• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakar Universitas Sam Ratulangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kesehatan Masyarakar Universitas Sam Ratulangi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

47

TELAAH KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA PENGANGKUT

SAMPAH DI KOTA MANADO DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA

Anjelia Larang*, Johan Josephus**, Rizald Rompas**

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

**Fakultas Kesehatan Masyarakar Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Pertambahan penduduk dunia setiap tahunnya telah mendorong kebutuhan pangan, papan dan kesehatan. Lingkungan kerja yang penuh oleh debu, uap, gas dan lainnya yang disatu pihak mengganggu produktifitas dan mengganggu kesehatan dipihak lain. Hal ini sering menyebabkan gangguan pernafasan ataupun dapat mengganggu kapasitas vital paru. Dalam kondisi tertentu, debu merupakan bahaya yang dapat menyebabkan pengurangan kenamanan kerja, gangguan penglihatan, gangguan fungsi faal paru bahkan dapat menimbulkan keracunan umum. Tujuan riset ialah untuk menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah di Kota Manado.

Riset ini adalah riset survei analitik. Waktu riset ini bersifat cross sectional. Populasi riset ialah pekerja pengangkut sampah di kota Manado dengan total populasi 276 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen riset menggunakan kuesioner dan alat spirometri. Analisis data yang dipakai ialah uji Chi Kuadrat, Korelasi Pearson dan uji Regresi Linear Ganda.

Hasil riset menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi rokok (p=0,000), Umur (p=0,000), status Gizi (p=0,004), Massa Kerja (p=0,000) dengan kapasitas vital paru sedangkan penggunaan alat pelindung diri (p=0,400) ditemukan hubungan yang tidak bermakna dengan kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah di kota Manado. Faktor paling dominan berhubungan dengan kapasitas vital paru ialah konsumsi rokok (p=0,000 dan B -,750).

Kesimpulan dari riset ini Konsumsi rokok, umur, status gizi dan massa kerja merupakan faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah di kota Manado. Konsumsi rokok merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh pada kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah di kota Manado. Saran yang dapat diberikan ialah pentingnya menerapkan pola hidup sehat dengan tidak merokok, memakan makanan yang sehat dan menggunakan alat pelindung diri untuk mengurangi faktor resiko berkurangnya fungsi paru. Kata kunci: Faktor penyebab, Kapasitas paru-paru

(2)

48

ABSTRACT

The increasing of world population every year has driven the need for food, shelter and health. The work environment is filled with dust, steam, gas and other which in one hand can disrupt productivity and damage the health on the other hand. This often leads to respiratory problems or disruption of vital lung capacity. Under certain conditions, the dust is a hazard that can lead to reduction in work safety, impaired vision, impaired function of pulmonary and also can cause general poisoning. The purpose of this research is to analyze factors associated with lung vital capacity in the garbage workers in Manado city.

Methods used in this research is analytic survey with cross sectional approach. The population is garbage workers in Manado city with total population of 276 people. Sampling using purposive sampling method with the inclusion and exclusion criteria. Instruments used in this research are questionnaires and spirometry. Data in this research were analyzed by using Chi Square test, Pearson correlation and Multiple Linear Regression.

Results showed that there was significant relationship between tobacco consumption (p = 0.000), age (p = 0.000), nutrition status (p = 0.004), work period (p = 0.000) with lung vital capacity while the use of personal protective equipment (p = 0,400) has no significant association with lung vital capacity in the garbage workers in Manado city. The most dominant factor associated with lung vital capacity is tobacco consumption (p = 0.000 and B = 750).

Conclusion of this research is tobacco consumption, age, nutritional status and work period are several factors that affects the lung vital capacity in the garbage workers in Manado city. Tobacco consumption is the most dominant factor associated with lung vital capacity in the garbage workers in Manado city. Suggestion from this research is the importance of a healthy lifestyle by not smoking, eating a healthy diet and the use of personal protective equipment to reduce risk factors for prevention in reduced lung function.

Keywords: Causing factors, lung vital capacity

PENDAHULUAN

Pertambahan penduduk dunia setiap tahunnya telah mendorong kebutuhan pangan, papan dan kesehatan. Artinya terjadi korelasi positif antara pertumbuhan penduduk dengan permintaan kebutuhan hidup yang layak, dengan demikian pertambahan penduduk naik maka grafik kebutuhan hidup naik juga. Konsekuensi kenaikan grafik tersebut berimplikasi kepada

pertumbuhan penduduk indutri dan teknologi.

