• Tidak ada hasil yang ditemukan

penanganan limbah konstruksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "penanganan limbah konstruksi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

STUD! MODEL PENGELOLAAN L!MBAH KONSTRUKS! DALAM

STUD! MODEL PENGELOLAAN L!MBAH KONSTRUKS! DALAM

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKS!

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PROYEK KONSTRUKS!

1

1Heri SupraptoHeri Suprapto 2

2Sri WulandariSri Wulandari Teknik Sipil Universitas Gunadarma (

Teknik Sipil Universitas Gunadarma (1hsuprapto@staff.gunadarma.ac.id1hsuprapto@staff.gunadarma.ac.id)) ((2sri_wulandari@staff.gunadarma.ac.id2sri_wulandari@staff.gunadarma.ac.id))

ABSTRAK  ABSTRAK   Pembagunan

 Pembagunan proyek proyek konstruksi konstruksi akan akan selalu selalu menghasilkan menghasilkan limbah limbah dalam dalam jumlah jumlah yang yang  cukup besar,

cukup besar, sehingsehingga ga kalau tidak kalau tidak dilakdilakukan manajemen terhadap limbah konstruksiukan manajemen terhadap limbah konstruksi tersebut dapat menjadi

tersebut dapat menjadi permasapermasalahan yang lahan yang serius bagi serius bagi lingkunlingkungan, sebaliknya apabilagan, sebaliknya apabila dilaku

dilakukan kan manamanajemen jemen dengadengan n baik dapat baik dapat mengamengasilkan keuntungsilkan keuntungan. an. ModeModel l menajmenajemenemen limbah pada dasarnya dilakukan melalui tahapan avoid, reduce, recycle dan disposal. limbah pada dasarnya dilakukan melalui tahapan avoid, reduce, recycle dan disposal.  Metod

 Metode e yang yang diperdipergunakgunakan an adalaadalah h dengadengan n mengmenggunakgunakan an kuesikuesioner oner melamelalui lui metometodede  Delp

 Delphi. hi. Dari Dari penepenelitialitian n yanyang g diladilakukakukan n di di wilawilayah yah BogBogor or dan dan DepDepok, ok, didadidapatkpatkan an bahwbahwaa  Pengelo

 Pengelolaan laan limbah limbah yang yang terjadi terjadi masih masih sebatas sebatas usaha usaha untuk untuk memperlamemperlancar ncar pekerjaapekerjaaanan  sehingga

 sehingga limbah limbah tersebut tersebut tidak tidak menggangu menggangu pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan, pekerjaan, dan dan belum belum sampaisampai  pada

 pada usaha usaha untuk untuk mendamendapakan pakan keuntkeuntungan ungan dari dari pengepengelolaalolaan n limblimbah ah terstersebut.ebut.  Perencan

 Perencanaan aan pengelopengelolaan laan limbah limbah hanya hanya dijadikdijadikan an sebagasebagai i bahan bahan untuk untuk memperlamemperlancar ncar   pencarian pekerjaan, tetapi belum diap

 pencarian pekerjaan, tetapi belum diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan.likasikan dalam pelaksanaan pekerjaan.  Kata Kunci : Limbah Konstruksi, Mod

 Kata Kunci : Limbah Konstruksi, Model, Proyek Konstruksi, Pengelolaan Limbahel, Proyek Konstruksi, Pengelolaan Limbah ABSTRACT

ABSTRACT

The build of project construction will always deliver waste in enough multitudes, so that it  The build of project construction will always deliver waste in enough multitudes, so that it  will take a serious problem if it is not execute with contruction waste management in will take a serious problem if it is not execute with contruction waste management in  project

 project site, site, but but if if it it execute execute with with good good contructicontruction wason waste te management management will will take take a pra profit ofit   for

 for the the environenvironment. ment. BasiclyBasicly, , waste waste managmanagement ement model model are are can can be be done done by by avoid avoid phase,phase, reduce, recycle, and disposal. The methods is using quizioner by Delphi Method. From reduce, recycle, and disposal. The methods is using quizioner by Delphi Method. From the research that has done in Bogor and Depok, it has found that waste management that  the research that has done in Bogor and Depok, it has found that waste management that  happen there are still to effort the work running well, so that the waste do not disturb the happen there are still to effort the work running well, so that the waste do not disturb the implementation of work, not including to get a profit from that waste management. The implementation of work, not including to get a profit from that waste management. The  planning

 planning of of waste waste management management only only referable referable to to facilitating facilitating for for work, work, and and unapply unapply inin work implementation.

work implementation.

