• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PERENCANAAN MUTU TERPADU (QUALITY PLANNING) DALAM IMPLEMENTASI TQM PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PERENCANAAN MUTU TERPADU (QUALITY PLANNING) DALAM IMPLEMENTASI TQM PENDIDIKAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 0

Makalah presentasi

Jum’at, 24 Februari 2017

STRATEGI PERENCANAAN MUTU TERPADU (QUALITY

PLANNING) DALAM IMPLEMENTASI TQM PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan

“Kajian mandiri Manajemen Pendidikan”

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah dan

Dr. Waska Warta M.M.

OLEH:

Dendih

Heni Hasanah

Mukhtarom

Toto Thohir

PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

(2)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikanmakalah yang berjudul Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) Dalam implementasi TQM Pendidikan dengan dosen pengampu Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah dan Dr. Waska Warta M.M.

Laporan makalah ini terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pada bagian pendahuluan berisi gambaran isi makalah, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan laporan makalah, dan manfaat penulisan laporan makalah. Pada bagian pembahasan, menjelaskan isi laporan makalah, dan pembahasan laporan makalah. Sedangkan pada bagian penutup berisi kesimpulan makalah dan rekomendasi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan perlu adanya penyempurnaan. Oleh karena itu, sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan laporan makalah untuk kedepannya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama dosen yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan makalah ini. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan perlindungan kepada kita semua dalam melaksanakan segala apa yang menjadi tugas dan kewajiban kita. Amiiin.

Bandung, Februari 2017

(3)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 Bab I: PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penulisan Makalah 5

D. Manfaat Penulisan Makalah 5

BAB II: PEMBAHASAN 6

A.Hakikat Quality Planing dalam TQM Pendidikan

B.Manfaat Quality Planing dalam Pendidikan

C.Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing)

D.Strategi Perencanaan Monitoring dan evaluasi

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan 25

B. Rekomendasi

(4)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan kualitas pendidikan di zaman sekarang ini merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 22 tahun 1999

tentang pemerintah memberikan kewenangan kepada daerah untuk

menyelenggarakan otonomi daerah sehingga dapat membawa perubahan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bab IV pasal II ayat 2 menyatakan bahwa “pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”.

Demi terselenggaranya pendidikan yang bermutu (berkualitas), diperlukan manajemen organisasi yang bermutu pula. Salah satunya adalah dengan

menerapkan Total Quality Management. Teori kualitas berasal dari para praktisi

industri seperti F.W. Taylor (1856-1915), Shewhart (1891-1967), Edward Deming (1972), Juran, dll. Pada saat ini mulai diterapkan dalam dunia pendidikan. Philip

Kolter (1994) mengatakan : “Quality is our best assurance of custemer allegiance,

our strongest defence against foreign competition and the only path to sustair growth and earnings”.

Penerapan kualitas yang sebelumnya dikembangkan di dunia industry ternyata bisa diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Edward Salis (2008:21) berpendapat penerapan TQM yang sebelumnya digunakan di dunia industry bukan berarti metode bisnis lebih unggul dibandingkan dalam aplikasi pendidikan, lebih dari itu justru dunia bisnis dapat belajar dari metode yang diterapkan diberbagai sekolah, perguruan tinggi dan universitas.

Implementasi Total Quality Manajemen dapat terlaksana dengan baik jika diawali dengan perencanaan yang baik pula. Perencanaan yang baik, tidak terlepas dari hasil analisis, evaluasi terhadap implementasi rencana-rencana sebelumnya.

(5)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 4 Oleh karena itu Gwang-Chol Chang (2006) mengungkapkan strategi manajemen itu bagaikan siklus. Jadi setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, demikian pula dalam organisasi pendidikan.

Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi suatu organisasi yang

harus dilakukan dalam mengimplementasikan Total Quality Manajemen dalam Pendidikan. Karena melalui perencanaan yang berkualitas organisasi pendidikan dapat memilih sasaran yang tepat dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, organisasi perusahaan, juga organisasi pendidikan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam berbagai jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya berdasarkan intuisi dan firasat (dugaan). Oleh karena itu diperlukan strategi perencanaan yang berkualitas.

(6)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 5

Salah satu contoh hasil perencanaan mutu terpadu (quality planning) dalam

pendidikan di negara kita adalah RENSTRA ( Rancangan Strategis). Renstra menurut Hambani (2015) adalah suatu dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1-5 tahun sehubungan dengan tugas dan fungsi SKPD serta disusun dengan memperhitungkan perkembangan lingkungan strategis. Misalnya dalam Renstra Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2016, untuk menentukan arah kebijakan pembangunan di bidang pendidikan, diawali dengan latar belakang capaian dan permasalahan pembangunan pendidikan sebelumnya yang diperkuat berdasarkan analisis potensi dan permasalahan. Jadi dalam menentukan sebuah perencanaan diperlukan prosedur yang rasional dan sistematis. Oleh karena itu sangat diperlukan

pemahaman yang benar mengenai bagaimana menentukan strategi quality planning

yang tepat.

Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada pengertian strategi Quality Planning, manfaat dan unsur-unsur apa yang harus diperhatikan dalam melaksanakan proses menyusunnya. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa hakikat Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam implementasi

TQM Pendidikan?

2. Apa manfaat Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam

Implementasi TQM pendidikan?

3. Bagaimana Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing)?

(7)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 6

C. Tujuan Penulisan Laporan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, laporan makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Hakikat Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam implementasi

TQM Pendidikan.

2. Manfaat Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam

Implementasi TQM pendidikan.

3. Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing)?

4. Strategi Perencanaan Monitoring dan Evaluasi

D. Manfaat Penulisan Laporan Makalah

Laporan makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis laporan ini berguna sebagai

pengetahuan tentang Quality Planing dalam dunia pendidikan.

Secara praktis laporan makalah ini diharapkan:

1. Bermanfaat bagi penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep

keilmuan khususnya tentang matakuliah “Kajian Mandiri Manajemen Pendidikan”

2. Bermanfaat bagi pembaca, sebagai media informasi tentang salah satu tahapan

pending dalam mengimplementasikan Total Quality Manajemen khususnya

(8)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 7

BAB II PEMBAHASA

A. Hakikat Perencanaan Mutu (Quality Planning ) dalam implementasi TQM Pendidikan.

Perencanaan mutu dalam pendidikan pada hakekatnya merupakan tahapan

awal implementasi total quality management (TQM) yang harus diperhatikan.

Karena quality planing sangat menentukan keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan menentukan langkah perbaikan yang dapat dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan semua orang di dalam organisasi, baik manajer maupun semua staf-stafnya. Jadi perencanaan mutu terpadu pada dasarnya adalah sebuah pendekatan perencanaan untuk melakukan sesuatu yang berusaha untuk memaksimalkan keunggulan kompetetif organisasi melalui perbaikan terus menerus dalam hal produk, servis, orang, proses dan lingkungan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan yang bermutu pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan 2. Merumuskan keadaan saat ini

3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan

(9)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 8 Pada hakikatnya perencanaan yang berkualitas sebagai suatu proses dalam perumusan kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam penentuan prioritas. Dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social ekonomi suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini, diantaranya:

a. Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harus datang dari atas.

Pemimpin sekolah harus menunjukkan komitmen yang kuat dan selalu memotivasi wakil kepala sekolah dan supervisor lainnya agar selalu berupaya keras dan serius.

b. Menggembirakan pelanggan adalah tujuan TQM.

Hal ini dicapai dengan usaha yang terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, baik eksternal maupun internal. Kebutuhan pelanggan dapat diketahui dengan mengidentifikasi pandangan-pandangan mereka. Ada beberapa metode untuk melakukan hal tersebut dengan kuesioner atau dengan berbincang-bincang langsung dengan masyarakat.

c. Menunjuk fasilitator mutu.

Terlepas dari posisi individualnya dalam hirarki birokrasi, fasilitator mutu harus menyampaikan perkembangan mutu langsung kepada kepala sekolah. Tanggung jawab fasilitator adalah mempublikasikan program dan memimpin kelompok pengendali mutu dalam mengembangkan program mutu.

d. Membentuk kelompok pengendali mutu.

Kelompok ini harus merepresentasikan perhatian-perhatian kunci dan merupakan representasi dari tim manajemen senior. Perannya adalah untuk mengarahkan dan mendorong proses peningkatan mutu. Ia adalah pengembangan ide sekaligus inisiator proyek.

e. Menunjuk koordinator mutu.

Dalam setiap inisiatif dibutuhkan orang-orang yang memiliki waktu untuk melatih dan menasehati orang-orang lain. Koordinator mutu tidak mengerjakan seluruh proyek mutu. Perannya adalah untuk membantu dan membimbing tim dalam menemukan cara baru dalam menangani dan memecahkan masalah.

f. Mengadakan seminar manajemen senior untuk mengevaluasi program.

Manajemen senior akan sulit untuk terlibat dalam proses, kecuali jika mereka mendapatkan informasi yang cukup, baik dalam hal falsafah dan metode

(10)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 9 peningkatan mutu institusi. Sehingga tim menejemen senior harus mampu menurunkan pesan mutu ke tingkat bawah.

g. Menganalisa dan mendiagnosis situasi yang ada.

Proses perencanaan ini tidak bisa diremehkan karena ia sangat menentukan seluruh proses mutu. Seluruh institusi perlu menjelaskan tentang di mana posisinya dan kemana arah yang hendak dituju.

h. Menggunakan contoh-contoh yang sudah berkembang di tempat lain.

Ini bisa berupa adaptasi dari salah satu “guru” mutu, atau seorang tokoh pendidikan khusus atau mengadaptasi pola TQM yang diadopsi oleh institusi-institusi lain.

i. Mempekerjakan konsultan eksternal.

