 Maret.

Munir Dr .2007. Strategi Pengembangan B2b E-Commerce. Bahan Kuliah pada Prodi

Pendidikan Ilmu Komputer UPI Bandung .Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 12 November.

Soekartawi .2003. E-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang. Presentasi pada Seminar e-Learning perlu e-Library. Universitas Petra. Surabaya. 3 Februari. Sidik,Ahmad.Ridwan .2007. Etika Komputer Dan Tanggung Jawab Professional di Bidang

Teknologi Informasi. SMA Islam Nuruk Karomah. 6 September Surjono. H. 2007. Pengantar e-learning dan implementasinya di UNY.

http://elearning.uny.ac.id

Wahid, Fathul. 2003. Peran Teknologi Informasi Dalam Modrenisasi Pendidikan. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. 3 Juli.

(25)

19 Lampiran 1

Term of Reference E-learning Guru SMA Assaadah dan MAN I Gresik

I. Nama Kegiatan

Pelatihan Pengajaran Berbasis Elearning bagi Guru SMA Assaadah dan MAN I Gresik II. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi informasi telah berpengaruh langsung terhadap reformasi dan peningkatan sistem pendidikan, perubahan materi ajar dan, yang dirasakan dampaknya secara langsung media pembelajaran. Akomadasi perkembangan teknologi informasi kedalam sistem pendidikan dan kebutuhan masyarakat pada global knowledge, mengindikasikan adanya kekurangan pada pendidikan konvensional yang telah berlangsung selama ini. Karenanya, implementasi elearning di SMA Assaadah dan MAN I Gresik dimaksudkan sebagai steppingstone inovasi pendidikan yang selalu mengakomodir perubahan sosial, dalam hal ini perubahan berupa media pembelajaran elearning.

Berkat perkembangan teknologi informasi, proses pembelajaran konvensional yang selama ini dibatasi oleh ruang dan waktu mengalami proses inovasi. Proses pembelajaran tidak lagi terpaku seperti pada model konvensional yang hanya bisa diselenggarakan sesuai ruang dan waktu yang sama tetapi bisa dilaksanakan pada ruang yang berbeda dan waktu yang berlainan pula (anywhere and anytime learning and teaching).

Awal tahun 2000-an elearning hadir memberikan pembaharuan pola pembelajaran yang berbeda dari model konvensional. Pengajaran tidak terbatas pada pertemuan di kelas yang berhenti ketika kelas selesai. It is instead a never ending meeting dalam hal selesainya pertemuan kelas tidak menghentikan komunikasi dari Guru ke siswa, siswa ke Guru. Kalau pertemuan kelas hanya bisa terjadi jika Guru dan siswa sepakat bertemu di waktu dan ruang yang sama (the same place and time), pertemuan di elearning tidak perlu ada penjadwalan berdasarkan waktu dan tempat yang sama karena pertemuan bisa terjadi pada waktu dan tempat yang berbeda (different time and place). Kapan saja siswa bisa berkomunikasi dengan temannya dan Gurunya, begitu pula sebaliknya Guru bisa berkomunikasi dengan siswanya.

Kreatifitas anak-anak masa sekarang tidak akan bisa berkembang dengan baik ketika diwadahi dalam satu sistem pendidikan konvensional yang selalu mengajarkan proses yang linear. Menurut Moore (2013), proses linear yang mendominasi sistem pendidikan sekarang ini sebenarnya menghambat proses belajar bagi mereka yang cara kerja otaknya seperti games and web-surfing process. Karena itu, proses pembelajaran akademis harus menemukan cara inovatif yang mampu menarik minat siswa dalam belajar. Sehingga proses pembelajaran perlu ditransformasikan sesuai dengan era teknologi yang dialami langsung oleh siswa sekarang ini. Implikasinya, kegemaran siswa pada games and web surfing yang selama ini dianggap menjadi tantangan karena mengganggu konsentrasi siswa pada setiap mata pelajaran yang diambil bukan untuk dieliminasi tetapi justru ruh kegemaran ini diakomodasikan kedalam

(26)

20 pengelolaan mata pelajaran sehingga kecintaaan siswa pada setiap mata pelajaran tumbuh kembali.

Urgensi pembelajaran berbasis elearning seperti digambarkan diatas tidak dimaksudkan untuk meninggalkan atau bahkan mengganti model pembelajaran konvensional yang telah ada tetapi lebih dititikberatkan pada perbaikan pola yang telah ada. Intinya, elearning dalam proses pembelajaran di SMA Assaadah dan MAN I Gresik bukan untuk mengganti tatap muka, tetapi mendampingi pertemuan kelas supaya proses pembelajaran tetap berlanjut sekalipun pertemuan di kelas sudah selesai. Pola pembelajaran seperti ini, perpaduan antara model pembelajaran face-to-face dan on-line, yang banyak dikembangkan di berbagai pendidikan di Amerika dan Eropa sering disebut dengan blended learning.