Data dari kementrian kesehatan tahun 2014 dari International Labour Organization (ILO) telah mencatat di tahun 2012 angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta kasus setiap tahun, kemudian di tahun 2013 ada 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat

(3)

49

kerja. Angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK) terus bertambah setiap tahun dan perlu mendapat perhatian yang serius dari organisasi kesehatan dunia. Kemajuan dalam bidang industri di Indonesia memberikan berbagai dampak positif yaitu terbukanya lapangan kerja, semakin baiknya sarana transportasi dan komunikasi serta meningkatnya taraf sosial ekonomi masyarakat. Suatu kenyataan dapat disimpulkan bahwa perkembangan kegiatan industri secara umum juga merupakan sektor yang potensial sebagai sumber pencemaran yang akan merugikan bagi kesehatan dan lingkungan (Khumaidah, 2009).

Lingkungan kerja yang penuh oleh debu, uap, gas dan lainnya yang disatu pihak mengganggu produktifitas dan mengganggu kesehatan dipihak lain. Hal ini sering menyebabkan gangguan pernafasan ataupun dapat mengganggu kapasitas vital paru (Suma‟mur, 2009). Dalam kondisi tertentu, debu merupakan bahaya yang dapat menyebabkan pengurangan kenamanan kerja, gangguan penglihatan, gangguan fungsi faal paru bahkan dapat menimbulkan keracunan umum (Depkes RI, 2003).

Paru dan saluran napas merupakan organ dan sistem dalam tubuh manumur yang berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga sangat berpotensi terkena berbagai macam penyakit akibat pajanan bahan berbahaya di udara (Ikhsan, 2009). Pencemaran udara terbesar berasal dari asap buangan kendaraan bermotor, kendaraan bermotor hamper menyumbang 100% timbal, 70,5% karbon, serta 1,33% partikel. Berbagai pencemaran udara tersebut akan memberikan efek yang sangat buruk terutama terhadap

sistem pernafasan (Wardana, 2004). Riset di Australia menunjukan bahwa kendaran memiliki kontribusi sampai 60% terhadap pencemaran udara terutama pada musim panas (Putra, 2014).

Pekerjaan pengangkut sampah mempunyai potensi risiko yang cukup besar dalam pekerjaannya saat mengambil sampah. Beberapa contoh yang juga dapat memberikan ilustrasi dari risiko tersebut antara lain pecahan kaca, tepian kaleng yang tidak terpotong dengan aman. Kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat, tidak aman dan tidak digunakannya alat pelindung diri (APD) merupakan faktor-faktor terjadinya peningkatan kecelakaan kerja. Pekerja pengangkut sampah bekerja 8 jam perhari sesuai dengan jam kerja yang ditentukan, mereka mengangkut sampah-sampah yang ada disetiap tempat pembuangan sampah sementara dan dibawah ke tempat pembuangan akhir. Setiap hari mereka terpapar gas-gas kendaraan yang berbahaya di jalan. Paparan CO terhadap manusia apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut ke peredaran darah dan akan langsung menghalangi masukknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.

Pengangkut sampah rentan terhadap ancaman kecelakaan dan keselamatan kerja, yang salah satu satunya mengakibatkan kapasitas vital paru menurun. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan riset mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pengangkut sampah dikota Manado. Diharapkan hasil dari riset ini dapat dijadikan sebagai wacana atau pandangan awal agar faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru

(4)

50

pada pengangkut sampah dikota Manado ini dapat diperhatikan oleh para pengambil keputusan khususnya di dinas kebersihan dan pertamanan kota Manado sehingga meminimalisasi, dan mungkin meniadakan potensi-potensi bahaya yang mungkin timbul dan mengancam jiwa dan kehidupan para pekerja penganggkut sampah di kota Manado.

Metode Riset

Desain riset yang dilakukan pada riset ini ialah riset survey analitik menggunakan rancangan studi cross sectional. Riset ini dilaksanakan di tempat pembuangan sampah akhir Sumompo. Waktu pelaksanaan riset ini dilakukan mulai bulan September 2015 hingga bulan Mei 2016.