Konsultan dapat digunakan dengan salah satu empat metode utama, pertama

mereka dapat memberikan nasehat awal dan memberi petunjuk serta “merubah” tim

manajemen senior. Kedua, adalah melatih. Ketiga, konsultan bisa menjadi kritikus

hebat ketika mereka diajak untuk mempertanyakan kebijakan-kebijakan institusi. Keempat, konsultan bisa bermanfaat dalam menyusun audit formal, penilaian dan evaluasi.

j. Memprakarsai pelatihan mutu bagi para staf.

Pelatihan adalah tahap implementasi awal yang sangat penting agar staf mengetahui dasar-dasar TQM, karena mereka membutuhkan pengetahuan tentang beberapa alat kunci yang mencakup tim kerja, metode evaluasi, pemecahan masalah, dan teknik membuat keputusan. Untuk memperlancar program pelatihan, seorang manajemen senior harus terlibat langsung didalamnya.

k. Mengkomunikasikan pesan mutu.

Strategi, relevansi dan keuntungan TQM harus dikomunikasikan secara efektif. Di sana dapat terjadi banyak kesalah-pahaman tentang tujuan mutu. Program jangka panjang harus dirancang secara jelas, atau memperjelas alasan penentuan program. Pengembangan staf, pelatihan dan pembangunan tim adalah sebagian dari cara yang efektif untuk mencapai program jangka panjang tersebut.

l. Mengukur biaya mutu.

Pengukuran biaya mutu harus dilakukan untuk menyoroti upaya peningkatan mutu dan memberikan motivasi agar institusi terus berpegang pada program yang telah ditetapkan.

(11)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 10

m. Mengaplikasikan alat dan teknik mutu melalui pengembangan kelompok kerja

yang efektif.

Pendekatan ini memfokuskan diri pada pencapaian kesuksesan awal. Ia berfokus pada sesuatu yang harus ditingkatkan oleh institusi serta menyeleksi alat-alat yang tepat untuk menanganinya. Mengawali proses TQM dengan menangani masalah yang ada, dapat menghindarkan TQM dari kelumpuhan.

n. Mengevaluasi program dalam interval yang teratur.

Review dan evaluasi teratur harus menjadi bagian yang integral dalam program

B. Manfaat Perencanaan Mutu (Quality Planing)

Sejalan dengan lima prinsip unsur utama dalam penerapan Total kualitas manajemen, yaitu kepuasan pelanggan, kepemimpinan, perbaikan

berkesinambungan, respek terhadap semua orang dan manajemen berdasarkan fakta, maka perencanaan yang bermutu dapat bermanfaat dalam:

1. Berupaya memuaskan harapan pelanggan

Pelanggan adalah sosok yang dilayani dan perhatian dipusatkan pada kebutuhan mengetahui harapan para pelanggan. Untuk ini setiap yang akan melaksanakan Total kualitas manajemen harus mengetahui cirri-ciri pelanggannya, dan karena itu maka harus mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan harapan pelanggan agar bisa memuaskannya.

2. Dapat memberikan perbaikan pada proses secara sistematik

3. Dapat menggambarkan pemikiran jangka panjang demi perbaikan yang terus-menerus

4. Pengembangan sumber daya manusia 5. Komitmen pada mutu ( Slamet, 1999 )

Perencanaan Mutu (total quality) dalam memberikan manfaat yang sangat penting. Hal ini dapat dipergunkan agar :

1) Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut. 2) Tidak ada tahapan penting terlewati.

3) Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya.

Salah satu contoh dalam bidang pendidikan perencanaan pendidikan nasional dalam lima tahunan tertuang dalam RENSTRA. Dengan adanya renstra maka dapat memberikan manfaat diantaranya adalah:

(12)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 11

1. Memberikan jaminan keterlanjutan program

2. Memudahkan pimpinan baru untuk melanjutkan program

3. Perwujudan akuntabilitas dan transparansi

4. Peningkatan mutu keluaran dalam pemanfaatan APBN

C. STRATEGI PERENCANAAN MUTU TERPADU (QUALITY PLANNING)

Dalam sektor pendidikan, Gwang (2006) mengungkapkan terdapat tiga Tahapan Strategi Perencanaan dalam operasi manajemen pendidikan. Tahapan pekerjaan perencanaan terdiri dari analisis sistem, formulasi kebijakan dan perencanaan tindakan.

1. Analisis sistem

Analisis terhadap system yang ada sangat diperlukan dalam upaya mendiagnostik keberadaan organisasi pendidikan pada saat itu. Pada tahapan ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman mengenai organisasi pendidikan pada saat itu. Tahapan ini lebih dikenal sebagai analisis SWOT mengenai pendidikan.

Analisis SWOT menjadi tahapan sangat penting dalam melaksanakan quality planing. Karena hal ini akan membantu untuk mengidentifikasi isu-isu penting dalam mengidentifikasi tantangan dan untuk membangun tindakan perbaikan.

