• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEPAKATAN RAPAT KOORDINASI PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TINGKAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESEPAKATAN RAPAT KOORDINASI PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TINGKAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2020"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KESEPAKATAN

RAPAT KOORDINASI PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN TINGKAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TAHUN 2020

Setelah mendengar arahan dari Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, pemaparan materi dari Narasumber, dan diskusi tematik yang berkembang selama kegiatan rapat Koordinasi Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 12-13 Maret tahun 2020, maka dirumuskan hal-hal sebagai berikut:

KEGIATAN SAPI KERBAU KOMODITAS ANDALAN NEGERI [SIKOMANDAN] TINGKAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2020

1. Perlu adanya pendampingan pada Rapat Koordinasi SIKOMANDAN oleh Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian dan Seknas dan PJ.

2. Perlu adanya dana pendampingan untuk Tim Teknis SIKOMANDAN Kabupaten/Kota.

3. Perlu adanya BOP PKb Bunting kawin alam, sehingga petugas teknis dapat melaporkan hasilnya ke Isikhnas.

4. BOP kegiatan SIkomandan (IB, Pkb dan Lahir) yang tidak terbayarkan dari dana APBN dapat dianggarkan dari dana APBD Kabupaten/Kota,

5. untuk BOP dari APBN diusulkan dengan besarannya masing-masing IB Rp. 50.000, PKB Rp. 50.000 dan Lahir Rp. 20.000,-

6. Biaya seleksi ternak perlu dianggarkan sebesar Rp.50.000,-

7. Perluadanya Anggaran untuk pertemuan/sosialisasi dilapangan bersama kelompok peternak/peternak

8. Pendisrtibusian Kontainer dan N2 Cair dan semen beku segera dilakukan ke kabupaten/kota sesuai permintaan agar target kegiatan dapat tercapai.

9. Perlu adanya pelatihan SDM untuk petugas IB, PKb dan ATR untuk Kabupaten/Kota yang belum ada/kekurangan tenaga teknis tersebut, baik ASN maupun untuk tenaga teknis mandiri.

10. Pelaporan SIKOMANDAN Tahun 2020 tetap dilaporkan melalui ISikhnas secara Real Time.

11. Recorder dapat melaporkan kegiatan yang dilakukan oleh petugas lain, dengan menggunakan akun petugas yang melakukan kegiatan. Recorder bisa membantu secara realties hanya 3 x 24 jam.

12. Perlu adanya kendaraan operasional di Kabupaten/Kota. 13. Rapat koordinasi perlu dilakukan di luar daerah kupang.

(2)

BIDANG SARANA PRASARANA DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PETERNAKAN

1. Penetapan kawasan peternakan sebagai langkah awal pembangunan peternakan pada masing-masing kabupaten/kota perlu dilakukan melalui Survey Investigasi Desain (SID) dan disertai legitimasi kepala daerah dalam bentuk surat keputusan, peraturan bupati / wali kota. Ataupun peraturan daerah atas legitimasi dimaksud maka pemerintah provinsi merekapitulasi dalam bentuk SK Gubernur untuk selanjutnya diserahkan kepada Kementerian Pertanian RI agar ditetapkan secara nasional.

2. Kabupaten/kota menyiapkan data pendukung yang terdiri dari : data potensi peternakan di kawasan : populasi ternak, luas lahan padang pengembalaan dan kebun hpt, sumber air, alat dan mesin pertanian, kandang komunal, kelompok petani peternak di kawasan tersebut.

3. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) pada sektor peternakan hanya mengakomodir usulan pembangunan embung, irigasi perpompaan dan asuransi ternak pada tahun anggaran 2021, oleh sebab itu kabupaten/kota tidak diperbolehkan mengajukan usulan selain daripada itu. 4. Kegiatan irigasi perpompaan tahun 2020 dilaksanakan di 4 kabupaten

(Manggarai, Manggarai Timur, TTS, TTU). Untuk itu 4 kabupaten tersebut menyiapkan dokumen-dokumen yang disyaratkan agar proses pencairan tahap pertama (70%) segera dilakukan.

5. Lomba kelompok tani dan petugas berprestasi akan dilaksanakan pada awal april 2020, oleh karena itu kabupaten/kota menyiapkan kelompok dan petugas terbaik yang akan dinilai oleh tim penilai provinsi.

6. Sosialisasi penerapan teknologi tepat guna akan dilaksanakan di masing-masing kabupaten/kota bulan Juli s/d November 2020. Oleh karena itu kabupaten/kota menyiapkan kelompok yang memiliki potensi pakan ternak.