Pengajaran mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi Pengajaran. Tidak seperti website, blog dan media sejenisnya yang hanya mampu untuk meng-upload materi Pengajaran, elearning mampu mewujudkan interaksi intensif antara Guru-siswa dan antar sesama siswa dalam mengkomunikasikan setiap topik Pengajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu (anywhere and anytime interaction) yang dalam interaksi tersebut tersedia fasilitas untuk saling menilai (peer assessment) dan bahkan menilai diri sendiri (self assessment).

III. Tujuan

Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah

(1) mensosialisasikan urgensi elearning bagi peningkatan kualitas pembelajaran di SMA Assaadah dan MAN I Gresik

(2) membekali kemampuan pedagogik (pedagogic skills) Guru dalam me-manage Pengajaran berbasis elearning.

IV. Output

Output pengmas bagi SMA Assaadah dan MAN I Gresik adalah: (1) tersedianya layanan e-learning yang bisa diakses secara online oleh siswa dimanapun, output bagi peserta pelatihan adalah (1) terdapat peningkatan skill mengimplemantasi mata pelajaran dengan sistem elearning. Untuk merealisasikannya, pelatihan akan membekali peserta dengan kompetensi dalam me-manage mata pelajaran berbasis elearning yang dijabarkan melalui sepuluh indikator, yaitu peserta pelatihan mampu:

1) me-setting mata pelajaran secara online, 2) memproses materi Pengajaran secara online, 3) membuat kelas secara online,

4) membuat link untuk mengumpulkan tugas secara online, 5) membuat forum tanya jawab dan diskusi online,

(27)

21 7) membuat evaluasi hasil belajar secara online,

8) mengoreksi tugas dan ujian siswa secara online, dan

9) mengolah nilai hasil belajar siswa secara online berdasarkan pedoman akademik masing-masing SMA Assaadah dan MAN I Gresik .

V. Peserta

Supaya kegiatan ini berjalan secara efektif jumlah peserta 35 orang guru. VI. Persayaratan Peserta

Demi kelancaran pelatihan, peserta pelatihan dipersyaratkan untuk membawa:

1) Laptop, mouse dan modem yang terkoneksi dengan internet (untuk mengantisipasi jika di kampus/tempat pelatihan jaringan internetnya lambat atau bahkan tidak ada fasilitas internet/wifi sama sekali).

2) Materi Pengajaran dalam bentuk softcopy meliputi: silabus, course outline dan handouts atau bahan ajar.

3) Naskah soal tes tulis dalam bentuk softcopy baik yang berjenis: pilihan ganda (multiple choice), isian singkat ataupun uraian (essay).

4) Minimal dua tema diskusi yang dideskripsikan dengan jelas untuk setiap mata pelajaran yang diampu.

VII. Jadwal Kegiatan

Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada hari sabtu, 3 Oktober 2015 di MAN I Gresik dengan materi jadwal sebagai berikut:

No Pukul Materi Keterangan

1 09.00-09.30 Moderator Membacakan Acara

Yashinta

2 09.00-09.15 Pembukaan Kegiatan Pengmas

Tim Pengmas Unair

Kepala Sekolah MAN atau yang mewakili 3 09.15-10.15 Pembuatan power poin

yang efektif untuk pembelajaran

Taufik Rahman, ST.,M.T

4. 10.15-12.00 Learning Resources Sulih Priyono, S.T.,M.T dan Muhammad Syamsudin, S. Hum.

a. Block penting dalam mata pelajaran dalam elearning b. me-setting mata pelajaran secara

online

(28)

22 pelajaran (handouts dan materi pelajaran lainnya).

d. Making quiz online and exam online

e. Peserta men-setting persentase penilaian sesuai pedoman akademik MAN

f. Praktik langsung g. Tanya Jawab

VIII. Trainer

Trainer dalam pengabdian masyarakat adalah:

Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Airlangga Dosen Fakulatas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Airlangga

IX. Tim Pengabdian Masyarakat

(29)

23 Lampiran 2 Foto Kegiatan Pengmas

Keterangan: Perijinan pelaksanaan e-learning di MAN I Gresik

Keterangan: Perijinan pelaksanaan e-learning di MAN I Gresik

(30)

24 Keterangan: Pelaksanaan Pelatihan e-learning di SMA Assaadah Gresik

Keterangan: Pelaksanaan Pelatihan e-learning di SMA Assaadah Gresik

(31)

25 Lamiran 3

Data 1. Biodata Ketua dan Anggota IbM

Curiculum Vitae Ketua Program

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Philipus Keban, S.IP,M.Si

2 Jenis Kelamin L

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 197905032008121003

5 NIDN 0003057907

6 Tempat dan Tanggal Lahir Tawau, 03 Mei 1979

7 E-mail tugas.unair@gmail.com

9 Nomor Telepon/HP 08155026603

10 Alamat Kantor Jalan Airlangga No. 4-6, Surabaya 11 Nomor Telepon/Faks 08155026603

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 150 orang; S-2 = ... orang; S-3 = … orang