Sagala (2013: 140) menyatakan bahwa penyelenggaraan Analisis SWOT dalam sekolah dapat membantu mengalokasikan sumber daya seperti anggaran, sarana dan prasana, sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan dan sebagainya yang lebih efektif. Analisis SWOT dalam program sekolah, dapat dilakukan dengan membuat matrik SWOT. Matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan manfaat peluang), Strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan menghindari ancaman).

Boseman, at al (1989) menyebutkan (1) kekuatan adalah kemampuan

(13)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 12

industri yang bersaing (Strengths are internal competencies posessed by the

organization in comparison with its competitors); (2) kelemahan adalah kebalikannya; mereka membatasi penyelesaian tujuan-tujuan organisasi (weaknesses are atributes of the organization which tend to decrease its competence in comparison with its competitiors); (3) peluang adalah keadaan, kejadian atau situasi eksternal yang menawarkan perubahan organisasi untuk

mencapai atau melempaui tujuannya (An opportunity, on the other hand, is a

combination of circumstances, time, and place which, if accompanied by a certain course of action on the part of the organization, is likely to produce significant benefit); dan (4) tantangan atau hambatan adalah lawan dari peluang. Hambatan adalah kekuatan, faktor-faktor atau situasi eksternal yang mungkin

secara potensial menciptakan masalah, kerusakan organisasi, atau

membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuannya (A threat is a reasonably

probable event which, if it were to occur, would produce significant damage to the organization).

Dalam memperhatikan lingkungan eksternal sekolah ini diperlukan langkah atau upaya mengumpulkan informasi yang relevan dengan cara-cara yang sistematis dan melakukan evaluasi dan analisis hasil evaluasi, sehingga dapat digunakan untuk pertimbangan menentukan kebijakan selanjutnya. Analisis SWOT memungkinkan sekolah mengeksploitasi pekuang-peluang masa depan ketika melawan tantangan dan persoalan-persoalan, dan melakukan penemuan strategis pada kompetensi dan kekuatan khusus. Keseluruhan proses manajemen strategik secara konseptual menjadi analisis SWOT, sebab sebuah SWOT mungkin memberi kesan sebuah perubahan lainnya di dalam misi, tujuan, kebijakan dan strategi sekolah.

2. Desain kebijakan (Policy design)

Hasil dari tahapan analisis terhadap sistem pendidikan yang dilakukan mengarah ke pertanyaan tentang apa sektor pendidikan harus lakukan untuk mengatasi isu-isu utama, bagaimana tantangan dan peluang yang ada. Hasil pertanyaan-pertanyaan ini dapat dimanfaatkan dalam tahapan berikutnya yaitu menentukan kebijakan yang harus diambil dari keseluruhan upaya mewujudkan

(14)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 13 strategis pencapaian tujuan. Tahapan ini biasa dikenal dengan tahap perencanaan strategis disebut perumusan kebijakan.

Setelah masalah kebijakan diformulasikan, maka kini saatnya masalah tersebut dicarikan solusi berupa kebijakan publik apa yang akan diambil. Dalam proses desain kebijakan tersebut terdapat tujuh tahap sebagai berikut:

1. Tahap pengkajian persoalan. Tahap ini bertujuan untuk menemukan dan

memahami hakikat permasalahan yang berhasil diidentifikasi yang dihadapi oleh organisasi; merumuskan masalah yang dihadapi organisasi ; serta

menunjukkan hubungan kausal dari permasalahan yang berhasil

diidentifikasi.

2. Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan. Penetapan tujuan dan sasaran

kebijakan diperlukan sebagai dasar pijakan dalam merumuskan alternatif intervensi yang diperlukan serta menjadi pijakan standar penilaian apakah langkah intervensi tersebut bisa disebut “gagal” atau “berhasil”.

3. Penyusunan model. Beberapa alternatif kebijakan intervensi dituangkan

dalam bentuk hubungan kausalitas antar masalah yang dihadapi organisasi dan dirumuskan secara sederhana. Hubungan kausalitas ini disebut sebagai

model. Model tersebut bisa berupa diagram alur (flow chart) maupun diagram

panah (arrow chart). Tujuan penyusunan model tersebut dimaksudkan untuk

memudahkan analisis sekaligus memilih alternatif kebijakan intervensi mana yang harus dipilih.

4. Perumusan alternatif kebijakan. Alternatif kebijakan merupakan sejumlah alat

dan cara yang dipakai untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan baik secara langsung atau tidak. Rumusan alternatif tersebut diawali dengan penjelasan kerangka logika yang terkait dengan berbagai

kemungkinan yang muncul dalam kerangka intervensi masalah.

Kemungkinan tersebut berdampak baik positif maupun negatif. Setelah alternatif diidentifikasi, maka tiba saatnya untuk memilih alternatif yang paling berpeluang untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan sebelumnya.