 Key Words : construction waste, model, con

 Key Words : construction waste, model, construction project, waste management.struction project, waste management.

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

P

Prrooyyeekk kkoonnssttrruukkssii aaddaallaahh  proyek yang berkaitan dengan upay

 proyek yang berkaitan dengan upayaa

 pembangunan suatu bangunan infrastruktur,  pembangunan suatu bangunan infrastruktur, yangyang

um

umumumnynya a memencncakakup up pepekekerjrjaaaan n popokokok k yayangng termasuk dalam

termasuk dalam  bidang

 bidang Teknik Teknik Sipil Sipil dan dan Arsitektur Arsitektur (Dip(Dipohusohusodo,odo, 1

1999966)). . IInndduussttrri i kkoonnssttrruukkssi i mempunyaimempunyai  p

 p eennggaarr uuh h yyaa nng g bbeess aar r terhadterhadap ap lingkunlingkungangan  baik

 baik menymenyangkut angkut sumber sumber daya daya alam alam yangyang

dipergunakan dipergunakan

maupun limbah yang dihasilkan. (Colvin, maupun limbah yang dihasilkan. (Colvin, 2004 ). Dampak dari adanya pembangunan proyek  2004 ). Dampak dari adanya pembangunan proyek  kons

konstruktruksi si terstersebut ebut adaadalah lah mengmenghasihasilkan lkan limblimbahah  pad

 padat yang kat yang k alal au au titidadak k didilala kukukakan n pepenanangnganananan dengan serius akan membahayakan lingkungan. dengan serius akan membahayakan lingkungan. Limba

Limbah h tersetersebut but dapadapat t menutmenutupi upi sungasungai-sungi-sungaiai ya

yang ng ada ada sehsehingingga ga dapdapat at menmenyeyebabbabkan kan banbanjir jir  ( Chandrakanthi, 2002 ), Dari penelitian jumah ( Chandrakanthi, 2002 ), Dari penelitian jumah limbah padat yang dihasilkan

(2)

dalam pembangunan proyek konstruksi mencapai 20-30 % di Brasil, dan 1-10 % di Belanda (Ekayanake, 2000 ). Dengan adanya kesadaran mengenai dapak yang dihasilkan terhadap lingkungan tersebut, maka perlu

dilakukanmanajemen

limbah yang merupakan fungsi dari manajemen proyek konstruksi tersebut (

Shen, 2004 ). Penerapan manajemen limbah yang baik dan pengurangan  ju ml ah li mb ah yang di ha si lk an pa da

dasarnya adalah penggunaan sumber   daya alam secara bijaksana dan dalam

 pelaksanaan konstruksi akan

menghasilkan keuntungan karena

mengurangi biaya yang harus

dikeluarkan ( Graham, et al, 1996). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk 

mengetahui bagaimana model

kecenderungan penanganan terhadap limbah konstruksi yang dihasilkan dari

 pelaksanaan proyek konstruksi di indonesia. Kontribusi yang diharapkan

dari penelitian ini adalah untuk   memerikan gambaran cara pengelolaan

limbah konstruksi sehingga dapat memberikan keuntungan dalam manajemen konstruksi. Lakasi penelitian adalah di Bogor dan Depok.

TINJAUAN PUSTAKA Limbah Konstruksi

Limbah konstruksi

didefinisikan sebagai material yang sudah tidak  digunakan yang dihasilkan dari proses konstruksi, perbaikan atau perubahan Atau  barang apapun yang

diproduksi dari proses ataupun suatu ketidaksengajaan yang tidak dapat langsung dipergunakan pada tempat tersebut tanpa adanya suatu perlakuan

lagi. Material limbah konstruksi

dihasilkan dalam setiap proyek  

konstruksi, baik itu proyek  

 pembangunan maupun proyek 

 pembongkaran (contruction and domolition). Limbah yang berasal dari perobohan atau  penghancuran bangunan digolongkan dalam

domolition waste,

sedangkan limbah yang berasal dari  pembangunan perubahan bentuk (remodeling),  perbaikan baik itu rumah atau bangunan

komersial, digolongkan kedalam construction waste. Komposisi dari limbah konstruksi  berupa batu, beton, batu bata, plester, barang yang tak berharga, bahan atap, bahan plumbing,  bahan instalasi listrik 

Sumber dan Komposisi Limbah pembangunan proyek konstruksi

Limbah dalam pelaksanaan proyek  konstruksi pada dasarnya tidak dii ngi nka n u nt uk t er ja di . M en ur ut Bossink dan Brouwers, (Bossink dan Brouwers, 1996 ), Limbah konstruksi

tersebut timbul karena ada bebarapa  penyebab yaitu :

1.