13. Mata Kuliah yg Diampu

1 Sistem Informasi Manajemen 2 Problema Pembangunan

Riwayat Pendidikan

Perguruan Tinggi : S1 STISIP Kartika Bangsa, Yogyakarta

Lulus tahun 2002

Pascasarjana : S2 Fisip Universitas Gadjah Mada

Lulus tahun 2006

Riwayat Penelitian:

2007 : Pelimpahan Sebagian Kewenangan Walikota kepada

Camat se-Surabaya, kerjasama Bappeko Surabaya dengan PT. Lang Padhamana Luhur

(32)

26 2012 : Penetapan Pagu Indikatif Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) di Kota Surabaya, kerja sama Bappeko Surabaya

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IbM Dikti

Surabaya, 30 Oktober 2015 Hormat Saya,

Philipus Keban, S.IP,M.Si NIP 197905032008121003

(33)

27 Curiculum Vitae Anggota Program

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Taufik, ST, M.Kom

2 Jenis Kelamin L

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19710104 200812 1 001

5 NIDN 0004017109

6 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 4 Januari 1971

7 E-mail taufik@fst.unair.ac.id

9 Nomor Telepon/HP 081703118488

10 Alamat Kantor Kampus C, Jl. Mulyorejo 60115 11 Nomor Telepon/Faks 031-70055597

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 50 orang; S-2 = ... orang; S-3 = … orang

13. Mata Kuliah yg Diampu

1 Sistem Informasi

2 Sistem Informasi Manajemen

A. Pendidikan

No Universitas dan Lokasi Tahun Selesai

Bidang Studi 1. Institut Teknologi 10

Nopember Surabaya

1997 Teknik Fisika (Instrumentasi) 2. Institut Teknologi 10

Nopember Surabaya

2006 Teknik Informatika

B. Pengalaman Pengmas

No Pegabdian Masyarakat Tahun

1 Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia pada Guru RSBI/Akselerasi se-Jawa Timur

2009 2 Pelatihan Aplikasi Multimedia dengan Menggunakan Program

Swishmax untuk Pembuatan Media Pembelajaran

2010 3 Pembuatan Blog untuk Guru-guru Bahasa Inggris Kotamadya

Surabaya dengan Memanfaatkan Fasilitas Web Blog Guru Indonesia (www.guru-indonesia.net)

2011

4 Pelatihan Pemanfaatan Blog sebagai Media Kolaborasi Pembelajaran pada Guru Matematika SMP se-Surabaya

2012 5 Pemanfaatan Aplikasi Freeware Hot Potatoes untuk

Membantu Proses Evaluasi Pembelajaran SMA Negeri I Kauman Tulungagung

(34)

28 C Lokakarya

No Judul Artikel Jurnal Tahun

1 Workshop Pembuatan media pembelajaran berbasis multimedia untuk MKWU (Pembicara)

2012 2 Workshop Implementasi e-learning Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga (Pembicara)

2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak- sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah IbM Dikti

Surabaya, 30 Oktober 2014 Hormat Saya,

Taufik, ST, M.Kom

(35)
(36)

Gambar

Gambar Metode Pemecahan Masalah Permasalahan pembelajaran e-learning berbasis ICT Pemecahan  masalah dengan transfer metode e-learning
Tabel  5.1  Penyusunan  Program  Pengmas  IbM  E-learning    bagi  Guru-Guru  di  MA  Negeri  1  Gresik dan SMA Assa’adah Gresik untuk Mewujudkan Konsep Sekolah Berbasis Teknologi  Informasi dan Komputer

Referensi

Dokumen terkait

trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda..

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan data pasien terapi kanker payudara menggunakan sinar-X 6 MV, dapat disimpulkan bahwa asas optimasi untuk proteksi radiasi pada

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan Judul Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode Risk Based Bank Rating Pada PD

Langkah selanjutnya yaitu megumpulkan warga dan memulai perencanaan untuk perubahan dalam hal tersebut sudah ada kesepakatan, dengan cara masyarakat berpendapat

Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa kendala dalam menggunakan e-learning yaitu: banyak guru yang belum mengenal adanya fasilitas e-learning, belum semua siswa paham dan

OUTPUT SPSS REGRESI LOGISTIK ORDINAL (aitem nomor 28 BFI versi Indonesia). * SPSS SYNTAX

Pengujian pengaruh Pertumbuhan Kredit terhadap Profitabilitas berdasarkan hasil dar analisis dapat dilihat bahwa Pertumbuhan Kredit (X3) sebagai variabel bebas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengelolaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Soppeng berdasarkan