5. Penentuan kriteria pemilihan alternatif kebijakan. Kriteria dan parameter yang

(15)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 14

o technical feasibility, yang menekankan pada aspek efektifitas langkah intervensi dalam mencapai tujuan dan sasaran;

o economic and financial feasibility, yang menekankan aspek efisiensi yakni

biaya dan keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan teknik cost and

benefit analysis;

o political viability, yang melihat dampak politik yang ditimbulkan berupa

tingkat aksebilitas (acceptability), kecocokan dengan nilai masyarakat

(appropriateness), responsifitas (responsiveness), kesesuaian dengan

perundangan (legal suitability), serta pemerataan (equity);

o administrative operability yang melihat dari dimensi otoritas instansi pelaksana, komitmen kelembagaan, kapabilitas staf dan dana serta dukungan organisasi.

6. Penilaian alternatif kebijakan. Melalui penilaian ini akan ditemukan alternatif

intervensi yang paling efektif, efisien, dan visibel dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu alternatif intervensi yang dipilih paling tidak harus yang efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran, yang paling efisien dalam sisi biaya dan keuntungan, yang paling bisa diterima oleh stakeholder, dan secara kelembagaan dapat dilaksanakan serta memenuhi syarat administratif. Selain itu perlu dipertimbangkan aspek etika dan filsafat sehingga alternatif tersebut tidak melanggar nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.

7. Perumusan rekomendasi kebijakan. Rekomendasi kebijakan dibuat berdasar

perolehan skor beberapa alternatif intervensi, dimana alternatif ini dinilai visibel untuk mencapai tujuan dan sasaran, memakan biaya yang optimal dengan keuntungan maksimal, diterima oleh seluruh pemangku kepentingan serta sesuai dengan etika dan nilai yang berlaku dalam masyarakat dan peraturan perundangan, dan secara kelembagaan bisa dilaksanakan. Selian itu, alternatif intervensi tersebut juga dipertimbangkan secara lebih komprehensif, holistik, integratif serta prospektif sebelum dipilih. Setelah itu, alternatif intervensi yang direkomendasikan ditetapkan dan disahkan sehingga memiliki kekuatan hukum.

(16)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 15

3. Perencanaan Tindakan (Action Planning)

Action planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program. Lebih lanjut, Action Planning merupakan penghubung antara “tataran konsep” atau cetak biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah maupun

jangka pendek. Plann of action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa

dilaksanakan. Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar bisa direncanakan.

Action plann (rencana aksi) adalah satu set tugas yang diberikan kepada individu atau tim yang berisi daftar target untuk setiap tugas serta tenggat waktu, orang yang bertanggung jawab, dan langkah-langkah untuk sukses. Rencana aksi memberikan gambaran untuk individu atau tim bagaimana kesuksesan mereka akan mempengaruhi pencapaian tujuan seluruh organisasi (Kamus Bisnis).

Perencanaan tindakan (action plann) yang baik harus dapat menjawab

enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu : 1. Tindakan apa yang harus dikerjakan

2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan 3. Dimana tindakan tersebut dilakukan

4. Kapan tindakan tersebut dilakukan

5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut 6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.

Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :

1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.

2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.

(17)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 16 3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus

dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.

4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan. 5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang

ada dalam organisasi.

Berikut ini adalah langkah- langkah untuk membuat Action Plann menurut

Hafidzah Husna (2015) dalam makalahnya, yaitu:

1. Kemukakan solusi anda dalam rangkaian goal.

Setelah kita menyepakati sebuah masalah tertentu di dalam organisasi kita, pertama kita perlu mendefinisikan solusi tersebut kedalam sejumlah goal dan objektif. Sebagai contoh , setiap goal dapat diekspresikan sebagai berikut :“ agar kita dapat . . . . kita harus . . . . “ catat setiap goal dibagian atas papan tulis atau selembar kertas.

2. Hasilkan sebuah daftar berbagai tindakan untuk setiap goal

Gunakan brain storming untuk menghasilkan sebuah daftar tindakan untuk

mencapai sebuah goal dan catat ini dibawah goal. Atur daftar tindakan yang diusulkan secara berurutan.

3. Siapkan time line

Dimulai dengan sebuah titik waktu berlabel “sekarang” dan berakhir dengan titik berlabel “tujuan tercapai”, buat time line untuk mengalokasikan tanggal date line disetiap tindakan yang telah diurutkan, yang terdaftar di bawah goal tertentu. Penting sekali bagi anda menyelesaikan urutan dan waktu secara tepat jika anda ingin meraih “tujuan tercapai” secara efektif.

4. Alokasikan sumber-sumber yang ada .

Sumber daya finansial dan SDM harus dialokasikan untuk setiap langkah tindakan. Jika sumber yang ada terbatas atau selalu kurang dari kebutuhan pada tiap apapun, mungkin sebaiknya anda kembali ke langkah sebelumnya dan merevisi action plan anda.

5. Identifikasi masalah yang kemungkinan akan muncul.

Berbagai hal yang kemungkinan tidak berjalan sesuai rencana dalam proses pencapaian goal tertentu. Daftarkan masalah-masalah tersebut dan identifikasi penyebabnya dan tindakan yang tepat untuk mengatasinya.