Populasi dalam riset ini yaitu semua pekerja pengangkut sampah di kota Manado. Pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak (non probability sampling) dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling didasarkan pada pertimbangan/kriteria peneliti sesuai maksud dan tujuan riset. Penentuan sampel mengikuti kritera inklusi dan eksklusi sampel. Peubah bebas yang diteliti dalam riset ini yaitu konsumsi merokok, umur, status gizi, massa kerja sedangkan peubah terikat yang diteliti dalam riset ini yaitu kapasitas vital paru. Sumber data dalam riset ini yaitu data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dan pengukuran dengan spirometer pada subyek riset dengan menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari profil dinas kebersihan dan pertamanan kota Manado. Petugas wawancara (interviewer) yaitu peneliti sendiri dibantu oleh beberapa

tenaga terampil yang terlebih dahulu akan dilatih. Instrumen riset merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan riset.

Analisis univariat dilakukan secara deskriptif untuk melihat karakteristik masing-masing peubah yang diteliti. Data kategorik akan dilihat distribusi frekuensi dengan ukuran persentase atau proporsi. Hasil analisis data akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis antara peubah bebas dengan peubah terikat dengan penggunaan tabel 2 x 2. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Kuadrat (Chi Square) dan Korelasi Pearson dengan tingkat kepercayaan (Confidence Interval) 95%, dengan α = 0,05 . Dasar pengambilan keputusan ialah dengan ketentuan apabila p-value < 0,05 maka H0 ditolak artinya terdapat hubungan yang bermakna antara peubah bebas dengan peubah terikat, jika p-value > 0,05, maka H0 gagal ditolak artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara peubah bebas dengan peubah terikat (Riyanto, 2011). Analisis multivariat yang dilakukan dalam riset ini adalah analisis regresi linear ganda. Teknik regresi logistik merupakan teknik statistik yang tepat ketika peubah terikat berbentuk numerik dan kategorik dan peubah bebas dapat berbentuk numerik (Latan, 2014).

Hasil dan Pembahasan

1. Gambaran umum lokasi Riset

Tempat pembuangan akhir (TPA) Sampah Sumompo merupakan tempat pembuangan sampah TPA sampah tertua di

(5)

51

kota Manado yang terletak di Kecamatan Tuminting.

TPA ini telah menjadi sumber penghidupan para pemulung di lokasi ini yang dibangun sejak tahun 1972. Dengan demikian keberadaan TPA ini sudah 43 tahun lamanya. Luas TPA sampah Sumompo saat ini 10 hektar, sebelumnya berjumlah 6 hektar namun dengan kondisi bertambahnya produksi sampah dari tahun ke tahun maka diadakan penambahan luas sejumlah 4 hektar dengan pembebasan lahan yang sudah selesai dilaksanakan. Dengan adanya pembebasan lahan ini direncanakan akan dibuat system landfill. Pengembangan sistem sanitari landfill ini merupakan metode pemusnahan sampah dengan membuang dan menumpuk

sampah ke suatu lokasi yang cekung (lubang), memadatkan sampah tersebut kemudian menutupnya dengan tanah. Metode ini dapat menghilangkan polusi udara dan lingkungan (Anonimous, 2015).

2. Analisis Univariat

Analisis univariat dalam riset ini terdiri dari distribusi responden menurut pendidikan, umur, masa kerja, status gizi dilihat dari IMT (Indeks Masa Tubuh), Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri), Konsumsi Rokok dan Kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah di kota Manado. Tabel Univariat dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Analisis Univariat

No Peubah Jumlah (n) Persentase (%)

1 Konsumsi Merokok 0 15 14.3 1-10 57 54,3 11-20 30 28,6 21-30 3 2,8 2 Umur <39 Tahun 52 54,6 >39 Tahun 53 56,4 3 Status Gizi <18.5 5 4,9 18,6-24.,9 43 40,9 >25 57 54,2 4 Massa Kerja 1-10 Tahun 63 60 11-20 Tahun 30 28,6 21-30 Tahun 12 11,4 1-10 Tahun 63 60 5 Penggunaan APD

(6)