Adanya perbedaan antara ukuran bahan yang dibeli dengan ukuran bahan yang dibutuhkan

2.

Ketidakcakapan kontraktor 

3. Pengetahuan yang kurang dalam  pelaksanaan pekerjaan sehingga mempengaruhi metode kerja yang dipergunakan.

Sekitar 1- 10 % dari material yang

dipergunakan dalam pekerjaan

konstruksi akan menjadi limbah konstruksi dan umumnya 50-80 % adalah limbah yang dapat dipergunakan lagi.

Menurut Hettiaratchi,

(Hettiaratchi et al, 1997 ) komposisi limbah yang terjadi dalam proses  pembangunan adalah sebagai berikut:

(3)

Tabel 1.

Jenis-Jenis Sumber Limbah Konstruksi

Katagori limbah Komposisi ( % )

Spencer  1991

Bossink & Brouwers 1996 AE P 1995 CH2M HILL 1992 Aspal 46 - - -Beton 14 13 - 70 Logam 5 - 7 6 Kayu 26 - 35 13 Claystone - 29 -

-Tiang pancang beton dan kayu - 17 -

-Claybricks - 14 - 6 Clayroof - 10 - -Mortar semen - 8 - -Kertas - 7 8 Aggregatkeramik - - 24 -Gipsum - - 17 2 Kaca - - 3 -Plastik - - 2 -Lain-lain 9 2 4 3 Total 100 100 100 100

Pembagian Limbah Konstruksi

Secara umum limbah konstruksi dapat dikatagorikan dalam 4 jenis

1.

Limbah alami (natural waste), adalah li m bah ya n g d al am pembentukkannya tidak dapat di hindarkan, misalnya pemotongan kayu untuk penyambungan atau cat yang menempel  pada kalengnya saat pengecatan.

0.

Limbah Langsung, adalah limbah

yang terjadi pada setiap tahap pembangunan. Biasanya limbah ini terbentuk pada saat  penyimpanan, pada saat material dipindahkan ketempat kerja, atau pada saat proses pengerjaan tahapan pengemb angan itu sendiri.

2.

Limbah tidak langsung, terjadi akibat p emb el i an m a t er i a l t i d ak s e s u ai dengan harga  pasar. Misalnya pembelian material yang

lebih mahal dibanding harga pasar.

1.

Limbah konsekuensi (consequential waste), adalah limbah yang

disebabkan akibat kesalahan kerja, seba gai kons ekuen sin ya adala h terjadinya  pemborosan material dalam penggantian atau  penambahan kapasitas material untuk mengganti  pekerjaan

yang tidak sesuai dengan spesifikasi kerja.

Hierarki Pengelolaan Limbah Konstruksi

Hierarki pengolahan limbah  berdas rkan C hun -li Peng, Domenic E.

Scorpio dan Charles Kibert dalam

Strategies for Succesful Construction and 

 Demolition Waste Recycling Opertions (1995)

adalah :

1.

Reduction, merupakan cara terbaik 

dan efisien dalam meminimasi limbah yang dihasilkan. Secara tidak  langsung, zat-zat berbahaya dan beracun dan berbahaya akan

 berkurang sehingga biaya-biaya  pengelolaan limbah beracun dan berbahaya

akan berkurang.

0.

Reuse,adalah pemindahan

keguanaan suatu barang ke kegunaan lain. Merupakan cara yang baik setelah reduction,karena

(4)

Av Reus Recy Dispos

mini masi dari pros es pelaksanaannya dan energi yang digunakan dalam  pelaksanaannya.

3.

Recycling, adalah pemrosesan ulang material lama menjadi material baru. Merupakan cara yang tidak   menghasilkan barang baru tetapi juga meng unt ungk an dari segi ekonomi, karena  batrang tersebut dapat dijual kembali.

0.