(18)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 17

Tindakan ini mungkin perlu ditambahkan ke slot yang sesuai di dalam time

line.

6. Kembangkan strategi untuk memantau kemajuan

Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk hal ini adalah dengan

mendaftarkan cara untuk memantau kemajuan dari action plann yang telah

dibuat.

D. STRATEGI PERENCANAAN MONITORING DAN EVALUASI

Keberhasilan sebuah program dapat diprediksi dari rencana dan evaluasi.

Seperti yang diungkapkan oleh Conor ( 1974 ) bahwa It is a process of routinely

gathering information on all aspects of the project. Agar rencana sebuah program berhasil dan sesuai harapan, manajemen harus menyiapkan monitoring dan evaluasi. Monitoring ditujukan untuk memperoleh fakta, data dan informasi tentang pelaksanaan program, apakah proses pelaksanaan kegiatan dilakukan seusai dengan

apa yang telah direncakan, seperti yang dinyatakan oleh Phil Bartle (2011) bahwa

monitoring is the regular observation and recording of activities taking place in a project or programme. Selanjutnya temuan-temuan hasil monitoring adalah informasi untuk proses evaluasi sehingga hasilnya apakah program yang ditetapkan dan dilaksanakan memperoleh hasil yang sesuai dengan rencana.

Monitoring merupakan kegiatan untuk mendeteksi program yang dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Seandainya dalam pelaksanaan suatu program mengalami masalah maka pelaksana program tersebut harus mampu mengatasinya. Monitoring terhadap perencanaan yang sedang berlangsung menjadi alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi.

“Monitoring lebih menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan” (Departemen Pendidikan Nasional: 2001). Monitoring juga lebih ditekankan untuk tujuan supervisi. Proses dasar dalam monitoring ini meliputi tiga tahap yaitu: a. menetapkan standar pelaksanaan; b. pengukuran pelaksanaan; c. menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana. Menurut Dunn (1981), monitoring mempunya empat fungsi, yaitu:

(19)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 18 1) Compliance (ketaatan). Monitoring menentukan apakah tindakan semua individu telah melaksanakan kegiatannya sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan.

2) Auditing (pemeriksaan). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah tercapai.

3) Accounting (laporan). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijakan sesudah periode waktu tertentu.

4) Explanation (Penjelasan).

Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi menggunakan data yang diperoleh dari monitoring. Dengan demikian, evaluasi adalah bagian monitoring. Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Istilah evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan penilaian. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui ketercapaian program terhadap sasaran yang ditetapkan. Jadi, evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai, sehingga evaluasi baru bisa dilakukan pada saat program telah berjalan dalam suatu periode tertentu

1. Tujuan monitoring dan evaluasi

Umpan balik dari sebuah program akan dipergunakan dalam perbaikan dan penyesuaian komponen-komponen yang tidak maksimal dalam pelaksanaan program dan bila memungkinkan perubahan skenario dapat dilakukan karena gala dalam pelaksanaan program, monitoring tujuannya adalah seperti yang dikemukan. Monitoring sangat diperlukan untuk keberhasilan sebuah program. Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang berjalan,

dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan program akan segera

mempersiapkan kebutuhan tersebut. Kebutuhan bisa berupa biaya, waktu, personel, dan alat. Pelaksanaan program akan mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan, berapa lama waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut. Dengan demikian akan diketahui pula berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan, serta alat apa yang harus disediakan untuk melaksanakan program tersebut.

Evaluasi bertujuan memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan tentang perencanaan program,

(20)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 19 keputusan tentang komponen input pada program, implementasi program yang mengarah kepada kegiatan dan keputusan tentang output menyangkut hasil dan dampak dari program kegiatan. Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk:

1) Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;

2) Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program;

3) Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;

4) Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan;

5) Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatanhambatan

selama kegiatan;

6) Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;

7) Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.

2. Fungsi Monitoring dan Evaluasi

Proses pengambilan keputusan berjalan atau berhentinya/perubahan sebuah atau beberapa program yang berkaitan dilakukan melalui proses evaluasi. Fungsi Pengawasan dalam kerangka kegiatan monitoring dan evaluasi terutama kaitannya dengan kegiatan para pimpinan dalam tugas dan tanggungjawab nya adalah sebagai berikut:

1) Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan

wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.

2) Membidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan.

3) Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelainan dan kelemahan agar tidak

terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

4) Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksanaan pekerjaan

tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.

Evaluasi menurut Moh. Rifai (1986) sebagai kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan monitoring memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Evaluasi sebagai pengukur kemajuan;

2) Evaluasi sebagai alat perencanaan;

3) Evaluasi sebagai alat perbaikan.

Dengan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa fungsi monitoring yang pokok adalah: mengukur hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan program dengan

(21)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 20 alat ukur rencana yang sudah dibuat dan disepakati; menganalisa semua hasil pemantauan (monitoring) untuk dijadikan bahan dalam mempertimbangkan keputusan serta usaha perbaikan dan penyempurnaan (Lazaruth : 1994).