52

Mengunakan 5 4,7

Tidak Mengunakan 100 95,3

6 Kapasitas Vital Paru

≥ 80 % Normal 10 9.5

60 – 79 % Ringan 60 57,2

≤ 51 - 59% Sedang 27 25,7

≤ 50% Berat 8 7,6

Jumlah responden yang merokok 1-10 batang perhari ada 57 orang, 11-20 batang perhari ada 30 orang dan yang merokok 21-30 batang perhari ada 3 orang. jumlah responden yang memiliki umur kurang dari 39 tahun 52 orang (54,6%) dan lebih dari 39 tahun ada 53 orang (56,4%). Responden yang mempunyai IMT <18,5 ada 5 orang (4,9%), 18,6-24,9 ada 43 orang (40,9%) dan responden yang mempunyai IMT >25 ada 57 orang (54,2%). Responden yang memiliki masa kerja 1-10 tahun ada 63 orang (60%), 11-20 tahun ada 30 orang (28,6%), 21-30 tahun ada 12 orang (11,4%). Responden yang menggunakan alat pelindung diri ada 5 orang (4,7%) dan

responden yang tidak menggunakan alat pelindung diri ada 100 orang (95,3%). Responden yang mempunyai kapasitas vital paru normal ada 10 responden (9,5%), yang mengalami gangguan ringan 60 responden (57,2%), yang mengalami gangguan sedang ada 27 responden (25,7) dan yang mengalami gangguan berat ada 8 reponden (7,6%).

3. ANALISIS BIVARIAT

Hasil analisis hubungan antara peubah bebas, Konsumsi rokok, umur, status gizi, massa kerja dengan kapasitas vital paru pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis hubungan antara peubah bebas, Konsumsi rokok, umur, status gizi, massa kerja dengan kapasitas vital

Peubah Koefisien Korelasi ( r) p value

Konsumsi rokok dan KVP -,573 0,000*

Umur dan KVP -,385 0,000*

Status Gizi dan KVP -,278 0,004*

Masa Kerja dan KVP -,357 0,000*

Keterangan: *Bermakna secara statistik (p < 0,05)

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari hasil analisis hubungan antara peubah bebas dan peubah terikat. Analisis hubungan antara konsumsi rokok dan kapasitas vital paru menunjukan bahwa r = -,573 dan nilai p =

0,000 hal itu menunjukan hubungan antara Konsumsi rokok dan kapasitas vital paru menunjukan hubungan kuat menurut Colton (Hastono, 2006b) dan berpolah negatif artinya semakin banyak konsumsi rokok pekerja semakin rendah kapasitas vital paru pekerja pengangkut sampah di kota Manado.

(7)

53

Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara Konsumsi rokok dan kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah dikota Manado (p= 0.000). Hasil riset di dapatkan sampel 105 orang dan 90 orang diantaranya merokok. Berdasarkan riset The Institute for Health Metrics and Evaluation yang dilakukan pada tahun 1980-2012 menyebutkan bahwa jumlah perokok Indonesia dalam 30 tahun terakhir sebesar 57% sedangkan pada tahun 2013 trjadi kenaikan sebesar 10% menjadi 67% (Anonimous 2014). Hal ini disebabkan karena keinginan responden yang sendiri untuk merokok, misalkan untuk meningkan harga diri, menghabiskan waktu senggang pada saat istirahat, berada dalam kondisi stress dan lain-lain. Sebagian besar dari para pekerja tidak tau tentang dampak dari merokok terhadap kesehatan paru-paru pekerja apalagi mereka terpapar asap kendaraan setiap hari. Pekerja tidak mendapat pengetahuan atau penyuluhan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan paru baik dari pihak dinas kebersihan dan pertamanan kota Manado. Menurut Meita (2012), Konsumsi rokok dapat menimbulkan gangguan paru karena zat toksin yang terdapat pada rokok lama-kelamaan akan terakumulasi dalam tubuh terutama pada paru-paru. Jumlah alveolus fungsional yang berperan dalam proses respirasi akan berkurang yang kemudian akan mengakibatkan penurunan fungsi dari organ paru-paru dan juga penurunan pada kapasitas vital paru.