Landfilling, adalah pilihan terakhir 

yang dapat dilakukan dalam  pengelolaan limbah yakni

 pembuangan ketempat

 penampungan akhir. Landfilling  dilakukan hanya bila alternative-alternatif yang lain sudah tidak   dapat dilakukan.

Gambar 1

Hierarki manajemen limbah Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan dalam  pengumpulan data adalah metode Delphi. Metode

ini dikembangkan oleh

Dalkey and his associates pada Rand corporation. Metode Delphi adalah metode pengumpulan dan penyusunan

 pendapat yang dilakukan secara

sistematik terhadap suatu

 permasalahankhusus melalui suatu rangkaian kuesioner yang disusun secara cermat dengan diselingi informasi yang

dihasilkan/dirangkum dari respon sebelumnya ( Delbecq, et al, 1975 ). Metode Delphi pada umumnya

dilakukan dengan rangkaian kuesioner. Kuesioner   pertama menanyakan respon individu terhadap

suatu permasalahan, kemudia disusul kuesioner  kedua yang dilampirkan hasil pembahasan

dari

kuesioner pertama dan seterusnya sampai didapatkan kestablan pendapat dari responden tersebut. Metode Delphi dapat dipergunakan untuk  menentukan

tujuan dan prioritas, dan

mengidentifikasi pemecahan masalah. Metode delphi juga dapat dipergunakan

untuk penempatan posisi dan menggambarkan perbedaan antar   kelompok yang berbeda.

Dalam menentukan pembobotan ini digunakan skala Linkert. Yaitu responden diminta untuk menentukan jawaban dari soal dengan pilihan skor 1 untuk tidak pernah/tidak  terjadi sampai dengan skor 5 untuk selalu/sangat sering

terjadi sedangkan untuk mengetahui tingkat  pengaruh dari masing-masing variabel dilakukan  berdasarkan besanya nilai indek pengaruh ( IP )

dari

masing-masing variabel. Persamaan yang dipergunakan untuk menentukan  besarn ya indek pengaruh mengacu pada

 persamaan yang dipergunakan oleh Abdulaziz A. Bubshait at all ( Bubs hait at all, 1996 ).

IP = 5(N5)+4(N4)+3(N3)+2(N2)+1(N1) 5 ( N5+N4+N3+N2+N1) IP : Indek pengaruh

 N1 : Tidak per nah  N2 : Jar an g

 N3 : Kad ang -kada ng  N4 : Sering

 N5 : Selal u

Hasil dan Pembahasan

Dari 70 sampel data yang  berhasil di dapatkan untuk kawasan

Jadebotabek, komposisi yanag ada adalah 34 data untuk proyek Bangunan pemukiman,  perumahan dan gedung dan 36 data untuk 

(5)

 berat, maka didapatkan hasil sebagai erikut:

Pada pembahasan mengenai komposisi limbah yang terjadi, bahwa

 pada proyek-proyek Bangunan pemukiman,  perumahan dan gedung dan proyek bangunan

industri berat, rata-rata

limbah yang terjadi pada kisaran  prosentase antara 0 –10 % terhadap total

dari jumlah limbah yang dihasilkan. Pada  proyek Bangunan pemukiman, perumahan dan gedung, jenis limbah konstruksi yang paling dominan adalah

limbah kayu dan puing bongkaran, dimana  prosentasenya mencapai 20-30% dari total limbah

yang ada. Pada proyek 

 bangunan industri dan berat, limbah konstruksi yang paling dominan disamping limbah kayu dan bongkaran puing adalah limbah dari sisa galian tanah. Hal ini terjadi karena pada  proyek 

 bangunan indust ri da n berat terjadi galian dengan jumlah yang besar, dan kalau tidak  dipergunakan akan menjadi limbah.

Pada kegiatan pengelolaan limbah yang dilakukan, maka:

1.

untuk kegiatan yang langsung

 berhubungan

dengan

limbah,

kegiatan mengumpulkan limbah,

membersihkan tempat kerja merupakan kegiatan yang paling sering dilaksanakan, sedang kegiatan menyimpan limbah yang dapat dipergunakan lagi masing sebatas kadang-kadang. Hal in i ter jadi karena terbatasnya tempat proyek dan pendeknya waktu pelaksanaan, sehingga waktu dan tempat untuk m e n g e l ol a l e b i h l a n j u t limbah tersebut belum menjadi prioritas.

2.

Untuk pembuangan limbah, paling sering dilakukan dengan menyewa truk untuk  secepatnya membuang limbah tersebut atau memberikan ke yang membutuhkan. Hal tersebut tentunya kurang akan mendapatkan keuntungan bahkan harus

mengeluarkan biaya untuk    pembuangganya.

3.

Pada aspek manajemen pengelolaan l im bah u s a h a u n t u k m e n g e l o l a limbah yang terjadi belum dilakukan secara rutin, rencana sudah dibuat karena hal tersebut merupakan b a gi a n d a r i k e s ep a k at a n ke rj a dengan owner, tetapi dalam tahap  pelaksanaannya belum dilakukan bahkan

terhadap subkontraktor.

Tabel 2.

Jenis-jenis kegiatan pengelolaan limbah konstruksi

Kegiatan Nama Variabel Rangking

Industri dan berat

Perumahan, Pemukiman dan gedung

Kegiatan Mengumpulkanlimbah 3 1

 berhubungan Membersihkan tempat kerja 1 2 langsung Menyimpan limbah yang dapat digunakan lagi 2 3

denganlimbah Membakar limbah 6 4

Membersihkan limbah untuk digunakan lagi 5 5

Memilah-milahlimbah 4 6

Pembuangan Diangkut dengan truk 1 1 limbah Memberikan limbah ke perkerja 2 2 Memberikan limbah ke orang lain 3 3

(6)

Aspek Menugaskan mandor untuk pengelolaan limbah 3 1

manajemen Membuat rencana pengelolaan limbah 1 2

 pengelolaan Mengalokasikan dana untuk pengelolaan limbah 4 3

limbah Melakukan pendataan limbah yang ada 2 4

Merencanakan pengelolaan limbah secara rutin 5 5 Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap  pelaksanaan proyek-proyek konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor di Bogor dan Depok, maka:

1.

Pengelolaan limbah yang terjadi

masih sebatas usaha untuk memperlancar   pekerjaaan sehingga limbah tersebut tidak 

menggangu pelaksanaan pekerjaan, dan belum

sampai pada usaha untuk  

mendapakan keuntungan dari  pengelolaan limbah tersebut.

0.

Perncanaan pengelolaan limbah hanya dijadikan sebagai bahan untuk memperlancar   pencarian pekerjaan, tetapi belum diaplikasikan

dalam pelaksanaan pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA

1]

Alwi. S, Hampson. K, and

Mohamed. S,2003. waste in

 Indonesian construction projects,school of civil  engineering,tarumanegara.

2]

Chandrakanthi.M, Hettiaratchi.P, and Prado. B, 2004.optimation of the waste management for  construction

 project using simulation.

Engineering for the environment  program, Calgary.

0]

Delbecq.A. L, Van den ven. A.H., and Gustafson. D.H, 1975. Group techniques for   program planing: a guide to nominal group

and delphi processes,.scott, foresman and company, Illionois.

1]

Ekanayake. L.L, and Ofori, G. 2000.Construction Material Waste Source  Evaluation, Proceedings:Strategies for a

Sustainable Built

Environment, 23-25 August, Pretoria,.

2]

Keys. A, Baldwin A, and Austin S. 2004.

 Designing to encourage waste minimisation in the contruction industry, departement of civil  and building engineering, loughborough.

3]

Shen. L.Y, 2004.”Mapping approach for  examining waste management on construction site”,  j o ur n al o f construction engineering  and management, vol. 130.

[7] Tam. VWw, Shen. L.Y, and Tam. C.M. 2004. the practices of implementing govermental control in managing construction wastes in hongkong, departement of building and construction city university of Hongkong.

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Inryani Greysita Lumingkewas, menyatakan bahwa skripsi dengan judul Pengembangan Karier Pada Perempuan (Studi Fenomenologi

Apabila ada kesesuaian, Depnaker akan mempertemukan si pencari kerja dengan orang atau lembaga yang membutuhkan tenaga kerja tersebut untuk transaksi lebih lanjut.. 

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan

Hasil analisis golongan senyawa yang memiliki aktivitas antimikroba pada ekstrak etanol daun C.. dikenal dengan nama umum pohon secang atau

Perangkat komunikasi yang dibuat merupakan sebuah perangkat elektronik dengan menggunakan microcontroller yang dapat digunakan sebagai interface antara external-hardware dan

[r]

[r]

Pengaruh penambahan konsentrasi tepung maizena terhadap mutu nugget ikan patin (Pangasius hypophthalmus). Perikanan dan