PENGAWASAN PERDAGANGAN TERNAK

1. Pergub no. 78 Tahun 2019 tentang pengendalian terhadap pemasukan, pengeluaran , & peredaran ternak, produk hewan & hasil ikutannya menjadi dasar / pedoman dalam pengurusan rekomendasi pengeluaran maupun pemasukan dan pengeluaran ternak.

2. Asuransi Usaha ternak sapi –kerbau (AUTSK) diupayakan dipadukan dengan Sapi, Kerbau Komoditas Unggulan Negeri (SIKOMANDAN) dimana setiap akseptor harus mengasuransikan ternaknya melalui asuransi JASINDO.

(3)

3. Jaminan induk betina produktif minimal 10% dari total ternak besar potong yang dikeluarkan agar diasuransikan melalui asuransi JASINDO & indukan sapi tersebut dibuatkan kartu ternak .

4. Kabupaten / Kota mendorong Koperasi Ternak / Kelompok Peternak maupun peternak dan pengolah hasil peternakan binaan dinas peternakan agar dapat mengakses permodalan melalui KUR dengan bunga 6%/ tahun.

5. Setiap kabupaten/kota agar membentuk Tim Teknis pengawasan pemasukan, pengeluaran & peredaran ternak,produk hewan & hasil ikutannya dengan Keputusan Kepala Dinas Kab / Kota yang membidangi peternakan.

6. Petugas Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan menyiapkan data Unit Pengolahan Hasil (UPH) Peternakan secara manual sesuai dengan format yang telah disampaikan.

7. Kontes Ternak Tingkat Provinsi NTT akan dilaksanakan pada tanggal 23 – 25 Juni 2020 bertempat di Amarasi Kabupaten Kupang. Diaharapkan Kab/Kota melaksanakan Kontes Ternak sebelum tanggal tersebut.

KESEHATAN HEWAN

1. Perlu dibentuk Kelompok Kerja (POKJA)/ SATGAS Pencegahan ASF pada daerah terancam dan POKJA/SATGAS Penanggulangan Penyakit ASF pada daerah tertular ASF, yang melibatkan lintas instansi yaitu Pemerintah Daerah (Bupati, Camat, Lurah/ Kepala Desa), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Provinsi, Kabupaten/ Kota), Balai Karantina Pertanian Kelas I atau Stasiun Karantina Pertanian Kelas II, Otortas Pelabuhan Laut dan Otoritas Bandara se NTT, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Provinsi, Kabupaten/ Kota, organisasi gereja (GMIT, Keuskupan), dan Perguruan tinggi.

2. POKJA / SATGAS tersebut dalam Struktur Komando di Provinsi dan Kabupaten disertai Tupoksi yang tertuang dalam bentuk SK Gubernur NTT/ SK Bupati/ walikota

3. Dalam rangka Operasional POKJA/ SATGAS ASF, dapat memanfaatkan dana bencana non alam di BPBD Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan mitigasi. Dinas Peternakan/ yang melaksanakan fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi/ Kabupaten/ Kota bersurat kepada Gubernur/ Bupati/ Walikota sebagai Koordinator Penanggulangan Bencana Daerah disertai kajian epidemiologis lengkap. Gubernur/ Bupati/ Walikota akan membuat pernyataan darurat penyakit ASF. Berdasarkan pernyataan darurat ASF

(4)

tersebut, dana bencana non alam dapat dicairkan oleh Badan/Dinas Keuangan Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

4. Berdasarkan surat dari Gubernur/ Bupati / Walikota terkait darurat ASF di atas, maka Posko ASF sudah harus ada di Dinas Peternakan Provinsi / Kabupaten/ Kota.

5. Gubernur bersurat ke Menteri Pertanian tentang status wabah ASF di NTT perlu dilakukan sesegera mungkin

6. Untuk mencegah penularan ASF ke Pulau lain selain Timor Barat, maka perlu diperkuat petugas karantina Pertanian di pintu pelabuhan laut/ udara. 7. Perlu bersurat kepada pelaku usaha se’i babi di daerah asal agar tidak

menjual se’i babi dalam kemasan vacuum dengan tujuan pengiriman antar pulau mengacu pada Instruksi Gubernur Nomor 002/DISNAK/ 2020.

8. Mengantisipasi keberlangsungan rantai perdagangan babi, maka perlu disiapkan suatu kompartemen bebas ASF pada setiap Kabupaten/ Kota sebagai pemasok bibit babi untuk peternakan rakyat pasca wabah terjadi. 9. Gubernur dan Bupati wajib mengalokasikan dana untuk penanggulangan

ASF dan penyakit hewan menular lainnya lewat APBD I, APBD II dan sumber lainnya.

10. Mensosialisasikan Instruksi Gubernur NTT No. 002/ DISNAK/ 2020 Pelarangan pemasukan dan pengeluaran ternak babi potong dan bibit sampai ke tingkat kecamatan/ desa, Penjual daging babi dan penjual se’i babi.