Hasil riset menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dan kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut

sampah dikota Manado dengan p < 0.000 dengan nilai korelasi ( r ) -.370 dan nilai p= 0.000 jadi terdapat hubungan antara umur dan kapasitas vital paru menunjukan hubungan yang sedang dan berpola negatif artinya semakin bertambahnya umur maka kapasitas vital paru semakin berkurang. Umur berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin tua umur seseorang semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru (Suyono, 2001). Fungsi pernafasan dan sirkulasi darah akan meningkat pada masa anak – anak dan mencapai maksimal pada umur 20 – 30 tahun, kemudian akan menurun kembali sesuai pertambahan umur. Kekuatan otot maksimal pada umur 20 – 40 tahun dan akan berkurang sebanyak 20% setelah umur 40 tahun. Gangguan sistem pernafasan ini akan menurunkan kemampuan fungsi paru, dimana gangguan terhadap penurunan fungsi paru ini dapat diketahui dari volume paru. Volume paru itu sendiri digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kondisi faal paru apakah masih dalam kondisi yang prima ataukah tidak. Riset yang dilakukan oleh Abdullah pada tahun 2014 menunjukan ada hubungan yang signifikan antara umur dan kapasitas vital paru.

Analisis hubungan antara status gizi dan kapasitas vital paru menunjukan r = -,278 dan nilai p = 0,004, hal itu menunjukan hubungan antara status gizi dan kapasitas vital paru menunjukan hubungan sedang menurut colton (Hastono, 2006b) dan berpolah negativ artinya semakin tidak normal indeks masa tubuh pekerja semakin rendah kapasitas vital paru pekerja pengangkut sampah di kota Manado. Hasil uji statistik didapatkan ada

(8)

54

hubungan yang signifikan antara status gizi dan kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah dikota Manado (p= 0,004). Menurut Bottai et al (2002), suatu riset disimpulkan bahwa peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) harus diperhatikan untuk mengevaluasi efek fungsi pernafasan. Dengan demikian tidak tertutup kemungkinan adanya korelasi nyata antara berat badan dengan gangguan fungsi respirasi dan fungsi paru-paru menunjukkan hubungan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Fungsi paru akan menunjukkan penurunan ketika seseorang mengalami skor Indeks Massa Tubuh rendah dan skor Indeks Massa Tubuh tinggi. Sementara fungsi paru individu dengan skor Indeks Massa Tubuh normal tetap baik. kelebihan berat badan berhubungan secara bermakna dengan disfungsi paru. Sejumlah penurunan fungsi paru terjadi pada nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kategori obesitas derajat sedang.

Analisis hubungan antara massa kerja dan kapasitas vital paru menunjukan r = -,357 dan nilai p = 0,000, hal itu menunjukan

hubungan antara masa kerja dan kapasitas vital paru menunjukan hubungan sedang menurut colton (Hastono, 2006b) dan berpolah negatif artinya semakin bertambah lama masa kerja semakin rendah kapasitas vital paru pekerja pengangkut sampah di kota Manado. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dan kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah dikota Manado (p= 0,000). Hal ini sejalan dengan riset Anugrah pada tahun 2013 di Semarang, pada peneltian itu terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dan kapasitas vital paru, juga riset yang dilakukan oleh Abdulla pada pekerja pengangkut sampah di Gorontalo bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dan kapasitas vital paru. Riset yang dilakakukan oleh latif (2006) Tidak ada korelasi yang signifikan (P>0,05) antara lama bekerja dengan kapasitas vital paru pada pekerja di SPBU Sampangan Semarang. Hasil analisis hubungan antara peubah penggunaam alat pelindung diri dengan kapasitas vital paru pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil analisis hubungan antara peubah penggunaam alat pelindung diri dengan kapasitas vital Penggunan

APD

Kapasitas Vital Paru

Total Nilai Normal Tidak P N N N Menggunakan 4 1 5 0,400 Tidak 9 91 100 Jumlah 13 91 105

Hasil riset ini menggunakan uji statistik chi square tidak menunjukan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara status pengguaan APD dan kapasitas vital paru pada

(9)

55

pekerja pengangkut sampah dikota Manado dengan p > 0,005 dengan jadi tidak terdapat hubungan pengguaan APD dan kapasitas vital paru. Penetian yang dilakukan oleh Bangun (2008) menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan alat pelindung diri dan kapasitas vital paru. Pekerja tidak menggunakan masker karena melihat rekan kerja tidak menggunakan masker, dan tidak ada pengawasan maupun aturan dari pihak dinas kebersihan dan pertamanan kota Manado untuk menggunakan masker pada saat bekerja. Walaupun dalam riset ini tidak ditemukan adanya hubungan antara penggunaan masker dengan kapasitas vital paru bukan berarti penggunaan masker tidak penting. Pencegahan merupakan merupakan tindakan yang paling penting. Pencegahan

yang efektif harus dilakukan melalui program kesehatan dan keselamatan kerja, salah satu sasarannya adalah menggunakan alat pelindung diri masker selama dalam lingkungan kerja yang bermanfaat melindungi pekerja dari zat-zat berbahaya di udara. Penggunaan masker mengurangi pemaparan debu dalam paru, alat tersebut berfungsi sebagai penyaring udara pernafasan, sehingga kerusakan paru dapat dihambat.

4. ANALISIS MULTIVARIAT

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara semua peubah bebas dengan Kapasitas vital paru. Jenis analisis multivariat yang digunakan ialah uji regresi linear ganda. Model terakhir analisis multivariat dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Model Akhir Analisis Regresi Linear Ganda Peubah Konsumsi Rokok, Umur, Status Gizi dengan Kapasitas vital paru

Peubah R Koef B Sig

Umur

0.483

-,278 0,000

Konsumsi rokok -,541 0,000

Status gizi -,236 0,002

Tabel 4 dapat dianalisis untuk melihat peubah yang berhubungan dengan kejadian menunjukan nilai R square sebesar 0,483 artinya ke tiga peubah independent dapat menjelaskan peubah kapasitas vital paru sebesar 48,3% sedangkan sisanya dijelaskan oleh peubah lain. Uji regresi linear ganda ketika seluruh varibel telah memiliki nilai p < 0,005 dengan demikian permodelan telah selesai. Nilai p untuk

peubah umur 0,000, Konsumsi Merokok sebesar 0,000 dan status gizi sebesar 0,002 yang artinya ketiga peubah ini semuanya berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah di kota Manado karena p <0,005. Pada Tabel 4 menunjukan nilai koef B untuk untuk peubah umur ,278 kebisaan merokok -,541 dan status gizi -,236. Dilihat dari nilai standart koef B menunjukan bahwa

(10)

56

kebisaan merokok merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah dikota Manado. Setiap kenaikan umur maka terjadi penurunan 0,214 fungsi paru, setiap konsumsi rokok maka terjadi penurunan fungsi paru sebesar 0,765 dan setiap pertambahan berat badan terjadi penurunan fungsi paru sebanyak 0,446. Merokok merupakan peubah yang paling dominan berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah dikota Manado.

Jika dilihat dari koef B peubah merokok memiliki hubungan yang paling dominan dengan kapasitas vital paru. Konsumsi rokok dapat menyebabkan kerusakan pada sistem respirasi dan menimbulkan gangguan pada paru. Pengaruh lingkungan juga mempengaruhi kebiasaabn merokok pekerja, misalkan melihat rekan kerja merokok, memiliki anggota keluarga lain yang mempunyai Konsumsi rokok, faktor pergaulan dan lain-lain. Dan dari pihak dinas kebersihan dan pertamanan kota Manado tidak pernah menghimbau atau melarang mereka untuk berhenti merokok atau tidak merokok selama mereka bekerja dan dalam lingkungan kerja.

KESIMPULAN

1. Semakin bertambahnya umur maka kapasitas vital paru semakin menurun pada pekerja pengangkut sampah dikota Manado

2. Semakin banyak mengkonsumsi rokok maka kapasitas vital paru semakin berkurang

3. Semakin status gizi tidak normal maka kapasitas vital paru semakin berkurang

4. Semakin lama masa kerja maka kapasitas vital paru semakin menurun. Pekerja dengan masa kerja lebih lama mempunyai peluang untuk berkurangnya kapasitas vital paru

5. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan alat pelindung diri dan kapasitas vital paru

6. Merokok merupakan peubah yang paling dominan berhubungan dengan kapasitas vital paru

SARAN

1. Untuk Ilmu Pengetahuan

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan faktor-faktor yang berhubungan dengan kapaistas vital paru terutama di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja sekaligus sebagai bekal untuk mengadakan riset lebih lanjut, dalam rangka mengembangkan ilmu kesehatan kerja sebagai spesialisasi bidang yang penulis tekuni.

b. Publikasi ilmiah yang bermanfaat bagi masyarakat

2. Bagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Manado

a. Memperhatikan kesehatan pekerja pengangkut sampah karena mereka sangat beresiko terkena penyakit

(11)

57

b. Menyediakan alat pelindung diri bagi

pekerja pengangkut sampah di kota manado

c. Memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok karena merokok merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kapasitas vital paru pada pekerja pengangkut sampah di kota manado

3. Bagi Para Pekerja Pengangkut Sampah Mengetahui faktor-faktor resiko penyakit apa saja yang berhubungan dengan pekerjaan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anomimous. 2015. Profil Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Manado tahun 2015. Manado 2. Anomimous.2014. Global Health

Case Competion. Developing tobacco strategis province of Indonesia. Birmingham: Sparkman Centre for Global Health

3. Bangun, U. 2008. Analisis Epidemiologi Pneumikosis Berdasarkan X Ray paru klasifikasi standart International Labour Organization (ILO) pada pekerja tambang batu PT. A di bandung jawa barat. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia

4. Bottai M, Pistelli F, Di Pede F, Carrozzi L, Baldacci S, Matteelli G, 2002 et.al.

Longitudinal changes of body mass index, spirometry and diffusion in a general population. Eur Respir J; 20: 665–6.

5. Depkes RI, 2003. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC

6. Hastono, S. P. 2006a. Modul Pertama: Pengolahan data dan Uji instrument. Jakarta: FKM Universitas Indonesia

7. Hastono, S. P. 2006b. Modul kedua: Analisis Univariat dan Analisis Bivariat . Jakarta: FKM Universitas Indonesia

8. Hastono, S. P. 2006c. Modul ketiga: Analisis Multivariat . Jakarta: FKM Universitas Indonesia

9. Iksan, ddk. 2009. Bunga Rampai Penyakit Paru Kerja dan

Lingkungan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

10. Khumaidah. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Mebel PT. Kota Jati Furnindo Desa Suwawal Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Thesis, Universitas Diponogoro, Semarang.

11. Latan, H., 2014. Aplikasi Analisis Data Statistik untuk Ilmu Sosial Sains dengan IBM SPSS. Penerbit Alfabeta. Bandung.

12. Latif, R. 2006. Hubungan antara masa kerja dan kapasitas vital paru. Semarang: Jurnal kesehatan masyarakat universitas Semarang 13. Meita, A. 2012. Hubungan paparan

debu dengan kapasitas vital paru pada pekerja penyapu pasar johar kota semarang. Jurnal Kesehatat Masyarakat.

(12)

58

14. Suma’mur, P. K. 2009. Higeine

Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Toko Gunung Agung 15. Suyono, Joko. 2001. Deteksi Dini

Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC

16. Putra, P. 2012. Hubungan antara umur, lama kerja daqn Konsumsi

rokok dengan fungsi paru juru parkir di jalan pandanaran semarang. Semarang: Jurnal Kedokteran. Vol I

17. Wardana, W. A. 2004. Dampak Pencemaran lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi

Gambar

Tabel 1. Analisis Univariat
Tabel 2. Hasil analisis hubungan antara peubah bebas, Konsumsi rokok, umur, status gizi,  massa kerja dengan kapasitas vital
Tabel 3   Hasil analisis hubungan antara peubah penggunaam  alat pelindung diri dengan kapasitas vital  Penggunan
Tabel 4.  Model  Akhir  Analisis  Regresi  Linear  Ganda  Peubah  Konsumsi  Rokok,  Umur,  Status Gizi dengan Kapasitas vital paru

Referensi

Dokumen terkait

 Premium  Solar  Pertamax  Pertamax Plus  Bio Pertamax Banyaknya kandungan CO yang dihasilkan dari tiap jenis kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang digunakan

Proses penambahan fonem terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dengan bentuk dasarnya yang terdiri dari satu suku, proses penambahan fonem terdapat 2 kata dasar.. Dan

Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan bagi perusahaan untuk menjalankan perusahaannya secara berkelanjutan, yang salah satunya adalah dengan

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat

Pengujian kedua menggunakan turbin aliran silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 24 yang dibuat dari pipa dibelah, runner yang digunakan ini adalah runner yang dibuat

Pada Tabel 3 terlihat bahwa ransum yang tertampung dalam tempat minum untuk bentuk tempat pakan yang relatif letaknya jauh dari tempat minum dengan jenis rasum kering (Tipe I vs

keuangan. Laporan keuangan berakhir pada 31 Desember. Informasi dan data yang berhubungan dengan variabel yang akan diteliti tersedia dengan lengkap. Adjusted dari model