3. Prinsip-prinsip Monitoring dan Evaluasi

Hal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah acuan kegiatan monitoring adalah ketentuan-ketentuan yang disepakati dan

diberlakukan, selanjutnya sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam

pelaksanaannya objektivitas sangat diperhatikan dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu sendiri. Adapun prinsip-prinsip monitoring sebagai berikut:

1) Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus

2) Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan program

organisasi

3) Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap

pengguna produk atau layanan.

4) Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk

berprestasi

5) Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku

6) Monitoring harus obyektif

7) Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.

Adapun mengenai prinsip-prinsip evaluasi, Nanang Fattah (1996)

mengemukakan ada 6 prinsip, yaitu:

1) Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut.

2) Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program harus

dievaluasi

3) Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi.

4) Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang

seharusnya diukur.

5) Prinsip penggunaan kritis

(22)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 21

4. Pendekatan dan Teknik Monitoring dan evaluasi

Teknik dalam pelaksanaan monitoring dapat dilakukan dengan melalui kegiatan observasi langsung atas proses, wawancara kepada sumber, dan kegiatan diskusi

terbatas melalaui forum group discussion untuk memperoleh klarifikasi

pelaksanaan program.

1. Pendekatan

Ada berbagai cara untuk memonitor keluaran dan dampak. Cara itu adalah

pelaporan sistem sosial (social accounting), eksperimentasi sosial (social

experimentation), pemeriksaan sosial (social auditing) dan pengumpulan

bahan untuk penelitian sosial (social research cumulation). Pendekatan ini

masingmasing mempunyai dua aspek yaitu aspek yang berhubungan dengan jenis informasi yang diperlukan (Dunn, 1981). Hal tersebut dapat digambarkan seperti dalam diagram di bawah ini: Diagram Perbandingan antara Empat Pendekatan dalam Monitoring

Keempat pendekatan ini mempunyai ciri yang bersamaan yaitu bahwa keempatnya:

1) terpusat kepada keluaran kebijaksanaan, sehingga dalam monitoring

ini sangat diperhatikan variabel yang mempengaruhi keluaran, baik yang tidak dapat dikontrol oleh pembuat kebijaksanaan (misalnya kondisi sekarang yang sudah ada), dan variabel yang dapat dimanipulasikan atau diramalkan sebelumnya;

2) berpusat pada tujuan, yaitu untuk memberikan pemuasan kebutuhan,

(23)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 22

3) berorientasi pada perubahan. Tiap-tiap pendekatan itu berusaha untuk

memonitor perubahan dalam suatu jangka waktu tertentu, baik dengan menganalisis perubahan unjuk kerja antara beberapa program yang berbeda atau yang sama beberapa variabelnya, atau kombinasi antara keduanya;

4) memungkinkan klasifikasi silang keluaran dan dampak berdasarkan

variabel-variabel lain termasuk variabel yang dipergunakan untuk

memonitor masukan kebijaksanaan (waktu, uang, tenaga,

perlengkapan) dan proses kebijaksanaan (aktivitas, dan sikap administratif, organisasi dan politis yang diperlukan untuk transformasi masukan kebijaksanaan menjadi keluaran), dan (5) berhubungan dengan aspek pelaksanaan kebijaksanaan secara obyektif maupun subyektif. Indikator obyektif didasarkan atas data baru yang diperoleh melalui survei sampel atau studi lapangan (Dunn, 1981).

2. Teknik

a. Observasi

Observasi ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung, sehigga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau obyek yang ada diobservasi dan dapat dilihat. Semua kegiatan dan obyek yang ada serta kondisi penunjang yang ada mendapat perhatian secara langsung.

b. Wawancara dan angket

Wawancara adalah cara yang dilakukan bila monitoring ditujukan pada seseorang. Instrumen wawancara adalah pedoman wawancara. Wawancara itu ada dua macam, yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.

c. Forum Group Discution (FGD)

FGD adalah proses menyamakan persepsi melalaui urun rembug terhadap sebuah permasalahan atau substansi tertentu sehingga

diperoleh satu kesamaam (frame) dalam melihat dan mensikapi hal-hal

(24)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 23 Schedulling Network Te=A+4M+B

Te=Time Estimated A= Waktu Optimis B=Waktu Pesimis

M=Waktu yang paling mungkin

5. Proses Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan mengikuti langkah langkah, pertama melakukan perencanaan kegiatan, dimana langkah dan prosedur serta komponen isi yang akan dImonitoring dan dievaluasi, disiapkan dengan baik; kedua pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasinya itu sendiri; dan ketiga melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk laporan tertulis sebagai bahan untuk evaluasi dan balikan atas program-program yang sudah dilakukan.

1. Tahap Perencanaan

Persiapan dilaksanakan dengan mengidentifikasi hal-hal yang akan dimonitor, variabel apa yang akan dimonitor serta menggunakan indikator mana yang sesuai dengan tujuan program. Rincian tentang variabel yang dimonitor harus jelas dulu, serta pasti dulu batasannya dan definisinya. “Variabel adalah karakteristik dari seseorang, suatu peristiwa atau obyek

(25)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 24 yang bisa dinyatakan dengan data numerik yang berbeda-beda.” (William N Dunn: 2000).

2. Tahap Pelaksanaan

Monitoring ini untuk mengukur keterampilan guru dalam menggunakan metode mengajar. Setelah memastikan definisi yang tepat tentang variabel yang dimonitor serta indikatornya, maka laksanakan monitoring tersebut. Adapun indikator yang diukur dalam melihat persiapan mengajar adalah :

1) Adanya tujuan pembelajaran umum dan khusus;

2) Kesesuaian memilih metode untuk tujuan pembelajaran yang disusun;

3) Penggunaan sarana atau media mengajar;

4) Kesesuaian metode dengan media yang akan digunakan;

5) Adanya tahapan evaluasi dan alat evaluasinya;

6) Kesesuaian metode dengan alat evaluasi;

7) Kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran;

Monitoring pada waktu pelaksanaan program pembelajaran, indikator dan proses yang dilakukan adalah :

1) Ketetapan dan pengelolaan waktu;

2) Ketepatan penggunaan metode yang digunakan;

3) Adanya penjelasan yang sesuai dengan penggunaan metode;

4) Penggunaan media yang sesuai dengan harapan metode;

5) Melaksanakan evaluasi pembelajaran;

6) Adanya tindak lanjut dari program tersebut;

Monitoring pada pasca program, yaitu pemantauan setelah pembelajaran selesai. Tentu saja ini menyangkut sikap dan perbuatan siswa yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran.

(26)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 25

3. Tahap Pelaporan

Nanang Fattah (1996) menyarankan langkah-langkah monitoring seperti ada pada diagram berikut ini :

Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu memenuhi standar yang sudah ditentukan dan di sini terdapat tahapan evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang harus dicapai. Selanjutnya temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti dan hasilnya menjadi laporan tentang program

(27)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 26

BAB III P E N U T U P

A. Kesimpulan

Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan dengan baik.

Perencanaan Mutu Terpadu memberikan manfaat yang sangat penting, diantaranya membuat tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut, tidak ada tahapan penting terlewati, memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya.

Terdapat tiga tahapan Strategi Perencanaan dalam operasi manajemen pendidikan yaitu analisis system yang diawali dengan analisis SWOT, formulasi kebijakan dan perencanaan tindakan.

Strategi perencanaan Monitoring dan Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan, memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program, mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan

kegiatan, mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan

hambatanhambatan selama kegiatan, memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program, memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.

B. Saran

1. Strategi perencanaan mutu terpadu harus dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu

tahapan analisis sistem, kemudian merencanakan desain kebijakan dan perencanaan action planning.

2. Manajemen strategi yang berkualitas harus melaksanakan perencanaan yang tepat

(28)

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 27

DAFTAR PUSTAKA

1) Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press

2) Dimyati dan Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

3) Gwang-Chol Chang (2006) Strategi Planing in Education: Some Concepts and

Steps. Education Sector: UNESCO

4) Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2002) e-Education Konsep, Teknologi dan

Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

5) Syaiful Sagala, Prof. Dr (2013) Manajemen Strategi Dalam Pendingkatan Mutu

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

6) Dr. Wina Sanjaya,M.Pd. Strategi Pembelajaran, hal 56, Kencana Prenada Group :

2008.

7) http://doc/Makalahmanajemenplanning/HafizhahHusna/Academia.edu/html

8) http://members.tripod.com/octa_haris/internet.html

9)

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan dalam penelitian ini dibatasi pada pengertian perubahan hasil belajar siswa saat sebelum dan sesudah pembelajaran yang melibatkan keterampilan metakognitif

Tanggapan responden terhadap keadaan air laut di Pantai Takisung sebanyak 36 (12%) responden menyatakan bahwa air laut keruh dan berwarna kekuningan, sedang

Konteks : Menjawab pertanyaan wartawan mengenai kebakaran yang terjadi di Jakarta. Basuki Tjahaja Purnama : Tapi kalau sewenang-wenang memukul rakyat, membunuh rakyat,

Data karakteristik kualitas proses produksi air di Kualitas Pengolahan Air II PDAM Tirta Moedal Kota Semarang pada periode bulan Februari 2017 hingga Februari 2018

IV.2.7 Perhitungan Nilai Akhir (Skor Performansi Supply Chain) Dalam hal ini setelah melakukan nilai normalisasi dari metrik level 1 yang mana mewakili performance attributes

Anak didik di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah

Varietas Pioneer 22 dan Bisma pada kondisi tercekam NaCl memperlihatkan selisih kadar NH 4 + yang meningkat dibandingkan pada kondisi tanpa cekaman yaitu masing-masing 4.39

The results showed that the total asset turnover variable had a positive effect on the dividend payout ratio, the return on asset variable had a negative effect on the