11. Kegiatan vaksinasi Tahun 2020 harus dilaporkan melalui isikhnas dan fisik tetap dilaporkan ke Dinas Peternakan Provinsi disertai foto kegiatan menggunakan aplikasi open camera

12. Setiap pelaku usaha produk hewan diharapkan mendapatkan Nomor Kontrol Veteriner dibawah pengawasan oleh pengawas Kesmavet.

Kupang, 13 Maret 2020 Wakil – wakil Peserta :

No. N a m a Instansi Tanda Tangan

1. Ir. Danny Suhadi Dinas Peternakan Provinsi NTT 2. drh. Fadjar Sumping Tjatur

Rassa, Ph.D

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

3. drh. Anak Agung Sagung Dewi, MP Balai Besar Veteriner Denpasar 4. drh. Artati Loasana, M.Si Ketua POKJA Kesehatan Hewan Provinsi NTT

(5)

5. Joel Tukan PRISMA

6. Ir. Yohanes Radamuri Dinas Peternakan Kab. Sumba Timur 7. drh. Vianney Tokan Dinas Pertanian Kab. Flores Timur 8. drh. Ferdy Umbu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Sumba Tengah 9. drh. A.M. Felicitas Killa Dinas Peternakan Kab. Ngada 10. drh. Margaretha M. Siko, M.Sc, Dinas Pertanian Kab. Sikka 11. drh. Theresia Asmon Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Manggarai Barat 12. Ir. Cinta G.Y Millu Dinas Peternakan Kab. Alor 13. drh. Said Karim Johar Dinas Pertanian Kab. Ende

14 drh. Fransiskus X.P.G Bethana Dinas Peternakan Kab. Nagekeo 15 Ir, Erens Sinlaeloe Dinas Peternakan Kab. Rote Ndao 16. Ir. Dan Konstantinus Dinas Peternakan Kab. Manggarai

17 drh. Ida Wio Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. TTS 18. Ir. Obed Kadji Dinas Pertanian Kota Kupang 19. Ade Wahyuni, S.Pt, MM. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Belu 20. drh. Wahyu Agus E, Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Sabu Raijua 21. drh. Melani Kakang Dinas Peternakan Kab.Sumba Barat 22. Giovanni H.Jampu, S.Pt Dinas Peternakan Kab.Manggarai Timur 23. Petrus Kanis Tuaq, SP Dinas Peternakan Kab. Lembata 24. Aleksander O. Matte, SH Dinas Peternakan Kab.Kupang 25. Frans Fay, S.Pt Dinas Peternakan Kab.TTU

(6)

26. drh. Rihimeha A. Praing,MP Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kab. Sumba Barat Daya Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kab. Malaka

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI KESWAN

1. Mengusulkan ke Mentri Pertanian tentang status wabah ASF di NTT

2. Dibentuk Struktur Komando pengendalian ASF di Provinsi dan Kabupaten disertai Tupoksi dalam SK Gubernur NTT/ SK Bupati/ walikota tentang TIKOR PENANGGULANGAN ASF.

3. Gubernur dan Bupati wajib mengalokasikan dana untuk penanggulangan ASF lewat APBD I, APBD II dan sumber lainnya.

4. Pembentukan Posko Bersama dan URC lintas OPD di Provinsi dan Kab

5. Mensosialisasikan Instruksi Gubernur NTT No. 002/ DISNAK/ 2020 Pelarangan pemasukan dan pengeluaran ternak babi potong dan bibit sampai ke tingkat kecamatan/ desa

(7)

6. Mempercepat pelaksanakan tindakan biosecurity dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaporan secara cepat melalui sistem terpadu (iSIKHNAS). Melakukan pemetaan populasi ternak babi, mengidentifikasi ternak babi yang sehat dan

ternak babi yang tertular, serta mengisolasi te

t

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan buku teks pelajaran Kimia SMA/MA Kelas XI yang paling banyak digunakan di Kota Bandung pada materi

[r]

(4) UPT Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh seorang Direktur yang merupakan pejabat fungsional dokter atau dokter gigi yang diberi tugas

Fakta-fakta yang disintesis ialah: gelar yang disandang citralekha , besaran pasak-pasak yang diterima citralekha , letak penyebutan citralekha di dalam prasasti,

Penentuan Juara / Pemenang adalah atlet terakhir atau ke 4 (empat) yang memperoleh Waktu terbaik yang menginjak / melewati garis finish dengan sepatu roda dan tidak

Seorang guru memiliki arti penting di dalam pendidikan di sekolah. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak

• Biometric scanning devices networked at access control points to permit/deny access. 

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran